TRIM CHART
MANIA
Education Corner
CONSUMER CONFIDENCE INDEX MENINGKAT 4%
• Bank Indonesia (BI) pada mengumumkan kenaikan Consumer Confidence Index (CCI) pada bulan Jun’12 sebesar 4% dibanding Mei’12. Kenaikan angka CCI tersebut menunjukkan adanya Trend yang positif dari sejak tahun 2005.
• Menurut Bank Indonesia, kenaikan tersebut kemungkinan besar disebabkan adanya peningkatan lapangan pekerjaan yang tersedia hingga enam bulan ke depan. Kenaikan CCI ini juga sesuai dengan kenaikan optimisme pada kegiatan usaha. Dengan angka CCI yang positif, hal ini memberikan indikasi akan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih baik di tahun 2012 ini.
• Menurut kami, data kenaikan CCI ini tidak akan banyak memberikan pengaruh langsung kepada IHSG dan saham tertentu. Hal ini karena data CCI ini bersifat Lagging dan harga saham cenderung sudah bergerak merefleksikan pergerakan CCI ini.
• Meskipun tidak berdampak langsung, kami tetap melihat kenaikan CCI ini adalah suatu sentimen positif bagi IHSG, terutama sektor ritel dan sektor konsumen karena hal ini memberi konfirmasi baiknya kinerja operasional emiten berbasis ritel dan konsumen. Oleh karena itu dalam TRIM Chart Mania - Technical Notes edisi 5 Jul’12 ini kami memfokuskan kepada pembahasan saham - saham ritel dan konsumsi atau yang berbasis Masyarakat luas
• Untuk saham di sektor ritel, kami merekomendasikan RALS serta ERAA (Buy On Weakness). Untuk saham di sektor konsumsi, kami merekomendasikan KLBF dan INDF Consumer Confidence Index (CCI) adalah
survei melalui telepon atau tatap muka yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap lebih dari 4,600 rumah tangga di 16 kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan. Data CCI mengungkapkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi Indonesia yang ditunjukkan melalui aktivitas belanja dan menabung mereka. Semakin tinggi angka CCI, akan semakin baik untuk perekonomian suatu negara
Consumer Confidence Index Naik
Waktunya Membeli Consumer Goods dan Retail ?
Technical Notes 5 Juli 2012
Sector Outlook
Pergerakan Indeks - Indeks IHSG
Indeks yang perlu diperhatikan adalah Infrastruktur, Perdagangan serta Pertambangan karena indeks tersebut cenderung mengalami kenaikan walau masih belum Outperform IHSG.
Waspadai indeks Keuangan dan Perkebunan karena sudah akan menjadi indeks yang Underperform dan bergerak turun. Indeks Industri Dasar pun sebaiknya mulai diwaspadai karena akan cenderung bergerak menjadi indeks yang Underperform.
Indeks Properti dan Aneka Industri sebaiknya masih dihindari karena masih akan cenderung Underperform IHSG dan dalam pergerakan turun. Namun Indeks Properti patut diperhatikan karena kemungkinan besar dalam waktu dekat Indeks tersebut berpotensi mengalami kenaikan meski belum akan Outperform IHSG.
Indeks Konsumen sebenarnya termasuk ke dalam indeks yang sebaiknya diwaspadai. Namun masih ada peluang kenaikan dalam jangka pendek pada indeks Konsumen. Indeks Perdagangan serta indeks Infrastruktur kami perkirakan masih akan menjadi Primadona dan berpotensi menjadi penggerak IHSG dalam waktu dekat.
Indeks Pertambangan masih relative baik dan akan segera menyusul indeks Perdagangan dan Infrastruktur untuk Outperform IHSG.
Untuk jangka pendek sampai menengah, kami merekomendasikan Overweight pada Sektor (Indeks) Perdagangan, Infrastruktur dan Pertambangan. Indeks Konsumsi dan Properti layak untuk diperhatikan dan dikoleksi.
IHSG - Relative Rotation Graph (Daily)
Source : TRIM Riset, Bloomberg
Indeks Konsumen Melewati Level Tertinggi Di 2012
Dengan menggunakan perbandingan antara IHSG, Indeks Konsumen dan Indeks Perdagangan, Indeks Konsumen berpotensi besar untuk kembali menjadi fungsi utamanya sebagai indeks, sektor dan saham defensif penjaga IHSG. Indeks Konsumen berhasil melewati angka tertinggi sepanjang 2012 (bersama Indeks Industri Dasar) dimana hal ini menunjukkan kekuatan dan minat beli besar terhadap indeks ini.
Indeks Perdagangan, meski masih jauh dari All Time High di tahun 2012, berpotensi mengalami Bullish Reversal setelah pada awal Mei’12 mengalami penurunan mengikuti penurunan IHSG. Penurunan Indeks Perdagangan masih sangat wajar mengingat indeks ini menjadi salah satu indeks yang Outperform IHSG di 2012 bersama dengan Indeks Properti. Dengan demikian, penurunan Indeks Perdagangan pada Mei’12 tersebut kami anggap sebagai Technical Correction.
Berbasis Konsumsi Masyarakat
Sesuai dengan sentimen positif yang berasal dari Consumer Confidence Index, kami mengambil beberapa saham dari Indeks Perdagangan dan Indeks Konsumen yang kami perkirakan mendapatkan dampak positif dari kenaikan CCI tersebut.
Dari Indeks Perdagangan, saham yang kami pilih adalah : ERAA, RALS, MAPI dan ACES.
Dari Indeks Konsumsi, saham yang kami pilih adalah : GGRM, INDF, ICBP, MYOR, KLBF, UNVR, AISA dan ROTI.
Short Term Trading dan Buy On Dips
Terutama pada Indeks Konsumen, setiap penurunan harga saham adalah kesempatan untuk Buy On Weakness. Untuk Indeks Perdagangan, kami melihat kecil peluang untuk turun karena momentum kenaikan berada di level yang cukup tinggi. View kami terhadap Indeks Konsumen dan Perdagangan adalah Short Term di bawah satu bulan.
IHSG, Indeks Perdagangan dan Indeks Konsumen
Source : TRIM Riset, Amibroker, Bumianyar
Limited Upside Potential Hingga 2,060
Kami perkirakan ERAA akan segera mengalami Technical Correction hingga maksimal di level 1,830. ERAA pun masih memiliki potensi Up Swing hingga 2,020 - 2,060. Dalam jangka menengah, ERAA masih tetap Uptrend sehingga Technical Correction yang akan datang adalah kesempatan untuk Buy On Weakness. Technical Correction akan semakin dalam dan lama apabila ERAA Breakdown Support di 1,830 tersebut
Erajaya Swasembada Rp1,970
Mkt Cap : Rp5,7tr Kode: ERAA
Support Resistance : 1,830, 2,060
Short Term Trend : Downtrend
Current Strategy : Buy On Weakness
Menguji Kembali Resistance di 1,030 - 1,060
RALS sedang dalam Rally menuju Resistance pada Mei’12 di 1,030 - 1,060 dan RALS memiliki potensi untuk Breakout Resistance tersebut. RALS saat ini bergerak dalam Uptrend Channel yang kecil sehingga potensi Down Swing cukup terbatas serta MACD yang telah Bullish Crossover menandakan Uptrend RALS dalam jangka pendek hingga menengah. Uptrend RALS berpotensi hilang apabila Breakdown Support di 870
Ramayana Lestari Sentosa Rp970 Mkt Cap : Rp6,8tr Kode: RALS
Support Resistance : 890, 1,030
Short Term Trend : Uptrend
Current Strategy : Trading Buy
Sideways Penting
Kami masih terus memantau apakah Sideways MAPI yang terjadi sejak Mei’12 adalah suatu bentuk Peaking Formation yang menandakan akhir dari Uptrend jangka panjang MAPI atau masih merupakan tahap Accumulation untuk kembali Rally menuju 7,550 atau lebih. Breakout di 7,150 akan membawa MAPI Rally hingga
Mitra Adiperkasa Rp6,950
Mkt Cap : Rp11,5tr Kode: MAPI
Support Resistance : 6,600, 7,550
Short Term Trend : Sideways
Current Strategy : Wait For Confirmation
Retail Sector
Sideways 4,875 - 5,500 Sebagai Accumulation
Kami cenderung melihat bahwa Sideways ACES di rentang 4,875 - 5,500 adalah fase Accumulation yang menyerupai pola Continuation Rectangle. Namun prediksi kami masih harus diuji dengan Breakout di 5,500. Breakdown di 4,875 akan membuat prediksi kami salah Ace Hardware Indonesia Rp5,350 Mkt Cap : Rp9,1tr Kode: ACES
Support Resistance : 4,875, 5,500
Short Term Trend : Uptrend
Overbought Setelah Breakout 60,000
GGRM masih berpotensi turun hingga Support di 60,000 setelah menyentuh Resistance kuat di 62,650 - 63,550. Stochastic Oscillator yang menunjukkan kondisi Overbought memberikan indikasi bahwa GGRM akan mengalami penurunan yang masih kami anggap Technical Correction namun cukup dalam.
Gudang Garam Rp61,500
Mkt Cap : Rp118,3tr Kode: GGRM
Support Resistance : 62,650, 65,000
Short Term Trend : Downtrend
Current Strategy : Trading Sell
Volume Tertinggi Sejak Tiga Bulan Terakhir
INDF berpotensi berada di awal Uptrend setelah Breakout Resistance di sekitar 4,850 - 4,900 dan berpotensi menguji Resistance terdekat di 5,200. Breakout Resistance tersebut kami anggap sangat valid karena volume yang signifikan. Ada potensi Technical Correction yang dapat dianggap sebagai Throwback wajar dengan maksimal di 4,800. Penuruan di bawah 4,800 berpotensi mengagalkan potensi Uptrend INDF
Indofood Sukses Makmur Rp5,000 Mkt Cap : Rp43,9tr Kode: INDF
Support Resistance : 4,900, 5,200
Short Term Trend : Uptrend
Current Strategy : Buy On Weakness
Menunggu Saat Breakout 5,900
Kami cukup yakin ICBP dapat Breakout Resistance di 5,900 dan keluar dari Sideways jangka panjang ICBP namun prediksi kami masih harus menunggu konfirmasi Breakout tersebut. Pergerakan sejak Mei’12 pun terlihat sebagai pola Bullish Continuation bernama Ascending Triangle dan MACD masih mengindikasikan potensi Bullish. ICBP akan lebih berpeluang Downtrend bila Breakdown Indofood CBP Sukses Makmur Rp5,750 Mkt Cap : Rp33,5tr Kode: ICBP
Support Resistance : 5,600, 6,000
Short Term Trend : Uptrend
Current Strategy : Wait For Confirmation
Consumer Sector
Puncak Di 26,000
Dengan menggunakan metode Fibonacci Retracement yang ditarik sejak 1Q11 hingga 3Q11, MYOR memiliki target jangka panjang di 25,500. Kenaikan MYOR hingga 26,450, All Time High, masih kami anggap Inline dengan target tersebut. MACD pun mengindikasikan hal yang sama. MYOR berpotensi memasuki awal Downtrend jangka pendek - menengah kecuali apabila ada Up Swing lagi
Mayora Indah Rp22,700
Mkt Cap : Rp17,4tr Kode: MYOR
Support Resistance : 22,400, 25,500
Short Term Trend : Downtrend
Masih Merupakan Technical Correction
Kami masih tetap percaya KLBF berada dalam Technical Correction dengan potensi yang masih Bullish jangka pendek hingga menengah. KLBF berada dalam level Oversold sehingga berpotensi segera Rally setidaknya menguji Resistance di 3,950 - 4,000. KLBF sangat berpotensi memasuki awal Downtrend apabila ternyata KLBF Breakdown Support di 3,725
Kalbe Farma Rp3,800
Mkt Cap : Rp38,5tr Kode: KLBF
Support Resistance : 3,725 , 4,000
Short Term Trend : Uptrend
Current Strategy : Trading Buy
Stochastic Oscillator Memberi Upside Potential
UNVR masih memiliki ruang gerak hingga menyentuh All Time High di 25,500 hingga (dengan metode Fibonacci Retracement yang kami tarik sepanjang Jun’12) level 27,600. Stochastic Oscillator ternyata masih memberikan Upside Potential bagi UNVR karena belum memasuki level Overbought. UNVR berpotensi turun namun maksimal hingga 22,350 untuk mempertahankan prediksi kami
Unilever Indonesia Rp24,050
Mkt Cap : Rp183,5tr Kode: UNVR
Support Resistance : 24,000, 25,500
Short Term Trend : Uptrend
Current Strategy : Buy On Weakness
Rally Menuju 710 - 730
Kami prediksi AISA masih akan bergerak hingga menuju area Resistance di 710 - 730. Stochastic Oscillator masih memberikan Upside Potential sebelum mencapai Overbought. AISA baru saja Breakout Minor Resistance di 640 sehingga Breakdown level psikologis di 600 akan berpotensi mengakhiri Rally AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Rp650 Mkt Cap : Rp1,9tr Kode: AISA
Support Resistance : 640, 710
Short Term Trend : Uptrend
Current Strategy : Trading Buy
Consumer Sector
Jelas Mengindikasikan Throwback
Kami cukup yakin bahwa ROTI akan mengalami Throwback hingga maksimal 4,125 lalu ROTI akan melanjutkan pergerakan hingga menuju Target Price dari Symmetrical Triangle, yang terbentuk sejak Agus’11 hingga Apr’12, di 4,750. Stochastic Oscillator menguatkan potensi Throwback karena ada Bearish Crossover di Nippon Indosari Corpindo Rp4,400 Mkt Cap : Rp4,4tr Kode: ROTI
Support Resistance : 4,125, 4,750
Short Term Trend : Uptrend
Technical And Trading Term
• Accumulation
Fase dimana terjadi peningkatan Demand dengan Supply yang cenderung melemah
• Bear’s Trap
Breakdown palsu dimana tidak lama setelah Breakdown Support, harga kembali naik dan tidak jadi Downtrend • Bearish Divergence
Perbedaan yang terjadi dimana harga naik sementara indikator mengindikasikan adanya potensi penurunan harga
• Bearish Continuation
Kondisi dimana Downtrend yang sedang terjadi saat ini berpotensi kembali berlanjut
• Bearish Reversal
Terjadinya perubahan trend antara Uptrend menjadi Downtrend
• Blow Off
Kenaikan harga yang semakin tinggi dalam waktu yang pendek membuat terjadi kelebihan Demand dan mulai berganti dengan Supply yang meningkat
• Bottoming Formation
Pola yang mengindikasikan Bottom dari Downtrend dan berpotensi terjadinya Bullish Reversal
• Breakout (Resistance)
Kenaikan harga menembus Resistance untuk kemudian harga melanjutkan kenaikannya
• Breakdown (Support)
Penurunan harga menembus Support untuk kemudian harga melanjutkan penurunannya
• Bullish Divergence
Perbedaan yang terjadi dimana harga turun sementara indikator mengindikasikan adanya potensi kenaikan harga
• Bull’s Trap
Breakout palsu dimana tidak lama setelah Breakout Resistance, harga kembali turun dan tidak jadi Uptrend • Bullish Reversal
Terjadinya perubahan trend antara Downtrend menjadi Uptrend
• Bullish Continuation
Kondisi dimana Uptrend yang sedang terjadi saat ini berpotensi kembali berlanjut
• Decline / Bearish / Decrease / Down Swing
Fase penurunan harga karena Supply yang lebih besar dibanding Demand
• Down Overshoot
Penurunan harga diluar batas penurunan yang normal secara relatif
• Long Term Timeframe (Technical Term) Periode lebih dari tiga bulan
• Medium Term Timeframe (Technical Term) Periode antara satu bulan hingga tiga bulan • Oversold
Jenuh jual atau kondisi dimana harga secara relatif sudah turun terlalu dalam dalam periode ternteu dan secara relatif terlihat murah
• Overbought
Jenuh beli atau kondisi dimana harga secara relatif sudah naik terlalu tinggi dalam periode tertentu dan secara relatif terlihat mahal
• Peaking Formation
Pola yang mengindiaksikan Peak dari Uptrend dan berpotensi terjadinya Bearish Reversal
• Pullback
Kenaikan yang terjadi setelah Breakdown Support dimana harga kembali naik mendekati Resistance (yang sebelumnya adalah Support yang telah di Breakdown) lalu harga kembali turun
• Rally / Bullish / Increase / Up Swing
Fase kenaikan harga karena Demand yang lebih besar dibanding Supply
• Resistance
Level dimana harga sulit untuk naik lebih tinggi karena cenderung terjadi kelebihan Supply dibanding Demand • Selling Climax
Penurunan drastis disertai dengan peningkatan volume yang signifikan yang menandakan adanya kelebihan Supply dan berganti dengan Demand yang mulai meningkat
• Short Term Timeframe (Technical Term) Periode kurang dari satu bulan
• Support
Level dimana harga sulit untuk turun lebih dalam karena cenderung terjadi kelebihan Demand dibanding Supply • Technical Correction
Sebuah penurunan yang bersifat teknikal, dalam jangka pendek dan terbatas. Merupakan koreksi turun pada masa Uptrend
• Technical Rebound
• Throwback
Penurunan yang terjadi setelah Breakout Resistance dimana harga kembali turun mendekati Support (yang sebelumnya adalah Resistance yang telah di Breakout) lalu harga kembali naik
• Up Overshoot
Kenaikan harga diluar batas kenaikan yang normal secara relatif
Parameter Standard Indicators
• Simple MA 5, 20, 60 dan 200 • ROC / Momentum 5, 20 dan 60 • Stochastic Oscillator (15, 3, 3) • RSI (14) • Bollinger Band (20, 2) • Parabolic SAR (14, 2, 2) • MACD (12, 26, 9) Recommendation • TradingBuy
Rekomendasi Beli untuk jangka pendek hingga menengah
• TradingSell
Rekomendasi Jual setelah muncul rekomendasi TradingBuy
• Buy On Weakness (BuyOW)
Rekomendasi Beli ketika harga melemah • Sell On Strength (SellOS)
Rekomendasi Jual ketika harga menguat • Wait For Confirmation
Masih perlu beberapa konfirmasi untuk menentukan potensi pergerakan berikutnya
• AlertBuy
Ada kemungkinan besar dalam waktu dekat muncul sinyal Beli dari indikator yang kami percayai
• WarningSell
Ada kemungkinan besar dalam waktu dekat muncul sinyal Jual dari indikator yang kami percayai
• StillBuy
Indikator telah memberikan sinyal Beli sebelumnya dan diperkirakan masih belum akan memberikan sinyal Jual (serta WarningSell) dalam waktu dekat
PT Trimegah Securities Tbk 18th Fl, Artha Graha Building Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190, INDONESIA
Tel : (6221) 2924 9088 Fax : (6221) 2924 9163
DISCLAIMER
This report has been prepared by PT Trimegah Securities Tbk on behalf of itself and its affiliated companies and is provided for information purposes only. Under no circumstances is it to be used or considered as an offer to sell, or a solicitation of any offer to buy. This report has been produced independently and the forecasts, opinions and expectations contained herein are entirely those of Trimegah Securities.