NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Perspektif tenikal mensinyalkan positif bagi pergerakan IHSG dalam pekan ini. Beberapa indikator teknikal mengkonfirmasikan positif bagi pergerakan IHSG, seperti tercermin dari leading indicator yakni MACD dan Stochastics mensinyalkan positif bagi IHSG. Demikian dengan lagging indikator yakni MA5 mengkonfirmasikan positif bagi indeks..
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4602.829 +19.201 4,730.95 5,560.49
LQ-45 795.017 +1.042 1,239.53 3,757.80
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan hari Kamis (28/01) IHSG berhasil menguat 19,2 poin (0,4%) dari level 4.583,63 ke level 4.602,83 di tengah pelemahan pasar global. Dari domestik, realisasi defisit APBNP 2015 mencapai 2,56% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sebagai informasi, defisit APNBP 2015 per 31 Desember 2015 adalah 2,8% dari PDB sehingga berdasar data terbaru terjadi penurunan angka defisit. Penurunan angka defisit ini disebabkan oleh peningkatan penerimaan perpajakan dari belanja nonkementerian dan nonlembaga. Penurunan defisit ini mengindikasikan kesinambungan fiskal tetap terjaga di tengah perlambatan ekonomi dan peningkatan belanja produktif. Diperkirakan bahwa penurunan inflasi dibandingkan dengan targetnya dipengaruhi oleh harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi maupun nonsubsidi, tarif angkutan, dan terjaganya pasokan barang kebutuhan pokok masyarakat. Dari pasar global, saham-saham Wall Street berakhir turun tajam pada hari Rabu setelah Federal Reserve menyatakan suku bunga lebih tinggi dimungkinkan pada tahun ini meskipun ketidakpastian ekonomi telah mengguncang pasar. The Fed yang mengakhiri pertemuan kebijakan pertama sejak keputusan bersejarah kenaikan suku bunga pada Desember 2015 mengatakan pertumbuhan AS melambat akhir tahun lalu dan mengisyaratkan lebih khawatir tentang pelemahan ekonomi global, sehingga pihaknya mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah. Tetapi pembuat kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengatakan mereka memperkirakan inflasi, yang melemah oleh penurunan harga minyak, akan naik menuju target 2% dalam jangka menengah, meninggalkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga kedua pada Maret 2016. Dari China, indeks Shanghai Composite ditutup melemah 79,9 poin (2,9%) dari level 2.735,56 ke level 2.655 walaupun bank sentral China telah menyuntikkan tambahan dana senilai 340 miliar Yuan atau setara dengan USD 51,7 miliar. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah China ternyata belum mampu meredakan kekhawatiran investor terkait pelemahan ekonomi China. Sementara itu, indeks Hangseng justru ditutup menguat 143,38 poin (0,8%) dari level 19.052,45 ke level 19.195,83. Dari Jepang, indeks Nikkei mengalami pelemahan 122,47 poin (0,7%) dari level 17.163,92 ke level 17.041,45. Dari Eropa, bursa Eropa dibuka tentatif menguat tipis di awal perdagangan.
The Fed dalam FOMC Januari 2016 memutuskan untuk mempertahankan Fed Fund Rate di kisaran 0%-0,25%. Hal itu menyebabkan mata uang US dolar melemah terhadap mata uang lainnya. Rencana kenaikan Fed rate pada FOMC meeting Maret 2016 diragukan karena sinyal The Fed akan memantau risiko gejolak ekonomi global. Pejabat The Fed menyatakan akan menaikkan suku bunga pada kecepatan bertahap sambil melihat efek dari ekonomi global dan prospek pasar Amerika Serikat (AS). Hal itu mengindikasikan The Fed khawatir akan dampak gejolak ekonomi global terhadap pemulihan ekonomi AS. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menyatakan kebijakan pelonggaran moneter Indonesia selanjutnya akan bergantung pada perkembangan dan data ekonomi terbaru. Jika stuasi tetap stabil dan inflasi baik, maka ada ruang pelonggaran moneter. Kebijakan pelonggaran moneter tidak hanya dilakukan melalui penyesuaian BI rate, tetapi juga dapat dilakukan dalam bentuk pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM). Selan itu, pada Kamis (28/1) People’s Bank of China (PboC) menginjeksi kembali dana melalui lelang reverse repo sebesar Yuan 340 miliar ke sistem keuangan guna memenuhi kenaikan permintaan dana menjelang Tahun Baru Cina (Imlek). Suntikan dana itu dinilai sebagai pengganti pelonggaran moneter, karena PboC menolak memangkas GWM di tengah kekhawatiran dampak pelemahan mata uang Yuan. Kebijakan PboC itu untuk menekan kenaikan biaya pinjaman seiring terjadinya perlambatan ekonomi dan capital outflow, yang menyebabkan Yuan melemah. Sentimen lain, BI memproyeksi harga minyak mentah masih akan tertekan akibat ketidakpastian global menyusul rencana Iran memasok hingga 500 ribu barel per hari pasca pencabutan sanksinya. Meski pemerintah telah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) menyusul turunnya harga minyak mentah, tetapi BI memprediksi pada Januari 2016 akan terjadi inflasi sekitar 0,75%. Faktor tersebut di atas diperkirakan kembali mendorong positif bursa saham Indonesia. Apalagi Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi IX yang meliputi 3 kebijakan baru, terutama penekanan pada Peraturan Presiden untuk mempercepat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Sisi positif lainnya, yakni dari pasar saham AS, dimana indeks Wall Street di tutup menguat pada Kamis. Positifnya pasar AS nampkanya mulai memberi pengaruh seiring positifnya bursa Asian pada pembukaan perdagangan yakni Nikkei dan Kospi yang berada di teritori positif.
DAILY REPORT
28 Januari 2016
• WSKT siapkan obligasi Rp 2 triliun • JSMR berencana emisi obligasi Rp 1,5 triliun • Produksi AALI mencapai 1,736 juta ton
• KAEF pacu pendapatan apotek dan ekspansif di bisnis garam industri • KAEF buka OSHcS di Kebayoran Lama, Yakarta
• MBTO resmi mengakuisisi Rudi Hadisurwarno • TMPO dirikan preusan bidang jasa IT & Internet content • CANI catat rugi USD 4,14 juta per Desember 2015 • PDES tambah 50 armada baru
• CTBN pasok pipa seamless untuk kompleks migas jangkrik • DPUM dorong perbaikan bisnis maritim
• AISA peroleh pinjaman perbankan Rp 1,26 triliun
• BMRI salurkan kredit mikro Rp 42,4 triliun per 2015, naik 22,9%
• BMRI tingkatkan KTA dan KPR
• BMRI targetkan kontribusi laba anak usaha capai 200% dalam 2-3 tahun
• BBRI siap layani e-toll mulai awal Februari 2016
• BBRI tagetkan e-money Brizzi tumbuh 25%-33% di tahun 2016
• NISP migrasi kartu chip di 2017
• Pemerintah berlakukan bea keluar konsentrat pasir besi
• BI prediksi bulan Januari 2016 terjadi inflasi sekitar 0,75%
Support Level 4585/4568/4557
Resistance Level 4614/4626/4643
Major Trend Down
29 January 2016
29 January 2016
Waskita Karya (WSKT) siap menerbitkan obligasi Rp 2 triliun. Emisi obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) yang senilai Rp 5 triliun. Dana hasil emisi obligasi tahap pertama akan digunakan untuk membiayai belanja modal tahun ini yang sekitar Rp 10 triliun. Mayoritas hasil penerbitan obligasi akan diserap untuk mendanai sejumlah proyek prioritas yang memiliki masa konstruksi selama dua tahun, seperti proyek kereta ringan Palembang dengan nilai investasi sekitar Rp 7 triliun.
Jasa Marga (JSMR) berencana emisi obligasi minimal Rp 1,5 triliun sebelum Juni 2015. Dana hasil emisi akan digunakan untuk pelunasan kembali utang jatuh tempo perseroan.
Produksi CPO Astra Agro Lestari (AALI) hingga Desember 2015 mencapai 1,734 juta ton, turun dibandingkan pencapaian 2014 yang mencapai 1,743 juta ton. Sementara itu, produksi tandan buah segar mencapai 5,6 juta ton atau naik 0,7% dari 5,56 juta ton tahun sebelumnya. Volume penjualan CPO AALI mencapai 1,04 juta ton atau turun 24,2% YoY. Penurunan ini terjadi karena sebagian produksi CPO perseroan dialihkan menjadi Olein. Penjualan Olein meningkat sebesar 61,6% YoY sehingga mencapai 412.214 ton. Harga jual rata-rata CPO AALI hingga Desember 2015 adalah Rp 6.971/kg atau turun 15,8% YoY dari Rp 8.282/kg, sedangkan harga jual rata-rata kernel turun 13,8% YoY dari Rp 5.095/kg menjadi Rp 4.393/kg.
Kimia Farma (KAEF) akan ekspansif di bisnis garam industri. Perseroan akan kembali mencari mitra domestik untuk memproduksi garam industri pada 2017, setelah memulai proyek tersebut pada Januari ini. Sebelumnya, KAEF resmi bekerja sama dengan Sungwung Pharmacopia Indonesia mendirikan perusahaan patungan bernama Kimia Farma Sungwun Pharmacopia. Kimia Pharmacopia akan bergerak di bidang usaha industri kimia, bahan baku obat active pharmaceutical ingredient dan high functional chemical.
Kimia Farma (KAEF) menargetkan pertumbuhan pendapatan dari anak usahanya yaitu Kimia Farma Apotek mencapai 26% dari raihan tahun lalu yang hampir menembus Rp3 triliun. Target tersebut dibidik seiring dengan penambahan 135 apotek baru dan 50 klinik anyar di seluruh Indonesia.Hingga akhir tahun lalu, KAEF telah didukung oleh 725 apotek, 315 klinik dan 43 laboratorium. Untuk mendanai penambahan jaringan, KAEF berinvestasi Rp200 miliar. Dana tersebut berasal dari kas perusahaan dan sebagian kecilnya yaitu di bawah 10% dari pinjaman bank.
Kimia Farma (KAEF) pada Kamis (28/1) membuka satu pusat layanan kesehatan di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta. Gerai terbaru tersebut mengintegrasikan sejumlah fasilitas layanan kesehatan pada satu atap seperti apotek, klinik dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis, laboratorium klinik, optik dan homecare, dan segera menyusul layanan hemodialisa dengan konsep "One Stop Healthcare Solution" (OSHcS). KAEF pada tahun 2015 membuka 173 gerai baru. Hingga pada akhir tahun 2015 Kimia Farma telah mengelola sebanyak 725 apotek, 315 klinik dan 43 laboratorium klinik di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 130 klinik Kimia Farma sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk dapat melayani peserta BPJS Kesehatan, sedangkan lebih dari 270 apotek sudah melayani pasien Program Rujuk Balik (PRB). KAEF berkomitmen untuk terus menambah
jumlah jaringan layanan kesehatan KAEF pada tahun 2016. Martina Berto (MBTO) resmi mengakuisisi merek produk kecantikan dan perawatan rambut Rudi Hadisuwarno dengan nilai pembelian Rp58 miliar. Transaksi tersebut telah dilakukan perusahaan pada 25 Januari 2016 dan didasari pada hasil keputusan RUPSLB 16 Juni 2015. Merek dagang yang dibeli yakni Rudy Hadisuwarno cosmetics dan logo. Adapun, tranksaksi ini bukan tranksaksi material dan tidak terdapat hubungan afiliasi maupun benturan kepentingan antara para pihak yang melakukan transaksi. Dengan akuisisi ini, MBTO telah memiliki 10 merek kecantikan.
Tempo Inti Media (TMPO) mendirikan perusahaan baru yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi dan internet content bernama PT Dunia Idea Kreatif yang berkedudukan di Jakarta Selatan. Modal dasar perusahaan baru tersebut senilai Rp 10 miliar dengan modal ditempatkan dan disetor Rp 2,5 miliar. Tempo Inti Media memiliki saham perusahaan baru itu melalui dua anak usahanya yakni PT Temprint Graha Delapan sebanyak 1.750.000 saham dan PT Tempo Inti Media Impresario sebanyak 750.000 saham.
Capitol Nusantara Indonesia (CANI) membukukan kerugian sebesar USD 4,15 juta hingga periode Desember 2015, naik dibandingkan pada periode sama tahun sebelumnya rugi USD 2,86 juta. Pendapatan turun menjadi USD 2,55 juta dari sebelumnya USD 5,57 juta. Rugi bruto naik menjadi USD 3,35 juta dari rugi bruto tahun sebelumnya USD 1,27 juta dan rugi usaha tercatat naik menjadi USD 3,77 juta dari rugi usaha tahun sebelumnya USD 2,25 juta.
Destinasi Tirta Nusantara (PDES) memasang strategi ekspansif dalam pengembangan bisnis perusahaan. PDES akan menambah 50 armada transportasi. Kemudian, PDES mengincar destinasi wisata baru dan membangun dua kantor cabang di kawasan Indonesia Timur. Tahun ini, target perusahaan ditargetkan tumbuh dua kali lipat ditopang dari sinergi dengan Group Panorama. Century Textile (CNTX) mencatatkan penjualan bersih per Desember 2015 sebesar USD 24,73 juta dibandingkan sebelumnya USD 24,71 juta. Laba periode berjalan diraih USD 391,68 ribu naik dari sebelumnya USD 307,75 juta.
Citra Tubindo (CTBN) memasok 120 km pipa “seamless” (tanpa sambungan) untuk Kompleks Migas Jangkrik di Selat Makassar, 70 km dari pantai Kalimantan Timur.
Dua Putra Utama Makmur (DPUM) mendorong sejumlah perbaikan kebijakan dan pemenuhan kebutuhan para nelayan agar pemerintah dapat mencapai target pertumbuhan industri perikanan sebesar 7% tahun ini. Selain itu, pemerintah juga harus dapat menjaga harga jual ikan dan produk perikanan, memberikan kemudahan akses terhadap modal usaha, serta menyelenggarakan sistem perizinan yang mudah, murah dan akuntabel. Sementara itu, perseroan akan meningkatkan kapasitas lima kali lipat menjadi 20 ribu ton pada akhir tahun depan.
Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) memperoleh pinjaman senilai Rp 1,28 triliun dari PT Rabobank International Indonesia, Bank Maybank Indonesia (BNII), dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ
29 January 2016
29 January 2016
LTD Jakarta Branch. Pinjaman itu untuk menambah fasilitas modal kerja anak usahanya, yaitu PT Dunia Pangan, PT Indo Beras Unggul, PT Jatisari Srirejeki, dan PT Sukses Abadi Karya Inti. Anak-anak usaha AISA itu telah menandatangani perjanjian
fasilitas pinjaman
committed revolving credit facility
agreement senilai Rp 1,28 triliun pada 25 Januari 2016. Perjanjian
ini untuk kebutuhan tambahan modal kerja bagi Dunia Pangan dan anak-anak usahanya.
Bank Mandiri (BMRI) hingga Desember 2015 menyalurkan kredit ke sektor usaha mikro mencapai Rp 42,4 triliun, tumbuh 22,9% YoY. Kredit dengan plafon maksimal senilai Rp 200 juta tersebut disalurkan kepada hampir 1,1 juta debitur, dimana sebagian besar merupakan pelaku usaha mikro di sektor perdagangan. Pada tahun 2016, BMRI menargetkan penambahan penyaluran kredit agar dapat mencapai target pertumbuhan kredit mikro sebesar 21,6% dan target 2016 penyaluran KUR sebesar Rp 13 triliun. Bank Mandiri (BMRI) menargetkan pertumbuhan kredit konsumer sekitar 12% YoY tahun ini. Adapun dari sisi unit bisnis, perseroan berencana meningkatkan kredit tanpa agunan (KTA) dan kredit pemilikan rumah (KPR). Untuk tahun ini, BMRI akan menargetkan KPR naik 5-6%, KTA 20-22% dan auto loan tumbuh menjadi 18-19%. Sebagai upaya meningkatkan KPR, perseroan memperbesar porsi pembiayaan rumah dari segmen secondary house.
Bank Mandiri (BMRI) menargetkan kontribusi anak usaha terhadap laba perseroan dapat mencapai 20% dalam dua hingga tiga tahun ke depan dari saat ini baru mencapai 10%. Target kenaikan kontribusi ini sejalan dengan upaya induk usaha memperkuat anak-anak usahanya. Dalam proses revaluasi aset ada tambahan hingga Rp 23 triliun. Untuk memperkuat anak usahanya, BMRI berencana melakukan suntik modal. Salah satunya adalah Mandiri Capital Indonesia (MCI) yang mendapat suntikan modal hingga Rp 500 miliar. Selain penambahan modal, perseroan akan mencari partner strategis untuk MCI ke depannya. Dengan partner strategis ini diharapkan dapat mengembangkan MCI dari sisi teknologi, investasi, maupun akses.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) siap melayani pembayaran tol elektronik (e-toll). Perseroan memperkirakan awal Februari 2016 layanan ini sudah mulai di beberapa gerbang tol. Saat ini terdapat 1.040 gerbang tol di seluruh jalur tol di Indonesia. Namun pada tahap awal BRI bersama Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Bank Tabungan Negara (BBTN) mulai memberikan layanan transaksi elektronik baru pada beberapa puluh gerbang tol. Saat ini pihak bank dan pengelola jalan tol tengah melakukan pengujian.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menargetkan pertumbuhan pengguna uang elektronik Brizzi sekitar 25%-33% tahun 2016. Pertumbuhan ini salah satunya disokong dengan dibukanya layanan transaksi elektronik tol tahun pada 2016. Hingga tahun 2015, BRI telah menerbitkan 4,2 juta kartu. Perseroan mengharapkan pertumbuhan nilai transaksi melalui uang elektronik ini bisa seiring dengan pertumbuhan kartunya.
Aturan Bank Indonesia (BI) yang mewajibkan seluruh bank menggunakan teknologi chip di kartu debit paling lambat 2021 direspons positif oleh OCBC NISP (NISP). Adapun, perusahaan menargetkan akan roll out kartu chip 4 tahun lebih cepat yaitu pada 2017. Saat ini, NISP sedang melakukan tahap uji coba kartu debit berteknologi chip kepada 6.000 karyawannya. Tahap ini dimulai sejak Januari hingga kuartal IV 2016. NISP juga sudah masuk tahap User Acceptance Test (UAT) untuk teknologi chip pada kartu ATM/Debit tersebut.
Pemerintah akan memberlakukan penerapan bea keluar bagi konsentrat pasir besi. Besaran tarif tersebut masih dibahas antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan. Pengenaan bea keluar itu mengacu pada pembangunan fasilitas pengolahan
dan pemurnian mineral
(smelter)
di dalam negeri. Dalam PeraturanMenteri Keuangan No. 153/PMK.011/2014 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif, bea keluar sebesar 7,5% dikenakan apabila kemajuan
pembangunan
smelter
atau serapan dana investasi antara0%-7,5%. Bea keluar sebesar 5% apabila kemajuan
pembangunan
smelter
maupun serapan anggaran investasi antara7,5%-30%. Apabila pembangunan
smelter
mencapai 30%, makatidak dikenakan bea keluar atau 0%.
Bank Indonesia (BI) memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Januari 2016 akan mengalami inflasi sekitar 0,75% akibat kenaikan harga holtikultura, khususnya cabai dan bawang merah. Tingginya inflasi juga didongkrak oleh kenaikan komoditas pangan strategis, seperti daging ayam dan telur ayam. Inflasi di bawah 1% itu karena penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) akan memberikan kontribusi positif, sehingga laju pertumbuhan dapat ditekan. Bank Indonesia masih berkeyakinan bahwa inflasi pada akhir tahun 2016 masih sesuai rencana yaitu 4,1%.
29 January 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 33,54 0,32 TLKM (US) 47 16.252 -132
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,23 0,05 ANTM (GR) 0,01 334 15
Gold (US$)/Ounce 1114,62 -0,72
Nickel (US$)/MT 8655,00 -15,00
Tin (US$)/MT 14450,00 275,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 48,85 -13,55
Coal (RB) (US$)/MT* 50,50 -12,86
CPO (ROTH) (US$)/MT 630,00 15,00
CPO (MYR)/MT 2346,50 42,50
Rubber (MYR/Kg) 540,50 -2,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 778,93 0,05
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 16069,64 0,79 -7,78 14,46 13,00 2,73 2,59 4.879,0
USA NASDAQ COMPOSITE 4506,68 0,86 -10,00 18,74 15,84 3,08 2,82 7.063,8
ENGLAND FTSE 100 INDEX 5931,78 -0,98 -4,97 15,03 12,91 1,61 1,55 1.514,9
CHINA SHANGHAI SE A SH 2778,98 -2,93 -24,98 10,80 9,57 1,23 1,11 3.371,9
CHINA SHENZHEN SE A SH 1702,80 -4,20 -29,51 19,59 16,83 2,66 2,33 2.555,6
HONG KONG HANG SENG INDEX 19195,83 0,75 -12,41 9,57 8,58 0,95 0,89 1.531,9
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4602,83 0,42 0,21 13,98 12,12 2,15 1,94 352,5
JAPAN NIKKEI 225 17041,45 -0,71 -10,47 16,63 14,99 1,45 1,36 2.637,9
MALAYSIA KLCI 1634,53 0,18 -3,43 15,33 14,17 1,69 1,60 231,2
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2562,45 0,64 -11,11 11,02 10,33 0,96 0,91 249,6
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.873,00 -3,00 1000 IDR/ USD 0,07 0,0000
EUR/IDR 15.169,71 45,86 EUR / USD 1,09 -0,0005
JPY/IDR 116,63 -0,20 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.720,36 -10,17 SGD / USD 0,70 0,0003
AUD/IDR 9.830,20 8,81 AUD / USD 0,71 0,0002
GBP/IDR 19.920,80 131,18 GBP / USD 1,44 -0,0003
CNY/IDR 2.109,85 0,00 CNY / USD 0,15 0,0001
MYR/IDR 3.298,78 35,76 MYR / USD 0,24 0,0026
KRW/IDR 11,48 -0,06 100 KRW / USD 0,08 -0,0004
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 7.81
BI Rate (%) Indonesia 7.25 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 3.13
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description December-15 November-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 3.35 2.37 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 3.35 4.89 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % 0.96 0.21 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 105.93 Bn 100.24 Bn SBIS (12M) 7.15
29 January 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
29 Jan
US Employment Cost Index Tetap 0.6%
29 Jan
US GDP Annualized QoQ Turun menjadi 0.8% dari 2.0%
29 Jan
US Personal Consumption Turun menjadi 1.8% dari 3.0%
29 Jan
US GDP Price Index Turun menjadi 0.8% dari 1.3%
29 Jan
US Advance Goods Trade Balance Defisit turun menjadi $60.00 Bn dari $60.50 Bn
01 Feb
Indonesia CPI YoY --
01 Feb
Indonesia CPI MoM --
01 Feb
US Personal Income Turun menjadi 0.2% dari 0.3% 01 Feb
US Personal Spending Turun menjadi 0.1% dari 0.3% 01 Feb
US Real Personal Spending Turun menjadi 0.0% dari 0.3% 01 Feb
US Construction Spending MoM Naik menjadi 0.6% dari -0.4%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
HMSP IJ 107000 2.88 13.19 BBRI IJ 11250 -1.10 -2.88 ASII IJ 6250 1.63 3.83 GGRM IJ 58000 -1.36 -1.45 CPIN IJ 3325 2.78 1.39 TBIG IJ 5850 -4.88 -1.36 ADRO IJ 520 9.01 1.30 BMRI IJ 9500 -0.52 -1.09 BBCA IJ 13150 0.38 1.15 TLKM IJ 3260 -0.31 -0.95 INDF IJ 5975 2.14 1.04 MIKA IJ 2130 -2.29 -0.69 SSMS IJ 2000 5.82 0.99 MNCN IJ 1240 -3.88 -0.67 LPPF IJ 16425 2.02 0.90 JSMR IJ 5700 -1.72 -0.64 INTP IJ 20000 1.14 0.78 KLBF IJ 1360 -0.73 -0.44 SMGR IJ 10700 1.18 0.70 JRPT IJ 640 -4.48 -0.39
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter PT Buyung Poetra
Sembada
Consumer 420-500 710.00 TBA TBA Bahana Securities
PT Mahaka Radio Integra
Trade & Service 750-1100 171.36 TBA TBA Trimegah Securities Tbk
PT Mitra Pemuda Infrastructure & Construction
29 January 2016
29 January 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
ADRO $ 0.0011 Cash Dividend 28 Dec-15 29 Dec-15 04 Jan-15 15 Jan-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
GSMF Rights Issue 32:15 100.00 05 Feb’16 09 Feb’16 15 Feb – 19 Feb’16
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 05 Feb’16 09 Feb’16 15 Feb – 11 Mar’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 09 Apr’16 10 Apr’16 14 Apr – 20 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
GPRA RUPSLB
29-Jan-16
RIMO RUPSLB
29-Jan-16
BJTM RUPSLB
29-Jan-16
GSMF RUPSLB
29-Jan-16
KONI RUPSLB
29-Jan-16
HEXA RUPSLB
11-Feb-16
ALKA RUPSLB
12-Feb-16
SIPD RUPSLB
15-Feb-16
WOMF RUPSLB
18-Feb-16
BBNP RUPSLB 19-Feb-16
BKSW RUPST 22-Feb-16
NIPS RUPSLB 23-Feb-16
SMCB RUPSLB 25-Feb-16
29 January 2016
29 January 2016
LSIP
TRADING BUY
S1 1375 R1 1485 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1315 R2 1545
Closing
Price 1425
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 1375-Rp 1485
• Entry Rp 1425, take Profit Rp 1485
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 76.19 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 54.10 Positif
Bollinger Band (Mid) 1288 Positif
MA5 1343 Positif 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800
Jul August September October November December 2016 LSIP Broadening Wedge
Bullish Breakout 1,340 1,328.75 1,288 1,275 1,203.23 1,186.92 1,186.92 1,343 1,372.14 1,372.14 1,425 1,425 1,425 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 LSIP - Stochastic %D(6,3,3) = 69.85, Stochastic %K = 75.53, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
69.8499 69.8499 20 75.535 75.535 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 LSIP - MACD (5,3) = -23.05, Signal() = -15.70
-23.0528 -15.7013 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 LSIP - TSI(3,5,3) = 54.10, Volume() = 35,849,900.00
40.8895 0.00000 54.1049
35,849,90
LSIP - William's % R(14) = -10.42, Volume() = 35,849,900.00 -10.4167 35,849,90
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
WTON
TRADING BUY
S1 975 R1 1045 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 930 R2 1090
Closing
Price 1000
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 975-Rp 1045
• Entry Rp 1000, take Profit Rp 1045
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 69.22 Positif
MACD 5.77 Negatif
True Strength Index (TSI) 1.39 Positif
Bollinger Band (Mid) 948 Positif
MA5 999 Positif 780.0 840.0 900.0 960.0 1,020.0 1,080.0 1,140.0 1,200.0
Jul August September October November December 2016
WTON Upward Sloping Channel
999 996.25 948 935 832.727 832.727 824.258 1,000 1,000 1,000 1,045 1,076.82 1,076.82 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 WTON - Stochastic %D(6,3,3) = 47.48, Stochastic %K = 34.47, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
34.4737 34.4737 20 47.4784 47.4784 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 WTON - MACD (5,3) = -0.10, Signal() = -0.34
-0.343351 -0.097138 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WTON - TSI(3,5,3) = 1.39, Volume() = 25,119,200.00
1.38589
0.00000
10.0515 25,119,20
WTON - William's % R(14) = -37.50, Volume() = 25,119,200.00 -37.5
25,119,20
29 January 2016
29 January 2016
SMBR
TRADING BUY
S1 295 R1 319 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 281 R2 333
Closing
Price 307
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 295-Rp 319
• Entry Rp 307, take Profit Rp 319
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 17.27 Positif
MACD 0.69 Positif
True Strength Index (TSI) 27.77 Positif
Bollinger Band (Mid) 294 Positif
MA5 291.2 Positif 240.0 260.0 280.0 300.0 320.0 340.0 360.0
Jul August September October November December 2016 SMBR Broadening Wedge Bullish Breakout 304 293.9 291.25 291.2 283 278.556 278.556 304.643 304.643 307 307 307 314.749 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 SMBR - Stochastic %D(6,3,3) = 29.80, Stochastic %K = 50.74, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
29.7972 29.7972 20 50.7407 50.7407 80 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0 SMBR - MACD (5,3) = -2.92, Signal() = -1.01 -2.91756 -1.01325 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 SMBR - TSI(3,5,3) = 27.77, Volume() = 22,170,500.00 0.00000 -10.834 27.7691 22,170,50 SMBR - William's % R(14) = -11.11, Volume() = 22,170,500.00 -11.1111 22,170,50
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
INDF
TRADING BUY
S1 5800 R1 6100 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 5700 R2 6200
Closing
Price 5975
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 5800-Rp 6100
• Entry Rp 5975, take Profit Rp 6100
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 49.08 Positif
MACD 33.45 Positif
True Strength Index (TSI) 16.01 Positif
Bollinger Band (Mid) 5670 Positif
MA5 5770 Positif 5,000 5,500 6,000 6,500 7,000
Jul August September October November December 2016 INDF Wedge Bullish Breakout 5,770 5,759.38 5,670 5,577.69 5,577.69 5,525 5,118.66 5,879.17 5,879.17 5,900 5,975 5,975 5,975 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 46.02, Stochastic %K = 60.47, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
46.0249 46.0249 20 60.4678 60.4678 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 INDF - MACD (5,3) = -49.08, Signal() = -24.10
-49.0782 -24.1032 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INDF - TSI(3,5,3) = 16.01, Volume() = 14,665,900.00
6.78817 0.00000 16.0068
14,665,90
INDF - William's % R(14) = -5.00, Volume() = 14,665,900.00 -5 14,665,90
29 January 2016
29 January 2016
ELSA
TRADING BUY
S1 200 R1 240 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 185 R2 255
Closing
Price 220
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 202-Rp 240
• Entry Rp 220, take Profit Rp 240
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 29.83 Positif
MACD 0.62 Positif
True Strength Index (TSI) 26.93 Positif
Bollinger Band (Mid) 207 Positif
MA5 195.8 Positif 200 300 400 500 600
Jul August September October November December 2016 ELSAAscending Triangle Bullish Breakout 207 206.95 195.8 193 193 191 173 207 207 220 220 220 308.844 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ELSA - Stochastic %D(6,3,3) = 53.92, Stochastic %K = 63.73, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
53.9216 53.9216 20 63.7255 63.7255 80 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0 ELSA - MACD (5,3) = -5.30, Signal() = -2.46
-5.29915 -2.45549 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ELSA - TSI(3,5,3) = 26.93, Volume() = 285,276,896.00
5.55426 0.00000 26.9309
285,276,89
ELSA - William's % R(14) = -2.08, Volume() = 285,276,896.00 -2.08333 285,276,89
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
PNLF
TRADING BUY
S1 140 R1 171 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 128 R2 183
Closing
Price 159
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 140-Rp 171
• Entry Rp 159, take Profit Rp 171
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 16.23 Positif
MACD -2.07 Positif
True Strength Index (TSI) -3.39 Positif
Bollinger Band (Mid) 164 Negatif
MA5 142.4 Positif 120.0 160.0 200.0 240.0 280.0 320.0
Jul August September October November December 2016 PNLF Downward Sloping Channel
145.375 142.4 128 117 101.125 101.125 101.125 159 159 159 164.25 189 201.856 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 PNLF - Stochastic %D(6,3,3) = 38.24, Stochastic %K = 57.73, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
38.2375 38.2375 20 57.7267 57.7267 80 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 0.0 PNLF - MACD (5,3) = -2.15, Signal() = 0.23 -2.14959 0.227316 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 PNLF - TSI(3,5,3) = -3.39, Volume() = 120,753,000.00 -3.38561 -31.6743 0.00000 120,753,00 PNLF - William's % R(14) = -41.51, Volume() = 120,753,000.00 -41.5094 120,753,00
29 January 2016
29 January 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
28-01-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 17225 17225 17375 16475 16925 17375 17825 Positif Positif Positif 17450 15375
LSIP Trading Buy 1425 1425 1485 1315 1375 1485 1545 Positif Positif Positif 1370 1210
SGRO Trading Buy 1795 1795 1810 1720 1765 1810 1855 Negatif Positif Positif 1830 1430
Mining
PTBA Trading Buy 4320 4320 4385 4125 4255 4385 4515 Positif Positif Negatif 4875 4150
ADRO Trading Buy 520 520 530 470 500 530 560 Positif Positif Positif 530 437
MEDC Trading Buy 695 695 705 675 690 705 720 Positif Positif Positif 840 675
INCO Trading Buy 1385 1385 1405 1345 1375 1405 1435 Positif Positif Negatif 1695 1340
ANTM Trading Buy 323 323 329 309 319 329 339 Positif Positif Positif 331 285
TINS Trading Buy 520 520 535 473 505 535 565 Positif Positif Positif 520 451
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 1000 1000 1045 930 975 1045 1090 Negatif Positif Positif 1045 780
SMGR Trading Buy 10700 10700 10775 10325 10550 10775 11000 Positif Positif Positif 11500 10000
INTP Trading Buy 20000 20000 20125 19325 19725 20125 20525 Positif Positif Positif 22800 18075
SMCB Trading Buy 925 925 930 890 910 930 950 Positif Positif Positif 1055 905
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6250 6250 6300 6000 6150 6300 6450 Positif Positif Positif 6475 5700
GJTL Trading Buy 505 505 510 495 500 510 515 Positif Positif Positif 555 470
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 5975 5975 6100 5700 5800 6100 6200 Positif Positif Positif 5925 4840
GGRM Trading Buy 58000 58000 59000 55000 57000 59000 61000 Positif Negatif Positif 58800 48275
UNVR Trading Buy 37250 37250 37550 35950 36750 37550 38350 Positif Positif Positif 37625 34150
KLBF Trading Buy 1360 1360 1375 1315 1345 1375 1405 Positif Negatif Negatif 1505 1200
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1725 1725 1740 1670 1705 1740 1775 Positif Positif Positif 1850 1580
PTPP Trading Sell 3940 3940 3920 3875 3920 3965 4010 Negatif Negatif Negatif 4015 3600
WIKA Trading Sell 2780 2780 2755 2705 2755 2805 2855 Negatif Negatif Negatif 2910 2535
ADHI Trading Buy 2470 2470 2485 2395 2440 2485 2530 Negatif Positif Positif 2515 2040
WSKT Trading Buy 1735 1735 1745 1705 1725 1745 1765 Positif Negatif Positif 1775 1605
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2400 2400 2415 2365 2390 2415 2440 Positif Positif Negatif 2865 2305
JSMR Trading Sell 5700 5700 5625 5450 5625 5800 5975 Negatif Negatif Negatif 6075 4575
ISAT Trading Buy 5450 5450 5575 5125 5350 5575 5800 Positif Positif Positif 5825 5000
TLKM Trading Buy 3260 3260 3290 3150 3220 3290 3360 Positif Negatif Positif 3385 2900
Finance
BMRI Trading Sell 9500 9500 9425 9300 9425 9550 9675 Negatif Negatif Positif 9600 8450
BBRI Trading Sell 11250 11250 11200 11075 11200 11325 11450 Positif Negatif Negatif 11825 10425
BBNI Trading Buy 4960 4960 4980 4860 4920 4980 5050 Positif Positif Negatif 5200 4780
BBCA Trading Buy 13150 13150 13250 12900 13075 13250 13425 Positif Positif Positif 13800 12750
BBTN Trading Buy 1385 1385 1405 1275 1340 1405 1470 Positif Positif Positif 1420 1250
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 16775 16775 17100 16050 16575 17100 17625 Positif Positif Positif 17225 13925