1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bioaerosol di lingkungan rumah sakit yang tidak dikendalikan dengan baik dapat menjadi sumber kontaminasi udara. Mikroorganisme udara di lingkungan rumah sakit dapat berasal dari pasien, lingkungan dalam (indoor) dan lingkungan luar ruangan (outdoor). Mikroorganisme tersebut berpotensi menyebabkan infeksi pada pasien maupun pengunjung yang rentan, sehingga menimbulkan diagnosis penyakit yang sebelumnya tidak diderita oleh pasien ketika pertama kali dirawat di rumah sakit. Kejadian ini biasa disebut sebagai infeksi nosokomial (Harper, 2013).
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh atau dialami oleh pasien selama perawatan di rumah sakit dan menunjukkan gejala infeksi baru setelah 72 jam berada di rumah sakit (Olmsted, 2002). Pada beberapa rumah sakit di Indonesia dilaporkan angka kejadian infeksi nosokomial di RSU Dr. Pirngadi Medan (2006) mencapai 32,16%, di RSU Dr. Sardjito (2007) sebesar 5,9%, sedangkan di RSU Adam Malik (2010) sebesar 5,6% (Jeyamohan, 2010).
Penanggulangan infeksi nosokomial telah dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan sterilisasi alat, melakukan sanitasi lingkungan sekitar dengan baik dan benar serta penanganan pasien infeksi sesuai dengan prosedur. Salah satu cara yang dianggap berpotensi meminimalisir kontaminasi patogen di udara adalah dengan penanaman tanaman ornamental. Pada umumnya, tanaman ornamental memiliki kegunaan sebagai pengontrol pemandangan (visual control), sehingga sering ditanam untuk memberikan nilai estetika yang indah. Daun tanaman ornamental merupakan habitat alami bagi bakteri yang berasosiasi di permukaan daun. Semua spesies tanaman dalam habitat alami berasosiasi dengan bakteri yang memanfaatkan eksudat dari sekresi daun sebagai sumber nutrisinya (Ginting et al., 2005).
2
Bagian tumbuhan yang menjadi habitat bagi mikroorganisme, berada di atas tanah dan kontak langsung dengan udara disebut filosfer. Menurut Leveau (2001), filosfer adalah habitat alami bagi bakteri epifit sehingga bakterinya disebut filosfer. Bakteri merupakan kelompok yang paling utama mengkoloni daun, jumlahnya berkisar antara 106-107 koloni/cm2 daun (Hirano dan Upper, 2000).
Populasi bakteri filosfer sangat beragam dan berbeda-beda untuk setiap tanaman. Selain itu, interaksi yang terjadi pada filosfer menentukan tingkat keberadaan bakteri patogen manusia yang dapat berkoloni dan hidup di permukaan tanaman, seperti pada tanaman ornamental (Yadavi et al., 2010). Penelitian sebelumnya oleh Kamel et al. (2012) menunjukkan bahwa sekret yang dihasilkan daun tanaman oranamental Ficus elastica, Philodendron bipinnatifidum dan Aglaonema comutatum mampu menghambat pertumbuhan dan
mengurangi jumlah patogen yang berkoloni di permukaan daun. Kemampuan dari setiap tanaman ini berbeda-beda tergantung sekret tanaman yang dihasilkan. Bakteri filosfer hidup pada daun disebabkan adanya senyawa organik seperti fruktosa, sukrosa, asam organik, asam amino, dan vitamin yang dijadikan sebagai sumber karbon, energi dan senyawa pemicu tumbuh. Oleh sebab itu, perbedaan eksudat yang disekresikan daun pada jenis tanaman tertentu menyebabkan bakteri yang menghuninya juga berbeda (Widyawati, 2013).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, muncul pertanyaan lebih lanjut tentang peran bakteri filosfer dari tanaman ornamental dalam mengendalikan pertumbuhan bioaerosol patogen. Seperti yang telah diketahui daun merupakan bagian tumbuhan yang memiliki permukaan kontak dengan udara yang paling luas. Sementara itu, penelitian di Indonesia mengenai peran bakteri filosfer saat ini masih sedikit. Penelitian-penelitian sebelumnya cenderung mengulas tentang peran bakteri filosfer bagi kesehatan tanaman yang bersangkutan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai potensi bakteri filosfer pada tanaman ornamental sebagai pengendali pertumbuhan mikroorganisme berpotensi patogen yang terdapat di udara, khususnya di rumah sakit yang memiliki kemungkinan besar berperan pada penularan infeksi nosokomial, baik bagi pasien yang dirawat maupun pengunjung rumah sakit.
3
1.2. Permasalahan
Bioaerosol di lingkungan rumah sakit berpotensi menjadi media penularan infeksi nosokomial. Penelitian ini dapat memberikan alternatif lain untuk mengurangi mikroorganisme bioaerosol dengan cara biologi yang lebih hemat biaya dan menambah nilai estetika lingkungan dengan tanaman ornamental.
1.3. Tujuan
Tujuan penelitian ini ialah:
a. mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri bioaerosol berpotensi patogen dari RSU Dr. Pirngadi, Medan
b. mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri filosfer dari tanaman ornamental Ficus elastica, Philodendrom bipinnatifidum dan Aglaonema simplex
c. mengetahui potensi bakteri filosfer tanaman ornamental F. elastica, P. bipinnatifidum dan A. simplex dalam mengendalikan pertumbuhan
mikroorganisme bioaerosol berpotensi patogen dari RSU Dr. Pirngadi, Medan
1.4. Hipotesis
Bakteri filosfer pada tanaman ornamental mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme bioaerosol berpotensi patogen dari lingkungan rumah sakit.
1.5. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat, khususnya bagi pecinta tanaman ornamental mengenai kemampuan bakteri filosfer tanaman ornamental dalam mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme bioaerosol berpotensi patogen, sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan cara pengendalian mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial dengan metode yang sekaligus memberikan kenyamanan bagi orang-orang di sekitar rumah sakit.