• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR. disusun oleh Syukron Ni mat Hidayatulloh dosen pembimbing Tahajudin Sudibyo, Drs

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR. disusun oleh Syukron Ni mat Hidayatulloh dosen pembimbing Tahajudin Sudibyo, Drs"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Merosotnya Kualitas Moral Bangsa, Khususnya pada Anak-Anak di Dusun

Nglaren, Condongcatur, Depok Sleman, Yogyakarta dan Hubungannya

dengan Sila ke-2 Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

TUGAS AKHIR

disusun oleh

Syukron Ni’mat Hidayatulloh

11.11.4718

dosen pembimbing

Tahajudin Sudibyo, Drs

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ( S1 TI )

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM

Yogyakarta

2011

(2)

2

ABSTRAK

Permasalahan moral menjadi permasalahan yang sangat mendasar di negeri ini. Kualitas moral bangsa yang semakin rendah di negeri ini dari lingkup kecil sampai dengan lingkup besar menyebabkan proses kemajuan bangsa dan negara Indonesia terhambat dan tersungkur dalam waktu yang agak lama.

Permasalahan moral yang rendah juga terjadi pada anak-anak yang notabene dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang seharusnya diisi dengan hal-hal positif sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang beradab. Namun masalah mendasar ini sudah merambah ke dalam lingkup anak-anak.

Disebabkan oleh permasalah moral tersebut perlu adanya tindakan untuk mengatasi permasalahan itu. Pendidikan merupakan jawaban yang bisa dikuatkan. Pendidik meliputi orang tua, guru, dan contoh yang baik dari berbagai hal. Permasalahan ini tidak terlepas dari berbagai pengaruh, diantaranya :lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, teknologi atau media dan lain sebagainya.

Solusi yang terbaik adalah dengan mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila, pertama pada diri pendidik dan pada akhirnya dicontohkan kepada anak-anak sehingga dapat menjadi landasan berbicara, bersikap, dan bertindak bagi anak-anak.

(3)

3

LATAR BELAKANG MASALAH

Menurut Srijanti, Rahmawan dan Purwanto (2007, h.5) negara bisa terbentuk jika telah memiliki 3 unsur : (1) Penduduk, (2) Wilayah, (3) Pemerintah. Dengan terpenuhinya ketiga unsur tersebut, Indonesia bisa berdiri sebagai negara.Negara Indonesia dibentuk melalui perjuangan yang panjang dan keras.

Setiap negara mempunyai dasar negara. Dengan dasar itulah negara melakukan aktivitas kenegaraan dan kewarganegaraanya. Demikian juga Indonesia. Indonesia memiliki dasar negara yang menjadi sumber dari segala sumber hukum, yaitu Pancasila. Jadi setiap aktivitas kenegaraan dan kemasyarakatan seharusnyalah berlandaskan pada Pancasila.

Pancasila sebagai landasan negara memuat berbagai nilai. Menurut Nur MS Bakry (Notonegoro, 1997, h. 161-162) ada tiga macam nilai yang tekandung dalam Pancasila, yakni : (1) Nilai Material, (2) Nilai Vital, (3) Nilai Kerohanian. Nilai inilah yang menjadi landasan, alasan ataupun motivasi dalam segala perbuatan manusia.

Dalam perjalanannya melintasi zaman, Pancasila selalu memberikan jawaban atas permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat. Pada zaman modern ini banyak sekali permasalahan yang muncul di negara Indonesia ini. Bahkan permasalahan yang muncul tidak sedikit mengenai moral bangsa yang sudah tidak mencerminkan lagi warga negara yang berlandaskan Pancasila. Mulai dari korupsi yang sudah terlanjur menjamur lama sampai pada kasus pencurian setandan pisang yang menjadi kontroversi hukum dan keadilan di negeri ini.

Segenggam permasalahan moral yang sangat mendasar di negara ini adalah mengenai moral yang bangsa yang semakin memburuk. Hal ini terjadi juga pada anak-anak yang kebanyakan masih duduk di bangku sekolah dasar di dusun Nglaren, Depok, Condongcatur, Sleman, DIY. Yang paling mencolok adalah tentang adab atau tatakrama anak-anak terhadap orang tua yang buruk, perkataan yang buruk, dan pemikiran yang sudah melawati batas pemikiran anak-anak.

Disebabkan oleh permasalahan itulah penulis membahas mengenai moral bangsa Indonesia yang semakin merosot dari kalangan pejabat hingga pada usia anak-anak khususnya di dusun Nglaren, dengan judul “Menurunnya Kualitas Moral Bangsa, Khususnya di Dusun Nglaren, Condongcatur, Sleman, DIY”.

(4)

4

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang sebenarnya menjadi permasalahan pada anak-anak di Dusun Nglaren ? 2. Apa faktor penyebab penerununan moral pada anak-anak ?

(5)

5

PENDEKATAN

Sejak dahulu orang Indonesia dikenal sebagai orang-orang yang sopan. Apalagi masyarakat jawa. Masyarakat jawa dikenal sebagai masyarakat yang sopan, lemah lembut, serta mempunyai peradaban yang tinggi.

Sejak zaman perjuangan bangsa Indonesia sudah mempunyai daya juang yang tinggi dengan didasari oleh moral yang tinggi. Moral tersebut kebanyakan didasari oleh agama yang kuat. Karena di dalam agama itu terdapat nilai-nilai yang tidak dapat diragukan lagi. Terutama agama Islam. Yang mana pejuang-pejuang bangsa ini mayoritas beragama Islam.

Dengan dasar moral yang tinggi mengantarkan bangsa ini kepada kemerdekaan dari penjajahan bangsa Belanda dan Jepang. Rasa kemanusiaan yang ditindas menjadi motivasi terbesar untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ini.

Setelah kemerdekaan Indonesia, disusunlah Pancasila sebagai landasan segala aktivitas kenegaraaan, kemasyarakatan dan segala aktivitas lainnya. Landasan ini merupakan sistem yang sangat kompleks dan komprehensiv. Titik sentral Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini membuktikan bahwa bangsa ini merupakan bangsa yang religius. Dengan demikian, seharusnya dengan religi itu moral bangsa akan menjadi baik dan tujuan negaraini yang meliputi keadilan, kesejahteraan, kemakmuran, kamajuan akan segera dengan cepat tercapai.

(6)

6

PEMBAHASAN

Permasalahan Moral Dan Penyebabnya

Seiring dengan berjalannya waktu, zaman bertambah dan berubah. Zaman dengan segala perubahannya juga akan membawa pengaruh terhadap peradaban. Peradaban juga akan berubah. Dalam setiap perubahan itu tidak akan terpisah dengan permasalahan. Adapun permasalahan yang timbul itu meliputi masalah kemasyarakatan, ketatanegaraan, dan pelaksanaan pembangunan, dan berbagai permasalahan lainnya.

Menurut Kaelani (1996, h.196) masalah-masalah kemasyarakatan yang timbul dalam kehidupan bersama sangatlah luas dan kompleks. Komplesitas masalah tersebut berkembang sesuai dengan tingkat-tingkat peradaban manusia. Semakin modern suatu masyarakat maka permasalahan yang timbul juga akan semakin banyak dan bahkan tidak terbatas dan meliputi berbagai bidang kehidupan antara lain : sosial, ekonomi, budaya, hankam, politik, keagamaan dan kepercayaan dan lain sebagainya.

Salah satu permsalahan mendasar pada bangsa ini adalah permasalahan moral. Permasalahan tersebut sudah tumbuh dan berkembang menjadi permasalahan yang lebih besar seperti : korupsi, pencurian, pemalsuan, dan lain sebagainya.

Permasalahan moral ini juga terjadi pada anak-anak di dusun Nglaren, Condongcatur, Depok, Sleman, DIY. Hal yang paling mendasar adalah cara bicara, berpikir dan bersikap terhadap teman ataupun terhadap orang yang lebih tua.

Dalam kasus ini, kemerosotan moral anak-anak tersebut bisa dilihat pada saat mengikuti pendidikan di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Al-Muhsin yang berada di dusun Nglaren. Kesopanan, cara bicara, cara berfikir anak-anak ini sudah melewati batas pemikiran anak-anak. usia mereka rata-rata masih dalam tingkat sekolah dasar. Yaitu dalam kisaran 7 s.d 11 tahun.

Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan mengenai cara berbicara, berfikir dan bersikap terhadap seorang guru / ustadz dapat diperoleh keterangan bahwa cara berbicara anak-anak terhadap guru tidak ada nilai kesopanan. Hal itu dibuktikan dengan cara berbicara dengan membentak guru / ustadz yang sedang mengajar.

Pikiran anak-anak di TPA Al Muhsin juga sudah melewati batas pikiran yang seharusnya ada pada diri anak-anak. Salah satu contoh adalah pikiran mereka yang mengarah kepada berbagai macam hal seperti : minuman keras, seks, dan obat-obat terlarang.

(7)

7 Berbagai macam permasalahan di atas tidak pantas jika kesalahan sepenuhnya dibebankan kepada anak-anak itu. Yang harus menjadi pertanyaan disini adalah siapa yang bertanggungjawab atas permasalahan ini? Hal ini menjadi penting karena dimasa anak-anak inilah kepribadian mereka mulai dibangun. Menurut Muhammad Baqir Hujjati (2003, h. 42-43) masa kanak-kanak merupakan masa kehidupan manusia yang paling panjang dan paling baik, serta merupakan kesempatan yang amat bagus dalam membangun kehidupan yang penuh makna dan arti. Pada masa ini, anak-anak bersandar dan berbangung pada ayah dan ibunya dalam rentang waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, kesempatan untuk membina mereka juga cukup panjang. Sekiranya kita dapat memanfaatkan dengan sebaik mungkin kesempatan yang amat berharga ini, maka dari proses pembinaan ini kita akan memetik buah yang cukup bermutu.

Muhammad Baqir Hujjati (2003, h. 222-223) menjelaskan bahwa perbuatan dan perilaku manusia akan menjadi suatu kebiasaan yang melekat kuat pada dirinya. Ini dalam istilah psikologi disebut dengan karakter atau kepribadian. Kepribadian anak amat dipengaruhi oleh faktor lingkungan di mana ia hidup, khususnya di masa-masa awal pendidikan dan pembinaan anak. Sekolah dapat dianggap sebagai faktor terpenting dalam memberikan pengaruh terhadap kepribadian anak.

Pada pertama kali, anak mendapatkan pengaruh dari orang-orang di sekitarnya, diantaranya ayah, ibu, dan seluruh anggota keluargan lainnya. Kemudian, tatkala anak telah berusia lima tahun dan mulai memasuki lingkungan pendidikan atau taman kanak-kanak, anak mulai bergaul dengan teman-teman sebayanya dan para pendidiknya. Kemungkinan besar, dalam usia ini, anak belum mampu membedakan berbagai perkara dan menentukan sebuah tujuan yang bermanfaat bagi dirinya. Sebab, di masa ini, ia masih cenderung meniru perbuatan orang lain.

Pada zaman modern ini pengaruh terhadap kepribadian manusia, dalam konteks ini anak, sudah semakin kompleks. Yang paling menonjol adalah pengaruh musik yang dibarengi dengan gaya berpakaian dan berhias yang penuh keglamoran. Ini dapat dikatakan pengaruh yang sangat kuat terhadap kepribadian anak disamping teman-teman, anggota keluarga, dan berbagai pengaruh lainnya. Hal ini tidak akan terjadi tanpa kemajuan teknologi yang sangat pesat pada era ini. Teknologilah yang menjadi mediator sampainya informasi kepada manusia di seluruh penjuru dunia. Dalam hal ini, yang paling dominan adalah televisi dan internet. Kedua media itulah yang menyampaikan informasi baik ataupun buruk, yang pada hasilnya akan mempengaruhi kepribadian manusia, dalam hal ini anak.

Generasi muda merupakan motor perubahan bangsa Indonesia ini menuju bangsa yang lebih maju, beradab, dan sejahtera. Jika generasi muda sudah teracuni oleh berbagai macam

(8)

8 pengaruh yang tidak baik, dapat dipastikan cita-cita menjadi bangsa yang adil, maju, beradab dan sejahtera tidak akan segera terwujud. Penanaman nilai ini seharusnyalah dilakukan sejak dini.

Adab dan Pancasila

Adab, moral dan segala sikap dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sudah diatur dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Noor MS Bakry menuliskan (Notonegoro, 1997, h. 161-162), pancasila mengandung beberapa nilai, yaitu :

1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia

2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.

3. Nilai kerohanian, yaitu segal sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian ini dibedakan atas empat macam :

a. Nilai kebenaran, yang bersumber pada unsur akal manusia (cipta). b. Nilai kebaikan, yang bersumber pada unsur kehendak manusia (karsa). c. Nilai keindahan, yang bersumber pada unsur rasa manusia (rasa).

d. Nilai religius, yang merupakan nilai ketuhanan dan bersumber pada kepercayaan

Dapat dikatakan bahwa dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila ini kehidupan yang beradab, mempunyai kualitas moral tinggi, dan sejahtera akan terwujud. Dalam konteks mendidik moral anak, perlu bimbingan dari orang tua serta guru di sekolah yang mempunyai tanggunjawab sangat dominan. Pendidikan itu seharusnya mengarah pada nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-2 Pancasila, antara lain :

a. Pengakuan terhadap adanya martabat manusia dengan segala hak-hak asasinya.

b. Perlakuan yang adil terhadap sesame manusia dengan memperlakukan dan memberikan sesuatu yang telah menjadi haknya.

c. Manusia beradab dnegan sumber daya cipta rasa karsa dan keyakinan sebagai landasan bertindak sesuai nilai-nilai hidup manusiawi.

d. Nilai kemanusiaan diliputi dan dijiwai sila ketuhanan serta meliputi dan menjiwai sila persatuan, kerakyatan dan keadilan.

Berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila di atas, permasalahan-permasalahan mengenai kemanusiaan, adab, dan moral bangsa ini bisa diselesaikan.

Untuk memperbaiki moral bangsa, perlu ditekankan lagi pendidikan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan sekolah.

(9)

9 Oleh karena itu sekolah merupakan salah satu subjek terpenting dalam memperbaiki moral bangsa ini. Sekolah didirikan dengan tujuan membina dan mendidik anak secara lebih intensif dan benar, serta sedapat mungkin menghindarkan anak dari pengaruh buruk yang didapatkan di lingkungan rumahnya. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan dan pembinaan yang menyediakan berbagai sarana yang dibutuhkan anak. Masyarakat dan pemmerintah harus memberikan dukungan besar terhadap lembaga itu agar ia dapat memberikan pengabdian kepada masyarakat (Muhammad Baqir Hujjati, 2003, h. 44).

Pembinaan

Muhammad Baqir Hujjati (2003, h.46) menyebutkan bahwa pembinaan terhadap anak dibagi menjadi tiga aspek; pembinaan jasmani, pembinaan akal, dan pembinaan ruhani. Masing masing pembinaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pembinaan Jasmani

Umumnya, para pakar pendidikan mengatakan bahwa pembinaan jasmani anak adalah melatih tubuh si anak agar dapat melakukan berbagi aktivitas dan mampu bertahan dalam menghadapai berbagai serangan penyakit. Dengan demikian, pembinaan jasmani adalah menyediakan berbagai sarana material seperti makanan, pakaian, dan berbagai perlengkapan yang dapat melindungi kesehatan anak serta membantu pertumbuhan dan perkembangannya. Alhasil, pada pembinaan jasmani perlu dilakukan pengamatan khusus terhadap kesehatan jasmani anak.

Tetapi, harus kami katakana bhwa manakala kita berbicra mengenai pembinaan jasmani dan tubuh menurut Islam, ia tidak hanya tertumpu pada otot, tulang, indra, dan sebagainya. Namun, selain apa yant telah disebutkan, juga harus dilakukan pengamatan terhadap seluruh potensi hidup yang berasal dari jasmani dan berpengaruh terhadap ruhaninya. 2. Pembinaan Akal

Dalam ajaran Islam terdapat berbagai cara khusus dalam membina dan mengembangkan akal. Allah Swt berfirman :

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesunguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya. (Al-Isra : 36)

Ayat ini melarang manusia mengikuti berbagai perkara yang belum diteliti secara saksama dan belum diyakini secara pasti, agar manusia tidak tersesat dalam menimba ilmu

(10)

10 pengetahuan. Ayat ini juga menjelaskan tentang sarana untuk mendapatkan pengetahuan dan keyakinan : Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati

Islam menjelaskan bahwa indra merupakan sarana mendapatkan pengetahuan dan melarang manusia bersandar pada dugaan dan prasangka. Melalui pendengaran, manusia menerima informasi dan pengetahuan dari orang lain, dan dengan penglihatan, ia mengetahui berbagia spesies yang ada di alam ini. Dan dengan akal dan hatinya, manusia mampu membedakan kebenaran dan kebatilan, yang bermanfaat dan merugikan.

3. Pembinaan ruh

Pembinaan islami menginginkan agar ruh dapat bebas dari berbagai ikatan dan belenggu nafsu, sehingga mampu menyaksikan dengan jelas keberadaan Allah Swt. Islam amat mementingkan pembinaan ruh, karena ia merupakan pusat kepribadian manusia. Tidak diragukan lagi bahwa kekuatan yang tidak dikenal ini merupakan kekuatan terbesar yang ada pada hakikat dan substansi manusia. Sebab, kekuatan jasmani manusi terbatas pad sisi materi dan indrawi saja. Sedangkan kekuatan akal juga terbatas pada perkara-perkara yang bersifat rasional, ruang dan waktu, dan akan berakhir pada kemusnahan. Akan tetapi, kekuatan ruh tidak terbatas ruang dan waktu, tidak berawal dan tidak berakhir, serta tidak akan musnah.

Berdasarkan keterangan di atas, anak dapat dididik pada tiga aspek tersebut agar menjadi generasi muda yang beradab dan menjadi motor perubahan bangsa Indonesia berdasarkan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila.

(11)

11

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

1. Permasalahan yang paling mendasar adalah kualitas moral banga Indonesia yang semakin rendah

2. Penurunan kualitas moral sudah sampai pada anak-anak

3. Ada beberapa faktor penyebab menurunnya kualitas moral pada anak : pendidikan yang kurang, orang tua, guru, teman, gaya berpaiaan, gaya hidup, dan teknologi yang semakin maju dan dapat memberikan dampak negatif terhadap anak

4. Solusi yang benar dan cepat harus segera dilakukan melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila – dalam konteks ini sila Kemanusiaan yang adil dan beradab – oleh orang tua, guru yang kemudian menjadi contoh terhadap anak-anak

b.

Saran

1. Lembaga pendidikan seharusnya menjadi titik kebankitan kekuatan generasi muda dari sejak dini

2. Pendidikan pancasila harus diimplementasikan pada kehidupan nyata oleh guru atau orang tua yang kemudian akan menjadi contoh bagi anak-anak

3. Pemerintah perlu memperbaiki kinerjanya dan moralnya dengan menyesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila.

(12)

12

REFERENSI

Srijanti, dkk, 2007, Etika Berwarganegara: Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, Jakarta: Salemba Empat.

Bakry, Noor MS. 1997, Pancasila Yuridis Kenegaraan, Yogyakarta: Liberty.

Hujjati, Muhammad Baqir. 2003, Menciptakan Generasi Unggul : Pendidikan anak dalam

Referensi

Dokumen terkait

Manajer pro- yek harus seseorang yang memiliki kedua kredibilitas administratif dan teknis, yang dapat melaksanakan pekerjaan dengan se- gera dan memuaskan, serta dirasa

Mengamati kembali keberadaan asas ini dalam masalah perubahan perjanjian kemitraan di PT.Go-Jek sebagaimana yang telah penulis bahas sebelumnya, menurut penulis, setelah adanya

Pada tahap ini akan dirancang algoritma Simulated Annealing untuk sistem penjadwalan perawat dengan tujuan memudahkan kepala perawat ruangan dalam membuat jadwal kerja bulanan

Jenis huruf yang akan digunakan bersifat tegas namun memiliki kesan bermain karena teks pada ilustrasi tersebut diutarakan oleh perasaan anak kepada sang ayah nya

Berdasarkan hasil paparan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara

Pythagoras (sekitar 500 SM) berpendapat bahwa segala sesuatu itu terdiri dari “bilangan-bilangan”: struktur dasar kenyataan itu tidak lain adalah “ritme”. Secara umum

Adapun maksud utama pengadaan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara xxx adalah untuk meminimalkan korban jiwa maupun harta benda akibat kejadian

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini : (1) Perencanaan proses rekrutmen dan seleksi CPNS yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman telah