• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL RESEPTIF BERBANTUAN MEDIA KLIPING VARIASI TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS V SD GUGUS VII KECAMATAN ABIANSEMAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL RESEPTIF BERBANTUAN MEDIA KLIPING VARIASI TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS V SD GUGUS VII KECAMATAN ABIANSEMAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL RESEPTIF BERBANTUAN MEDIA KLIPING

VARIASI TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS V

SD GUGUS VII KECAMATAN ABIANSEMAL

I Gusti Ngurah Putu Wahyu Agusta

1

, Ni Nyoman Ganing

2

, I Gede Meter

3 1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

wahcenk17@yahoo.com

1

, nyomanganing@yahoo.co.id

2

, gedemeter@gmail.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan keterampilan membaca antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi dengan yang mengikuti pembelajaran secara konvensional pada siswa kelas V SD Gugus VII Kecamatan Abiansemal. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan desain eksperimen semu (quasi experimental design). Populasi dalam penelitian ini adalah kelas V SD Gugus VII Kecamatan Abiansemal. Sampel diambil dengan teknik random sampling yaitu kelas VSD No. 1 Jagapati sebagai kelas eksperimen dan Kelas V SD No. 2 Angantaka sebagai kelas kontrol dengan jumlah masing-masing kelompok pada kelas eksperimen sebanyak 33 orang siswa dan pada kelas kontrol sebanyak 31 orang siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes aspek keterampilan membaca,. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji beda mean (uji-t). Analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi dengan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Hal tersebut dibuktikan bahwa thit =5,370 > ttab = 2,000 dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar Bahasa

Indonesia kelas eksperimen = 82,18 > = 70,71 kelas kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe resesptif berbantuan media kliping variasi memberikan pengaruh terhadap keterampilan membaca siswa kelas V SD Gugus VII Kecamatan Abiansemal.

Kata-kata kunci: model kooperatif tipe reseptif, kliping variasi, keterampilan membaca Abstract

This research aimed at knowing the significantly different in reading competency between groups of students’ learning by using cooperative receptive type of study helped by clipping variation with students who involved in conventional learning in grade V of Elementary school students at SD Gugus VII in Abiansemal district. Type of this study was experimental research used quasi experimental design. The subjects of this research were grade V of Elementary school students at SD Gugus VII in Abiansemal district. Sample were taken randomly namely, grade V of Elementary school students at SD No.1 Jagapati as an experimental class and grade V of Elementary school students at SD No.2 Angantaka as controlled class with the number of the students of each group were 33 students in experimental class and 31 students in controlled class. The technique used in collecting the data in this research was reading competency aspect test. Statistical analysis used to test the research hypothesis was test of different mean (t-test). The analysis showed that there was the significantly different in reading competency between the students’ learning by using cooperative receptive type of study helped by clipping variation with the students who involved in conventional learning. It was be evidenced that value = 5,370 > table = 2,000 with the average score reached in Bahasa Indonesia subject of experimental class was ẋ

(2)

= 82,18 > but in controlled class was ẋ = 70,71. Based on the result, it can be concluded that the used of cooperative receptive type of study helped by clipping variation influenced the students’ reading competency in grade V of Elementary school students at SD Gugus VII in Abiansemal district.

Keywords: cooperative receptive type of study, clipping variation, reading competency

PENDAHULUAN

Manusia terlahir dengan berbagai macam kebutuhan hidupnya, salah satu kebutuhan hidup yang bisa dikatakan sangat penting di zaman modern seperti sekarang ini adalah kebutuhan manusia akan pendidikan. Pendidikan menjadi sangat penting dikarenakan mampu untuk menciptakan sumber daya manusia yang kreatif dan mampu bersaing dalam bidang apapun untuk meningkatkan kualitas hidupnya, namun pendidikan juga tidak serta merta membuat manusia menjadi yang diinginkan, oleh karena itu dalam pelaksanaan pendidikan diperlukan sesuatu yang dapat membangkitkan gairah manusia itu sendiri untuk dapat menempuh dan menyelesaikan pendidikan tersebut.

Upaya dalam meningkatan sumber daya manusia dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi harus dapat dilaksanakan sejak dini, di Indonesia telah memiliki lembaga formal sebagai pelaksana pendidikan dasar yang bernaung di bawah Kementrian Pendidikan Nasional yaitu sekolah dasar (SD), lembaga ini melaksanakan pendidikan dengan misi mampu memberikan konribusi positif dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.

Siswa dan siswi di sekolah dasar merupakan anak-anak yang berada pada tahap operasional konkrit, Piaget ( dalam Mawardi: 2013 ) pada tahap ini hendaknya siswa dan siswi diberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar seperti membaca, menulis, berhitung dan pengetahuan dasar lainnya yang tercantum dalam mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum SD/MI yang memiliki tujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut, (Kurikulum SD: 2011)

Pelaksanaan pembelajaran di kelas seharusnya mampu memberikan sesuatu yang bermakna bagi setiap siswa dalam setiap aktifitas belajarnya, tidak hanya membaca buku dan mendengarkan ceramah dari guru kemudian menjawab soal yang diberikan oleh guru namun lebih dari itu, dalam setiap proses belajarnya siswa mampu meresapi apa yang telah mereka pelajari dalam kegiatannya di sekolah kemudian dijadikan sesuatu yang berguna dalam menjalani kehidupannya nanti di masa depan.

Dengan adanya paradigma baru dalam proses pembelajaran seperti saat ini yang lebih mengutamakan siswa aktif dalam menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki dirinya, seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Seorang guru seperti jaman sekarang harus mampu menciptakan inovasi dalam pembelajaran agar setiap kegiatan yang dilalui siswa di sekolah dapat bervariasi dan tidak membosankan sehingga para siswa memiliki semangat untuk terus belajar.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang tercantum pada kurikulum sekolah dasar, materi – materi yang dasar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia sangat penting untuk dapat dipahami oleh siswa sekolah dasar yang meliputi empat aspek bahasa yaitu mendengar, menyimak, membaca, dan menulis, dikarenakan keempat aspek ini adalah akar untuk dapat memahami semua mata pelajaran yang lain. Pada kenyataannya, anak-anak di sekolah dasar belum memahami dengan baik tentang tata cara melaksanakan keempat aspek

(3)

tersebut, terutama dalam aspek membaca. Membaca adalah kegiatan yang sangat sering dilakukan oleh siswa-siswi sekolah dasar, namun dalam kegiatan tersebut mereka sering melakukannya tanpa memperhatikan tata cara membaca yang baik dan benar, dan tidak jarang mereka kurang paham tentang isi dari teks yang mereka baca,

Berdasarkan observasi dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang terjadi yaitu (1) keterampilan membaca siswa belum dapat dikatakan baik, (2) kurangnya pendekatan yang dilakukan oleh guru terhadap siswa untuk memecahkan permasalahan yang dialaminya, (3) guru kurang memahami model-model atau inovasi pembelajaran untuk meningkatkan gairah belajar siswa, (4) dalam proses pembelajaran guru kurang menggunakan media-media yang menarik sebagai pendukung proses pembelajaran.

Berbagai permasalahan yang terjadi tersebut mampu diatasi dengan menerapkan berbagai model atau metode pembelajaran yang inovatif dibantu dengan berbagai media-media pembelajaran yang menarik minat siswa untuk belajar yang nantinya diharapkan mampu membantu meningkatkan keterampilan membaca siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diuji cobakan untuk membantu siswa dalam mengoptimalkan keterampilan membacanya adalah model pembelajaran kooperatif tipe reseptif. Model tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya yaitu selalu menekankan pada keaktifan siswa dalam menggali informasi yang berkaitan dengan materi yang dipelajari melalui proses membaca dan menyimak khususnya pada mata pelajaran Bahasa indonesia. (Suyatno, 2009 : 52).

Karakteristik Model Pembelajaran Reseptif yaitu menekankan siswa pada proses membaca yang dilakukan siswa dengan langkah – langkah membaca yang meliputi: (1) persiapan untuk membaca, yaitu siswa mencari atau memilih sendiri sumber bacaan mereka yang berkaitan

dengan materi yang dipelajari. (2) membaca teks, siswa melakukan kegiatan membaca sumber yang dimilikinya untuk mendapatkan informasi. (3) merespon teks bacaan, siswa memberikan tanggapan tentang materi yang dipelajari berdasarkan informasi yang mereka dapatkan dari sumber bacaan mereka. (4) memperluas interpretasi, tahap terakhir ini menuntut siswa untuk lebih memperluas pemahaman mereka dengan berdiskusi dengan guru ataupun dengan siswa lainnya. Tomkins & Hoskisson (dalam Tartibbae: 2011). Selain penerapan model pembelajaran, tentu guru harus mempersiapkan berbagai media yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran agar terlaksana dengan baik, salah satu media yang dapat meningkatkan minat siswa untuk membaca yaitu bahan – bahan bacaan yang menarik seperti kliping-kliping berita atau cerita dari koran dan majalah yang diperagakan dengan berbagai variasi, contohnya kliping berwarna, kliping yang dibingkai, kliping dengan berbagai bentuk yang menarik, dan kliping yang dimasukan didalam amplop sehingga dapat menciptakan rasa ingin tahu yang kuat pada diri siswa dan jauh dari kesan membaca buku yang sudah biasa dilakukan siswa sehingga mereka tidak udah merasa bosan. Hal ini akan dibuktikan melalui penelitian eksperimen, sebagai pembanding akan digunakan pembelajaran konvensional.

Menurut Martinis Yamin (2011: 201) pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang digunakan oleh pembelajar (dosen,guru) untuk menyajikan bahan pelajaran secara utuh atau menyeluruh, lengkap dan sistematis, dengan menyampaikan secara verbal. Dan menurut (Trianto, 2010: 58) pembelajaran konvensional merupakan strategi pembelajaran dimana seluruh kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, guru membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok. Secara umum cirri-ciri pembelajaran konvensional adalah siswa sebagai penerima informasi secara pasif, dimana

(4)

siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar, belajar secara individual, pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, perilaku dibangun atas kebiasaan, kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final, guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran, perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik, interaksi di antara siswa kurang, guru sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.

Pembelajaran konvensional yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran mempunyai beberapa keunggulan seperti, guru dapat menentukan arah pembicaraan di kelas. Guru adalah satu-satunya subjek yang berbicara langsung di kelas, oleh sebab itu ia dapat menentukan arah pembicaraan di kelas dam dalam pembelajaran konvensional, hal utama yang perlu dilakukan oleh guru adalah menyiapkan buku catatan/buku materi pelajaran. Ceramah dapat dilakukan dalam keadaan duduk, sedangkan peserta didik diharapkan mendengarkan dengan baik.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka peneliti memandang perlu melakukan kajian lebih dalam tentang model pembelajaran yang paling efektif dalam upaya meningkatkan keterampilan membaca siswa, sehingga peneliti memfokuskan penelitian dengan judul Pengaruh Model Kooperatif Tipe Reseptif Berbantuan Media Kliping Variasi Terhadap Keterampilan Membaca Siswa Kelas V SD Gugus VII Kecamatan Abiansemal Tahun Pelajaran 2013/2014, karena dengan model pembelajaran tersebut peneliti mampu melatih keterampilan membacasiswa dengan lebih menekankan pada penyerapan informasi yang terkandung dalam teks bacaan sehingga siswa lebih paham tentang materi yang sedang dibelajarkan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Desain yang digunakan penelitian ini adalah desain eksperimental semu (quasi eksperimental desaign). Rancangan penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Desaign. Pada rancangan ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih teknik purposive random sampling. Kedua kelompok tersebut diberi pre-test dan post-test. Menurut Dantes (2012: 97) yang menyatakan bahwa “pemberian pre-test biasanya untuk mengukur equivalensi atau penyetaraan kelompok”. Pre-test dilaksanakan pada awal sebelum perlakuan untuk menyetarakan siswa melalui matching sedangkan post-test yang dilakukan pada akhir setelah perlakuan.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Gugus VII Kecamatan Abiansemal yang terdiri dari delapan kelas. Di Sekolah dasar Gugus VII Kecamatan Abiansemal tidak terdapat kelas paralel sehingga seluruh Sekolah dasar yang berada di Gugus VII Kecamatan Abiansemal hanya memiliki satu kelas. Dan setiap sekolah dasar memiliki Jumlah siswa yang bearagam mulai dari 22 orang sampai 33 orang siswa. Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan kepada wali kelas masing-masing kelas diperoleh bahwa siswa di Sekolah dasar Gugus VII Kecamatan Abiansemal memliki kemampuan akademik yang setara. Dapat dikatakan setara karena di SD Gugus VII Kecamatan Abiansemal ini tidak terdapat kelas unggulan aupun non-unggulan..

Penentuan sampel dengan teknik simple random sampling. Menurut Sugiyono (2011: 120) simple random sampling merupakan “pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

(5)

populasi itu (anggota populasi dianggap homogen)”.

Sampel penelitian ini dua kelas yang terpilih secara random dari 8 kelas V yang terdapat pada SD Gugus VII Kecamatan Abiansemal, kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi dan kelompok kontrol yang mendapat pembelajaran secara konvensional. Adapun kelompok yang mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi adalah kelas V SD No 1 Jagapati dan yang mendapat pembelajaran secara konvensional adalah kelas V SD No 2 Angantaka. Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah SD No 1 Jagapati dan SD No 2 Angantaka

Untuk meyakinkan bahwa kedua kelompok tersebut setara secara akademik, dilakukan pemetaan (matching) nilai pre-test yang telah diperoleh siswa pada masing-masing kelompok secara random. Pemetaan (matching) dilakukan dengan memasangkan siswa di kelompok eksperimen yang memiliki nilai pre-test yang sama dengan siswa di kelompok kontrol. Berdasarkan hasil pemetaan kedua kelompok, dari 47 orang siswa di kelompok eksperimen dan 40 orang siswa di kelompok kontrol diperoleh 36 pasang siswa yang memiliki nilai pre-test yang sama. Dengan demikian, sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 72 orang siswa dengan 36 orang siswa dari kelompok eksperimen dan 36 orang siswa dari kelompok kontrol.

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:61). Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab munculnya variabel terikat. Variabel bebas di kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe

reseptif berbantuan media kliping variasi sedangkan variabel bebas di kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah pembelajaran konvensional. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca.

Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data tentang hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Untuk mengumpulkan data tersebut digunakan tes, yaitu tes keterampilan membaca.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar Bahasa Indonesia siswa berupa rubrik penilaian keterampilan membaca Teknik tes dilakukan setelah perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes yang diberikan kepada kedua kelas pada akhir perlakuan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Bentuk instrumen tes dalam penelitian ini adalah tes keterampilan membaca, dan keterampilan menulis yang dilengkapi rubrik penilaian dengan menggunakan skala rating (rating scale). Tes ini digunakan untuk mengetahui kinerja siswa dalam menguasai pengetahuan yang telah diperoleh sesuai dengan kriteria yang ingin dicapai.

“Validitas berkenaan dengan ketepatan instrumen terhadap konsep yang diukur sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sudjana, 1989: 12). Tes hasil belajar dapat dikatakan telah memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut dapat dengan tepat mengukur aspek-aspek berpikir sebagaimana telah disebutkan dalam indikator. Sebelum instrumen digunakan, item-item instrumen yang sudah disusun berdasarkan kisi-kisi tes (blue print) terlebih dahulu dikonsultasikan kepada pakar untuk menilai. Penilaian dilakukan oleh dua pakar (expert judges), yaitu satu orang Dosen Pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia dan guru SD.

Data akhir post-test hasil belajar Bahasa Indonesia merupakan nilai rata-rata

(6)

dari jumlah nilai guru dan peneliti. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data yang diperoleh yaitu uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data skor hasil belajar Bahasa Indonesia siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis chi-square.

Kemudian hasil dianalisis dengan menggunakan chi-square. Kriteria pengujian adalah χ2hit < χ2tab, maka H0 diterima (gagal

ditolak) yang berarti data berdistribusi normal. Sedangkan taraf signifikasinya adalah 5% dan derajat kebebasannya (dk) = (k - 1). uji homogenitas varians pada analisis ini digunakan uji F yaitu varians terbesar dibagi dengan varian terkecil. Kriteria pengujian adalah jika Fhit <Ftab ( =

n1-1,n2-1) maka data memiliki varians yang

homogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 - 1 dan derajat

kebebasan untuk penyebut n2 – 1. Analisis

statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji beda mean (uji-t) kelompok tidak berkorelasi. Uji-t dengan separated varians.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil perhitungan rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia dengan keterampilan membaca, yang dilengkapi dengan rubrik penilaian keterampilan membaca untuk kelompok eksperimen dengan pembelajaran kooperatif tipe reseptif berantuan media kliping variasi adalah 82,18 dengan varian sebesar 84,09 dan standar deviasi 9,17. Sedangkan rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia dengan keterampilan membaca, yang dilengkapi dengan rubrik penilaian keterampilan membaca untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional adalah 70,71 dengan varian sebesar 61,21 dan standar deviasi 7,82.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa kelas eksperimen dengan pembelajaran kooperatif tipe reseptif

berbantuan media kliping variasi memperoleh nilai rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia dengan keterampilan membaca kelas eksperimen = 82,19 > = 70,71 kelas kontrol dengan pembelajaran secara konvensional.

Skor maksimum yang diperoleh pada kelas eksperimen adalah 96, sedangkan skor minimum pada kelas eksperimen adalah 60, rentangan sebesar 36, rata-rata sebesar 82,18, modus sebesar 80, dan median sebesar 80.

Gambaran yang lebih jelas mengenai distribusi frekuensi skor hasil belajar Bahasa Indonesia dengan keterampilan membaca siswa kelas V SD N 1 Jagapati dengan pembelajaran kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi dapat dilihat pada histogram sebagai berikut :

Gambar 1: Histogram Data

Keterampilan Membaca Siswa Kelas V SD No 1 Jagapati Sebagai Kelompok Eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa distribusi frekuensi untuk hasil belajar dengan keterampilan membaca siswa kelas V SD No. 1 Jagapati yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi terdapat nilai siswa diatas rata-rata sebesar 49%, di sekitar rata-rata sebesar 24%, dan dibawah rata-rata sebesar 27 %.

Sedangkan skor maksimum yang diperoleh pada kelas kontrol adalah 84, sedangkan skor minimum pada kelas kontrol adalah 52, rentangan sebesar 32, rata-rata sebesar 70,71, modus sebesar 72, dan median sebesar 72.

Gambaran yang lebih jelas mengenai distribusi frekuensi skor hasil belajar Bahasa Indonesia dengan

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 60-66 67-72 73-78 79-84 85-90 91-96 fr eku en si kelas interval

(7)

keterampilan membaca siswa kelas V SD N 2 Angantaka dengan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada histogram sebagai berikut :

Gambar 2: Histogram Data Keterampilan Membaca Siswa Kelas V SD N 2

Angantaka Sebagai Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa distribusi frekuensi untuk hasil belajar dengan keterampilan membaca siswa kelas V SD No. 2 Angantaka yang dibelajarkan secara konvensional terdapat nilai siswa diatas rata-rata sebesar 32%, di sekitar rata-rata sebesar 26%, dan dibawah rata-rata sebesar 42 %.

Dengan data diatas, dapat dilihat bahwa keterampilan membaca siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional.

Uji normalitas sebaran data keterampilan membaca siswa menggunkan

chi-square diperoleh keterampilan

membaca kelompok eksperimen adalah

=0,05, 5) = 11,070.

ini berarti, χ2hit < χ2tab maka H0 dterima yang

berarti data keterampilan membaca siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan chi-square diperoleh keterampilan membaca siswa pada kelompok kontrol adalah

=0,05, 5) = 11,070. ini berarti, χ2hit <

χ2

tab maka H0 dterima yang berarti data

keterampilan membaca siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal.

Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa perbedaan yang didapat dari uji-t benar-benar dari perbedaan antar kelompok, bukan disebabkan perbedaan di dalam kelompok atau dengan kata lain kedua kelompok homogen, Uji homogenitas varians pada penelitian ini dilakukan dengan uji F. Berdasarkan hasil analisis diperoleh Fhit

sebesar 1,37 dan Ftab pada taraf signifikansi

5% dengan db pembilang 33 – 1 = 32 dan db penyebut 31 – 1 = 30 adalah 1,84. Ini berarti Fhit < Ftab sehingga kedua kelompok

data homogen.

Data hasil belajar yang telah memenuhi syarat berdistribusi normal dan homogenitas varians selanjutnya diuji hipotesisnya. uji hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik yaitu uji-t. Rangkuman hasil analisis uji-t dua data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 01. Uji Hipotesis 0 5 10 52-57 58-63 64-69 70-75 76-81 82-87 fr e ku e n si kelas interval

Kelas N dk thit ttab

Kelas Eksperimen 33 62 5,370 2,000

(8)

Dari hasil perhitungan diperoleh thit =

5,370 sedangkan ttabel pada taraf signifikansi

5% dan dk = 70 adalah 2,000. Dengan demikian thit = 5,370 > ttab = 0,05,70) = 2,000

sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang

berarti terdapat perbedaan keterampilan membaca antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi dengan yang mengikuti pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus VII Kecamatan Abiansemal tahun pelajaran 2013/2014.

Berdasarkan hasil analisis awal yang telah dilakukan yaitu dengan menganalisis nilai pre test bahasa Indonesia diperoleh hasil bahwa antara siswa kelas V SD No 1 Jagapati dengan siswa kelas V SD No 2 Angantaka yang dijadikan kelompok penelitian memiliki distribusi data yang normal dan homogen serta hasil uji kesetaraannya menyatakan bahwa kedua kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan atau dengan kata lain kedua kelompok setara. Karena kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama maka dapat diberikan perlakuan yaitu berupa model pembelajaran kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi untuk kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol.

Treatmen dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan untuk kelompok eksperimen dan 6 kali pertemuan untuk kelompok kontrol. Pada pertemuan kedelapan masing-masing kelompok diberikan post-test. Kemudian nilai post-test tersebut dianalisis, setelah dianalisis didapat rata-rata kelompok eksperimen sebesar 82,18 dan rata-rata kelompok kontrol sebesar 70,17. Ini berarti rata-rata kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata kelompok kontrol. Dengan lebih besarnya rata-rata kelompok eksperimen berarti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi terbukti lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional.

Dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t didapat thit sebesar 5,37

sementara ttab pada taraf signifikansi 5%

dan dk = 62 adalah 2,000. Ini berarti thit >

ttab, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa antara yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional.

Perbedaan yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional disebabkan karena pembelajaran dengan model pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe reseptif berbantuan media kliping variasi lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam mencari, menemukan, menggali dan mengolah pengetahuannya sendiri dengan kegiatan membaca yang diawali dengan menemukan sendiri sumber bacaan, menggali informasi dari sumber bacaan, berlatih memberikan tanggapan, dan memperluas pemahamannya sendiri sehingga pengetahuan yang didapat oleh siswa menjadi lebih bermakna dan lebih lama diingat. Siswa tidak hanya menunggu konsep-konsep yang diberikan oleh guru akan tetapi dapat aktif dengan bekerjasama memecahkan masalah dalam kelompok belajarnya, aktif bertanya kepada guru, ataupun mencari pada sumber-sumber belajar yang dibacanya. Selain itu, model ini dibantu dengan alat – alat peraga atau disebut dengan media pembelajaran berupa kliping – kliping yang memuat materi yang sedang dipelajari oleh para siswa, hal ini akan menumbuhkan minat siswa dalam membaca, karena kliping memiliki banyak bentuk, jenis, dan juga warna disukai siswa. Dan apabila minat itu sudah tumbuh dalam diri siswa, mereka lebih mudah memahami wacana atau teks yang sedang mereka baca dan Dengan lebih cepat menguasai materi yang dibelajarkan. Hal ini senada dengan keunggulan dari model

(9)

pembelajaran kooperatif tipe reseptif yang dikemukakan oleh Ibadiyah (2010) yaitu pembelajaran model reseptif menekankan siswa untuk dapat menelaah atau mengambil inti dari isi bacaan sehingga siswa mampu memahami dengan benar hal-hal yang terkandung dalam teks yang telah dibaca, Selain itu, metode ini juga menuntut siswa untuk aktif dalam mengikuti pelajaran karena siswa dituntut untuk mengungkapkan gagasannya dalam bentuk tulisan maupun lisan. Pembelajaran reseptif sangat penting dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran kerena memang benar – benar menuntut siswa untuk dapat memahami apa yang mereka dapatkan dari sumber belajarnya, sehingga pengetahuan yang mereka dapat menjadi lebih bermakna dan tidak mudah dilupakan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang lebih menekankan pada metode ceramah dari guru.

Dalam pembelajaran konvensional siswa cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran, para siswa hanya diam dan mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru, bukan menggali sendiri pengetahuannya, kebiasaan seperti ini membuat materi yang dipelajari oleh siswa menjadi kurang bermakna. Dan hal seperti ini tentu berpengaruh bagi proses dan hasil pembelajaran siswa.

Perbedaan antara pembelajaran koopertif tipe reseptif dan pembelajaran konvensional dapat dilihat dari langkah – langkah pembelajarannya, kooperatif tipe reseptif dalam langkah – langkahnya selalu memberikan siswa kesempatan untuk mencari sendiri informasi tentang materi yang sedang dibelajarkan melalui sumber – sumber yang juga mereka pilih sendiri, dan guru hanya berperan sebagai pembimbing untuk memperkuat pemahaman siswa, sedangkan dalam pembelajaran konvensional, semua hal dalam proses pembelajaran selalu berpusat pada guru.

Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa proses dan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model kooperatif berbantuan media kliping variasi rata – rata

lebih besar dibandingkan dengan siswa di kelas kontrol yang dibelajarkan secara konvensional.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh bahwa keterampilan membaca siswa kelas V SD N 1 Jagapati yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Reseptif berbantuan media kliping variasi menunjukkan rata – rata nilai yang diperoleh 82, 18 sedangkan untuk hasil belajar siswa kelas V SD N 2 Angantaka yang mengikuti pembelajaran konvensional menunjukkan rata – rata nilai yang diperoleh 70,17. Ini menunjukkan bahwa lebih besar nilai rata – rata siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe Reseptif berbantuan media kliping variasi daripada yang mengikuti pembelajaran konvensional, sedangkan hasil analisis dengan uji-t, diketahui bahwathit = 5,370, > ttab (

= 0,05, 70)=2,000.

Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa mengikuti pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe Reseptif berbantuan media kliping variasi dengan yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dengan demikian, dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe Reseptif berbantuan media kliping variasi berpengaruh terhadap keterampilan membaca siswa kelas V SD Gugus VII Kecamatan Abiansemal.

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, maka dapat diajukan saran kepada para siswa agar lebih aktif menggali pengetahuannya sendiri melalui kegiatan membaca sumber – sumber informasi selain seperti buku, koran, dan majalah.

guru di SD Gugus VII Kecamatan Abiansemal untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Reseptif berbantuan media kliping variasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, karena model pembelajaran kooperatif tipe Reseptif berbantuan media kliping variasi

(10)

memberikan hasil yang lebih baik dari pada pembelajaran konvensional.

peneliti lain yang tertarik dengan hasil peneliti inidengan model pembelajaran kooperatif tipe Reseptif berbantuan media kliping variasi dapat dijadikan bahan banding lebih mendalam dengan memperluas populasi.

DAFTAR RUJUKAN

Ibadiah. LY. 2010. Metode Pembelajaran

Bahasa, Tersedia pada:

http://frezeamenadivine.blogspot.co m/2010/05/metode.pembelajaran-bahasa.html (diakses pada 15 Oktober)

Mawardi. AD. 2013. Coretan

Pembelajaranku. Tersedia pada:

http://coretanpembelajaranku.blogsp ot.com/2013/01/piaget-tahap

operasional konkret.html (diakses pada 15 Oktober

Nurgiyantoro,burhan. 2011. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta:Gadjah mada university press

Rosdiana, Yusi. 2008. Bahasa Dan Sastra Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2011. Metode penelitian

Pendidikan. Cetakan ke-12.

Bandung: Alfabeta

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka

Tarigan,H.G. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tartibbae. 2011. Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Model Pendekatan Proses. Tersedia pada: http://bahasaku tartibbae. blogspot.com/2011/10/inovasi-pembelajaran-bahasa-indonesia. html (diakses pada 7 Oktober ) Trianto. 2010. Mendesain Model

Pemelajaran Inovatif - Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, penjelasan tujuan dan sasaran pada hakekatnya merupakan penegasan kembali tentang visi dan misi RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019 secara

[r]

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan sapi potong di Kabupaten Sijunjung masih usaha sampingan masyarakat (93,18%), jumlah ternak yang dipelihara 1-3

Faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada kompetensi mengelola persediaan bahan baku diantaranya kurangnya variasi pengajaran yang

Namun demikian, clustering  data mahasiswa berdasarkan klasifikasi IPK  memiliki hasil yang tidak bagus (dapat dilihat pada Tabel 6, IPK tinggi seharusnya lebih berpeluang

(3) Konsep tujuan pendidikan Islam dalam perspektif surat al-Fatihah ayat 7 ini adalah bahwa ketika tujuan pendidikan Islam yaitu untuk membimbing manusia agar

Adapun faktor yang menyebabkan hal tersebut, yaitu : (1) kurang kesinergian dan peran aktif semua guru di lingkungan sekolah untuk peduli dalam membentuk karakter peserta didik;

Dari kelima percobaan, model dengan nilai RMSE terkecil dan memiliki grafik residual yang sesuai adalah model pada percobaan kedua dengan orde 7. Validasi secara