• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.D.L.K di Puskesmas Manutapen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.D.L.K di Puskesmas Manutapen."

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.D.L.K.

UMUR 33 TAHUN DI PUSKESMAS MANUTAPEN

PERIODE 18 FEBRUARI S/D 19 MEI 2019

Sebagai Laporan Tugas Akhir yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam menyelesaikan Pendidikan DIII Kebidanan

Pada Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Oleh:

SEMVILIN MARZET NASSA

NIM : PO. 530324016 781

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KUPANG

2019

(2)
(3)
(4)

RIWAYAT HIDUP

A. Biodata

Nama : Semvilin Marzet Nassa Tempat / Tanggal Lahir : Longgo, 03 September 1998

Agama : Kristen Protestan

Asal : Rote

Alamat : Jalan Tunggal Ika RT 01/RW 01

B. Riwayat Pendidikan

Tamat SD Tahun 2010 di SDN Longgo Koli

Tamat SMP Tahun 2013 di SMP Negeri 2 Rote Barat Laut Tamat SMA Tahun 2016 di SMA Negeri 1 Rote Barat Laut

Tahun 2016 sampai sekarang melanjutkan pendidikan D3 Kebidanan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny. D. L. K Umur 33 Tahun di Puskesmas Manutapen Periode 18 Februari s/d 19 Mei 2019” dengan baik dan tepat waktu.

Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan di Prodi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. R. H. Kristina, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang.

2. Dr. Mareta B. Bakoil, SST., MPH selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang

3. Drg Haryono, selaku Kepala Puskesmas Manutapen beserta bidan dan para pegawai yang telah memberi ijin dan membantu studi kasus ini.

4. Albert M selaku penguji I yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.

5. Hasri Yulianti, SST., M.Keb, selaku pembimbing dan penguji II yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.

6. Ferdelince Bia, Amd.Keb selaku pembimbing lahan praktek (CI) yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.

7. Ibu D. L. K. yang telah menerima dan membantu saya sebagai pasien dalam melakukan penelitian dan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

8. Orang tuaku tercinta bapak Felipus Nassa dan mama Marselina J Ndun-Nassa, Kakak - kakaku tersayang yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki penulis.

(6)

9. Seluruh teman-teman tersayang Bastian Lete, Martinus Ufi, Liven Bullu, Try Wulandari, Lesty Kofi, Alexsandra Djaratallo, Prischa Djogo, Maria, Yopy Biredoko serta semua teman tingakt IIA seperjuangan yang telah memberikan dukungan baik berupa motivasi dan dukungan doa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil dalam terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir.

Kupang, Mei 2019

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan ... 6

D. Manfaat ... 6

E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori Kehamilan 1. Pengertian kehamilan ... 9

2. Perubahan fisiologi dan psikologi kehamilan TM III ... 9

3. Kebutuhan ibu hamil trimester III ... 14

4. Ketidaknyamanan kehamilan trimester III dan cara mengatasi ... 23

B. Konsep Dasar Persalinan 1. Pengertian persalinan ... 35

(8)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan ... 53

4. Perubahan fisiologis dan psikologis ibu bersalin ... 57

C. Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir Normal 1. Pengertian Bayi Baru Lahir normal ... 71

2. Adaptasi Bayi Baru Lahir terhadap kehidupan di luar uterus ... 72

3. Tahapan Bayi Baru Lahir ... 81

4. Penilaian Awal pada Bayi Baru Lahir ... 82

5. Pelayanan Essensial BBL ... 82

D. Konsep Teori Nifas 1. Pengertian Masa Nifas ... 86

2. Tahapan Masa Nifas ... 89

3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas ... 90

4. Kebutuhan Ibu Masa Nifas... 103

E. Konsep Dasar KB 1. Alat kontrasepsi dalam rahim... 116

2. Implant ... 119

3. Pil ... 120

4. Suntik ... 121

5. Kb pasca salin ... 122

6. Kerangka Pikir ... 126

BAB III METODE LAPORAN KASUS A. Jenis dan Rancangan Study Kasus ... 130

B. Lokasi dan Waktu ... 130

C. Subyek Study ... 130

D. Instrumen ... 131

E. Teknik pengumpulan data……… 131

F. Keabsahan penelitian ... 132

(9)

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 134 B. Tinjauan Kasus ... 135 C. Pembahasan ... 178 BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 187 B. Saran ... 187 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel Nutrisi ... 15

Tabel 2.2 Anjuran Makan Sehari-Hari Ibu Hamil ... 17

Tabel 2.3 Skor Poedji Rochyati ... 26

Tabel 2.4 Selang Pemberian Imunisasi TT ... 31

Tabel 2.5 Apgar Skor ... 81

Tabel 2.6 Jadwal Imunisasi Pada Neonatus ... 86

Tabel 2.7 Asuhan dan Jadwal Kunjungan Rumah ... 89

Tabel 2.8 Perubahan Normal Pada Uterus Selama Post Partum ... 91

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Lampiran 2 : Foto

Lampiran 3 : SAP dan Liflet

Lampiran 4 : Buku KIA

Lampiran 5 : Partograf

(12)

DAFTAR SINGKATAN

A : Abortus

AKB : Angka Kematian Bayi AKI : Angka Kematian Ibu ANC : Antenatal Care

APN : Asuhan Persalinan Normal

APGAR : Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan)

ASI : Air Susu Ibu BB : Berat Badan BBL : Bayi Baru Lahir Dinkes : Dinas Kesehatan DJJ : Denyut Jantung Fetus DM : Diabetes Melitus

DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi Fe : Zat Besi

G : Gravida

HB : Haemoglobin HCL : Hidrogen Klorida

HDK : Hipertensi Dalam Kehamilan HIV : Human Immunodeficiency Virus HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir IM : Intra Muskular

IMD : Inisiasi Menyusui Dini IMS : Infeksi Menular Seksual ISK : Infeksi Saluran Kencing

K1 : Kunjungan ibu hamil pertama kali K4 : Kunjungan ibu hamil keempat kali

(13)

KB : Keluarga Berencana KEK : Kekurangan Energi Kronik Kemenkes : Kementrian Kesehatan KF : Kunjungan Nifas KH : Kelahiran Hidup

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak KMS : Kartu Menuju Sehat KN : Kunjungan Neonatus KPD : Ketuban Pecah Dini Lila : Lingkar Lengan Atas MAK III : Manajemen Aktif Kala III MAL : Metode Amenorhea Laktasi mmHg : Mili Meter Hidrogirum NTT : Nusa Tenggara Timur O2 : Oksigen

P : Para

P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi PAP : Pintu Atas Panggul

APD : Alat Pelindung Diri PX : Prosesus Xympoideus

SOAP : Subyektif, Obyektif, Analisis, Penatalaksanaan TBC : Tubercolosis

TD : Tekanan Darah TT : Tetanus Toksoid UK : Umur Kehamilan USG : Ultrasonografi

(14)

ABSTRAK

Kementrian Kesehatan RI Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kupang Jurusan Kebidanan Laporan Tugas Akhir Mei 2019 Semvilin Marzet Nassa

“Asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.D.L.K di Puskesmas Manutapen.

Latar Belakang : Asuhan Kebidanan Komprehensif adalah Asuhan Kebidanan yang dilakukan mulai Antenatal Care (ANC), Intranatal Care (INC), Postnatal Care (PNC), dan Bayi Baru Lahir (BBL) secara berkelanjutan pada ibu hamil.Ukuran yang dipakai untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau daerah pada umumnya ialah kematian maternal (maternal mortality) (Saifuddin, 2014). Berdasarkan data PWS KIA (2018) Puskesmas Manutapen tidak ada AKI, AKB 1 orang, Indikator Cakupan KIA : K1 sebesar 71,9 %, K4 sebesar 44,2 %, Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 96,5 %.

Tujuan : Mampu memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan pada ibu D.L.K di Puskesmas Manutapen

Metode Studi Kasus : Jenis penelitian menggunakan metode studi penelahaan kasus (case study). Lokasi di Puskesmas Manutapen, subyek ibu D.L.K G3P2A0AH2 Menggunakan format

asuhan kebidanan pada ibu hamil denngan menggunakan 7 langkah Varney sedangkan dari persalinan sampai nifas dengan menggunakan metode SOAP, teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder.

Hasil : Ny. D.L.K G3P2A0AH2 datang memeriksakan kehamilannya dengan usia kehamilan 29

Minggu 3 hari, keluhan susah tidur, penatalaksanannya KIE ketidaknyamanan pada TM III dan penatalaksanaanya, menjelaskan tanda bahaya dalam kehamilan, mempersiapkan persalina.. Asuhan terus berlanjut sampai dengan masa nifas, Ny. D.L.K sehat bayinya juga sehat dan sampai pelayanan KB, Ny. D.L.K menggunakan kontrasepsi MAL.

Simpulan : Asuhan kebidanan berkelanjutan yang diberikan kepada ibu D.L.K. sebagian besar telah dilakukan dengan baik dan sistematis, serta ibu dan bayi sehat hingga masa nifas dan pelayanan KB.

Kata kunci : Asuhan kebidanan berkelanjutan hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, KB. Kepustakaan : 30 buku (2009 - 2015)

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan berkelanjutan adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus- menerus antara seorang wanita dengan bidan. Tujuan asuhan komprehensif yang diberikan yaitu untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif secara intestif kepada ibu selama masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi, baru lahir dan keluarga berencana sehingga mencegah agar tidak terjadi komplikasi (Pratami,2014)

Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat menggambarkan kesejahteran masyarakat disuatu negara. Menurut data World Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun 2015 adalah 216 per 10.000 kelahiran hidup atau diperkirakan 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di Negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian (WHO, 2015)

AKI di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2007 dari 307 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun, pada tahun 2012 hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, dan terjadi penurunan menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan RI, 2017). Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015. Demikian jumlah AKB Nasional pada tahun 2007 sebesar 34 per 1000 KH dan mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 32 per 1000 KH (SDKI, 2012). AKB Provinsi NTT pada tahun 2007 sebesar 57 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Selanjutnya paada tahun 2010 penurunan menjadi 39 per 1.000 KH sedangkan pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjaadi 45 per 1.000 KH (SDKI, 2012). Laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT tahun 2017 menunjukkan bahwa konversi AKI per 100.000 Kelahiran Hidup selama periode 5 (Lima) tahun (Tahun 2013 – 2017) mengalami fluktuasi.pada tahun 2013 AKI Kota Kupang sebesar 61/100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2014 AKI Kota Kupang mengalami kenaikan yaitu 81/100.00 kelahiran hidup, tahun 2015 AKI Kota Kupang sebesar 61/100.00 kelahiran hidup,tahun

(16)

2016 AKI Kota Kupang sebesar 48/100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2017 AKI Kota Kupang mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 49/100.000 kelahiran hidup jumlah. Jumlah absolute kematian pada tahun 2017 berjumlah 4 kasus dengan rincian penyebab kematian ibu 2 kasus disebabkan oleh pendarahan dan 1 kasus kematian karena cardiaacut dan 1 kasus karena sepsis. Sedangkan di Puskesmas Manutapen pada 1 tahun terakhir (Januari 2018-februari 2019) angka kematian ibu di Puskesmas Manutapen berjumlah 0 dan angka kematian Bayi berjumlah 1 orang (Laporan Puskesmas Manutapen, 2018).

Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas seperti perdarahan, preeklamsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti 4 terlalu (Terlalu muda, terlalu tua, teralalu sering melahirkan dan teralalu dekat jarak kelahiran) menurut SDKI 2002 sebanyak 22,5%, maupun yang mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti Tiga Terlambat (Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan). (Kemenkes RI, 2015).

Upaya yang dilakukan Kemenkes (2015) dengan pelayanan ANC terpadu, dalam pelayanan Komprehensif/ berkelanjutan (yaitu dimulai dari hamil, bersalin, BBL, Nifas dan KB), diberikan pada semua ibu hamil. dengan frekuensi pemeriksaan ibu hamil minimal 4x, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan di fasilitas kesehatan, melakukan kunjungan Nifas (KN 1- KN 3) pengawasan intensif 2 jam BBL, melakukan kunjungan neonatus (KN 1- KN 3), dan KB pasca salin.

Menurut Kemenkes RI (2015), Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan antenatal adalah cakupan K1 kontak pertama dan K4 kontak 4 kali dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi sesuai standar. Di Indonesai cakupan K1 pada tahun 2013 sebanyak 95,25 % dan mengalami penurunan

(17)

pada tahun 2014 sebanyak 94,99 %. Sedangkan K4 pada tahun 2013 sebanyak 86,85% dan pada tahun 2014 sebanyak 86,70% (Profil Kesehatan Indonesia, 2014). Laporan Profil Kesehatan NTT pada tahun 2015 presentase rata-rata cakupan kunjungan ibu hamil (K1) sebesar (72,7 %). Sedangkan pada tahun 2014 sebesar (82 %), berarti terjadi penurunan sebanyak 9,3 %, Pada tahun 2013, presentase rata-rata cakupan kunjungan ibu hamil (K1) sebesar 85 % sedangkan target yang harus dicapai adalah sebesar 100 %, berarti untuk capaian cakupan K1 ini belum tercapai. Cakupan K4 pada tahun 2016 sebesar 85,35% mengalami penaikan pada tahun 2017 sebanyak 87,3%. Di Puskesmas Manutapen jumlah cakupan kunjungan ibu hamil dalam 1 tahun terakhir yaitu K1 71,9% dan K4 44,2% (Laporan Puskesmas Manutapen, 2018).

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, dari angka 81,08% pada tahun 2008 menjadi 90,88 pada tahun 2013, dan mengalami penurunan 88,68 % pada tahun 2014 dan 88,55% pada tahun 2015 (Kemenkes RI, 2013). Sedangkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di NTT tahun 2017 yaitu 51,96% (Profil Kesehatan RI, 2017). Di Puskesmas manutapen jumlah ibu bersalin pada 1 tahun terakhir yaitu 288 orang ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 96,5% dan yang ditolong oleh non kesehatan sebnyak 317,5%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada sebagian ibu hamil yang melahirkan ditolong oleh dukun. (Laporan Puskesmas Manutapen 2018), hal ini menunjukkan masih sebagian ibu bersalin ditolong oleh non tenaga kesehatan, berakibat terhadap ibu dan janin karena akan terlambat mendapatkan penanganan jika terdapat komplikasi pada saat bersalin (Laporan Puskesmas Manutapen, 2018).

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal 3 kali, satu kali pada umur 0-2 hari (KN 1) dan KN2 pada umur 3 – 7 hari dan KN3 pada umur 8-28 hari (Kemenkes RI, 2015). Cakupan kunjungan Neonatal lengkap indonesia tahun 2015 sebesar 77,31%. Kunjungan neonatus di NTT selama 2 tahun terakhir mengalami sedikit peningkatan Pada tahun 2014 sebesar 82,60% mencapai 86,29% tahun 2015 (Profil Kesehatan NTT, 2015). Di puskesmas Manutapen pada 1 tahun terakhir jumlah bayi lahir hidup (laki-laki dan perempuan ) 288 orang dengan kunjungan neonatus 1 x (KN 1) 275 orang (95,48%) dan kunjungan neonatus 3x (KN Lengkap) 234 orang

(18)

(81,25%), 54 (18,75% )bayi tidak dapat dipantau kesehatannya (Laporan Puskesmas Manutapen, 2018).

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu KF1 (6 jam-3 hari pasca persalinan), KF2 (pada hari ke-4 sampai hari ke-28), KF3 ( hari ke-29 sampai hari ke-42). Begitu pula cakupan kunjungan nifas di Indonesia yang terus mengalami kenaikan dari 17,9 % pada tahun 2008 menjadi 87,06 % pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Di Provinsi NTT kunjungan ibu nifas naik secara bertahap setiap tahunnya hingga pada tahun 2014 mencapai 84,2% meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 82% dan tahun 2012 sebesar 72,5%, namun pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 54,42 (Profil Kesehatan RI, 2017) Sedangkan di puskesmas Manutapen Jumlah ibu nifas 1 tahun terakhir yaitu 288 dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas adalah 288, ibu nifas yang melakukan KF1 (95,5%), KF2 (93,4), dan KF3 (86,11%). (Laporan Puskesmas Manutapen, 2018).

Hasil penelitian usia subur seorang wanita antara umur 15-49 tahun, Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kehamilan, wanita lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB. Selain itu masih terdapat masalah dalm penggunaan kontrasepsi, menurut data SDKI tahun 2007, angka-need 9,1%. Kondisi ini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu (Kemenkes RI, 2013).

Persentase PUS yang merupakan kelompok unmet need di Indonesia sebesar 12,7%. Dari seluruh PUS yang memutuskan tidak memanfaatkan program KB, sebanyak 6,15% beralasan ingin menunda memiliki anak, dan sebanyak 6,55% beralasan tidak ingin memiliki anak lagi. Total angka unmet need tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 14,87%. (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Tahun 2015 jumlah PUS sebesar 865.410 orang, pada tahun 2014 jumlah PUS sebesar 428.018 orang, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 889.002 orang. Jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif tahun 2015 sebanyak 415.384 (48,0%), tahun 2014 sebesar 428.018 orang (45,7%), sedangkan tahun 2013 sebesar 534.278 orang (67,4%), berarti pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar 2,3% peserta KB aktif. Namun jika

(19)

dibandingkan target yang harus dicapai sebanyak 70%. Pada tahun 2015 ini belum mencapai target. (Profil Kesehatan NTT, 2015).

Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk menulis Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. D.L.K. Di Puskesmas Manutapen”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah diuaraikan maka perumusan masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah “Bagaimanakah Asuhan kebidanan berkelanjutan Pada Ny. D.L.K. G3P2A0AH2 Usia Kehamilan 29 minggu 3 hari, Janin

Hidup, Tunggal, Letak Kepala, Intra Uterin dengan keadaan ibu dan janin baik di Puskesmas Manutapen periode 18 Februari – 19 Mei 2019 ?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada Ny.D.L.K. berdasarkan 7 langkah varney dan pendokumentasian SOAP di Puskesmas Manutapen Kota Kupang tahun 2019.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.D.L.K. di Puskesmas Manutapen berdasarkan metode 7 langkah varney

b. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny.D.L.K. di Puskesmas Manutapen dengan menggunakan metode SOAP

c. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny.D.L.K. di Puskesmas Manutapen dengan menggunakan metode SOAP

d. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.D.L.K. di Puskesmas Manutapen dengan menggunakan metode SOAP

e. Melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny.D.L.K. di Puskesmas Manutapen dengan menggunakan metode SOAP

(20)

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Hasil studi ini dapat sebagai masukkan untuk pengembangan pengetahuan tentang asuhan kebidanan khususnya asuhan berkelanjutan pada masa kehamilan, persalinan, nifas, BBL, dan KB.

2. Aplikatif

a. Prodi Kebidanan

Hasil studi kasus ini dapat dijadikan literatur dan untuk data penelitian studi kasus.

b. Profesi Bidan

Hasil studi kasus ini dapat dijadikan acuan untuk memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan pada ibu hamil, ibu bersalin, BBL, nifas dan KB

c. Klien dan masyarakat

Agar klien maupun masyarakat sadar tentang pentingnya periksa hamil yang teratur, bersalin di fasilitas keseahatan dn ditolong oleh tenaga kesehatan, melakukan kunjungan nifas di fasilitas kesehatan.

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang sama dilakukan oleh Y.K.L. mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kupang Tahun 2018 dengan judul” Asuhan kebidanan berkelanjutan Pada Ny. F. H. GIP0A0AH0 Usia Kehamilan 37 minggu 4 hari dengan keadaan umum ibu baik, janin

hidup tunggal letak kepala intrauterin keadaan janin baik di Puskesmas Oesapa periode 30 April sampai dengan 09 Juni Tahun 2018”. Judul ini bertujuan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan keadaan umum baik menggunakan pendekatan manajemen Varney dan pendokumentasian SOAP. Metode penelitian yang digunakan yakni menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. Persamaan dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama melakukan penelitian dengan memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan. Sedangkan perbedaannya peneliti sekarang melakukan penelitian di Puskesmas Manutapen Kota Kupang.

(21)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kehamilan 1. Pengertian

Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahinya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Manuaba, 2009).

Menurut federasi obstetri ginekologi internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan (Prawirohardjo, 2010).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional (Walyani, 2015).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan, kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dengan ovum dilanjutkan dengan nidasi sampai lahirnya janin yang normalnya akan berlangsung dalam waktu 280 hari atau 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir.

2. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Kehamilan Trimester III a. Perubahan Fisiologi

Trimester III adalah sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada kehamilan trimester akhir, ibu hamil akan merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan (Pantikawati, 2010).

Menurut Pantikawati tahun 2010 perubahan fisiologi ibu hamil trimester III kehamilan sebagai berikut :

(22)

1) Uterus

Pada trimester III itmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan berkembang menjadi Segmen Bawah Rahim (SBR). Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah rahim yang lebih tipis. Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologis dinding uterus.

2) Sistem Payudara

Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara semakin meningkat. Pada kehamilan 32 minggu, warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut kolostrum.

3) Sistem Traktus Urinarius

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul yang menyebabkan keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali.

4) Sistem Pencernaan

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral.

5) Sistem Respirasi

Pada kehamilan 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami kesulitan bernafas.

6) Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan, jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000. Penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga akan mengalami perubahan. Pada kehamilan, terutama trimester ke-3,

(23)

terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.

7) Sistem Integumen

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum. Pada multipara, selain striae kemerahan itu sering kali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit digaris pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang variasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum, selain itu pada areola dan daerah genetalia juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan biasanya akan hilang setelah persalinan.

8) Sistem muskuloskletal

Sendi pelvik pada kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Pergerakan menjadi sulit dimana sturktur ligament dan otot tulamg belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat. Wanita muda yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada kehamilan normal. Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang besar dan fleksi anterior leher.

9) Sistem Metabolisme

Perubahan metabolisme adalah metabolisme basal naik sebesar 15%-20% dari semula terutama pada trimester ke III

a) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155mEq per liter menjadi 145 mEq perliterdisebabkan hemodulasi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.

(24)

b) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan janin dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggal ½ gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari.Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.

c) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hammil meliputi : (1) Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari

(2) Zat besi, 800 mgr atau 30-50 mgr sehari. Air, ibu hami memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air (Romauli, 2011).

10)Sistem Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh

Kenaikan berat badan sendiri sekitar 5,5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12 kg. Cara yang di pakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah dengan menggunakan indeks masa tubuh yaitu dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2. Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Jika terdapat keterlambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat mengindikasikan adanaya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intra uteri (Romauli, 2011).

11)Sistem darah dan pembekuan darah a) Sistem darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan intraseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, sel darah. Volume darah secara ksesluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55%nya adalah cairan sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah. Sususnan darah teriri dari air 91,0%, protein 8,0% dan mineral 0.9% (Romauli, 2011) b)Pembekuan darah

Pembekuan darah adalah proses yang majemuk dan berbagai faktor diperlukan untuk mdelaksanakan pembekuan darah sebagaimanatelah diterangkan.Trombin adalah alat dalam mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin. Thrombin tidak ada dalam darah normal yang masih dalam pembuluh. Protombin yang kemudian diubah menjadi zat aktif thrombin oleh kerja

(25)

trombokinase. Trombokinase atau trombokiplastin adalah zat penggerak yang dilepasakankedarah ditempat yang luka (Romauli, 2011).

12)Sistem persyarafan

Perubahan fungsi sistem neurologi selama masa hamil, selain perubahan-perubahan neurohormonal hipotalami-hipofisis. Perubahan fisiologik spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologi dan neuromuscular berikut:

a) Kompresi saraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.

b) Lordosis dan dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau kompresi akar saraf.

c) Hipokalsenia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuscular, seperti kram otot atau tetani.

d) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsandan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi awal kehamilan.

e) Nyeri kepala akibat ketegangan umu timbul pada saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya.

f) Akroestesia (gatal ditangan) yang timbul akibat posisi bahu yang membungkuk, dirasakan dirasakan pada beberapa wanita selam hamil.

g) Edema yang melibatkan saraf periver dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome selama trimester akhir kehamilan (Romauli, 2011).

b. Perubahan Psikologi

Trimester ketiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua.Adapun perubahan psikologi antara lain: rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik, merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya, khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya, merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya, merasa kehilangan perhatian, perasaan mudah terluka (sensitif), libido menurun (Pantikawati, 2010).

(26)

3. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III

Menurut Walyani tahun 2015 kebutuhan fisik seorang ibu hamil adalah sebagai berikut :

a. Nutrisi

Tabel 1. Tambahan Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Nutrisi Kebutuhan Tidak

Hamil/Hari

Tambahan Kebutuhan Hamil/Hari

Kalori 2000-2200 kalori 300-500 kalori

Protein 75 gr 8-12 gr Lemak 53 gr Tetap Fe 28 gr 2-4 gr Ca 500 mg 600 mg 3500 IU 500 IU Vitamin C 75 gr 30 mg Asam Folat 180 gr 400 Sumber : Kritiyanasari, 2010 1) Energi/Kalori

a) Sumber tenaga digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi pembentukan sel baru, pemberian makan ke bayi melalui plasenta, pembentukan enzim dan hormone penunjang pertumbuhan janin.

b) Untuk menjaga kesehatan ibu hamil

(27)

d) Kekurangan energi dalam asupan makan akan berakibat tidak tercapainya berat badan ideal selama hamil (11-14 kg) karena kekurangan energi akan diambil dari persediaan protein

e) Sumber energi dapat diperoleh dari : karbohidrat sederhana seperti (gula, madu, sirup), karbohidrat kompleks seperti (nasi, mie, kentang), lemak seperti (minyak, margarin, mentega).

2) Protein

Diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru pada janin, pertumbuhan organ-organ janin, perkembangan alat kandunga ibu hamil, menjaga kesehatan, pertumbuhan plasenta, cairan amnion, dan penambah volume darah.

(1) Kekurangan asupan protein berdampak buruk terhadap janin seperti IUGR, cacat bawaan, BBLR dan keguguran.

(2) Sumber protein dapat diperoleh dari sumber protein hewani yaitu daging, ikan, ayam, telur dan sumber protein nabati yaitu tempe, tahu, dan kacang-kacangan.

3) Lemak

Dibutuhkan sebagai sumber kalori untuk persiapan menjelang persalinan dan untuk mendapatkan vitamin A,D,E,K.

4) Vitamin

Dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu hamil dan janin.

(1) Vitamin A: Pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan jaringan tubuh (2) Vitamin B1 dan B2 : Penghasil energi

(3) Vitamin B12 :Membantu kelancaran pembentuka sel darah merah (4) Vitamin C : Membantu meningkatkan absorbs zat besi

(5) Vitamin D : Membantu absorbs kalsium 5) Mineral

Diperlukan untuk menghindari cacat bawaan dan defisiensi, menjaga kesehatan ibu selama hamil dan janin, serta menunjang pertumbuhan janin. Beberapa mineral yang penting antara lain kalsium, zat besi, fosfor, asam folat, yodium.

(28)

6) Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil

Usia, berat badan ibu hamil, aktivitas, kesehatan, pendidikan dan pengetahuan, ekonomi, kebiasaan dan pandangan terhadap makanan, diit pada masa sebelum hamil dan selama hamil, lingkungan, psikologi.

7) Pengaruh status gizi terhadap kehamilan

Jika status gizi ibu hamil buruk, maka dapat berpengaruh pada:

(1) Janin : kegagalan pertumbuhan, BBLR, premature, lahir mati, cacat bawaan, keguguran

(2) Ibu hamil : anemia, produksi ASI kurang (3) Persalinan : SC, pendarahan, persalinan lama

8) Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil (Kritiyanasari, 2010). Tabel 2. Anjuran Makan Sehari Untuk Ibu Hamil

Bahan Makanan Wanita Tidak Hamil Ibu Hamil Trimester I Trimester II Trimester III Makanan Pokok

3 porsi 4 porsi 4 porsi 4 porsi

Lauk Hewani

1½ potong 1½ potong 2 potong 2 potong

3 potong 3 potong 4 potong 4 potong

Sayuran 1½ mangkok 1½ mangkok 3 mangkok 3 mangkok Buah 2 potong

2 potong 3 potong 3 potong

Susu - 1 gelas 1 gelas 1 gelas

Air 6-8 gelas 8-10 gelas 8-10 gelas

8-10 gelas

(29)

Sumber : Bandiyah, 2009 b. Oksigen

Berbagai kandungan pernapasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal tersebut, hal-hal yang perlu dilakukan adalah latihan napas melalui senam hamil seperti tidur dengan bantal yang lebih tinggi, makan tidak terlalu banyak, kurangi atau hentikan rokok, konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma dan lain-lain.

c. Personal hygiene

Hal kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah kulit dada, daerah genitalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium (Walyani, 2015).

d. Pakaian

Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, pakaian hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat. Payudara perlu didorong dengan BH yang memadai untuk mengurangi rasa tidak nyaman (Walyani, 2015).

e. Eliminasi

Pada trimester III, BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP sehingga hal-hal yang perlu dilakukan untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yakni dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin. BAB sering obstipasi (sembelit) karena hormon progesteron meningkat sehingga untuk mengatasi keluhan ini dianjurkan meningkatkan aktifitas jasmani dan makan sehat (Walyani, 2015).

f. Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah

(30)

dengan dan secara berirama dengan menghindari gerakan menyentak, sehingga mengurangi ketegangan pada tubuh dan menghindari kelelahan (Romauli, 2011). g. Body Mekanik

Secara anatomi, ligament sendi putar dapat meningkatkan pelebaran atau pembesaran rahim pada ruang abdomen. Nyeri pada ligament ini terjadi karena pelebaran dan tekanan pada ligament karena adanya pembesaran rahim. Nyeri pada ligamen ini merupakan suatu ketidaknyamanan pada ibu hamil. Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil yaitu:

1) Duduk

Ibu harus diingatkan untuk duduk bersandar dikursi dengan benar, pastikan bahwa tulang belakangnya tersangga dengan baik. Kursi dengan sandaran tinggi akan menyokong kepala dan bahu serta tungkai dapat relaksasi.

2) Berdiri

Ibu perlu dianjurkan untuk berdiri dan berjalan tegak, dengan menggunakan otot trasversus dan dasar panggul. Berdiri diam terlalu lama dapat menyebabkan kelelahan dan ketegangan.

3) Berjalan

Hindari juga sepatu bertumit runcing karena mudah menghilangkan keseimbangan. Bila memiliki anak balita, usahakan supaya tinggi pegangan keretanya sesuai untuk ibu.

4) Tidur

Kebanyakan ibu hamil menyukai posisi berbaring miring dengan sanggan dua bantal dibawah kepala dan satu dibawah lutut atas serta paha untuk mencegah peregangan pada sendi sakroiliaka.

5) Bangun dan baring

Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tepi tempat tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu perlahan dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki ibu. Diamlah dulu dalam posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri. Lakukan setiap kali ibu bangun dari berbaring.

(31)

6) Membungkuk dan mengangkat

Ketika harus mengangkat misalnya menggendong anak balita, kaki harus diregangkan satu kaki didepan kaki yang lain, pangkal paha dan lutut menekuk dengan pungung serta otot trasversus dikencang. Barang yang akan diangkat perlu dipegang sedekat mungkin dan ditengah tubuh dan lengan serta tungkai digunakan untuk mengangkat (Romauli, 2011).

h. Exercise/senam hamil

1) Secara umum, tujuan utama dari senam hamil adalah sebagai berikut :

a) Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan memelihara fungsi hati untuk dapat menahan berat badan yang semakin naik, nyeri kaki, varises, bengkak dan lain-lain.

b) Melatih dan menguasai teknik pernapasan yang berperan penting dalam kehamilan dan proses persalinan. Dengan demikian proses relaksasi dapat berlangsung lebih cepat dan kebutuhan O2terpenuhi.

c) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut dan otot-otot dasar panggul.

d) Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan, memperoleh relaksasi yang sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi, mendukung ketenangan fisik

2) Persyaratan yang yang harus diperhatikan untuk melakukan senam hamil senam hamil adalah sebagai berikut :

a) Kehamilan normal yang dimulai pada umur kehamilan 22 minggu

b) Diutamakan kehamilan pertama atau pada kehamilan berikutnya yang menjalani kesakitan persalinan atau melahirkan anak premature pada persalinan sebelumnya.

c) Latihan harus secara teratur dalam suasana yang tenang, berpakaian cukup longgar, menggunakan kasur atau matras ( Marmi, 2014).

i. Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus.

(32)

Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dahulu ditentukan status kekebalan/imunisasinya. Bumil yang belum pernah mendapatkan imunisasi maka statusnya T0, jika telah mendapatkan interval 4 minggu atau pada masa balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali maka statusnya TT2, bila telah mendapatkan dosis TT yang ketiga (interval minimal dari dosis kedua) maka statusnya TT3, status TT4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis (interval minimal 1 tahun dari dosis ketiga) dan status TT5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval minimal 1 tahun dari dosis keempat). Ibu hamil dengan status TT4 dapat diberikan sekali suntikan terakhir telah lebih dari setahun dan bagi ibu hamil dengan status TT5 tidak perlu disuntik TT karena telah mendapatkan kekebalan seumur hidup atau 25 tahun (Romauli, 2011).

j. Travelling

Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi atau oedema tungkai karena kaki tergantung terlalu lama. Bepergian dapat menimbulkan masalah lain seperti konstipasi atau diare karean asupan makanan dan minuman cenderung berbeda seperti biasanyan karena akibat perjalanan yang melelahkan (Marmi, 2014).

k. Seksualitas

Menurut Walyani tahun 2015 hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti sering abortus dan kelahiran premature, perdarahan pervaginam, coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan, bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauterine. Pada kehamilan trimester III, libido mulai mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena rasa tidak nyaman di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, napas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual.

(33)

l. Istirahat dan tidur

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur dapat menigkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama kurang lebih 8 jam dan istirahat pada siang hari selama 1 jam (Romauli, 2011).

4. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester III a. Keputihan

Keputihan dapat disebabkan karena terjadinya peningkatan produksi kelenjar dan lendir endoservikal sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen (Marmi, 2014). Cara mencegahnya yaitu tingkatkan kebersihan (personal hygiene), memakai pakaian dalam dari bahan katun, dan tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur (Romauli, 2011).

b. Nocturia (sering buang air kecil)

Pada trimester III nocturia terjadi karena bagian terendah janin akan menurun dan masuk ke dalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Cara mengatasinya yakni perbanyak minum pada siang hari tidak pada malam hari dan membatasi minuman yang mengandung bahan kafein seperti teh, kopi, dan soda (Marmi, 2014).

c. Sesak Napas

Hal ini disebabkan oleh uterus yang membesar dan menekan diafragma. Cara mencegah yaitu dengan merentangkan tangan di atas kepala serta menarik napas panjang dan tidur dengan bantal ditinggikan (Bandiyah, 2009).

d. Konstipasi

Konstipasi terjadi akibat penurunan peristaltic yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone. Cara mengatasinya yakni minum air 8 gelas per hari, mengkonsumsi makanan yang mengandung serat seperti buah dan sayur dan istirahat yang cukup (Marmi, 2014).

(34)

e. Haemoroid

Haemoroid selalu didahului dengan konstipasi,oleh sebab itu semua hal yang menyebabkan konstipasi berpotensi menyebabkan haemoroid. Cara mencegahnya yaitu dengan menghindari terjadinya konstipasi dan hindari mengejan saat defekasi (Marmi, 2014).

f. Oedema pada kaki

Hal ini disebabkan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan pada vena bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan karena uterus membesar pada vena-vena panggul, saat ibu berdiri atau duduk terlalu lama dalam posisi terlentang. Cara mencegah yakni hindari posisi berbaring terlentang, hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama,istirahat dengan berbaring ke kiri dengan kaki agak ditinggikan, angkat kaki ketika duduk atau istirahat, dan hindari pakaian yang ketat pada kaki (Marmi, 2014).

g. Varises kaki atau vulva

Varises disebabkan oleh hormon kehamilan dan sebagian terjadi karena keturunan. Pada kasus yang berat dapat terjadi infeksi dan bendungan berat. Bahaya yang paling penting adalah thrombosis yang dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah. Cara mengurangi atau mencegah yaitu hindari berdiri atau duduk terlalu lama, senam, hindari pakaian dan korset yang ketat serta tinggikan kaki saat berbaring atau duduk (Bandiyah, 2009).

5. Skor poedji rochjati a. Pengertian

Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan yang memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Dian, 2007). Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor. Skor merupakan bobot perkiraan dari berat atau ringannya risiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh ibu hamil.

(35)

1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 2) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10

3) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12 (Rochjati Poedji, 2003).

b. Tujuan sistem skor Poedji Rochjati

1) Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (KRR, KRT, KRST) agar berkembang perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan sesuai dengan kondisi dari ibu hamil.

2) Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat agar peduli dan memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi untuk melakukan rujukan terencana.

c. Fungsi skor

1) Sebagai alat komunikasi informasi dan edukasi/KIE – bagi klien/ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat. Skor digunakan sebagai sarana KIE yang mudah diterima, diingat, dimengerti sebagai ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan menunjukkan adanya kebutuhan pertolongan untuk rujukkan. Dengan demikian berkembang perilaku untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang adekuat. 2) Alat peringatan bagi petugas kesehatan agar lebih waspada. Lebih tinggi

jumlah skor dibutuhkan lebih kritis penilaian/pertimbangan klinis pada ibu Risiko Tinggi dan lebih intensif penanganannya.

d. Cara pemberian skor

Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor risiko diberi nilai 2,4 dan 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2 sebagai skor awal. Tiap faktor risiko skornya 4 kecuali bekas sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan preeklamsia berat/eklamsi diberi skor 8. Tiap faktor risiko dapat dilihat pada gambar yang ada pada Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR), yang telah disusun dengan format sederhana agar mudah dicatat dan diisi (Poedji Rochjati, 2003).

(36)

Table 3. Skor Poedji Rochjati

II III IV

KEL . F.R.

NO. Masalah / FaktorResiko SKOR Tribulan

I II III.1 III.2

Skor Awal Ibu Hamil 2

I 1 Terlalu muda, hamil ≤ 16 tahun 4

2 Terlalu tua, hamil ≥ 35 tahun 4

3 Terlalu lambat hamil I, kawin ≥

4 tahun

4 Terlalu lama hamil lagi (≥ 10 tahun)

4

4 Terlalu cepat hamil lagi (< 2

tahun)

4

5 Terlalu banya kanak, 4 / lebih 4

6 Terlalu tua, umur ≥ 35 tahun 4

7 Terlalu pendek ≤ 145 cm 4

8 Pernah gagal kehamilan 4

9 Pernah melahirkan dengan :

a. Tarikan tang / vakum

4

b. Uri dirogoh 4

c. Diberi infuse / transfuse 4

10 Pernah Operasi Sesar 8

II 11 Penyakit pada Ibu Hamil :

a. a. Kurang darah b. Malaria 4 c. TBC paru d. Payah jantung

4

e. Kencing manis (Diabetes) 4

f. Penyakit menular seksual 4

12 Bengkak pada muka / tungkai

dan Tekanan darah tinggi

4

13 Hamil kembar 2 atau lebih 4

14 Hamil kembar air (Hydramnion) 4

15 Bayi mati dalam kandungan 4

16 Kehamilan lebih bulan 4

17 Letak sungsang 8

18 Letak lintang 8

III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8

20 Preeklampsia berat / kejang –

kejang

8 JUMLAH SKOR

Keterangan :

1) Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan.

(37)

e. Pencegahan kehamilan risiko tinggi

1) Penyuluhan komunikasi, informasi, edukasi/KIE untuk kehamilan dan persalinan aman.

a) Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat dilakukan di rumah maupun di polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan, dukun membantu perawatan nifas bagi ibu dan bayinya.

b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), ibu PKK memberi penyuluhan agar pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter puskesmas, di polindes atau puskesmas (PKM), atau langsung dirujuk ke Rumah Sakit, misalnya pada letak lintang dan ibu hamil pertama (primi) dengan tinggi badan rendah. c) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan dirujuk

untuk melahirkan di Rumah Sakit dengan alat lengkap dan dibawah pengawasan dokter spesialis (Rochjati Poedji, 2003).

2) Pengawasan antenatal, memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya.

a) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan nifas.

b) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas.

c) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.

d) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Manuaba, 2010)

(38)

f. Konsep Antenatal Care Standar Pelayanan Antenatal 1)Pengertian

Asuhan Antenatal merupakan upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal, melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2008).

Antenatal Care merupakan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, yang meliputi upaya koreksi terhadap penyimpanagan dan intervensi dasar yang dilakukan (Pantikawati, 2010).

2)Tujuan ANC

Menurut Marmi (2014), tujuan dari ANC adalah :

a) Memantau kemajuan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial budaya ibu dan bayi.

c) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

d) Mempromosikan dan menjaga kesehtan fisik dan mental ibu dan bayidengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri dan kelahiran bayi.

e) Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medik, bedah, atau obstetrik selama kehamilan.

f) Mengembangkan persiapan persalinan serta persiapan menghadapi komplikasi.

g) Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.

3) Standar pelayanan Antenatal (14 T)

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), menyatakan dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari :

(39)

a) Timbangan Berat Badan Dan Ukur Tinggi Badan (TT 1)

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion.

b) Ukur Tekanan Darah (TT 2)

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)

c) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TT 3)

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran penggunaan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

d) Pemberian Tablet Tambah Darah (TT 4)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama

e) Skrining Status Imunisasi Tetanus Dan Berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) (TT 5)

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonaturum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliski status imunisasi TT2 agar mendapat perlindungan terhadap imunisasi infeksi tetanus. Ibu hamil dengan TT5 (TT Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi. Pemberian

(40)

Imunisasi TT tidak mempunyai interval maksimal, hanya terdapat interval minimal. Interval minimal pemberian Imunisasi TT dan lama perlindungannya dapat dilihat pada tabel 2. Selang waktu pemberian imunisasi Tetanus Toxoid.

Tabel 4. Selang waktu pemberian imunisasi Tetanus Toxoid

Antigen Interval

(selang waktu minimal)

Lama Perlindungan

TT1 Pada kunjungan antenatal

pertama

-

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun

TT5 1 tahun setelah TT4 25Tahun/Seumur hidup

(Sumber: Kementrian Kesehatan, 2013)

f) Pemeriksaan HB (TT 6)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil pada trimester kedua dilakukan atas indikasi

g) Pemeriksaan Protein Dalam Urin (TT 7)

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indicator terjadinya preeklapsia pada ibu hamil.

h) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Riseach Lab) (TT 8)

Pemeriksaan VDRL adalah untuk mrngetahui adanya treponemus pallidum / penyakit menular seksual, antara lain syphilis.pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil specimen darah vena ± 2 cc,apabila hasil tes

(41)

dinyatakan positif, ibu hamil dilakukan pengobatan/rujuk. Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin pada kehamilan < 10 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan premature,cacat bawaan.

i) Pemeriksaan urine reduksi (TT 9)

Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes mellitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan sekali pada trimester ketiga.

j) perawatan payudara (TT 10)

perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi di mulai pada usia kehamilan 6 minggu.

k) senam hamil (TT 11)

senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam mempersiapkan persalianan. Adapun tujuan senam ibu hamil adalah memperkuat dan mempertahankan aktifitas otot dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul, memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan – latihan kontraksi dan relaksasi.

l) Pemeberian obat malaria (TT 12)

Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi di sertai menggigil.akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapat terjadi abortus, partus prematurus juga anemia.

m) Pemberian kapsul minyak yudium (TT 13)

Diberikan terapi tersebut untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan yudium dan mengurangi terjadinya kekerdilan pada bayi kelak.

n) Temu wicara/ konseling (TT 14)

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi :

1) Kesehatan Ibu

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat

(42)

yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat.

2) Perilaku Hidup Sehat Dan Bersih

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta olahraga ringan.

3) Peran Suami/Keluarga Dalam Kehamilan Dan Perencanaan Persalinan Suami, keluarga atau masyarakatat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon pendonor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi dalam kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawah ke fasilitas kesehatan.

4) Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas Serta Kesiapan Menghadapi Komplikasi

Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dan sebagainya.

5) Asupan Gizi Seimbang

Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hai ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada kehamilannya.

6) Gejala Penyakit Menular Dan Tidak Menular

Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejal penyakit menular dan tidak menular karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.

7) Penawaran untuk melakukan tes HIV dan koseling di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan Tuberkulosis di daerah Epidemi rendah.

(43)

Setiap ibu hamil ditawarkan untuk melakukan tes HIV dan segera diberikan informasi mengenai risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya. Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dilakukan konseling pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA). Bagi ibu hamil yang negatif diberikan penjelasan untuk menjaga tetap HIV negatif Selama hamil, menyusui dan seterusnya.

8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Pemberian ASI Ekslusif

Setiap ibu hamil danjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting ASI dilanjukan sampai bayi berusia 6 bulan.

9) KB Pasca Bersalin

Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu untuk merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga.

10) Imunisasi

Setiap ibu hamil harus mempunyai status imunisasi (T) yang masih memberikan perlindungan untuk mencegah ibu dan bayi mengalami tetanus neonaturum. Setiap ibu hamil minimal mempunyai mempunyai status imunisasi T2 agar terlindungi terhadap infeksi.

B. Konsep Dasar Persalinan 1. Pengertian

Persalinan merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Kuswanti dkk, 2014).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jaln lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),lahir spontan dengan presentasi belakang kepala,tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat,2010).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

(44)

belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Setyorini,2013).

Persalinan merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif sering dan kuat (Walyani, 2015).

Persalinan normal adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupahkan suatu pergeseran paradigm dari sikap menunggu dan menangani komplikasi, menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi (Walyani, 2016).

2. Tahapan Persalinan

Menurut Setyorini (2013) dan Walyani (2016) tahapan persalinan dibagi menjadi : a. Kala I

Inpartu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.Pada kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur,adekuat,dan menyebabkan peruabahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap. Fase kala I terdiri atas :

1) Fase laten : pembukaan 0 sampai 3 cm dengan lamanya sekitar 8 jam. 2) Fase aktif, terbagi atas :

a) Fase akselerasi : pembukaan yang terjadi sekitar 2 jam,dari mulai pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

b) Fase dilatasi maksimal : pembukaan berlangsung 2 jam,terjadi sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

c) Fase deselerasi : pembukaan terjadi sekitar 2 jam dari pembukaan 9 cm sampai pembukaan lengkap.

Fase tersebut pada primigravida berlangsung sekitar 13 jam, sedangkan pada multigravida sekitar 7 jam. Secara klinis dimulainya kala I persalinan ditandai adanya his serta pengeluaran darah bercampur lendir/bloody show. Lendir berasal dari lendir kanalis servikalis karena servik membuka dan mendatar, sedangkan

(45)

darah berasal dari pembuluh darah kapiler yang berada di sekitar kanalis servikaliss yang pecah karena pergeseran-pergeseran ketika servik membuka.

Asuhan yang diberikam pada Kala I yaitu : 1) Penggunaan Partograf

Merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi atau riwayat dan pemeriksaan fisik pada ibu dalam persalinan dan alat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I.

a) Kegunaan partograf yaitu mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi serviks selama pemeriksaan dalam, menentukan persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalina lama dan jika digunakan secara tepat dan konsisten,maka partograf akan membantu penolong untuk :

(1) Pemantauan kemajuan persalinan,kesejahteraan ibu dan janin. (2) Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran. (3) Mengidentifikasi secara dini adanya penyulit.

(4) Membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.

Partograf harus digunakan untuk semua ibu dalam fase aktif kala I, tanpa menghiraukan apakan persalinan normal atau dengan komplikasi disemua tempat,secara rutin oleh semua penolong persalinan (Setyorini, 2013).

b) Pencatatan Partograf Kemajuan persalinan : (1) Pembukaan (Ø) Serviks

Pembukaan servik dinilai pada saat melakukan pemeriksaan vagina dan ditandai dengan huruf ( X ). Garis waspadris ya merupakan sebuah garis yang dimulai pada saat pembukaan servik 4 cm hingga titik pembukaan penuh yang diperkirakan dengan laju 1 cm per jam. (2) Penurunan Kepala Janin

(46)

Penurunan dinilai melalui palpasi abdominal. Pencatatan penurunan bagian terbawah atau presentasi janin, setiap kali melakukan pemeriksaan dalam atau setiap 4 jam, atau lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit. Kata-kata "turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda "O" pada garis waktu yang sesuai. Hubungkan tanda "O" dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.

(3) Kontraksi Uterus

Periksa frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap jam fase laten dan tiap 30 menit selam fase aktif. Nilai frekuensi dan lamanya kontraksi selama 10 menit. Catat lamanya kontraksi dalam hitungan detik dan gunakan lambang yang sesuai yaitu : kurang dari 20 detik titik-titik, antara 20 dan 40 detik diarsir dan lebih dari 40 detik diblok. Catat temuan-temuan dikotak yang bersesuaian dengan waktu penilai. (4) Keadaan Janin

Denyut Jantung Janin (DJJ)

Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus.Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka l dan 100. Tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160 kali/menit.

Warna dan Adanya Air Ketuban

Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Gunakan lambang-lambang seperti U (ketuban utuh atau belum pecah), J (ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih), M (ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium), D (ketuban sudah pecah dan air ketuban

Gambar

Tabel 1. Tambahan Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil  Nutrisi  Kebutuhan Tidak
Table 3. Skor Poedji Rochjati
Tabel 4. Selang waktu pemberian imunisasi Tetanus Toxoid
Tabel 5. APGAR skor
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam asuhan secara berkelanjutan mulai dari masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.. Dalam proses penyelesaian Tugas Akhir ini,

Mampu mengumpulkan data subyektif dan data obyektif pada yang diberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan masa

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN KELUARGA

Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pada Ny.”F” umur 24 tahun GIP0000 yang dimulai dari masa kehamilan

Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana pada Ny.D

Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas dengan menggunakan Manajemen Asuhan Kebidanan 7

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BBL, DAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BBL, DAN