• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA-ACUAN-PPGD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA-ACUAN-PPGD"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN

PENINGKATAN KETRAMPILAN

PENANGGULANGAN

PENDERITA GAWAT DARURAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

DINAS KESEHATAN

(2)

A. PENDAHULUAN

Penanggulangan penderita gawat darurat adalah suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah, dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat.

Cedera bahkan Kematian dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dapat dialami oleh siapa saja. Bencana nasional seperti gempa bumi di Kerinci, gempa bumi di Biak sampai terakhir Tsunami di Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara merupakan contoh bagaimana musibah tak dapat kita hindari, sehebat apapun upaya kita untuk menghadapinya. Upaya rasional yang efektif adalah meminimalkan dampak yang mungkin timbul akibat bencana/cedera. Kematian memang milik Tuhan Yang Maha Esa, akan tetapi kematian karena sumbatan jalan napas, gangguan ventilasi paru, dan perdarahan, seharusnya dapat kita cegah. Pelayanan Tindakan pada Gawat Darurat menjadi solusi terpilih terbaik untuk memberi bantuan bagi seseorang dengan kriteria “gawat darurat” . Pusponegoro (2005) menyatakan bahwa suatu sistem yang baik akan tercermin dari waktu tanggap (Respon Time) sesaat setelah cedera terjadi. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat itu tergantung kepada :

 Kecepatan ditemukannya penderita

 Kecepatan meminta bantuan pertolongan

 Kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan

Melihat ketiga faktor tersebut dapat dimengerti bahwa pertolongan pertama di tempat kejadian ( On The Spot ) sebaiknya dilakukan oleh penolong yang memahami prinsip resusitasi dan stabilisasi, ekstrikasi dan evakuasi, serta cara transportasi penderita dengan benar.

Kedudukan puskesmas sebagai gate keeper memiliki posisi sangat strategis. Kondisi penderita yang membutuhkan jalan napas yang bersih, ventilasi paru adequat, dan terhindar dari perdarahan lanjut serta terlindungi dari kecacatan menjadi poin penting bahwa seorang penolong pertama harus mempunyai dasar keilmuan yang memadai tentang keterampilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Karena :

1. Keadaan gawat darurat dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dapat menimpa siapa saja.

2. Keadaan gawat darurat dapat disebabkan oleh penyakit ataupun kecelakaan. 3. Penyakit dapat berupa : serangan jantung, kejang demam, muntaber, demam

berdarah, dan lain-lain.

4. Kecelakaan dapat berupa : kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, bencana alam, dan lain-lain.

5. Prinsip penanganan penderita gawat darurat adalah tepat, cepat dan cermat dalam upaya penyelamatan jiwa dan mencegah kecacatan.

(3)

B. LATAR BELAKANG

1. Undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

2. Permenkes Nomor 152/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin dan penyelenggaran Praktik Kedokteraan dan kedokteran Gigi

3. Permenkes Nomor RI HK.02.02.MENKES/148/2010, tentang regitrasi dn izin praktik keperawatan

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75/Menkes/2014 tentang Puskesmas

5. Panduan PPGD Nasional : PPGD/GELS Kemenkes edisi 2006 C. TUJUAN KEGIATAN

TUJUAN UMUM

Menyelenggarakan peningkatan pengetahuan dan ketrampilanpadakaryawan puskesmas Kalibagor dalam kegawatdaruratan secara profesional dan proporsional dengan mengedepankan kepentingan penderita tanpa mengesampingkan aspek legalitas

TUJUAN KHUSUS

Tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan pelatihan ini adalah peserta diharapkan mampu :

1. Menganalisa organisasi dalam pelayanan gawat darurat sehari-hari dan pelayanan gawat darurat dalam bencana di wilayah kerja.

2. Mempraktekkan keterampilan dalam mengidentifikasi kebutuhan penderita gawat darurat secara cepat, tepat dan akurat (initial assessment)

3. Mempraktekkan keterampilan dalam mengupayakan jalan napas yang bersih sekaligus memproteksi terhadap spinal (Airway Management)

4. Mempraktekkan keterampilan dalam mengupayakan ventilasi paru dan perfusi jaringan yang adequat (Breathing and Ventilatory Management)

5. Mempraktekkan keterampilan dalam mengatasi syok dan mengontrol perdarahan (Circulatory Management)

6. Mempraktekkan keterampilan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support-Cardiopulmonal Rescucitation/ melakukan pijat jantung)

7. Mempraktekan keterampilan dasar gawat darurat bagi penderita yang mengalami trauma/injury/cedera

8. Mampu melakukan komunikasi ke fasilitas yang lebih tinggi

9. Mempraktekkan keterampilan pemasangan balutan dan pembidaiansederhana 10. Mempraktekkan keterampilan ekstrikasi, evakuasi dan tranportasi dengan

teknik yang benar

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Pelatihan PPGD ini dilaksanakan di Puskesmas Kalibagor dengan peserta karyawan medis/non medis Puskesmas Kalibagor.

(4)

1. Teori tentangOrganisasi PPGD (PPGD/harian & PPGD/bencana) dan penanganan penanggulangan kegawat daruratan.

2. Praktek atau simulasi tentang penanganan kegawat daruratan. E. METODE MELAKSANAKAN KEGIATAN

Dalam melaksanakan kegiatan ini menjadi tanggung jawab Koordinator poli umum dan tindakan gawat darurat sebagai ketua pelaksana kegiatan ini. Dalam pelaksanaan kegiatan ini peserta mendapatkan materi kegawatdaruratan sebagai acuan selama mengikuti proses pendidikan dan pelatihan. Penyampaian materi yaitu dokter terlatih dibantu oleh perawat yang terlatih memberikan materi/teori secara langsung tentang kegawatdaruratan, kemudian dilanjutkan peragaan tentang cara bagaimana penanganan kegawatdaruratan. Setelah materi dan peragaan selesai disampaikan, diadakan Tanya jawab dengan peserta.

F. SASARAN

Sasaran pelatihan PPGD ini adalah perawat/bidan serta staf puskesmas Kalibagor , baik PNS, PTT maupun tenaga honorer dan magang. Peserta pelatihan berjumlah dari 35 sampai 37 orang dengan fasilitator/nara sumber adalah dokter/paramedis yang telah dilatih PPGD oleh Rumah Sakit Saiful Anwar.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelatihan dilakukan di aula Puskesmas Kalibagor dan diselenggarakan pada hari Kamis, 15Oktober 2015.

H. RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA Rincian biaya yang dibutuhkan adalah sbb:

1 Biaya persiapan sarana prasarana lainnya.

2 Anggaran biaya tersebut diupayakan dapat diperoleh dari dana operasional puskesmas melalui APBD.

B EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA

Penilaian atau evaluasi ini dilakukan kepada karyawan terutama paramedis yang telah mengikuti pelatihan dan dilakukan secara berkala yaitu 3 bulan sekali setelah mengikuti pelatihan. Selanjutnya laporan pelaksanaan kegiatan dibuat oleh panitia dan disampaikan kepada Kepala Puskesmas.

C PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Dalam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kegiatan dibuat oleh ketua pelaksana kegiatan ini dan nantinya akan dilaporkan ke Kepala Puskesmas. Semua pelaksanaan kegiatan ini terdokumentasi mulai persiapan, proses hingga pelaksanaannya. Evaluasi dilakukan secara berkala yaitu 3 bulan sekali terhadap personel yang telah mengikuti kegiatan ini terutama paramedis.

(5)

D PENUTUP

Demikian kerangka acuan pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat darurat (PPGD) ini dibuat untuk diketahui serta dijadikan pedoman dalam penyelenggaraannya

Ketua Panitia Pelatihan PPGD Puskesmas Kalibagor Wahyu Sulistyono NIP. 8 September 2015 No : Lamp :

Hal : Kerangka Acuan PERTEMUAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN KARYAWAN PUSKESMAS KALIBAGOR TENTANG

PPGD

Kepada Yth,

Kepala Puskesmas Kalibagor Di Tuban

(6)

Menindaklanjuti disposisiKepala Puskesmas Kalibagor terkait dengan permohonan pelaksanaan PERTEMUAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN KARYAWAN PUSKESMAS KALIBAGOR TENTANG PPGDhari Senin, tanggal 5 Oktober 2015

Bersama ini kami sampaikan kerangka acuan PERTEMUAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN KARYAWAN PUSKESMAS KALIBAGOR

TENTANG PPGD. Program ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan petugas dalam penanggulangan pertama pada gawa darurat.

1. Fokus pertama dilakukan dengan mengoptimalkan pendidikan dan pelatihan Airway, Breathing, Circulation serta pengorganisasian saat harian maupun bencana, tata cara evakuasi, rujukan dan komunikasi yang efektif. Hasil evaluasi sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan sesuai standar dalamPanduan PPGD Nasional : PPGD/GELS Kemenkes edisi 2006. Demikian penyampaian kami, dengan harapan bahwa kegiatan ini dapat terwujud. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Ketua Panitia Pelatihan PPGD

Puskesmas Kalibagor

Wahyu Sulistyono NIP.

Tembusan :

1. Kepala Puskesmas Kalibagor

(7)

Permenkes Nomor 152/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin dan penyelenggaran Praktik Kedokteraan dan kedokteran Gigi, BAB III Pasal 15 Ayat (I), Dokter dan dokter Gigi dapat memberilan pelimpahan suatu tindakan kedokteran dan tindakan kedokteran gigi , kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatn lainnya secara tertulis.

Tingkat pasien gawat darurat :

1. Kelompok dengan cedera ringan yang tanpa pelayanan medis tidak akan mengancam nyawanya.

2. Kelompok dengan cedera sedang/berat yang jika diberi pertolongan akan dapat menyelamatkan jiwanya.

3. Kelompok dengan cedera sangat berat atau parah yang walau diberi pertolongan tidak akan menyelamatkan jiwanya (Etika dan Hukum Kesehatan, Prof.Dr.Soekijo Notoatmojo 2010).

C.1. Definisi Pelayanan Gawat Darurat 1. Pasien gawat darurat

Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.

2. Pasien gawat tidak darurat

Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.

3. Pasien darurat tidak gawat

Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam jiwa dan anggota badannya, misal : luka sayat dangkal.

4. Pasien tidak gawat tidak darurat Misalnya pasien TBC kulit

5. Kecelakaan (accident)

Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik, mental, sosial)

6. Cedera

Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan. 7. Bencana

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderita manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit dan skaligus dapat menjadi masukan kepada pengelola keperawatan

Alat ini digunakan untuk mengenali gas NO2, SO2, H2S, CO, hidrogen, propana, dan isobutana yang terdapat pada udara bebas dengan cara membandingkan nilai

Melihat keterkaitan tersebut, maka peneliti berinisiatif untuk melakukan sebuah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk melihat pengaruh identitas sosial

Bentu Bentu k des k desa di w a di w ilayah ilayah pegunu pegunu ngan, ngan, dihuni dihuni oleh penduduk yang berasal dari satu oleh penduduk yang berasal dari

Bahan penelitian adalah etanol dari nira aren yang diproduksi petani berupa captikus (kadar 30,8%), alkohol teknis hasil destilasi captikus (kadar 94,5%) dan etanol

Semisal agama lain memiliki kegiatan dengan pendeta-pendeta nya kita juga memberikan toleransi.52 Hal ini disampaikan juga oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat Berdasarkan hasil penilaian kinerja tahun 2016, Balai Litbang P2B2 Banjarnegara telah berhasil

Bahan makanan yang berasal dari ternak mempunyai peran yang cukup besar bagi perbaikan gizi masyarakat karena mutunya yang tinggi yaitu yang mengandung protein