• Tidak ada hasil yang ditemukan

Khairunnisa Y Mohamad, , Program studi Agroteknologi, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian, Universitas Negeri Gotontalo,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Khairunnisa Y Mohamad, , Program studi Agroteknologi, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian, Universitas Negeri Gotontalo,"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERUBAHAN SIFAT FISIK TANAH TERHADAP PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hipogea L. ) MELALUI PEMBERIAN PUPUK

ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK

(Studi Kasus di desa Dutohe,Kecamatan Kabila, Bone Bolango)

Khairunnisa Y Mohamad1, Nurmi2, Moh Ikbal Bahua2 Jurusan Agroteknologi, Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian,

Universitas Negeri Gorontalo 1

Mahasiswa Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo

2

Fakultas Ilmu-ilmu pertanian, Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat fisik tanah terhadap produksi kacang tanah melalui pupuk organik bokashi dan pemberian pupuk anorganik NPK pelangi. Penelitian ini berlokasi di Desa Dutohe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo, yang dimulai pada bulan Maret sampai dengan Mei 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi dalam Kelompok (Split Plot Design). Petak utama adalah pupuk anorganik NPK pelangi dengan takaran dosis yang berbeda yakni perlakuan tanpa pupuk/kontrol (P0) , dosis 100kg/petak (P1) dan dosis 200/petak (P2). Anak petak adalah pupuk organik bokashi yang terdiri dari perlakuan tanpa pupuk/kontrol (K0), 20 ton/ha (K1) dan 30 ton/ha (K2). Perlakuan diulang sebanyak 3 kali sebagai kelompok, sehingga seluruhnya terdapat 27 satuan kelompok. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Analisis Of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji BNT jika terdapat pengaruh perlakuan terhadap perubahan sifat fisik dan produksi kacang tanah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk anorganik NPK pelangi dengan dosis 100 kg/petak memberikan hasil bobot isi dan porositas tanah terbaik. Kadar air terbaik diperoleh dari perlakuan tanpa pupuk bokashi (kontrol). Perlakuan pupuk bokashi 30 ton/ha memberikan pengaruh nyata terhadap berat polong kacang tanah dan berat 100 biji kacang tanah. Terdapat hubungan linear antara sifat fisik tanah (bobot isi) dengan berat polong dan berat 100 biji kacang tanah. Kata Kunci : Sifat Fisik Tanah, Kacang Tanah , NPK pelangi , Bokashi

(3)

PENDAHULUAN

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditas

pangan yang banyak digunakan dan dikonsumsi masyarakat. Dalam penggunaan sehari-hari, biji kacang tanah umumnya dikonsumsi langsung dalam bentuk kacang goreng, kacang rebus, bumbu dan sebagainya, sedangkan sebagai bahan baku industri, kacang tanah diolah menjadi minyak goreng. Kebutuhan akan kacang tanah lebih besar dibandingkan dengan laju peningkatan produksi sehingga negara kita harus mengimpor hingga puluhan ribu ton setiap tahunnya untuk dapat memenuhi kebutuhan kacang tanah dalam negeri, dimana kebutuhan kacang tanah rata-rata 900.000 ton/tahun, sedangkan produksi rata-rata 771,022 ton/tahun (85,67) kacang tanah yang diimpor rata-rata 163,745 ton setiap tahunnya agar dapat memenuhi kebutuhan kacang tanah dalam negeri (Buletin, 2012 dalam Adam, 2014).

Penyebab utama rendahnya produksi kacang tanah di Indonesia adalah rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas ini disebabkan beberapa faktor, antara lain teknik budidaya, serangan hama dan penyakit, mutu benih rendah dan penggunaan varietas lokal yang berdaya tumbuh rendah. Menurut Sedjati (2002) Rendahnya hasil kacang tanah tersebut antara lain karena sebagian besar ditanam pada lahan marginal yang didominasi oleh lahan kering yang kahat unsur hara, kandungan bahan organik rendah, curah hujan tidak menentu, erosi aliran permukaan, kandungan Al dd dan Fe dd tinggi, salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas lahan tersebut adalah dengan penambahan pupuk organik dan anorganik.

Berkurangnya kesuburan tanah disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah kemunduran sifat fisik tanah, seperti berkurangnya kemantapan agregat tanah, kemampuan menahan air, kehilangan unsur hara dan bahan organik pada lapisan top soil yang pada akhirnya menyebabkan memburuknya produktifitas tanah, sehingga tidak dapat memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman yang menjadi solusi dari permasalahan ini adalah dengan menambahkan bahan organik ke dalam tanah melalui pemupukan guna memperbaiki sifat fisik tanah yakni bobot isi, porositas, kadar air tanah.

Pemupukan organik diyakini dapat merubah sifat fisik tanah karena tingginya kandungan bahan organik tanah dapat mempertahankan kualitas fisika tanah untuk membantu perkembangan akar tanaman dan kelancaran pergerakan air tanah melalui pembentukan pori tanah dan kemantapan agregat tanah (Hairiah, 2000). Hal ini dapat mempengaruhi hasil produksi kacang tanah, di karenakan adanya media tumbuh yang baik dan mengandung banyak unsur hara yang dibutuhkan dalam masa pertumbuhan. Kandungan unsur hara dalam pupuk dapat merangsang pertumbuhan kacang tanah secara keseluruhan sehingga hal tersebut

(4)

dapat meningkatkan pertumbuhan dari kacang tanah, sehingga hasil produksi kacang tanah memuaskan.

Dalam penelitian Sedjati (2002) mengenai Pemberian bokashi jerami padi dan pupuk P terhadap kacang tanah yang menghasilkan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah, maka diharapkan dengan pemberian pupuk organik bokashi dan pupuk anorganik NPK Pelangi dapat merubah sifat fisik tanah sehingga meningkatkan hasil produksi dari kacang tanah.

1. Rumusan Masalah

Pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan sifat fisik tanah dan produksi kacang tanah, untuk itu rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik berpengaruh terhadap

perubahan sifat fisik tanah?

2. Apakah pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik berpengaruh pada

hasil produksi kacang tanah?

3. Apakah terdapat interaksi pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap

perubahan sifat fisik tanah dan hasil produksi kacang tanah

2. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik

terhadap perubahan sifat fisik tanah.

2. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik pada

hasil produksi kacang tanah

3. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik

terhadap perubahan sifat fisik tanah dan hasil produksi kacang tanah.

3. Manfaat Penelitian

Pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap perubahan sifat fisik tanah dan produksi kacang tanah merupakan salah satu proses pengelolaan sifat fisik tanah yang berguna untuk meningkatkan produksi kacang tanah, untuk itu manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menjadi refrensi tambahan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas

Pertanian, Jurusan Agroteknologi, Universitas Negeri Gorontalo, di bidang ilmu tanah dan pemupukan.

2. Sebagai bahan informasi kepada pemerintah terutama dinas pertanian dalam

mengkaji Pengaruh pemupukan terhadap hasil produksi kacang tanah.

3. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya mengenai pengaruh

pemupukan terhadap perubahan sifat fisik tanah

4. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut :

(5)

1. Terdapat pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap perubahan sifat fisik tanah.

2. Terdapat pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik

terhadap hasil produksi kacang tanah.

3. Terdapat interaksi pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik

terhadap perubahan sifat fisik tanah dan hasil produksi kacang tanah. METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dutohe dan di Desa Permata Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone bolango. penelitian ini dimulai dari bulan Maret sampai bulan Mei 2014.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah : cangkul,ring sampel,pisau,tugal, meteran, timbangan, alat tulis menulis, timbangan,label, kalkulator, plastik, dan kamera. Bahan yang digunakan : benih kacang tanah varietas kelinci, pupuk organik Bokasi, pupuk anorganik NPK Pelangi.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Splitplot Design) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Terbagi atas 27 Plot.

Petak utama Pupuk Anorganik NPK Pelangi P0= tanpa pupuk

P1= 100 kg/petak P2= 200 kg/petak

Anak petak Pupuk Organik Bokashi K0= tanpa pupuk

K1= 20 ton/ha pupuk bokashi K2= 30 ton/ha pupuk bokashi Parameter Pengamatan

Pengamatan dilakukan setelah panen. Parameter yang diamati meliputi : Bobot Isi tanah (g/cm3), Porositas Total (%),Kadar air (%),Berat Polong (gram), Berat 100 biji (gram).

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bobot Isi

Hasil analisis sidik ragam bobot isi tanah dapat dilihat pada Lampiran 1. Rata-rata bobot isi tanah melalui pemberian pupuk anorganik NPK pelangi dan pupuk organik bokashi disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Rataan bobot isi tanah dengan pemberian pupuk organik bokashi dan anorganik NPK pelangi.

KK = koefisien keragaman

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa pemberian pupuk anorganik NPK pelangi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter bobot isi. Meskipun demikian data pada Tabel 3 menunjukan bahwa perlakuan P1 dengan dosis pupuk NPK pelangi 100 kg/petak cenderung memberikan

bobot isi tanah terendah yakni 1,24 g/cm3. Perlakuan tanpa pupuk

anorganik NPK pelangi (kontrol) memberikan bobot isi tertinggi yakni

1,46 g/cm3, sedangkan perlakuan P2 dengan dosis 200kg/petak

memberikan bobot isi 1,30 g/cm3. Hal ini menunjukan bahwa pemberian

pupuk NPK pelangi dengan dosis 100 kg/petak diduga merupakan dosis yang tepat menurunkan bobot isi tanah, karena adanya unsur P pada pupuk NPK yang dapat merangsang pertumbuhan akar kacang tanah sehingga membentuk rongga-rongga yang baik di dalam tanah.

Hasil penelitian Sedjati (2010), menyimpulkan bahwa kebutuhan terbesar akan P yaitu pada fase vegetatif pembentukan akar dan fase generatif, pemberian P yang cukup pada fase vegetatif sangat penting untuk meletakkan primordia dari bagian-bagian reproduktif dan akan memperbesar pertumbuhan akar.

PERLAKUAN BOBOT ISI (g/cm³)

Pupuk Anorganik NPK Pelangi 0 kg/petak (P0) 100 kg/petak (P1) 200 kg/petak (P2) 1,46 tn 1,24 1,30

Pupuk Organik Bokashi 0 ton/ha (K0) 20 ton/ha (K1) 30 ton/ha (K2) 1,31 tn 1,32 1,35 KK (%) 14,72

(7)

Pemberian pupuk organik bokashi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter bobot isi tanah. Meskipun demikian perlakuan K2 dengan

dosis 30 ton/ha menunjukan hasil rataan tertinggi yakni 1,35 g/cm3 bobot

isi tanah , sedangkan perlakuan K1 dengan dosis 20 ton/ha menunjukan

rataan bobot isi 1,32 g/cm3, hasil rataan terendah diperlihatkan oleh

perlakuan K0 yakni 1,31 g/cm3. Hal ini menunjukan bahwa perlakuan

pupuk bokashi tidak memberikan pengaruh terhadap bobot isi, diduga lambatnya proses perubahan sifat fisik tanah oleh pupuk organik bokashi yang menyebabkan bobot isi tanah tidak mengalami penurunan. Hartatik (2011) menyatakan bahwa pupuk organik mengandung kadar hara relatif rendah dan sangat bervariasi sehingga manfaatnya bagi tanah dan tanaman

tidak langsung dan pengaruhnya dalam jangka panjang.Keragaan bobot isi

tanah melalui pemberian pupuk anorganik NPK pelangi dan pupuk organik bokashi disajikan dalam bentuk grafik terdapat pada Gambar 11.

Gambar 11. Keragaan bobot isi tanah melalui pemberian pupuk organik

bokashi dan anorganik NPK pelangi..

Porositas

Hasil analisis sidik ragam porositas tanah dapat dilihat pada Lampiran 2. Rata-rata porositas tanah melalui pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik NPK pelangi disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Rataan porositas tanah dengan pemberian pupuk organik bokashi dan anorganik NPK pelangi.

PERLAKUAN POROSITAS (%)

Pupuk Anorganik NPK Pelangi 0 kg/petak (P0) 100 kg/petak (P1) 200 kg/petak (P2) 44,91b 53,26ab 52,17a BNT 5% 2,77 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 P0 K0 P1 K1 P2 K2 1,46 1,24 1,3 1,31 1,32 1,35 gr am /c m 3

Perlakuan NPK Pelangi dan Bokashi

(8)

Pupuk Organik Bokashi 0 ton/ha (K0) 20 ton/ha (K1) 30 ton/ha (K2) 51,30 tn 50,06 48,98 BNT 5% 2,17 Interaksi tn KK (%) 15,76

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 0,05.

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa pemberian pupuk anorganik NPK pelangi memberikan pengaruh nyata terhadap porositas tanah. Rataan porositas tanah pada Tabel 4 memperlihatkan bahwa perlakuan P1 dosis 100 kg/petak memberi rataan porositas tanah sebesar 53,26%, berbeda nyata dengan perlakuan P0 tanpa pupuk NPK pelangi (kontrol) yang menghasilkan porositas tanah 44,91 %, sedangkan perlakuan P2 dengan dosis 200kg/petak menghasilkan porositas 52,17%. Hal ini menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK pelangi dosis 100 kg/petak mampu meningkatkan porositas tanah dan mengurangi kepadatan tanah, diduga adanya kandungan P dalam pupuk NPK pelangi mampu merangsang pertumbuhan akar yang mengakibatkan besarnya ruang pori tanah, sehingga akar didalam tanah mampu menyerap air dan hara dengan baik dan menghasilkan produksi kacang tanah yang baik, terutama pada pembentukan polong. Hasil penelitian Apriliani (2013), menyimpulkan bahwa pemberian pupuk fosfor dapat memberikan pengaruh nyata terhadap produksi kacang tanah yakni pada jumlah polong dan berat 100 biji.

Pemberian pupuk organik bokashi tidak berpengaruh nyata terhadap porositas tanah. Meskipun demikian pemberian pupuk bokashi menunjukan bahwa rataan porositas tertinggi terdapat pada perlakuan K0 tanpa pupuk bokashi (kontrol) yakni 51.30%, perlakuan K1 dengan dosis 20 ton/ha yakni 50,06% dan hasil rataan terendah diperoleh dari perlakuan K2 dosis 48.98%. Hal ini diduga pupuk organik tidak memberikan perbedaan secara signifikan dalam waktu yang relatif cepat, meskipun demikian pemberian pupuk bokashi dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap pembentukan polong dan pengisian biji kacang tanah. Menurut Suntoro (2002) Pemberian bahan organik berpengaruh nyata meningkatkan bobot polong isi, hal ini karena dekomposisi bahan organik akan melepas hara P,K,Ca,Mg dalam tanah, hara tersebut penting dalam pembentukan dan pengisian polong. Keragaan porositas tanah melalui pemberian pupuk organik bokashi dan pupuk anorganik NPK pelangi disajikan dalam bentuk grafik terdapat pada Gambar 12.

(9)

Gambar 12. Keragaan porositas tanah melalui pemberian pupuk organik bokashi dan pupuk anorganik NPK pelangi

4.1

Kadar Air

Hasil analisis sidik ragam kadar air tanah dapat dilihat pada Lampiran 3. Rata-rata kadar air tanah melalui pemberian pupuk organik bokashi dan pupuk anorganik NPK pelangi disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Rataan kadar air tanah dengan pemberian pupuk organik bokashi pupuk anorganik NPK pelangi.

K

KK = koefisien keragaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK pelangi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap parameter kadar air tanah. Meskipun demikian data pada Tabel 5 menunjukan bahwa perlakuan P1 dengan dosis pupuk NPK pelangi 100 kg/petak memberikan rataan kadar air tanah tertinggi yakni 17,96 %, perlakuan P2 dengan dosis 200 kg/petak memberikan rataan kadar air terendah yakni 14,18 % sedangkan perlakuan tanpa pupuk (kontrol) memberikan rataan kadar air 17.48%. Hal ini menunjukan bahwa kandungan bahan organik dalam pupuk NPK pelangi dapat memperbaiki sifat fisik tanah, yakni dapat

40 45 50 55 P0 K0 P1 K1 P2 K2 44,91 53,26 52,17 51,3 50,06 48,98 Per sen (% )

Perlakuan NPK Pelangi dan Bokashi

NPK PELANGI BOKASHI

PERLAKUAN KADAR AIR (%)

Pupuk Anorganik NPK Pelangi 0 kg/petak (P0) 100 kg/petak (P1) 200 kg/petak (P2) 17,48 tn 17,96 14,18

Pupuk Organik Bokashi 0 ton/ha (K0) 20 ton/ha (K1) 30 ton/ha (K2) 18,06 tn 16,55 15,01 KK (%) 42,17

(10)

menurunkan bobot isi tanah dan meningkatkan porositas tanah sehingga menyediakan air dalam tanah yang membantu pertumbuhan kacang tanah.

Sanchez (1982) dalam Sarno (2009), menyatakan bahwa pupuk

anorganik secara langsung dapat berfungsi sebagai sumber unsur hara, terutama N, S, dan sebagian P, serta unsur mikro, yang artinya secara tidak langsung berperan dalam meningkatkan kesetabilan agregat, kapasitas menahan air untuk tanaman, kapasitas tukar kation (KTK), daya sangga tanah.

Pemberian pupuk organik bokashi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air tanah, meskipun demikian perlakuan K0 tanpa bokashi (kontrol) memberikan rataan kadar air tertinggi yakni 18,6%, perlakuan K2 dengan dosis 30 ton/ha memberikan rataan terendah yakni 15,01%, dan perlakuan K1 dosis 20 ton/ha memberikan rataan kadar air tanah 16,55%. Hal ini menunjukan bahwa pemberian pupuk bokashi menghasilkan kadar air tanah yang rendah dibandingkan tanpa pupuk bokashi, diduga dengan tingginya nilai bobot isi dan rendahnya porositas tanah yang dihasilkan oleh perlakuan pupuk bokashi mengakibatkan kadar air dalam tanah relatif kurang dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Keragaan kadar air tanah melalui pemberian pupuk organik bokashi pupuk dan anorganik NPK pelangi disajikan dalam bentuk grafik terdapat pada Gambar 13.

Gambar 13. Keragaan kadar air tanah melalui pemberian pupuk organik bokashi dan pupuk anorganik NPK Pelangi.

Hubungan antara sifat fisik tanah dengan produksi kacang tanah

Hubungan antara sifat fisik tanah ( bobot isi) dengan berat polong dan berat 100 biji melalui suatu persamaan regresi linier sebagaimana disajikan pada Gambar 4 dan Gambar 5.

0 5 10 15 20 P0 K0 P1 K1 P2 K2 17,48 17,96 14,18 18,06 16,55 15,01 Per sen (% )

Perlakuan NPK Pelangi dan Bokashi

(11)

Gambar 4. Hubungan antara sifat fisik tanah (bobot isi) dengan Berat Polong

Gambar 5. Hubungan antara sifat fisik tanah (Bobot isi) dengan Berat 100 Biji Gambar 4 menunjukan bahwa bobot isi tanah memiliki hubungan linier dengan berat polong kacang tanah yang ditunjukan oleh persamaan regresi y = 4615,4x – 5523,1 . hal ini berarti bahwa setiap peningkatan 1 satuan x ( bobot isi) akan meningkatkan berat polong kacang

tanah sebesar 4615,4 gram. Adapun koefisien determinasi sebesar R2 =

0,9231 yang berarti bahwa 92 % variasi berat polong dipengaruhi oleh bobot isi tanah. Hal ini menunjukan bahwa tingginya nilai bobot isi tanah tidak mempengaruhi aktifitas akar kacang tanah didalam tanah, sehingga pembentukan polong didalam tanah berjalan baik.

y = 4615,x - 5523, R² = 0,923 0 100 200 300 400 500 600 700 800 1,3 1,31 1,32 1,33 1,34 1,35 1,36 berat polong Linear (berat polong)

y = 73,5x - 40,14 R² = 0,961 55,5 56 56,5 57 57,5 58 58,5 59 59,5 1,3 1,31 1,32 1,33 1,34 1,35 1,36 Berat 100 Biji Linear (Berat 100 Biji)

(12)

Haridjaja dkk (2010), menyatakan bahwa tidak berpengaruhnya kepadatan tanah terhadap akar kacang tanah karena kacang tanah tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh, pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asampun kacang tanah dapat tumbuh dengan baik,yang terpenting tanah tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar. Selanjutnya dikemukakan bahwa kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang, jumlah daun, dan biomassa baik biomassa tajuk (basah dan kering) ataupun biomassa akar (basah dan kering) tanaman kacang tanah.

Gambar 5 menunjukan bahwa bobot isi tanah memiliki hubungan linier dengan berat 100 biji kacang tanah yang ditunjukan oleh persamaan regresi y = 73,5x – 40,14, hal ini berarti bahwa setiap peningkatan 1 satuan x (bobot isi) akan meningkatkan berat 100 biji kacang

tanah sebesar 73,5 gram. Adapun koefisien determinasi R2=0,9614 yang

berarti bahwa 96 % variasi berat 100 biji dipengaruhi oleh bobot isi tanah. Hal ini menunjukan bahwa tingginya nilai bobot isi tanah tidak mempengaruhi proses pembentukan biji didalam tanah diakibatkan adanya aktifitas akar kacang tanah dalam membentuk polong yang dibuktikan oleh tingginya hasil berat polong.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Perubahan sifat fisik tanah terhadap produksi kacang tanah melalui pemberian pupuk anorganik dan pupuk organik dapat disimpulkan bahwa :

1. Pemberian pupuk anorganik NPK pelangi dengan dosis 100 kg/petak

memberikan hasil bobot isi dan porositas tanah terbaik. kadar air terbaik diperoleh dari perlakuan tanpa pupuk bokashi (kontrol).

2. Perlakuan pupuk bokashi 30 ton/ha memberikan pengaruh nyata terhadap

berat polong kacang tanah dan berat 100 biji kacang tanah.

3. Terdapat hubungan linier antara sifat fisik tanah (bobot isi) dengan berat

polong dan berat 100 biji kacang tanah, dimana setiap peningkatan 1 satuan bobot isi tanah dapat meningkatkan hasil berat polong dan berat 100 biji.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap perubahan sifat tanah melalui pemberian pupuk anorganik dan pupuk organik untuk meningkatkan produksi kacang tanah.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Adam,S.M.,2014. Pengaruh Pupuk Organik Abu Sekam Padi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah. Skripsi.Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo

Adisarwanto,T.2001.Meningkatkan Produksi Kacang tanah di Lahan Sawah dan Kering.Penerbit Swadaya.Jakarta

Apriliani,S.,2013.Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hipogaea L) Pada Permberian Pupuk Fosfor (P). Skripsi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo

Balai Pengkaji Teknologi Pertanian.2002. Penjelasan Tambahan Tentang

Mikroba Untuk Memperkaya Kompos. BPTP.Bogor.

Damanik, P. 2007. Perubahan Kepadatan Tanah dan Produksi Tanaman

Kacang Tanah Akibat Intensitas Lintasan Traktor dan Dosis Bokasi. Skripsi. Dipublikasikan.Departemen Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Duaja,W.2012. Pengaruh pupuk UREA, pupuk organic padat dan cair kotoran

ayam terhadap sifat tanah Inceptisol. Agriculture Faculty, Nusa Cendana

University.Kupang. Jurnal pertanian Vol 1 No.4, Oktober-December 2012.

ISSN: 2302-6472

Edison,A.2000. Pengaruh pemberian bokashi dan GA3 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Semangka. Skripsi. Pekanbaru: UIR.

Hairiah, K. 2000. Pengelolaan Tanah Masam Secara Biologi. International Centre for Research In Agroforestry. Bogor

Haridjaja.O,Y.Hidayat,L.S.Maryamah.2010.Pengaruh Bobot Isi Tanah Terhadap Sifat Fisik Tanah dan Perkecambahan Benih Kacang Tanah dan Kedelai Jurnal llmu Pertanian Indonesia, Desember 2010, him. 147-152 ISSN 0853-4217 Vol. 15 No.3

Hartatik,W.D,Setyorini.2011.Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Kualitas Tanaman. Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah,Bogor.

http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/lainnya/52%20-

%20Wiwik%20Hartatik%20dan%20Diah%20Setyorini%20-%20Pemanfaatan%20Pupuk%20Organik%20untuk%20Meningkatkan%20 Kesuburan%20Tanah.pdf (Diakses 14 februari 2014)

(14)

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 360 halaman.

Hardjowigeno,S., 2010, “Ilmu Tanah”, Akademik Pressindo, Jakarta.

Lingga dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.

Jakarta

Oentari,P.A.2008. Pengaruh Pupuk Kalium terhadap Kapasitas Source Sink pada Lima Varietas Kacang Tanah (Arachis hipogaea L) Skripsi : dipublikasikan Fakultas Pertanian.Institut Pertanian Bogor.Bogor

Mowidu, 1.2001.Peranan Bahan Organik dan Lempung Terhadap Agregasi tanah Skripsi.dipublikasikan.Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.

Ningsih,E.M.N.,Y.A,Nugroho.,N.R.Said Tihurua.2005. Kajian Paduan Bokashi Sampah Kota dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan dan hasil Tanaman kedelai. Dipublikasikan.Fakultas Pertanian Univ. Widyagama Malang.

Raja,S.L.B.,B.S.J.Damanik.,J.Ginting.2013. Respon pertumbuhan dan produksi

kacang tanah terhadap bahan organic Thitonia diversifolia dan pupuk SP-36. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337- 6597

Ratnapuri, I. 2008. Karakteristik Pertumbuhan dan produksi ilmu varietas kacang tanah (Arachis hipogea L.). Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Ruehimann, J., and M. Korschens, 2009. Calculating the Effect of Soil Organic

Matter Concentration on Soil Bulk Density. Hale Germany https://www.soils.org/publication/.../87606108 .(Diakses 21 Juli 2014) Ruhukail.N.L,,2011.Pengaruh Penggunaan EM4 yang dikulturkan pada Bokashi

dan PupukAnorganik terhadap produksi tanaman Kacang tanah (Arachis hipogaea L). di kampong Wanggar Kabupaten Nabire. Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 2 Juni 2011.Nabire ISSN : 1907-7556

Sarno.,2009. Pengaruh Kombinasi NPK dan Pupuk Kandang terhadap Sifat

Tanah dan Pertumbuhan serta Produksi Tanaman Caisim. Ilmu Tanah Fakultas Pertanian.Universitas Lampung. Jurnal Tanah Trop., Vol. 14, No. 3, 2009: 211-219. ISSN 0852-257X

Sedjati.S.2002.Kajian PemberianBokashi Jerami Padi dan Pupuk P Pada Kacang Tanah (Arachis hipogaea L) . Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Maria Kudus.Hal 4 :1-11. http://eprints.umk.ac.id/109/1/ kajian pemberian bokashi jerami padi.pdf (diakses 14 februari 2014)

(15)

Suganda,H.R.Achmad.,Sutono. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Penelitian Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.Bogor Suji,M. 2013. Pemberian Bokashi Sekam Padi Berstimulator EM4 Terhadap

Pertumbuhan dan produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata). Skripsi Fakultas ilmu-ilmu Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo.Gorontalo. Suntoro. 2002.Pengaruh Pemberian Bahan Organik, Dolomit, dan KCl terhadap

Kadar Khlorofil, Dampaknya pada Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Biosmart 4 (2).

Sutedjo, M,M. 2004. Analisis Tanah, Air dan Jaringan Tanaman. Penerbit Renika Cipta, Jakarta.

Syamsuddin, 2012, Fisika Tanah,Lembaga kajian dan pengembangan pendidikan UNHAS, Sulawesi selatan.

Wididana, G.N. 1999. Gema Teknologi EM. Yayasan Institut Pengembangan Sumberdaya alam, Jakarta.

Wilson, E. 2006. Kepadatan Tanah Akibat Penyaradan Oleh forwarder dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Semai. Skripsi. Dipublikasikan. Departemen Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Zulkarnain, Maulana.,Prasetya,Budi.,Soemarno,2013. Pengaruh Kompos, Pupuk

Kandang, dan Custom-Bio terhadap Sifat Tanah , Pertumbuhan dan Hasil Tebu (Saccharum officinarum L.) pada Entisol di Kebun Ngrangkah- Pawon, Kediri, Indonesian Green Technology Journal.Vol. 2 No. 1. E-ISSN.2338-1787 (Diakses 19 februari 2014)

Gambar

Tabel 4.  Rataan  porositas tanah dengan pemberian   pupuk  organik bokashi  dan anorganik NPK pelangi
Tabel 5.  Rataan kadar air tanah  dengan  pemberian  pupuk organik bokashi  pupuk  anorganik  NPK  pelangi
Gambar 13. Keragaan kadar air tanah melalui pemberian  pupuk organik           bokashi dan pupuk anorganik NPK Pelangi
Gambar 5. Hubungan antara sifat fisik tanah (Bobot isi) dengan Berat 100 Biji  Gambar  4  menunjukan  bahwa  bobot isi tanah memiliki hubungan  linier  dengan    berat    polong    kacang    tanah    yang    ditunjukan    oleh   persamaan    regresi    y

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan diatas, dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu dalam bidang diagnosa dalam menentukan penyakit asma dan penanganannya, ada banyak metode

Salah satu produk dari BBPP Batu adalah susu pasteurisasi dengan urutan proses pengolahan homogenisasi, pasteurisasi, pencampuran dengan bahan pembantu, pendinginan,

Tetapi pada Gambar 4 diketahui hasil sampel pada roof garden menunjukkan pola yang tidak konsisten dan terdapat nilai ekstrim pada konduktivitas dan besar

Riset Manajemen Dan Akuntansi Volume10 Nomor 2 Edisi November 2019 4 Konsep pelayanan prima yaitu memberikan pelayanan minimal sesuai dengan standar pelayanan yakni cepat,

Penggunaan kitosan komersial melalui penyemprotan pada daun sehari sebelum penularan virus melalui kutudaun mampu menghambat infeksi BCMV sebesar 100% pada konsentrasi 0,9%

Variabel motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang yang diukur melalui dimensi kebutuhan berprestasi, kebutuhan kebersamaan dan kebutuhan akan

[r]

Menurut peneliti isu kekerasan pada acara sketsa reality pesbuker dapat di kaji untuk objek penelitian karena dalam acara ini terdapat berbagai interaksi secara