178
Mela Amelia, 2016
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE BERCERITA BERPASANGAN BERBASIS KECERDASAN KINESTETIK DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan terhadap pelaksanaan pembelajaran bercerita dengan model kooperatif tipe bercerita berpasangan berbasis kecerdasan kinestetik dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Setelah peneliti melakukan studi lapangan dan studi literatur, ditemukan
beberapa kendala siswa dalam pembelajaran bercerita yaitu siswa merasa sulit untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya, siswa masih terpengaruh dengan bahasa daerahnya, gugup ketika berdiri di depan teman-temannya, sulit untuk menghidupkan dan memahami cerita dengan sekali membaca bahkan sulit untuk menghapal cerita. Setelah melakukan penelitian, ternyata banyak siswa yang menghapal isi cerita. Ketika siswa tampil untuk bercerita, siswa lebih fokus pada kata-kata yang dihapalnya bukan pada isi ceritanya sehingga siswa sering lupa apa yang ingin mereka ceritakan. Siswa tidak perlu menghapal cerita tersebut tetapi cukup memahami inti ceritanya saja. Isbell dkk. (2004) mengemukakan bahwa “bercerita tidak perlu menghapal kata-kata tetapi diceritakan secara spontan, aktif, dan adanya interaksi dengan pendengar”.
2. Berdasarkan analisis data yang peneliti peroleh dari hasil kemampuan awal siswa dalam bercerita, ada beberapa aspek yang dinilai yaitu bahasa cerita (lafal dan intonasi, pilihan kata, struktur bahasa, dan gaya bahasa), isi cerita (hubungan isi dengan topik, struktur isi cerita, pengembangan ide cerita, dan kualitas isi), dan penampilan (gestur dan mimik, hubungan dengan pendengar, volume suara, dan kelancaran bercerita). Ketika bercerita siswa kurang mengoptimalkan aspek-aspek tersbut karena kendala yang telah disebutkan tadi
179
Mela Amelia, 2016
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE BERCERITA BERPASANGAN BERBASIS KECERDASAN KINESTETIK DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan lafal dan intonasi yang tepat dalam bercerita, pilihan kata yang tepat, adanya hubungan antara topik dengan isi cerita, struktur cerita yang tepat, dan menggunakan gestur serta mimik dalam bercerita. Namun demikian, ada beberapa aspek yang masih sulit untuk dilakukan siswa yaitu dalam struktur bahasa dan gaya bahasa. Namun hal tersebut bukan menjadi kendala ketika siswa mempunyai keinginan untuk terus berlatih.
4. Peningkatan kemampuan bercerita di kelas eksperimen terlihat dari nilai rata-rata prates dan pascates. Nilai prates kelas eksperimen adalah 46,52 dan nilai pascates 70,86. Diperoleh pula nilai rata-rata gain atau selisihnya adalah 24,3 sedangkan Nilai prates kelas kontrol adalah 46,48 dan nilai pascates 63,14. Selain itu diketahui pula nilai rata-rata gain atau angka selisihnya adalah 16,7. 5. Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh nilai Asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,000<α = 0,05. Artinya, H0 ditolak. Atau dengan kata lain H1
diterima. Dengan demikian, kemampuan siswa kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan dari kelas kontrol. Dengan demikian, ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan bercerita di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Artinya, model kooperatif tipe bercerita berpasangan berbasis kecerdasan kinestetik efektif untuk meningkatkan keterampilan bercerita siswa.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa pembelajaran di kelas bisa dikatakan berhasil apabila terjalin kerjasama antar semua elemen pendidikan. Salah satu penentu keberhasilan tersebut adalah peran guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Pembelajaran bukanlah proses yang didominasi oleh guru. Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif menuntut siswa melakukan kegiatan sehingga siswa benar-benar membangun pengetahuan dan kreativitasnya secara mandiri.
180
Mela Amelia, 2016
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE BERCERITA BERPASANGAN BERBASIS KECERDASAN KINESTETIK DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
implisit menyiratkan bahwa pembelajaran berlangsung secara optimal pada kegiatan inti. Kegiatan ini harus memberi tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan siswa. Tahapan-tahapan yang dimaksud tentu saja sangat bergantung pada model atau metode yang dipilih dan digunakan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, guru harus kreatif dalam merancang model, teknik, dan media pembelajaran sehingga pembelajaran di kelas lebih bervariatif dan menambah pengalaman siswa.
Model pembelajaran yang dirancang dalam penelitian ini diterapkan untuk memotivasi belajar siswa, agar siswa berani mengemukakan pendapatnya dan saling bertukar pikiran sehingga setiap siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Model kooperatif tipe bercerita berpasangan berbasis kinestetik berfungsi mengembangkan kemampuan berbahasa siswa melalui kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
Efek dari hasil penelitian ini yaitu meningkatnya kemampuan siswa dalam bercerita. Dengan rancangan pembelajaran yang disusun secara terstruktur sebelumnya, maka pembelajaran di kelas akan lebih harmonis, bermutu, dan bermartabat. Pembelajaran yang harmonis mampu merangsang guru dan siswa bekerja secara aktif sesuai dengang tugas dan fungsinya masing-masing. Pembelajaran yang bermutu dicerminkan oleh adanya aktivitas guru dan siswa yang berlandaskan pada prinsip pembelajaran yang tepat dan dipasilitasi oleh model, teknik, dan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Pembelajaran yang bermartabat mencerminkan adanya nilai-nilai dan norma budaya bangsa yang hidup dalam situasi pembelajaran.
C. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan tersebut, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan bercerita siswa sebagai berikut.
181
Mela Amelia, 2016
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE BERCERITA BERPASANGAN BERBASIS KECERDASAN KINESTETIK DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Model kooperatif tipe bercerita berpasangan berbasis kecerdasan kinestetik layak dipertimbangan sebagai model dan teknik pembelajaran yang bisa digunakan di sekolah karena model dan teknik ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran bercerita. Meskipun sudah banyak yang menggunakan model kooperatif ini, tapi dengan mengembangkan teknik pembelajaran yang ada dan disesuaikan dengan materi ajar maka siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang baru.