• Tidak ada hasil yang ditemukan

mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

HAND OUT

Topik : Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia

Sub Pokok : Menguasai dan memahami pemecahan masalah yang berkaitan dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia

Objektif Perilaku Mahasiswa

: Setelah Mengikuti pelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan pengertian dan klasifikasi homestatis dan pengertian serta prinsip hemodinamik

2. Menjelaskan pemecahan permasalahan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar klien meliputi :

a. Oksigenasi b. Nutrisi

c. Keseimbangan cairan dan elektrolit d. Eliminasi

e. Personel Hygiene f. Aktivitas dan Latihan g. Pemberian Obat

h. Pencegahan Infeksi dan Komplikasi i. Intake dan Output

j. Ambulasi

k. Istirahat dan Tidur l. Body Mekanik

m. Keamanan Lingkungan

3. Menjelaskan pengertian dan klasifikasi kebutuhan psikososial meliputi : a. Hak-hak klien

b. Kewajiban klien

c. Rasa aman dan keselamata

Referensi : 1. Johnson R. Taylor W. (2000). Skill For Midwifery Practice 2. Smith S. Duell D. (1985). Clinical Nursing Skill

3. Varney. (1997). Varney’s Midwifery 4. Hotma R. dkk. (2000). Pemeriksaan Fisik

5. Carcio H.A. (1999)., Advanced Health Assesment Of Woman

6. Uliyah, M., dkk, (2012), Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK) I, Surabaya, Health Book Publishing

7. Barbara, C Long. (2003). Perawatan Medical Bedah. Bandung : Yayasan TAPK

8. Carpento. (1995). Aplikasi Prektek KLinik. Jakarta: EKG

9. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Sudarth (Edisi 8). Jakarta: penerbitan Buku Kedokteran EGC

(2)

Edisi: 5. Jakarta : EGC

11. Aziz Alimul. 2006. Pengantar KDM Buku 2. Jakarta Salemba Medika.

12. Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

13. Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

14. Elis J.R, Nowlis E.A. 1985. Nursing a Human Needs Approach Third Edition. Houghton Mefflin Company: Boston.

15. Nanda. 2005. Nursing Diagnosis: Definition & Classification, 2005-2006, North American Nursing Diagnosis Association, Philadelphia

16. Nursing Intervention Classification (NIC) 17. Nursing Outcome Classificatin (NOC)

18. Uliyah, Musrifatul & Hidayat A. A. A. (2008). Keterampilan Dasar Praktik untuk Kebidanan (Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika

19. Uliyah, Musrifatul & Hidayat A. A. A. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

20. Anonym.2009. Asuhan keperawatan klien dengan masalah keamanan dan keselamatan. Diakses 22 Juni 2009 dari www.911medical.org

21. Anonym.2009. Analisa dokumentasi keperawatan pada asuhan keperawatan kebutuhan keamanan dan keselamatan. Diakses 22 Juni 2009 dari www.indonesiannursing.com

22. Johnson,M., Maas,M., Moorhead,S. 2000. Nursing outcome classification 2nd edition. USA : Mosby.

23. McCloskey,J.C., Bulechek,G.M. 1995. Nursing intervention classification 2nd edition.USA : Mosby

(3)

KEBUTUHAN DASAR UNTUK MEMANDIRIKAN KLIEN A. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

1. HOMEOSTATIS

Adalah suatu proses yang terjadi secara terus menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Homeostatis merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi berbagai kondisi yang dihadapinya. Proses ini terjadi secara alamiah apabila tubuh mengalami stres.

Homeostatitis terdiri atas : a. Homeostatis fisiologis

Homeostatis fisiologis dapat dikendalikan oleh sistem endokrin dan sistem saraf otonom. Terjadi melalui 4 cara :

- Pengaturan diri (self regulation)

Terjadi pada orang sehat, seperti : pengaturan fungsi organ tubuh - Kompensasi

Reaksi tubuh terhadap ketidaknormalan, seperti : peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh, pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat tubuh mengalami ancaman.

- Umpan balik negatif

Untuk menyeimbangkan penyimpangan ysng terjadi dalam tubuh, seperti : apabila tekanan darah meningkat akan meningkatkan baroceptor dan akan menurunkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi.

- Umpan balik positif

Untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis, seperti : peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen ke sel tubuh apabila mengalami hipoksia.

b. Homeostatis psikologis

(4)

2. HOMEODINAMIKA

Merupakan pertukaran energi antara manusia dan lingkungan sekitarnya secara terus menerus. Dalam hal ini manusia tidak hanya melakukan penyesuaian diri tetapi terus berinteraksi dengan lingkungan agar mampu mempertahankan hidupnya.

Prinsip menurut teori Rogers : a. Prinsip integral

Prinsip utama dalam hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara manusia dan lingkungan yang terjadi secara terus menerus karena adanya interaksi yang slaing mempengaruhi.

b. Prinsip resonansi

Prinsip yang menyatakan bahwa proses kehidupan manusia selalu berirama dan frekuensinya bervariasi karena manusia memilki pengalaman dalam beradaptasi dengan lingkungan

c. Prinsip helicy

Prinsip yang menyatakan bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan manusia berlangsung perlahan-lahan dan terdapat hubungan antara manusia dan lingkungan.

B. KEBUTUHAN DASAR KLIEN 1. OKSIGENASI

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ sel tubuh.

Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Kekurangan oksigen kurang dari lima menit akan menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal.

Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 ke dalam tubuh serta menghembuskan CO2 sebagai hasil sisa oksidasi

a. Pengertian

Oksigen yaitu suatu zat atau gas yang tidak berwarna, serta tidak ada rasa dan mudah terbakar yang di gunakan dalam metabolism untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel dalam tubuh (Drs.H.Syaifudin, Amk., 1997)

b. Tujuan Pemberian Oksigenasi 1) Untuk menurunkan kerja jantung

(5)

3) Untuk menurunkan kerja paru-paru

(KDPK Kebidanan Teori Dan Aplikasi, Eny Ratna Ambarawati, 2008) c. Faktor Yang Mempengaruhi Oksigenasi

1) Alergi pada saluran nafas seperti debu, bulu dan kapas 2) Saraf otonomik (bronkodilatasi dan bronkokontriksi)

3) Hormonal dan obat (Golongan parasimpatis yang dapat melebarkan saluran pernapasan)

4) Faktor perkembangan seperti bayi prematur 5) Faktor lingkungan seperti ketinggian, debu 6) Faktor perilaku seperti pola makan  obesitas

(KDPK kebidanan teori dan aplikasi, Eny ratna ambarawati, 2008) d. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Kebutuhan Oksigenasi

1) Saluran pernafasan bagian atas a) Hidung

b) Faring

c) Laring (tenggorokan) d) Epiglotis

e) Trakhea

2) Saluran pernafasan bagian bawah a) Brokhus

b) Bronkhiolus

c) Bronkhiolus terminalis d) Bronkhiolus respiratori

e) Duktus alveolar dan sakus alveolar f) Alveoli

g) Paru-paru h) Pleura

(KDPK Kebidanan Teori Dan Aplikasi, Eny Ratna Ambarawati, 2008) e. Fisiologi Sistem Pernapasan

Bernafas/pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).

Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen, dan pusat pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-15 kali per menit.

(6)

1) Ventilasi

Yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya. Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi : a) Tekanan udara atmosfir

b) Jalan nafas yang bersih

c) Pengembangan paru yang adekuat 2) Difusi

Yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.

Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.

Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi : a) Luas permukaan paru

b) Tebal membran respirasi c) Jumlah darah

d) Keadaan/jumlah kapiler dara e) Afinitas

f) Waktu adanya udara di alveoli 3) Transpor

Yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.

Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi : a) Curah jantung (cardiac Output / CO)

(7)

e) Keadaan pembuluh darah

Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.

1) Sistem kardiovaskuler

Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersikulasi secara sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida.

2) Hematologi

Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksia dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi membentuk oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.

Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.

f. Gangguan Kebutuhan Oksigenasi 1) Hipoksia

Merupakan kondisi tidak tercukupnya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen di tingkat sel, sehingga dapat memunculkan tanda seperti kulit kebiruan (sianosis)

2) Obstruksi jalan pernafasan 3) Pertukaran gas

4) Perubahan pola pernafasan

a) Apnea (pernapasan berhenti untuk beberapa detik) b) Takipnea (pernafasan > 24x/menit)

c) Bradipnea (pernafasan yang lembut ± 10x/menit) d) Hiperventilasi (bernafas lebih cepat)

e) Kussmaul (pernapasan cepat dan dangkal) f) Dispnea (sesak dan berat saat pernafasan)

(8)

1) Latihan nafas

2) Latihan bentuk efektif

3) Pemberian oksigen

4) Fisioterapi dada

5) Pengisapan lendir

(9)

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh manusia yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya (hasil metabolisme). Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh sebagai tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh.

Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).

a. Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh manusia yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya (hasil metabolisme). Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

b. Fungsi Nutrisi

Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Nutrisi berfungsi : 1) Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktifitas tubuh 2) Untuk membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh

(10)

5) Untuk mengatur proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga 6) Untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit

c. Status Nutrisi

Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan faktor penting dalam menentukan status nutrisi. Energi adalah kekuatan untuk kerja. Manusia membutuhkan energi untuk terus-menerus berhubungan dengan lingkungannya.

Keseimbangan Energi = Pemasukan Energi + Pengeluaran atau

Pemasukan Energi = Total Pengeluaran Energi (Panas + kerja + energi simpanan). 1) Pemasukan Energi

Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang dimakan kemudian dipecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kalori juga disebut satu kalori besar (K) atau Kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1 K atau sama dengan 1.000 kalori.

Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot. 2) Pengeluaran Energi

Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat seperti Adenosin Triphosfat (ATP).

Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolisme Rate (BMR) dan aktifitas fisik. Kebutuhan energi tiap hari ditentukan dengan rumus = (BMR + 24) + (0.1 X Konsumsi kkal setiap hari + energi untuk aktivitas ).

Energi untuk aktivitas misalnya : Istirahat = 30 kal/jam , duduk = 40 kal/jam, Berdiri = 60 kal/jam, Menjahit = 70 kal/jam, Mencuci piring = 130 s/d 176 kal/jam, Melukis 400 kal/jam.

Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan negatif (-) sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan berakibat pada penurunan berat badan. Sebaliknya, jiak pemasukan lebih banyak dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan positif (+), kelebihan energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.

3) Basal Metabolisme Rate

Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernapasan, peristaltik usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.

(11)

b) Jenis Kelamin

c) Tinggi dan Berat Badan d) Kelainan endokrin e) Suhu Lingkungan f) Keadaan Sakit

g) Karakteristik Status Nutrisi

Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).

- Body Mass Index (BMI)

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

Cara menghitung berat badan ideal Body Mass Index, mengacu pada rumus untuk menghitung berat badan ideal menurut Body Mass Index Body Mass Index (BMI) atau Index Massa Tubuh (IMT) merupakan penghitungan berat badan ideal yang didasarkan pada rumus:

IMT(BMI)=Berat Badan(Kg) Tinggi badan(m)2

Apabila indeks tersebut sudah didapat dari perhitungan diatas, langkah selanjutnya adalah dengan mencocokkan kriteria berat badan anda berdasarkan kriteria kriteria IMT/BMI menurut versi WHO (World Health Organisation):

 BMI < 18.5 berarti badan kurang ideal, perlu lebih banyak olahraga dan makan makanan padat kalori dari jenis complex carbohidrat.

 BMI 18.5 – 22.9 berarti berat badan kamu ideal, tetap jaga pola makan dan olahraga secukupnya.

 BMI 23 – 24.9 bearti berat badanmasih tergolong normal-ideal mendekati obesitas, perlu memperbaiki pola makan dan perbanyak olahraga.

 BMI 25 – 29.9 berarti di ambang batas obesitas, kondisi bahaya, segera ubah kebiasaan makan dan kembali ke gaya hidup sehat.  BMI ≥ 30 berarti udah berada di level obesitas, lakukan diet dan

(12)

- Ideal Body Weight (IBW)

Merupakan perhitungan barat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu atau pada remaja dan dewasa adalah

Ideal Body Weight(IBW)=Tinggi badan(cm)–100X10 4) Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :

a) Vital kehidupan, pernafasan, sirkulasi darah, suhu tubuh dan lain-lain. b) Kegiatan mekanik oleh otot

c) Aktivitas otot dan syaraf

d) Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormone. e) Sekresi cairan pencernaan

f) Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan g) Pengeluaran hasil sisa metabolisme

5) Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi : a) Peningkatan Basal Metabolisme Rate (BMR) b) Aktivitas tubuh

c) Faktor usia d) Suhu Lingkungan

e) Penyakit atau status kesehatan. d. Nutrien (Zat-zat gizi)

1) Pengertian

Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan dalam tubuh unutk menjalankan fungsinya.

Ada 3 (tiga) fungsi utama nutrien adalah :

a) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh,

b) Menyediakan utuk struktur jaringan tubuh seperti tulang dan oto, c) Mengatur proses tubuh.

Energi dihasilkan oleh nutrien atau makanan disebut sebagai nilai kalori. Kalori adalah energi yang digunakan untuk pembakaran.

a) 1 gr karbohidrat dan protein : 4 Kkal b) 1 gr Lemak : 9 Kkal 2) Rata-Rata Pemasukan Energi

Rata-rata pemasukan energi yaitu :

a) 45% energi dari kebutuhan energi total adalah dari karbohidrat, atau sisa dari kebutuhan energi yang telah dikurangi dengan energi yang berasal dari protein dan lemak. Bila kebutuhan energi dalam

(13)

sebesar 2450 kkal, maka energi yang berasal dari karbohidrat hendaknya sebesar 1470-1838 kkal atau 368-460 gr karbohidrat.

c) 10-15% energi dari kebutuhan energi total adalah dari protein. Bila kebutuhan energi dalam sehari adalah 2450 kkal, energi yang berasal dari protein hendaknya sebesar 245-368 kkal atau 61-92 gr protein

3) Elemen Nutrien / Zat Gizi

Elemen nutrien / zat gizi adalah sebagai berikut : a) Karbohidrat

(14)

c) Lemak d) Vitamin e) Mineral f) Air

Karbohidrat, lemak dan protein disebut energi nutrein karena merupakan sumber energi dari makanan, sedangkan vitamin, mineral dan air merupakan substansi penting untuk membangun, mempertahankan dan mengatur metabolisme jaringan.

Fungsi zat gizi yaitu :

a) Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, garakan dan kerja fisik b) Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan c) Sebagai pelindung dan pengatur

Berikut adalah penjelasan dari elemen-elemen nutrien, yaitu : a) Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pemecahan energi selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.

Jenis Karbohidrat

Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu : Monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

- Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat langsung diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari Monosakarida adalah glukosa dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan glukosa yang berasal dari pecahan disakarida.

- Disakarida

Jenis disakarida adalah sukrora, maltosa, dan laktosa. Sukrosa dan maltosa banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa merupakan jenis gula dalam air susu baik susu ibu maupun susu hewan.

- Polisakarida

Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen dan selulosa.

Fungsi Karbohidrat

Karbohidrat memiliki beberapa fungsi, yaitu : - Sumber energi yang murah.

(15)

- Membuat cadangan tenga tubuh. - Pengaturan metabolisme tubuh. - Untuk efesiensi penggunaan protein. - Memberikan rasa kenyang

Sumber Karbohidrat

Sumber karbohidrat umunya adalah makanan pokok, umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.

Metabolisme Karbohidrat

Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme. Metabolisme Karbohidrat berbentuk monosakarida dan disakarida diserap melalui mukusa usus. Setelah proses penyerapan (dalam pembuluh darah) semua berbentuk monosakarida. Monosakarida (Fruktosa, Galaktosa, Glukosa) yang masuk bersama-sama darah dibawa ke hati. Di dalam hati Monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melaui pembuluh darah ke otot. Di dalam otot glukosa dibakar membentuk glikogen melalui Proses Glikoneogenesis. b) Protein

Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan didalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis didalam tubuh tetapi harus didapatkan dari makanan. Jenis asam amino esensial diantaranya lisin, triptofan, fenilanin, leusin.

Penggolongan Protein

Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

- Protein sederhana

Jenis ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya abumin,dan globulin.

- Protein bersenyawa

Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat seperti dengan glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.

- Turunan atau devirat dari protein

Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa, pepton, dan gelatin.

Fungsi Protein

Protein memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, yaitu :

(16)

- Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan - Pengaturan metabolisme .

- Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.

- Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genetik.

Sumber Protein

Ada beberapa sumber protein yang dapat telah diketahui, yaitu

- Protein hawani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam dan sebagainya.

(17)

Metabolisme Protein

Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dari pankreas dan selanjutnya diserap atau berdifusi ke aliran darah yang menuju ke hati. Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk menganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah.

Karena protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna dan hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses. Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam organik dan amoniak. Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber energi. c) Lemak

Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi :

- Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol. - Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid, yaitu ikatan

lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.

Fungsi Lemak

- Memberikan kalori, dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.

- Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus. - Memberikan asam-asam esensial.

Sumber Lemak

Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing dan lainnya.

Metabolisme Lemak

(18)

d) Mineral

Mineral adalah elemen anorganik untuk tubuh karena perannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh 100 mg atau lebih dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100 mg. Termasuk dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat sedangkan yang temasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium, iron,zinc. Secara umum fungsi dari mineral adalah :

- Membangun jarigan tulang

- Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh

- Memberikan elektemb elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf - Membuat berbagai enzim

e) Vitamin

Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan tidak dapat dibuat di dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator.

Klasifikasi Vitamin

Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi :

- Vitamin yang larut air : Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid, serta vitamin c.

- Vitamin yang larut dalam lemak : A , D , E , Fungsi Vitamin

Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan.

f) Air

Air merupakan zat makanan paling dasar yang dibutuhkan oleh manusia. Tubuh manusia terdiri atas 50-70% air. Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Semakin tua umur seseorang, maka proporsi air dalam tubuh akan semakin berkurang. Pada orang dewasa asupan air antara 120-1500 cc per hari, namun dianjurkan 1900 cc untuk optimal. Selain itu, air yang masuk ke dalam tutbuh melalui makanan 500-900 cc per hari.

Kebutuhan air akan meningkat jika terjadi pengeluran air, misalnya melalui: - Keringat berlebih

- Muntah - Diare

- Gejala Dehidrasi

e. Masalah-Masalah Kebutuhan Nutrisi Secara umum, gangguan nutrisi terdiri dari :

(19)

3) Obesitas  Peningkatan BB > 20 % dari berat normal

4) Malnutrisi  BB rendah dengan asupan makanan yang kurang

5) Diabetes Melitus  Kekurangan insulin dan penggunaan karbohidrat yang berlebihan

6) Hipertensi  gangguan nutrisi yang disebabkan oleh obesitas, serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup yang berlebihan

7) Jantung Koroner  adanya oeningkatan kolesterol darah dan merokok

8) Anoreksia  penurunan BB secara mendadak dan berkepanjangan ditandai dengan konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi dan kelebihan energi.

f. Tanda-tanda kekurangan nutrisi

Nutrisi serat adalah salah satu jenis nutrisi yang sangat penting dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kandungan nutrisi serat dapat kita temukan pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Tapi sayangnya banyak di antara kita yang enggan memakan buah dan sayur-sayuran dengan teratur, alhasil asupan nutrisi serat tidak terpenuhi dengan baik tanda kekurangan asupan nutrisi serat :

1) Gejala yang paling umum jika tubuh kekurangan asupan nutrisi serat yaitu mengalami sembelit. Sembelit sendiri dapat diartikan terjadi masalah pada pola dan proses buang air besar atau biasa disingkat dengan BAB. Jika kita BAB dengan pola tidak normal seperti dalam seminggu hanya tiga kali dan fesesnya cenderung kering dan keras, maka kemungkinan besar tubuh kita mengalami sembelit.

2) Pasti kita pernah mendengar bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi seperti buah dan sayur dapat menjaga tubuh kita langsing atau dengan kata lain makanan berserat dapat dijadikan sebagai alternatif makanan untuk diet. Nutrisi serat sendiri dapat memberikan rasa kenyang yang cukup, sehingga akan menghindari kita untuk tergoda memakan makanan yang berlebihan dikarenakan masih terasa lapar walaupun sudah makan dengan porsi normal. Oleh karena itu dapat juga dikatakan salah satu tanda tubuh kurang serat adalah tubuh akan cenderung mengalami obesitas atau kenaikan berat badan. 3) Indikasi lainnya tubuh kekurangan asupan nutrisi serat adalah gula darah

cenderung tidak stabil atau naik-turun dengan pola tidak normal. Oleh karena itu bagi orang yang memiliki penyakit diabetes, maka salah satu cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan cara memakan makanan yang kaya akan nutrisi serat seperti buncis, nasi merah, kacang polong dan sebagainya. Serat dapat membantu mengontrol kadar gula dikarenakan serat dapat dapat berfungsi menunda penyerapan gula.

(20)

cenderung memakan makanan yang kaya protein dan rendah karbohidrat. Hal ini akan membuat tubuh lelah, mual dan kolesterol dapat naik jika dilakukan berlebihan. Sebaikanya segera mengkonsumsi makanan kaya serat untuk mengatasi masalah ini

g. Prinsip Perhitungan Nutrisi Sesuai Usia 1) Perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus: IMT(BMI)=Berat Badan(Kg)

Tinggi badan(m)2 Contoh:

BB = 50 kg, TB = 160 cm IMT(BMI)=Berat Badan(Kg)

Tinggi badan(m)2= 50 (160/100)2=

50

2,56=19,53

2) Penghitungan energi

a) Cara Menentukan AMB

AMB dipengaruhi oleh umur, gender, berat badan, dan tinggi badan. Ada beberapa cara menentukan AMB, yaitu :

- Menggunakan Rumus Harris Benedict (1919)

Laki – Laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U) Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U) Keterangan : BB : berat badan dalam kg

TB : tinggi badan dalam cm U : umur dalam tahun - Cara cepat (2 cara)

 Laki – laki = 1 kkal x kg BB x 24 jam Perempuan = 0,95 kkal x kg BB x 24 jam  Laki – laki = 30 kkal x kg BB

(21)

- Cara FAO/WHO/UNU

Cara ini memperhatikan umur, gender, dan berat badan (lihat tabel di bawah ini) :

Kelompok Umur AMB (kkal/hari)

Laki-laki Perempuan

0 – 3 60,9 B *) - 54 61,0 B – 51

3 – 10 22,7 B + 495 22,5 B + 499

10 – 18 17,5 B + 651 12,2 B + 746

18 – 30 15,3 B + 679 14,7 B + 496

30 – 60 11,6 B + 879 8,7 B + 829

≥ 60 13,5 B + 487 10,5 B + 596

Ket : * = Berat Badan

b) Cara menentukan kebutuhan energi untuk aktifitas fisik

Aktifitas fisik dapat di bagi empat golongan yaitu sangat ringan, ringan, sedang, dan berat. Kebutuhan energi untuk berbagai aktifitas fisik dinyatakan lipatan AMB.

Aktivitas AMB (kkal/hari)

Laki-laki Perempuan

Sangat Ringan *) 1,30 1,30

Ringan **) 1,65 1,55

Sedang **) 1,76 1,70

Berat **) 2,10 2,00

Contoh : cara menaksirkan kebutuhan energi untuk seorang perempuan berumur 30 tahun dengan berat badan 52 kg dan tinggi badan 158 cm dengan aktivitas ringan dengan menggunakan empat cara adalah sebagai berikut :

Kebutuhan energi untuk AMB - Harris Benedict

= 655 + (9, 6 x BB) + (1, 8 x TB) – (4,7 x U) = 655 + (9,6 x 52) + (1,8 x 158) – (4,7 x 30) = 1297, 6 kkal (dibulatkan 1298kkal)

- Rumus Cepat 1

= 0,95 kkal x kg BB x24 jam = 0,95 kkal x 52 x 24

= 1185.8 (dibulatkan 1186 kkal) - Rumus cepat 2

= 25 kkal x kg BB = 25 x 52

= 1300 kkal

- Rumus FAO/WHO/UNU = 14,7 x 52 + 496 kkal

(22)

Kebutuhan AMB menurut keempat cara di atas tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Oleh sebab itu, cara menghitung AMB dengan rumus cepat 1 dan 2 yang lebih praktis, dapat di terapkan dalam lapangan. Kebutuhan Energi dengan aktifitas fisik

Kalikan nilai AMB dengan kelipatan yang sesuai dengan aktivitas. Klasifikasi nilai IMT:

IMT STATUS GIZI KATEGORI

< 17,0 Gizi Kurang Sangat Kurus

17,0 – 18,5 Gizi Kurang Kurus

18,5 – 25,0 Gizi Baik Normal

25,0 – 27,0 Gizi Lebih Gemuk

> 27,0 Gizi Lebih Sangat Gemuk

Batas lingkar pinggang normal: Wanita : < 80 cm Pria : < 90 cm h. Gula Darah Sewaktu

1) Pengertian

Kadar darah sewaktu (kadar gula darah sewaktu) adalah hasil pengukuran yang dilakukan seketika waktu itu, tanpa ada puasa. Jadi biasanya kadar gula akan lebih tinggi.

2) Standar atau Normal Gula Darah

Normalnya, kadar gula dalam darah adalah 110 mg/dl (gula darah puasa) dan 140 mg/dl (gula darah sewaktu). Namun, pada penderita DM, kadar gula darah puasanya lebih dari 126 mg/dl dan gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl. Jadi kalau sedang berpuasa, maka kadar gula darah akan menurun, hmm lumayan membantu.

Ketika anda mengeceknya, maka jika di atas angka normal, segera lakukan diet gula darah/pantangan gula darah. Misal segera buang gula putih di rumah anda, ganti manis-manis dengan makan buah. Ganti minum teh manis dengan air putih saja. Sebab utama gula darah naik adalah karena asupan gula yang tidak dapat diserap tubuh (gula sintetis), termasuk gula pasir/gula putih. Sudah sering saya tulis gula putih adalah racun paling manis.

3) Sumber Gula Darah

(23)

4) Pengukuran Gula Darah

OK adalah pengukuran kadar gula darah sewaktu,baik dilakukan dengan puasa atau tanpa puasa. Kadar gula darah normal (Normoglycaemia) dikatakan sebagai suatu kondisi dimana kadar glukosa darah yang ada mempunyai resiko kecil untuk dapat berkembang menjadi diabetes atau menyebabkan munculnya penyakit jantung dan pembuluh darah.

IGT oleh WHO didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit diabetes walaupun ada kasus yang menunjukkan kadar gula darah dapat kembali ke keadaan normal. Seseorang yang kadar gula darahnya termasuk dalam kategori IGT juga mempunyai resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah yang sering mengiringi penderita diabetes. Kondisi IGT ini menurut para ahli terjadi karena adanya kerusakan dari produksi hormon insulin dan terjadinya kekebalan jaringan otot terhadap insulin yang diproduksi.

Batas bawah untuk IFG tidak berubah untuk pengukuran gula darah puasa yaitu 6.1 mmol/L atau 110 mg/dL. IFG sendiri mempunyai kedudukan hampir sama dengan IGT. Bukan entitas penyakit akan tetapi sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara optimal dan terdapatnya gangguan mekanisme penekanan pengeluaran gula dari hati ke dalam darah. 5) Metode Pengukuran Gula Darah

a) Metode pengukuran kadar gula standard menggunakan bahan plasma darah yang berasal dari pembuluh vena. Plasma darah adalah bagian cair dari darah. Intinya adalah darah yang sudah tidak mengandung bahan-bahan padat lagi seperti sel darah merah hematokrit dan yang lainnya. Pada alat pengukur gula darah portabel yang banyak terdapat di pasaran, metode mendapatkan plasma dari darah dengan melakukan penyaringan darah yang diambil yang dilakukan oleh strip tempat menaruh sediaan darah yang diambil. Pengukuran kadar gula darah sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah darah diambil dari vena. Pengukuran darah vena dan kapiler pada saat puasa memberikan hasil yang identik pada saat puasa tetapi tidak untuk pengukuran 2 jam setelah makan dimana hasil dari darah kapiler menunjukkan nilai yang lebih tinggi.

b) Ada sebuah metode pemeriksaan kadar gula darah lainnya yang dapat membantu menentukan pengelompokan gangguan kadar gula darah yaitu OGTT (Oral Glucose Tolerance Test = Tes Toleransi Glukosa Oral ). Hal ini penting disebutkan karena : Tes glukosa darah puasa saja mempunyai nilai kegagalan untuk mendeteksi diabetes yang telah diderita sebelumnya (Tetapi belum diketahui kepastiannya) sebesar 30%

(24)

(dicurigai) dan juga berarti mengeluarkan orang tersebut dari kecurigaan yang ada. Tes OGTT disarankan untuk dilakukan pada seseorang yang memiliki kadar gula puasa 6.1 – 6.9 mmol/L atau 110 – 125 mg/dL untuk menentukan kepastian status toleransi glukosanya. Pemeriksaan HbA1c tidak disarankan sebagai pemeriksaan diagnosis untuk diabetes dan kondisi gangguan kadar gula darah lainnya.

i. Pemasangan Selang NGT 1) Pengertian

Suatu tindakan memasang selang nasogastrik selang plastik yang dilakukan dengan melewati hidung, esophagus dan berakhir di lambung.

2) Tujuan

a) Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan yang adekuat.

b) Memasukan obat bagi klien yang tidak dapat diberikan secara oral.

c) Evalusai isi lambung seperti mengeluarkan beracun atau pada klien yang sedang melaksanakan operasi pneumonnectomy untuk mencegah muntah dan aspirasi.

d) Mengambil contoh spesimen isi lambung untuk pemeriksaan dignostik. 3) Prinsip Pemasangan

Cara pemasangan selang nasogastrik atau NGT yaitu dengan prinsip bersih. j. Perawatan Lavage

1) Pengertian

Membersihkan lambung dengan cara memasukan dan mengeluarkan air lambung dengan menggunakan selang Nasogastrik (NGT).

2) Tujuan

a) Membersihkan lambung

b) Mengeluarkan racun dari lambung 3) Kebijakan

a) Selama tindakan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien b) Observasi kemungkinan komplikasi, sperti :

- Aspirasi atau sesak napas

- Ditensi abdomen karena lambng penuh air

Bila hal tersebut terjadi segera laporkan kepada dokter. Observasi meliputi : jumlah cairan yang masuk, keluar dan warna cairan

3. KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTRONIT

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). a. Cairan

(25)

1) Cairan intraseluler.

Cairan intraseluler terdiri dari 40% dari berat badan orang dewasa atau 70% total dari cairan tubuh.

2) Cairan ekstraseluler.

Cairan ekstraseluler terdiri dari 20% dari berat badan orang dewasa atau 30% dari total dari cairan tubuh (Metheny, 1992 dari C.Taylor, C. Lillis dan P. LeMone, 1998). Cairan ekstraseluler terdiri dari cairan intravascular dan interstisial. Cairan intravascular atau plasma merupakan cairan dari komponen darah. Cairan interstisial adalah cairan yang terdapat pada jaringan sel dan limpa. Cairan Total Tubuh (Total Body Water) atau TBW/TBF adalah jumlah total cairan yang dikeluarkan prosentase dari berat badan.

Pergerakan Cairan Tubuh.

Mekanisme pergerakan melalui tiga proses:

1) Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan.

2) Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang tinggi yang sifatnya menarik.

3) Transport Aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

Sumber Cairan

Tubuh mendapatkan cairan dari beberapa sumber: 1) Cairan Ingestif.

2) Cairan dalam makanan.

3) Cairan dari oksidasi metabolik. Pengeluaran Cairan

(26)

1) Ginjal.

a) Pengatur keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari.

b) Produksi urin untuk semua usia 1 ml/kg/jam. c) Pada orang dewasa produksi urin sekitar 1,5 lt/hari.

d) Jumlah urin yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron.

2) Kulit.

a) Diatur oleh saraf simpatis.

b) Rangsangan kelenjar dapat dihasilkan dari aktivitas otot, suhu lingkungan dan demam.

3) Paru-paru.

a) Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari

b) Cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau demam

4) Gastrointestinal

a) Pada kondisi normal cairan yang hilang sekitar 100-200/ hari.

b) IWL sekitar 10-15 cc/kg BB/24 jam dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1°C.

Masalah Keseimbangan Cairan.

1) Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler.

2) Hipervolemik adalah penambahan/ kelebihan cairan volume cairan ekstraseluler

b. Elektrolit.

Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Ion-ion positif disebut kation dan ion-ion negatif disebut anion. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq). Satu milliequivalent adalah aktivitas secara kimia dari 1 mg dari hidrogen. Cairan elektrolit adalah cairan Saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. Cairan saline terdiri atas cairan: isotonik, hipotonik, dan hipertonik.

1) Pengaturan Elektrolit

a) Sodium (Natrium/ Na+) Adalah elektrolit paling banyak terdapat pada cairan ekstraseluler.

b) Natrium

(27)

pompa Natrium – Kalium. Natrium diatur oleh intake garam, aldosteron dan pengeluaran urin. Nilai normal sekitar 135-145 mEq/ L (mmol/L). c) Potassium (Kalium)

Adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Kalium berfungsi sebagai pengatur aktivitas enzim sel dan komponen dari cairan sel. Berperan vital pada proses transmisi dari impuls listrik dan kontraksi syaraf, jantung, otot, intestinal, dan jaringan paru; metabolisme protein dan karbohidrat. Membantu pada pengaturan keseimbangan asam basa karena ion K dapat diubah menjadi ion hydrogen. Pengaturan ion K oleh pompa Natrium, sekresi aldosteron merangsang ekskresi K dalam urin. Nilai normal Kalium sekitar 3,5 – 5 mEq/L.

d) Calsium (Kalsium).

Berfungsi untuk transmisi impuls syaraf dan pembekuan darah, katalisatos kontraksi otot dan kekuatan kontraksi otot. Dibutuhkan untuk absorpsi vitamin B12 dan kekuatan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon thyrokalsitonin menghambat penyerapan Kalsium tulang. Nilai normal 1,3 – 2, 1 mEq/L atau 1/3 dari jumlah plasma protein . e) Magnesium

Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Berfungsi pada aktivitas enzim, metabolisme karbohidrat dan protein. Magnesium di absorpsi oleh intestinal dan diekskresi oleh ginjal. Nilai normal 1,3 – 2, 1 mEq/L atau 1/3 dari jumlah plasma protein.

f) Chlorida (Klorida)

Merupakan cairan anion ekstraseluler ditemukan di darah, cairan intestinal, dan limpa. Berfungsi mempertahankan tekanan osmotik darah. Nilai normal klorida sekitar 95 – 105 mEq/L (mmol/L).

g) Bikarbonat

Bikarbonat merupakan molekul anion. Berfungsi pada keseimbangan asam basa. Di atur oleh ginjal. Nilai normal sekitar 25 – 29 mEq/ L (mmol/L).

h) Fosfat

(28)

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit a) Usia.

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung. b) Suhu lingkungan

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktivitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

c) Diet

Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

d) Stress

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah dan pemecahan glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

e) Sakit

Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh; misalkan :

- Trauma seperti luka bakar akan meningkat kehilangan air melalui IWL.

- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

(29)

4. ELIMINASI

Eliminasi merupakan proses pembuangan. Pemenuhan kebutuhan eliminasi terdiri dari kebutuhan kebutuhan eliminasi uri (berkemih) dan eliminasi alvi (defekasi)

a. Eliminasi Uri (Berkemih) 1) Sistem urinaria

a) Ginjal

Ginjal merupakan organ retroperitoneal yang terdiri atas dua bagian yaitu kanan dan kiri tulang belakang. Fungsi ginjal yaitu sebagai pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh serta menyaring bagian dari darah untuk dibuang dalam bentuk urine.

b) Kandung kemih (bladder, buli-buli)

Merupakan sebuah kantong yang terdiri dari otot halus yang berfungsi sebagai penampung urine.

c) Uretra

Merupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar. Pada pria dan wanita fungsinya berbeda yaitu pada pria sebagai tempat pengaliran urine dan sekaligus sebagai sistem reproduksi tetapi pada wanita hanya menyalurkan urine kebagian luar tubuh.

2) Fakor – faktor yang mempengaruhi eliminasi urin a) Pertumbuhan dan perkembangan

Misal pada anak-anak masih kesulitan untuk mengontrol buang air kecil tetapi setelah bertambahnya usia (dewasa) kemampuan dalam mengontrol buang air kecil meningkat.

b) Social cultural

Adanya masyarakat tertentu yang melarang buang air kecil di tempat tertentu.

c) Psikologis

Meningkatnya sensitivitas untuk berkemih dan jumlah urine yang diproduksi disebabkan stress (psikologis).

d) Kebiasaan sesorang (gaya hidup)

Misalnya seserang yang sudah terbiasa berkemih ditoilet akan mengalami kesulitan jika berkemih dengan urineal atau pot urine.

e) Tonus otot dan tingkat aktivitas

Tonus otot kandung kemih, otot abdomen dan pelvis jika mengalami gangguan akan mempengaruhi pengeluaran urine. Tingkat aktivitas dapat memperbaiki tonus otot.

f) Intake cairan dan makanan

(30)

g) Kondisi penyakit

Misalnya pada pasien diabetes melitus. h) Pembedahan

Efek pembedahan dapat menurunkan filtrasi glomerulus mempengaruhi produksi urine (turun) karena pemberian obat anestesi.

i) Pengobatan

Pemberian diuretik dapat meningkatkan jumlah urine, sebaliknya pemberian anti hipertensi menyebabkan retensi urine.

j) Pemeriksaan diagnostik

Misal pemeriksaan IVP (Intra Venus Pyelogram) yang dapat membatasi asupan sehingga mengurangi jumlah urine.

3) Masalah Eliminasi Urine a) Retensi urine

Penumpukan urine di didalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih, sehingga menyebabkan distensi vesika urinaria.

b) Inkontinensia urine

Ketidakmampuan otot spingter ekternal mengontrol ekskresi urine disebabkan oleh proses penuaan (aging proses), pembesaran kelenjar prostat, penurunan kesadaran, penggunaan obat narkotik dan sedatif. c) Enuresis

Tidak sanggup menahan kemih (ngompol) biasanya terjadi pada anak maupun jompo.

b. Eliminasi Alvi (Buang Air Besar) 1) Fisiologi Defekasi

(31)

kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.

2) Defekasi dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu a) Refleks defekasi instrinsik.

Ketika feses masuk kedalam rektum, pengembangan dinding rektum memberi suatu signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus untuk memulai gelombang peristaltik pada kolon desenden, kolon sigmoid, dan didalam rektum. Gelombang ini menekan feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati anus, spingter anal interna tidak menutup dan bila spingter eksternal tenang maka feses keluar.

b) Refleks defekasi parasimpatis.

Ketika serat saraf dalam rektum dirangsang, signal diteruskan ke spinal cord (sakral 2 – 4) dan kemudian kembali ke kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum. Sinyal – sinyal parasimpatis ini meningkatkan gelombang peristaltik, melemaskan spingter anus internal dan meningkatkan refleks defekasi instrinsik. Spingter anus individu duduk ditoilet atau bedpan, spingter anus eksternal tenang dengan sendirinya. Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan diaphragma yang akan meningkatkan tekanan abdominal dan oleh kontraksi muskulus levator ani pada dasar panggul yang menggerakkan feses melalui saluran anus.

Defekasi normal dipermudah dengan refleksi paha yang meningkatkan tekanan di dalam perut dan posisi duduk yang meningkatkan tekanan kebawah kearah rektum.

Jika refleks defekasi diabaikan atau jika defekasi dihambat secara sengaja dengan mengkontraksikan muskulus spingter eksternal, maka rasa terdesak untuk defekasi secara berulang dapat menghasilkan rektum meluas untuk menampung kumpulan feses.

Susunan feses terdiri dari bakteri yang umumnya sudah mati, lepasan epitelium dari usus, sejumlah kecil zat nitrogen terutama musin (mucus), garam terutama kalsium fosfat, sedikit zat besi dari selulosa, sisa zat makanan yang tidak dicerna dan air (100 ml).

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi Eliminasi fecal.

Usia dan perkembangan, diet, pemasukan cairan, aktifitas fisik,, faktor psikologik, kebiasaan, posisi, nyeri, kehamilan, operasi & anestesi, obat-obatan, test diagnostik, kondisi patologis, iritans.

4) Masalah eliminasi fecal. a) Konstipasi

(32)

ini terjadi karena feses berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap.

b) Impaction

Impaction merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur, sehingga tumpukan feses yang keras di rektum tidak bisa dikeluarkan. Impaction berat, tumpukan feses sampai pada kolon sigmoid.

c) Diare

Diare merupakan BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk. Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat. Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan yang menyebabkan meningkatkan sekresi mukosa. Akibatnya feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan menahan BAB.

d) Inkontinensia fecal

Yaitu suatu keadaan tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari anus, BAB encer dan jumlahnya banyak. Umumnya disertai dengan gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal cord dan tumor spingter anal eksternal. Pada situasi tertentu secara mental pasien sadar akan kebutuhan BAB tapi tidak sadar secara fisik.

e) Flatulens

Yaitu menumpuknya gas pada lumen intestinal, dinding usus meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram. Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus). Hal-hal yang menyebabkan peningkatan gas di usus adalah pemecahan makanan oleh bakteri yang menghasilkan gas metan, pembusukan di usus yang menghasilkan CO2. f) Hemoroid

Yaitu dilatasi pembengkakan vena pada dinding rektum (bisa internal atau eksternal). Hal ini terjadi pada defekasi yang keras, kehamilan, gagal jantung dan penyakit hati menahun. Perdarahan dapat terjadi dengan mudah jika dinding pembuluh darah teregang. Jika terjadi inflamasi dan pengerasan, maka pasien merasa panas dan gatal. Kadang-kadang BAB dilupakan oleh pasien, karena saat BAB menimbulkan nyeri. Akibatnya pasien mengalami konstipasi.

5. PERSONAL HYGIENE a. Konsep Dasar

Asal kata dari Yunani artinya kebersihan perseorangan, tindakan menjaga kebersihan seseorang. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

(33)

2) Pelihara kesehatan diri 3) Perbaikan personal hyegine 4) Mencegahan penyakit 5) Meningkatkan percaya diri 6) Ciptakan keindahan

c. Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hyegine 1) Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya

2) Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene

3) Status sosial ekonomi

Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya

4) Pengetahuan

Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5) Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

6) Kebiasaan

Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

7) Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya

d. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene 1) Dampak Fisik

(34)

2) Dampak Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

6. AKTIVITAS DAN LATIHAN a. Pengertian

Pengertian aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja merupakan salah satu dari tanda kesehatan individu tersebut dimana kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sistem musculoskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya.

Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan dapat memelihara pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan fleksibilitas otot. Selain itu, latihan fisik dapat membuat fungsi gastrointestinal dapat bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera makan orang tersebut dan melancarkan eliminasinya karena apabila seseorang tidak dapat melakukan aktifitas fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat otot abdomen menjadi lemah sehinga fungsi eliminasinya kuang efektif.

Aktivitas sehari-hari (ADL) merupakan salah satu bentuk latihan aktif pada seseorang termasuk didalamnya adalah makan/minum, mandi, toileting, berpakaian, mobilisasi tempat tidur, berpindah dan ambulasi/ROM. Pemenuhan terhadap ADL ini dapat meningkatkan harga diri serta gambaran diri pada seseorang, selain itu ADL merupakan aktifitas dasar yang dapat mencegah individu tersebut dari suatu penyakit sehingga tindakan yang menyangkut pemenuhan dalam mendukung pemenuhan ADL pada klien dengan intoleransi aktifitas harus diprioritaskan.

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kesehatannya. Kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini membutuhkan tindakan keperawatan. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan dan memperlambat proses penyakit – khusunya proses degeneratif dan untuk aktualisasi diri (harga diri dan citra tubuh). Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya.

(35)

Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut : Tingkat aktivitas / mobilitas Kategori Tingkat 0

Tingkat 1 Tingkat 2

Tingkat 3

Tingkat 4

Mampu merawat diri sendiri secara penuh

Memerlukan penggunaan alat

Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain

Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan peralatan

Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan

Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah gravitasi. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti kemampuan mangangkat beban, maksimal 57 %.

c. Hal-Hal Yang Perlu Dikaji Pada Klien Yang Mengalami Gangguan Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan

1) Tingkat aktivitas sehari-hari a) Pola aktivitas sehari-hari

b) Jenis, frekuensi dan lamanya latihan fisik 2) Tingkat kelelahan

a) Aktivitas yang membuat lelah b) Riwayat sesak napas

3) Gangguan pergerakan

a) Penyebab gangguan pergerakan b) Tanda dan gejala

c) Efek dari gangguan pergerakan 4) Pemeriksaan fisik

a) Tingkat kesadaran

b) Postur/bentuk tubuh (Skoliosis, Kiposis, Lordosis, Cara berjalan)

c) Ekstremitas (Kelemahan, Gangguan sensorik, Tonus otot, Atropi, Tremor, Gerakan tak terkendali, Kekuatan otot, Kemampuan jalan, Kemampuan duduk, Kemampuan berdiri, Nyeri sendi, Kekakuan sendi)

d. Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan mobilitas fisik b.d. immobilisasi dan gangguan neuromuscular 2) Intoleransi aktivitas b.d nyeri dan pembatasan pergerakan

(36)

e. Penatalaksanaan 1 Gangguan mobilitas

fisik b.d. immobilisasi pada bagian tubuh atau satu atau lebih

ekstremitas

Batasan karakteristik : - Postur tubuh yang

tidak stabil selama

sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat - Berikan alat Bantu jika klien

memerlukan.

- Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan

2 Intoleransi aktivitas b.d nyeri dan pembatasan pergerakan

Definisi :

Ketidakcukupan energi secara fisiologis maupun psikologis untuk - Monitor nutrisi dan sumber

energi yang adekuat

(37)

- Melaporkan secara

- Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran kemampuan fisik, psikologi dan social

- Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan - Bantu untuk mendpatkan alat

bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek

- Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai

- Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang - Bantu pasien/keluarga untuk

mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

- Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas - Bantu pasien untuk

mengembangkan motivasi diri dan penguatan

- Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual

(38)

Batsan karakteristik: kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan. - Sediakan bantuan sampai

klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care. - Dorong klien untuk

melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya. - Berikan aktivitas rutin

sehari-hari sesuai kemampuan. - Pertimbangkan usia klien jika

mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.

7. PEMBERIAN OBAT a. NAMA OBAT

1) Nama KIMIA = memberi gambaran pasti komposisi obat Contoh  asetil salisilat dikenal sebagai aspirin

2) Nama GENERIK = diberikan oleh pabrik pertama kali diproduksi sebelum mendapat izin dari FDA

Contoh  Aspirin

3) Nama dagang, merk, pabrik = nama yang digunakan pabrik untuk memasarkan obat. Ex aspirin dikenal dengan nama dagang Bufferin

(39)

3) Anti inflamasi 4) Anti biotik

Adakalanya sebuah obat dapat memiliki klasifikasi lebih dari satu, ex aspirin (analgetik, antipiretik, anti inflamasi)

Setiap golongan obat memiliki implikasi keperawatan untuk pemberian dan pemantauan yang tepat.

Ex. golongan diuretik  memberikan implikasi keperawatan : 1) Memantau input dan output cairan

2) Menimbang BB tiap hari 3) Mengkaji adanya edema

4) Memantau kadar elektrolit serum c. BENTUK OBAT

1) KAPLET = dosis padat, bentuk spt kapsul dan bersalut, shg mudah ditelan 2) KAPSUL = dosis padat, bentuk bubuk, cairan atau minyak, dibungkus

selongsong gelatin

3) ELIKSIR = cairan jernih berisi air/alkohol, ditambah pemanis 4) EKSTRAK = bentuk pekat

5) GLISERIT = dikombinasi dengan gliserin + 50%, untuk penggunaan luar 6) LINIMENT = obat gosok, dioles di kulit

7) SALEP = semisolid (Agak padat)

8) PASTA = semisolid, lebih kental, kaku, diabsorbsi kulit lebih lambat dari pada salep

9) LARUTAN = cairan (per oral, parenteral)

10) SUPOSITORIA = dosis padat dicampur gelatin, bentuk peluru, meleleh saat mencapai suhu tubuh

11) SUSPENSI = partikel obat yang dibelah sampai halus dan larut dalam media cair

12) SYRUP = obat larut dalam gula pekat, mengandung perasa membuat terasa lebih enak

13) TABLET = dosis bubuk dikompresi dalam cakram atau silinder yang keras d. SIFAT KERJA OBAT

FARMAKOKINETIK = ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh, mencapai tempat kerjanya, dimetabolisme, dan keluar dari tubuh.

e. RUTE PEMBERIAN OBAT 1) RUTE ORAL

a) Pemberian per oral = paling mudah dan paling umum digunakan. Diberikan via mulut dan ditelan.

Tujuan pemberian :

(40)

- Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut dapat segera diatasi

- Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri

- Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan

b) Pemberian sub lingual = memberikan obat dengan cara meletakkan obat di bawah lidah sampai habis diabsorbsi ke dalam pembuluh darah, langsung larut (nitrogliserin)

Tujuan pemberian :

- Mencegah efek lokal dan sistemik

- Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral

- Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar

c) Pemberian BUKAL = menempatkan obat padat di antara gusi dengan membran mukosa pipi sampai obat larut, tidak dikunyah / ditelan

Tujuan pemberian :

- Mencegah efek lokal dan sistemik

- Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral

- Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar 2) RUTE PARENTERAL

Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit.

Tujuan :

a) Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain

b) Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)

(41)

Klasifikasi :

a) SC = sub kutan = injeksi ke dalam jaringan tepat di bawah lapisan dermis kulit

Injeksi subcutaneous adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam jaringan subcutan dibawah kulit dengan menggunakan spuit

Tujuan : Memasukkan sejumlah obat kedalam jaringan subcutan dibawah kulit untuk diabsorbsi.

Tempat Injeksi

- Lengan bagian atas luar - Paha depan

- Daerah abdomen

- Area scapula pada punggung bagian atas

- Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas

b) ID = intra dermal = injeksi ke dalam dermis tepat di bawah epidermis Adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam jaringan dermis di bawah epidermis kulit dengan menggunakan spuit.

Tujuan

- Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan dibawah kulit untuk diabsorbsi

- Metode untuk test diagnostic terhadap alergi atau adanya penyakit-penyakit tertentu

Tempat Injeksi

- Lengan bawah bagian dalam - Dada bagian atas

(42)

c) IM = intra muskular = injeksi ke dalam otot tubuh

Injeksi intramuskuler adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam jaringan otot dengan menggunakan spuit

Tujuan

Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk diabsorbsi Tempat Injeksi

- Pada Daerah Lengan Atas (Deltoid)

- Pada Daerah Dorsogluteal (Gluteus Maximus) - Pada Daerah Paha Bagian Luar (Vastus Lateralis) - Pada Daerah Paha Bagian Depan (Rectus Femoris)

d) IV = intra vena = suntikan ke dalam vena

Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit

Tujuan

- Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi parenteral lain.

- Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan - Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar Tempat Injeksi

- Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika) - Pada tungkai (vena saphenous)

(43)

- Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)

e) Pemberian obat parenetral lainnya … - EPIDURAL

Obat diberikan dalam ruang epidural via kateter yang telah dipasang, ex jalan analgesik post operasi. Perawat yang telah mendapat pelatihan khusus dapat memberikan obat dalam bentuk bolus

- INTRATEKAL

Diberikan melalui sebuah kateter yang telah dipasang dalam ruang subaraknoid atau ke dalam salah satu ventrikel otak. Biasanya dalam waktu jangka panjang melalui pembedahan

- INTRASEOSA

Memasukan obat langsung ke sumsum tulang. Paling sering pada bayi, anak-anak dimana akses pembuluh darahnya buruk. Digunakan pada kondisi darurat. Dokter menginsersi jarum intraseosa ke dalam tulang, biasanya ke tibia, shg perawat dapat memberikan obat

- INTRAPERITONEAL

Obat diberikan dalam rongga peritonium. Ex kemoterapi, antibiotik - INTRAPLEURA

Obat diberikan melalui dinding dada, ke ruang pleura. Ex kemoterapi, pleuradesis (memasukan obat untuk mengatasi efusif pleura)

- INTRAARTERI

Obat dimasukkan ke dalam arteri. Ex infus arteri pada arteri yang mengalami pembekuan

3) PEMBERIAN TOPIKAL

Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada kulit atau pada membrane pada area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum.

Gambar

Tabel EKUIVALENSI UKURAN
Tabel 1. Kebutuhan Intake Cairan Berdasarkan Umur Dan Berat Badan

Referensi

Dokumen terkait

matriks koefisien tersederhana (: :I, dengan himpunan limit-omega dari semua orbit positif adalah titik kesetimbangan. Satu nilai eigen positif dan satu nilai eigen

Konsep epistemologi tersebut juga dapat diterapkan bagi Integrasi dan interkoneksi antara agama dan sains yang selama ini dianggap sebagai suatu distingsi. Dengan

Banyak program dalam bidang komputer yang dapat diteliti struktur bahasanya, namun disini penulis lebih tertarik mengkaji menu ProgramAdobe Photoshop Adobe

Matakuliah ini bersifat pengantar, untuk membahas tentang pengertian dasar perencanaan pembangunan wilayah, konsep dasar pembentukan wilayah pasar dan perkotaan,

Agar tercapai kondisi lingkungan kerja yang baik dan sehat tersebut tentu saja hanya dengan strategi manajemen yang dapat memberikan dorongan kuat untuk dapat

[r]

MOTIF WARGA KARESIDENAN SURAKARTA BERKONTRIBUSI DALAM RUBRIK JURNALISME WARGA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF PADA PARTISIPAN CITIZEN JOURNALISM DALAM MEMPRODUKSI BERITA

Program kreatvitas mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat multimedia interaktif sebagai media menuju Indonesia melek aksara 2015 melalui pelatihan berkelanjutan kepada