• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Kebidanan berkelanjutan pada Ny.F.I di puskesmas Manutapen tanggal 30 April s/d 09 Juni 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Kebidanan berkelanjutan pada Ny.F.I di puskesmas Manutapen tanggal 30 April s/d 09 Juni 2018"

Copied!
211
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.F.L.

PUSKESMAS MANUTAPEN PERIODE 30 APRIL SAMPAI 09

JUNI 2018

Sebagai laporan tugas akhir yang diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir dalam menyelesaikan pendidikan DIII

Kebidanan Pada Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Oleh

MARIA FATIMA DE JESUS NIM : PO.530324015418

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KUPANG

2018

(2)
(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Maria Fatima De Jesus NIM : PO. 530324015 418 Jurusan : Kebidanan

Angkatan : XVII (Tujuh Belas) Jenjang : Diploma III

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir saya yang berjudul :

“ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.F.L DI PUSKESMAS MANUTAPEN Tanggal 30 APRIL S/D 09 JUNI 2018

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Kupang, Juni 2018 Penulis

Maria Fatima De Jesus NIM. PO 530324015 418

(5)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Maria Fatima De Jesus TTL : Dili,27-09-1981

Alamat : Bakateu Kabupaten Malaka, kecamatan malaka tengah RT 02/RW 02 Agama : Katolik

Pendidikan : 1. SDK.Balide Dili Timor Leste Tamat Tahun 1993 2. SMPN 2 Dili timor Leste Tamat Tahun 1996 3.SPK Dili Timor Leste Tamat Tahun 1999

4.Diploma III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kupang 2015 hingga Sekarang

(6)

MOTTO

Memulai dengan penuh keyakinan Menjalankan dengan penuh keikhlasan Menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

1. TUHAN YESUS KRITUS atas Berkat dan rahmatNya saya dapat menyelesaikan tulisan ini.

2. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing saya dengan Ilmu Pengetahuan 3. Suami tercinta Erwin M .Djami yang telah memberikan dorongan dan Suport

serta kesabaran membantu dan mendukung baik materi maupun kasih sayangnya berupa Doa dalam menyelesaikan Pendidikan di Perguruan Tinggi. 4. Anak- anak tercinta Alfa, Prasetya,M.Djami,Riko Piter M. Djami,Marchelo M.Djami yang sudah sabar menanti penuh kasih sayang selama masa pendidikan.

5. Bapak (ALM,Petrus Yos Hale), Mama (Maria magdalena Belak), kakak Yovita Imelda lin hale,dan adik Ferinan Tomi Hale,Spd yang sudah mendukung dan mendorong baik support maupun materil dan Doa dalam menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi

6. Almamater tercinta Poltekkes Kemenkes Jurusan Kebidanan Kupang

7. Teman-teman yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir ini dan Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.F.L Di Puskesmas Manutapen Periode 30 April S/D 09 juni 2018” dengan baik dan tepat waktu.

Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan Politeknik Kementrian Kesehatan Kupang.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapat banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. R. H. Kristina, SKM,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.

2. Dr.Jefrin Sambara, Apt. M.Si, selaku mantan Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang periode 2014-2018 telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahna di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang. .

3. Bringiwatty Batbual, Amd.Keb, S.Kep, Ns, MSc, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dengan baik dalam pendidikan formal maupun lahan praktik dan selaku Penguji.

4. Kamilus Mamoh, SKM., MPH selaku Sekretaris Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan menimba ilmu di Jurusan Kebidanan dan selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.

(8)

5. Tirza V.I Tabelak SST,M.Kes selaku pembimbing dan penguji II yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam Laporan Tugas Akhir

6. Ririn Widyastuti SST,M.Keb, selaku penguji I yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat mempertanggung jawabkan laporan tugas akhir ini.

7. Ignasensia D. Mirong, SST,M..Kes, Niluh Made Diah SST,M.Kes, selaku pembimbing Akademik Tingkat IIIB.

8. drg.Hariyono , selaku Kepala Puskesmas Manutapen yang telah bersedia menerima dan mengizinkan penulis melakukan penelitian di Puskesmas. 9. Lince, Amd.Keb, selaku Bidan Koordinator Puskesmas Manutapen yang

telah bersedia membimbing penulis untuk sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat selesai.

10. Ibu Feby lay dan Bapak Isak menggi yang bersedia menjadi pasien untuk penulisan ini sehingga boleh berjalan dengan lancar

11. Suami tercinta Erwin M. djami yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materi, motivasi serta doa.

12. Anak-anak tersayang dan terkasih Alfa Prasetya M.Djami, Riko Piter M.Djami,Marchelo Estrada M.Djami yang selalu sabar dan semangat serta doa kepada penulis.

13. Teman-teman seperjuangan dari Tingkat III B dan Angkatan XVII yang juga dengan penuh tulus dan kasih memberikan dukungan selama penulis melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Kupang, Juni

Penulis vii

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

ABSTRAK ... xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 8 E. Keaslian Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis... 9

B. StandarAsuhan Kebidanan... 97

C. Kewenangan Bidan... 97

D. Kerangka Pikir... 100

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Laporan Kasus ... 101

B. Lokasi Dan Waktu ... 102

C. Subyek Kasus... 102

D. Instrumen ... 102

E. Teknik Pengumpulan Data ... 102

F. Triagulasi Data... 103

G. Alat dan Bahan ... 104

BAB IV STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Studi Kasus... 106

(10)

B. Tinjauan Kasus... 107 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan... 166 BAB VI PENUTUP A. Simpulan ... 177 B. Saran... 178 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Anjuran makan sehari untuk ibu hami ... 17

Tabel 2.2 SkorPoedjiRochjati ... 28

Tabel2.3 Selang waktu pemberian imunisasi tetanus texoid ... 34

Tabel 2.4 Jadwal imunisasi pada neonatus ... 99

Tabel 2.5 Asuhan dan jadwal kunjungan rumah... 106

Tabel 2.6 Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum 107 Tabel 2.7 Perbedaan masing-masing lochea ... 110

Tabel 2.8 Penatalaksanaan asuhan persalinan... 112

Tabel 2.9 Involusi uterus masa nifas... 120

Tabel2.10 Pola kebutuhan sehari-hari... 130

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 1 Kerangka Pikir Kehamilan ... 100

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Konsultasi Laporan Tugas Akhir Lampiran 2 Persetujuan Responden

Lampiran 3 Jadwal Kunjungan Rumah (Home Care) Lampiran 4 Buku KIA ibu hamil

Lampiran 5 Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 6 Leaflet

Lampiran 7 Partograf Lampiran 8 Dokumentasi

(14)

DAFTAR SINGKATAN

AC :Air Conditioner

AIDS :Acquired Immuno Deficiency Syndrome

AKABA : Angka Kematian Balita AKB : Angka Kematian Bayi AKI : Angka Kematian Ibu AKN : Angka Kematian Neonatal ANC :Antenatal Care

ASI : Air Susu Ibu BB : Berat Badan BBL : Bayi Baru Lahir

BCG :Bacille Calmette-Guerin

BH :Breast Holder

BMR :Basal Metabolism Rate

BPM : Badan Persiapan Menyusui CM : Centi Meter

CO2 : Karbondioksida

CPD :Cephalo Pelvic Disproportion

DJJ : Denyut Jantung Janin DM : Diabetes Melitus

DPT : Difteri, Pertusis. Tetanus DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi EDD :Estimated Date of Delivery

FSH :Folicel Stimulating Hormone

G6PD : Glukosa-6-Phosfat-Dehidrogenase GPA : Gravida Para Abortus

HB : Hemoglobin

HB-0 : Hepatitis B pertama

hCG :Hormone Corionic Gonadotropin

HIV :Human Immunodeficiency Virus

(15)

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir HPL : Hormon Placenta Lactogen

HR : Heart Rate

IMS : Infeksi Menular Seksual IMT : Indeks Massa Tubuh IUD :Intra Uterine Device

K1 : Kunjungan baru ibu hamil, yaitu kunjungan ibu hamil pertama kali pada masa kehamilan

K4 : Kontak minimal empat kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan pelayanan antenatal, yang terdiri atas minimal satu kali kontak pada trimester pertama, satukali pada trimester kedua dan duakali pada trimester ketiga.

KB : Keluarga Berencana KEK : Kurang Energi Kronis KIA : Kesehatan Ibu dan Anak KPD : Ketuban Pecah Dini LH :Luteinizing Hormone

LILA : Lingkar Lengan Atas MAL : Metode Amenorhea Laktasi mEq :Milli Ekuivalen

mmHg :Mili Meter Hidrogirum

MSH :Melanocyte Stimulating Hormone

O2 : Oksigen

PAP : Pintu Atas Panggul PBP : Pintu Bawah Panggul

PUP : Pendewasaan Usia Perkawinan PUS : Pasangan Usia Subur

RBC :Red Blood Cells

RESTI: Resiko Tinggi SC :Sectio Caecaria

SDKI : Survey Kesehatan Demografi Indonesia xiv

(16)

SDM : Sel Demografi TB : Tinggi Badan

TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin TFU : Tinggi Fundus Uteri TP : Tafsiran Persalinan TT : Tetanus Toxoid TTV : Tanda-Tanda Vital USG : Ultra SonoGrafi WBC :Whole Blood Cells

WHO :Word Health Organization

(17)

ABSTRAK

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Jurusan Kebidanan Karya Tulis Ilmiah 2018 Maria Fatima De Jesus

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.F.L di Puskesmas Manutapen Periode 30 April Sampai 09 juni 2018.

Latar Belakang: Angka kematian di wilayah NTT terutama Kota Kupang terbilang cukup tinggi. Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Bidang Kesehatan Keluarga tercatat tahun 2014 AKI di Kota Kupang sebesar 81/100.000 KH. AKB di Kota Kupang tahun 2014 sebesar 3,38/1.000 KH. Dengan dilakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada ibu hamil Trimester III sampai dengan perawatan masa nifas diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya menurunkan AKI dan AKB di Indonesia serta tercapai kesehatan ibu dan anak yang optimal.

Tujuan Penelitian:Menerapkan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada ibu hamil Trimester III sampai dengan perawatan masa nifas dan KB.

Metode Penelitian: Studi kasus menggunakan metode penelaahan kasus, lokasi studi kasus di Puskesmas Manutapen, subjek studi kasus adalah Ny.F.L dilaksanakan tanggal 30 April Sampai 09 Juni 2018 dengan menggunakan format asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan metode 7 langkah Varney dan pendokumentasia SOAP, teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder.

Hasil:Ny.F.L selama masa kehamilannya bejalan lancar dan normal, proses persalinan berjalan dengan baik ditolong oleh ibu bidan Rumah sakit Yohanes tidak ada komplikasi, pada masa nifas involusi uterus berjalan normal, bayi dalam keadaan normal dan sehat. Kunjungan hari ke 28 konseling ber-KB ibu memilih metode KB suntik

Kesimpulan:Penulis telah menerapkan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. F.L yang di tandai dengan ibu sudah mengikuti semua anjuran, keluhan ibu selama hamil teratasi, ibu melahirkan tanpa ada komplikasi, masa nifas berjalan normal, bayi dalam keadaan normal dan sehat.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Fisiologis

Referensi :2012-2017, jumlah buku: 59 buku,

(18)
(19)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan berkelanjutan adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dengan bidan. Asuhan berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanaan dari waktu ke waktu yang membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga kesehatan. Pelayanan harus disediakan mulai prakonsepsi awal kehamilan selama semua trimester melahirkan kelahiran bayi sampai 6 minggu pertama post partum dalam tenaga kesehatan (Bidan) (Pratami, 2014).

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan tahun 2007 sebesar 228. AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Dikjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2015).

Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah faktor perdarahan, hipertensi, infeksi, partus lama, abortus dan penyebab lain-lain. Pada tahun 2011, penyebab kematian ibu karena perdarahan adalah sebersar 31,9%, hipertensi sebesar 24,7%, infeksi sebesar 5,5%, abortus sebesar 4,7%, dan partus lama sebesar 1,1%. Sementara pada tahun 2012, penyebab kematian ibu karena perdarahan sebesar 30,1%, hipertensi sebesar 26,9%, infeksi sebesar 5,6%, partus lama sebesar 1,8% dan abortus sebesar 1,6%. Sedangkan pada tahun 2013, penyebab kematian ibu karena perdarahan sebesar 30,3%, hipertensi sebesar 27,1%, infeksi sebesar 7,3%.

Penyebab kematian ibu diatas menunjukkan bahwa faktor perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sementara faktor hipertensi

(20)

emilikikecenderungan meningkat. Lebih dari 25% kematian ibu pada tahun 2012 dan 2013 disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan.

Selain angka kematian ibu (AKI), upaya kesehatan yang juga dilakukan adalah mampu menurunkan angka kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), dan Angka Kematian Bayi (AKB). Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. (BPSDKM, Kemenkes RI, 2015).

Tahun 2015, secara nasional, jumlah ibu hamil di Indonesia sebesar 5.285.759. Dari jumlah tersebut, yang melakukan kunjungan K1 sebanyak 95,75%, mengalami peningkatan dari tahun 2014 yang mencapai 94,99%. Sementara yang melakukan kunjungan K4 sebesar 87,48% atau mengalami peningkatan dari tahun 2014 yang mencapai 86,70%.

Jumlah ibu yang bersalin/nifas pada tahun 2015 sebanyak 5.007.191. Dari jumlah tersebut, persalinan yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak 4.433.738 atau sebesar 88,55% dan jumlah persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 3.991.833 atau sebesar 79,72% sedangkan jumlah persalinan ditolong tenaga kesehatan di non fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 441.906 atau sebesar 8,83%. Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan ini mengalami peningkatan dari tahun 2014 yang mencapai 86,68% dari jumlah ibu bersalin sebanyak 5.066.973. Dilihat dari aspek persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, secara nasional juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

(21)

Kunjungan KN1 pada tahun 2015 yaitu sebanyak 4.094.354 (83,67%) mengalami penurunan dari tahun 2014 yang mencapai 97,07% dari jumlah bayi. Sedangkan kunjungan KN Lengkap pada tahun 2015 mencapai 77,31% atau mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2014 yang mencapai 93,33% dari jumlah bayi secara nasional.

Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB, yaitu dengan melakukan penerapan pendekatan berkelanjutan pelayanan sepanjang kehidupan ibu dan bayi (Continuity of midwifery care) (RPJM, 2014). Asuhan kebidanan berkelanjutan adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Tujuan asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan yaitu untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif secara insentif kepada ibu selama masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana sehingga mencegah agar tidak terjadi komplikasi (Pratami, 2014).

Laporan Dinas Kesehatan Provinsi NTT menunjukkan bahwa selama periode tahun 2013–2015, AKI mengalami fluktuasi yang cukup menggembirakan. Pada tahun 2013, AKI di NTT sebanyak 192 atau 200 per 100.000 KH, tahun 2014 sebanyak 176 atau 185 per 100.000 KH, tahun 2014 sebanyak 158 atau 169 per 100.000 KH dan tahun 2015 sebanyak 178 atau 133 per 100.000 KH.

Laporan diatas menggambarkan dari tahun 2012 sampai tahun 2014, AKI di NTT terus mengalami penurunan, namun disayangkan pada tahun 2015 AKI di NTT mengalami kenaikan menjadi 178. Namun data AKI tersebut jika dikonversikan terhadap 100.000 KH maka AKI di NTT terus mengalami penurunan dari tahun 2012 sampai tahun 2015. AKI ini belum memenuhi target dalam Renstra Dinas Kesehatan Propinsi NTT yaitu jumlah kematian ibu ditarget mencapai 150.

AKI di NTT pada tahun 2015 didominasi oleh ibu bersalin yaitu sebanyak 96 lebih banyak dari tahun 2014 yang hanya 58, diikuti ibu nifas

(22)

sebanyak 60 atau mengalami kenaikan dari tahun 2014 yang hanya 37 dan ibu hamil sebanyak 22 atau mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar 38.

Permasalahan Angka Kematian Bayi juga menjadi perhatian pemerintah Propinsi NTT. Laporan Dinas Kesehatan Propinsi NTT menunjukkan bahwa dari tahun 2012 sampai 2014, jumlah kematian bayi terus mengalami penurunan. Tahun 2012, Angka Kematian Bayi di NTT sebanyak 1.450 atau 15,1 per 1000 KH, tahun 2013 sebanyak 1.286 atau 13,5 per 1000 KH dan tahun 2014 sebanyak 1280 atau 14 per 1000 KH. Pada tahun 2015, AKB mengalami kenaikan yaitu 1.488 atau 11,1 per 1000 KH.

Laporan Dinas Kesehatan Propinsi NTT memperlihatkan bahwa pada tahun 2014, jumlah ibu hamil sebanyak 130.384 dan yang melakukan kunjungan K1 sebanyak 113.645 (87,2%), sedangkan yang K4 sebanyak 82.355 (63,2%). Sementara pada tahun 2015, jumlah ibu hamil sebanyak 147.331 dan yang melakukan kunjungan K1 sebanyak 106.867 atau (72,5%), sedangkan yang kunjungan K4 sebanyak 78.099 (53%). Dilihat dari persentase, baik kunjungan K1 maupun K4 pada tahun 2015 mengalami penurunan dari tahun 2014.

Jumlah ibu bersalin di NTT pada tahun 2014 sebanyak 122.955. Dari jumlah itu, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 92.727 (75,4%), sedangkan pada tahun 2015 jumlah ibu bersalin sebanyak 134.109 dan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 87.756 (65,4%). Fakta ini menunjukkan bahwa jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2015 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Jumlah bayi di NTT pada tahun 2014 sebanyak 115.849 dan yang melakukan kunjungan KN1 sebanyak 90.703 (78,3%) sementara yang melakukan kunjungan KN lengkap sebanyak 84.760 (73,2%). Sedangkan pada tahun 2015 jumlah bayi sebanyak 253.768 dan yang melakukan kunjungan KN1 sebanyak 89.286 (35,2%) sedangkan yang melakukan kunjungan KN Lengkap sebanyak 66.189 (26,1%).

(23)

Laporan Dinas Kesehatan Propinsi NTT menunjukkan bahwa untuk Kabupaten Kupang, Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2014 sebanyak 6 orang atau 169 per 100.000 KH yang terdiri dari ibu hamil sebanyak 3 dan ibu bersalin sebanyak 3. Pada tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 10 orang atau 133 per 100.000 KH, yang terdiri dari ibu hamil 2 orang dan ibu bersalin sebanyak 8 orang. Data ini menunjukkan bahwa ada kenaikan jumlah AKI pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya. Namun AKI ini bila dikonversikan terhadap 100.000 KH maka terjadi penurunan pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya.

Angka Kematian Bayi di Kabupaten Kupang pada tahun 2014 sebanyak 72 bayi. Sedangkan pada tahun 2015, Angka Kematian Bayi sebanyak 198 bayi. Data ini menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi mengalami peningkatan pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya.

Laporan Dinas Kesehatan Propinsi memperlihatkan bahwa jumlah ibu hamil di Kabupaten Kupang pada tahun 2014 sebanyak 8.562 orang. Dari jumlah tersebut, jumlah kunjungan K1 sebanyak 7.836 (91,5%) sedangkan jumlah kunjungan K4 sebanyak 7.073 (82,6%). Sementara pada tahun 2015, jumlah ibu hamil sebanyak 9.959 orang dan yang melakukan kunjungan K1 sebanyak 7.147 (71,8) sedangkan jumlah kunjungan K4 sebanyak 5.139 (51,6%). Data ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah kunjungan baik K1 maupun K4 pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya.

Jumlah ibu bersalin di Kabupaten Kupang pada tahun 2014 sebanyak 8.350. Dari jumlah tersebut, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 5.789 (69,3%). Sementara pada tahun 2015, jumlah ibu bersalin sebanyak 9.507 dan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 5.421 (57%). Dari data ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2015 dibandinkan pada tahun sebelumnya.

Laporan Dinas Kesehatan Propinsi NTT juga memperlihatkan bahwa pada tahun 2014, jumlah bayi di Kabupaten Kupang sebanyak 7.784 bayi.

(24)

Dari jumlah tersebut, jumlah kunjungan KN1 sebanyak 6.220 (79,9%) sedangkan kunjungan KN Lengkap sebanyak 5.559 (71,4%). Sedangkan pada tahun 2015, jumlah bayi sebanyak 17.031 dan yang melakukan kunjungan KN 1 sebanyak 5.980 (35,1%) sementara yang melakukan kunjungan KN Lengkap sebanyak 5.526 (32,4%). Data di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah kunjungan baik KN1 maupun KN Lengkap pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya.

Laporan Puskesmas Manutapen yang dimuat dalam Profil Puskesmas Manutapen 2017 menyebutkan bahwa jumlah ibu hamil di wilayah kerjaPuskesmas Manutapen pada tahun 2017sebanyak 302. Dari jumlah tersebut, yang melakukan kunjungan K1 sebanyak 272(90,1%) sedangkan yang melakukan kunjungan K4 sebanyak 212 (70,2%). Data ini menunjukan bahwa ada penurunan kunjungan ibu hamil ke puskesmas.

Pada tahun 2017, jumlah persalinan di wilayah kerja Puskesmas Manutapen sebanyak 288. Sedangkan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 239 (84%). Dari jumlah bayi yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Manutapen, jumlah kunjungan KN1 sebanyak 237 (100%) sedangkan jumlah kunjungan KN Lengkap sebanyak 239 (100%). Data ini menunjukkan bahwa persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan.

Uraian di atas menunjukkan bahwa pemerintah baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten/kota) terus berusaha untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik buat masyarakatnya. Walaupun realitas di lapangan menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh belum secara maksimal sesuai dengan target yang telah ditetapkan, namun untuk perbaikan terus dilakukan.

Usaha untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) harus dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh. Pelayanan yag dimaksud adalah pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan kesehatan secara kompreshensif mengacu pada kebijakan

(25)

Kementrian Kesehatan RI tahun 2013 tentang pelayanan antenatal terpadu. Konsep pelayanan antenatal ini adalah pelayanan kesehatan pada ibu hamil yang tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan persalinan, pelayanan nifas, dan pelayanan bayi baru lahir. Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi ibu dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas (Kemenkes RI, 2013).

Pemerintah propinsi NTT dalam usaha untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui kebijakan revolusi KIA yaitu salah satu bentuk upaya percepatan penurunan kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir dengan cara-cara yang luar biasa melalui persalinan pada fasilitas kesehatan yang memadai serta di tolong oleh tenaga kesehatan yang trampil Bidan atau Dokter sesuai 60 langkah standar yaitu di Puskesmas Poned dan Rumah Sakit (Ponek).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.F.L umur 22 tahun di Puskesmas Manuapent, Kabupaten Kupang”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny.F.L umur 22 tahun di Puskesmas Manutapen periode tanggal 30 April sampai dengan 09 Juni 2018?”

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan umum

Mahasiswa Mampu Menerapkan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.F.L. di Puskesmas Manutapen Kota Kupang dengan menggunakan metode 7 langkah VARNEY

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi Data Subyektif dan Obyektif pada Ny.F.L b. Mengidentifikasi Diagnosa Masalah Pada Ny.F.L

(26)

c. Mengidentifikasi Masalah Potensial pada Ny.F.L d. Mengidentifikasi Kebutuhan Segera pada NY.F.L

e. Merencanakan Tindakan Asuhan Kebidanan pada Ny.F.L

f.Melakukan Pelaksanaan atas Rencana Manajemen yang telah direncanakan

g. Melakukan Evaluasi

D. Manfaat Penelitian

Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna sebagai referensi bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil studi kasus ini dapat dijadikan sumbangan peningkatan khasanah ilmu dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kupang

Laporan ini dapat dijadikan literatur di perpustakaan untuk menambah pengetahuan.

b. Profesi Bidan

Laporan ini bisa dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

c. Bagi klien dan masyarakat

Laporan ini dapat meningkatkan pengetahuan mengenai kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

E. Keaslian Penelitian

Hasil penelitian sebelumnya yang serupa dengan penelitian ini ialah atas nama Merlyn Alle yang melakukan asuhan kebidanan komprehensif dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.M.M. di Puskesmas Oesao Tahun 2017”. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama memiliki tujuan penelitian dan melakukan asuhan kebidanan yang komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan metode 7 langkah Varney. Perbedaannya yaitu penelitian sebelumnya

(27)

melakukansedangkan penelitian ini dilakukan pada Ny.F.L. umur 22 tahun di Puskesmas Manutapen, Kabupaten Kupang tahun 2018.

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KEHAMILAN

Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahinya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Manuaba, 2009).

1. Tanda – tanda kehamilan sesuai umur kehamilan Tanda pasti kehamilan menurut (Romauli, 2011) : a. Denyut jantung janin

Denyut jantung janin dengan stetoskop Leanec pada minggu 17-18. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic(Doppler), DJJ dapat didengar lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu.

b. Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan 12 minggu, tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-28 minggu pada multigravida, karena pada usia kehamilan tersebut, ibu hamil dapat merasakan gerakan halus hingga tendangan kaki bayi. Sedangkan pada primigravida ibu dapat merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 18-20 minggu.

c. TandaBraxton-hiks

Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri maka tanda ini tidak ditemukan.

2. Klasifikasi usia kehamilan

(29)

a. Kehamilan Trimester pertama : 0 sampai <14 minggu b. Kehamilan Trimester kedua : 14 sampai <28 minggu c. Kehamilan Trimester ketiga : 28 sampai 42 minggu. Menurut WHO (2013) menyatakan, usia kehamilan dibagi menjadi : 1) Kehamilan normal, gambarannya seperti:

Keadaan umum ibu baik, Tekanan darah < 140/90 mmHg, Bertambahnya berat badan sesuai minimal 8 kg selama kehamilan (1kg tiap bulan) atau sesuai IMT ibu , Edema hanya pada ekstremitas, Denyut jantung janin 120-160 kali/menit, Gerakan janin dapat dirasakan setelah usia kehamilan 18-20 minggu hingga melahirkan, Tidak ada kelainan riwayat obstetrik, Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan, Pemeriksaaan fisik dan laboratorium dalam batas normal.

2) Kehamilan dengan masalah khusus, gambarannya: Seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam rumah tangga, kebutuhan finansial, dll.

3) Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan atau kerjasama penanganannya.

a) Riwayat pada kehamilan sebelumnya: janin atau neonatus mati, keguguran ≥ 3x, bayi < 2500 gram atau > 4500 gram, hipertensi, pembedahan pada organ reproduksi.

b) Kehamilan saat ini: kehamilan ganda, usia ibu < 16 atau 40,Rh (-) hipertensi, masa pelvis, penyakit jantung, penyakit ginjal, DM, malaria, HIV, sifilis, TBC, anemia berat, penyalahgunaan obat-obatan dan alcohol, LILA < 23,5 cm, tinggi badan< 145 cm, kenaikan berat badan < 1kg atau 2 kg tiap bulan atau tidak sesuai IMT, TFU

tidak sesuai usia kehamilan, pertumbuhan

janin terhambat, ISK, penyakit kelamin, malposisi/malpresentasi, gangguan kejiwaan, dan kondisi-kondisi lain yang dapat memburuk kehamilan.

4) Kehamilan dengan kondisi kegawatdarauratan yang membutuhkan rujukan segera. Gambaranya: Perdarahan, preeklampsia, eklampsia, ketuban pecah dini, gawat janin, atau kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain yang mengancam nyawa ibu dan bayi. Perubahan fisiologi dan psikologi kehamilan trimester III

(30)

Trimester III adalah sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada kehamilan trimester akhir, ibu hamil akan merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan (Pantikawati, 2010).

Menurut Pantikawati tahun 2010 perubahan fisiologi ibu hamil trimester III kehamilan sebagai berikut :

b) Uterus

Pada trimester III itmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan berkembang menjadi Segmen Bawah Rahim (SBR). Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah rahim yang lebih tipis. Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologis dinding uterus.

c) Sistem Payudara

Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara semakin meningkat. Pada kehamilan 32 minggu, warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Caiaran ini disebut kolostrum.

d) Sistem Traktus Urinarius

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul yang menyebabkan keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali.

e) Sistem Pencernaan

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral.

f) Sistem Respirasi

Pada kehamilan 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami kesulitan bernafas.

(31)

Selama kehamilan, jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000. Penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga akan mengalami perubahan. Pada kehamilan, terutama trimester ke-3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.

h) Sistem Integumen

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum. Pada multipara, selain striae kemerahan itu sering kali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit digaris pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang variasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum, selain itu pada areola dan daerah genetalia juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan biasanya akan hilang setelah persalinan.

i) Sistem muskuloskletal

Sendi pelvik pada kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Pergerakan menjadi sulit dimana sturktur ligament dan otot tulamg belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat. Wanita muda yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada kehamilan normal. Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang besar dan fleksi anterior leher.

(32)

Perubahan metabolisme adalah metabolisme basal naik sebesar 15%-20% dari semula terutama pada trimester ke III

(1) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155mEq per liter menjadi 145 mEq perliterdisebabkan hemodulasi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.

(2) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan janin dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggal ½ gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari.

(3) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.

(4) Kebuutuhan zatmineral untuk ibu hamil menurut Romauli (2011) meliputi : (a) Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari

(b) Zat besi, 800 mgr atau 30-50 mgr sehari. Air, ibu hami memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.

k) Sistem Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh menurut Romauli (2011)

Kenaikan berat badan sendiri sekitar 5,5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12 kg. Cara yang di pakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah dengan menggunakan indeks masa tubuh yaitu dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2. Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Jika terdapat keterlambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat mengindikasikan adanaya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intra uteri.

l) Sistem darah dan pembekuan darah (1) Sistem darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan intraseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, sel darah. Volume darah secara ksesluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55%nya adalah cairan sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah. Sususnan darah teriri dari air 91,0%, protein 8,0% dan mineral 0.9%.

(33)

(2) Pembekuan darah

Pembekuan darah adalah proses yang majemuk dan berbagai faktor diperlukan untuk melaksanakan pembekuan darah sebagaimanatelah diterangkan. Trombin adalah alat dalam mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin. Thrombin tidak ada dalam darah normal yang masih dalam pembuluh. Protombin yang kemudian diubah menjadi zat aktif thrombin oleh kerja trombokinase. Trombokinase atau trombokiplastin adalah zat penggerak yang dilepaskan kedarah ditempat yang.

m) Sistem persyarafan

Perubahan fungsi sistem neurologi selama masa hamil, selain perubahan-perubahan neurohormonal hipotalami-hipofisis. Perubahan fisiologik spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologi dan neuromuscular menurut Romauli (2011) berikut:

(1) Kompresi saraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.

(2) Lordosis dan dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau kompresi akar saraf.

(3) Hipokalsenia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuscular, seperti kram otot atau tetani.

(4) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsandan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi awal kehamilan.

(5) Nyeri kepala akibat ketegangan umu timbul pada saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya.

(6) Akroestesia (gatal ditangan) yang timbul akibat posisi bahu yang membungkuk, dirasakan dirasakan pada beberapa wanita selam hamil. (7) Edema yang melibatkan saraf periver dapat menyebabkan carpal

tunnel syndromeselama trimester akhir kehamilan. n) Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil Trimester III

Trimester ketiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua.Adapun perubahan psikologi antara lain: rasa

(34)

tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik, merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya, khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya, merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya, merasa kehilangan perhatian, perasaan mudah terluka (sensitif), libido menurun (Pantikawati, 2010).

2. Kebutuhan dasar ibu hamil trimester III

Menurut Walyani (2015) kebutuhan fisik seorang ibu hamil adalah sebagai berikut : 1) Nutrisi

a) Energi/Kalori

(1) Sumber tenaga digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi pembentukan sel baru, pemberian makan ke bayi melalui plasenta, pembentukan enzim dan hormone penunjang pertumbuhan janin.

(2) Untuk menjaga kesehatan ibu hamil

(3) Persiapan menjelang persiapan persalinan dan persiapan laktasi

(4) Kekurangan energi dalam asupan makan akan berakibat tidak tercapainya berat badan ideal selama hamil (11-14 kg)

(5) karena kekurangan energi akan diambil dari persediaan protein

(6) Sumber energi dapat diperoleh dari : karbohidrat sederhana seperti (gula, madu, sirup), karbohidrat kompleks seperti (nasi, mie, kentang), lemak seperti (minyak, margarin, mentega).

b) Protein

Diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru pada janin, pertumbuhan organ-organ janin, perkembangan alat kandunga ibu hamil, menjaga kesehatan, pertumbuhan plasenta, cairan amnion, dan penambah volume darah.

(1) Kekurangan asupan protein berdampak buruk terhadap janin seperti IUGR, cacat bawaan, BBLR dan keguguran.

(35)

(2) Sumber protein dapat diperoleh dari sumber protein hewani yaitu daging, ikan, ayam, telur dan sumber protein nabati yaitu tempe, tahu, dan kacang-kacangan.

c) Lemak

Dibutuhkan sebagai sumber kalori untuk persiapan menjelang persalinan dan untuk mendapatkan vitamin A,D,E,K.

d) Vitamin

Dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu hamil dan janin.

(1) Vitamin A : pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan jaringan tubuh (2) Vitamin B1 dan B2 : penghasil energi

(3) Vitamin B12 : membantu kelancaran pembentuka sel darah merah (4) Vitamin C : membantu meningkatkan absorbs zat besi

(5) Vitamin D : mambantu absorbs kalsium e) Mineral

Diperlukan untuk menghindari cacat bawaan dan defisiensi, menjaga kesehatan ibu selama hamil dan janin, serta menunjang pertumbuhan janin. Beberapa mineral yang penting antara lain kalsium, zat besi, fosfor, asam folat, yodium.

f) Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil

Usia, berat badan ibu hamil, aktivitas, kesehatan, pendidikan dan pengetahuan, ekonomi, kebiasaan dan pandangan terhadap makanan, diit pada masa sebelum hamil dan selama hamil, lingkungan, psikologi.

g) Pengaruh status gizi terhadap kehamilan

Jika status gizi ibu hamil buruk, maka dapat berpengaruh pada:

(1) Janin : kegagalan pertumbuhan, BBLR, premature, lahir mati, cacat bawaan, keguguran

(2) Ibu hamil : anemia, produksi ASI kurang (3) Persalinan : SC, pendarahan, persalinan lama

h) Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil (Kritiyanasari, 2010).

(36)

Bahan

Makanan Wanita TidakHamil

Ibu Hamil

Trimester I Trimester II Trimester III Makanan

Pokok 3 porsi 4 porsi 4 porsi 4 porsi Lauk

Hewani 1½ potong 1½ potong 2 potong 2 potong Lauk

Nabati 3 potong 3 potong 4 potong 4 potong Sayuran 1½ mangkok 1½

mangkok 3 mangkok 3mangkok Buah 2 potong 2 potong 3 potong 3 potong

Susu - 1 gelas 1 gelas 1 gelas

Air 6-8 gelas 8-10 gelas 8-10 gelas 8-10 elas 2) Oksigen

Berbagai kandungan pernapasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal tersebut, hal-hal yang perlu dilakukan adalah latihan napas melalui senam hamil seperti tidur dengan bantal yang lebih tinggi, makan tidak terlalu banyak, kurangi atau hentikan rokok, konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma dan lain-lain.

3) Personal hygiene

Hal kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah kulit dada, daerah genitalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium (Walyani, 2015).

4) Pakaian

Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, pakaian hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat. Payudara perlu didorong dengan BH yang memadai untuk mengurangi rasa tidak nyaman (Walyani, 2015).

(37)

5) Eliminasi

Pada trimester III, BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP sehingga hal-hal yang perlu dilakukan untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yakni dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin. BAB sering obstipasi (sembelit) karena hormon progesteron meningkat sehingga untuk mengatasi keluhan ini dianjurkan meningkatkan aktifitas jasmani dan makan bersehat (Walyani, 2015).

6) Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah dengan dan secara berirama dengan menghindari gerakan menyentak, sehingga mengurangi ketegangan pada tubuh dan menghindari kelelahan (Romauli, 2011).

7) Body Mekanik

Secara anatomi, ligament sendi putar dapat meningkatkan pelebaran atau pembesaran rahim pada ruang abdomen. Nyeri pada ligament ini terjadi karena pelebaran dan tekana pada ligament karen adanya pembesaran rahim. Nyeri pada ligamen ini merupakan suatu ketidaknyamanan pada ibu hamil. Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil yaitu

a) Duduk

Ibu harus diingatkan untuk duduk bersandar dikursi dengan benar, pastikan bahwa tulang belakangnya tersangga dengan baik. Kursi dengan sandaran tinggi akan menyokong kepala dan bahu serta tungkai dapat relaksasi.

b) Berdiri

Ibu perlu dianjurkan untuk berdiri dan berjalan tegak, dengan menggunakan otot trasversus dan dasar panggul. Berdiri diam terlalu lama dapat menyebabkan kelelahan dan ketegangan.

(38)

Hindari juga sepatu bertumit runcing karena mudah menghilangkan keseimbangan. Bila memiliki anak balita, usahakan supaya tinggi pegangan keretanya sesuai untuk ibu.

d) Tidur

Kebanyakan ibu hamil menyukai posisi berbaring miring dengan sanggan dua bantal dibawah kepala dan satu dibawah lutut atas serta paha untuk mencegah peregangan pada sendi sakroiliaka.

e) Bangun dan baring

Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tepi tempat tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu perlahan dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki ibu. Diamlah dulu dalam posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri. Lakukan setiap kali ibu bangun dari berbaring. f) Membungkuk dan mengangkat

Ketika harus mengangkat misalnya menggendong anak balita, kaki harus diregangkan satu kaki didepan kaki yang lain, pangkal paha dan lutut menekuk dengan pungung serta otot trasversus dikencang. Barang yang akan diangkat perlu dipegang sedekat mungkin dan ditengah tubuh dan lengan serta tungkai digunakan untuk mengangkat (Romauli, 2011).

8) Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dahulu ditentukan status kekebalan/imunisasinya. Bumil yang belum pernah mendapatkan imunisasi maka statusnya T0, jika telah mendapatkan interval 4 minggu atau pada masa balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali maka statusnya TT2, bila telah mendapatkan dosis TT yang ketiga (interval minimal dari dosis kedua) maka statusnya TT3, status TT4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis (interval minimal 1 tahun dari dosis ketiga) dan status TT5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval minimal 1 tahun dari dosis keempat). Ibu hamil dengan status TT4 dapat diberikan sekali suntikan terakhir telah lebih dari setahun dan bagi ibu

(39)

hamil dengan status TT5 tidak perlu disuntik TT karena telah mendapatkan kekebalan seumur hidup atau 25 tahun (Romauli, 2011).

9) Travelling

Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi atau oedema tungkai karena kaki tergantung terlalu lama. Bepergian dapat menimbulkan masalah lain seperti konstipasi atau diare karean asupan makanan dan minuman cenderung berbeda seperti biasanyan karena akibat perjalanan yang melelahkan

(Marmi, 2014). 10) Seksualitas

Menurut Walyani tahun 2015 hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti sering abortus dan kelahiran premature, perdarahan pervaginam, coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan, bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauterine. Pada kehamilan trimester III, libido mulai mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena rasa tidak nyaman di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, napas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual.

11) Istirahat dan tidur

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur khususnya seiring keamjuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur dapat menigkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama kurang lebih 8 jam dan istirahat pada siang hari selama 1 jam (Romauli, 2011).

3. Ketidaknyamanan dan masalah serta cara mengatasi ibu hamil trimester III 1) Keputihan

Keputihan dapat disebabkan karena terjadinya peningkatan produksi kelenjar dan lendir endoservikal sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen (Marmi,

(40)

2014). Cara mencegahnya yaitu tingkatkan kebersihan (personal hygiene), memakai pakaian dalam dari bahan kartun, dan tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur (Romauli, 2011).

2)Nocturia(sering buang air kecil)

Pada trimester IIInocturiaterjadi karena bagian terendah janin akan menurun dan masuk ke dalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Cara mengatasinya yakni perbanyak minum pada siang hari tidak pada malam hari dan membatasi minuman yang mengandung bahan kafein seperti teh, kopi, dan soda (Marmi, 2014).

3) Sesak Napas

Hal ini disebabkan oleh uterus yang membesar dan menekan diafragma. Cara mencegah yaitu dengan merentangkan tangan di atas kepala serta menarik napas panjang dan tidur dengan bantal ditinggikan (Bandiyah, 2009).

4) Konstipasi

Konstipasi terjadi akibat penurunan peristaltic yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone. Cara mengatasinya yakni minum air 8 gelas per hari, mengkonsumsi makanan yang mengandung serat seperti buah dan sayur dan istirahat yang cukup (Marmi, 2014). 5) Haemoroid

Haemoroid selalu didahului dengan konstipasi,oleh sebab itu semua hal yang menyebabkan konstipasi berpotensi menyebabkan haemoroid. Cara mencegahnya yaitu dengan menghindari terjadinya konstipasi dan hindari mengejan saat defekasi

(Marmi, 2014). 6) Oedema pada kaki

Hal ini disebabkan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan pada vena bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan karena uterus membesar pada vena-vena panggul, saat ibu berdiri atau duduk terlalu lama dalam posisi terlentang. Cara mencegah yakni hindari posisi berbaring terlentang, hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama,istirahat dengan berbaring ke kiri dengan kaki agak

(41)

ditinggikan, angkat kaki ketika duduk atau istirahat, dan hindari pakaian yang ketat pada kaki (Marmi, 2014).

7) Varises kaki atau vulva

Varises disebabkan oleh hormon kehamilan dan sebagian terjadi karena keturunan. Pada kasus yang berat dapat terjadi infeksi dan bendungan berat. Bahaya yang paling penting adalah thrombosis yang dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah. Cara mengurangi atau mencegah yaitu hindari berdiri atau duduk terlalu lama, senam, hindari pakaian dan korset yang ketat serta tinggikan kaki saat berbaring atau duduk (Bandiyah, 2009).

4. Tanda bahaya trimester III

Penting bagi seorang bidan untuk mengetahui dan memeriksa tanda-tanda bahaya pada setiap kali kunjungan antenatal. Menurut Pantikawati (2010) tanda bahaya tersebut adalah sebagai berikut :

1) Perdarahan pervaginam

Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Perdarahan yang tidak normal adalah berwarna merah, banyak, dan kadang-kadang tidak selalu disertai dengan nyeri. Perdarahan ini bisa disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta dan gangguan pembekuan darah.

2) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap, tidak hilang dengan beristirahat dan biasanya disertai dengan penglihatan kabur. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklamsi.

3) Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri perut yang mungkin menunjukan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.

(42)

Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung dan preeklamsia.

5) Gerakan janin yang berkurang

Normalnya ibu mulai merasakan pergerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6 tetapi beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Normalnya bayi bergerak dalam satu hari adalah lebih dari 10 kali.

6) Keluar cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III bisa mengindikasikan ketuban pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.

8) Deteksi dini faktor resiko

Deteksi dini faktor resiko kehamilan trimester III menurut Poedji Rochyati dan penanganan serta prinsip rujukan kasus

1) Menilai faktor resiko dengan skor Poedji Rochyati (2003). a) Kehamilan Risiko Tinggi

Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang, yaitu kemungkinan terjadi komplikasi obstetrik pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, atau ketidak puasan pada ibu atau bayi (Poedji Rochjati, 2003). Definisi yang erat hubungannya dengan risiko tinggi(high risk):

(1) Wanita risiko tinggi (High Risk Women) adalah wanita yang dalam lingkaran hidupnya dapat terancam kesehatan dan jiwanya oleh karena sesuatu penyakit atau oleh kehamilan, persalinan dan nifas.

(2) Ibu risiko tinggi (High Risk Mother) adalah faktor ibu yang dapat mempertinggi risiko kematian neonatal atau maternal.

(3) Kehamilan risiko tinggi (High Risk Pregnancies) adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi

(43)

Risiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna maka deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko atau komplikasi kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak maupun di masyarakat (Niken Meilani, dkk, 2009).

Beberapa keadaan yang menambah risiko kehamilan, tetapi tidak secara langsung meningkatkan risiko kematian ibu. Keadaan tersebut dinamakan faktor risiko. Semakin banyak ditemukan faktor risiko pada ibu hamil, semakin tinggi risiko kehamilannya (Syafrudin dan Hamidah, 2009).

2) Skor Poedji Rochjati

Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan yang memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Dian, 2007). Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringannya risiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh ibu hamil.

Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok: a) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2

b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10

c) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12 (Rochjati Poedji, 2003).

3) Tujuan sistem skor Poedji Rochjati

a) Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (KRR, KRT, KRST) agar berkembang perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan sesuai dengan kondisi dari ibu hamil.

b) Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat agar peduli dan memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi untuk melakukan rujukan terencana.

(44)

a) Sebagai alat komunikasi informasi dan edukasi/KIE – bagi klien/ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat. Skor digunakan sebagai sarana KIE yang mudah diterima, diingat, dimengerti sebagai ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan menunjukkan adanya kebutuhan pertolongan untuk rujukkan. Dengan demikian berkembang perilaku untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang adekuat. b) Alat peringatan bagi petugas kesehatan agar lebih waspada. Lebih tinggi

jumlah skor dibutuhkan lebih kritis penilaian/pertimbangan klinis pada ibu Risiko Tinggi dan lebih intensif penanganannya

5) Cara pemberian skor

Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor risiko diberi nilai 2,4 dan 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2 sebagai skor awal. Tiap faktor risiko skornya 4 kecuali bekas sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan preeklamsia berat/eklamsi diberi skor 8. Tiap faktor risiko dapat dilihat pada gambar yang ada pada Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR), yang telah disusun dengan format sederhana agar mudah dicatat dan diisi (Poedji Rochjati, 2003).

Tabel 2.2. Skor Poedji Rochjati

II III IV

KEL.

F.R. NO. Masalah / Faktor Resiko SKOR Tribulan

I II III.1 III.2 Skor Awal Ibu Hamil 2

I 1 Terlalu muda, hamil ≤ 16 tahun 4 2 Terlalu tua, hamil ≥ 35 tahun 4 3 Terlalu lambat hamil I, kawin ≥

4 tahun 4

Terlalu lama hamil lagi (≥ 10

tahun) 4

4 Terlalu cepat hamil lagi (< 2

tahun) 4

5 Terlalu banyak anak, 4 / lebih 4 6 Terlalu tua, umur ≥ 35 tahun 4 7 Terlalu pendek ≤ 145 cm 4 8 Pernah gagal kehamilan 4

(45)

9 Pernah melahirkan dengan :

a. Tarikan tang / vakum 4

b. Uri dirogoh 4

c. Diberi infuse / transfuse 4 10 Pernah Operasi Sesar 8 II 11 Penyakit pada Ibu Hamil :

a. a. Kurang darah b. Malaria 4 c. TBC paru d. Payah

jantung 4

e. Kencing manis (Diabetes) 4 f. Penyakit menular seksual 4 12 Bengkak pada muka / tungkai

dan Tekanan darah tinggi 4 13 Hamil kembar 2 atau lebih 4 14 Hamil kembar air (Hydramnion) 4 15 Bayi mati dalam kandungan 4 16 Kehamilan lebih bulan 4

17 Letak sungsang 8

Keterangan :

a) Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan.

b) Bila skor 12 atau lebih dianjurkan bersalin di RS/DSOG 6) Pencegahan kehamilan risiko tinggi

a) Penyuluhan komunikasi, informasi, edukasi/KIE untuk kehamilan dan persalinan aman.

(1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat dilakukan di rumah maupun di polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan, dukun membantu perawatan nifas bagi ibu dan bayinya.

(2) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), ibu PKK memberi penyuluhan agar pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter puskesmas, di polindes atau puskesmas (PKM), atau langsung dirujuk ke Rumah Sakit, misalnya pada letak lintang dan ibu hamil pertama (primi) dengan tinggi badan rendah. (3) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan dirujuk

untuk melahirkan di Rumah Sakit dengan alat lengkap dan dibawah pengawasan dokter spesialis (Rochjati Poedji, 2003).

(46)

b) Pengawasan antenatal, memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya.

(1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan nifas.

(2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas.

(3) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.

(4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Manuaba, 2010)

c) Pendidikan kesehatan

Menurut Sarwono (2007) dan Manuaba (2010) pendidikan kesehatan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:

(1) Diet dan pengawasan berat badan, kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, partus prematur, abortus; sedangkan kelebihan nutrisi dapat menyebabkanpre-eklamsia, bayi terlalu besar.

(2) Hubungan seksual, hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Pada umumnya hubungan seksual diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati.

(3) Kebersihan dan pakaian, kebersihan harus selalu d

(4) ijaga pada masa hamil. Pakaian harus longgar, bersih, dan mudah dipakai, memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi, memakai kutang yang menyokong payudara, pakaian dalam yang selalu bersih.

(5) Perawatan gigi, pada triwulan pwrtama wanita hamil mengalami mual dan muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi yang tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies gigi, gingivitis, dan sebagainya.

(47)

(6) Perawatan payudara, bertujuan memelihara hygiene payudara, melenturkan/menguatkan puting susu, dan mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk ke dalam.

(7) Imunisasi Tetatnus Toxoid, untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorum.

(8) Wanita pekerja, wanita hamil boleh bekerja tetapi jangan terlampau berat. Lakukanlah istirahat sebanyak mungkin. Menurut undang-undang perburuhan, wanita hamil berhak mendapat cuti hamil satu setengah bulan sebelum bersalin atau satu setengah bulan setelah bersalin.

(9) Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik, ketiga kebiasaan ini secara langsung dapat mempangaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan menimbulkan kelahirkan dangan berat badan lebih rendah, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus, dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental). (10) Obat-obatan, pengobatan penyakit saat hamil harus memperhatikan

apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin. 9) Konsep dasar Antenatal Care dan standar pelayanan antenatal (14 T)

1) Pengertian

Asuhan Antenatal merupakan upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal, melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2008).

Antenatal Care merupakan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, yang meliputi upaya koreksi terhadap penyimpanagan dan intervensi dasar yang dilakukan (Pantikawati, 2010).

2) Tujuan ANC

Menurut Marmi (2014), tujuan dari ANC adalah :

a) Memantau kemajuan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial budaya ibu dan bayi.

(48)

c) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

d) Mempromosikan dan menjaga kesehtan fisik dan mental ibu dan bayidengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri dan kelahiran bayi.

e) Mengembangkan persiapan persalinan serta persiapan menghadapi komplikasi.

f) Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.

3) Standar pelayanan Antenatal (14 T)

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), menyatakan dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari :

a) Timbangan Berat Badan Dan Ukur Tinggi Badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion)

b) Ukur Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)

c) Nilai Status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas /Lila)

Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis (KEK), disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari

(49)

23,5 cm. ibu hamil dengan KEK akan melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)

d) Ukur Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran penggunaan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

e) Tentukan Presentasi Janin Dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin.

f) Skrining Status Imunisasi Tetanus Dan Berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonaturum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi TT2 agar mendapat perlindungan terhadap imunisasi infeksi tetanus. Ibu hamil dengan TT5 (TT Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi. Pemberian Imunisasi TT tidak mempunyai interval maksimal, hanya terdapat interval minimal. Interval minimal pemberian Imunisasi TT dan lama perlindungannya dapat dilihat pada tabel 2. Selang waktu pemberian imunisasi Tetanus Toxoid

Tabel 2.3Selang waktu pemberian imunisasi Tetanus Toxoid Antigen (selang waktu minimal)Interval PerlindunganLama

TT1 Pada kunjungan antenatal

(50)

-TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun

TT5 1 tahun setelah TT4 25Tahun/Seumur hidup

(Sumber: Kementrian Kesehatan, 2013) g) Beri Tablet Tanbah Darah (Tablet Besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.

h) Periksa Laboratorium (Rutin Dan Khusus)

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah dan pemeriksaan spesifik daerah endemis (malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal. Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal tersebut meliputi :

1) Pemeriksaan Golongan Darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis gilongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

2) Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Darah (Hb)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi

Gambar

Tabel 2.2. Skor Poedji Rochjati
Tabel 2.3 Selang waktu pemberian imunisasi Tetanus Toxoid Antigen (selang waktu minimal)Interval PerlindunganLama
Tabel 2.5 Asuhan dan jadwal kunjungan rumah
Tabel 2. 6. Perubahan-Perubahan Normal Pada Uterus Selama Postpartum
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

E. Penelitian yang sama dilakukan oleh R.I mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kupang Tahun 2017 dengan judul” Asuhan kebidanan berkelanjutan Pada Ny. H.TG1P0A0AH0 Usia

Informasi bagi pengembangan program kesehatan ibu hamil sampai nifas atau asuhan komprehensif agar lebih banyak lagi memberikan penyuluhan yang lebih sensitif

Sebenarnya AKI dan AKB dapat ditekan melalui pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif yang berfokus pada asuhan sayang ibu dan sayang bayi yang sesuai

Tujan dari asuhan kebidanan continuity of care adalah memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari masa kehamilan trimester III, persalinan, nifas, neonatus,

Secara umum tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah agar mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif pada ibu sejak masa kehamilan,

Asuhan Kebidanan Komprehensif mencakup empat kegiatan pemeriksan berkesinambugan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan (Ante Natal Care) Asuhan Kebidanan

Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk menambah wawasan tentang kasus yang diambil, asuhan kebidanan meliputi masa kehamilan, persalinan,

Tujuan Umum Peneliti mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.S usia 27 tahun G3P1011 kehamilan 34-35 minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uteri dari masa kehamilan,