ACTIVE LEARNING SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
Nurwahyuni Latifah (1507394)
Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan nurwahyunilatifah@student.upi.edu
Active learning merupakan model pembelajaran dimana kegiatan belajarnya menekankan pada keterlibatan siswa secara mental dalam setiap tugas-tugas belajarnya. Bruner (dalam Kumara, 2004, hlm. 65) mengatakan bahwa siswa harus belajar konsep-konsep dan prinsip-prinsip dengan terlibat secara aktif (active learning), dimana mereka harus didorong untuk memiliki pengalaman-pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang memungkinkan mereka menemukan sendiri konsep dan prinsip-prinsip tersebut. Sejalan dengan pandangan teori kognitif, active learning juga berpandangan bahwa yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah aktivitas mental siswa. Model pembelajaran ini pada dasarnya berpandangan bahwa aktivitas kognitif siswa memiliki peranan yang utama dalam proses pembelajaran.
Collin dan O’Brians (dalam Edwards, 2015, hlm. 26) mendefinisikan active learning adalah
The process of having students engage in some activity that forces them to reflect upon ideas and how they are using those ideas. Requiring students to regularly assess their own degree of understanding and skill at handling concepts or problems in a particular discipline. The attainment of knowledge by participating or contributing. The process of keeping students mentally, and often physically, active in their learning through activities that involve them in gathering information, thinking, and problem solving.
selain definisi di atas, active learning juga memiliki konotasi constructivism, yaitu belajar secara aktif dan dikonstruksi dalam konteks sosial. kelompok constructivism berpandangan bahwa pengetahuan siswa tidak akan diperoleh dari sumber eksternal, misalnya melalui metode ceramah atau hanya transfer pengetahuan dari guru terhadap siswa, akan tetapi pengetahuan dihasilkan melalui aktivitas siswa. Belajar atau usaha memperoleh pengetahuan merupakan proses perbandingan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa, yang berfungsi memperkuat apa yang sudah diketahui sebelumnya, yang dalam istilah Piaget terjadi proses adaptasi terhadap pengetahuan tersebut.
penjelasan umum tentang materi pembelajaran; (3) Fase ketiga mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok; (4) Fase keempat membimbing kelompok bekerja dan belajar, guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka; (5) fase kelima evaluasi, guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi, guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dengan memberikan soal dan penjelasan; (7) Fase ketujuh memberikan penghargaan, guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang terbaik sesuai dengan kriteria guru.
Daftar Pustaka:
Menggunakan APA Style
Kumara, A. (2004). Model Pembelajaran Active Learning Mata Pelajaran Sains Tingkat SD Kota Yogyakarta Sebagai Upaya Peningkatan Life Skills. Jurnal Psikologi,2, hlm. 63-91
Edwards, S. (2015). Active Learning in The Middle Grades. Middle School Journal, hlm. 27-32.
Tama, N.B. (2013). Model Pembelajaran Active Learning. [Online]. Diakses dari http://novian25.blogspot.co.id/2013/09/model-pembelajaran-active-learning.html Tanpa nama. (2016). Pentingnya Active Learning Sebagai Model Pembelajaran Abad
21. [Online]. Diakses dari
http://news.okezone.com/read/2016/12/29/65/1578294/pentingnya-active-learning-sebagai-model-pembelajaran-abad-21