• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Aditif Pakan berupa Kombinasi Kulit Singkong dan Bakteri Asam Laktat terhadap Profil Darah Merah pada Ayam Broiler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Penambahan Aditif Pakan berupa Kombinasi Kulit Singkong dan Bakteri Asam Laktat terhadap Profil Darah Merah pada Ayam Broiler"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 43 Tahun 2019

“Sumber Daya Pertanian Berkelanjutan dalam Mendukung Ketahanan dan Keamanan Pangan Indonesia pada Era Revolusi Industri 4.0”

Pengaruh Penambahan Aditif Pakan berupa Kombinasi Kulit Singkong dan Bakteri

Asam Laktat terhadap Profil Darah Merah pada Ayam Broiler

Fatmah Baharun1, E. Suprijatna2dan S. Kismiati2 1

Mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro 2Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro Kampus drh. Soejono Koesoemowardojo Tembalang Semarang 50275

Email : fatmahbhr@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengevaluasi penggunaan aditif pakan berupa kombinasi kulit singkong dan bakteri asam laktat terhadap profil darah merah (total eritrosit, hemoglobin dan hematoktit) ayam broiler. Materi yang digunakan pada penelitian ini 144 ekor ekor

day old chick (DOC) ayam broiler unsex. Bahan pakan yang digunakan yaitu jagung, bekatul,

tepung ikan, bungkil kedelai, Meat Bone Meal (MBM) dan premix. Ayam broiler mendapat perlakuan ransum dengan penambahan aditif pakan kombinasi kulit singkong dan bakteri asam laktat pada umur 10 hari selama 4 minggu. Materi yang dicobakan yaitu T0 (ransum basal + tanpa sinbiotik ), T1 (ransum basal + aditif pakan 50 ml/kg), T2 (ransum basal + aditif pakan 100 ml/kg) dan T3 (ransum basal + aditif pakan 150 ml/kg). Rancangan percobaan yang digunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dengan 6 ulangan, setiap unit percobaan berisi 6 ekor ayam broiler. Pengukuran parameter secara sampling diambil 1 ekor setiap unit percobaan. Parameter yang diukur yaitu profil darah merah (total eritrosit, hemoglobin dan hematoktit). Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis annova dengan uji F taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan aditif pakan kombinasi kulit singkong dan bakteri asam laktat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap total eritrosit dan presentase hematokrit ayam broiler, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar hemoglobin. Kesimpulan yang diperoleh yaitu, perubahan kadar total eritrosit dan presentase hematokrit tidak konsisten seiring dengan peningkatan dosis pemberian kombinasi kulit singkong dan bakteri asam laktat sebagai aditif pakan.

Kata kunci: asam laktat, kulit singkong, profil darah merah, broiler

Pendahuluan

Ayam broiler merupakan ayam yang potensial dikembangkan di Indonesia. Hampir setiap hari kebutuhan akan daging ayam broiler terus meningkat. Kebutuhan akan protein hewani menyebabkan peternakan unggas menjamur dibeberapa daerah. Perkembangan ayam broiler yang menjamur menyebabkan perusahaan- perusahaan pakan, obat maupun vaksin berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik. Industri perunggasan dalam menggunakan obat-obatan salah satunya antibiotik tidak dapat dihindari, karena antibiotik selain digunakan sebagai pengobatan

(2)

penyakit juga digunakan sebgai pemacu pertumbuhan ternak. Pemberian antibiotic growth

promotor (AGP) sebagai bahan imbuhan (feed additive) didalam ransum sudah dilarang

penggunaannya. Hal ini dikarenakan menimbulkan residu antibiotik dalam daging ayam yang membuat kualitas daging menurun dan dari segi keamanan pangan dapat menyebabkan resitensi terhadap mikroorganisme didalam tubuh manusia maupun ternak. Kesehatan ayam broiler dapat diamati melalui kondisi fisiologis yaitu melalui gambaran hematologinya (profil darah) (Widhyari et al.,2011). Karena pada umumnya fungsi darah sebagai transportasi nutrisi, oksigen, karbon dioksida, metabolis dan hormon. Profil darah yang baik akan menunjang proses fisiologis yang lebih baik.

Limbah agroindustri di indonesia sangat berlimpah, salah satunya yaitu kulit singkong. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong terbesar didunia. Setiap kilogram singkong mampu menghasilkan 15 hingga 20% kulit singkong (Hidayat, 2009). Sebagai alternatif dari permasalahan tersebut maka penggunaan kombinasi dari kulit singkong sebagai prebiotik dan bakteri asam laktat sebagai probiotik yang dapat dijadikan sebagai aditif pakan terhadap ayam broiler. Penggunaan aditif pakan berupa kombinasi kulit singkong dan bakteri asam laktat diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap produktivitas ayam broiler termasuk didalamnya profil darah merah. Adapun alasan kulit singkong ini dapat digunakan sebagai prebotik. Prebiotik ini pada umumnya merupakan karbohidrat yang tidak dicerna dan tidak dapat diserap terutama oleh ternak monogastrik dan biasanya dalam bentuk oligosakarida (Daud et al., 2007). Walaupun memiliki kandungan nutrisi yang rendah namun, kulit singkong mengandung oligosakarida berupa inulin 0,12%, maltopentosa 0,003%, rafinosa 0,06%, mannosa 1,99%, sukrosa 1,39%, arabinosa 0,01%, dan glukosa 1,84% (Tim peneliti kulit singkong FPP UNDIP, 2018), dimana oligosakarida yang terkandung dalam kulit singkong tersebut merupakan komponen penyusun prebiotik yaitu tidak dapat dihidrolisis oleh enzim pencernaan tetapi dapat difermentasi oleh bakteri menguntungkan seperti bakteri asam laktat (BAL) dalam saluran pencernaan (Cahyadi, 2017).

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengkaji dan mengevaluasi penggunaan penambahan aditif pakan berupa kombinasi kulit singkong dan bakteri asam laktat terhadap profil darah merah (total eritrosit, hemoglobin dan hematoktit) ayam broiler yang diberikan pada ransum mengandung kombinasi kulit singkong dan bakteri asam laktat dengan jumlah komposisi yang berbeda. Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan level pemberian aditif pakan kombinasi kulit singkong dan bakteri asam laktat yang optimal terhadap profil darah dan efisiensi produksi ayam broiler serta mengetahui sejauh mana pengaruh aditif pakan terhadap profil darah dan efisiensi produksi ayam broiler.

(3)

Metodologi

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 - Januari 2019 di Kandang F Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 144 ekor ayam broiler Day Old Chick

unsex dari strain Lohman MB 202 yang diberi perlakuan pada umur 10 hari dengan bobot badan

rata-rata 158,84 gram. Ayam broiler dipelihara pada kandang dengan alas sekam. Kandang dibagi menjadi 24 unit, setiap unit dengan ukuran 75cm × 75 cm yang berisi 6 ekor ayam broiler sebagai unit percobaan. Perlengkapan dan peralatan kandang berupa tempat pakan dan minum terbuat dari plastik, lampu pemanas pada tiap unit percobaan, termohygrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban, timbangan analitik untuk menimbang ransum dan sisa ransum. Bahan pakan yang digunakan sebagai ransum terdiri dari jagung, bekatul, tepung ikan, bungkil kedelai, Meat Bone

Meal (MBM), permix dan CaCo3 dengan kandungan energi metabolis 3045 Kkal/kg dan protein

kasar 22%.

Komposisi dan kandungan nutrien ransum fase starter dapat dilihat pada Tabel 1. Fase finisher dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan dan Kandungan Nutrien Ransum Fase Starter

Bahan pakan Komposisi EM PK LK SK Ca P

Kkal/kg --- (%)---Jagung 45,55 1545,507 3,945 2,792 2,827 0,169 0,200 Bekatul 15,65 494,484 1,477 2,360 2,394 0,0003 0,097 Tepung ikan 7 119,350 3,682 0,476 0,154 0,398 0,261 Bungkil kedelai 25,8 787,935 11,956 0,748 1,313 0,155 0,065 MBM 3 77,955 1,211 0,295 0,413 0,153 0,086 Premix 1 3,956 0,004 0,022 0,004 0,1 0,015 CaCo3 2 0 0 0 0 0,533 0,0004 Total 100 3025,23 22,271 6,671 7,103 0,876 0,709

Tabel 2. Komposisi Bahan Pakan dan Kandungan Nutrien Ransum Fase Finisher

Bahan pakan Komposisi EM PK LK SK Ca P

Kkal/kg --- (%)---Jagung 50 1696,495 4,33 3,065 3,105 0,185 0,22 Bekatul 20 631,928 1,888 3,016 3,06 0,0004 0,124 Tepung ikan 7 119,35 3,682 0,476 0,154 0,398 0,261 Bungkil kedelai 17 519,182 7,879 0,493 0,8653 0,102 0,0425 MBM 3 77,955 1,211 0,295 0,413 0,153 0,086 Premix 1 3,956 0,004 0,022 0,004 0,1 0,015 CaCo3 2 0 0 0 0 0,533 0,0004 Total 100 3044,909 18,989 7,345 7,597 0,838 0,734

Bakteri yang digunakan merupakan bakteri asam laktat sp. yang didapat dari isolasi bakteri pada saluran pencernaan itik bagian sekum. Bahan yang digunakan untuk media bakteri asam laktat yaitu tepung kulit singkong yang didapat dari Singkong Keju D-9 Salatiga.

(4)

Peralatan untuk pengambilan darah yaitu darah yaitu spuit 3 ml, tabung darah yang mengandung antikoagulan Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA), ice box, alkohol 70% dan kapas.

Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu :

1) Tahap pembuatan untuk memperoleh komposisi kulit singkong dan bakteri asam laktat yang memenuhi persyaratan 109/10 ml bakteri asam laktat.

2) Tahap penerapan perlakuan dengan level aditif pakan dalam ransum.

Ayam broiler pada umur 1 minggu mengalami perlakuan adaptasi lingkungan dan pakan dengan rincian umur 1 –4 hari ayam diberi pakan komersial, umur 5 hari ayam diberi 75% pakan komersial + 25% ransum basal, umur 6 hari ayam diberi 50% pakan komersial + 50% ransum basal, umur 7 sampai 9 hari ayam diberi 25% pakan komersial + 75% ransum basal. Tahap perlakuan dimulai pada minggu ke 2 yaitu pada hari ke-10 dengan pemberian 100% ransum basal dengan tambahan aditif pakan. Dosis aditif pakan yang diberikan sebagai berikut : T0 (0 ml/kg/hari), T1 (50 ml/kg/hari), T2 (100 ml/kg/hari) dan T3 (150 ml/kg/hari).

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 6 ulangan setiap ulangan sebagai unit percobaan, sehingga terdapat 24 unit percobaan. Terdapat 6 ekor ayam broiler pada setiap unit percobaan. Perlakuan yang diberikan adalah :

T0 = pemberian ransum basal tanpa penambahan aditif pakan

T1 = pemberian ransum basal dengan penambahan 50 ml/kg aditif pakan T2 = pemberian ransum basal dengan penambahan 100 ml/kg aditif pakan T3 = pemberian ransum basal dengan penambahan 150 ml/kg aditif pakan

Pengumpulan data dilakukan pada akhir pemeliharaan dengan mengambil darah melalui pembuluh darah vena brachialis ± 1 cc kemudian ditaruh pada tabung EDTA untuk menampung sampel darah. Parameter yang diamati yaitu jumlah eritrosit diketahui dengan menggunakan

haemocymeter (Ebenebe et al., 2012). Kadar hemoglobin dihitung dengan menggunakan metode

sahli (Rosmalawati, 2008) dan Presentase hematokrit ditentukan dengan metode mikrohematokrit (Ebenebe et al., 2012).

Data yang dihasilkan diolah menggunakan analisis ragam (ANNOVA) uji F pada taraf 5%, apabila terdapat pengaruh maka dilanjutkan dengan uji beda berganda/ Duncan untuk mengetahu perbedaan antar perlakuan.

Hasil dan Pembahasan Total eritrosit

(5)

Tabel 3. Profil Darah Merah Ayam Broiler yang diberi Aditif Pakan Kombinasi Kulit Singkong dan Bakteri Asam Laktat

Parameter Perlakuan

T0 T1 T2 T3

Total Eritrosit (×106/mm3) 3,38±0,40a 2,78±0,19b 2,74±0,20b 2,78±0,29b Kadar Hemoglobin (g/dl) 13,92±1,96a 11,50±1,14b 11,13±0,95b 11,83±1,29b Hematokrit (%) 34,50±4,43a 28,00±1,55b 27,75±1,66b 28,58±3,23b

Hasil penelitian total eritrosit yang terdapat pada Tabel 3. menunjukkan berdasarkan analisis ragam, perlakuan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap total eritrosit. Berdasarkan uji wilayah ganda Duncan, T0 berbeda nyata (p<0,05) dengan T1,T2 dan T3, tetapi antara T1, T2 dan T3 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Penambahan aditif pakan menyebabkan menurunnya total eritrosit, tetapi walaupun menurun total ertitrosit pada kisaran normal, berkisar antara 2,74 - 3,38 × 106 /mm3 dan tidak mengganggu kesehatan ayam broiler. Total eritrosit normal pada ayam broiler berkisar antara 2,5 - 3,5× 106/mm3(Dharmawan, 2002).

Pada penelitian ini penurunan total eritrosit disebabkan kandungan HCN yang terdapat pada kulit singkong yang dapat menghambat pembentukan eritrosit. Proses pembentukan eritrosit (eritropoiesis) ini berhubungan erat dengan protein. HCN yang masuk kedalam tubuh dapat didetoksifikasi dengan cara mengikat sulfur yang berasal dari asam amino (metionin dan sistein), sehingga dapat menurunkan kualitas protein dan mengganggu proses pembentukan eritrosit. Shofiyana (2017) secara alami tubuh mampu mendetoksifikasi HCN dengan berbagai cara, salah satunya adalah mengikat sulfur yang berasal dari asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistein, metionin dan sistein ini merupakan asam amino pembatas bagi ketersediaan asam amino lain, sehingga kekurangan asam amino metionin dan sistein menyebabkan penurunan kualitas protein.

Penurunan total eritrosit pada penelitian ini dapat disebabkan ayam broiler mengalami defisiensi vitamin B12, karena HCN diketahui dapat berikatan dengan vitamin B12 agar tidak menimbulkan efek racun bagi tubuh ( Hartati et al., 2008). Menurut Piliang dan Djohosoebagio (2006) Faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan eritrosit adalah protein, vitamin B2, B6, B12,dan folic acid.

Kadar Hemoglobin

Hasil pengukuran kadar hemoglobin yang terdapat pada Tabel 3. berdasarkan analisis ragam perlakuan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap total eritrosit. Berdasarkan uji wilayah ganda Duncan, T0 berbeda nyata (p<0,05) dengan T1,T2 dan T3 , tetapi antara T1, T2 dan T3 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Penambahan aditif pakan berupa kombinasi kulit singkong dan bakteri asam laktat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin, tetapi walaupun menurun kadar hemoglobin pada kisaran normal, berkisar antara 11,13 - 13,92 g/dl dan tidak mengganggu

(6)

kesehatan ayam broiler. Kadar hemoglobin normal pada ayam broiler berkisar antara 7,00 - 13,00 g/dl (Putriana et al., 2012).

Penurunan kadar hemoglobin disebabkan adanya asam sianida (HCN) sehingga dapat mempengaruhi penurunan kadar hemoglobin ayam broiler dalam penelitian ini. Hemoglobin menurun karena adanya HCN yang masuk kedalam tubuh dapat didetoksifikasi dengan cara mengikat sulfur yang berasal dari asam amino (metionin dan sistein), sehingga dapat menurunkan kualitas protein dan mengganggu proses pembentukan hemoglobin. Murtini et al. (2009) sintesis hemoglobin dipengaruhi oleh keberadaan zat gizi dalam pakan, seperti keberadaan zat besi dan protein. HCN juga memiliki kemampuan berikatan dengan hemoglobin membentuk senyawa siano

hemoglobin, sehingga menggu transportasi oksigen. Tristiarti et al. (1988) sianida membentuk

ikatan dengan hemoglobin menjadi senyawa siano hemoglobin yang dapat mengganggu fungsi hemoglobin yaitu transportasi O2.

Hematokrit

Data mengenai presentase hematokrit pada masing-masing perlakuan tercantum pada Tabel 3. berdasarkan analisis ragam, perlakuan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap presentase hematokrit. Berdasarkan uji wilayah ganda Duncan, T0 tidak berbeda nyata (p<0,05) dengan T1 dan T3 tetapi berbeda nyata dengan T2.

Hasil pengukuran nilai presentase hematokrit yang terdapat pada Tabel 3. menunjukkan penambahan aditif pakan berupa kombinasi kulit singkong dan bakteri asam laktat menyebabkan menurunnya presentase hematokrit, tetapi walaupun menurun presentase hematokrit berada kisaran normal berkisar antara 22,20 - 34,50% dan tidak mengganggu kesehatan ayam broiler. Wientarsih et

al. (2013) ayam broiler memiliki presentase hematokrit normal pada kisaran 22 - 35 %.

Penurunan presentase hematokrit disebabkan oleh kadar hemoglobin turun maka hematokrit juga mengalami penurunan. Kartika (2005) bahwa dalam keadaan normal pada ternak nilai hematokrit mempunyai hubungan langsung dengan jumlah eritrosit dan konsentrasi hemoglobin sehingga apabila terjadi perubahan-perubahan pada eritrosit dan hemoglobin akan berakibat pada nilai hematokrit. Penurunan kadar hemoglobin biasanya disertai dengan penurunan jumlah eritrosit dan hematokrit. Virdien et al. (2008) menyatakan bahwa presentase hematokrit berhubungan positif dengan kadar hemoglobin, ketika kadar hemoglobin meningkat maka presentase hematokrit akan meningkat begitupun sebaliknya.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpuan dari hasil penelitian ini yaitu perubahan kadar total eritrosit dan presentase hematokrit tidak konsisten seiring dengan peningkatan dosis pemberian kombinasi kulit singkong

(7)

Saran untuk peneltian selanjutnya yaitu pemeilihan prebiotik yang digunakan sebagai media probiotik lebih diperhatikan pada kandungan oligosakarida, tingginya kandungan oligosakarida mampu meningkatkan jumlah bakteri asam laktat sehingga dapat memperbaiki keadaan mikrofolora saluran pencernaan ternak.

Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih kepada Prof. Dr. Ir. Edjeng Suprijatna, M.P selaku pembimbing dosen utama dan Dr. Ir. Sri Kismiati, M.P selaku pembimbing dosen kedua yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta tak lupa orang tua yang telah memberikan dukungan dan materi sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan yang memuaskan.

Daftar Pustaka

Cahyadi, A. N. 2017. Pengaruh Pemberian Limbah Padat Industri Jamu Sebagai Aditif Pakan Dalam Ransum Terhadap Produksi Karkas dan Lemak Abdominal Ayam Broiler. Fakultas Peternakan dan Pertanian. Universitas Diponegoro, Semarang. Skripsi.

Daud, M., W. G. Piliang dan I. P. Kompiang. 2007. Presentase dan kualitas karkas ayam pedaging yang diberi probiotik dan prebiotik dalam ransum. J. Ilmu Ternak Vet. 12 (3) : 168 - 174. Ebenebe C. I., C. O. Umegechi, Aniebo, and B. O. Nweze. 2012. Comparison of haematological

paramters and weight changes of broiler chicks fed different levels of Moringa oleifera diet. Inter J Agri Biosci. 1(1):23-25.

Hartati, S dan E. Harmayani. 2006. Preparasi sel kering Lactobacillus sp DAD 13 dan kestabilannya sebagai bubuk probiotik. J. Mikrobiologi Indonesia. 11(1) : 1 - 4.

Hidayat, C. 2009. Peluang Penggunaan Kulit Singkong Sebagai Pakan Unggas. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Kartika, U. 2005. Kadar Hemoglobin, Hematokrit dan Massa Protein Daging Broiler yang Diberi Tepung Labu Kuning (Curcubita moschata) sebagai Sumber Antioksidan. Universitas Diponegoro, Semarang. Skripsi.

Murtini, S. I. Rahayu dan I. Yuanita. 2009. Status kesehatan ayam pedaging yang diberi ransum mengandung ampas buah merah. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, bogor.

Piliang WG, Djojosoebagio Al Haj S. 2006. Fisiologi Nutrisi Volume 2. Bogor: IPB Press.

Putriani, S., I. G. Soma, dan I. D. K. Ardana. 2012. Nilai hematokrit, kadar hemoglobin dan total eritrosit ayam pedaging yang diinjeksi kombinasi Tylosin dengan Gentamicin. J. Ind. Med. Vet. 1 (4): 492-504.

Rosmalawati, N. 2008. Pengaruh Penggunaan Tepung Daun Sembung (Blumeg Balsamifera) Dalam Ransum Terhadap Profil Darah Ayam Broiler Periode Finisher. Skripsi. Sarjana Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Shofiyana, A. Profil dan Metabolit Darah Domba Disuplementasi Bakteri Pendegradasi HCN dan Sulfur pada Pakan Mengandung Tepung Daun Singkong Pahit. (Manihot glaziovii). SKRIPSI. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Virden, W. S. and M. T. Kidd. 2009. Physiological stress in broilers: amificationson nutrient digestibility and responses. J. Appl. Poult. Res. 18. 338–347.

(8)

Widhyari, S., D, Esfandiari dan A. Herlina. 2011. Profil preotein total, albumin dan globulin pada ayam broiler yang diberi kunyit, bawang putih dan Zinc (Zn). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 16 (3) : 179 - 184.

Wientarsih, I., S. D. Widhyari, dan T. Aryanti. 2013. Kombinasi imbuhan herbal kunyit dan zink dalam pakan sebagai alternatif pengobatan kolibasilosis pada ayam pedaging. J. Vet. 14 (3): 327-334.

Gambar

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan dan Kandungan Nutrien Ransum Fase Starter
Tabel 3. Profil Darah Merah Ayam Broiler yang diberi Aditif Pakan Kombinasi Kulit Singkong dan Bakteri Asam Laktat

Referensi

Dokumen terkait

sistem pelaporan manajemen yaitu sistem yang disediakan oleh manajemen internal dalam bentuk laporan keuangan untuk tujuan khusus dan informasi tersebut dibutuhkan

Permasalahan yang penulis ambil tentang pelaksanaan pembangunan infrastruktur termasuk dalam masalah jalan, bagaimana yang penulis ketahui tentang masalah pelaksanaan

Langkah awal adalah memasukkan video ke dalam software Any Video Converter, kemudian memilih format output video yang diinginkan, disini penulis memilih

[r]

Maka dari itu, lokasi yang terpilih berdasarkan data diatas dan 5 kriteria pemilihan lokasi dari objek rancangan oceanarium, dirancang memiliki standar dari

Jos tilastollisen otannan käyttämisen laajuutta koskevan kysymyksen tuloksia verrattaan ei-tilastollista otantaa koskevaan vastaavaan kysymykseen, huomataan, että tilastollisen

1) Variabel harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) &lt; 0,05 dan nilai (8,197) &gt; (1,96) artinya

Jackson (1997:227) menjelaskan bahwa kegiatan kunci yang merupakan bagian dari rekrutmen adalah (1) menentukan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan dalam hal