• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni Kata Kunci: Pembiayaan, Lembaga Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni Kata Kunci: Pembiayaan, Lembaga Pendidikan Islam"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

130

PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Rizqa Octarina, M.Pd

Abstrak

Pembiayaan merupakan salah satu faktor pendukung dalam ]\mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan yang produkti, efektif, inovatif, efisien, dan relevan. Tanpa adanya suatu dana dalam lembaga pendidikan Islam maka komponen-komponen tersebut tidak akan bisa terwujud. Dalam konteks lembaga pendidikan Islam, komponen yang menjadi pendukung berjalannya suatu tujuan pendidikan salah satunya adalah biaya atau pendanaan. Dalam tulisan ini, penulis menemukan terdapat beberapa point penting tentang pembiayaan seperti definisi pembiayaan lembaga pendidikan Islam, landasan hukum pembiayaan pendidikan Islam, jenis pembiayaan pendidikan Islam, dan sumber biaya pendidikan Islam. Komponen-komponen tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam merumuskan pemniayaan dalam lembaga pendidikan Islam agar pembiayaan dalam suatu lembaga dapat digunakan secara tepat dan benar. Maka, menjadi menarik jika semua komponen tersebut dapat dijadikan dasar dan tolak ukur dalam menerapkannya pada lembaga pendidikan Islam agar terwujudnya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kata Kunci: Pembiayaan, Lembaga Pendidikan Islam

A. Pendahuluan

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal sudah tentu memerlukan pengelolaan yang impersonal, di dalamnya perlu dan harus diterapkan prinsip-prinsip manajemen modern, dimana objek yang menjadi perhatiannya secara umum tidak banyak berbeda dengan organisasi-organisasi lainnya. Dalam hubungan ini, The Six’ M yang menjadi objek pengelolaan manajemen dapat juga diterapkan pada lembaga pendidikan. Keenam objek tersebut adalah Man (manusia), Money (dana/uang), Material (bahan-bahan), Machine (mesin), Method (cara memproses), dan Market (pasar/konsumen).

Kebijakan pemerintah tentang pendidikan selalu mendapat sorotan yang tajam oleh masyarakat Indonesia, begitu juga dalam pembiayaan pendidikan. Seperti halnya dalam implementasi otonomi daerah yang sudah berjalan mulai masa reformasi, namun pada pelaksanaannya tidaklah berjalan mulus sebagaimana yang dicita-citakan. Masih banyak penyelewengan-penyelewengan anggaran pembiayaan sekolah baik yang bersumber dari

(2)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

131

Pemerintah maupun Pemerintah Daerah sebagai sumber pembiayaan tetap. Pendidikan dianggap sebagai lahan bisnis.1

Setinggi apapun biaya pendidikan tidak menjamin akan mampu memperbaiki sistem pendidikan nasional bila para pengelolanya masih tetap bermental korup. Yang lebih ironis, ucap Darmaningtyas: alokasi anggaran pendidikan terbesar terdapat pada Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, tapi di direktorat itu pula banyak terjadi penyelewengan.2 Dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yang mengamantkan alokasi pembiayaan pendidikan sebesar minimal 20% di luar gaji pendidik dan pendidikan kedinasan, dan kemudian dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2008 tantang Pendanaan Pendidikan. Berdasarkan pemaparan di atas, erat kaitannya dengan pembiayaan pendidikan khususnya pada lembaga pendidikan Islam.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dalam penelitian ini dibahas untuk mengkaji dan mengembangkan lebih dalam lagi tentang bagaimana pembiayaan pendidikan dikelola dalam lembaga pendidikan Islam.

B. Pembahasan

1. Pengertian Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam

Biaya pendidikan adalah semua pengeluaran yang memiliki kaitan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan.3 Biaya secara sederhana adalah sejumlah nilai uang yang dibelanjakan atau jasa pelayanan yang diserahkan pada siswa. Hal yang sangat penting dalam pembiayaan pendidikan adalah berupa besar uang yang harus dibelanjakan, darimana sumber uang diperoleh, dan kepada siapa uang harus dibelanjakan. Dalam arti lain biaya pendidikan merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji guru, peningkatan profesional guru, pengadaan sarana dan

1

Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007),

hlm. 37

2Darmaningtyas, Pendidikan Rusak-rusakan, (Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang, 2011),

hlm.5

3

Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007),

(3)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

132

prasarana, buku pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan pengelolaan pendidikan dan supervisi pendidikan.4

Secara bahasa biaya (cost) dapat diartikan sebagai pengeluaran. Dalam istilah ekonomi biaya atau pengeluaran dapat berupa uang atau bentuk moneter lainnya.Biaya pendidikan menurut Dedi Supriadi merupakan salah satu komponen instrumental yang sanagat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya dalam pengetian ini memiliki cakupan luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).5

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada BAB I Ayat 10 Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.6 Pembiayaan lembaga pendidikan Islam merupakan kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana seorang pemimpin lembaga pendidikan menghimpun dana dan mendistribusikannya sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara asas dan tepat guna (efektif dan efisien).

Tim Kanwil Kemenag Jawa Timur (2007: 100), anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah untuk jangka waktu tertentu (periode). Serta alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian aktivitas. Lanjutnya anggaran (pembiayaan ) memiliki peran penting dalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi aktivitas yang dilakukan oleh madrasah. Untuk itu, setiap penanggung jawab program harus melakukan aktivitas sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan sebelumnya.7

4

Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 77-78

5Imam Machali dan Ara Hidayat, The Hand Book Of Education Management Teori dan Praktik

Pengelolaan Sekolah/ Madrasah di Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), hlm. 402-404

6

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

7

Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN Mailik Press, 2010),

(4)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

133

Sedangkan Mulyasa (2007:47) mengatakan bahwa manajemen pembiayaan dalah pengelolaan sebaik-baiknya segala proses keuangan di sekolah atau madrasah (lembaga pendidikan) guna memaksimalkan pencapaian tujuan kegiatan sekolah atau madrasah.8 Berdasarkan definisi mengenai pembiayaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan merupakan sejumlah pengeluaran yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan yang dianggarkan pada lembaga sekolah atau madrasah baik dalam bentuk uang maupun banrang dan tenaga yang digunakan secara tepat dan efisien.

2. Landasan Hukum Pembiayaan Lembaga Pendidikan Islam

Pembiayaan pada lembaga pendidikan Islam memiliki landasan hokum yang kuat diantaranya adalah:

a. Dasar Agama

Konsep pembiayaan lembaga pendidikan Islam, secara tersirat sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala. Sehubungan dengan pentingnya pengelolaan keuangan dalam setiap organisasi, maka Islam sebagai agama “ rahmatan lil alamin”, telah memberikan pentunjuk dan tuntutan kepada kita tentang bagaimana mengelola keuangan yang ada. Hal ini dilakukan agar segenap proses manajerial keuangan dapat dapat dilaksanakan dengan tepat guna, dan tidak digunakan untuk hal-hal yang tidak penting.

Dalam konsep manajemen Islam, setiap manusia hendaknya memperhatikan apa yang telah diperbuat pada masa lalu, sebagai bagian dari perencanaan hari esok. Perencanaan yang akan dilakukan, harus sesuai dengan keadaan situasi dan kondisi pada masa lampau, saat ini, dan prediksi masa yang akan datang. Sebab, perencanaan merupakan bagian terpenting dari kesuksesan yang diharapkan.

Berkaitan dengan penggunaan anggaran dan pengelolaan pendanaan dalam perspektif Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, maka dapat diketahui bahwa prinsip-prinsip manajemen Budgeting perspektif Islam adalah:

8

(5)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

134

a) Hemat, tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang didisyaratkan oleh suatu lembaga pendidikan.

b) Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan

Dua hal tersebut harus diterapkan dengan baik dalam membuat pembiayaan pada suatu lembaga pendidikan Islam agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

b. Dasar Yuridis a) Pancasila

Sebagai negara yang berdaulat, Republik Indonesia mengakui Pancasila sebagai kedaulatan tertinggi, dan menjadi landasan hukum atas setiap penyelenggaraan segala bentuk kegiatan. Di dalam sila Kelima Pancasila yang berbunyi” Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia” dapat dimaknai, bahwa segala bentuk penyelenggaraan kegiatan, harus berdasarkan atas kesejahteraan bersama, termasuk dalam lingkup pembiayaan pendidikan sekalipun. 9

b) Undang-Undang Dasar 1945

Di dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat, disebutkan adanya perkataan “ Mencerdaskan kehidupan bangsa..” ini berarti bahwa setiap lapisan masyarakat berkewajiban untuk turut serta melaksanakan pendidikan sebagai upaya mempertahankan kedaulatan republik Indonesia. Oleh karena itu, semua unsur yang mendukung terlaksananya pendidikan tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin.10

c) Peraturan Perundang-Undangan

Lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugasnya, menrima dana dari berbagai sumber. Penerimaan dari berbagai sumber tersebut, perlu dikelola dengan baik dan benar. Sejalan dengan adanya Manajemen Berbasis Sekolah, sekolah/madrasah

9

Baharuddin dan Makin, Manajemen ...., hlm.124

10

(6)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

135

dapat menggali dan mencari sumber0sumber dna dari pihak masyarakat, baik secara perorangan maupun secara kelembagaan. Dana yang diperoleh dari berbagai sumber ini, dialokasikan untuk kepentingan sekolah/madrasah, khususnya kegiatan belajar-mengajar secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, setiap perolehan dana, pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan rencana anggaran pembiayaan sekolah (RAPBS).11

c. Dasar Filosofis

Pada dasarnya berangkat dari filosofis” Jer Basuki mawa Beya” bahwa segala kegiatan sekolah atau madsarah memerlukan dana. Artinya penyelenggaraan pendidikan perlu uang, oleh karenanya pendidikan terkesan mahal. Hal ini disebabkan pengelolaan pendidikan di sekolah atau madrasah dalam segala aktivitasnya perlu sarana dan prasarana untuk pengajaran, layanan dan pelaksanaan supervisi, penggajian dan kesejahteraan para guru dan staf lainnya. Kesemua hal itu tentu memerlukan anggaran dan keuangan. Dengan demikian, kepala sekolah atau madrasah dalam mengelola sekolah perlu memahami manajemen biaya pendidikan. 12

Faktanya salah satu program krusial yang dihadapi pendidikan kita adalah masalah pembiayaan atau keuangan, karena seluruh komponen pendidikan di sekolah atau madrasah berkaitan erat dengan pembiayaan. Meskipun masalah pembiayaan tidak sepenuhnya berpengaruh langsung terhadap kualitas pendidikan, namun pembiayaan berkaitan dengan sarana dan prasarana, dan sumber belajar. Berapa banyak sekolah atau madrasah yang tidak dapat melakukan kegiatan belajar-mengajar secara optimal, hanya karena masalah keuangan, baik untuk menggaji guru maupun untuk mengadakan sarana dan prasarana pembelajaran. Untuk itu, meskipun tuntutan reformasi adalah pendidikan yang murah dan berkualitas, namun

11Ibid.., hlm 125

(7)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

136

pendidikan yang berkualitas senantiasa memerlukan biaya yang cukup banyak.13

Islam sebagai agama yang universal, tentunya telah memberikan tuntutan tentang bagaimana cara meneglola keuangan yang ada. Hal ini dilakukan supaya keuangan yang ada, tidak disia-siakan dan terbuang untuk hal-hal yang tidak berguna. Harapannya jelas, agar pengelolaan keuangan lembaga pendidikan dialkasikan untuk hal-hal yang berguna bagi kehidupan organisasi dan kemaslahatan manusia.

3. Jenis Biaya Pendidikan Islam

Biaya pada lembaga pendidikan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Direct Cost dan Indirect Cost. Direct Cost (biaya langsung) yaitu biaya yang langsung berproses dalam produksi pendidikan dimana biaya pendidikan ini secara langsung dapat meningkatkan mutu pendidikan. Biaya langsung akan berpengaruh terhadap ouput pendidikan. Biaya langsung ini meliputi gaji guru dan personil lainnya, pembelian buku, fasilitas, kegiatan belajar mengajar, alat laboraturium, buku pelajaran, buku perpustakaan dan lain-lain. Indirect Cost (biaya tidak langsung) meliputi biaya hidup, transportasi, dan biaya-biaya lainnya.14

b. Social cost dan Private cost. Social cost dapat diartikan sebagai biaya publik, yaitu sejumlah sekolah yang harus dibayar oleh masyarakat. Sedangkan private cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga untuk memenuhi membiayai sekolah anaknya, dan termasuk di dalamnya forgone opportunities (biaya kesempatan yang hilang). c. Monetary Cost dan Non Monetary, yaitu biaya dalam bentuk uang dan

bukan uang.

d. Biaya Rutin dan Biaya Modal

Biaya rutin (recurring cost) dan biaya modal (capital cost). Recurring cost dan capital cost pada intinya mencakup keseluruhan biaya

13

Ibid.., hlm .128

14

Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), hlm.

(8)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

137

operasional penyelenggaraan pendidikan, seperti biaya administrasi, pemeliharaan fasilitas, pengawasan gaji, biaya untuk kesejahteraan, dan lain-lain. Sementara, capital cost atau sering disebut pula biaya pembangunan, mencakup biaya untuk pembangunan fisik, pembelian tanah, dan pengadaan barang-barang lainnya yang didanai melalui anggaran pembangunan.15

4. Sumber Biaya Pendidikan Islam

Sumber pembiayaan pendidikan sesuai dengan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 46 ayat (1) adalah menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan “Masyarakat”.16

Sesuai dengan Undang-undang tersebut, biaya pendidikan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu biaya satuan pendidikan, biaya penyelengaraan atau pengelolaan pendidikan, dan biaya pribadi peserta didik.

1. Biaya satuan pendidikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi:

a. Biaya investasi, yaitu biaya penyediaan lahan, sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.

b. Biaya operasional, terdiri dari biaya personalia dan biaya nonpersonalia. Biaya personalia terdiri dari gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta tunjangan- tunjangan yang melekat pada gaji. Biaya nonpersonalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tidak langsung berupa dayam, air, jasa telekomunikasi, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain-lain.

c. Bantuan biaya pendidikan, yaitu dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang walinya tidak mampu membiayai pendidikan.

15

Baharuddin dan Makin, Manajemen..., hlm. 132

16

Masyarakat yang dimaksud, meliputi:1) penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat; 2) Peserta didik, orang tua atau wali; dan 3) pihak lain. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Pasal 2 ayat (2).

(9)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

138

d. Beasiswa, adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi.

2. Biaya penyelenggaraan atau pengelolaan pendidikan adalah biaya penyelenggaraan atau pengelolaan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, atau penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.

3. Biaya pendidikan peserta didik, adalah biaya personal yang meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. 17

Bagi sekolah–sekolah yang berstatus Negeri, sumber dana sekolah bersumber dari pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan atau sumber lain yang sah. Sumber dana dari pemerintah didapatkan melalui proses perencanan yang kita kenal dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), yang meliputi: (1) Dana Rutin, yaitu Dana Pembinaan Pendidikan (DPP), Dana Bantuan Operasi (DPO), Operasi Pembangunan dan Fasilitas (OPF), dan Bantuan Pembiayaan Pendidikan (BP3); (2) Pengeluaran untuk kegiatan belajar, mengajar, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber belajar dan alat pelajaran serta honorarium dan kesejahteraan.18

Adapun sumber pembiayaan pendidikan menurut Islam terdiri dari: 1. Subsidi Pemerintah

Negara adalah institusi pelaksana pendidikan yang paling penting. Negara adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap segala urusan rakyat, termasuk dalam pendidikan. Sosok Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Ibnu Taimiyah, Imam Syafi’i dan ratusan ilmuwan lain adalah contoh kecil produk sistem pendidikan Islam. Di dalam sejarah islam tercatat, bahwa para khalifah menyediakan pendidikan

17Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan

Nasional, Buku Panduan Bnatuan Operasional Sekolah (BOS) Untuk Pendidikan Gratis Dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun Yang Bermutu, (2010), hlm.8

18

(10)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

139

gratis bagi rakyatnya. Sejak abad IV H, para khalifah membangun berbagai perguruan tinggi dan berusaha melengkapinya dengan berbagai sarana dan prasarananya seperti perpustakaan. 19

Pada masa pemerintahan Rasulullah saw, biaya pendidikan berasal dari subsidi pemerintah. Subsidi pemerintah berasal dari Jizyah, Kharaj, dan Zakat. Demikian pula keberadaan Islam di Indonesia. Islam pun menggunakan dakwah dan pendidikan sebagai sarana dan prasarana untuk mensosialisasikan ajarannya ke tengah-tengah masyarakat. Dalam proses sosialisasi Islam tersebut, selain dilakukan oleh masyarakat sendri, juga dilakukan oleh pemerintah, atau sekurang-kurangnya mendapatkan bantuan dari pemerintah. Jadi pada dasarnya, pendidikan yang mendapatkan bantuan dari pemerintah, melahirkan proses yang saling mempengaruhi satu sama lain.20

2. Wakaf

Wakaf merupakan bagian dari ibadah dan hukum Islam yang berkaitan dengan harta benda. Sebagai sistem pendanaan pendidikan, wakaf menjadi semacam lembaga yang terorganisasi dengan baik dan menjadi mode di masa Abbasiyah, terutama masa keemasan peradaban Islam. Khalifah Al-Makmum dianggap sebagai pemrakarsa berdirinya badan-badan wakaf untuk lembaga pendidikan, sebagai berbagai kegiatan keilmuan, termasuk gaji para ulamanya dapat berlangsung terus dan kokoh.

Badan wakaf yang permanen dipandang sebagai suatu keharusan dalam mendirikan suatu lembaga ilmiah. Selanjutnya wakaf-wakaf ini berkembang kegunaannya bagi orang-orang atau kelompok-kelompok studi yang menyediakan dirinya untuk kesibukan-kesibukan ilmiah di berbagai masjid. Pemberian wakaf dapat menentukan kriteria syeikh dan pengajar yang memnuhi syarat. Wakaf kebanyakan merupakan aset ekonomi yang berjalan, seperti

19Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen..., hlm.137

20

(11)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

140

pettanian, rumah, toko, kebun, kantor dagang, pabrik, pasar dan lain sebagainya.21

3. Peserta didik

Sumber dana pendidikan juga bisa diambil dari peserta didik. Abudiin Nata (2004: 224) menjelaskan bahwa ilmuwan yang mengajar di masjid, madrasah atau di lembaga pendidikan lain, diperbolehkan memungut uang dari peserta didik.Untuk pungutan pada peserta didik ini biasanya jumlahnya telah disepakati antara guru dan peserta didik. Ibrahim Al-Zadjadji, misalnya memperoleh uang dari pekerjaannya sebanyak 1,5 dirham setiap tahunnya, kemudian ia pergi belajar kepada Al- Mubarrid dan membayar honornya sejumlah dua pertiga dari penghasilannya tersebut, ditambah syarat lain, yaitu stau dirham setiap hari sampai maut memisahkan mereka. 22

4. Perorangan atau sumber yang lain

Adanya pengajar atau pendidik yang mau memberikan pelajaran kepada masyarakat tanpa mengharapkan bayaran sedikitpun, dapat menarik para hartawan dan dermawan untuk mengeluarkan sejumlah dana untuk membiayai berbagai lembaga pendidikan dan kegiatannya.

Terlepas dari pengaruh dan kepedulian pemerintah terhadap dunia pendidikan, hal itu secara nyata sudah menjadi kewajiban bersama negara dan seluruh anak bangsa Indonesia. Baik dalam aspek penyelenggaraan hingga pengembangan yang di dalamnya, terutama dalam hal pembiayaan. Seperti yang kita ketahui bahwasanya biaya adalah hal yang sangat krusial dalam semua hal (instansi). Tanpa adanya biaya dan manajemennya, maka semua hal akan bisa tidak berjalan. Ada biaya, namun tidak adanya manajemen, maka semuanya akan berjalan tanpa arah, tidak efektif, dan efisien. Karena keuangan yang dikelola dengan baik, akan meningkatkan

21

Baharuddin dan Moh Makin, Manajemen...., hlm 139.

22

(12)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

141

efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Dengan tersedianya uang (dana) pencapaian tujuan pendidikan yang lebih produktif, efektif, efisien, dan relevan, memungkinkan segera terwujud.

C.Penutup

Pembiayaan pendidikan di lembaga pendidikan Islam merupakan sejumlah pengeluaran yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan yang dianggarkan pada lembaga sekolah atau madrasah baik dalam bentuk uang maupun banrang dan tenaga yang digunakan secara tepat dan efisien. Terdapat beberapa jenis pembiayaan pendidikan Direct Cost dan Indirect Cost. Sosial cost dan Private cost. Monetary Cost dan Non Monetary, biaya rutin dan biaya modal. Sedangkan untuk landasan hukum pembiayaan pendidikan Islam terdiri dari dasar agama, filosofis, yuridis.

Pembiayaan pendidikan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pembelajaran dalam lembaga pendidikan Islam. Sumber pembiayaan pendidikan lembaga Islam terdiri dari subsisdi pemerintah, wakaf, peserta didik, dan perorangan. Tanpa adanya pembiayaan dalam lembaga pendidikan Islam tidak bisa berjalan dengan arah tujuan yang di inginkan. Oleh karena itu pembiayaan berperan penting dalam mewujudkan proses belajar yang bermutu, produktif, inovatif, efektif, dan efisien.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Baharuddin dan Moh. Makin, 2010. Manajemen Pendidikan Islam, Malang: UIN Maliki Press.

Darmaningtyas, 2011. Pendidikan Rusak-rusakan, Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang.

Harsono, 2007.Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Machali Imam dan Hidayat Ara, 2016.The Hand Book Of Education Management Teori dan Praktik Pengelolaan Sekolah/ Madrasah di Indonesia, Jakarta: Prenadamedia Group

Mulyono, 2010.Konsep Pembiayaan Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang Standar

(13)

JURNAL MENATA Volume 3, No 1, Januari-Juni 2020

142

Uhar Suharsaputra, 2013. Administrasi Pendidikan , Bandung: PT Refika Aditama.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Pasal 2 ayat (2).

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Buku Panduan Bnatuan Operasional Sekolah (BOS) Untuk Pendidikan Gratis Dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun Yang Bermutu.

Referensi

Dokumen terkait

pertumbuhan penjualan perusahaan tersebut semakin meningkat. Apabila pertumbuhan penjualan meningkat, laba yang dihasilkan perusahaan diasumsikan mengalami

Implementasi stopwords removing pada intinya dibuat untuk mencocokan kata hasil dari proses tokenization dengan kata-kata yang terdapat dalam kamus stopwords yang

Data debit di atas akan dimasukkan ke dalam program HEC-RAS untuk mendapatkan hasil tinggi muka air banjir sungai Sario titik kawasan Citraland. Data debit

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan jenis perangsang tumbuh berbahan alami dengan asal setek batang pada semua

Perhatikan penulisan nama “Abdurrahman Wahid”, “Amin Rais, dan kata “salat” ditulis dengan menggunakan tata cara penulisan bahasa Indonesia yang disesuaikan

Abstrak: Secara umum tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang penggunaan media flash card untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf

6$ ;m'stin Se:tin"  Disebut pula sebagai ruang bakar$ Pada bagian ini terjadi  proses pembakaran antara bahan bakar dengan %luida kerja yang berupa udara  bertekanan

Agar sekolah terlihat bersih, siswa dapat berperan dalam menjaga kebersihan Agar sekolah terlihat bersih, siswa dapat berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan