32 A. Tempat Kerja dan Faktor Bahaya
1. Tempat kerja
Tempat kerja merupakan tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tidak bergerak, dimana tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber bahaya. Dari hasil pengamatan di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor terdapat beberapa tempat kerja antara lain :
a. Kantor atas. Aktivitas kerja yaitu pekerjaan administrasi, pekerjaan ini termasuk kategori beban kerja sedang.
b. Kantor tambang. Aktivitas kerja yaitu pekerjaan administrasi, pekerjaan ini termasuk kategori beban kerja sedang.
c. Laboratorium. Aktivitas kerja yaitu pekerjaan analisa kimia, peleburan, administrasi, dan preparasi. Pekerjaan ini termasuk kategori beban kerja Berat.
Gambar 2. Peleburan di laboratorium Sumber : Hasil Pendataan April, 2016
Gambar diatas menjelaskan akivitas peleburan biji emas di area tempat kerja laboratorium yang dilakukan oleh dua pekerja, pada bulan April jam 11.00 WIB.
d. Tambang underground. Aktivitas kerja meliputi pekerjaan eksplorasi, perbaikan alat, pengangkutan, sampling, pemasangan fleksibel, dan pemasangan porpoling. Pekerjaan ini termasuk kategori beban kerja berat.
Gambar 3. Aktivitas kerja di tambang underground Sumber : Hasil Pendataan April, 2016
Gambar no 3 menjelaskan aktivitas pekerja ditambang underground, kegiatan ini adalah memasang wear mesh dengan alat berat jumbo drill di Ciguha.
2. Faktor bahaya
Setiap area kerja atau tempat kerja pasti terdapat adanya bahaya. Bahaya merupakan semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cidera dan penyakit akibat kerja. Dari hasil pengamatan di tempat kerja kantor atas, kantor tambang, laboratorium, dan tambang underground yang berada di PT. ANTAM Tbk GMBU Pongkor. Berdasarkan data dari satuan kerja Occupational Health pada tahun 2016 yang telah dilakukan identifikasi, monitoring dan tindak lanjut perbaikan pada faktor bahaya tersebut, adapun beberapa faktor bahaya yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja khususnya dapat menimbulkan kelelahan kerja di empat tempat kerja tersebut, antara lain :
a. Kantor atas, faktor bahaya yang timbul yaitu suhu dan penerangan b. Kantor bawah, faktor bahaya yang timbul yaitu suhu, kebisingan, dan
penerangan
c. Laboratorium, faktor bahaya yang timbul yaitu suhu, kebisingan, dan penerangan.
d. Tambang underground, faktor bahaya yang timbul yaitu suhu, kebisingan, dan penerangan
B. Kelelahan Kerja
1. Penyebab kelelahan kerja
Hasil dari pengamatan dan wawancara di empat area kerja yang diteliti, ditemukan beberapa penyebab terjadinya kelelahan kerja, antara lain : a. Aktivitas kerja fisik
Aktivitas kerja fisik yang dilakukan oleh pekerja ditemukan seperti di area kerja laboratorium (mengangkat biji emas dan aktivitas peleburan), kantor tambang (mengangkat APD), tambang underground (pengeboran memakai jack leg, pemindahan barang, memukul).
b. Aktivitas kerja mental dan psikologis
Aktivitas kerja mental dan psikologis di temukan pada area perkantoran (pekerjaan adinistrasi), dan area tambang underground (pengawas dan pekerja biasa).
c. Stasiun kerja tidak ergonomis
Stasiun kerja yang tidak ergonomis ditemukan pada area kantor atas dan bawah terdapat beberapa tata letak komputer tidak seseuai dengan postur tubuh. Akan tetapi perusahaan telah menyediakan tempat duduk yang dinamis yang dapat diatur tinggi rendahnya atau dapat juga memutar. Di area tambang underground stasiun yyang tidak ergonomis di stasiun kerja eksplorasi dan operator jack leg. Pada area
laboratorium stasiun kerja yang tidak ergonomis meliputi meja analisa kimia dan bagian preparasi.
d. Sikap kerja
Berbagai sikap kerja yang ditemukan di empat area kerja dalam melakukan pekerjaan di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor, yaitu: 1) Sikap kerja duduk
Sikap kerja ini banyak ditemukan di area kantor atas (dipekerjaan administrasi dan akuntansi), tambang underground (operator alat berat), kantor bawah (pekerjaan administrasi). Sikap kerja ini termasuk sikap kerja yang monoton.
2) Membungkuk dan jongkok
Sikap kerja ini banyak ditemukan di area kerja ditambang underground dalam melakukan kegiatan perbaikan dan perawatan unit atau peralatan kerja dan pegeboran memakai alat jack leg. Sikap kerja ini termasuk sikap kerja yang paksa
3) Sikap kerja berdiri dan berpindah pindah
Sikap kerja ini banyak ditemukan pada tenaga kerja lapangan, seperti : pengawas lapangan dan pekerja lapangan di area tambang underground, pekeja di laboratorium. Sikap kerja ini termasuk sikap kerja yang monoton.
e. Statis dan monotoni
Pekerjaan yang bersifat statis dan monotoni ditemukan pada area kantor atas dan kantor bawah atau kantor tambang pada pekerjaan administrasi, pada area tambang underground juga ditemukan sifat pekerjaan statis dan monotoni pada operator alat berat.
f. Kerja dengan gerakan tambahan yang tidak perlu
Sikap ini ditemukan diarea kantor atas, kantor bawah, dan laboratorium karena terdapat rak tempat barang yang tinggi, hal ini mengakibatkan pekerja saat mengambil barang mengeluarkan jangkauan tambahan atau tindakan tambahan.
g. Lingkungan kerja yang ekstrim, terdapat beberapa lingkungan kerja yang melebihi NAB seperti area peleburan yang panas, area tambang underground yang panas, kebisingan, dan penerangan yang kurang di area perkantoran.
Tabel 1. Hasil pemantaun kebisingan yang melebihi NAB LOKASI PENGUKURAN KEBISINGAN
LAMA
PAPARAN KET.
(dBA) (Jam)
Vein C Utara Portal Gdg Handak
106.1 8 >NAB
Rd Conact B Ciguha Utama 104.1 8 >NAB
Vein C ke Utara Portal Gdg Handak
103.2 8 >NAB
Tungku penggarangan Gold room
97.4 8 >NAB
Sel Elektrowining Gold room Plant 2
96.7 8 >NAB
Tungku Morgan 2 Gold room 95.1 8 >NAB
Sambungan…
Sel Elektrowining Gold room Plant 1
94.9 8 >NAB
Dumping Point 94 8 >NAB
Sumber : PT. ANTAM GMBU Pongkor, 2016
Keterangan : NAB berdasarkan Permenakertrans No 13 Tahun 2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika dan kimia Diantara tempat kerja yang mempunyai intensitas kebisingan yang paling tinggi pada area Vein C utara portal gudang handak dan intensitas kebisingan yang rendah pada area dumping point.
Tabel 2. Hasil pengukuran iklim kerja yang melebihi NAB LOKASI
PENGUKURAN
IKLIM KERJA BEBAN LAMA ISBB (C0) KERJA PAPARAN
(Jam) SD RC 10 arah Utara CU
L.600
32.3 Berat 8
Tungku Morgan 2 31.9 Berat 8
SD. RC 10 ke Selatan CU L.600
31.6 Berat 8
SD RC 10 arah Utara 31.5 Berat 8
Tungku penggarangan 31.0 Berat 8
Sel Elektrowining Gold room Plan 1
30.9 Berat 8
SD RC 10 arah Selatan CU L.600
30.7 Berat 8
Tungku Morgan 1 30.5 Berat 8
X-C 524 Selatan Pasir Jawa
30.5 Berat 8
X-C 524 Utara Pasir Jawa 30.5 Berat 8
SD RC 10 arah Selatan 30.5 Berat 8
Acces Blok 4 Central CU L.500
30.4 Berat 8
Tungku Morgan 2 Gold room 29.8 Berat 8 X-C 490 B CU L.500 29.6 Berat 8 X-C 519 arah Selatan KCRB 1 29.3 Berat 8
Sumber : PT. ANTAM GMBU Pongkor, 2016
Keterangan : NAB iklim kerja dengan beban kerja berat berdasarkan Permenakertrans No 13 Tahun 2011 yaitu <27.5o
Di antara tempat kerja yang mempunyai suhu yang paling tinggi pada area SD RC 10 arah Utara CU L.600 dan suhu yang rendah pada area XC 519 arah Selatan KCRB.
Tabel 3. Hasil pengukuran penerangan yang tidak sesuai LOKASI
PENGUKURAN
PENCAHAYAAN JENIS KET
(Lux) PEKERJAAN
Ruang Istirahat Gold room 71 Membedakan barang besar Sesuai Sel Elektrowining GEKO 1 75.3 Teliti Tidak sesuai Tungku Morgan 2 Gold room
85.8 Agak teliti Tidak sesuai Meja kerja Bpk Ade
Kuswanto R. Mine Surveyor
89.3 Teliti Tidak
sesuai Pencahayaan lokal
meja Pak Boy
92 Teliti Tidak
sesuai Tungku
penggarangan Gold room
92.3 Agak teliti Tidak sesuai Meja kerja Ibu
Safriani R. Mine Surveyor
92.6 Teliti Tidak
sesuai Pencahayaan lokal
meja Pak Octa
95 Teliti Tidak
sesuai Sumber : PT. ANTAM GMBU Pongkor, 2016
Ket : Peraturan Menteri Perburuhan No 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan di Tempat Kerja.
Di antara tempat kerja yang mempunyai intenstas penerangan yang paling tinggi pada area pencahayaan lokal meja pak Octa dan intensitas penerangan yang rendah padasel elektrowing geko 1
h. Waktu kerja dan istirahat kerja
Adapun waktu kerja dan istirahat kerja yang diterapkan oleh di empat area kerja, antara lain :
1) Area kerja kantor atas
Jam kerja di kantor atas yaitu non shift dari jam 7.30 WIB sampai jam 16.15 WIB dengan istirahat kerja jam 12.00 WIB sampai jam 13.00 WIB(Senin sampai Jumat).
2) Kantor bawah atau kantor tambang
Jam kerja yang diterapkan di area kantor bawah tidak jauh beda dengan di kantor atas yaitu non shift dari jam 7.30 WIB sampai jam 16.15 WIB dengan istirahat kerja jam 12.00 WIB sampai jam 13.00 WIB (Senin sampai Jumat).
3) Tambang underground
Jam kerja di tembang underground yaitu non shift dari jam 7.30 WIB sampai jam 16.15 WIB dengan istirahat kerja jam 12.00 WIB sampai jam 13.00 WIB (Senin sampai Jumat), Shift : Jam kerja selama delapan jam dengan rotasi kerja dua hari siang, dua hari pagi, dua hari malam dan dua hari libur (istirahat kerja 1 jam), Long shift : Jam kerja selama dua belas jam dengan rotasi kerja tiga hari pagi, tiga hari malam dan tiga hari libur.
4) Laboratorium
Jam kerja dan istirahat di area laboratorium yaitu non shift dari jam 7.30 WIB sampai jam 16.15 WIB dengan istirahat kerja jam 12.00 WIB sampai jam 13.00 WIB (Senin sampai Jumat), Shift : Jam kerja selama delapan jam dengan rotasi kerja dua hari siang, dua hari pagi, dua hari malam dan dua hari libur (istirahat kerja 1 jam). 2. Faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja
Hasil dari pengamatan di area kantor atas, kantor bawah atau kantor tambang terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kelelahan kerja, antara lain :
a. Lingkungan kerja yang ekstrim, seperti suhu panas di laboratorium bagian peleburan peleburan dan tambang underground., kebisingan di area tambang underground, terlampir pada hasil penyebab table 1, tabel 2, dan tabel 3.
b. Ketepatan waktu istirahat kerja
Jadwal istirahat dan bekerja telah ditentukan dan disepakati oleh pekerja, lama waktu istirahat yang telah ditetapkan adalah 1 jam perhari sesuai dengan pembagian shift di area kantor bawah atau kantor tambang, kantor atas, laboratorium, dan tambang underground. c. Perjalanan pekerja dari rumah ke tempat kerja rata-rata yang ditempuh
dengan kendaraan pribadi dan fasilitas transpotasi yang disediakan oleh perusahaan sesuai dengan pembagian shift.
d. Fasilitas kerja
Fasilitas kerja yang disediakan oleh PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor antara lain :
1) Olah raga, berbagai macam olah raga yang berada di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor seperti tenis meja dan senam di area kantor bawah atau tambang, area kantor atas (senam, tenis meja ,badminton, dan tenis lapangan), area laboratorium (senam). Kegiatan olah raga dilakukan secara rutin pada hari Jumat jam 7.30 WIB sampai 09.00 WIB).
Gambar 4. Lapangan Tenis Meja Sumber : Pendataan Maret, 2016
Penjelasan dari gambar no 4 adalah fasilitas olah raga tenis meja yang berada di kantor atas, tempatnya didekat aula atau area parkir.
2) Piknik
PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor melakukan kegiatan piknik dengan biaya ditanggung pekerja dan perusahaan, kegiatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali.
3) Transpotasi antar jemput
PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor menyediakan transpotasi bagi pekerja setiap berangkat kerja dan pulang kerja berupa bus dan gratis.
C. Pengukuran kelelahan kerja
Berdasarkan pengukuran kelelahan kerja di tempat kerja kantor atas, kantor tambang atau kantor bawah, laboratorium, dan tambang underground yang berada di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor dengan menggunakan alat Reaction Timer L77, pengukuran dilakukan oleh peneliti yang di bantu oleh pembimbing lapangan. Pengukuran kelelahan kerja dilaksanakan dari mulai tanggal 06-24 Maret 2016, dan diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Kantor atas
Hasil pengukuran kelelahan kerja pada pekerja di area kantor atas yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh pembimbing lapangan antara lain :
Tabel 4. Hasil pengukuran kelelahan kerja di kantor admin atas
Nama Skor (mili detik)
Riy 234.22 Un 310.5 Ati 230.33 Ko 455 Ac 274.1 Has 345.32
Sumber : Hasil pengukuran pada tanggal 6 – 24 Maret 2016.
Pekerja yang mempunyai skor kelelahan yang paling tinggi adalah Ko dan untuk skor kelelahan yang rendah adalah Ati.
b. Kantor tambang atau kantor bawah
Hasil pengukuran kelelahan kerja pada pekerja di area kantor bawah atau kantor tambang yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh pembimbing lapangan antara lain :
Tabel 5. Hasil pengukuran kelelahan kerja di kantor admin tambang
Nama Skor (mili detik)
En 529.27 HB 329.52 Ev 185.41 Ae 325.74 Ls 440.54 Ahm 279.76 Sar 403.04 Bersambung…..
Sambugan……
Agk 443.19
HA 494.31
S 384.41
Sumber : Hasil pengukuran pada tanggal 6 – 24 Maret 2016.
Pekerja yang mempunyai skor kelelahan yang paling tinggi adalah En dan untuk skor kelelahan yang rendah adalah Ev.
c. Tambang underground
Pengukuran kelelahan kerja di tambang underground dilakukan di dua tempat kerja yaitu tambang ciguha dan tambang gudang handak. Dari pengukuran kelelahan kerja di dua tempat tersebut meperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil pengukuran kelelahan kerja di tambang ciguha
Nama Skor (mili detik)
Qus 211.84 Gan 335.69 Da 312.03 Sum 265.55 An 376.91 Da 470.54 Ani 456.8 Gw 414.32 Ima 237.91 Hm 313.87
Pekerja yang mempunyai skor kelelahan yang paling tinggi adalah Da 470.54 mili detik dan untuk skor kelelahan yang rendah adalah Qus 211.84 mili detik.
Tabel 7. Hasil pengukuran kelelahan kerja di tambang gudang handak
Nama Skor (mili detik)
A K 307.61 Sut 409.16 Nen 284.84 Mar 240.42 Sup 414.28 Ud 356.6
Sumber : Hasil pengukuran pada tanggal 6 – 24 Maret 2016
Pekerja yang mempunyai skor kelelahan yang paling tinggi adalah Sup 414.28 mili detik dan untuk skor kelelahan yang rendah adalah Mar 240.42 mili detik.
d. Laboratorium
Hasil pengukuran kelelahan kerja pada pekerja di area laboratorium yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh pembimbing lapangan antara lain : Tabel 8. Hasil pengukuran kelelahan kerja di laboratorium
Nama Skor (mili detik)
M. Ro 309.11
I R. 614.32
As 397.58
U S. 298.31
Sambungan…….
Jul 423.08
Y S. 440.41
A H. 303.88
Sumber : Hasil pengukuran pada tanggal 6 – 24 Maret 2016.
Pekerja yang mempunyai skor kelelahan yang paling tinggi adalah IR 614.32 mili detik dan untuk skor kelelahan yang rendah adalah US 298.31 mili detik.
Gambar 5. Pengukuran kelelahan kerja Sumber : Hasil Pendataan Maret, 2016
Penjelasan dari gambar no 5 adalah aktivitas pengukuran kelelahan kerja menggunakan alat Reaction Timer L77 di tambang underground oleh peneliti dengan pembimbing.
D. Manajemen Kelelahan Kerja
Manajemen kelelahan kerja PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor dipimpin atau penanggung jawab oleh satuan kerja HSE yaitu Occupational Health dan
melakukan progam-progam untuk mengendalikan tingkat kelelahan kerja, adapun progam dari manajemen kelelahan kerja meliputi :
1. Promosi kesehatan kerja
Hasil dari pengamatan secara langsung dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan promosi kesehatan kerja oleh PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor yaitu
a. Dibentuknya organisasi HSE. (Terlampir lampiran 1) b. Pelatihan tentang kesehatan kerja.
Gambar 6. Pelatihan kesehatan kerja Sumber : Hasil Pendataan April, 2016
Penjelasan gambar no 6 adalah aktivitas pelatihan K3 terhadap pekerja yang dilakukan oleh departemen HSE. Tempat pelatihan berada di kantor tambang.
Gambar 7. Kegiatan refresh K3
Sumber : Hasil pendataan Maret, 2016
Penjelasan dari gambar no 2 adalah aktivitas absensi kegiatan refresh K3 yang berada di aula PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor pada bulan Maret .
d. Setiap 1 bulan sekali dilakukan safety comite dan dihadiri oleh perwakilan pekerja per satuan kerja, dimana materi hiperkes atau masalah tentang hyeperkes di kaitkan atau dicantumkan terlampir materi presentasi safety comite.(Lampiran 2)
Gambar 8. Kegiatan safety comite Sumber : Hasil pendataan April, 2016
Penjelasan dari gambar no 8 adalah persiapan dalam rangka kegiatan rutin safety comite yang berada di aula PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor yang di ikuti semua departemen beserta satuan kerjanya. e. Dilakukannya kegiatan safety talk, kegiatan ini ada yang satu hari
sekali dan satu minggu sekali.
Gambar 9. Kegiatan safety talk
Sumber : Hasil Pendataan April, 2016
Penjelasan dari gambar no 9 adalah kegiatan safety talk yang dilakukan satuan kerja safety terhadap pekerja dari mitra kerja PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor. Kegiatan ini dilakukan secara rutin pada pagi hari.
f. Dilakukannya safety induction terhadap calon pekerja maupun pekerja lama yang dipindah tenpatkan ke area kerja lain, terlampir materi safety induction.(Lampiran 3)
g. Menerbitkan majalah Antam dan masalah-masalah K3 dicantumkan ke isi dari majalah tersebut, kemudian majalah di sebarkan ke unit bisnis antam lainnya .
h. Promosi kesehatan kerja juga dilakukan pada saat ada kegiatan sosial, misalnya kegiatan donor darah.
Gambar 10. Kegiatan donor darah Sumber : Hasil Pendataan April, 2016
Penjelasan dari gambar no 10 adalah kegiatan rutin donor darah serta sosialisasi kesehatan. Kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh satuan kerja Occupational Health yang bekerja sama dengan PMI Kota Bogor.
i. PT. Antam GMBU Pongkor melakukan pemantauan lingkungan kerja, dan pemantauan ergonomi.
Gambar 11. Kegiatan pemantaun lingkungan kerja Sumber : Hasil pendataan Maret, 2016
Penjelasan dari no 11 adalah kegiatan rutin pemantaun lingkungan kerja di tambang underground oleh satuan kerja Occupational Health.
PT. ANTAM Tbk GMBU Pongkor dalam melakukan sosialisasi masalah tentang kesehatan maka dilakukan oleh satuan kerja Occupational Health yang bekerja sama dengan pihak Yaskespen.
2. Pencegahan kelelahan kerja
Hasil dari pengukuran dan hasil analisa tingkat kelelahan kerja maka pencegahan kelelahan kerja di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor yaitu : a. Kesehatan Kerja
Data penelitian yang diperoleh di Occupational Health PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor yaitu berupa data hasil dari pelaksanaan pemeriksaan prakerja, pemeriksaan resti dilakukan setiap dua kali dalam setahun, medical pemeriksaan resti dilakukan setiap satu tahun sekali dan pemeriksaan khusus jika mendapatkan suatu kelainanan/terpapar penyakit. Dari daftar kunjungan ke klinik didapatkan berbagai gangguan kesehatan yang dialami oleh pekerja.
Untuk menjamin tingkat derajat kesehatan pekerja yang ada di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor melakukan progam pelayanan dan sarana kesehatan bagi pekerja baik karyawan maupun sub kontraktor.yaitu berupa :
1) Pemeriksaan Kesehatan
Hasil dari pengamatan secara langsung, membaca dokumen diruang Occupational Health dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan pemeriksaan kesehatan oleh PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor, adapun jenis pemeriksaan kesehatan untuk mencegah terjadinya kelelahan kerja antara lain :
a) Pemeriksaan prakerja
Pemeriksaan Prakerja merupakan pemeriksaan kesehatan yang ditujukan kepada pekerja yang baru atau sebelum mereka bekerja. Sehingga perusahaan mempunyai data lengkap tentang riwayat kesehatan tenaga kerja tersebut, yang nantinya akan dilakukan pemantauan kesehatan secara berkala. Hal ini bertujuan agar jika suatu saat ditemukan penyakit maka dapat diketahui penyebabnya.
b) Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala di PT. ANTAM Tbk. UBPE Pongkor dilakukan oleh pihak ke tiga yaitu PT. TIRTA Medika Jakarta (perusahaan pihak ke tiga bersifat tidak tetap). Adapun pemeriksaan berkala yang ada di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor, antara lain :
(1) Non resti, pemeriksaan ini dilakukan setiap satu tahun sekali
(2) Resti, pemeriksaan ini dilakukan setiap satu tahun dua kali (Terlampir data MCU Lampiran 4)
Gambar 12. Kegiatan pemeriksaan berkala Sumber : Hasil Pendataan April, 2016
Penjelasan dari gambar no 12 adal kegiatan pemeriksaan berkala resti 1 yang dilakukan oleh satuan kerja Occupational Helth yang berkerja sama dengan PT. TIRTA MEDICA Jakarta. Kegiatan ini dilakukan di ruang pembelajaran PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor.
b. Gizi kerja
PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor didalam pemenuhan gizi bagi karyawan dengan cara pemberian ekstra fooding dan penyediaan kantin. Menu makan yang berada di kantin setiap satu bulan sekali di lakukan pengujian dan dipantau oleh satuan kerja Occupational Health. Pemantaun ini dilakukan agar kualitas makanan di kantin tetap terjaga dan dapat memenuhi gizi bagi tenaga kerja. Adapun pemberian makanan tambahan yaitu snack atau parsel (seperti susu kaleng, roti, mie instan), susu atau bubur kacang ijo diberikan untuk
tambang underground setiap hari dan untuk kantor atau laboratorium satu minggu sekali pada hari Jumat.
c. Peralatan Kerja
Peralatan kerja bantu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan pada area laboratorium (Hand tool atau alat-alat untuk reparasi dan analisa kimia, tungku peleburan), kantor atas (komputer), kantor bawah atau kantor tambang (komputer) dan tambang underground (WL, LHD, Jumbo Drill, Lokomotif, Excavator, Jack Leg dan hand tool). Dalam penggunaan peralatan kerja seperti di atas bertujuan agar memudahkan atau mempercepat proses produksi dan dapat meminimalisir terjadinya kelelahan. Adapun beberapa contoh peralatan kerja yang ada di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor antara lain :
1) Kereta lokomotif
Penggunaan kereta lokomotif yaitu untuk mengangkat material biji emas dari underground ke dumping point/stock pile (tambang underground).
2) Jumbo drill
Penggunaan jumbo drill yaitu untuk membuat lubang/pengeboran dan pemasangan wear mesh (tambang underground).
Gambar 13. Alat berat jumbo drill Sumber : Hasil Pendataan April, 2016
Penjelasan dari gambar no 13 adalah salah satu alat berat jumbo drill yang beroperasi di tambang underground.
3) Excavator
Penggunaan excavator yaitu untuk menggali, mengangkat, dan proses loading point (Stock pile tambang underground)
4) Jack leg
Alat ini digunakan untuk membuat lubang pemasangan anfo atau peledak.
Gambar 14. Alat jack leg
Penjelasan dari gambar no 14 adalah salah satu alat jack leg yang berada di tambang underground. Alat ini sedang melakukan pengeboran pembuatan lubang untuk dinamit atau anfo
5) WL dan LHD
Pengguaan alat berat ini digunakan di underground.
Gambar 15. Alat berat Weloader Sumber : Hasil Pendataan April, 2016
Penjelasan dari gambar no 15 adalah salah satu alat berat Weloader yang berada di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor. Alat ini sedang melakukan uji emisi di parkiran ERG.
6) peralatan hand tool (laboratorium, tambang underground) d. Lingkungan kerja
PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor di dalam pencegahan terjadinya kelelahan kerja, PT. ANTAM Tbk GMBU Pongkor melakukan pemantauan lingkungan kerja secara terjadwal setiap satu bulan sekali, dua bulan sekali, dan tiga bulan sekali sesuai dengan faktor dan risiko bahaya, pemantauan lingkungan kerja dilakukan oleh satuan kerja Occupational Health satu bulan sekali, dua bulan sekali,
dan tiga bulan sekali sesuai dengan tingkat risiko, tetapi jika dalam keadaan darurat maka akan dilakukan pemantaun secapatnya. Pemantauan lingkungan kerja juga dilakukan oleh pihak luar (Dinas pemerintahan setempat dan oleh pihak independen atau PJK3) jadwal pemantauan terlampir pada (Lampiran 5).
Adapun lingkungan kerja yang dapat menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya kelelahan kerja antara lain :
1) Kebisingan
Segala risiko bahaya yang di timbulkan dari kebisingan maka PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor melakukan pengukuran kebisingan yang bertujuan agar dapat meminimalisir dan mencegah terjadinya resiko bahaya yang ditimbulkan karena faktor kebisingan yang melebihi NAB. Pengukuran kebisingan dilakukan setiap satu kali dalam sebulan pada unit atau area kerja di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor sesuai dengan resiko bahaya, tetapi jika suatu saat terdapat intensitas kebisingan secara tiba-tiba atau keadaan tertentu maka segera dilakukan pengukuran intensitas kebisingan. Adapun hasil pemantaun lingkungan kerja kebisingan di area kantor atas, kantor bawah atau tambang, laboratorium, dan tambang underground yang diteliti kelelahan kerjanya oleh peneliti. Terlampir hasil pengukuran kebisingan (Lampiran 6).
2) Penerangan
Terdapat dua sumber penerangan yang digunakan PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor yaitu alami dan buatan. Sumber penerangan alami berasal dari sinar matahari biasanya digunakan pada area kerja pabrik , maintenance dan kantor admin pada siang hari. Sedangkan penerangan buatan berasal dari lampu pada malam ataupun siang hari untuk mencukupi kebutuhan penerangan.
PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor melakukan pengukuran intensitas penerangan dengan alat Luxmeter. Pengukuran dilakukan setiap satu bulan sekali oleh satuan kerja Occupational Health dan pengukuran ini telah terjadwal. Adapun hasil pemantaun lingkungan kerja penerangan di area kantor atas, kantor bawah atau tambang, laboratorium, dan tambang underground yang diteliti kelelahan kerjanya oleh peneliti. Terlampir hasil pengukuran penerangan (Lampiran 7).
3) Getaran
PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor melakukan pengukuran getaran. Adapun hasil pemantaun lingkungan kerja getaran Terlampir hasil pengukuran getaran (Lampiran 8).
4) Iklim kerja
Tenaga kerja yang terpapar panas di area kerja underground dan pabrik. Pengukuran iklim kerja dilakukan oleh PT. ANTAM
Tbk. GMBU Pongkor setiap satu bulan sekali, tetapi jika ada keadaan panas tiba-tiba yang dapat mengganggu pekerja maka segera dilakukan pengukuran iklim kerja biasanya hal ini terjadi di underground. Adapun hasil pemantaun lingkungan kerja iklim kerja (Lampiran 9)
PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor melakukan pencegahan atau meminimalir iklim kerja agar tidak melebihi nilai ambang batas dan mengurangi dampak bahaya dari iklim kerja, antara lain : a) Pemasangan alat pendingin ruangan.
b) Penyediaan pakaian yang menyerap keringat.
c) Pemasangan exhauster atau ventilasi buatan di underground. d) Menyediakan air minum mineral yang cukup di setiap area
kerja.
e. Recrument dan rotasi kerja
Mengingat besar kemungkinan terjadi kelelahan kerja, maka PT. ANTAM Tbk. Pongkor melakukan recrument pekerja dengan ketat dengan beberapa syarat yaitu umur, nilai yang tinggi, berdedikasi dan mempunyai jiwa semangat kerja, dan melalui beberapa tes. Di PT. ANTAM juga melakukan rotasi kerja setelah pekerja 4-5 tahun bekerja pada bagian tersebut, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya kejenuhan dalam bekerja dan jika umur pekerja sudah sampai 55 tahun maka dilakukan pensiun pekerja.
3. Pengobatan kelelahan kerja
Mengingat bahwa kelelahan kerja merupakan keadaan yang dapat mengganggu pekerja dan perusahaan yang berpengaruh terhadap kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan produktivitas terganggu atau menurun. Maka PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor melakukan perbaikan atau penanganan terhadap adanya faktor yang menyebabkan dan mempengaruhi kelelahan kerja, antara lain :
a. Mendapat fasilitas kesehatan seperti jaminan kesehatan, BPJS, surat pengantar rujukan ke rumah sakit yang ditunjuk atau telah bekerjasama dengan PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor seperti RS. Centra Medika Cibinong, RS Karya Bakti Pertiwi, RS. Harapan Kita Jakarta, RS. PMI Bogor, RS. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
b. Menyediakan klinik 24 jam dengan satu orang dokter dan perawat. Dokter siap memberikan konseling tentang masalah kelelahan kerja.
Gambar 16. Klinik dan Tenaga Medis Sumber : Hasil Pendataan April, 2016
Penjelasan dari gambar no 16 adalah klinik dan tenaga medis yang berada di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor.
c. Dilakukan pemeriksaan khusus terkait kelelahan kerja dan pemeriksaan ini di lakukan oleh klinik Yaskespen atau dirujuk ke rumah sakit yang telah ditunjuk.
Gambar 17. Pemeriksaan Khusus Sumber : Hasil Pendataan April, 2016
Penjelasan dari gambar no 17 adalah pemeriksaan khusus yang dilakukan oleh dokter yang berada di klinik terhadap seorang pekerja yang sakit.
4. Rehabilitas kelelahan kerja
Dalam melakukan rehabilitas kelelahan kerja PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor membentuk satuan kerja Occupational Health dan penyediaan pelayanan kesehatan terdiri dari klinik 24 jam beserta tenaga medis (1 dokter dan 1 perawat) untuk memantau pekerja yang terpapar kelelahan kerja dan dilakukan pemeriksaan khusus oleh pihak klinik atau dirujuk ke rumah sakit bertujuan untuk memastikan apakah pekerja tersebut telah sehat atau belum terkait kelelahan kerja. Selain itu jika
pekerja mengalami kecacatan atau kelainan maka akan dipindah tugaskan atau di rotasi dari tempat kerja yang mengakibatkan potensi kelelahan kerja tinggi ke tempat yang potensi kelelahan rendah. PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor juga menyediakan fasilitas transpotasi antar jemput karyawan.
5. Evaluasi program pengendalian kelelahan kerja
PT. ANTAM Tbk GMBU Pongkor di dalam melakukan evaluasi program-program pengendalian kelelahan kerja dengan cara :
a. Melakukan rapat internal dari satuan kerja Occupational Health bersifat insindental (tidak terjadwal).
b. Melakukan rapat safety comite yang melibatkan dari semua departemen beserta satuan kerjanya, kegiatan ini dilakukan satu bulan sekali setiap tanggal 5.
c. Melakukan rapat internal dari departemen HSE bersifat insindental (tidak terjadwal).
d. Melakukan audit dilakukan oleh internal (Occupational Health ) dan eksternal dari pihak pemerintah atau PJK3.
e. Melakukan rapat triwulan dengan melibatkan semua departemen beserta satuan kerjanya.
Hasil dari rapat yang tidak baik atau tidak tercapai maka akan dilakukan tindak lanjut atau perbaikan dan hasil rapat dilaporkan kepada
Kepala Teknik Tambang dilanjutkan ke PT. ANTAM Pusat serta disosialisasikan ke pekerja melalui safety talk.