• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DAN LEMAK docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DAN LEMAK docx"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DAN LEMAK

I. Tujuan :

1. Menentukan gula pereduksi dan gula non pereduksi.

2. Menentukan reaksi hidrolisis dari karbohidrat pada sampel dari sukrosa 2% dengan katalis asam.

3. Menentukan hidrolisis amilum pada sampel H2SO4 dan saliva.

4. Menentukan uji molisch pada sampel aquadest, glukosa, amilum, sukrosa, dan fruktosa.

5. Menentukan terdapatnya gugus keton pada uji seliwanoof pada sampel fruktosa, glukosa, selulosa, amilum dan aquadest.

6. Menentukan terjadinya dehidrasi pada uji dehidrasi untuk sampel sukrosa dan glukosa.

II. Teori Umum

Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan yang penting bagi kehidupan. Lewat fotosintesis, tumbuhan mengonversi karbon dioksida atmosfer menjadi

karbohidrat, terutama selulosa, pati, dan gula. Selulosa ialah blok pembangun pada dinding sel yang kaku dan jaringan kayu dalam tumbuhan. Sedangkan pati ialah blok pembangun pada dinding sel yang baku dan jaringan kayu dalam tumbuhan,

sedangkan pati ialah bentuk utama dari karbihidrat untuk nantinya digunakan sebagai makanan atau sumber energi. Beberapa tumbuahan (tebu dan air gula) menghasilkan sukrosa, yaitu gula pasir. Gula lain yakni glukosa, merupakan komponen penting dalm darah. Dan gula lainnya, ribosa dan 2–deoksiribosa ialah komponen material genetik RNA dan DNA. Karbohidrat lain penting sebagai komponen koenzim, antibiotik, tulang rawan, cangkang urustasae, dinding sel bakteri dan membran sel mamalia( Hart. 2003; 486).

(2)

polihidroksiketon, atau zat yang memberikan senyawa seperti itu jika dihidrolisis. Kimiawi karbohidrat pada dasarnya merupakan kimia gabungan dari dua gugus fungsi, yaitu gugus hidrolisis dan gugus karbonil(Hart. 2003; 486).

Karbohidrat tersebar luas dalam tunbuhan dan hewan senyawa ini memiliki pesan struktural dan metabolik yang penting. Pada tumbuhan, glukosa disentesis dari karbon dioksida dan air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati (kanji) atau digunakan untuk menyintesis selulosa dinding sel tumbuhan. Glukosa adalah karbohidrat

terpenting, kebanyakan karbohidrat dalam makanan diserapa ke dalam aliran darah menjadi glukosa di hati. Penyakit terkait metabolisme karbohidrat antara lain diabetes melitus, galaktosimea, penyakit penimbunan glikogen dan toleransi laktosa (Murray. 2009 ; 119).

Dalam metabolisme karbohidrat kita ketahui bahwa glukosa dapat menghasilkan energi yang dihasilkan oleh tubuh yang dapat pula disimpan dahulu sebagai cadangan sumber energi dalam bentuk glikogen. Polisakarida ini digunakan tubuh sewaktu–waktu tubuh memerlukan energi. Sumber karbohidrat dalam makanan terutama berasal dari

tumbuhan yang dibentuk melalui proses fotosintesis (Poedjiadi. 2009 ; 376).

Karbohidrat adalah turunan aldehida atau keton dari alkohol polihidrit. Karbohidrat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana

2) Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida, contohnya maltosa dan sukrosa

3) Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian besar oligisakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia 4) Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unit monosakarida (Murray.2009; 119 ).

Jenis- jenis karbohidrat yaitu: 1. Monosakarida

Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yanga ada (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa dan seterusnya) dan berdasarkan gugus aldehida atau keton yang dimiliki senyawa tersebut sebagai aldosa atau ketosa. Aldosa dan ketosa masing-masing mengandung gugus fungsi aldehida dan keton. Triosa mempunyai tiga atom karbon, tetrosa mempunyai empat dan seterusnya. Hanya ada dua triosa, yakni gliseral dehida dan dihiroksiaseton. Masing-masing memiliki dua gugus hidroksil melekat pada atom karbon yang berbeda dan satu gugus karboniol. Gliserol dehida ialah aldosa yang paling sederhana, dan dihidroksi aseton ialah ketosa paling sederhana ( Hart. 2003 : 489 – 488).

(3)

2. Disakarida

Dalam disakarida dan monosakarida ditautkan oleh ikatan glikodisidik antara karbon anomerik dari satu ikatan monosakarida dan gugus hidroksil dari unit lainnya yang termasuk disakarida antara lain :

a. Maltosa

Ialah disakarida yang diperoleh lewat dihidrolisi parsial dari pati. Hidrolisis lanjutan dari maltosa hanya menghasilkan D-glukosa.

Maltosa tidak terdapat bebas dalam alam, dan diperoleh pada proses hidrolisis amilum. Dalam tubuh, maltosA dicernakan oleh enzim amIlase sebagaimana diuraikan dalam proses pencernaan makanan (Poedjiadi. 2009; 383).

b. Selobiosa

Ialah disakarida yang diperoleh dari hidrolisis parsial selulosa. Hidrolisis selulobiosa lebih lanjut hanya menghasilkan D-glukosa. Jadi, selobiosa merupakan isomer maltosa (Hart. 2003 ; 504).

c. Laktosa

Merupakan gula utama dari ASI dan susu sapi (4-8% laktosa). Hidrolisis laktosa menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa dalam jumlah mol yang ekuivalen(Hart. 2003 ; 504).

Laktosa kurang mudah larut dalam air apabila dibandingkan dengan disakarida lainnya dan tidak begitu manis (Poedjiadi. 2009; 385).

d. Sukrosa

Disakarida komersial yang paling penting ialah sukrosa, atau gula pasir. Sukrosa diperoleh secara komersial dari batang tebu dan bit gula, yang kadarnya 14-20 % dari cairan tumbuhan tersebut. Hidrolisis sukrosa memberikan glukosa dan ketosa D-fruktosa dengan jumlah mol yang ekuivalen. Karbon enomerik kedua unit sukrosa terlibat dalam ikatan glikosidik. Sukrosa tidak dapat bermutorotasi. Selain itu, karena tidak adanya gugus aldehida yang berpotensi, sukrosa tidak dapat mereduksi reagen tollens, fehling atau benedict. Oleh karena itu sukrosa sebagai gula non-pereduksi (Hart. 2003 ; 504).

3. Olingosakarida

Berasal dari kata yunani oligos = beberapa. Mengandung sekurang-kurangnya dua dan biasanya tidak lebih dari beberapa unit monosakarida yang bertautan. Dapat

disebut disakarida, trisakarida, dan seterusnya bergantung pada jumlah unit yang dapat terjadi sejenis ataupun tidak (Hart. 2003 ; 506).

4. Polisakarida

Polisakarida mengandung banyak monosakarida yang berhubungan dan beragam panjang rantai serta bobot molekulnya. Kebanyakan polisakarida memberikan satu jenis monosakarida jika dihidrolisis sempurna(Hart. 2003 ; 507).

(4)

bergantung pada identitas monosakarida pembentuknya (Murray. 2009; 119).

Beberapa polisalkarida yang penting : a. Pati dan glikogen

Pati ialah karbohidrat penyimpanan energy bagi tumbuhan. Pati merupakan utama pada bebijian, kentang, jagung dan beras. Polisakarida pati mengadung unit-unit gliukosa yang berhubungan lewat ikatan 1,4-α-glikosidik. Amilosa ialah bentuk pati yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin sangat bercabang.

Glikogen ialah karbohidrat penyimpanan energi bagi hewan. Glikogen diproduksi dari gulokosa yang diserap dari usus ke dalam darah, diangkut ke hati, otot dan tempat lain. Glikogen membantu mempertahankan keseimbangan glukosa dalam tubuh, dengan mengambil dan menyimpan kelebihan glukosa dari makan yang dicerna. (Harold Hart, dkk. 2003 : 507-509)

b. Selulosa

Ialah polimer tak bercabang dari sejumlah glukosa yang bergabung lewat ikatan 1,4-β-glikosidik. Pada selulosa asetat, gugus hidroksil bebas terselisasi; pada selulosa mitrat, gugus hidrolisil bebas tersebut termitrasi. Selulosa merupakan bahan dasar untuk beberapa turunan yang penting secara komersial (Harold Hart, dkk. 2003 : 510-511)

III. METODE KERJA

A. Alat dan Bahan 1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang pengaduk, bunsen, gegep, gelas kimia, gelas ukur, kawat kasa, korek api, pipet tetes, plat tetes, rak tabung reaksi, dan tabung reaksi.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah amilum, aquadest, fehling A dan B, fruktosa, glukosa, H2SO4, iodine, laktosa, larutan H2SO4 3 M, larutan kanji, maltosa, NaOH 3M, reagen seliwanoff, saliva dan sukrosa.

B. Cara kerja 1. Uji mulisch

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dimasukkan sampel pada masing-masing tabung reaksi

c. Ditambahkan 2-3 ml H2SO4 pada masing-masing sampel hingga terbentuk lapisan d. Diamati selama 5-20 menit dan perubahan yang terjadi

2. Uji salimanof

a. Disiapkan alat dan bahan b. Dimasukkan 1 ml karbohidrat c. Ditambahkan 1 ml HCl pekat

(5)

e. Ditambahkan 0,5 ml resonvinal 0,5% f. Diamati perubahan warna

3. Reduksi karbohidrat a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dimasukkan sampel berupa glukosa, fraktosa, sukrosa,laktosa, dan amilum kedalam masing-masing tabung reaksi

c. Ditambahkan 20 tetes fehling A & B kedalam masing-masing btareks d. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya

4. Hidrolisis karbohidrat a. Hidrolisis sukrosa

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan masing-masing 3 ml sukrosa kedalam 2 tareks yang berbeda 3. Ditambahan 3 ml H2O kedalam tareks tersebut

4. Ditareks pertama, ditambahkan 3 tetes H2SO4 3M dan ditareks kedua, ditambahkan 3 tetes NaOH 3 M

5. Dimasukkan kepenanggas air selama 5 menit kedua tareks

6. Ditareks y6ang pertama tadi, ditambahkan 10 tetes NaOH 3M sedangkan ditareks kedua tidak ditambahlkan apa-apa

7. Ditambahkan fehling A & B dikedua tareks tersebut 8. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya b. Hidrolisis amilum

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan amilum 2% dikedua tareks yang berbeda

3. Ditareks pertama ditambahkan 2 ml saliva dan ditareks kedua ditambahkan 2 ml H2SO4 3M

4. Dipanaskan selama kurang lebih 30 menit kedua tareks tersebut 5. Ditambahkan masing-masing 2 tetes Iodine

6. Diamati perubahan warna dan catat hasilnya 5. Hidrolisis amilum katalisis asam

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dimasukkan 5 ml amilum kedalam tareks c. Ditambahkan 1 ml H2SO4 3M

d. Dipanaskan selama 5 menit

e. Dipindahkan sebanyak 5 tetes ke plat tetes f. Ditambahkan iodine 2 tetes

6. Dehidrasi

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dimasukkan 2 gr sukrosa kedalam tareks c. Ditambahkan 1 ml H2SO4

(6)

e. Disentuh selama 5 menit f. Catat hasil pengamatan

IV. HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan 1. Reduksi karbohidrat No. Sampel Hasil Warna

1. Fruktosa +++ Biru-merah bata 2. Glukosa ++ Biru- merah bata 3. Laktosa + Biru- merah bata 4. Sukrosa - Biru- merah bata 5. Amilum - Biru keruh-biru tua

2. Hidrolisis karbohidrat

No. Sampel Perlakuan Hasil

1. Sukrosa 2% Sukrosa + H2O + H2SO4 + NaOH + fehling Bening (-) 2. Sukrosa 2% Sukrosa + H2O + NaOH + fehling Biru (-)

3. Hidrolisis Amilum

No. Sampel Pereaksi dengan iodine Kesimpulan 1. H2SO4 Biru keunguan +

2. Saliva Putih, tidak ada endapan _ 4. Uji Molisch

No Sampel Hasil Warna 1. Aquadest - Bening-bening 2. Glukosa + Bening-bening coklat 3. Amilum + Bening-bening coklat muda 4. Sukrosa + Bening-bening coklat 5. Fruktosa + Bening-bening coklat

5. Uji Seliwanoff

No Sampel Hasil Warna

1. Fruktosa ++++ Orange pekat 2. Glukosa +++ Orange

3. Sukrosa ++ Orange 4. Amilum + Kuning 5. Aquadest - Bening

6. Dehidrasi

No. Sampel Peralatan Hasil

(7)

- warna hitam

- tidak terhidrolisis (-)

2. Glukosa + 2 ml H2SO4 p - suhu dinding tabung reaksi panas - warna cokelat pekat

- terhidrolisis (+)

B. Pembahasan

Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung unsur utama C, H dan O, sumber utama karbohidrat di alam adalah hasil sintesis tumbuh-tumbuhan seperti padi, jagung, kentang, ubi dan sagu. Karbohidrat juga merupakan sumber energi yang utama bagi organisme hidup dalam makanan kita. Karbohidrat terdapat dalam tumbuhan secara fotosintesis pada proses pencernaan makanan. Karbohidrat mengalami proses hidrolisis lalu dalam mulut, lambung maupun usus (Poedjiadi. 2009 ; 366).

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat diantaranya.

a. Uji molisch

Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil fultural. Sedeangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fultural hasil fositif jika timbul cincin ungu yang merupakan kondensasi antara fultural atau hidroksi metil fultural dengan α- vatrol (Sirajuddin. 2011; 33) .

b. Uji seliwanoff

Merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton atau disebut juga dengan nama ketosa. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasilkan warna merah tua (Sirajuddin. 2011; 33) .

c. Uji fehling

Digunakan untuk menunjukan adanya karbohidrat pereduksi (monosakarida lektosa , maltosa, dll). Uji positif ditandai dengan warna merah bata (Sirajuddin. 2011; 34).

d. Uji lodin

Digunakan untuk menunjukan adanya polisakarida, Almunium, dengan Lodin dapat membentuk kompleks baru sedangkan dengan glikogen dekstirin akan membentuk warna merah cokelat (http://yaminanggri.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-biokimia-umum_7004.html).

Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk menentukan reaksi reduksi pada krbohidrat, menentukan reaksi hidrolisis pada karbohidrat, dan menentukan reaksi uji Molish dan uji Seliwanoof.

(8)

laktosa berwana merah bata dan sukrosa serta. Almunium berwarna biru. Hal ini sudah sesuai dengan literatur dimana sukrosa dan amilum bukan gula pereduksi.

Cara kerja pada percobaan hidrolisis sukrosa dengan katalis asam dimana sampel sukrosa dengan 2 % dimasukan ke dalam tabung reaksi yang berada sebanyak dua tabung lalu ditambahkan air dan tabung pertama ditambahkan H2SO4 dan tabung kedua ditambahkan NaOH 3 M. Kemudian dipanaskan keduanya selama 5 menit. Untuk tabung pertama ditambahkan NaOH dan di uji dengan kertas lakmus. Untuk kedua tabung ditambahkan 10 tetes pereaksi fehling kemudian diamati perubahannya. Di dapatkan hasil untuk tabung pertama berwarna bening dan tabung dan tabung kedua berwarna biru bening. hal ini tidak sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa hasil positifnya terdapat endapan merah. Hal ini disebabkan kesalahan dari penambahan NaOH kembali sehinggga tidak mendapatkan hasil yang positif.

Pada percobaan amilum dimana sampel amilum 2 % masing-masing ditambahkan 2 ml saliva dan 2 ml H2SO4 3 M kemudian dipanaskan dan dijaga suhu 45° C selama 30 menit. Lalu setiap tabung reaksi ditambahkan lodin sebanyak 2 tetes. Didapatkan hasil pada tabung reaksi kedua (amilum + saliva) berwarna putih dan tidak ada endapan. Hasil yang didapatkan berbeda dengan literatur dikarenakan tidak dijaganya suhu konstan sehingga pemanasan tidak terkontrol.

Pada percobaan uji molisch dimana sampel aquadest, glukosa, amilum, sukrosa dan fruktosa direaksikan dengan H2SO4 pekat sebanyak 2-3 tetes kemudian diamati perubahannya. Dari percobaan didapat hasil untuk glukosa, amilum, sukrosa, dan fruktosa terdapat cincin ungu (+) sedangkan aquadest tidak (-). Hal ini hampir mendekati literatur dimana hasil positifnya terbentuk cincin ungu. Namum , pada percobaan ini, cincin cincin ungu yang terbentuk kurang jelas dikarenakan pereaksi H2SO4 terlalu sedikit dalam penambahan.

Pada percobaan uji seliwanoff dimana sampel fruktosa, glukosa, sukrosa , amilum dan aquadest direaksikan dengan reagen seliwanoff sebanyak 4 ml lalu dipanaskan dan amati perubahan. Didapatkan hasil sampel fruktosa, glukosa, sukrosa dan amilum mengandung karbohidrat karena adanya gugus keton, sedangkan pada aquadest tidak karena tidak mengandung gugus keton. Hal ini sesuai dengan literatur yaitu kadar karbohidrat dapat ditentukan dengan ada atau tidaknya gugus keton.

Pada percobaan dehidrasi dimana sampel sukrosa dan glukosa dereaksikan dengan H2SO4 pekat lalu diamati. Didapatkan hasil untuk sukrosa , setelah penambahan H2SO4, tabung akan panas dan berwarna hitam dan tidak terhidrolisis. Sedangkan untuk glukosa berwarna cokelat pekat dan terhidrolisis. Hal tersebut sesuai dengan literatur dimana sukrosa dan glukosa pada percobaan ini H2SO4 akan mengalami pelepasan ikatan dengan H dan O yang membuatnya menjadi merah hitam atau cokelat kemudian dengan H2O membentuk gelembung H2 dan O2.

(9)

sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dan amylum gliserin bisa digunakan sebagai amylum dan sebagai basis untuk supposutona.

Adapun faktor kesalahan yang terjadi pada saat percobaan adalah kesalahan pada saat pemanasan atau pemanasan yang kurang tepat serta suhu yang kurang atau tidak konstan sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal. Konsentrask pelarut reagen yang digunakan juga tidak ditentukan secara jelas.

V. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pngamatan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Pada percobaan reduksi karbohidrat, untuk sampel fruktosa, glukosa, dan laktosa hasilnya positif, sedangkan sampel sukrosa dan amilum hasilnya negatif.

2. Pada percobaan hidrolisis karbohidrat, kedua sampel sukrosa dengan perlakuan yang berbeda hasilnya negatif.

3. Pada percobaan hidrolisis amilum, hasilnya negatif.

4. Pada percobaan Uji Molisch untuk sampel glukosa, amilum, sukrosa, dan fruktosa hasilnya positif, sedangkan untuk sampel aquadest hasilnya negatif.

5. Pada percobaan uji Seliwanoof untuk sampel glukosa, amilum, sukrosa, dan fruktosa hasilnya positif, sedangkan untuk sampel aquadest hasilnya negatif. 6. Pada percobaan dehidrasi pada sukrosa hasilnya negatif, dan pada glukosa hasilnya positif.

B. Saran

1. Laboratorium.

Dilengkapi alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum agar praktikum menjadi lebih efisien.

2. Asisten.

Didampingi para praktikumnya pada saat praktikum, diberi arahan dan penjelasan agar praktikum lebih dapat mengerti mengenai praktikumnya.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Adnan, Poedjiadi.2009.biologi sel .Makassar.UNM press.

(10)

Murray, R.K.dkk.2009. Biokimia Harper. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Sirajuddin, S.dan Nadjamuddin. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: FKM UNHAS.

Referensi

Dokumen terkait

Kata fiddunya wal akhirah tersebut merupakan penggambaran campur kode yaitu suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur dua (atau lebih) bahasa atau

Tema dania hasamuza hama’okho,no hasamuza hama’okho,nono galimango ana’a no galimango ana’a kho duada balugu,raya badano kho duada balugu,raya badano ngawanua mazingo,lamane

Sertifikat laik fungsi gedung (SLF) atau dengan istilah SLF memiliki landasan hukum dalam pengaturannya. SLF meliki landasan hukum yaitu bedasarkan pada Undang-Undang

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bertujuan untuk mengungkap karakteristik dan tahapan-tahapan perubahan interior ruang jual

Program kemitraan dgn usaha kecil diartikan sebagai program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan sebagai program untuk meningkatkan kemampuan

Hasil penelitian menunjukkan,(1) model mental mahasiswa calon guru kimia dalam memahami bahan kajian Stereokimia adalah: tidak ada konsep (20,71%), miskonsepsi spesifik

Parliamentary threshold yang merupakan mekanisme ambang batas dalam Pemilu legislatif memiliki persamaan dengan mekanisme pemilihan anggota ahl al-hall wa al-'aqd,

(2001) melaporkan bahwa dengan menggunakan uji serum netralisasi, 17% P. vampyrus di Malaysia positif terhadap virus Nipah. Oleh karena itu, apabila di Indonesia dapat