• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. terhubung menggunakan aturan-aturan tertentu. Hubungan ini dapat terjadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. terhubung menggunakan aturan-aturan tertentu. Hubungan ini dapat terjadi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer 2.1.1 Defenisi jaringan komputer

Wahidin (2007, hal: 1) menyatakan bahwa secara sederhana jaringan komputer dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa komputer dan peralatan lain yang saling terhubung menggunakan aturan-aturan tertentu. Hubungan ini dapat terjadi menggunakan media fisik berupa kabel ataupun melalui gelombang radio, infrared bahkan satelit. Setiap peralatan yang tersambung kejaringan disebut node.

2.1.2 Tipe jaringan komputer

Dalam jaringan komputer, terdapat tiga peran yang dapat dijalankan oleh komputer-komputer didalam LAN (Local Area Network). Peran pertama dapat menjadi client, yaitu hanya sebagai pengguna tetapi tidak menyediakan sumber daya jaringan untuk di-share atau dibagi pakai oleh anggota jaringan lain. Peran kedua dapat menjadi peer, yaitu menjadi client yang menggunakan sekaligus menyediakan sumber daya jaringan yang disebut sebagai peer-to-peer. Peran terakhir yaitu yang ketiga dapat menjadi server yang menyediakan sumber daya jaringan. Berdasarkan tiga peran diatas, selanjutnya jaringan komputer terbagi atas 3 bagian yaitu:

(2)

1. Jaringan berbasis server atau client-server, didefinisikan dengan kehadiran server didalam suatu jaringan yang menyediakan mekanisme pengamanan dan pengelolaan jaringan tersebut. Jaringan ini terdiri dari banyak klien dan satu atau lebih server. Klien yang biasa disebut sebagai komputer front-end, meminta layanan seperti penyimpanan dan pencetakan data ke printer jaringan, sedangkan server yang sering disebut sebagai komputer back-end menyampaikan permintaan tersebut ke tujuan yang tepat.

2. Jaringan peer-to-peer. Secara sederhana jaringan ini dideskripsikan, setiap komputer pada jaringan peer-to-peer berfungsi sebagai client dan server sekaligus.

3. Jaringan hybrid, adalah jaringan komputer yang memiliki semua yang terdapat pada dua tipe jaringan diatas. Ini berarti bahwa pengguna dalam jaringan hybrid ini dapat mengakses sumber daya yang di-share atau dibagi pakai oleh jaringan peer-to-peer, sedangkan diwaktu yang bersamaan juga dapat memanfaatkan sumber daya yang disediakan oleh komputer server.

2.1.3 Peralatan jaringan yang umum digunakan

Dalam membangun sebuah jaringan komputer, juga dibutuhkan perangkat keras khusus yang berhubungan dengan kebutuhan jaringan yang akan dibangun. Berikut adalah beberapa peralatan jaringan yang umum digunakan untuk jaringan berbasis kabel maupun nirkabel.

(3)

1. Ethernet, merupakan perangkat keras yang sangat dibutuhkan untuk menghubungkan antara komputer satu dengan komputer lain. Istilah ethernet juga diartikan sama dengan kartu LAN atau NIC (Network Interface Card).

Gambar 2.1 Contoh Gambar Ethernet/ NIC

2. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair), merupakan salah satu media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan antara komputer/ peralatan jaringan satu dengan komputer/ peralatan jaringan lain dengan menggunakan port RJ45-Male.

Gambar 2.2 Contoh Gambar Kabel UTP

3. Switch. Fungsi dari switch yaitu mensentralisasi koneksi jaringan antar komputer/peralatan jaringan dalam satu jaringan. Berikut salah satu contoh gambar switch merk Linksys yang penulis gunakan.

(4)

Gambar 2.3 Contoh Gambar Switch

4. Router, merupakan salah satu peralatan jaringan yang digunakan untuk melewatkan satu informasi dari satu jaringan menuju jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Alat ini mirip dengan Bridge. Secara fisik, router dapat dibedakan menjadi dua, yaitu router yang dibuat oleh pabrik dan router yang dapat dirancang sendiri menggunakan PC (Personal Computer). Syarat utama komputer yang akan dijadikan PC router adalah harus memiliki ethernet lebih dari satu atau minimal memiliki 2 ethernet. Satu ethernet digunakan untuk menerima informasi dan ethernet yang lain akan difungsikan untuk melewatkan paket IP yang diterimanya.

5. Bridge, merupakan alat yang digunakan untuk menyederhanakan sebuah jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil, sehingga menjadi lebih efisien. Selain itu, bridge juga dapat digunakan sebagai perantara atau jembatan yang menghubungkan beberapa jaringan dengan media transmisi yang berbeda.

6. Gateway, berfungsi sebagai antarmuka sebuah jaringan skala kecil dengan jaringan berskala jauh lebih besar, misalnya antara sebuah LAN dengan jaringan Internet.

7. Modem digunakan sebagai penghubung jaringan LAN dengan Internet. Berikut salah satu contoh modem merk Allied Telesyn.

(5)

Gambar 2.4 Contoh Gambar Modem

8. Access point (AP), merupakan salah satu perangkat yang dapat mendukung akses jaringan tanpa kabel atau wirelessLAN. Wireless device jenis AP menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya. Fungsi utama dari AP adalah sebagai pusat koneksi. AP dapat dikatakan memiliki fungsi seperti switch pada jaringan transmisi kabel. AP menyediakan perangkat berupa radio penerima yang mampu menerima gelombang lain dari AP lain atau media wireless lain, seperti wireless device. Selain itu, AP juga menyimpan perangkat lunak yang mampu berkomunikasi dan mengenkripsi data, serta port virtual untuk menghubungkannya dengan jaringan wired (jaringan yang menggunakan kabel).

Gambar 2.5 Contoh Gambar Access Point

9. Microfilter/ Splitter

Microfilter digunakan untuk memfilter frekwensi tinggi sehingga ADSL signal tidak akan mempengaruhi telepon pada saat digunakan. Sebagai hasilnya saluran telepon dapat digunakan untuk surfing internet dengan kecepatan

(6)

tinggi dan telepon tetap dapat digunakan secara bersamaan tanpa adanya interferensi dari High-Speed Internet.

2.2 Jaringan Komputer Nirkabel/ Wireless LAN 2.2.1 Mengenal jaringan wireless

Teknologi wireless sangat cocok dan banyak digunakan sebagai pengganti kabel-kabel, seperti kabel mouse, kabel jaringan LAN dan bahkan kabel WAN (Wide Area Network) yang sebelumnya membutuhkan jaringan dari PT Telkom. Teknologi yang digunakan untuk masing-masing kebutuhan pun berbeda-beda sesuai dengan jarak tempuh yang mampu ditanganinya. Secara kasar, semakin jauh daya jangkauan wireless, semakin tinggi pula kebutuhan kebutuhan hardwarenya.

Teknologi wireless yang populer untuk kelompok LAN adalah Wi-Fi. Kecepatan transfer data Wi-Fi yang saat ini sudah mencapai 54 Mbps, termasuk standarisasi yang sedang dikembangkan untuk mampu mencapai kecepatan 248 Mbps. Memang masih tidak sebanding dengan kecepatan kabel UTP yang sudah mencapai 1 Gbps. Walaupun demikian, sebagian besar pengguna merasa kecepatan ini sudah memadai. Beberapa keuntungan utama mengapa wirelessLAN banyak dibutuhkan orang dan juga penulis memilih topik pembahasan ini sebagai kajian tugas akhir adalah sebagai berikut:

1. Bila menggunakannya untuk kepentingan internet sharing, akses internet dapat tersedia 24 jam secara non-stop (Online 24 jam).

2. Tidak ada pulsa telepon yang harus dibayar sehingga tidak perlu takut akan kenaikan pulsa telepon.

(7)

3. Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh, perangkat wirelessLAN yang beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz berdasarkan standar 802.11b (2,4 GHz, 11 Mbps) dan 802.11g yang lebih cepat (2,4 GHz, 54 Mbps) telah dibebaskan oleh Pemerintah dari lisensi sejak 1 januari 2005, melalui Keputusan Menteri Perhubungan No. 2/2005. (S’to, 2007).

4. Dilengkapi fasilitas WEP data enkripsi yang menggunakan 64/128 bit dan juga menggunakan WPA. WEP dan WPA merupakan fasilitas keamanan jaringan yang berada pada sistem setting access point. Selain itu, ada juga fasilitas Filtering MAC address sehingga memungkinkan untuk memilih station/ klien mana saja yang diperbolehkan masuk kedalam jaringan. Ini merupakan jaminan penolakan terhadap penyusup yang akan mencoba masuk ke sistem. 5. Akses jaringan dengan wirelessLAN ini sangat sesuai untuk Perusahaan/

Institusi yang memerlukan akses internet untuk lebih dari satu PC/Laptop yang tidak ingin dipusingkan dengan posisi/letak komputer yang menjadi kliennya, warung internet atau kebutuhan pribadi yang memerlukan akses dengan waktu yang lama.

2.2.2 Standarisasi jaringan wireless

Untuk sebuah teknologi yang bersifat massal, sebuah standarisasi sangatlah dibutuhkan. Standarisasi akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya adalah:

a. Pembuat hardware yang berbeda bisa saling bekerja sama. Tentunya tidaklah sangat efisien apabila wireless di satu merk laptop hanya bisa berhubungan dengan peralatan yang berasal dari merek yang sama.

(8)

b. Pembuat hardware tambahan bisa membuat peralatan yang berlaku untuk semua peralatan berdasarkan informasi dari standarisasi yang telah baku.

c. Penghematan dan perkembangan teknologi yang jauh lebih cepat.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) merupakan organisasi non-profit yang mendedikasikan kerja kerasnya demi kemajuan teknologi. Pada tahun 1980, IEEE membuat sebuah bagian yang mengurusi standarisasi LAN dan MAN (Metropolitan Area Network). Bagian ini kemudian dinamakan sebagai 802. Angka 80 menunjukkan tahun dan angka 2 menunjukkan bulan dibentuknya kelompok kerja ini. (Sto, 2007).

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa ethernet, wireless adalah sebagian dari hasil kerja 802. Bagian ini dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan lebih spesifik yang dinamakan sebagai unit kerja. Unit kerja ini diberikan nama berupa angka yang berurutan dibelakang 802. Berikut adalah contoh unit kerja dan bidang yang mereka tangani:

(9)

Tabel 2.1: Unit Kerja dan Bidang yang Ditangani oleh Kelompok 802

Unit Kerja Bidang yang ditangani

802.1 Higher Layer LAN Protocols 802.3 Ethernet Working group 802.11 WirelessLAN Working Group

802.15 Wireless Personal Area Network (WPAN) Working Group 802.16 Broadband Wireless Access Working Group

802.17 Resilient Packet Ring Working Group 802.18 Radio Regulatory TAG

802.19 Coexistence TAG

802.20 Mobile Broadband Wireless Access (MBWA) Working Group 802.21 Media Independent Handoff Working Group

802.22 Wireless Regional Area Networks

Jika diperhatikan urutan angka-angka dari unit kerja, terdapat beberapa lompatan. Hal ini terjadi karena berbagai sebab seperti bidang yang ditangani sudah ketinggalan zaman atau disatukan ke unit kerja yang lain. Unit kerja yang mengurusi tentang wireless LAN dibagi-bagi lagi menjadi beberapa unit, namun tidak lagi ditandai dengan tanda titik dan angka, tetapi dengan huruf a,b,c sehingga menjadi unit 802.11a, 802.11b, 802.11g, dan seterusnya. (Sto, 2007).

2.2.3 Wi-Fi dan 802.11

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa walaupun IEEE telah membuat standarisasi jaringan wireless, namun untuk pertama kali pembuatannya standarisasi ini dirasakan kurang lengkap untuk memenuhi kebutuhan dunia bisnis. Oleh karena itu, dibentuklah sebuah asosiasi yang dipelopori oleh Cisco yang dinamakan sebagai Wi-Fi (Wireless Fidelity) yang beralamat di

(10)

fi.org/. Organisasi Wi-Fi ini bertugas memastikan semua peralatan yang mendapatkan label Wi-Fi bisa bekerja sama dengan baik sehingga memudahkan konsumen untuk menggunakan produknya. Beberapa anggota Wi-Fi diantarnya adalah Cisco, Microsoft, Dell, Texas Intrument, Apple, AT&T, dan masih banyak lagi yang lainnya. (Sto, 2007).

Gambar 2.6 Contoh Gambar Label Wi-Fi

2.2.4 Topologi jaringan wireless

Secara teori pada jaringan wireless ada dua topologi yang dapat dibentuk. Topologi yang dimaksud adalah topologi ad-hoc dan infrastruktur. Berikut penjelasan singkatnya:

1. Topologi ad-hoc sama seperti topologi pada jaringan peer-to-peer. Artinya jaringan yang dibangun hanya menggunakan komponen wireless device tanpa menggunakan access point sebagai penghubung. Ilustrasinya dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:

(11)

Gambar 2.7 Contoh Ilustrasi Topologi Ad-Hoc

2. Topologi infrastruktur. Pada topologi ini dibutuhkan sebuah access point (AP) sebagai media penghubung. Klien sebagai anggota jaringan harus melalui access point terlebih dahulu sebelum dapat berhubungan dengan klien lain atau server. Ilustrasi topologi ini dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:

(12)

2.2.5 Kecepatan aktual dan jauh jangkauan wireless

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dijelaskan bahwa kecepatan aktual (throughput) yang dapat dihasilkan dari jaringan wireless berstandar 802.11b sebenarnya hanyalah sekitar 4-5 Mbps dan 802.11a sekitar 23 Mbps sedangkan 802.11g sebesar 19 Mbps. Kecepatan ini akan semakin menurun seiring dengan banyaknya komputer yang terhubung. Kecepatan 5-6 Mbps sebenarnya sudah sangat mencukupi untuk sebagian besar orang yang menggunakan koneksi wirelessnya untuk bermain internet. (S’to, 2007).

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan bahwa pada ruang terbuka, jaringan 802.11b dan 802.11g mempunyai jangkauan sekitar 110 meter sedangkan 802.11a sekitar 100 meter. Jangkauan ini akan berkurang banyak jika digunakan pada ruangan tertutup, akibat dari halangan tembok ataupun diakibatkan oleh benturan sinyal dengan benda-benda yang ada didalam sebuah ruangan. Untuk memastikan jarak yang bisa ditempuh harus dilakukan survei lokasi, karena setiap kondisi memiliki karakteristik berbeda. (S’to, 2007).

Untuk meningkatkan kemampuan ataupun jarak tempuh jaringan wireless dapat menaikkan power atau daya listrik yang digunakan, namun cara ini dibatasi oleh peraturan pemerintah. Cara yang sering digunakan adalah dengan menaikkan atau menggunakan antena dengan kemampuan yang lebih tinggi. Dengan menggunakan antena, kemampuan menangkap signal yang ada diudara dan juga memancarkan signal menjadi lebih kuat, otomatis akan meningkatkan jarak tempuh jaringan wireless.

(13)

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, berikut tabel yang menjelaskan kerancuan yang ada pada jaringan wireless seperti masalah pengkodean dan standarisasi-standarisasi yang ada pada wireless. (S,to,2007).

Tabel 2.2: Standarisasi dan Keracuan Jaringan Wireless

Spesifikasi Tahun Realese Kecepatan Maksimum Kecepatan Aktual Frekuensi Band Kompati-biltas Jarak (Indoor/ Outdoor) 802.11a 1999 54 Mbps 23 Mbps 5 GHz a 30m/100m 802.11b 1999 11 Mbps 4 Mbps 2.4 GHz b 35m/110m 802.11g 2003 54 Mbps 19 Mbps 2.4 GHz b, g 35m/110m 802.11n 2009* 248 Mbps 74 Mbps 5 GHz & 2.4 GHz b, g, n 70m/160m 2.3 Protokol TCP/IP 2.3.1 Mengenal TCP/IP

Komunikasi data antar dua atau lebih network device (peralatan jaringan) atau antar software memerlukan jaminan kompatibilitas. Standar komunikasi data dikenal dengan istilah protokol komunikasi data. TCP/IP adalah suatu solusi dari masalah kompatibilas dalam komunikasi data. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sekumpulan protokol komunikasi data yang bersifat universal dan digunakan untuk menyediakan konektivitas antar dua atau lebih perangkat komunikasi jaringan komputer. (Ari Koeswoyo, 2007).

(14)

2.3.2 Protokol-protokol TCP/IP

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui ada beberapa model pengelompokan protokol dalam TCP/IP berberntuk layer (lapisan), antara lain model OSI dengan 7 layer, TCP/IP dengan 5 layer, dan TCP/IP dengan 4 layer. Model jaringan TCP/IP yang terdiri atas 4 layer adalah Application, Transport, Internet, dan Network, seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.9 Contoh Empat Lapisan TCP/IP

Setiap lapisan dalam model jaringan TCP/IP memiliki fungsi dan tugas yang berbeda. Setiap lapisan dapat terdiri atas berbagai jenis protokol komunikasi. Salah satu protokol dalam model jaringan TCP/IP empat lapisan yang juga merupakan salah satu komponen dari istilah TCP/IP yaitu IP (Internet Protocol). Protokol ini berada pada lapisan Internet (lapisan 3) dan bertanggung jawab untuk menjamin bahwa data yang ditransfer tidak mengalami kerusakan saat tiba di tujuan.

Komponen lainnya dalam TCP/IP adalah TCP (Transmission Control Protocol) yaitu protokol yang berada dalam lapisan Transport (lapisan 2). TCP bertanggung jawab dalam proses penyampaian datagram yang berasal dari servis-sevis yang berada pada lapisan diatasnya kepada lapisan IP, dan menyediakan komunikasi

(15)

yang berorientasi pada koneksi (connection-oriented) dan lebih reliebel. Oleh karena itu, TCP lebih banyak digunakan oleh berbagai servis pada layer diatasnya. (Ari Koeswoyo, 2007).

2.4 IP Address

2.4.1 Mengenal IP address

IP address atau alamat IP ibarat sebuah pengenal bagi komputer atau peralatan lain yang terhubung ke jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dinyatakan bahwa IP address merupakan sekumpulan bilangan biner 32 bit yang terbagi menjadi 4 bagian dimana setiap bagiannya terdiri atas 8 bit (oktat) dan dipisahkan dengan tanda titik.

Gambar 2.10 Ilustrasi Pembagian Oktat IP Address

Huruf x diatas dapat diganti dengan angka 1 dan 0, misalnya 11000000.10101000.00001010.00000001. Setiap oktat pada IP address sebenarnya tersusun dari sekelompok bilangan 128, 64, 32, 16, 8, 4, 2 dan 1 atau dapat dirumuskan seperti pada table berikut:

Tabel 2.3 Rumus Dasar IP Address

Binner 1 1 1 1 1 1 1 1

255 Desimal 128 64 32 16 8 4 2 1

(16)

Berdasarkan tabel diatas, dapatlah diubah bit bilangan biner sebuah IP Address 11000000.10101000.00001010.00000001 kedalam bentuk desimal untuk memudahkan pembacaan dan penulisan.

Gambar 2.11 Ilustrasi Pengubahan Biner Ke Desimal

2.4.2 Pengelompokan kelas IP address

Nilai maksimum setiap oktat adalah 255, artinya bila kita hitung jumlah alamat IP yang seharusnya ada adalah 255 x 255 x 255 x 255 = 4.228.250.625, maka untuk mempermudah pemakaiannya, IP Address dikelompokan dalam beberapa kelas yaitu kelas A, B, C, D dan E. Namun yang umum digunakan adalah kelas A, B dan C. Berikut adalah tabel yang menjelaskan ringkasan pembagian IP Address berdasarkan kelasnya.

Tabel 2.4 Pengelompokan Kelass IP Address Kelas Rentang IP Address Format Penulisan

A 1 -126 1.0.0.0 s/d 126.255.255.255 B 128 – 191 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255 C 192 – 223 192.0.0.0 s/d 223.255.255.255 D 224 – 239 224.0.0.0 s/d 239.255.255.255 E 240 – 255 240.0.0.0 s/d 244.255.255.255

(17)

2.4.3 Network address dan host address

Secara garis besar, sebenarnya oktat-oktat dalam IP Address dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu Network address dan Host address. Network addrress menunjukkan identitas atau alamat jaringan, sedangkan Host address mengacu pada nomor komputer atau peralatan lain yang terhubung ke jaringan. Bila boleh diibaratkan Network ID seperti alamat komplek perumahan sedangkan Host ID adalah nomor rumah yang ada di komplek tersebut.

Tabel 2.5 Tabel Network ID dan Host ID

Kelas Oktat N H H H A 1 1 2 3 4 Kelas Oktat N N H H B 1,2 1 2 3 4 Kelas Oktat N N N H C 1,2,3 1 2 3 4 N = Network ID H = Host ID 2.4.4 Private IP address

Private IP Address yaitu nomor IP Address yang hanya digunakan untuk kalangan sendiri dan tidak berlaku pada saat terhubung ke internet. Nomor-nomor private IP Address tersebut adalah:

(18)

Tabel 2.6 Tabel Rentang IP Private Kelas Range Private IP Address

A 10.0.0.0 s/d 10.255.255.255 B 172.16.0.0 s/d 172.31.255.255 C 192.168.0.0 s/d 192.168.255.255

2.5 Broadcast Address

Apabila suatu paket dikirim dari satu komputer pengirim ke komputer tujuan, maka setiap paket yang akan dikirim selalu mengandung header yang berisi informasi IP Address dari komputer tujuan. Berdasarkan informasi ini, komputer tujuan akan memroses paket tersebut, sedangkan komputer lain yang berada dalam jaringan yang sama akan mengabaikannya.

Sekarang bagaimana jika suatu komputer akan mengirimkan paket ke seluruh anggota jaringan?. Sangat tidak efisien bila komputer tersebut menuliskan seluruh header alamat komputer tujuan satu persatu. Disinilah diperlukan satu alamat yang bertugas meneruskan informasi ke seluruh anggota jaringan. Alamat ini yang sering disebut sebagai alamat broadcast (broadcast address).

2.6 Subnet Mask Dan Subnetting

Subnet mask digunakan untuk mengetahui kelas mana yang dipakai pada suatu jaringan serta untuk menentukan apakah suatu alamat IP termasuk kedalam satu jaringan atau jaringan lain. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan

(19)

bahwa, subnet mask biasanya digunakan oleh router untuk menentukan bagian mana yang merupakan alamat jaringan (network address) dan bagian mana alamat komputer (host address). Subnet mask adalah suatu bilangan 32 bit sebagaimana alamat IP yang juga ditulis dalam notasi desimal bertitik (Husni, 2004). Subnet mask default untuk setiap kelas diperlihatkan oleh tabel dibawah ini:

Tabel 2.7 Tabel Pembagian Subnet Mask Kelas Subnet Mask

A 255.0.0.0

B 255.255.0.0

C 255.255.255.0

Wahidin (2007, hal: 47) menyatakan bahwa subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Ilustrasi dari contoh subnetting adalah jika terdapat 150 siswa SMA memilih jurusan IPA, akan lebih baik bila dari seluruh total siswa tersebut dibagi menjadi 5 kelas sehingga masing-masing kelas terdiri dari 30 orang siswa daripada satu kelas besar tanpa ada pembagian.

Pada umumnya, pembahasan tentang subnetting meliputi berapa jumlah subnet, jumlah host per subnet, rentang IP dan IP yang bisa dipakai. Berikut contoh kasus yang membahas tentang subnetting. Diketahui, alamat IP 192.168.10.0 dengan subnet mask default 255.255.255.0 diidentifikasi sebagai kelas C yang berarti alamat IP tersebut tanpa subnetting hanya memiliki satu alamat network dengan 254 buah alamat IP yang dapat dibuat (192.168.10.1 s/d 192.168.10.254). Sekarang bagaimana

(20)

membagi network yang sudah ada kedalam beberapa sub network menggunakan teknik subnetting dengan cara mengganti beberapa bit Host ID yang ada pada subnet mask dengan angka 1.

Penyelesaian, Sebelum subnetting

IP Address : 192.168.10.1

Subnet Mask dalam Biner : 11111111.11111111.11111111.00000000 Subnet Mask dalam Desimal : 255.255.255.0

Setelah subnettibng

IP Address : 192.168.10.1

Subnet Mask dalam Biner : 11111111.11111111.11111111.11000000 Subnet Mask dalam Desimal : 255.255.255.192

Untuk menentukan jumlah subnet yang baru terbentuk, digunakan rumus 2n -2, dengan n adalah jumlah bit 1 pada Host ID yang telah dimodifikasi (11000000). Berdasarkan contoh kasus diatas maka diperoleh 22 – 2 = 2. Jadi IP 192.168.10.0 setelah dilakukan subnetting didapatkan 2 subnet baru. Untuk menentukan jumlah host per subnet, dapat menggunakan rumus 2h -2, dengan h adalah jumlah bit 0 pada Host ID yang telah dimodifikasi. Berdasarkan contoh kasus diatas maka diperoleh 26

Blok subnet diperoleh dengan cara mengurangi 256 (2

– 2 = 62. Dengan demikian, 2 kelompok sub jaringan yang baru terbentuk , masing-masing dapat menampung 62 komputer dengan alamat IP yang berbeda.

8

) dengan angka dibelakang subnet mask yang telah dimodifikasi yaitu 192. sehingga 256 – 192 = 64. Kemudian dijumlahkan angka hasil pengurangan ini sampai sama dengan angka

(21)

dibelakang subnet mask (192), didapat 64 + 64 = 128, 128 + 64 = 192. Jadi kelompok IP Address yang dapat diterapkan pada 2 sub jaringan baru tersebut adalah kelipatan 64:

192.168.10.64 s/d 192.168.10.127 Subnet ke 1 192.168.10.128 s/d 192.168.10.191 Subnet ke 2

Dari contoh 2 rentang IP Address pada masing-masing subnet diatas tidak semuanya dapat digunakan sebagai alamat IP sebuah host, selengkapnya :

Subnet ke 1 :

Alamat Subnet : 192.168.10.64 Alamat Host Pertama : 192.168.10.65 Alamat Host Terakhir : 192.168.10.126 Alamat Broadcast : 192.168.10.127 Subnet ke 2 :

Alamat Subnet : 192.168.10.128 Alamat Host Pertama : 192.168.10.129 Alamat Host Terakhir : 192.168.10.190 Alamat Broadcast : 192.168.10.191

2.7 Mengenal Linux

Benar pepatah yang mengatakan “tak kenal maka tak sayang”, namun untuk kasus Linux pepatah tersebut bisa berubah menjadi “tak kenal maka sayaaaang sekali”. Mengapa? Karena Linux merupakan sistem operasi yang luar biasa, maka sangat disayangkan jika ada yang belum mengenal Linux. Untuk mengenal linux, pertama ada baiknya jika mengetahui sejarahnya.

(22)

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa Linux merupakan hasil karya seorang mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Helsinki di Finlandia yang bernama Linus Benedict Torvalds. Pada awalnya, di tahun 1990 Linus yang gemar akan program komputer sangat tertarik dengan sistem operasi Unix yang terinstal di laboratorium kampusnya. Dia dan rekannya Lars Wirzenius dengan serius mempelajari sistem operasi tersebut.

Pada masa itu, Unix merupakan sistem operasi yang paling stabil dan menjadi acuan untuk industri komputer pada masa itu. Namun, karena harga Unix yang sangat mahal, Linus dan rekannya hanya bisa mempelajarinya di kampus. Selain Unix, Linus pun mempelajari Minix yang merupakan klon dari Unix yang diciptakan oleh Andrew Tannenbaum, seorang Profesor dari Belanda. Minix memiliki source code yang terbuka, sehingga Linus dengan leluasa bisa bereksperimen dan memperbaiki beberapa bug yang ada.

Minix memang datang dengan segala keterbatasannya. Namun, faktor inilah yang membuat Linus ingin membuat sistem operasi yang serupa, tetapi memiliki kemampuan lebih. Jalan untuk menciptakan Linux memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Linus menghadapi banyak kendala. Namun, dengan kerja kerasnya dan didukung pula oleh kejeniusannya serta bantuan rekan-rekan sesame programmer di milis para pengguna Minix, akhirnya lahirlah Linux. (Suyanto, 2007).

(23)

2.8 Mengenal Speedy

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dijelaskan bahwa speedy adalah layanan broadband access dari PT TELKOM dengan basis teknologi ADSL, yang dapat menyalurkan data dan suara secara simultan melalui satu saluran telepon biasa dengan kecepatan sampai 384 kbps. Broadband access adalah jaringan akses telepon pelanggan yang ditingkatkan kemampuannya menjadi jaringan digital berkecepatan tinggi, sehingga selain mendapat fasilitas telepon (voice) juga dapat melakukan akses internet dengan kecepatan tinggi. (Buku Pintar Speedy).

Gambar

Gambar 2.1 Contoh Gambar Ethernet/ NIC
Gambar 2.5 Contoh Gambar Access Point
Tabel 2.1: Unit Kerja dan Bidang yang Ditangani oleh Kelompok 802
Gambar 2.8 Contoh Ilustrasi Topologi Infrastruktur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alat yang paling mendasar digunakan dalam suatu jaringan adalah media yang menghubungkan host dengan host lainnya atau device dengan device lainnya.. Fungsinya adalah sebagai

WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan LAN (Local Area Network) satu dengan yang lain yang berdekatan maupun berjauhan dan menggunakan protocol yang

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah

Stasiun manajemen terdiri dari sebuah proses atau lebih yang berkomunikasi dengan agen-agen pada jaringan, yang mengeluarkan perintah dan mendapatkan

Menurut McQuerry (2008:6), Switch layer 2 adalah perangkat jaringan yang digunakan sebagai pengganti hub untuk menghubungkan dua atau lebih host dan port yang

Bila redirect server berhasil mendapatkan alamat yang dipanggil pada proxy server lain, maka alamat tersebut akan dikirimkan kembali pada user agent untuk selanjutnya memakai

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan meletakkan semua informasi alamat beserta pemetaannya ada sebuah host file yang diletakkan pada suatu lokasi yang

Setiap byte (8-bit) dalam sebuah pesan berisi 2 karakter 4-bit heksadesimal, tujuan utamanya adalah kerapatan karakter yang lebih besar memungkinkan data throughput yang lebih