• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pil Oral Kombinasi Dosis Rendah dalam Pengelolaan Perdarahan Uterus Abnormal pada akseptor DMPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Pil Oral Kombinasi Dosis Rendah dalam Pengelolaan Perdarahan Uterus Abnormal pada akseptor DMPA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Efektivitas Pil Oral Kombinasi Dosis Rendah dalam Pengelolaan

Perdarahan Uterus Abnormal pada Akseptor DMPA

Rabiah Adawiyah, Inu Mulyantoro

Departemen Kebidanan dan Kandungan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro , Rumah Sakit Dr. Kariadi, Semarang, Indonesia

Korespondensi: Rabiah Adawiyah, Email : rabiahadawiyah732@gmail.com

Abstrak

Tujuan: Untuk mengeksplorasi Efektivitas Pil Oral Kombinasi (POK) dalam Pengobatan Perdarahan Uterus Abnormal pada akseptor DMPA.

Metode: Kami melakukan percobaan untuk menyelidiki efek pil oral kombinasi dosis rendah dalam pengelolaan PUA pada akseptor DMPA. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang, Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimental. Dua puluh dua akseptor DMPA diberikan terapi POK dosis rendah sekali sehari selama 28 hari (satu siklus), kemudian subjek dievaluasi untuk durasi perdarahan selama perawatan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian POK dosis rendah dan variabel dependen adalah jumlah hari perdarahan.

Hasil: Terdapat penurunan bermakna rata-rata hari perdarahan pada akseptor DMPA dengan PUA antara sebelum dan sesudah terapi POK dosis rendah dari 22,2(4,48) menjadi 9,2 (6,16) hari (p=0,0001). Persentase dari subjek penelitian yang pendarahannya berhenti dalam minggu pertama setelah pengobatan adalah sebesar 45,5 %. Hanya terdapat satu orang yang mengeluhkan efek samping berupa pusing dan mual selama pengobatan

Kesimpulan: Pil Oral Kombinasi Dosis rendah dapat mengurangi hari perdarahan pada akseptor DMPA Kata kunci: POK, PUA, DMPA, hari perdarahan

Low Dose Oral Contraceptive Pills Efficacy in the Treatment of Abnormal

Uterine Bleeding Secondary to DMPA

Abstract

Objective: To explore the effectivity of Low Dose Oral Contraceptive Pills (LDOCP) in managing AUB in DMPA users.

Methods: We performed the study to investigate the effect of LDOCP in managing AUB in DMPA users. This study was performed in Dr. Kariadi Hospital Semarang, Indonesia. The study design is pre experimental. Twenty two subjects received LDOCP once a day for 28 day (one menstrual cycle). Subjects then evaluated for bleeding length during treatment. Independent variable in this study is LDOCP treatment and the dependent variable is the bleeding days.

Results: The mean bleeding days in DMPA users with AUB were significantly reduced after LDOCP therapy from 22,2(4,48) days to 9,2 (6,16) days (p=0,0001). The precentage of subjects in whom bleeding was stopped during the first week initial treatment was 45,5 %. The mild side effects, such as dizziness and nausea, were experienced by only one subject.

Conclusion : LDOCP significantly reduced bleeding days in DMPA users with AUB Key words : OCP, PUA, DMPA, bleeding days

(2)

Pendahuluan

Program kontrasepsi di negara dengan pertumbuhan populasi yang cepat akan menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir yang mengarah pada tercapainya

sustainable Development Goals (SDGs).1,2

Sampai saat ini di Indonesia masih terdapat 9% unmet need (wanita subur yang ingin menunda kehamilan atau tidak ingin hamil lagi tetapi tidak menggunakan kontrasepsi) dengan salah satu alasan utamanya berupa efek samping kontrasepsi, seperti PUA.3

Kontrasepsi injeksi adalah kontrasepsi yang paling umum digunakan di Indonesia, yaitu sebesar 32%, dan kontrasepsi injeksi DMPA adalah yang paling efektif. Data dari percobaan klinis menggambarkan bahwa pada penggunaan satu tahun, hanya sekitar 10 % akseptor DMPA yang mengalami perdarahan reguler tiap bulan.4 Kejadian perdarahan

abnormal tersebut sering mengakibatkan penghentian penggunaan alat kontrasepsi tersebut. PUA adalah efek samping yang umumnya dapat terjadi pada penggunaan kontrasepsi DMPA. Meskipun perdarahan ini jarang membahayakan, tetapi kadang mengkhawatirkan bagi beberapa pengguna, sehingga mereka menghentikan penggunaan kontrasepsi tersebut.5,6

Mekanisme perdarahan terkait penggunaan DMPA tidak sepenuhnya dipahami. Salah satu mekanisme perdarahan tersebut diduga karena paparan endometrium secara terus menerus terhadap dosis progesteron yang konstan. Aktivitas matrix metalloproteinase -9 (MMP -9) meningkat pada pengguna DMPA, sedangkan aktivitas Tissue Inhibitory Metalloproteinase (TIMP) berkurang. Peristiwa ini menyebabkan melemahnya jaringan pendukung di sekitar vaskular di bawah epitel, sehingga lapisan endometrium menjadi rapuh dan pembuluh darah rusak sehingga perdarahan terjadi.7,8,9

Strategi pengelolaan wanita dengan PUA akibat penggunaan kontrasepsi progesteron

only meliputi konseling, pemberian estrogen supplemental dan atau non steroidal anti

inflammatory drug (NSAID) selama

episode perdarahan.4 Jika kita dapat

memperkenalkan metode yang praktis dan efektif untuk mengatasi perdarahan tersebut akan menjadi hal yang sangat baik kemajuan terapi klinis. Pil Oral Kombinasi merupakan obat yang mudah ditemui dengan harga yang terjangkau dan bisa diberikan pada pelayanan kesehatan primer merupakan salah satu cara untuk mengobati dan mengontrol PUA pada akseptor DMPA.10, 11

Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui efek POK dalam mengurangi hari perdarahan pada akseptor DMPA dengan PUA. Penelitian ini juga menggambarkan efek samping yang terjadi selama terapi dengan POK.

Metode

Studi penelitian ini adalah pra eksperimental. Dua puluh dua akseptor DMPA baru dengan perdarahan uterus abnormal, usia 20-45 tahun, dengan pemeriksaan panggul normal di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi di Semarang, dari Oktober 2016 hingga Agustus 2017 diikutkan ke dalam penelitian. Semua wanita tersebut mengeluhkan perdarahan lebih dari delapan hari dalam satu bulan. Wanita dengan penyakit ginekologi yang menyebabkan perdarahan uterus abnormal, memiliki penyakit medis dengan kecenderungan perdarahan, kontraindikasi terhadap POK ataupun memiliki riwayat gangguan hati dan insufisiensi ginjal akan dieksklusi dari penelitian. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian POK dosis rendah, dengan variabel perancu adalah jumlah suntikan DMPA dan indeks massa tubuh, untuk variabel perancu jumlah suntikan DMPA dapat disingkirkan karena hanya akseptor baru DMPA dengan PUA saja yang diikutkan dalam penelitian. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah jumlah

(3)

hari perdarahan selama terapi. Terapi diberikan selama satu siklus.

PUA dalam penelitian ini didefinisikan sebagai perdarahan atau bercak selama delapan hari atau lebih dalam sebulan. Sebelum penelitian dimulai, setiap subjek penelitian diminta untuk membaca dan menandatangani persetujuan. Setelah menandatangani persetujuan, terapi segera diberikan pada pasien dengan PUA. Subjek penelitian mendapatkan POK dosis rendah yang mengandung 30 mcg ethinyl estradiol dan levonorgestrel 150 mg (Microgynon®,

Bayer Schering Pharma, Berlin, Jerman) untuk diberikan sekali sehari selama 28 hari. Setiap subjek menerima kartu untuk mendokumentasikan perdarahan vagina dan efek samping selama pengobatan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis. oleh SPSS untuk windows versi 15.0 (SPSS Inc, USA). Data dianggap signifikan jika nilai p <0,05.

Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Dr. Kariadi nomor 936/EC/FK-RSDK/IX/2016 dan dilakukan sesuai dengan Deklarasi Helsinki.

Hasil

22 akseptor DMPA baru dengan perdarahan uterus abnormal menerima POK dosis rendah sekali sehari selama 28 hari. Sampai akhir penelitian tidak ada subjek yang mengundurkan diri, semua dari 22 wanita mengisi kartu menstruasi seperti yang ditunjukkan dalam Diagram alur penelitian di Gambar 1.

Tabel 1 menunjukkan karakteristik subjek penelitian. Umur rata-rata wanita pada penelitian ini adalah 27,7 tahun, dengan usia termuda 20 tahun dan usia tertua 42 tahun. Indeks massa tubuh pada subjek rata-rata

(4)

adalah 20,95 kg/m2, dengan indeks massa

tubuh terendah adalah 18,17 dan tertinggi adalah 24,97 kg/m2. Semua subjek penelitian

adalah akseptor baru DMPA.

Tabel 1 Karakteristik subjek penelitian

Variabel Usia (tahun) Rerata (SD) Median Rentang 27,7 (6,21) 26 20-42 Indeks Massa Tubuh (kg/m2)

Rerata (SD) Median Rentang 20,95(1,84) 20,59 18,17-24,97 SD: deviasi standar

Jumlah hari perdarahan rata-rata akseptor DMPA sebelum diberikan terapi adalah 22,2 hari. Setelah pemberian POK durasi perdarahan pada subjek penelitian menurun menjadi 9,2 hari, terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah hari perdarahan sebelum dan sesudah terapi POK (p=0,0001) seperti yang terlihat pada tabel 2. Rerata penurunan lama hari perdarahan adalah 12,9 hari (nilai delta).

Persentase subjek penelitian yang pendarahannya berhenti dalam minggu pertama setelah pengobatan awal adalah sebesar 45,5%. Efek samping yang dilaporkan dalam penelitian ini adalah pusing dan mual. Hanya terdapat satu subjek yang mengeluhkan efek samping tersebut.

Tabel 2 Jumlah hari perdarahan sebelum dan sesudah terapi dengan POK dosis rendah

Variabel Hasil

Pre terapi (hari) Rerata (SD) Median Rentang 22,2 (4,48) 21,0 14-28 Post terapi (hari)

Rerata (SD) Median Rentang 9,2 (6,16) 8,0 2-23 P 0,0001*§ Delta (hari) Rerata (SD) Median Rentang 12,9 (7,89) 13,5 4-25 * Signifikan; § wilcoxon Pembahasan

Dalam penelitian ini, durasi perdarahan lebih pendek secara signifikan setelah diberikan terapi POK dosis rendah. Jumlah hari perdarahan rata-rata pada akseptor DMPA dengan PUA menurun secara signifikan setelah diberikan terapi POK dosis rendah dari 22,2(4,48) menjadi 9,2 (6,16) hari (p=0,0001). Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang serupa bahwa penggunaan POK dosis rendah akan mempersingkat durasi perdarahan pada akseptor DMPA, seperti percobaan yang dilakukan Arab MD dkk, menemukan efek signifikan dari POK dosis rendah dalam memperpendek hari perdarahan pada akseptor DMPA dengan PUA, dalam percobaan tersebut dikatakan bahwa perdarahan rata- rata pada bulan pertama pemberian terapi POK dosis rendah adalah 11,2 hari dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan plasebo dengan rata- rata jumlah hari perdarahan 16,6 hari.12

Pada sebuah Randomized Controlled Trial

(5)

LNG IUD dengan POK dosis rendah dalam manajemen menorrhagia idiopatik, LNG IUD lebih efektif secara statistik dibandingkan dengan POK dosis rendah yaitu terjadi pengurangan Mean Blood Loss sebesar 87 % dibandingkan dengan kelompok POK yang sebesar 34,9%.2 Penelitian lain dilakukan

oleh Sanchez dkk menyebutkan bahwa durasi perdarahan secara signifikan lebih pendek pada kelompok akseptor Norplant dengan perdarahan uterus abnormal yang diterapi dengan POK dibandingkan dengan kelompok yang diterapi dengan estrogen saja,10

Pada penelitian ini, efek samping ringan seperti pusing dan mual, dialami oleh hanya satu orang. Efek samping serupa dialami oleh subyek yang diobati dengan POK pada percobaan yang dilakukan oleh Sanchez dkk yaitu sekitar 33-40% subjek penelitian mengeluhkan mual tapi tidak sampai menyebabkan penghentian pengobatan.10

Hal ini juga menggambarkan bahwa POK merupakan pengobatan yang sangat bagus dalam mengobati perdarahan uterus abnormal akibat kontrasepsi progestin dan merupakan pengobatan yang lebih praktis karena POK sangat mudah didapat.10

Keterbatasan penelitian ini adalah durasi penelitian yang pendek dan tidak adanya kelompok kontrol dengan pemberian placebo sebagai pembanding Pada penelitian ini terdapat pengurangan durasi perdarahan pada akseptor DMPA dengan PUA yang diterapi dengan POK. Studi lebih lanjut harus dilakukan dengan durasi yang lebih lama (tindak lanjut dalam 3 bulan) dan dengan kelompok kontrol dengan pemberian placebo sebagai pembanding. Kesimpulan, pemberian POK dosis rendah secara signifikan mengurangi durasi pendarahan pada akseptor DMPA dengan PUA.

Saran

Perlu dilakukan studi lebih lanjut dengan durasi yang lebih lama (tindak lanjut dalam 3

bulan) dan dengan kelompok kontrol dengan pemberian placebo sebagai pembanding.

Ucapan Terima Kasih

Kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kami kepada pasien kami, atas kepercayaan dan dukungan mereka untuk penelitian ini, kepada Rumah Sakit dr Kariadi, Semarang, Indonesia, dan bidan yang sangat membantu penelitian.

Daftar Pustaka

1. WHO. From MDGs to SDGs : A new era for global public health 2016-2030. Worl Heal. Organ. 2015.

2. Shabaan MM, Zakherah MS, Nashar SA, Sayed GH. Levonorgestrel-releas-ing intrauterine system compared to low dose combined oral contraceptive pills for idiopathic menorrhagia : a random-ized clinical trial. Contraception Journal, 2011. 83: p. 48-54.

3. HIFERI. Konsensus Tatalaksana Pendarahan Uterus Abnormal karena Efek Samping Kontrasepsi. 2013.

4. Aleem, H.A., Arcngues C, Volgesong KM, Gaffield ML, Gulmezoglu AM. Treatment of Vaginal Bleeding Irregularities Induced by Progestin Only Contraceptives (Reviews). The Cochrane Collaboration, 2013: p. 72-5, 114-5. 5. Hassanzadeh, R., Alizadeh SM,

Kamalifard M, Bazargani HS. Comparison of Continuation Rates and Reasons of Discontinuation for Cyclofem and Depot-medroxyprogesterone acetate in Rural Areas of East Azerbaijan Province. J Fam Plann Reprod Health Care, 2012. 6: p. 23-7.

6. Shafaie, F.S. Compare of Continuation Rate and Reasons for Discontinuation of DMPA Contraceptive among Iranian Women Referred to Tabriz and Ardebil

(6)

Health Centers. Int J Womens Health, 2014. 4: p. 240-4.

7. Saphiro JP, Basar M, Kayisli UA, Kayisli OG, Huang SJ, Suarez AA, et al. Mass spectrometry identification of potential mediators of progestin-only contraceptive-induced abnormal uterine bleeding in human endometrial stromal cell. Contraception, 2015. 91: p. 253-60. 8. Vincent, A., Kovacs GT, Affandi B,

Salomonsen L. Decreased tissue inhibitor of metalloproteinase in the endometrium of women using depot medroxyprogesterone acetate: a role for altered endometrial

matrix metalloproteinase/tissue inhibitor of metalloproteinase balance

in the pathogenesis of abnormal uterine bleeding? . Hum Reprod 2002. 17: p. 1189-98.

9. M Hickey and Fraser, A functional model for progestogen-induced breakthrough bleeding. Hum Reprod, 2000. 15: p. 1-6.

10. Alvarez-Sanchez, F., Brache, V., Thevenin, F., Cochon, L. & Faundes, A. Hormonal treatment for bleeding irregularities in Norplant implant users. Am. J. Obstet. Gynecol. 1996;174: 919– 22

11. RCOG, Management of Unscheduled Bleeding in Women Using Hormonal Contraception. Faculty of Sexual & Reproductive Healthcare Clinical Guidance, 2009.

12. Arab, M. and S. Nasrolahi, Health Approach in the control of Irregular Bleeding due to Depomedroxy Progesterone Acetate. Journal of Research in Health Sciences, 2005. 5(2): p. 32−36.

Gambar

Tabel 1 menunjukkan karakteristik  subjek penelitian. Umur rata-rata wanita pada  penelitian ini adalah 27,7 tahun, dengan usia  termuda 20 tahun dan usia tertua 42 tahun
Tabel 1  Karakteristik subjek penelitian Variabel  Usia (tahun)     Rerata (SD)     Median     Rentang   27,7 (6,21)2620-42 Indeks Massa Tubuh (kg/m 2 )

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Sektor ini memiliki peranan penting dalam perekonomian Jawa Barat, yang dapat kita lihat dari kontribusinya, antara lain: (1) penciptaan lapangan kerja bagi sebagian

Tujuan penelitian ini terbentuknya sistem informasi kesehatan khususnya dalam penanganan bencana di Kabupaten Ciamis untuk memudahkan dalam koordinasi penanganan

Munculnya gagasan pembangunan Wilayah ini dilatar belakangi oleh belum optimalnya pencapaian hasil–hasil pembangunan yang telah dilaksanakan di Wilayah Pantai Timur dan Pantai

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Tyas pada tahun 2013 yang berjudul hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan ASI non eksklusif dengan pertumbuhan berat

Berdasarkan hasil pengamatan Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam tahun 2008, waktu serangan umumnya terjadi pada musim pancaroba, yaitu peralihan dari musim

Berdasarkan informasi akuntansi diferensial dan perhitungan penilaian investasi, CV Nyiur Trans Kawanua Manado dapat mengambil keputusan yang baik diantara

memperlihatkan bagaimana variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Setelah mendapatkan model penelitian yang baik, maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis