• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N No. 392 K/TUN/2000 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N No. 392 K/TUN/2000 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N No. 392 K/TUN/2000

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut dalam perkara :

M. HILMI BARDAN, (alm) yang dilanjutkan oleh ahli warisnya berdasarkan Surat Keterangan Ahli Waris tanggal 30 Mei 2000 yang dibuat dihadapan Kepala Kelurahan Kayumanis No. 213/1.755.02/2000 tanggal 7 Juni 2000 dan Camat Matraman No. 56/1.755/02/2000 tanggal 9 Juni 2000, yaitu : 1. HARIF SETIAWAN, 2. SITI DALIMAH, 3. SITI DALIKAH, 4. SITI DALINAH, 5. M. KURNIAWAN, 6. HIKMAH SURYAWAN, 7. NURHIKMAWATI dan 8. HALIMAH, dalam hal ini diwakili oleh M. Kurniawan, Pekerjaan PNS Ditjen Perhubungan Udara, bertempat tinggal di Jalan Kayumanis VIII, Gang Sengon V No. 23, Rt. 012, Rw. 07, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, yang bertindak untuk diri sendiri dan selaku kuasa dari para ahli waris lainnya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 9 Juni 2000, dalam hal ini selanjutnya memberi kuasa kepada : Kamran R. Lossen, SH., dari Bantuan Hukum Korpri Sub Unit Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Dephub, berkantor di Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta, berdasarkan Surat Kusa Khusus tanggal 9 Juni 2000 ;

Pemohon Kasasi dahulu Penggugat/Terbanding ; m e l a w a n :

KEPALA DINAS PERUMAHAN PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, berkedudukan di Komplek Dinas-Dinas Teknis Jatibaru, Jalan Taman Jati Baru No. 1 Jakarta Pusat, dalam hal hal ini memberi kuasa kepada : 1. Amazon Sinaga, SH., 2. H. Achmad Gandhi Sulhani, SH., 3. Joko Sutrisno Dawoed, SH., 4. M. Yaya Mulyarso, SH., 5. Tb. Ediyanto, SH., 6. Ade Setyartini, SH., 7. Rustiadi Hendi, SH., 8. Elveri, SH. dan Ananda Steka B.S,

(2)

SH., semuanya Pegawai Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, berkantor di Komplek Dinas-Dinas Teknis Jatibaru, Jalan Taman Jatibaru No. 1 Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 7 Juli 2000 ; Termohon Kasasi dahulu Tergugat/Pembanding ; Mahkamah Agung tersebut ;

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada pokoknya atas dalil-dalil :

1. Bahwa Tergugat telah mengeluarkan Surat Perintah No. 050/1.711.9 tanggal 17 Oktober 1996, tentang Pengosongan Perumahan yang terletak di Jalan Kayumanis VIII Gang Sengon 5 No. 23, Rt. 012/07, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur (P-1), yang pada prinsipnya telah mengabulkan permohonan H. Siti Noor Hamzah dengan memutuskan hubungan sewa menyewa rumah telah berakhir, menetapkan uang ganti rugi kepada Penggugat sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan penghunian Penggugat tanpa hak serta perintah pengosongan rumah ;

2. Bahwa Tergugat megeluarkan surat bukti P-1 tersebut berdasarkan permohonan H. Siti Noor Hamzah yang dalam hal ini diwakili oleh H. Zulkarnain, melalui Surat Permohonan Pengosongan tanggal 30 Nopember 1995 (bukti P-2) dengan alasan-alasan sebagai berikut : a. Bahwa Termohon menempati rumah tersebut hanya sebagai

penyewa ;

b. Bahwa sejak akhir tahun 1991, Termohon tidak lagi membayar sewa kepada Pemohon dengan alasan setuju uang sewanya dinaikkan dari Rp. 7.500,- (tujuh ribu lima ratus rupiah) per bulan menjadi Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) per bulan ;

c. Bahwa sejak Termohon menolak membayar sewa rumah, maka sejak itu pula Pemohon tidak bersedia lagi untuk menyewakan rumah tersebut dan seterusnya ;

(3)

d. Bahwa rumah tersebut akan Pemohon pakai sendiri untuk ke- luarga ;

e. Mohon agar rumah tersebut dikosongkan tanpa syarat kepada Pemohon selaku pemilik yang sah sesuai dengan Undang-undang No. 4 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1994 untuk menjamin keadilan dan kepastian hukum ;

3. Bahwa atas permohonan H. Siti Noor Hamzah, Penggugat telah mengajukan surat jawaban kepada Tergugat (bukti P-3), antara lain : a. Sewa menyewa rumah tersebut pakai syarat uang kunci/uang

hilang ;

b. Kalau yang punya rumah mau mengusir, harus memberikan uang pengusiran ;

c. Sewa menyewa sejak tahun 1954 sampai dengan tahun 1984 dan sejak dikeluarkan uang Ireda dibayar oleh Termohon ;

d. Mulai tahun 1985 Surat Ireda dipinjam H. Zulkarnain dan menggantikan dengan namanya ;

e. Tahun 1968 rumah disebelah roboh dan diperbaiki dengan biaya Termohon atas permintaan H. Siti Noor Hamzah ;

f. Uang sewa Rp. 4.000,- (empat ribu rupiah) tahun 1981, Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) tahun 1984, Rp. 7.500,- (tujuh ribu lima ratus rupiah) tahun 1986 dan 1991 dinaikkan Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) dan Termohon minta pertimbangan/kebijaksanaan untuk tidak dinaikkan dulu karena Termohon hanya seorang pensiunan yang tidak ada penghasilan lain ;

g. Tidak benar sejak bulan Desember 1991 tidak membayar sewa rumah, Termohon bayar terus melalui Kantor Pos ;

4. Bahwa surat bukti P-1 telah memenuhi ketentuan dari Pasal 1 ayat (3) Undang-undang No. 5 Tahun 1986, karena dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang bersifat konkrit, individual dan final, dengan kata lain surat tersebut nyata-nyata ada bentuknya dan ditujukan kepada Penggugat dan telah berakibat hukum terhadap kepentingan Penggugat secara keperdataan ;

5. Bahwa Tergugat tidak mempertimbangkan alasan-alasan Penggugat, karena dengan dikeluarkannya surat bukti P-1 Penggugat sangat

(4)

dirugikan serta Tergugat telah bertentangan dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagaimana diisyaratkan dalam ketentuan Pasal 53 ayat (2) Undang-undang No. 5 Tahun 1986, bertentangan dengan rasa kepatutan dalam masyarakat dan merupakan perbuatan melawan hukum, antara lain sebagai berikut : a. Bahwa perbuatan Tergugat telah bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1981 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 1963 tentang hubungan sewa menyewa perumahan dan Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1994. Dalam Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1981 Pasal 10 ayat (1) disebutkan, “Penghentian hubungan sewa menyewa berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak” dan ayat (3) disebutkan, “Penghentian hubungan sewa menyewa perumahan tanpa kata sepakat kedua belah pihak hanya dapat dilakukan dengan Putusan Pengadilan Negeri”. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1994 Pasal 22 disebutkan, Penye-lesesaian sengketa penghunian rumah oleh bukan pemilik dilakukan melalui Pengadilan Negeri ;

Dalam hal ini Tergugat telah mengambil kesimpulan bahwa hubungan sewa menyewa antara Penggugat dengan H. Siti Noor Hamzah telah berakhir, sebelum ada penyelesaian antara para pihak secara musyawarah atau putusan Pengadilan Negeri, oleh karena permasalahan antara Penggugat dengan H. Siti Noor Hamzah telah mengarah pada sengketa hubungan sewa menyewa rumah yang harus diselesaikan secara keperdataan ;

b. Bahwa Tergugat telah melakukan tindakan diluar kewenangannya, dengan mengeluarkan Surat Perintah Pengosongan (Bukti P-1), Tergugat seharusnya menetapkan besarnya sewa rumah yang belum ada kesepakatan besarnya harga sewa rumah yang belum ada kesepakatan antara Penggugat dengan H. Siti Noor Hamzah dan bukan memutuskan hubungan sewa menyewa serta mengeluarkan Surat Perintah Pengosongan Rumah, karena hal ini merupakan kewenangan Pengadilan Negeri, sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (4) Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1981 ;

(5)

c. Bahwa Tergugat telah melakukan tindakan sewenang-wenang tanpa dilandasi dengan pertimbangan yang cermat, karena Tergugat telah menyimpulkan bahwa penghunian Penggugat tanpa hak (Bukti P-1 Konsideran Menimbang angka 5), tanpa memperhatikan makna Penggunaan Perumahan Tanpa Hak, sebagaimana ditegaskan dalam keputusan Menteri Sosial RI. No. 18/HUK/KEP/V/1982 tentang petunjuk pelaksanaan Peraturan pemerintah No. 55 Tahun 1981, yang dalam lampiran angka IV butir 6.a.1 disebutkan, “kwalifikasi penggunaan perumahan tanpa hak sebagaimana Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1981 antara lain apabila seseorang atau badan memasuki, menghuni atau menggunakan perumahan dengan menyerobot tanpa sepengetahuan dan seizin pemilik atau yang berhak memberi izin”. Dalam hal ini kesimpulan Tergugat bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya, karena hubungan sewa menyewa rumah antara Penggugat dengan H. Siti Noor Hamzah telah berlangsung sejak tahun 1954. Tergugat juga secara tidak adil dan sepihak, menetapkan uang ganti rugi kepada Penggugat sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) tanpa mempertimbangkan itikad baik Penggugat yang telah menempati/mengamankan rumah yang dibiarkan pemiliknya bertahun-tahun sejak tahun 1954. Membayar Ireda/PBB sampai dengan tahun 1984 dan kepentingan sosial Penggugat. Oleh karena sebelum Tergugat mengeluarkan surat bukti P-1 Penggugat telah dipanggil untuk menghadap kepada Tergugat dan pada saat itu Penggugat telah mengajukan permohonan ganti rugi sebesar Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) kepada H. Siti Noor Hamzah, apabila yang bersangkutan menghendaki pemutusan hubungan sewa menyewa rumah secara sepihak ;

Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, Penggugat berkesimpulan bahwa Tergugat dalam mengeluarkan surat bukti P-1 telah melakukan tindakan sebagai berikut :

- Melakukan tindakan yang melanggar Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1981 Pasal 10 ayat (1 dan 3) dan Pasal 14 ayat (4), Peraturan Pemerintah

(6)

No. 44 Tahun 1994, sebagamana diisyaratkan Pasal 53 ayat (2) sub a Undang-undang No. 5 Tahun 1986 ;

- Melakukan pelanggaran azas kecermatan dan penyalah gunaan wewenang serta tindakan sewenang-wenang yang dianut dalam Azas-azas Umum Pemerintahan yang Baik, sebagaimana diisyaratkan dalam Pasal 53 ayat (2) sub b dan c Undang-undang No. 5 Tahun 1986 ;

Bahwa berdasarkan pertimbangan Pasal 67 ayat (2) Undang-undang No. 5 Tahun 1986, dengan ini Penggugat mohon kepada Ketua atau Majelis hakim yang memeriksa perkara ini, kiranya berkenan mengeluarkan surat penetapan/penundaan terlebih dahulu terhadap pelaksanaan Surat Tergugat (bukti P-1) yang digugat selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan sampai ada putusan yang mempunyai kekuatan hukum yang pasti, sebagaimana memenuhi Pasal 67 ayat (4) sub a Undang-undang No. 5 Tahun 1986, yaitu terdapat keadaan yang sangat mendesak yang mengakibatkan Penggugat sangat menderita serta kepentingan Penggugat sangat dirugikan jika surat Tergugat (bukti P-1) tetap dilaksanakan, berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :

- Penggugat akan sangat menderita karena sulit mendapatkan tempat hunian baru dalam waktu singkat ;

- Penggugat sangat dirugikan karena uang ganti rugi yang ditetapkan hanya Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah), sehingga tidak dapat digunakan untuk mencari tempat hunian yang layak untuk dapat menampung Penggugat dan keluarganya ;

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta agar memberikan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

DALAM PENUNDAAN :

- Mengabulkan permohonan Penundaan/Penangguhan terlebih dahulu pelaksanaan Surat No. 050/1.711.9 tanggal 17 Oktober 1996 (bukti P-1) tersebut, karena terdapat keadaan yang sangat mendesak ;

DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan gugatan untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Nomor : 050/1.711.9 tanggal 17 Oktober 1996, tentang Pengosongan Perumahan yang terletak di Jalan Kayumanis VIII, Gang Sengon 5, Nomor : 23, Rt. 012/07,

(7)

Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, yang diterbitkan oleh Tergugat (bukti P-1) ;

3. Membebankan kepada Tergugat untuk membayar biaya perkara ; Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta telah mengambil putusan, yaitu putusannya No. 188/G. TUN/1996/PTUN-JKT. tanggal 24 Juni 1997 yang amarnya sebagai berikut :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ;

2. Menyatakan tidak sah Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan Tergugat, Kepala Dinas Perumahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, berupa Surat Perintah Pengosongan Nomor : 050/1.711.9 tanggal 17 Oktober 1996, tentang Pengosongan Perumahan yang terletak di Jalan Kayumanis VIII, Gang Sengon 5, Nomor : 23, Rt. 012/07, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Ma-traman, Jakarta Timur ;

3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Keputusan Tata Usaha Negara a quo ;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini, yang sampai putusan ini berjumlah Rp. 65.000,- (enam puluh lima ribu rupiah) ;

putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat telah dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta No. 76/B/1998/PT.TUN.JKT. tanggal 5 April 1999 yang amarnya adalah sebagai berikut :

- Menerima permohonan banding dari Tergugat/Pembanding ;

- Membatalkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta No-mor : 189/G.TUN/1996/PTUN-JKT. Tertanggal 24 Juni 1997 yang dimohonkan banding ;

MENGADILI SENDIRI :

- Menolak gugatan Penggugat/Terbanding seluruhnya ;

- Menghukum Penggugat/Terbanding untuk membayar biaya perkara dikedua tingkat peradilan yang ditingkat banding ditetapkan sebesar Rp. 70.000,- (tujuh puluh ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Penggugat/Terbanding pada tanggal 30 Mei 2000 kemudian terhadapnya oleh Penggugat/Terbanding dengan perantaraan kuasanya

(8)

berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 9 Juni 2000 diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 9 Juni 2000 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 046/KAS-2000/PTUN-JKT. yang dibuat oleh Panitera Muda Perkara Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, permohonan tersebut diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut pada tanggal 21 Juni 2000 ;

Bahwa setelah itu Tergugat/Pembanding pada tanggal 23 Juni 2000 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Penggugat/Terbanding, diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 10 Juli 2000 ;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :

1. Bahwa Majelis Hakim pada tingkat banding dalam pertimbangan hukumnya pada halaman 4 menyatakan : “Menimbang, bahwa selanjutnya menurut Pasal 12 ayat (1) Undang-undang No. 4 Tahun 1992 jo Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1994 yang menyebutkan bahwa penghunian rumah oleh bukan pemilik hanya sah apabila ada persetujuan atau izin dari pemilik” ;

Bahwa pertimbangan Majelis Hakim Tersebut jelas salah dalam menerapkan hukum, oleh karena Pasal 12 ayat (1) Undang-undang No. 14 Tahun 1992 tersebut termasuk tindak pidana sebagaimana ancaman hukumnya dalam Pasal 36 ayat (4) “setiap orang atau badan sengaja melanggar ketentuan dalam Pasal 12 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 2 (dua) tahun ……… dst.” ;

Bahwa setiap orang yang dituduh melakukan tindak pidana, maka harus dibuktikan kesalahannya melalui proses penyidikan, penuntutan dan putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, sesuai Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. Status Pemohon Kasasi bukanlaah terpidana,

(9)

sehingga tidak tepat apabila Pasal 12 ayat (1) Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tersebut dijadikan sebagai dasar pertimbangan, karena telah bertentangan dengan asas praduga tidak bersalah sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Undang-undang No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. Oleh karena Judex Factie telah terbukti salah menerapkan hukum, maka putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta No. 76/B/1998/ PT.TUN.JKT. tanggal 5 April 1999 harus dibatalkan ;

2. Bahwa selanjutnya Majelis Hakim Tingkat Banding dalam pertimbangan hukumnya pada halaman 4 s/d 5 menyatakan : “Menimbang bahwa dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka jelas bahwa sewa menyewa yang tanpa batas waktu telah berakhir 3 tahun sejak berlakunya Undang-undang No. 4 Tahun 1992 yakni tanggal 10 Maret 1992, yang nota bene berakhirnya perjanjian sewa menyewa dimaksud adalah tanggal 10 Maret 1995 dan disamping itu pemilik sudah tidak mengizinkan lagi rumah sengketa dihuni oleh Terbanding. Maka dengan demikian penghunian rumah sengketa oleh Penggugat/Terbanding dikwalifikasikan sebagai penghunian tanpa hak atau tidak sah” ;

Bahwa Judex Factie telah menerapkan peraturan perundang-undangan secara Strict Law atau secara kaku tanpa mengaitkannya secara komprehensip dengan ketentuan perundang-undangan lainnya dan tanpa melihat realitas hukum serta rasa keadilan dalam masyarakat ;

Bahwa sewa menyewa rumah telah terjadi sejak 1954 dan baru pada tahun 1992 pemilik rumah tidak mengijinkan penghuni dengan alasan penghuni tidak memenuhi keinginan pemilik rumah menaikkan harga sewa dan pemilik menggunakan sendiri rumah yang disewa. Sedangkan penghuni meminta penundaan menaikan harga sewa dan bila penghuni memutuskan hubungan sewa menyewa secara sepihak, maka harus memberikan uang pengusiran Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) karena sewa menyewa dengan menggunakan “uang Kunci”, jadi jelas ada sengketa yang memerlukan penyelesaian. Sesuai Pasal 14 Undang-undang No. 4 Tahun 1992 menyebutkan “Sengketa yang berkaitan dengan pemilikan dan pemanfaatan rumah diselesaikan melalui badan peradilan sesuai

(10)

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku” dan Pasal 22 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1994 menyebutkan “Penyelesaian sengketa penghunian rumah oleh bukan pemilik dilakukan melalui Pengadilan Negeri”. Oleh karena itu tidak tepat dikatakan penghunian Pemohon Kasasi diklasifikasi sebagai penghuni tanpa hak atau tidak sah, karena Pemohon Kasasi bukanlah penyerobot dan belum ada putusan Pengadilan Negeri yang menetapkan hal tersebut. Di samping itu Termohon Kasasi tidak mempunyai kewenangan untuk memutuskan hubungan sewa menyewa dan menetapkan uang ganti rugi kepada Pemohon Kasasi sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah), karena hal itu telah bertentangan dengan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 2 Tahun 1982 tentang Sengketa Sewa Menyewa Rumah dan Keputusan Menteri Sosial RI. No. 11 Tahun 1977 jo Surat Sekjen Depsos No. 341/Huk/Skl/XII/1994 tanggal 8 Desember 1994 ;

Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat :

Mengenai alasan-alasan ke 1 dan ke 2 :

Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena sudah dipertimbangkan dengan tepat dan benar oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta, lagi pula alasan-alasan tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan dalam tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan adanya kesalahan penerapan hukum, adanya pelanggaran hukum yang berlaku, adanya kelalaian dalam memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan atau apabila Pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas wewenangnya, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-undang tentang Mahkamah Agung (Undang-Undang-undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 5 Tahun 2004 ) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang dipertimbangkan di atas, lagi pula dari sebab tidak ternyata bahwa putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dalam perkara ini bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh

(11)

Pemohon Kasasi : M. HILMI BARDAN (alm) yang dilanjutkan oleh ahli warisnya HARIF SETIAWAN, dkk. tersebut harus ditolak ;

Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon Kasasi berada di pihak yang kalah, maka harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ;

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang No. 4 Tahun 2004, Undang-undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang No. 5 Tahun 2004 dan Undang-undang No. 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 9 Tahun 2004 serta peraturan perundang-undangan lain yang ber-sangkutan ;

M E N G A D I L I :

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : M. HILMI BARDAN (alm) yang dilanjutkan oleh ahli warisnya : 1. HARIF SETIAWAN, 2. SITI DALIMAH, 3. SITI DALIKAH, 4. SITI DALINAH, 5. M. KURNIAWAN, 6. HIKMAH SURYAWAN, 7. NURHIKMAWATI dan 8. HALIMAH tersebut ;

Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Senin tanggal 17 Desember 2007 oleh Prof. DR. Paulus E. Lotulung, SH. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Widayatno Sastrohardjono, SH.,MSc. dan H. Imam Soebechi, SH.,MH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Florensani Kendenan, SH., MH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak ;

Hakim-Hakim Anggota : K e t u a : ttd./Widayatno Sastrohardjono, SH.,MSc. ttd./

ttd./H. Imam Soebechi, SH.,MH. ttd./Prof.DR. Paulus E. Lotulung, SH. H. Imam Soebechi,

(12)

Biaya-biaya : Panitera Pengganti : 1. M e t e r a i Rp. 6.000,- ttd./ 2. R e d a k s I Rp. 1.000,- Florensani Kendenan, SH.,MH. 3. Administrasi Kasasi Rp. 493.000.- Jumlah ……….. Rp. 500.000,- Untuk salinan MAHKAMAH AGUNG RI.

a.n. Panitera

Panitera Muda Tata Usaha Negara,

ASHADI., SH. NIP. : 220 000 754

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh manajemen laba terhadap return lebih besar perusahaan yang diaudit oleh KAP big 5 dari perusahaan non Big 5 Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian 6 Citra

• Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke UAPPA-E1 sebelum ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah/Pejabat yang ditetapkan. D.3.a.3.)

Secara keseluruhan dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kombinasi pembebanan berdasarkan SNI 1726:2012 memiliki koefisien yang lebih besar dibandingkan

Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki

Diperlukan tindak lanjut terkait dengan efektivitas Teknik pijat oksitosin agar dapat dijadikan inovasi program bagi kader untuk memberikan edukasi kepada

Aradan beş on gün geçti, yine aynı duvarda, aynı yer­ de, kapının arkasında, aynı biçimdeki karalamaları gör­ düm, bir hayvan kafası gibi bir şey, birkaç elif gibi çizik

Harus mampu bersikap cermat dan teliti dalam menetapka n lokasi penempata n rambu dan semboyan Mampu bertindak cermat dan teliti dalam memilih rambu dan semboyan