a
Jurnal
Ilmu
Sosial danIlmu Politik
rssN
1410-4946Volume 11, Nomor 1, lluJi2A07 (93-118)
Dilema
Para
Politisi
di Tingkat Lokal:
Antara
Mimpi
Inovasi
dan
Demokrasi
(Kaiian tentang Dilema
Politisi
Eksekutif di Kabupaten Bantul
dan Jembrana)l
Amalinda
Saairaniz
Abstract
This paper inaestigates dilemns faced by local executiaes in promoting effectiae local goaernance uthile
at
the sarne timeupholding democratic principles. Based
on
field
researchin
Bantul
and Jembrana, tzuo notorious regenciesfor
it'sinnooations in public policy, this paper concludes that from the
process perspectiue, the implementeation of democratic principle such as participation, accountability and trqnspnrency are
still
far
too behind. Howeuer, whenit
analyzed using the outcomesperspectiae, policy innoaations
in
Bantul and lembrana meet the public demands successfuly.Kata-kata kunci:
D emo cr acy, D ecentr alization, Regional Authonomy, P olicy Innoa ations,
Bantul, dan Jembrana
Sebagian besar data tentang Bantul merupakan bagian dari data dalam tesis 52
penulis di Universiteit van Amsterdam, Netherlands, dan kemudian penulis di update
menjelang Pilkada Langsung di Bantul Juni 2005. Data tentang Jembrana merupakan
hasil penelitian lapangan yang penulis lakukan sebanyak dua kali masing-masing pada
bulan Agustus 2005 dan menjelang Pilkada pada Oktober 2005.
Staf di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM dan Program 52 Politik Lokal dan
Otonomi Daerah UGM
lunnl llmu Sosial dan IImu Politik, VoI. 11, No. 1, luli 2007
Desentralisasi
telah
berlangsung
lebih
dari lima
tahun
di
Indonesia.Dua
undang-undang telah
menyertai prosesradikal
yangberlangsung dalam ranah
politik
lokal ini.
Telah banyak pelajaran yangdapat
dipetik
menyangkut kompleksitas bekerjanya gagasanini.
Salahsatunya
adalah
keterbatasan penggunaan parameterdemokrasi
yangbersifat
hitam
dan
putih.
Menggunakanprinsip
demokrasi
normatif-idealis, bisa dipastikan akan
membawakita
pada kesimpulan
"tidak
ada
demokrasidi
Indonesia".
Melalui studi
kasusdi
dua
kabupatenyang
dianggapterbaik dalam praktek
penyelenggaraan desentralisasi,tulisan
ini
akan
mengargumentasikanperlunya
melihat
kompleksitaspraktek
desentralisasi sebelum melakukan penilaianakhir
tentang ada atau tidaknya demokrasidi
ranah lokal. Kedua, perlunya menggunakan parameter"antara"
dalam menilai praktek demokrasidi
tingkat lokal.a.
Mempertimbangkan kepentingan
individu
politisi
dalam
analisa
produk kebijakan dalam
politik
lokal
Tulisan
ini
hendak
mengadvokasi analisa
berbasis individual
dalam memotretproduk
kebijakanpopulis
yang telahdikeluarkan
oleh beberapa kabupatenyang masuk dalam kategori
best practices dalam praktek desentralisasidi
Indonesia, yakni kabupaten Bantul, propinsiDI
Yogyakarta dan Jembranadi
Propinsi Bali. Basis argumentasinya adalahbahwa seluruh rangkaian kebijakan
pro
rakyat yang telah dihasilkandi
kedua
kabupatenini
oleh kedua bupatinya
dilatari oleh
kepentinganindividu
sangpolitisi
dalam
mempertahankan kekuasaannya. Dengankata
lain, struktur insentif individual si politisi lah yang
mendorongkelahiran kebijakan pro rakyat
ini,
dan bukan idealisme bagi perwujudanmimpi
desentralisasi sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang. Kerangkapikir
ini
dipinjam dari tradisi berfikir teori
pilihan
rasional (rational choice)
di
levelindividual,
yang mengasumsikan bahwakepentingan
dan motivasi
individu
selalu
menyetir
segala tindakanyang
akan diambilnya, dengan terlebih
dahulu
menghitung
peluangkeuntungan
dan kerugian yang
akan
diperoleh
dari
tindakan
yangdiambil.
Rational choice theory mengasumsikanbahwa
semuaindividu
berwatak rasional dalam mengambil tindakan. Kedua, bahwaindividu
memiliki
otonomi dalam mengambil langkah-langkah yang mendukungkepentingan dirinya. Semua
politisi memiliki
targetuntuk
terus bertahandalam
posisinya setidaknya
dalam satu
periode jatahnya.
Argumen-Amalinda Savirani, Dilema Para Politisi diTingknt l-okal: Antara Mimpi lnooasi dan Demokrasi
berbasiskan rational choice theory
ini
telah banyak diterapkan
dalam menganalisa motivasipolitisi
dalam bertindak. Salah satu analisa yang,urlglt
kuat untuk kasui di Amerika Latin dilakukan oleh Barbara GeddesltOi+'1dan seluruh kerangka
berfikir
dalamtulisan
ini
diinspirasi
olel
tulisan Geddes. Selanj
utnya
menurut Geddes, penentuan struktur insentifindividual politisi
disesuaikan dengan institusi yang didiaminya. Dalam kasuspolitisi
eksekutifdi
daerah, strategiuntuk
mencapai popularitas bagidirinya mungkin
harus ditempuh dengan melakukan penerobosanterTradap
itrukturbirokrasi
yang kaku dan tidak fleksibel'kebijakan
individual
potiUsieksekutif
di
daerahini
kemudian meniadisulit untuk dibedakin
dengan kebijakan daerah. Dalam kasusBaniul,
kebijakanyang dikeluarkan Idham
Samawi seringdiidentikan
dengan kebiiakan Pemkab Bantul. Dari sini, kemudian tampakbahwa yangdiselut
dengan kebijakan ,Caerah atau kebijakan negara bersifatterpecah-pecah (fragilented) bisa berbeda-beda
corakny4 kalau
mengasumsikantahwa
puiu politisi
memiliki
motivasi dan kepentingan kebijakan yangberbeda-bedi, terkecuali
jika
ada politisi yang
mendominasi
Prosespengambilan kebijakan.
Di
sisi
lairy
seorangpolitisi
-eksekutif
pun
*"*ltiki
variasi motivasi pribadi yang beragam, ketika dikaitkan denganstruktur
insentif yang dibayangkan akan diperjuangkan. Dalam konteksinilah, muncul aPa yang disebut "dilema politisi" '
Makna
dite*a
ini sendiri dapat diperluas dalam spektrum eksternal sangpolitisi, yakni
saat ia berhadapan dengan lembaga strategisdi
luardiriiya,
yakni parlemen danbirokrasi,
dan berhadapan dengan norma-norma demokrasi yang harus menjadi sandaran dalam proses sehari-hari pemerintahan di daerah. Uraianberikut ini akan menunjukkan bagaimanadilema-dilema
itu
muncul
dan pada gilirannya memPengaruhi gambarbesar bagaimana demokrasi
di
tingkat lokal berlangsung.b.
Bantul: dari Kebijakan Beli
Gabah sampai
"Babonisasi"
Salah satu kabupaten yang sangat terkenaldi
Indonesia karena rangkaian prestasinya di bidang pelayananpublik
paska pemberlakukankebilakan desentralisasi adalah kabupaten Bantul di propinsi Yogyakarta.
Bupatinya,
Idham
Samawi, meruPakanbupati
pertama
YTg
terpilih
dengan pengaturan und ang-undang baru tentang Pemerintahan Daerah No
iZlf
g 99 padatahun 2000, setelah Bupati lama Kolonel Sri Rosoterbukti
lunnl llmu Sosial dan llmu Politik, VoL 1.1, No. 1, luli 2007
bersalah
oleh
pengadilandalam
kasusterbunuhnya wartawan
harian Bernas, Syafrudin atau yang lebih dikenal sebagai "LJdin". Idham Samawiterpilih
sebagaibupati
dalam
pemilihan
yang dilakukan
oleh
DPRD Kabupaten Bantul padaakhir
1999, karena dalam undang-undang yang lama bupatidipilih
oleh parlemen. Lima tahun kemudian iaterpilih
lagisebagai bupati Bantul dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung pada 261um 2005 tahun lalu, dengan angka kemenangan7S%.
Secara geografis Bantul terletak di bagian selatan kota Yogyakarta, dengan luas
wilayah
506,85 km2. Sementara secaraadministratif
Bantulmemiliki 17
kecamatan,75
desa
dan
933dusun.
jumlah
penduduk
kabupaten
Bantul
berdasarkan
hasil
sensus
tahun
2001
sebanyak 783.060 orang. Pertanian merupakan aktivitas ekonomi yang utama danpenyumbang terbesar pemasukan APBD.
Ada tiga kandidat dalam pertarungan Pilkada di Bantul
bulanJuni
tahun lalu. Kandidat
pertama adalahTotok
Sudarto yang sebelumnya merupakan wakil bupati pada masa kepemimpinan Idham Samawi (2000-2005).3Kandidat
kedua adalahIdham
Samawi sendiri.Ia
berpasangan dengan Sumarmo, seseorang yangmemiliki
latar belakang birokrat senior.Alasan pemilihan
Sumarmomenurut Idham
adalah karena masukanyang diberikan oleh Sultan Hamengkubuwono
X, untuk
mengurangikelemahan administratif Idham Samawi selama
ini.
Sementaraitu,
calon ketiga adalah salah satu anggota Kraton Yogyakarta yakni Gusti Bendoro PangeranHaryo
(GBPH) Yudhaningrat atau yang dikenal sebagai GustiYudha yang berpasangan dengan seorang
pemimpin
agama kharismatis KHAbdul
Aziz.Pertarungan dimenangkan
Idham
Samawimutlak
di
tujuh
belaskecamatan
yang ada
di
Bantul
denganhasil
perolehan suara sebagaiberikut ini:
3 Te_lah banyak diketahui khalayak bahwa hubungan antara sang Bupati dan wakilnya tidak harmonis. Pada tahun 2002, Totok Sudarto mencalonkan diri sebagai bupati di
Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, namun ia tidak memenangkan pertarungan, dan kembali ke kursi wakil bupati di Bantul. Peran wakil bupati dalam pemerintahan
sehari-hari
di
Bantul sangat terbatas. Semua proses pengambilan kepufusan danaktivitas rutin administratif didominasi oleh sang bupati. Tidak terlalu jelai asal muasal ketakcocokan keduanya. Pengakuan Idham Sarnawisendiri dalam sebuah wawancara dengan peneliti pada tahun 2002 adalah "ini persoalan karakteristik kepribadian".
Yang dimaksudnya adalah kepribadian sang wakit bupati yang barangkali tidak cocok dengan kepribadiannya sendiri.
7
Amalind"a Sa-oirani, Dilema Para Politisi di Tingkat Lokal: Antara Mhnpi Inoaasi dan Demokrasi
Tabel L
Hasil
Perolehan Suara Pilkadain
Bantul 20061 Kasihan 4 2.1,89 35.477 8.559 2 Sedavu 4 1,.1,62 16.000 6.290 J Paiangan J 1,.073 12.91,4 4.128 4 Pandak 4 7.378 22.768 5.102 5 Srandakan 2 1.093 73.995 2.7A6 6 Sanden 4 987 15.655 2.512 7 Kretek 5 707 13.n4 3.389 8 Pundons 3 955 1,5.970 3.051 9 Bambanelipuro 3 1,.334 17.655 3.712 10 Bantul 5 1.787 25.535 6.13s 11 Tetis 4 1.716 22.548 6.348 72 Imosiri 8 1..577 24.7s3 7.078 L3 Dlinso 6 1.217 15.815 4.357 T4 Banguntapan 8 3.169 28.185 1.4.494 15 Pleret 5 1.470 1,6.203 5.497 t6 Pivunsan .:) 7.275 1,4.822 8.873 T7 Sewon 4 3.038 35.188 10.260 75 25.521. 347.214 (78%l L02.501
mber: KPUD unaLp.n pa Bnnf,ul.7005
Kemenangan
Pilkada
dan Inaestasi Kebijakan Masa LaluKemenangan Idham Samawi dalam PilkadaJuni 2005 sangat terkait dengan apa
yang telah dilakukannya
selama masa kepemimpinannyadalam periode pertama. Secara formal, hal
ini
ditandai dengan kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) sejakia
menjabat sebagaibupati
sampai ketika ia mengakhiri masa jabatan. Besaran PAD Bantul pada 1999 sebesar Rp 6 M, dan angkaini
meningkat 5 kalilipat
menjadi Rp 30Milyar
ketikaia mengakhiri masa jabatannya pada 2005.
Kenaikan PAD
ini
merupakan kombinasi dua program sekaligusyakni
program
idealis atau apa yang
disebutnya
sebagai "programlurnal IImu Sosial dan IImu Politik, VoL LL, No. 1., luli 2007
padamu
negeri" dan
program yang
berorientasi profit.4Untuk
yang pertama, selama periode kepemimpinannyaia
memfokuskandiri
Padasektor pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian kabupaten
Bantul, dan
hal
ini
yang membuatnya terkenaldi
seluruh Bantul. Yangkedua pada
program pendidikan.
Salah satu kebijakankonkrit
dalambidang pertanian adalah pembentukkan
"tim
Pengamanan harga paskapanen"
yang
bertugasmelakukan
standarisasiharga
produk
Panen, de.tga., cara melakukan pembelianlima produk
utama rakyat
Bantuldengan harga pasar.
Lima produk
komoditas yangdibeli
adalah beras, cabai merah, bawang merah, kedelai, dan jagung-sTim Pengamanan Harga Paska Panen
ini
dibentuk Idham Samawidan
terdiri dari
15birokrat dari
Dinas
Pertaniandan
Kehutanan dandisupervisi langsung oleh Idham Samawi dan anggota DPRD Kabupaten
Bantul.
Tim
dibentuk
berdasarkan Surat KeputusanBupati
L Oktober 2002, dan diperbaharui denganNomor 72a,3l|anuary
2003JSelain membeli komoditas pertanian,
Idham
Samawi
ingumemperkenalkan proyek "babonis as|" , yakni sebuah proyek peningkatan gizi anak-anak usia sekolah dasar, dengan cara memberikan
induk
ayambetina (babon) kepada 91.000 siswa SD
di
wilayah
Bantul. Skema yangdirancangnya
adalah bahwa
babon akan dipelihara
si
anak
sampaikemudian
ia
bertelur. Telur babonini
yangkemudian
dimakan oleh si anak dan diharapkan dapat meningkatkan gizinya. Pada saat yang sama/pemberian tanggung jawab memelihara babon
ini juga mendidik
siswauntuk berperilaku bertanggung jawab. Pada perkembangannya/ Program
yang awalnya
dipuji ini
menghadapi permasalahan dalam eksekusinYd, salahsatunya
adalahbahwa banyak babon yang
mati
karena belumdivaksinasi.
Sementara
itu,
untuk bidang
pendidikan,
melalui
keputusanBupati,
dikirimkan
1"24guru
untuk
mengambilprogram
paska sarjanayang
didukung
oleh APBD 2002. Sekolah menengah pertama mendapatbantuan
sebesarRp
300.000,-untuk
perpustakaandi
masing-masingLihat Cornelis Lay (2000), Laporan Penelitian Riset Unggulan Terpadu (RUT) Eksekutif dan kgislatif di Daerah, Studi Kasus Kabupaten Bantul, Sampang, Buleleng dan Kota SoIo. Kedaul at an Raky at, 21-1,0-2003
Laporan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan8PKD, Propinsi Yogyakart4
lurnal IImu Sosial dan IImu Politik, VoI. LL, No. 1', luli 2007
padamu
negeri" dan
program yang
berorientasi profit.4Untuk
yang pertama, selama periode kepemimpinannyaia
memfokuskandiri
Padasektor pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian kabupaten
Bantul, dan
hal
ini
yang membuatnya terkenaldi
seluruh Bantul. Yangkedua pada
program pendidikan.
Salah satu kebiiakankonkrit
dalambidang pertanian adalah pembentukkan
"tim
Pengamanan harga paskapanen" yang
berfugasmelakukan
standarisasiharga
produk
Panen,dertga., cara melakukan pembelian
lima produk
utama rakyat
Bantuldengan harga pasar.
Lima produk
komoditas yangdibeli
adalah beras, cabai merahg bawang merah, kedelai, dan jagung-sTim Pengamanan Harga Paska Panen
ini
dibentuk Idham Samawidan
terdiri dari
15birokrat dari
Dinas
Pertaniandan
Kehutanan dandisupervisi langsung oleh Idham Samawi dan anggota DPRD Kabupaten
Bantul.
Tim
dibentuk
berdasarkan Surat KeputusanBupati
L Oktober 2002, dan diperbaharui denganNomor
72a,3I |anuary 2003-6Selain membeli komoditas pertanian,
Idham
Samawi
jngumemperkenalkan proyek "babonis asi" , yakni sebuah proyek peningkatan gizi anak-anak usia sekolah dasar, dengan cara memberikan
induk
ayambetina (babon) kepada 91.000 siswa SD
di
wilayah
Bantul. Skema yang dirancangnyaadalah bahwa
babon akan dipelihara
si
anak
sampaikemudian
ia
bertelur. Telur babonini
yangkemudian
dimakan oleh si anak dan diharapkan dapat meningkatkan gizinya. Pada saat yang sama/pemberian tanggung jawab memelihara babon
ini
jugamendidik
siswauntuk berperilaku bertanggung jawab. Pada perkembangannya/ Program
yang awalnya
dipuji ini
menghadapi permasalahan dalam eksekusinYd, salahsatunya
adalahbahwa banyak babon yang
mati
karena belumdivaksinasi.
Sementara
itu,
untuk bidang
pendidikan,
melalui
keputusanBupati,
dikirimk
an 1.24guru untuk
mengambilprogram
paska sarjana yangdidukung
oleh APBD 2002. Sekolah menengah pertama mendapatbantuan
sebesarRp
300.000,-untuk
perpustakaandi
masing-masingLihat Cornelis Lay (2000), Laporan Penelitian Riset Unggulan Terpadu (RUT) Eksekutif dan kgislatif di Daerah, Studi Kasus Kabupaten Bantul, Sampang, Buleleng dan Kota SoIo. Ke daul at an Raky at, 21.-1.0 -2003
Laporan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan8PKD, Propinsi Yogyakart4 ]anuari 2005
Annlinda Saairani, Dilcma para Politisi diTingkat Lokal: Antara Mhnpi Inoaasi dan Demokrasi
sekolah.
Karena
program-Program
ini
Idham
samawi
mendaPatUo"yut
sekali pengharglandiri
menteri pertaniar9 BKKBN dan asosiasipustakawandiYogyakarta' .r
r!_
rr,^^_
c,Sembari
rirelakukan program idealis,
Idham
Samawi
iugamelakukan serangkaian strategi
dilam
rangka perr11g\atan pendapatan daerah melaluibidan
usahatr,itit
d"aerahatiu
BUMD, dan menghasilkanf"r,ir,gtatan
PAD sebagaimana yangdituniukkan
dalam tabelberikut
Table 2
Perkembangan PAD Kabupaten
Bantul
(2000-2004)Sumber : AP BD Bantul 200A-2004
serangkaian program yang dirancang d.an berorientasi
profit ini
misalnyap.oyui
eantul
rc6taMandiri
(BKM), PengembanganRIU?
PanembahanV"iS
diwarnai oleh
markup
pembeliut
t"kt
ologi
kesehatan' Dalamprogram-program
inilah, ranum samawi
tersandung
oleh
berbagaiirrainur, iorupsi.
Sebelum Pilkada 2005 berlangsurig, kasus korupsinya sudah diadukan ke pengadilan dan kepolisian dan tengahdiusut'
Tapisampai saat
ini,
betum 6anyak perkembangan yangberarti dari
kasus-kasus tersebut.Bantul Kota
Mandiri
(BKM) adalah proyek pembangunan sebuah kota satelit di wilayah Bantul dengan rencana area sebesar 13.000 hektar. proyekini melibatlan
dua pihakliin
yakni Sultan Hamengkubowono DKdur'r per.rsahaan swasta PT Perwita
Asri. Alokasi
anggaranuntuk
BKM adalah Rp 60 Milyar.7 Rencana pembangunan BKM mulai mencuat tahunZ11l,ketika Pemkab Bantul beriekad merangsang pertumbuhan ekonomi
di
wilayah pinggiran, melalui pembentukanunit
perekonomian terpadu7 Kompns,22 Agustus 2002 99 4,115,1 1 1,193.00 12,219,62r,170.00 4,t41,,510,570.00 656,857,719.00 30,n4,54f.,687.W 3r.364,y3,r87.76 20,109,293,589.00 10,658,812,332.49 6,266,950,131.31
lurnal llmu Sosial dan IImu Politik, VoI. 1"1, No. 1, luli 2007
yang berada
di
desa-desapinggiran
dilengkapi fasilitas
permukiman, gedung perkantorary pusat perbelanjaary dan tempat rekreasi. Dengandemikian, potensi
sumber
daya alam berupa hasil pertanian serta hasilindustri
cinderamatadari
rakyat
setempatmudah
dipasarkan. Pada perkembangannya, proyekini
mengalami masalah dan kemudian dibuat panitia khusus (Pansus)di
DPRD Kabupaten Bantuluntuk
menyelidiki.Yang menarik,
honorarium
anggota Pansus besarnya 10kali lipat
dari
honorarium Pansus biasa, yakni Ketua Pansus Rp 500.000, Wakil Ketua Rp 400.000, Sekretaris Rp 350.000 dan
untuk
14 anggota masing-masing Rp 300.000.Sementara pansus biasa, besaran honorariumnya masing-masingRp
70.000 (ketua),Rp
50.000(wakil
ketua) dan Rp
26.000 (anggota). 8Kecurigaan ada upaya penyuapan terhadap anggota DRPD dalam kasus
BKM
ini
dapat dipahami.Proyek ambisius yang
kedua
adalah pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) dengan alokasi dana yangjrgu
sangat besaryakni
Rp 11,5 Milyar. Sempat bermunculankritik
dari
masyarakat bahwa proyek-proyekini
memboroskan dana APBD. Kasus yanglain
adalah dugaan mark-up pembelian alat-alat kesehatandi
Rumah SakitUmum
Daerah Panembahan Senopatiyang
merupakan salah satu perusahaan daerahmilik
Pemkab Bantul. Mark upberupa pembelian alat foto yang harganya hanya sekitar Rp 10 juta, tetapi dinaikan menjadi seharga Rp 75 juta, alatpengukur
keropostulang
densitometeryang dinaikan menjadi
Rp
1,2 miliar, dari harga wajar Rp 800 juta.e Data dari LBH Yogya, mark updiduga
dilakukan
salah satudokter
spesialisdi
RSitu
dan diduga kuat
kasusitu
melibatkan sejumlah lembaga sehingga sepak terjangnyaterlindungi.
Pada November 2003, kasusini
terbuka kepublik
setelah sebuah suratkaleng
dikirim ke
KejaksaanNegeri
yangisinya
melaporkan praktekkorupsi
di
RSini.
Dokter
senior yangdiduga menulis
surat kalengini
kemudian dipindahjabatankan dari RSUD ke sebuah Puskesmas kecildi
Bantul.
Singkat kata, berbagai
inovasi dalam
kebijakanpopulis
IdhamSamawi berdampingan dengan proyek ambisius di Bantul yang
memiliki
segudang persoalan
akuntabilitas.
Di
sisi lain,
prestasiyang
dicapai8 www.indomedia.com downloadedlT Maret 2006,jam
09.19.
e Ko.mpas,14 November 2003.
Antalinda Sauirani, Dilema Para Politisi di Tingkat Lokal: Antara Mimpi lnoaasi dan Demokrasi
Idham
Samawi, termasuk kenaikan angka PendaPatandaeratr'
Perludilihat
dengan komparasinyadari
besaran dana alokasiumum
(DAU)yangmerufakan
danasub;idi
pemerintah nasional kepada Pemerintahauuiun.
Angka
DAU jrgu terui
meningkat
dari
tahun
ke
tahun
yakniRp
190,0 66,1962,000,- padatahun
2001,dan
sebesarRp
296,683,682,055,-puau 2.002 dan
Rp
3ig,984,449,890,- pada 2003, atau terjadi peningkatan prosentasiDAU
sebesar 35,g"/odani,g
7o masing-masingdi
tahun 2002 dan 2003.Inovasi
di
Buntul: Antara
KebiiakanPopulis
dan
Penggadaian Prinsip DemokrasiApu
yang
berlangsung
di
Bantul
memPerlihatkan
bahwaserangkaian
kebijlkur,
yant
pop.tlir,
yang dapat dilabeli sebagai inovasi,dan
d,isukai,nuryurukat
paai ,t*n*flYa,
beriringan
dengan
proyek-proyek ambisius penuh kontroversi dan ketergantungan pendanaan
dari
p"*"ti.,tah
nasional melalui skema Dana Alokasi Umum(DAU)'
Karenadu*pak
kebijakan yangdilakukan
khususnya dalambidang
pertanianlangsung dapat
dirasakin
oleh sebagian besar rakyat Bantul yang Petani,oruig Bintui
menyebut Idham Samawi sebagai "Pak Idham dari langit" ,nu*u
belakangnya"samawi"
berasaldari
bahasaArab
yang bglarti
,,d.arilangit".
Iiri
merupakan ekspresipujian
terhadapdirinya,
seolah iamerupakan berkah bagi rakyat
Bantul-Sebagaimana
yu.g
dipaparkan
di
atas,untuk
dapat
mencapaiefektifitas dalam proses pembuatan kebijakan dan penerapannya, Bupati Bantul harus
*".,u*pnh
r"ruttgkaian strategi. Pertama, ia melakukannya dengan cara mem -byp ass sistembirokrasi yang memangberkarakter lambandanlidak responsif.
rim
Paska Panen yang dibentuknya tampaknyaterdiri
daribirokrai-birokrat terpilih
yang dipercayainya, serta mamPu bekerjadi luar kebiasaan rutin. Tim ini misalnya
tidak
diketuai oleh kepala Dinas pertanian dan Kehutanan Pemkab Bantul, melainkan oleh salah satu stafdi
dinas tersebut, yang kemudiandipromosikan
menjadi kepala DinasPertanian dan Kehutanan. Selain itu, karena menyadari kesulitan
hukum
yang
mungkin
muncul
di
kemudian
hari,
eksistensitim
Paska Panenditopang
d".gun
landasanhukum yaitu
dengan
menggunakan SuratKepltusan
atau SK Bupati. SKBupati
dipilih
ketimbang Perda, karenapenerbitan perda memerlukan proses legislasi yang panjang dan lama,
dan melibafkan DPRD sebagai
pihak
yang bertugas membuat legislasi.lunnl llmu Sosial dan llmu Politik, VoL 1.'1, No.7, luli 2007
Pelibatan aktor di luar eksekutif
ini
dikhawatirkan akan membuat proses pembuatan kebijakan menjadi terhambat.Strategi "asal tabrak" Idham Samawi
diakui sendiri
olehdirinya
saat wawancara denganpenulis.
Ia
secara sadarmenempuh
caraini
dengan alasan ada kepentingan masyarakat banyak yang harus dibelanya dan harus menjadi prioritas. Keluhan dari birokrasi pun amat luas namun
ketakpuasan
ini
tidak
pernah menggumpaldan
terkonsolidasi
secara sistematik, hanya berbentuk keluhan yang sporadis.Mengutip Barbara Geddes
(7993:732),yang
menggunakankerangka rational theory,
ketika
seorangterpilih
di
puncak
kekuasaaneksekutil ada tigu
hal
yang akan
ia
lakukan,
pertanta, memastikanbahwa
ia
akan bertahan setidaknya dalam periode kepemimpinannya,kedua, menciptakan mesin
politik
yangloyal
dan akan mendukungnya,dan ketiga, menciptakan pemerintahan yang efektif. Pemerintahan yang efektif berarti pemerintahan yang setidaknya mampu melakukan fungsi-fungsi dasarnya
yakni
pelayanan pada masyarakat regulasi dan fungsi kontrol. Ketiga sasaran yang diidentifikasi Geddes seringkali tidak selalu sejalan dengan prinsip demokrasi. Dari kasus Bantul misalnya, rangkaian kebijakan yangdiambilnya
dalam periode pertama kepemimpinannya merupakan upayauntuk
bertahan setidaknya selama masa jabatannya. Caranya dengan menciptakan mesinpolitik
yangloyal,
yakni
denganmelakukan seleksi terhadap
birokrat-birokrat
yang dianggapnya dapat membantu merealisasikan ide-idenya.Dan
ketiga,ia
akan memastikanbahwa
tim
yang dibentuknya dapat bekerja denganbaik,
dengan cara memastikan kebijakan yang dibuatnya berguna atau efektif.Dalam konteks penciptaan pemerintahan yang efektif,
kita mulai
masuk pada pertanyaan tentang standar penilaian pemerintahan yang
efektif. Apakah standar yang
kita
gunakan proses atauproduk?
Prosesberarti melibatkan
prinsip-prinsip
demokrasi, yaknipartisipatif,
terbukadan
akuntabel.Melihat
proses,kita
bisa pastikan
proses pembuatan kebijakandi
Bantuljauh dari
nuansapartisipatif minimal.
Strategi "asaltabrak"
baik ke
dalam (birokrasi)
dan ke
luar
(politisi
di
parlemen)yang berlangsung
di
Bantul
menunjukkan adanya penyempitan ruang partisipasi secara sistemik.Namury
jika kita
melihat
dari
sisi
produk,sulit
ditemukan kelompok masyarakatdi
Bantul
yangtidak
mengakuisumbangsih yang telah dibuat Idham Samawi bagi orang Bantul.
Inilah
yang penulis argumentasikan sebagai dilemapolitisi. Di
satu sisi sebagai7
Amalinda Saairani, Dilema Para Politisi di Tingkat Lokal: Antara Mimpi Inoaasi dan Demokrasi
politisi
apayang
ditakukannyabagi
masyarakat benar secarapolitik,
ietapi
salah secaraadministratif
formal-prosedural. Kasus seruPa i.tguditemukan di ]embrana.
c.
|embrana: dari
Program
Asuransi
sampai
Korupsi Dana
Bergulir
Jembrana
juga
merupakan sebuah fenomenalain
yang
pentingdalam periode
desentralisasidan otonomi
daerah. Kabupaten
yangterletak di Bali Barat
ini
merupakan salah satu kabupaten yang dianggap berprestasi dalam pelaksanaan otonomi daerah. Prestasi yang dimaksud addan karena serangkaian inovasi yang dilakukan pemerintah setempatdalam pelayanan
publik
yakni
dengan membebaskan biaya pelayananpendidikandan kesehatan. Pelayanan kesehatan digratiskan melalui skema
jaminan
Kesehatan Jembrana(IKD dan
Pendidikanmulai dari
tingkat
SD sampai SMU dibebaskan biaya SPP. Selainditujukan
kepadapublik,
inovasi J.,gudilakukan ke
dalamtubuh
pemerintaharyyakni ke tubuh
birokrasi dan
lembagaperwakilan
daerah (DPRD), sertapartai
politik
lokal. Ke
dalamtubuh birokrasi
misalnya, restrukturisasi kepegawaianyang sangat
ramping dilakukan
di
lingkungan
pemerintah Kabupaten]embrana. Sedang
ke
Partai
Politik,
khususnyaPDIP
sebagai partaidengan
kursi
terbanyakdi
DPRD, SangBupati
berhasil menjadi ketua DPC PDIP dan kemudian mampu mengkontrol fraksi terbesar parlemend"ari luar. Hasil dari aktivitas
ini
membuat harum nama jembrana dalampolitik
nasional dan di mata lembaga dana internasional yang mengurusi isu otonomi daerah. Serangkaian inovasi ini juga kemudian meningkatkan"tabungan" kabupaten ini, yang ditandai dengan kenaikan
PAD-Keberhasilan ]embrana
tidak bisa
dilepaskandari
sosok SangBupati, yakni Prof
I
Gede Winasa, mantandekan
fakultas kedokterangigi di
sebuah universitas swastadi
Bali, dan pemegang gelar profesordalam bidang yang sama. Ia menyelesaikan jenjang
pendidikan
strata 2di
universitasdi
Jepang, dan strata 3di
Universitas Airlangga Surabaya. Sejak periode kepemimpinannya, Winasa membawa ]embrana beranjakdari
kabupatenyang
miskin dan
tertinggal, menjadi
kabupaten yangdisegani
di
seluruh negeri. Selain akademisi, iairgu
seorang pengusahayang
ulet.
Konon,
ia
pernahmemiliki
perusahaanpengiriman
tenaga kerjalunul llmu Sosia| dan llmu Politik, VoI. L1., No. 1, luli 2007
Luas
wilayah
Jembrana sebesar 841,80km2 atau
75%dari
luastotal pulau
Bali, dan terbagi dalam 4 kecamatan,42
desa,9 kelurahary 209 dusun,35lingkungan. Jumlah penduduk pada2004 sebanyak 231.000jiwa. Komposisi agama
di
kabupatenini
adalah penganut agamaHindu
sebanyak 172.542 orang,
Islam
56.887orang,
Kristen
sebanyak 2.334penganuf Katholik1,.749 orang
dan
Budha 698 orang.Jembrana merupakan satu dari dua kabupaten yang paling
miskin
di propinsi Bali. Problema kemiskinan kabupaten ini yang harus ditanganiI
Gede Winasa, sang bupati, yang j.tgu seorang profesor ketika pertamakali naik ke
dalam tampuk
kepemimpinan "Jembrana 7".
Ia
berhasilmemenangkan
kompetisi menjadi Bupati
Jembranapada tahun
2000 setelah mengalahkan seorang calon yangdiusung
oleh PDIP. Saatitu
ia hanya didukung oleh koalisi partai gurem, Fraksi P3Ryangterdiri
dari PPP & Partai Republik. Sementara saingannya, I Ketut Sandyasa didukung oleh fraksi terbesar PDI Pyang menduduki 17 kursi. Pemilihan punberlangsungselama 2 putaran, karena yang pertama
tidak
memenuhikuorum.
Padapemilihan yang
pertama
ia
mengantungi
72 suara
dan
saingannyamendapat 13. Karena hasil
ini
tidak
memenuhikuorum
50% + 1, makapemilihan harus diulang.lo
Ia
memenangkanpemilihan putaran
kedua dengan perbandingan 11 dan 19 suarauntuk
dirinya
dan pasangannya. Winasadilantik
sebagai Bupati |embrana oleh Gubernur Dewa Beratha,dengan gelombang
protes yang
berlangsungdi
luar
gedung
DPRD. Pelantikan sempatdimundurkan
dari jadwal semula sampai menunggukondisi
politik
jembrana stabil. Setelah sempatdiwarnai
pertumpahan darah dengan tewasnya seorang pendukung calondari
PDIP, akhirnyaWinasa
dilantik
sebagai Bupati Jembrana pada tanggal 28 Agustus 2000.11Aksi kekerasan yang sempat berlangsung terjadi karena pendukung PDIP marah pada empat orang wakilnya yang
duduk di
DPRD yangdisinyalir
membelot mendukung
Winasa-Suania.Di
atas kertas, karena
PDIPmemiliki kursi
terbanyak, calon PDIP akan memenangkan pemilihan. Namun yang terjaditidaklah
demikian. Naiknya Winasa-Suania sebagaibupati dan wakil bupati melalui proses yang sangat kontroversial. Dalam perjalanan
duet
kepemimpinan mereka, Suaniatidak
banyak berperan10
Kompas,15 Agustus 2000.
11 Kompas,29 Agustus
Amalinda Saairani, Dilema Para Politisi di Thgkat Lokal: Antara Mimpi Inoaasi dan Demokrasi
karena
ia
merupakanpolitisi di
tingkat
propinsi. Sebagaimana Samawidi
Bantul, Winasa sendirian dalam memerintahdi
]embrana,mulai dari
proses pengambilan kebijakan sampai eksekusinya.a.
Rangkaian lnoaasi di bidang Pelayananhfulik
Segera setelah Winasa menjabat sebagai
bupati,
ia
melakukan gebrakan dalambidang
pelayananpublik. Ada tiga
inovasi pelayananpublik
yang dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten|embrana
yang membuatnya terkenal seantero negeriyakni
dalam bidang
kesehatan,pendidikan
danindustri
strategis (air mineral).Program unggulan
pertama Kabupaten Jembrana
adalah di
bidang pendidikary
yakni
pembebasan SPPbagi
siswa SD-SMUbaik
sekolah negerimaupun
swasta. Programini
telahdimulai
seiak tahun2001.
Alokasi
anggaranpendidikan terus
meningkat sejaktahun
2001 sampai 2004.Selain membebaskan SPP pada siswa sekolah, para siswa
miskin
j.rgu mendapatkan subsidi
dari
pemerintah kabupaten. Besaran subsidibervariasi, dan tergantung dari tingkatan sekolahnya. Siswa SD, SMR SMU mendapat subsidi masing-masing sebesar masing-masing
Rp
7500; RP 12.500 dan Rp 20.000. Pembebasan siswa dari pembayaran SPPdilakukan
setelah Pemkab Jembrana melakukan pengelompokkanulang
(regroup) sekolah-sekolah dari berbagai tingkat yang adadi
kabupaten Jembrana. Rasionalisasijumlah
sekolahini
dilakukan
terhadap
sekolah denganjumlah
siswadi
bawah standar. Selain membebaskan siswa sekolahdari
SPP dan memberlakukan manajemen baru bagi sekolah-sekolah, Pemkab Jembrana menciptakan apa yang disebut sebagai sekolah unggulan, atau sekolah percontohan.
Masih dalam bidang pendidikary inovasi lain yang dilakukan oleh Pemkab ]embrana berupa
pengiriman
tenaga kerja ke Jepang,melalui
skema magang selama
3
tahun. Dengan
menseleksilulusan SMU di
Jembrana, disusul dengan pelatihan,
/ang
pembiayaan yang ditanggung Pemkab sebagai pinjamandan
dikembalikanmelalui
pemotongan gaji peserta magang. Jaringan yangdimiliki
BupatiI
Gede Winasadi
Jepang ia optimalkan dalam pengiriman tenaga kerja ke Jepang.'
Iaminan
Kesehatan Jembrana(lKD
merupakan skema
yangdiciptakan
Pemkab
]embrana
dalam
upaya peningkatan
kualitas7
luntal llmu Sosial dan Ihnu Politik, Vol. 11, No. 1., luli 2007
pelayanan kesehatan masyarakat.l2 Skema tersebut
berupa
pengalihansubsidi kesehatan yang biasanya
diterima
oleh Puskesmas dan RumahSakit Daerah. Pengalihan subsidi, ditambah dengan pengelolaan dana Askes, dana Gerakan Kemiskinan
(GAKIN), dikumpulkan
dan dikelolauntuk
membebaskan masyarakat dari pembayaran pelayanan kesehatan. Skema JK| menggunakan logika asuransi. Kalau dalam asuransiindividu
yang
membayarpremi,
dalam
skemaJK],
Pemerintah Kabupaten lahyang membayar. Dalam jangka panjang, JKJ akan diproyeksikan menjadi perusahaan daerah di bidang asuransi. Sejak pertama
kali
diperkenalkan,dana
fK|
terus meningkat. Pada 2003 sebesar Rp 3Milyar,
pada 2004: Rp 4,5Milyar
dan
2005: Rp 6 Milyar.Gagasan
IKI
terinspirasi
dari
skema
IPKM
yakni
Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, sebuah gagasan yang dilontarkan oleh Departemen Kesehatarymelalui
UU No
23tahun
1'992dan
KeputusanMentri
yang mengikutinya. Dalam skemaIPKM
yangkemudian
ditiru
oleh Kabupaten |embrana, dibagi jenis-jenis pemberi pelayanan kesehatan (PPK) yang terkait langsung dengan jenis pelayanan. Ada tiga PPK yakni
PPK1
,
PPK2
dan
PPK3.
Yang pertama merupakanienis
pelayanan yang rawat jalan, yang kedua rawat inap, dan yang ketiga masuk dalamkategori khusus. Yang digratiskan dalam skema JK] ala ]embrana adalah PPK L, yakni rawat inap. Ketika masyarakat sakit dan harus mengakses PPK 2 atau
rawat inap
di
rumah sakit, akibat telah dicabutnya subsidi, harganya meningkat, lebih dari 200%.13Kebijakan JKJ diberlakukan karena evaluasi yang
dilakukan
padatahun 2001 ditemukan bahwa pemanfaatan RSUD Negara
tidak
begituoptimal, kunjungan
rata-ratadi
puskesmas hanyasekitar
30-40 orangper hari. Keluarga
miskin
hanya 75-20% yang memanfaatkan sarana RS irrgutidak
banyak yang memanfaatkankartu miskin untuk
berobatdi
puskesmas dan RSUD Negara. Bila dilihat dari pemanfaatanAPBD, subsidi
obat untuk puskesmas dan RSUD dari tahun ke tahun cukup besar Rp 3.5
Miliar
pertahun, sementara pendapatan dari sektor kesehatan merupakanpendapatan semu yang
tidak
dapat diandalkanuntuk
peningkatan PADr2 DatatentangJKJdiambildariLaporanPenelitianldentifikasidanPemetannlnoaasiProgram
Pemerintnh Kabupaten lentbrana, Pusat Kajian Pembangunan Administrasi Daerah dan Kota Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, September 2004.
13 Wawancara, seorang pasien di RSUD Jembrana, 23 Agustus 2005.
a
Amnlinda Saairani, Dilema Para Politisi di Tingknt Lokal: Antars Mimpi lnooasi dan Demokrasi
sekitar Rp 1
Miliar
lebih setahun.Pengelolaan
JK] dilakukan
oleh
sebuah lembagayang
disebutsebagai
teribaga
Jaminan Kesehatan Jembrana (LJK]). Kebijakan tentangIKI
fii
tertuaniaata*
SK Bupati Jembrana No 31 Tahun 2003. Kebijakanyins
strategis"i.,i dit.rangkan dalam bentuk SKdipaparkan
oleh KetuaLlri
sebagli
langkah slrategis
bupati.
Karenajika
membuat
perda,peluang teiganggi,nya realisasi ide
ini
akan besar akibatlebih
lamanyaproses legislasi di DPRD.14
^
Tia*
hanya program
lKl
yang
mengguli\i"
SK
Bupati'eksistensi LJKJ
p,;
berdaiarkan
SKfnpiti
No
57212002, 18 Desember 2002. Lembagaini
secaraadministratif
uauai
bawahDinas
Kesehatan dan Kesejahtlraan Sosial Kabupaten Jembrana. Tugas utamanya lembagaini
pertama, penyelesaian administrasi yang berkaitan-dengatt!:Tb1gu
]KJ; ked.,u,pu.,gtitungan
besarnyapremi
dantarif
pelayanan PPK, danL"iigu
melai<uklr,,orLlisasi
dan advokasi program-programIK];
sertap".rlupun
sistem verifikasi pelayanan kesehatan.Melalui
skemaIKI
diharapkan
terciptanyakompetisi
di
antarasesama penyedia pelayanan (proaiderl kepada warga negara
yakni
user'Melalui
skernaini
diirarapkin
masyarakatdapat
memilih
pelayananyang
memiliki
kualitas
teibaik dari
yang
ada,tanpa dibatasi wilayah
iu*lut
mereka mengakses pelayanan ini.1s Situasiini
pada gilirannya
akan menciptakan kompetisi antara para penyedia jasa kesehatanuntuk
berlomba-lomba menjadi
yang
terbaik,
dan
dengan
sendirinya
akanmeningkatkan kualitas
produk
pelayanan kesehatan.Pola
kerja
skema JKJ uaututt Lembaga JKJmembuat
kontrak
dengan tenaga medis yangterdiri
dari dokter umum dan bidan baikdari
swasta maupun dokter negeri. Semua masyarakat yang terdaftar sebagai anggota6f
bisamendapitkut
pelayanan kesehatandari
tenaga medisy;; *.*iliki
kontrak
dengan Lembaga JKJ.Total
tenaga kesehatan,"Uinyuk
113 orang (bidandan
dokter), sementarajumlah dokter
yang adadi
Kabupaten Jlembrana adalah 5L orang, 13 diantaranya merupakanra Wawancara, ketua LJKI, 22 Agustus, 2005
ri Informasi tentang JKJ sebagiannya berciasarkan hasil wawancara dengan Kepall
lembaga Jaminaf, Kesehatari Jem6rana gKJ),
I
Gusti Putu Mertadana, ]embrana, 23 Agustus 2005a
lurnal llmu Sosial dan llmu Politik, VoI.'1.7, No.'L, luli 2007
dokter PTT yang disalurkan melalui Yayasan Patria. 16 Besaran harga telah
ditetapkan oleh lembaga
]K|
bagi setiap pasien yakni sebesar Rp27.000,-terdiri
dua komponen yakni dari Rp 8.000,-untuk
jasa pemeriksaan danRp
19.000,-untuk
obat. Obat yangdiberikan
adalah generic plus. Obatharus
beli
di
dokter yang
memeriksa.Hal
ini
menciptakan monopolidistribusi obat yang pada
akhirnya menguntungkan
Yayasan Patria yang menguasai. Total pengguna]K|
sejakdiluncurkan
sebanyak 32.000kunjungan per bulan,
dari
total anggota IKJ sebesar 90.000. Target awalditetapkan sebanyak 220.000 anggota.
Dampak
JK|
yang telah dirasakan masyarakat adalah gratisnya pelayanan kesehatan. Bebasnya biaya kesehatan dasarini
tak membuatgentar masyarakat
untuk
pergi ke Dokter, khususnya adalah orang tuadan anak kecil yang rentan sakit. Tingkat hunian RS
pun
menurun sejakdiberlakukannya JKJ.
a. Program Unggulan lembrana yang Penuh Kontrooersi
Dalam rangka memfasilitasi penguatan perekonomian masyarakat,
Pemkab
Jembranamenyalurkan
danabergulir
yang diberikan
padakelompok
masyarakat (Pokmas). Pemkabmembentuk
tiga unit
usaha koperasi,yaitu
Koperasi Wisata melalui pembuatan kolam renang Blod Brawah;Koperasi
PengolahanDaging atau Koperasi Mekepung;
dan ketiga koprasi yang memproduksi air mineral"Megumi".
Dalam rangka pembangunanwisata
di
kabupaten Jembrana,melalui
koperasi wisata dibangunanKolam
RenangAir
Asin
di
Delod
Drawah
di
kecamatanMendoyo.
Besar
anggaran proyek adalah Rp 2,1milyar.
Pembangunanobyek
wisata
ini
dimaksudkanuntuk
meningkatkan
PAD
Kabupaten Jembrana, khususnya di bidang pariwisata. Dengan pembangunan obyekwisata
ini,
efek
lanjut
dari
keberadaannyadiharapkan akan
muncul, misalnya dengan peningkatantingkat hunian
penginapandi
]embrana, berkembangnyaunit
ekonomi penopangaktivitas
pariwisata yang lain. Dalam perkembanganya, muncul persoalan manajerial internal koperasi karena upaya mendapatkan pemasukan yang kuat untuk PAD dari kolam renangini sulit
dicapai.Hal ini jrgu
terkait
dengan " dayajual"
kolamrenang/ yang letaknya di pinggir pantai. Hal
ini
menyebabkan orang lebih16 Yayasan Patria Usada adalah yayasan yang dipimpin
oleh I Gede Winasa, yangbergerak di bidang kesehatan" yakni mensupplai para dokter JKJ dan obat generik.
7
Amalinda Saairani, Dilema Para Politisi di Tingkat Lokal: Antara Mimpi lnoaasi dan Demokrasi
suka berenang
di
Pantai. Akibatnya pengelola kesulitan mengembalikan dana talangan yang telah diberikan oleh Pemkab.17 Pemasukan rata-ratayangditerima
adalah Rp 2 juta per bulan dan uangini
habisuntuk
biayarutin
dan
pemeliharaan.Akhirnya
kolam
renangini
terbengkalai danmenjadi proyek
rugi
Pemkab Jembrana.Koperasi
Mekepung adalah
skema
bantuan pada
kelompok masyarakat (Pokmas)melalui
mekanismedana
bergulir.
Dana
yangdiberikan
Pemkab adalah Rp 560juta
padatahun
2004.18 Sebagaimanadalam kasus koperasi wisata, ketaksiapan
internal
manajerial koperasi menghasilkan persoalan yangrumit
dalam pengembalian dana pinjaman.Ditambah
lagi
dengantidak
komprehensifnya perencanaan Pembuatankoperasi pengolahan daging ini. Tahun
z}}4misalnya
mereka mengalamikerugian Rp 170 juta.
Koperasi
"Air
Mineral Megumi"
adalah Program danabergulir
yang paling
kontroversial.
Ide pendirian pabrik
air
mineral
di
desaPerancak, kecamatan
Negara
ini
adalah karena
proyeksi dua
puluh
tahun ke
depan |embrana akan kesulitanair
tanah, maka kesulitanini
perlu
diantisipasi.
Bentuk
antisipasinya
adalah dengan
melakukan penyulingan air laut yang asin menjadi air mineral dan karenanya dapatdikonsumsi
manusia. Pembelian mesin yang dapat menyuling air lautini
menggunakan dana APBD sebesar 1e dari PT Dairin Osaka jepang dengan
harga sekitar Rp 5 milyar. Total dana yang dikeluarkan Pemkab adalah Rp
7,6}d. Dalam perkembangannya, dengan alasan bahwa skala modal yang
dikelola
sangat besar, akan dirancangakuisisi
'Air
Megumi"
menjadiperusahaan daerah.
Usulan
ini
mengundangkontroversial,
mengingatalasan
yang
sesungguhnya adalah karenaproduksi
air
megumi tidak
dapat bersaing dengan produk air mineral lain yang telah terlebih dahuluberedar
di
pasar. Pengakuisisianini
hanya dalam rangka menyelamatkan kapal yang akan karam dan menjadi beban baru Pemkab. Selain itu warnakorupsi
sangatkental dalam urusan
air
megumi
ini. Forum
Gerakan17 "Pengelola Kolam Dlod Brawah "Angkat Tangan"", Balipost,19 Maret 2005
rs "Ketika Wakil Rakyat Jembrana "Turba" Bombardir Processing Daging, Kritik UGD"
'Balipost, L7 Maret 2005,
re "Tindak Lanjut Laporan Aliansi LSM kepada Kajari Diawali Pemilik Tanah dan Ketua
Koperasi Megumi", Balipost, Februari 2002
7
lurnal llmu Sosial dan IImu Politik, Vol. 1"'1., No. L, luli 2007
Masyarakat ]embrana (FGMI) menduga adanya mark up dalam pembelian mesin dari PT. Dairin. Ketua FGMI I Komang Budi Santajaya mengatakan
dalam aliran
kas tertera hargamesin Rp
6,1milyar
sedangkan dalamtagihan 8
]uni
2004 kepada Bupati ]embranaI
Gede Winasatertulis
3,9 juta yen atau sekitar Rp 348 juta.2o Karena berbagai persoalan ini, sebelumdiputuskan menjadi perusahaan daerah, DPRD memutuskan membuat Panitia Khusus (pansus).
b.
"Inoztasi" ke dalam: PemangkasanBirokrasi
dan PendisiplinanPartai
Politik
Terobosan yang
dilakukan
Pemerintah kabupaten yangdipimpin
oleh Bupati
I
Gede Winasa selain berlangsungterhadap
masyarakat, dengan wujud penj aminan pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan,jngu
berlangsungke
dalam. Terobosanke
dalam
ini
dilakukan
antaralain
terhadapbirokrasi dan
terhadap
lembagapartai
politik
denganfraksi
terbesaryakni
PDIP Dewan Pimpinan Cabang.Kontrol
terhadap Parpol ini pada gilirannya mempengaruhi dinamika yang berlangsungdi
DPRD Kabupaten Jembrana. Berbeda dengan dampak yang terjadi dalam birokrasi dan lembaga perwakilan berbeda dengan yangdi
masyarakat.Dampak dari kebijakan
ini memiliki
dimensi politis karena ide dasardari
kebijakan
ini
adalahmengkontrol
sekaligus memotong akses birokrasiterhadap sumber daya, dan mendisiplinkan partai
politik.
Kebijakan
ini
menciptakan
keresahandalam tubuh
birokrasidan Parpol.
Hal
ini
direspon dengan cara memberi insentif atau dengan menerapkantarik
ulur
mekanisme stick qnd carrof. Terhadap partaipolitik
j,rgu demikian. Pemberian konsensi pada semua pihak dan terlebih pada
aktor-aktor
kunci
Sebaliknya,mekanisme
mutasi
terhadap
birokrasi dilakukan kepada mereka yang dianggap tidak loyal atau membangkang pada apa yang telah digariskan bupati.Restrukturisasi Birokrasi merupakan kebijakan nasional yang telah
ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP)
No
8 tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Daerah. Tujuandari
pemberlakukan PPini
adalahuntuk
memastikanefisiensi
dalam aktivitas
di
pemerintahan daerah20 "Pimpinan Dewan Berencana Benfuk Pansus Megumi", Balipost,20 Agustus 2005.
7
Amalinda Sauirani, Dilema Para Politisi di Tfugknt Lokal: Antara Mimpi lnoaasi dan Demokrasi
baik
di
tingkat propinsi dan
kabupaten, sehinggastruktur
Pemerintahmenjadi ramping. Dalam peraturan
pemerintahini
ditetaPkan jumlahminimal
unit-unit
pemerintahan (dinas,kantor
dan badan) yang dapat ada di lingkungan Pemerintah ProPinsi dan kabupaten.Sejak pemberlakuan
UU
tentang
Otonomi
Daerah
telah
lahir
setidaknya dua PP tentang
isu
terkait yang sudah lahir. Pertama PP No8412000 dan yang kedua adalah yang dipakai sebagai acuan yakni PP No
812003. Keduanya berbeda dalam pertama, aspek pembatasan jumlah
unit
di
masing-masingkelompok
instansi (dinas, kantor, badan), mendasaridiri
pada kriteriaumum
dan khusus.Di
kabupaten ]embrana
dilakukan
restrukturisasi
pada
2005.Jumlah
Dinas dipotong
dari
9
menjadi
7, jumlah kantor
berkurang sebanyak 7 kantor danjumlah
badan tetapyakni
2(lihat
tabel 3). Total hasil restrukturisasi adalah 363 jabatan atau sebanyak 185 jabatan hilang yangterdiri
dart 2jabatan eselon ll-b,'1.6 jabatan eselonIII,
103 jabatan eselon IV.Baperjakat atau Badan pertimbangan Jabatan
dan
Kepangkatan adalah lembaga yang melakukan restrukturisasi dandiketuai
SekretarisDaerah (Sekda), dengan anggota Badan Kepegawaian Daerah. Prinsip
yang
digunakan
Baperjakatdalam
restrukturisasi adalah
sensitivitasekonomi yang kemudian membagi instansi kabupaten ke dalam empat
kelompok
besar,yaitu: Kelompok
Ekonomi;
Kelompok
PeningkatanSDM; Kelompok Layanan
Publik yang terdiri
dari
sarana PrasaranaPublik,
Fisik, danNonfisik;
dan Kelompok Penunjang,yakni
kelompokyang
mengurusi
perencanaandan
mengevaluasipeningkatan
SDM, Pengelolaan Keuangan, Prasarana.7
lurnal IImu Sosial dan IImu Politik, Vol. 1"1, No. 1, luli 2007
Tabel 4
Hasil restrukturisasi
Instansi Pemerintahandi
Pemkab Jembranat Dinas Peternakan
Dinas Pertaniary Kehutanan
dan Kelautan Kelompok Ekonomi
-
Produksi-
Pasar-
Modal2 Dinas Perf
3 Dinas Kehutanan & Perkebunan
4 Dinas Perikanan & Kelautan
5 Dinas Perindas
Dinas Perindag Kop & PMD
6 Dinas Koperasi
7 Kantor PMD
8 Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan & Kesos 9 Kantor Keseiahteraan Sosial
10 Dinas Pendidikan Nasional Dinas Pendidikan,
Kehudavaan dan Pariwisata
Kantor Pariwisata
12 l)inaq P[ I
Dinas PU & LKHP Kelompok
Layanan Publik: Sarana Prasarana
Publik, Fisik, dan
Nonfisik
13 Kantor LKHP
t4 Kantor Informasi & Komrrnikasi
Dinas Inkomyanum & hub
15 Kantor Perhubunean
"t6 Kantor Dafduknakertrans Dinas Danduknakertrans Xr KB 17 BKKBN 18 Bappeda Bappeda Bawasda Kantor Pol PP, Kesbanglinmas Kantor Diklat Kelompok Penunjang: Merencanakan dan mengevaluasi peningkatan SDM, Pengelolaan Keuangan, Prasarana T9 Bawasda
20 Kantor Pol PP, Kesbanslinmas
27 BLKUKM
Sumber: Perda kabupaten lembrana No 1U20A3
Restrukturisasi
ini
mengundang kontroversi karena
berkuran grryaiumlah
unit
pemerintahan
yang
terlikuidasi
dan
pegawai-pegawaiyang ada
di
dalamnya. Sebagaimana telah disebutkandi
atas, ada 185 posisi yanghilang.
Selain restrukturisasi, strategilain
yang digunakanadalah
melalui
mutasi
jabatan. Sebelumrestrukturisasi
berlangsung,terjadi pemindahan 8 pejabat
di
lingkungan pemkab. Kedelapan peiabatini
kemudian menuntut Bupati
ke
PengadilanNegeri Urusan
Negara (PTUN), tapi kalah.Winasa sesungguhnya mengkombinasikan
dengan
mekanisme stick and carrof atau sistem reward. Mekanisme gaii ke-14 diberikan padapertengahan tahun 2005, sebelum penyelenggaraan Pilkada. Menjelang
hari
perayaan agamaHindu,
Bupati
jrgu
memberikanbonus
berupa "uang daging" sebesar Rp 50.000,- per pegawai. Kalau angka inidikalikan
7
Amalinda Sauirani, Dilema Para Politisi di Tingkat Lokal: Antara Mimpi Inoaasi dan Demokrasi
dengan total jumlah PNS di Kabupaten Jembrana yakni 6.842, uang yang hadiah yang telah dikeluarkan besarannya adalah Rp 3,4
Milyar
lebih.Selain pendisiplinan Pada
tubuh
birokrasi,
I
Gede
Winasamelakukan hal yang sama terhadap
partai
politik
terbesardi
Jembranayakni
PDIP. Winasa adalah j,rgu ketua DPC PDIP Kabupaten |embranayang
terpilih
pada kongres luar biasa yang berlangsung beberaPa bulanmenjelang Pilkada. Sebelum kongres dilakukan di ]embran a, pata peserta
yang
terdiri dari
perwakilan
pimpinan anak
cabang
diajak
Winasa sembahyang ke Lumajang, sebuah kota di Jawa Timur tempat Pura agamaHindu
berada. Semua peserta dibayari naik bis pulang-pergi dan diberisetelan
baju.
Rombongankembali
ke ]embrana beberapajam
sebelum kongres di mulai. Suara terbesar diperolehnya dalam pemilihan tersebut.2l Proses Winasa menjadi ketua DPC setelah melakukan mositidak
Percayapada ketua yang lama, yang dianggap
tidak
mamPu mengurusPDI
P kabupaten jembrana.Posisinya
sebagaiketua DPC
menyebabkan
berlangsungnya conflict of interesf, antaraPDI
P
sebagaifraksi
dominan
di
DPRD dankeperluan lembaga
perwakilan
ini
melakukankontrol
terhadap kinerja bupati.Konflik
kepentinganini
tampaknya dimenangkan Winasa, karena sejak saatitu,
dinamika internal yang cukup dinamis dalam tubuh dewanmeredup.
Sebelumnyadewan
relatif
kritis
terhadap kebijakan
yangdianggap memboroskan dana, misalnya
tiga
proyek
ambisius Winasakhususnya
yang terkait
dengan dana
bergulir yang diberikan
pada masyarakat sebagaimana telah dipaparkandi
atas. Paska pendisiplinanPDIP DPC Jembrana, berbagai komentar
kritis
yang berasal dari anggotafraksi PDIP langsung mered4 bahkan dari salah satu tokoh yang pernah sangat vokal seperti ketua Komisi A. Ketua komisi A
ini
termasuk anggota PansusAir
Megumi
yang kemudian
dibiayai pergi ke
Jepanguntuk
melakukan penyelidikan terhadap dugaan mark-up dari PTDairin.
21 Wawancara dengan I Putu Dwita, ketua komisi A DPRD Kab
Jembrana, 27 Agustus
2005 anggota DPRD Fraksi PDI P yang juga mencalonkan diri sebagai ketua DPC PDI P
Jembrana
lunnl llmu Sosial dan llmu Politik, VoL 1"'1, No. L, luli 2007
c.
Dilema Potitisi di
fembrana:Ketika
Politik
Pragmatisme meniadi PanglimaGaya
kepemimpinan
di
Kabupaten jembrana
barangkali mengingatkankita
pada pemerintahan Soeharto:otoritarian tapi
sukses melakukan pembangunan. Program menggratiskan Pelayanan kesehatankhususnya rawat jalan telah mempopulerkan
dirinya.
Selainitu,
warna pragmatisme kebijakan sangatkental.
Sejauh sebuahkebijakan
akan Lurg.r.ru bagi masyarakat Jembrana, dan menguntungkan juga bagi sangBupati, maka
ia
harus menjadi panglima.
Pragmatismekebijakan
ini
kemudian paralel dengankondisi
di
masyarakat jembrana, yangtingkat
kemiskinannya
nomor dua
di
propinsi
Bali, setelah Kabupaten KarangAsem di Bali bagian Timur.
Jaminan Kesehatan
dan
Pembebasan SPPbegitu
menarik
hatidan dianggap
meringankan beban keseharian masyarakat.Meski
adamanipulasi dalam skema JKJ,
yakni
gratis hanya pada rawat jalan, danketika rawat
inap biaya pelayanan bengkak meniadi 300%, masyarakattidak
banyak
mempedulikan.Demikian juga
dengan mekanisme rent-seeking dalam skema|K],
yaknimonopoli
oleh kelompok Yayasan PatriaHusada
dalam
mensuplai tenagadokter dan obat,
jugatidak
menjadi kepedulian masyarakat. Dalam istilah lokal diekspresikan dalam kalimat:yang artinya: "..yung penting gratis"
D.
Antara Bantul
dan
|embrana: Analisa Perbandingan
Penciptaan inovasi dalam
bidang
kebijakan yangberpihak
padamasyarakat
di
dua
kabupaten
di
atas
mencerminkan
kompleksitas upaya pembuatan kebijakanpublik
yangpro
rakyat. Dalam perjalanan pembuatan kebijakanini,
parapolitisi
sebagaipemimpin
eksekutif yangdipilih
dari pemilihan langsung, harus menghadapi dilema-dilema antaradi
satusisi
keinginan menciptakanprogram
kebijakanyang
langsung terkait dengan kepentingan rakyat banyak, dan di sisi lain, uPaya menjagaproses pembuatan kebijakan
yang
demokratisyakni
yang
melibatkan sebanyakmungkin
pihak dan
berlangsung
secarafransparan. Dari
kasusdi
atas, sifuasinya seringkali berada dalam zero-sum;memilih
yang pertama yang berorientasi padaproduk
kebijakan harus mengorbankanyang kedua.
Atau
kalau mengedepankan yang kedua, barangkalitidak
akan
pernah
ada
kasusterbaik
(best practices)yang telah
dihasilkanAmalinda Saairani, Dilema Para Politisi di Tingkat Lokal: Antara Mimpi htooasi dan Demokrasi
propinsi,
kabupaterykota
di
seluruh Indonesia paska pemberlakukandesentralisasi. Inilah yang disebut sebagai dilema Politisi eksekutif. Penciptaan pemerintahan yang efektif hanya
mungkin
ditempuhmelalui
cara-cara yang seringkali
tidak
masukdalam prinsip normatif
demokrasi.
Demokrasi
lebih
sering menjamin
Prosesdaripada
hasil.Padahal
di
seberangnya,
kondisi
kemiskinan kebanyakan
rakyat Indonesia, lebih menyukai hasil yangkonkrit
ketimbang investasi proses yang panjang namun dengan ujung yang tidak jelas. Penggunaan strategii'tuiriq
iari;,
"by-pass"
memiliki
warna
informal
yang
sangat kental.Kenyataan
ini
barlngkali
sejalan dengan membahaslanggam politisi
y6tgberlatar
belakangpolitik
para tuan tanah (warlord)di
Afrika.
Parawarlord
menggunakanstrategi
"non-institutional" yakni
Penggunaanotoritas
politik
menjadi sebuah instrumenkontrol
tanpa bersandar padainstitusi formal negara (Reno:
1'999,8)-Kalau dipetakan persamaan langgam
politisi
dalam pembuatankebijakan
dari
pemaparan kedua kasusdi
atas adalah bahwa pertama, keduapolitisi singat dominan
dan one-mqn show, kedua, mereka berdua mem-bypass birokrasi dengan menggabungkan mekanismekontrol
yangketat
di
satusisi,
dan
di
sisi
yanglain
melakukan
politik
pilih
kasihterhadap yang dipercayai. Ketiga, ketimbang
pusing
mengurusipolitisi
di parlemen yang lebih sering menghambat kerja, lebih strategis bagi Para
birokrat
ini
beralih pada
masyarakatdan
membuat kebijakan populis,yang berguna secara langsung, dan kebijakan mercu suar, yakni kebijakan
dengan
watak
pemborosan yangkuat, demi
menciptakan kebanggaanbagi
masyarakatnya.Dalam
kasusBantul, kepemilikinan
Gelanggang Olahraga yang bergengsi akan membanggakan rakyat Bantul, sementaramenjadi
satu-satunya kabupatendi
Indonesiayang memiliki
proyek penyulinganair laut
menjadiair
mineral danbupati
yang berulangkali menjadi catatanmusium
rekor Indonesia (MURI) pasti membanggakan. Kesemua strategiinilah
yang
dalam hematpenulis
merupakanwujud
dari
"non-institutional"
strategy.Pemaparan
dua
kasusini
membawakita
pada renungan sejauhmana demokrasi
telah
ada atau tiada dalampraktek
politik di
tingkatlokal? Melihatnya sebagai sebuah proses, demokrasi masih amat rninimal
ditemukan. Melihatnya
sebagai sebuahproduk,
terobosankebijakan-kebijakan yang
dilakukan Bantul
dan Jembranatelah
menguntungkanlapis
masyarakat terbesardi
kedua kabupatenini.
Sulit
rasanyauntuk
lumal IImu Sosial dan IImu Politik, Vol. L1, No. 1", luli 2007
bertengkar mana yang lebih diutamakan proses atau
produk.
Keduanyamemiliki
kekuatan dan kelemahan. Pengutamaanproduk
akhirmemiliki
bahaya ketaksinambungan terobosan kebijakan ini dalam jangka panjang.Kita bisa menduga bahwa ketika kedua
bupati
ini
lengser dari posisinya,sulit
dijamin
bahwa terobosannya akanditeruskan oleh
penggantinya.Sedangkan
y?ng
berorientasi
Proses,dampak psikologi
masyarakatterhadap sistem demokrasi
lokal
yang
cenderungtak
membawa hasilyang
konkrit
akan menghantui.Namun satu yang pasti,
pemahamanakan kompleksitas dan kerincian eksperimentasi demokrasi
di
tingkat
lokal perlu diketahui untuk sampai pada penilaian akhir dalam menjawab pertanyaan
di
atas.*****Daftar Pustaka:
Geddes,
B
(7993), Politicians Dilemma:Building
State Capacityin
Latin America,Universif
of California Press, London, England.Laporan
Akhir
Penelitiary ldentifkasi
dan
Pemetaan lnoaasi ProgramPemerintah Kabupaten
lembrana,
Pusat
Kajian
PembangunanAdministrasi
Daerah
dan Kota
Fakultas
Ilmu
Sosialdan Ilmu
Politik, Universitas Indonesia, Septemb er 2004.Naskah jawaban Bupati Jembrana terhadap Pandangan Umum Anggota
DPRD Kab ]embrana atas Laporan Keuangan Pertanggungjawaban Bupati Jembrana Th 2004 pada Rapat Paripurna III DPRD Kabupaten Jembrana
Pemerintah Kabupaten
]embran4
Keputusan Bupati ]embrana
No
32 Tahun 2001 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2001Pemerintah Kabupaten Jembrana, Keputusan
Bupati
]embranaNo
483 Tahun 2001 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja7
Amalinda Sauirani, Dilema Para Politisi di Tingkat Lokal: Antara Mhnpi Inooasi dan Demokrasi
Daerah Kabupaten ]embrana Tahun Anggaran 2002
Pemerintah Kabupaten ]embrana, Keputusan
Bupati
|embrana
No
9 Tahun 2003 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2003Pemerintah Kabupaten Jembrana, Keputusan
Bupati ]embrana
No
18 Tahun 2004 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 20A4Pemerintah Kabupaten Jembrana, Peraturan
Bupati ]embrana
No
245 Tahun 2005 tentang Perubahan Peraturan Bupati JembranaNo
25 Tahun 2005 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2005Peraturan Pemerintah No 8/2003, tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
Reno,
William,
(7999), Warlord Politics and African States, Lynne Rienner Publisher, ColoradoSidel, J.
T.
(7999). Capital, Coercion and Crime: Bossismin
the Philippines. Stanford: Stanford University PressWinasa, Gede, Menterjemahkan Otonomi Daerah Tanpa Basn-Basi: Pokok-Pokok Pikiran Prof . Dr.drg.I Gede Winasa, ]embrana, Komunitas Kertas Kebudayaan, Pemerintqhan yang bermanfaat: Implementasi Otonomi Daerah di Kabupaten lenrbrana dalam Konteks pemanfantan DOAlDana Orang AIat.
Yayasan
TIFA
(2005), Semua Bisa Seperti lembr(tna: Kisah Sukses sebuah Kabupaten Meningkatkan Kesejahteraan Raky atnya, J akarta YayasanTIFA