• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab6 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " Bab6 2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya strategis dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok

Barat telah ditetapkan dalam Rakerkesda Tahun 2008. Upaya ini cukup

memberikan daya ungkit, dimana kondisi fragmentasi program sudah dapat

dirubah sedikit demi sedikit menjadi komprehensif. Meski secara garis besar

RPJMD berubah namun upaya strategis ini terus menjadi fokusing program

dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok Barat. Dengan adanya

kerja sama antara lintas program dan lintas sektor ini, Dinas Kesehatan

mengalami peningkatan dibeberapa hal misalnya penurunan jumlah kematian

bayi yang semula 60 menjadi 42, kematian ibu dari 7 menjadi 5, demikian pula

kasus gizi buruk yang mengalami penurunan (dari 92 menjadi 49), kemudian

peningkatan jumlah fasilitas kesehatan dari tahun ke tahun baik itu

puskesmas, pustu maupun poskesdes.

Berikut beberapa hal yang dapat disimpulkan dari Profil Kesehatan ini:

1. Keadaan Sarana Kesehatan

Sebagai upaya untuk pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat

seyogyanya ditambah jumlah Puskesmas dari 17 unit menjadi 21 unit lagi

sehingga kekurangan sekitar 4 unit Puskesmas baru. Sedangkan

kebutuhan jumlah Pustu tersedia 59 unit bila dilihat berdasarkan letak

geografis pembangunan Pustu juga memerlukan penambahan pada

desa-desa yang secara geografis sulit. Sama halnya dengan pembangunan

Poskesdes yang dibangun berdasarkan swadaya masyarakat juga masih

kurang karena dari 122 desa poskesdes tersedia 117 buah.

2. Tenaga

Kondisi ketengaaan teknis kesehatan terutama yang masih dibutuhkan

adalah tenaga dokter umum, dokter gigi dan perawat. Namun jika ditinjau

(2)

semua desa telah terisi oleh bidan desa. Saat ini tercatat 304 bidan yang ada

di Lombok Barat, termasuk yang bekerja di RS Tripat dan juga pelayanan

swasta. Diharapkan dengan adanya bidan yang ada di desa, dapat

membantu menurunkan angka kematian baik ibu bersalin maupun bayi.

3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Dilihat dari segi pemanfaatan sarana kesehatan, kunjungan rawat jalan

puskesmas pada Tahun 2015, 88,70% menurun dari tahun sebelumnya

yaitu,98,91%. Pencatatan kunjungan rawat jalan ini berdasarkan kunjungan

ke dalam gedung dan luar gedung puskesmas (puskel dan pustu). Untuk

kegiatan diluar gedung, kemungkinan pelaporan yang belum optimal juga

terjadi karena tidak semua puskesmas melaporkan LB4 secara lengkap. LB4

disini yang menjadi sumber data dari profil kesehatan tentang kunjungan

puskesmas. Selain itu, mestinya klinik swasta juga menjadi salah satu

sumber data untuk kunjungan rawat jalan karena konsep wilayah

puskesmas. Namun sampai saat ini, baru beberapa klinik saja yang

melaporkan kunjungannya.

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan juga sangat diperlukan, selain

memperhatikan kepuasan pasien tetapi juga memperhatikan kepatuhan

petugas.

Kemudian, untuk mendapatkan data yang menyeluruh, perlu adanya

terobosan atau kebijakan dalam pendataan pemanfaatan sarana kesehatan

swasta yang sampai saat ini belum terkoordinir dengan baik, sehingga data

yang diperoleh nantinya menjadi lebih valid.

Pemeliharaan dan inventarisasi alat kesehatan oleh PAM Center juga

telah berjalan dengan baik pada tahun 2013, sehingga Kabupaten dapat

segera mengetahui alat yang rusak dan segera diperbaiki. Karena di PAM

center sendiri telah dipersiapkan tenaga ATEM 2 orang untuk memperbaiki

(3)

4. Bina Kesehatan Masyarakat

Kinerja bidang Binkesmas pada Tahun 2015, mengalami peningkatan

yang cukup significan, hal ini tidak terlepas dari peran semua program yang

terus ikut serta melakukan upaya yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan

anak serta masalah gizi. Melalui kegiatan promosi kesehatan juga semua

program kesehatan di Kabupaten Lombok Barat berjalan dengan dan

terkoordinir.

Kasus gizi buruk pada tahun 2015 sebanyak 49 kasus. Jumlah kematian

bayi mengalami penurunan yaitu 42 bayi sedangkan kematian ibu sebanyak

5 ibu. Jika dihitung AKI dan AKB berdasarkan jumlah kasus terlapor

tersebut adalah 36,11 per 100.000 kelahiran hidup (AKI) dan 3 per 1000

kelahiran hidup (AKB).

Berdasarkan hasil survey PHBS tercatat bahwa rumah tangga sehat

tahun 2015 sebesar 59,03%, meningkat cukup tinggi dibandingkan tahun

2013 yaitu 53%. Dan Tahun 2014 tidak melakukan survey pemantauan

rumah tangga sehat sehingga data yang diperoleh menjadi nihil.

Sedangkan untuk posyandu aktif Tahun 2015 meningkat menjadi

77,65% dari Tahun 2014 yaitu 68,35%. Sedangkan untuk capaian Desa Siaga

aktif telah mencapai 100% dari 122 desa siaga yang telah terbentuk.

5. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kasus Penyakit Menular yang diamati Puskesmas antara lain Malaria,

TB Paru, AFP, DBD, ISPA dan Diare. Walaupun rata-rata penyakit tersebut

mengalami peningkatan namun hal ini semata-mata karena adanya

perbaikan pencatatan yang tadinya hanya mencatat kasus yang ditangani

dipuskesmas saja, tahun ini termasuk yang dirawat dirumah sakit.

Meskipun dilaporkan KLB namun telah ditangani 100%.

(4)

Cakupan rumah sehat mengalami peningkatan pada tahun 2015 yaitu

71,62%. Demikian pula dengan kepemilikan jamban sebesar 78,84%. Akses

air bersih yang layak tahun 2015 mencapai 85,17%.

6. Bina Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

Sejak 1 Januari 2014 pemerintah telah meluncurkan program Jaminan

Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Program

ini dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme asuransi

social yang bertujuan agar seluruh penduduk Indonesia terlindung dalam

system asuransi sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan. Perlindungan ini diberikan kepada setiap orang yang telah

membayar iuran atau iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Pada Tahun

2015 ini tercatat peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat sebanyak 420.793

atau sebesar 64,25%.

7. Pendanaan Pelaksanaan Program

Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Daerah yang dirintis sejak

tahun 2005 dan mulai berjalan sejak tahun 2008 memberikan kontribusi

dalam hal penyediaan data dan informasi untuk kepentingan pelaporan dan

kebijakan perencanaan baik di tingkat puskesmas maupun di tingkat

Kabupaten. Oleh karena itu tahun 2009, telah dibentuk Unit Pelaksana

Teknis Dinas Balai Data dan Informasi Kesehatan yang melayani

penyediaan data dan informasi di bidang kesehatan.

Pada tahun 2012, telah disepakati pengiriman laporan menggunakan

jaringan internet dan dalam bentuk softcopy, sehingga puskesmas harus

melakukan pencatatan dan pelaporan secara elektronik. Dan November

2014 telah disepakati untuk penggunaan Jaringan Internet serta

penggunaan aplikasi P-Care yaitu aplikasi BPJS yang wajib digunakan oleh

puskesmas dalam rangka data individual pelayanan kesehatan peserta JKN.

Sejak tahun 2011, 100% puskesmas telah melakukan pencatatan

elektronik hanya saja belum dilengkapi dengan kegiatan luar gedung,

(5)

Total anggaran yang dikelola Dinas Kesehatan hanya mengalami

peningkatan dari 98.281.534.345 (2014) menjadi 121,735,163,483.94

(2015) atau 12,16 % dari APBD termasuk dengan gaji pegawai. Sedangkan

total untuk anggaran kesehatan (termasuk rumah sakit) di Lombok Barat

yaitu 207,300,182,891.24.

Jika dihitung anggaran kesehatan perkapita maka sesungguhnya data

mencakup semua dana yang digunakan untuk kesehatan baik yang ada di

Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit dan semua SKPD yang terkait,

sementara data yang ada di profil ini hanya mencakup anggaran alokasi dari

2 SKPD yaitu Dinas Kesehatan serta jajarannya dan Rumah sakit, sehingga

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil kajian data empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, diduga faktor determinan

Dari hasil analisis peneliti menemukan bahwa program penanganan untuk ADD (Attention Deficit Disorder) dapat diketahui memiliki kelebihan pada pemateri yang

• Hasil Penelitian ini mendukung dan memperkuat penelitian riset sebelumnya yang menyatakan adanya pengaruh signifikan dari Argument Quality pada Brand Image dan

Membahas aspek psychological atau kesejahteraan psikologi gelandang dan pengemis ‘gepeng’ berusia 40-60 tahun di Kota Bandung yang maksudnya adalah penghayatan

Kejadian rupture perineum pada ibu bersalin pada persalinan primipara sesuai dengan teori bahwa rupture perineum lebih sering terjadi pada primipara dan kadang

0584/LS-BJ/2019 Pembayaran Honor Jasa Pelayanan Puskesmas Jamkesda dan JKN Puskesmas Bojonegoro, Wisma Indah, Gondang, Tanjungharjo, Kesongo, Sugihwaras Bulan Februari 2018

Jumlah objek pada proses pelacakan menggunakan particle filter berbanding lurus dengan waktu pemrosesan, sedangkan pada pelacakan dengan metode Histogram of Oriented Gradient

Program feature “Kapan Ke Jogja Lagi?” sebagai program yang berbicara mengenai budaya dan seni menjadi suatu terobosan baru dalam penyampaian budaya dan seni di