• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKAYASA PERANGKAT LUNAK INVISIBLE IMAGE WATERMARKING DENGAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) Yusup Jauhari Shandi, Agung Toh Wibawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REKAYASA PERANGKAT LUNAK INVISIBLE IMAGE WATERMARKING DENGAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) Yusup Jauhari Shandi, Agung Toh Wibawa"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

REKAYASA PERANGKAT LUNAK INVISIBLE IMAGE WATERMARKING DENGAN METODE

LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

Yusup Jauhari Shandi, Agung Toh Wibawa

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Djuanda 96 Bandung 40132

Email : ujshandi@gmail.com

Abstrak

Perangkat lunak invisible watermarking merupakan perangkat lunak pemberi tanda kepemilikan atau biasa disebut copyright. Tetapi berbeda dengan perangkat lunak watermarking pada umumnya invisble watermarking membuat watermark atau penanda pada citra tidak dapat dilihat oleh kasat mata sehingga pada perangkat lunak ini secara umum berisi dua fitur yaitu menyisipkan dan mengekstrak. Pengguna dari perangkat lunak seperti ini masih jarang karena kurangnya subjek pengguna yang benar-benar membutuhkan, tetapi untuk orang yang berprofesi sebagai designer atau orang yang berprofesi sebagai photographer sangatlah penting untuk menghindari pencurian hak cipta atau plagiarisme.

Keyword : watermarking, copyright, penyisipan, pengekstrakan

1. PENDAHULUAN

Kemudahan distribusi media digital yang khususnya melalui internet di sisi lain dapat menimbulkan permasalahan ketika media tersebut terlindungi hak cipta. Hal ini terjadi karena pertukaran informasi melalui internet memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan media komunikasi lainnya, terutama dari segi kecepatannya. Tetapi di sisi lain perlindungan terhadap hak cipta menjadi semakin lemah. Salah satu teknik yang dapat menjaga agar file seseorang tidak dengan mudah diakui sebagai milik orang lain adalah watermarking.

(2)

Watermarking merupakan teknik penyisipan (embedding) informasi kedalam media data digital seperti citra, audio dan video secara rahasia. Informasi yang akan disisipkan harus dapat diperoleh kembali meskipun data digital telah diproses, disalin, atau didistribusikan. Informasi yang akan disisipkan kedalam data digital dinamakan tanda air digital (digital watermark), sedangkan data digital yang disisipi dinamakan data orisinal (host data). Untuk data digital yang telah disisipi watermark dinamakan data bertanda air (Watermarked Dara).

Dalam pembentukan watermarking, setiap informasi yang disisipkan ke media digital haruslah tidak merusak kualitas media digital tersebut. Sehingga dalam citra digital mata tidak dapat membedakan apakah citra digital tersebut telah disisipkan watermark atau belum. Sama halnya dalam musik atau audio digital, diharapkan telinga manusia tidak mengetahui adanya perubahan yang didengar setelah penyisipan data tersebut. Jadi pada digital watermarking, digital watermark atau informasi yang disisipkan pada media digital haruslah bersifat imperceptible atau tidak terdeteksi oleh panca indera manusia baik secara audio maupun visual. Dan digital watermark tersebut adalah sebuah kode identifikasi yang secara permanen disisipkan kedalam data digital dengan membawa informasi yang berhubungan dengan perlindungan hak cipta dan otentikasi data pemilknya.

Watermarking dalam penerapannya terhadap data digital dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu pada domain spasial dan domain transformasi. Watermarking yang bekerja pada domain spasial langsung mengubah nilai pixel pada citra asli. Metode tersebut memiliki kompleksitas komputasi yang rendah namun tidak tahan terhadap serangan contoh nya seperti metode Least Significant Bit (LSB), Singular Value Decomposition (SVD). Sedangkan watermarking pada domain transformasi seperti FFT ( Fast Fourier Transform), DCT (Discrete Cosine Transform), dan Discrete Wavelet Transform (DWT) memiliki lebih banyak keuntungan dan kinerja yang lebih baik daripada teknik yang bekerja pada domain spasial.

(3)

2. Landasan Teori

a. Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa perangkat lunak berasal dari frase rekayasa dan perangkat lunak, rekayasa atau teknik adalah penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan melalui pengetahuan, matematika, dan pengalaman praktis yang di terapkan untuk mendesain objek atau proses yang berguna. Para praktisi teknik profesional disebut perekayasa (Simarmata,2010:10).

Rekayasa perangkat lunak adalah disiplin rekayasa dengan perangkat lunak yang dikembangkan. Biasanya proses melibatkan penemuan pada keinginan klien, menyusunnya didalam daftar kebutuhan, perancangan, pengkodean, pengujian dan pengintegrasian bagian yang terpisah, penyebaran dan pemeliharaan perangkat lunak. Pemrograman hanya menjadi bagian kecil dari rekayasa perangkat lunak.

b. Perancangan Berorientasi Objek

Perancangan berorientasi objek (Whitten, 2007:686) adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menentukan solusi perangkat lunak dalam kaitannya dengan pemakaian objek, atribut (attribute) dan fungsinya secara bersamaan (an approach used to specify the software solution in terms of collaborating objects, their attributes and their methods).

Perancangan berorientasi objek (Booch, 2007:39) adalah sebuah metode desain yang meliputi proses pemecahan berbasis objek dan sebuah notasi untuk menggambarkan model logical dan fisikal maupun statis dan dinamis dari sistem yang didesain (object-oriented design is a method of design encompassing the process of objects oriented decomposition and a notation for depicting both logical and physical as well as static and dynamic models of the system under desing).

c. Watermarking

Watermarking merupakan suatu bentuk dari steganography (Ilmu yang mempelajari bagaimana menyembunyikan suatu data pada data yang lain),

(4)

data tambahan pada data host-nya. Jadi seolah-olah tidak ada perbedaan antara data host sebelum dan sesudah proses Watermarking. Disamping itu data yang ter-watermark harus tahan (robust) terhadap serangan-serangan baik secara sengaja maupun tidak sengaja untuk menghilangkan data watermark yang terdapat didalamnya. Watermark juga harus tahan terhadap berbagai jenis pengolahan / proses digital yang tidak merusak kualitas data yang ter-watermark.

Watermarking juga dapat dipandang sebagai kelanjuatan cryptography, namun memiliki perbedaan pada letak hasil outputnya. Hasil dari cryptography biasanya berupa data yang berbada dari bentuk asalnya tetapi dapat dikembalikan ke bentuk semula , sedangkan hasil keluaran dari Watermarking bentuk persepsi yang hampir sama dengan bentuk aslinya, tentunya oleh persepsi indra manusia, tetapi tidak oleh komputer atau perangkat pengolah digital lainnya (Basaruddin,2009:2-3).

Watermarking dengan seiring perkembangan jaman muncul pada media digital atau baisa disebut digital Watermarking. Salah satu prinsip dalam digital Watermarking adalah informasi yang disisipkan pada media digital tidak boleh mengubah atau mempengaruhi kualitas media digital tersebut. Jadi pada citra digital, mata manusia tidak dapat membedakan apakah citra tersebut disisipi watermark atau tidak. Oleh karena itu dalam prosesnya terdapat persyaratan bahwa digital watermark yang disisipkan dalam citra haruslah imperceptible atau tidak dapat terdeteksi oleh sistem pengelihatan manusia atau sistem pendengaran manusia. Digital Watermarking sendiri adalah sebuah kode identifikasi yang secara permanen disisipkan kedalam data digital dengan membawa informasi yang berhubungan dengan hak cipta atau otentifikasi data (Solichin,2010:5).

d. Least Significant Bit

Least significant bit adalah bagian dari barisan data biner (basis dua) yang mempunyai nilai paling tidak berarti/paling kecil. Letaknya adalah paling kanan dari barisan bit. Sedangkan most significant bit adalah sebaliknya, yaitu angka yang paling berarti/paling besar dan letaknya disebelah paling kiri (Utomo, 2009:5).

(5)

Least significant bit sering kali digunakan untuk kepentingan penyisipan data ke dalam suatu media digital lain, salah satu yang memanfaatkan Least significant bit sebagai metode penyembunyian adalah steganografi audio dan gambar.

Manipulasi LSB adalah suatu cara yang cepat dan mudah untuk menyembunyikan informasi tetapi sangat peka untuk perubahan hasil yang kecil dari pemerosesan gambar atau lossy compression. Seperti kompresi yang merupakan kunci keuntungan dari gambar JPEG yang mempunyai kelebihan dari format yang lain.

e. Net Framework

Net Framework adalah sebuah runtime mirip JRE (Java Runtime Environment) yang dimiliki bahasa pemrograman Java yang kini diakusisi Oracle. Jika Java punya JRE, maka Microsoft membuat sebuah framework yang memudahkan pengembangan software secara lengkap di Windows, yaitu Net Framework.

Net Framework menyediakan banyak antarmuka / interface untuk pemrograman. Dengan menggunakan Net Framework, programmer sudah tidak membutuhkan file-file lain dan dijamin tidak ada file hilang saat program dijalankan. Ini disebabkan framework / kerangka kerja menyediakan sejumlah besar solusi program untuk memenuhi kebutuhan umum berjalannya sebuah program, dan mengatur eksekusi program yang ditulis secara khusus untuk framework ini.

Class Library dan CLR merupakan komponen inti .Net Framework. Kerangka kerja itu pun dibuat sedemikian rupa agar para programmer dapat mengembangkan program komputer dengan jauh lebih mudah, dan juga mengurangi kerawanan aplikasi dan menjaga komputer dari berbagai ancaman keamanan (Winarno, 2010:102).

3. Analisa dan Perancangan

(6)

kemampuan pendukung seperti menload citra yang akan disisipi (host image) dan menyimpan citra yang telah disisipi watermark.

Perangkat lunak ini memberikan watermark atau tanda air pada citra karya grafis yang akan dilindungi kepemilikannya. Watermark yang digunakan berupa teks yang diinput melalui fitur semacam text box, dan citra yang akan dilindungi (host image) citra yang bersifat bitmap terutama pada citra yang berformat jpeg, dan png.

a. Usecase

Gambar 1

Usecase Diagram Software Watermarking

(7)

Gambar 2

Class Diagram Software Watermarking

c. Rancangan Antar Muka

Gambar 3

Rancangan Antar Muka Menu Utama Embed text

Rancangan pada gambar 3 ini berisi tampilan citra yang akan disisipi watermark, textbox penampung teks watermark. Diikuti tombol-tombol seperti tombol browse untuk memanggil citra yang akan diwatermark,

(8)

4. Kesimpulan

Setelah menjalani dan menyelesaikan proses pembuatan perangkat lunak invisible image watermarking, dapat ditarik beberapa kesimpulan :

1. Dengan metode least significant bit perangkat lunak dapat menyisipkan watermark kedalam citra benar-benar tersembunyi dengan sempurna.

2. Citra yang disisipi watermark tidak mengalami perubahan yang berarti karena hanya mengubah bit terakhir dari nilai bit tiap pixle pada citra.

3. Metode least significant bit memungkinkan untuk membuat fitur perbedaan jenis watermark yang akan disisipkan yaitu watermark berjenis teks dan watermark berjenis citra.

4. Dengan metode least significant bit ini sangat mendukung fitur pemeriksaan keaslian citra yang telah disisipi watermark ketika diekstrak karena watermark akan rusak ketika citra penampung yang diberi watermark berupa citra mengalami image processing.

Daftar Pustaka

[1] Ariyus, Dony, 2006, Keamanan Multi Media, Yogyakarta : Andi, 2006.

[2] Basaruddin, 2009, Kinerja Skema Pemberian Tanda Air Video Digital Berbasis DWT-SVD dengan Detektor Semiblind, Depok:Universitas Indonesia,2009.

[3] Booch, Grady, 2007, Object Oriented Analysis and Design With Application, Addison Wesley

[4] Cahyana, Basarruddin, T and Jaya, Danang, 2007, Teknik Watermarkng Citra Berbasis SVD, National Confrence Science & Information Technologu. [5] Putra, Damar, 2010, Pengolahan Citra Digital, Yogyakarta : Andi

Offset,2010.

[6] Simarmata, Janner, 2010, rekayasa perangkat lunak, C.V. ANDI OFFSET. [7] Solichin, Achmad, 2010, Digital Watermarking untuk Melindungi Informasi

Multimedia, Jakarta:Universitas Budi Luhur.

[8] Utomo, Tri Prasetyo,2009, Steganografi pada Citra Digital Menggunakan Least Significant Bit, Bandung:UIN Sunan Gunung Djati.

(9)

[9] Winarno, Edy, 2010, Dasar-Dasar Pemrograman Dengan Visual Basic 2010, C.V. ANDI OFFSET.

[10] Whitten, Jeffrey. L, Bentley, Lonnie D, 2007, System Analysis & Design for The Global Enterprise, 7th ed, The McGraw-Hill, Inc

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjut menggunakan pelarut selain etanol 96%, efek antibakteri ekstrak daun leilem terhadap bakteri lain yang dapat

Analisis penelitian kualitatif didapatkan lansia sangat senang jika diberikan uang oleh anak sebagai pegangan, dan anak menawarkan bantuan uang saat butuh

disampaikan tidak lain berupa ayat-ayat Al-Qur’an yang akan dihafalkan atau yang sedang disetorkan santri atau peserta didik, serta tujuan dari pembentukan kecakapan

Hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transaksional dengan komitmen organisasi. Semakin positif persepsi terhadap

Sistem berhasil mengalokasikan penjadwalan ujian untuk mata kuliah dengan peserta melebihi kapasitas satu ruang ujian dengan menambahkan ruangan lain yang memenuhi syarat

The conclusion of the research that maher zain is the singer muslim and the genre RNB and the researcher finding the figures of speech used in freedom and open your eyes song are

Kehancuran itu juga mendorong agar etika profesi akuntan menjadi bagian integral dari pendidikan untuk membangkitkan kesadaran calon akuntan akan apa yang baik