• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekayasa Ide Ppd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rekayasa Ide Ppd"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

REKAYASA IDE

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun Oleh :

KAMUSRI ARJULIA

2173351010

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu

tugas individu Mata Kuliah Perkembangan

Peserta Didik

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...i

RINGKASAN ... 1

BAB I PENDAHULUAN ... 2

1.1. Latar Belakang Masalah ... 2

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan ... 3

1. 4. Manfaat ... BAB II PEMBAHASAN ... 4

2.1. Pengertian Membolos ... 4

2.1.1. Faktor – Faktor Penyebab Siswa Membolos ... 4

2.1.2. Akibat yang Ditimbulkan oleh Peserta Didik yang Membolos ... 6

2.1.3. Tindakan yang Dapat Dilakukan Untuk Menangani Peserta Didik yang Suka Membolos ... 7

BAB III REKAYASA IDE ... 9

BAB IV PENUTUP ... 10

4.1. Kesimpulan ... 10

4.2. Saran ... 10

(3)

1

RINGKASAN

Membolos dapat diartikan tidak masuk sekolah tanpa keterangan, tidak masuk sekolah beberapa hari, dari rumah berangkat tapi tidak sampai ke sekolah, dan meninggalkan sekolah pada jam pelajaran. Membolos sekolah mungkin merupakan salah satu budaya dalam pendidikan di Indonesia. Seringkali kita mendapati permasalahan yaitu anak-anak sekolah yang masih berseragam berkeliaran di luar sekolah pada jam sekolah. Anehnya lagi pada zaman sekarang bukan hanya anak laki-laki saja yang melestarikan kebudayaan membolos tetapi anak perempuan juga sudah mulai terbiasa melakukan kegiatan membolos juga. Padahal membolos merupakan salah satu bentuk dari kenakalan siswa, yang jika tidak segera diselesaikan atau dicari solusinnya dapat menimbulkan dampak yang lebih parah.

Penyebab pemasalahan siswa membolos dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor - faktor penyebab siswa membolos dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa bisa berupa karakter siswa yang memang suka membolos, Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar siswa, misalnya kebijakan sekolah yg tidak berdamai dengan kepentingan siswa, guru yang tidak profesional, fasilitas penunjang sekolah misal laboratorium dan perpustakaan yang tidak memadai, bisa juga kurikulum yang kurang bersahabat sehingga mempengaruhi proses belajar di sekolah.

Penanganan tidak saja dilakukan oleh sekolah, tetapi pihak keluarga juga perlu dilibatkan. Malah terkadang penyebab utama siswa membolos lebih sering berasal dari dalam keluarga itu sendiri. Jadi komunikasi antara pihak sekolah dengan pihak keluarga menjadi sangat penting dalam pemecahan pemasalahan.

(4)

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kenakalan siswa merupakan suatu bentuk perilaku siswa yang menyimpang dari aturan sekolah. Kenakalan siswa banyak macamnya. Salah satunya ialah membolos atau masuk tidak teratur. Membolos disebut kenakalan remaja karena membolos sudah merupakan perilaku yang mencerminkan telah melanggar aturan sekolah.

Perilaku membolos sebenarnya bukan merupakan hal yang baru lagi bagi banyak pelajar. Setidaknya bagi mereka yang pernah mengenyam pendidikan. Hal ini disebabkan kerena perilaku membolos itu sendiri telah ada sejak dulu. Tindakan membolos dikedepankan sebagai sebuah jawaban atas kejenuhan yang sering dialami oleh banyak siswa terhadap kurikulum sekolah. Tidak hanya di kota - kota besar saja siswa yang terlihat sering membolos, bahkan sekolah yang letaknya di daerah - daerah pun prilaku membolos sudah menjadi kegemaran.

Banyak siswa yang sering membolos bukan hanya di sekolah - sekolah tertentu saja tetapi banyak sekolah mengalami hal yang sama. Hal ini juga sering kali membuat peserta didik ikut serta terlibat pada hal - hal yang cenderung merugikan. Betapa seriusnya perilaku membolos ini perlu mendapat perhatian penuh dari berbagai pihak. Bukan saja hanya perhatian yang berasal dari pihak sekolah, melainkan juga perhatian yang berasal dari orang tua, teman maupun pemerintah, Apabila hal ini terus menerus dibiarkan berlalu, maka yang bertanggung jawab atas semua ini bukan saja dari siswa itu sendiri melainkan dari pihak sekolah ataupun guru yang menjadi orang tua di sekolah juga akan ikut menangungnya.

(5)

3 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas ialah : 1. Apa pengertian dari membolos ?

2. Apa saja faktor - faktor yang menjadi penyebab siswa membolos ? 3. Apakah akibat yang akan ditimbulkan oleh siswa yang suka membolos ? 1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari rekayasa ini adalah: 1. Untuk menjelaskan pengertian dari membolos.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor - faktor yang menjadi penyebab siswa membolos. 3. Untuk mengetahui dampak atau akibat yang akan ditimbulkan pada siswa yang suka

membolos.

4. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi siswa yang suka membolos.

1.4. Manfaat

1. Bagi pembaca, rekayasa ide ini dapat dimanfaatkan sebagai penambah ilmu pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi pemasalahan membolos pada pelajar/siswa.

(6)

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Membolos

Membolos dapat diartikan tidak masuk sekolah tanpa keterangan, tidak masuk sekolah beberapa hari, dari rumah berangkat tapi tidak sampai ke sekolah, dan meninggalkan sekolah pada jam pelajaran. Membolos sekolah mungkin merupakan salah satu budaya dalam pendidikan di Indonesia. Seringkali kita mendapati permasalahan yaitu anak-anak sekolah yang masih berseragam berkeliaran di luar sekolah pada jam sekolah. Anehnya lagi pada zaman sekarang bukan hanya anak laki-laki saja yang melestarikan kebudayaan membolos tetapi anak perempuan juga sudah mulai terbiasa melakukan kegiatan membolos juga. Padahal membolos merupakan salah satu bentuk dari kenakalan siswa, yang jika tidak segera diselesaikan atau dicari solusinnya dapat menimbulkan dampak yang lebih parah. Oleh karena itu penanganan masalah terhadap siswa yang suka membolos menjadi perhatian yang sangat serius.

Penanganan tidak saja dilakukan oleh sekolah, tetapi pihak keluarga juga perlu dilibatkan. Malah terkadang penyebab utama siswa membolos lebih sering berasal dari dalam keluarga itu sendiri. Jadi komunikasi antara pihak sekolah dengan pihak keluarga menjadi sangat penting dalam pemecahan pemasalahan.

2.1.1. Faktor – Faktor Penyebab Siswa Membolos

Penyebab pemasalahan siswa membolos dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor - faktor penyebab siswa membolos dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa bisa berupa karakter siswa yang memang suka membolos, sekolah hanya dijadikan tempat mangkal dari rutinitas - rutinitas yang membosankan di rumah.

Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar siswa, misalnya kebijakan sekolah yg tidak berdamai dengan kepentingan siswa, guru yang tidak profesional, fasilitas penunjang sekolah misal laboratorium dan perpustakaan yang tidak memadai, bisa juga kurikulum yang kurang bersahabat sehingga mempengaruhi proses belajar di sekolah.

(7)

5

Selain faktor internal dan faktor eksternal, Faktor pendukung munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja juga dapat dikelompokkan sebagai berikut.

A. Faktor Keluarga

Mungkin kita pernah mendengar ada siswa yang tidak diperbolehkan masuk sekolah oleh orang tuanya. Untuk suatu alasan tertentu mungkin hal ini dianggap paling efisien untuk mengatasi krisis atau permasalahan dalam keluarganya. Misalkan kakaknya sakit, sementara kedua orang tuanya harus pergi bekerja mencari nafkah. Untuk menemani kakaknya tersebut maka adiknya terpaksa tidak masuk sekolah. Untuk alasan tersebut bolehlah sang adik tidak masuk sekolah. Tapi yang menjadi masalah terkadang anak tersebut tidak membuat surat izin kepada pihak sekolah, sehingga piha sekolah tidak tahu duduk permasalahannya. Yang mereka tahu si A membolos. Sementara dampaknya bagi anak tersebut ialah ia harus kehilangan waktu belajarnya. Jika hal ini menjadi kebiasaan (membolos), lambat laun siswa tersebut tidak peduli lagi dengan peraturan. Ia akan berbuat seenaknya, terserah mau masuk atau tidak.

B. Kurangnya Kepercayaan Diri

Sering rasa kurang percaya diri menjadi penghambat segala aktifitas. Faktor utama penghalang kesuksesan ialah kurangnya rasa percaya diri. Ia mematikan kreatifitas siswa. Meskipun begitu banyak ide dan kecerdasan yang dimiliki siswa, tetapi jika tidak berani atau merasa tidak mampu untuk melakukannya sama saja percuma. Perasaan diri tidak mampu dan takut akan selalu gagal membuat siswa tidak percaya diri dengan segala yang dilakukannya. Terkadang ia merasa tidak mampu dengan mata pelajaran matematika, tetapi ia mampu pada mata pelajaran biologi. Pada mata pelajaran yang ia tidak suka, ia cenderung berusaha untuk menghindarinya, sehingga ia akan pilih-pilih jika akan masuk sekolah. Sementara itu siswa tidak menyadari bahwa dengan tidak masuk sekolah justru membuat dirinya ketinggalan materi pelajaran.

C. Perasaan yang Termarginalkan

Perasaan tersisihkan tentu tidak diinginkan semua orang. Tetapi kadang rasa itu muncul tanpa kita inginkan. Seringkali anak dibuat merasa bahwa ia tidak diinginkan atau diterima di kelasnya. Perasaan ini bisa berasal dari teman sekelas atau mungkin gurunya sendiri dengan sindiran atau ucapan. Siswa yang ditolak oleh teman-teman sekelasnya, akan merasa lebih aman berada di rumah. Ada siswa yang tidak masuk sekolah karena takut oleh

(8)

6

ancaman temannya. Ada juga yang diacuhkan oleh teman-temannya, ia tidak diajak bermain, atau mengobrol bersama. Penolakan siswa terhadap siswa lain dapat disebabkan oleh faktor tertentu, misalnya faktor SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan).

D. Faktor yang Berasal dari Sekolah

Tanpa disadari, pihak sekolah bisa jadi menyebabkan perilaku membolos pada remaja, karena sekolah kurang memiliki kepedulian terhadap apa yang terjadi pada siswa. Awalnya barangkali siswa membolos karena faktor personal atau permasalahan dalam keluarganya. Kemudian masalah muncul karena sekolah tidak memberikan tindakan yang konsisten, kadang menghukum kadang menghiraukannya.

Selanjutnya, faktor lain yang perlu diperhatikan pihak sekolah adalah kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Dalam menghadapi siswa yang sering membolos, pendekatan individual perlu dilakukan oleh pihak sekolah.

Jadi, dapat dikatakan bahwa faktor sekolah merupakan faktor yang berisiko meningkatkan munculnya perilaku membolos pada remaja, yaitu antara lain kebijakan mengenai pembolosan yang tidak konsisten, interaksi yang minim antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, guru-guru yang tidak suportif, atau tugas-tugas sekolah yang kurang menantang bagi siswa.

2.1.2. Akibat yang Ditimbulkan oleh Peserta Didik yang Membolos

Anak yang dapat ke sekolah tapi sering membolos, akan mengalami kegagalan dalam pelajaran. Meskipun dalam teori guru harus bersedia membantu anak mengejar pelajaran yang ketinggalan, tetapi dalam prakteknya hal ini sukar dilaksanakan. Kelas berjalan terus. Bahkan meskipun ia hadir, ia tidak mengerti apa yang diajarkan oleh guru, karena ia tidak mempelajari dasar - dasar dari mata pelajaran - mata pelajaran yang diperlukan untuk mengerti apa yang diajarkan.

Selain mengalami kegagalan belajar, siswa tersebut juga akan mengalami marginalisasi atau perasaan tersisihkan oleh teman-temannya. Hal ini kadang terjadi manakala siswa tersebut sudah begitu “parah” keadaannya sehingga anggapan teman-temannya ia anak nakal

dan perlu menjaga jarak dengannya.

Hal yang tidak mungkin terlewatkan ketika siswa membolos ialah hilangnya rasa disiplin, ketaatan terhadap peraturan sekolah berkurang. Bila diteruskan, siswa akan malas pada urusan sekolahnya. Dan yang lebih parah siswa dapat dikeluarkan dari sekolah. Lalu karena

(9)

7

tidak masuk, secara otomatis ia tidak mengikuti pelajaran yang disampaikan guru. Akhirnya ia harus belajar sendiri untuk mengejar ketertinggalannya.

2.1.3. Tindakan yang Dapat Dilakukan Untuk Menangani Peserta Didik yang Suka Membolos

Tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani masalah peserta didik yang suka membolos adalah sebagai berikut:

1. Dengan Mengetahui Faktor - Faktor Penyebabnya

Dengan mengetahui faktor - faktor penyebabnya,guru pembimbing sedikit tahu bagaimana kondisi permasalahan siswa. Langkah selanjutnya ialah melalui pendekatan supaya siswa yang membolos mau menerima arahan dari guru pembimbing. Adapun jika siswa masih bersikap tertutup, tidak mau menceritakan permasalahan mengapa ia membolos, maka pembimbing menggunakan cara lain yaitu menanyakan pada teman dekatnya. Begitu semua informasi yang diperlukan telah diperoleh, pembimbing langsung mengambil tindakan preventif dan pengobatan.

Seperti yang telah dikemukakan di atas, pencegahan tidak harus melalui hukuman. Memberi nasehat dan arahan yang baik akan lebih mengena dari pada membentak dan memarahinya. Tidak teraturnya anak masuk sekolah tidak sepenuhnya terletak pada siswa. Ada banyak sebab yang terletak di luar kekuasaan anak, atau yang kurang dikuasai anak. Jadi kegiatan membolos siswa tidak sepenuhnya kesalahan siswa. Ada faktor dari luar yang juga turut andil dalam pembolosan tersebut.

Oleh karena itu, tugas guru BK selain memberi arahan pada siswa juga mengkondisikan lingkungan sekolahnya sebaik mungkin supaya siswa merasa betah berada di sekolah. Selain itu guru juga selalu menjalin komunikasi dengan keluarga siswa ada kesepakatan dalam usaha mengatasi masalah anak.

2. Menerapkan Gerakan Disiplin

Gerakan disiplin ini difokuskan untuk memantau para pelajar yang membolos atau pergi pada waktu jam-jam sekolah. Biasanya mereka barada di tempat keramaian atau di tempat hiburan. Pelajar yang membolos selain merugikan dirinya sendiri juga berpotensi untuk menimbulkan keresahan di masyarakat karena biasanya pelajar yang suko membolos mempunyai tingkat kenakalan yang tinggi dan justru sering medekati kriminal seperti pengompasan pelajar yang lebih kecil atau dibawahnya sampai dengan tawuran dan pesta miras. Sex bebas di kalangan pelajar juga muncul dari fenomena bolos sekolah dimana orang

(10)

8

tua sering kali tidak di rumah karena harus bekerja dimanfaatkan untuk berbuat negatif. Fenomena bolos sekolah ini sebenarnya tidak bisa dianggap remeh karena dari sinilah banyak hal tentang kerusakan moral pelajar dimulai.

3. Sosialisasi Kepada Pengelola Hiburan

Pihak Dinas Pendidikan dibantu oleh Kesbanglinmas dan Satpol PP serta berkoordinasi dengan Kepolisian harus terus mensosialisasikan kepada para pengelola hiburan seperti Play Station untuk tidak menerima konsumen Pelajar pada jam sekolah. Kebanyakan pelajar yang bolos sekolah ”bersembunyi” di sana. Setelah sosialisasi dirasa cukup mungkin dengan penempelan stiker atau poster tentang larangan pelajar bermain di waktu jam sekolah maka ditingkatkan menjadi taraf pemantauan. Jika dari pihak pengelola masih membiarkan para pelajar bolos bermain di situ maka dapat diberi peringatan ,jika peringatan tidak diindahkan maka bisa dilakukan penyegelan sementara atau bahkan penutupan paksa disesuaikan dengan aturan yang berlaku.

Sesungguhnya yang paling dominan dalam mempengaruhi siswa membolos adalah keberadaan guru. Guru yang ideal harus berfungsi sebagai,Designer of Instruction. Sebagai Designer, guru harus mampu membuat pembelajaran menarik dan tidak membosankan, tapi seperti yang telah kita ketahui banyak guru yang tidak mampu sebagai peracik bahan - bahan pengajaran yang kemudian dikemas dan di sajikan menarik kepada siswa, sehingga pada gilirannya siswa merasa jenuh di kelas.

(11)

9

BAB III

REKAYASA IDE

Melihat permasalahan membolos ini di kalangan pelajar harus ada penangan serius dari pemerintah ,kepala sekloah ,guru dan orang tua di rumah. Kepala sekolah ditegaskan lebih meningkatkan lagi dalam pelaksanaan rapat guru dalam kaitannya mengenai siswa membolos, dan Lebih menekankan kepada guru untuk bekerjasama dalam proses penanggulangan masalah perilaku membolos siswa. Dan juga di tekankan untuk guru agar memeggang peran penting mengawasi dan melihat kondisi siswa serta lingkungan.

Bila pelajar kebiasaan bolos terus menerus terjadi tentu akan sangat merugikan siswa itu sendiri. Bukan hanya sistem pembelajaran yang ia lewatkan, sikap kedisplinan pada anak dan sekolah itu sendiripun juga akan menurun , untuk itu Kewajiban sekolah, selain mengajar dalam arti hanya mengisi otak pelajar dengan berbagai ilmu pengetahuan, juga berusaha membentuk pribadi anak menjadi manusia yang prilaku sopan santun dan berkarakter baik. Mengajar tidak sekedar transfer pengetahuan, tetapi lebih kepada usaha untuk membentuk pribadi santun dan mampu berdiri sendiri. Sehingga jika terjadi suatu permasalahan pada siswa, pendidik atau pihak sekolah juga turut memikirkannya, berusaha mencarikan jalan keluar. Dan juga perlu tindakan tegas dari para aparat Satpol PP untuk sering melakukan operasi agar menjadi sebuah shock therapy yang mempunyai efek jera bagi para pembolos dan juga ketegasan dari pihak sekolah untuk mencegah siswanya bolos sekolah. Kalaupun siswa harus keluar sekolah pada jam sekolah haruslah seijin sekolah dengan menggunakan surat ijin.

(12)

10

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Membolos merupakan salah satu kenakalan siswa yang dalam penanganannya perlu perhatian yang serius. Memang tidak sepenuhnya kegiatan membolos dapat dihilangkan, tetapi usaha untuk meminimalisir tetap ada. Faktor - faktor yang menjadi penyebab siswa membolos terbagi menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan eksternal. Selain itu, faktor – faktor lain yang menjadi penyebab siswa membolos lainnya.

Akibat yang ditimbulkan oleh siswa yang membolos adalah selain mengalami kegagalan belajar, siswa tersebut juga akan mengalami marginalisasi atau perasaan tersisihkan oleh teman - temannya. Adapun peran Bimbingan dan Konseling (BK) dalam hal mengatasi siswa yang suka membolos, yakni dengan mengetahui faktor - faktor penyebab siswa membolos, menerapkan gerakan disiplin serta sosialisasi kepada pengelola hiburan. 4.2. Saran

1. Untuk Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah diharapkan lebih meningkatkan lagi dalam pelaksanaan rapat guru dalam kaitannya mengenai siswa membolos sekolah.

b. Lebih menekankan kepada para guru untuk bekerjasama dalam proses penanggulangan perilaku membolos siswa.

2. Untuk Guru

a. Harus melihat situasi dan kondisi siswa serta lingkungannya ketika akan memberikan suatu sanksi atas pelanggaran yang siswa lakukan, jangan sampai pemberian sanksi yang pada hakikatnya bertujuan agar pelaku tidak melakukan perbuatannya dikemudian hari malah membuat pelaku lebih berontak.

b. Guru selalu berkreasi, berinovasi agar suasana kelas tercipta ceria menyenangkan dan hidup.

3. Untuk Siswa

a. Lebih pintar dalam memilih rekan sepermainan.

b. Bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya, baik untuk dimasa sekarang ataupun untuk masa yang akan datang dilihat dari dampaknya.

(13)

11

DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini.1991. Bimbingan bagi anak dan remaja yang bermasalah. Rajawali Pers: Jakarta.

Purwanto, Ngalim.2006. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Soejatno, Agoes.1990. Bimbingan Kearah Belajar yang Sukses. Aksara Baru: Surabaya. Indonesian.blogspot.com/id.wikipedia.com.

(14)

12

BIODATA

NAMA : KAMUSRI ARJULIA

TEMPAT TANGGAL LAHIR : SIMPANG LANCANG,01 JULI 1999

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

ALAMAT : JALAN PIMPINAN NO. 45

AGAMA : ISLAM

PEKERJAAN : MAHASISWA

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang dilakukan untuk uji aktivitas antioksidan adalah metode pemerangkapan radikal bebas 1,1- diphenyl-2-picryhydrazil (DPPH) dan kandungan fenolik total metode

Program Studi/ Fakultas : Keperawatan Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa laporan tugas akhir dengan judul: Asuhan Keperawatan pada Ny.S

Bentuk gelombang arus phasa secara teoritis, digambarkan berdasarkan persamaan yang telah diberikan untuk tiap kondisi operasi yaitu moda operasi I, moda operasi 2, dan

Skripsi ini membahas tentang Analisis Putusan Pengadilan Milter III-16 Makassar Terhadap Seorang TNI yang Melakukan Tindak Pidana Kesusilaan (Studi kasus Nomor : 06-K/PM

Kegiatan abdimas yang dilakukan adalah melakukan pendampingan kegiatan peningkatan kualitas masyarakat melalui strategi usaha (UMKM) dalam menghadapi pandemi covid 19 pada

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. BAB V

Keuntungan utama mereka adalah biaya rendah (silikon vs tembaga), bandwidth sinyal yang luas dan kekebalan dari gangguan yang disebabkan oleh elektromagnetik radiasi, seperti

- Disable Enable Network adapter Pada Setiap computer atau Plug Unplug kabel LAN - Input data. sesuai catatan