• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Gambaran Umum atas Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian ini adalah Inspektorat Daerah (BAWASDA) Kabupaten Tangerang yang berkedudukan di Komplek Perkantoran Tigaraksa Jl.H. Somawinata, Tigaraksa Tangerang 15720.

2. Kedudukan Inspektorat Daerah (Bawasda) di Pemerintah Kabupaten

Tangerang

a. Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah;

b. Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah;

c. Sekretariat Inspektorat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Inspektur;

d. Inspektur Pembantu Wilayah dipimpin oleh seorang Inspektur Pembantu yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Inspektur;

(2)

e. Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Inspektur Pembantu;

f. Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretaris Inspektorat.

3. Tugas Pokok Inspektorat Daerah Kabupaten Tangerang

Inspektorat Kabupaten mempunyai Tugas Pokok merencanakan, melaksanakan, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan dibidang pengawasan pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan.

4. Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Tangerang

a. Visi Pemerintah Kabupaten Tangerang

Berdasarkan pertimbangan kondisi obyektif seluruh sumber daya dan komitmen untuk meraih masa depan yang lebih baik maka ditetapkan visi sebagai berikut :

”Menuju Masyarakat Kabupaten Tangerang yang Beriman, Sejahtera, Berorientasi Industri dan Berwawasan Lingkungan”

Yang dimaksud dengan :

1. Masyarakat kabupaten Tangerang adalah kelompok orang dengan

(3)

dalam sosial budaya, agama, politik, ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan teknologi yang memanfaatkan sumbar daya alam dan sumber daya buatan yang ada di Kabupaten Tangerang;

2. Beriman adalah percaya, yakin dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memenuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta hidup rukun antar umat manusia.Terpenuhinya kebutuhan manusia dari segi meteri memerlukan penyeimbang dari sisi rohani, sehingga terjamin keseimbangan mental dan spiritual;

3. Maju berarti cerdas, sehat dan dinamis menuju taraf hidup yang lebih baik, proaktif, kreatif, dan disiplin sesuai dengan fungsi, peran dan kedudukan masing-masing anggota masyarakat;

4. Mandiri berarti mampu mengatasi permasalahan dan hidup

bertanggung jawab dengan tidak ada ketergantungan pada pihak lain atau dikendalikan oleh pihak lain. Visi kemandirian adalah tetap berada koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945;

5. Berorientasi Industri berarti perilaku yang mengarah pada

pertimbangan ekonomis dengan memperhitungkan tenaga, waktu, biaya, dan sumber daya teknologi yang terus berkembang dan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri tapi beriorentasi pasar;

6. Berwawasan Lingkungan berarti orientasi pembangunan

(4)

pelaku pembangunan karena pembangunan berwawasan lingkungan akan memberi manfaat bagi kelangsungan hidup dan pembangunan.

b. Misi Pemerintah Kabupaten Tangerang

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditetapkan misi Pemerintah Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Membangun sumberdaya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan diseluruh jenjang secara bertahap serta peningkatan derajat kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta peningkatan kesejehteraan sosial.

3. Meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi pengembangan usaha di bidang industri, agribisnis, agro industri, dan jasa, serta memberikan akses lebih besar pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah, dan sektor informal.

4. Mewujudkan keserasian dan keseimbangan pembangunan yang berwawasan lingkungan melalui sistem perencanaan dan pengendalian tata ruang yang terstruktur.

5. Menciptakan tata kepemerintahan yang bersih, transparan, dan bertanggung jawab (good governance).

(5)

6. Meningkatkan pembangunan infra struktur bagi percepatan aspek-aspek pembangunan.

7. Memenuhi hak-hak politik dan sosial warga untuk melakukan partisipasi kritis dalam proses pembangunan.

8. Memberdayakan perempuan dan kesetaraan gender dalam pembangunan.

Nilai-nilai yang tekandung dalam visi misi dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Ketakwaan

Masyarakat kabupaten Tangerang yang bertakwa merupakan komponen yang sangat penting untuk mewujudkan suatu perubahan yang hakiki dalam mencapai visi misi yang telah ditetapkan;

2. Partisipatif

Rasa tanggungjawab dari semua komponen pemerintahan yang terdiri eksekutif, legislatif dan masyarakat serta swasta berperan serta mengambil bagian mulai dari tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam rangka mempercepat tajuan dan sasaran pembangunan yang efisien dan efektif;

3. Transparansi

(6)

ditingkatkan agar dapat mendorong partisipasi masyarakat dan swasta untuk mencapai suatu kemajuan seperti yang tercantum dalam sasaran dan tujuan pembangunan.

4. Berkelanjutan

Prinsip berkelanjutan dalam aspek lingkungan mengandung makna bahwa pemanfaatan sumber daya alam harus memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan sehingga pembangunan yang akan dipacu tidak hanya untuk kepentingan sesaat.

B. Desain Penelitian

Berdasarkan karakteristik masalah, penelitian ini merupakan rancangan penelitian kausalitas (sebab akibat). Karena tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan variabel independen yaitu transparansi audit sektor publik terhadap akuntabilitas publik (variabel dependen).

C. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis dapat diterima apabila dugaan yang diutarakan tersebut benar yang tentunya dapat didukung dengan fakta (data) yang konkrit, dan sebaliknya hipotesis akan ditolak jika dugaan itu salah.

(7)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk rumusan hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif adalah hipotesis yang membahas mengenai hubungan antara satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya (Iqbal Hasan, 2004 : 33).

Karena akuntabilitas publik memiliki sifat kuantitatif sehingga pengukuran yang dilakukan hanyalah diberi nilai nol (0) dan satu (a) untuk kategori tertentu. Variabel yang diberi nilai nol dan satu disebut variabel

dummy. Indikator yang digunakan untuk menilai varibel dummy pada

penelitian ini adalah nol (0) untuk Instansi Pemerintah Daerah yang tidak memenuhi akuntabilitas publik dan (a) untuk Instansi Pemerintah Daerah yang memenuhi akuntabilitas publik.

Berdasarkan hal tersebut diatas, dinyatakan diduga ada hubungan transparansi audit sektor publik dengan akuntabilitas publik dengan asumsi :

 Ho :  < 0 tidak terdapat hubungan positif transparansi audit sektor publik dengan akuntabilitas publik.

 Ha :  > 0 terdapat hubungan positif tranparansi audit sektor publik dengan akuntabilitas publik.

(8)

D. Variabel dan Skala Pengukuran

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah transparansi audit sektor publik. Audit yang diteliti berupa laporan pertanggungjawaban tahunan di Pemerintah Kabupaten Tangerang.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dari penelitian ini adalah akuntabilitas publik. Dalam penelitian ini akuntabilitas publik yang dinilai adalah audit kinerja dari Pemerintah Kabupaten Tangerang.

3. Skala Pengukuran Ordinal (Likert)

Variabel independen dan dependen yang akan diteliti dalam penelitian ini akan dijabarkan kedalam sebuah skala pengukuran, yaitu dengan menggunakan skala ordinal atau likert menurut (Sugiyono, 2007 : 88). Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tertentu tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Skala likert ini juga dapat memungkinkan untuk pengurutan data dari tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.

(9)

Untuk keperluan tersebut penulis mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari kuesioner dengan cara memeberi bobot penilaian dari setiap pernyataan, dan untuk keperluan penelitian analisa kuantitatif, maka jawaban responden dari setiap pernyataan tersebut diberikan skor sebagai berikut :

Tabel 3.1 Skala Likert

Pilihan Jawaban Bobot atau Skor

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tidak Setuju (TS) 2

Ragu-Ragu (RR) 3

Setuju (S) 4

Sangat Setuju (SS) 5

Sumber : (Arif Pratisto, 2009 : 24 )

Data-data kuantitatif yang diperoleh dari peneliatian pada umumnya dapat dihitung jumlahnya atau frequensinya. Cara yang terbaik untuk meringkaskan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dengan menampilkan data tersebut kedalam bentuk frekuensi (frequency distribution). Tabel yang nantinya dibuat didasarkan atas distribusi frekuensi. Distribusi yang digunakan disini yaitu distribusi frekuensi sederhana (Simple frequency

distribution) terdiri dari variabel, frekuensi, dan persentase. Distribusi

sederhana digunakan untuk data-data yang berskala ordinal (Ronny Kountour, 2004 : 169).

(10)

E. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Uraian Indikator

Transparansi Audit Sektor

Publik (X)

Transparansi audit sektor publik adalah adanya keterbukaan tentang dokumen pelaporan yang mudah diakses oleh masyarakat. Transparansi publik

merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan

sebagai keputusan yang mempunyai tujuan tertentu.

(Indra Bastian, 2007 : 45)

 Pengumuman audit kepada masyarakat

 Kemudahan dalam mengakses dokumen audit

 Ketepatan waktu dalam pelaporan

 Kepercayaan masyarakat

 Meningkatkan transparansi audit sektor publik

 Terdapat manipulasi data

Akuntabilitas Publik

(Y)

Akuntabilitas diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media

pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik

(Stanbury, 2003).

 Pengungkapan atas aktivitas dan kinerja

 Keterlibatan masyarakat  Pertimbangan utama dalam

penyusunan laporan pertanggungjawaban  Audit kinerja

 Pengawasan oleh Inspektorat  Pengawasan secara continue  Informasi masa lalu

(11)

F. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu meliputi dua hal, yaitu :

1. Teknik Penelitian Lapangan (field research), dalam penelitian lapangan ini penulis datang langsung ke Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai sejarah singkat, struktur organisasi dan data-data yang berkaitan dengan penelitian.

2. Studi Kepustakaan (library research), yaitu memperoleh data dengan cara mempelajari teori-teori dari buku-buku literatur yang digunakan sebagai pemahaman mengenai konsep dan landasan teori yang akan digunakan untuk mengevaluasi permasalahan yang sedang dibahas.

3. Instrument Pengumpulan Data, pedoman yang digunakan oleh responden untuk pengumpulan data disini adalah kuesioner.

G. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitaian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang diberikan dan diisi oleh pejabat dan staff Inspektorat Daerah (BAWASDA) Kabupaten Tangerang untuk mengukur

(12)

sikap yang menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah jadi dan disajikan oleh pihak lain. Data sekunder yang digunakan dalam peneliatian ini berupa : Gambaran umum berserta tugas pokok dan fungsi dari Inspektorat Daerah (BAWASDA), Struktur organisasi, dan buku-buku referensi sebagai penunjang teoritis.

H. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono, 2008 : 115).

Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat dan staff Inspektorat Daerah (BAWASDA) Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang. Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung (kuesioner diantarkan langsung ke responden yang bersangkutan). Yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang (responden).

Responden-responden tersebut terdiri dari : - Inspektur = 1 orang

(13)

- Ketua Tim Auditor = 6 orang - Anggota Auditor = 18 orang

- Kasubag = 3 orang

- Staff = 11 orang

2. Metode Pengambilan Sampel

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pejabat dan staff Inspektorat Daerah (BAWASDA) Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang yang dipilih secara acak (simple random sampling) agar dapat mencerminkan keadaan tingkat adopsi dan implementasi ukuran kinerja di instansi tersebut. Jumlah responden sebanyak 40 orang sudah memenuhi syarat sebagaimana pendapat Husein Umar (2005 : 147) yaitu minimal sampel 30 subyek.

I. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis transparansi audit sektor publik dengan akuntabilitas publik pada Pemerintah Kabupaten Tangerang digunakan analisis kuntitatif deskriptif yaitu dengan menggunakan metode statistik :

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya, dan agar data yang diperoleh bisa relevan atau sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.

(14)

Instrument yang valid harus mempunyai validitas inernal dan eksternal. Instrument yang mempunyai validitas internal atau rasional, bila criteria yang ada dalam instrument secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang akan diukur. Sedangkan instrument yang memiliki validitas eksternal, bila criteria didalam instrument disusun berdasarkan luar atau fakta-fakta empiris yang sudah ada. Kalu validitas internal instrument dikembangkan menurut teori yang relevan.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya bila dilakukan pengukuran pada waktu yang berbeda pada kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Asalkan aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu. Sedangkan eksternal pengjujian dilakukan dengan test-retest

(stabitity), ekuivalen dan gabungan keduanya. Tinggi/rendahnya reliabilitas

secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukkan dengan nilai 1.00, reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan atau tinggi adalah ≥ 0,60.

(15)

3. Metode Kuantitatif Deskriptif

Merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis transparansi audit sektor publik dan akuntabilitas publik dengan cara membandingkan teori dan didukung oleh hasil kuesioner dalam bentuk analisa berupa angka dan persentase (%).

4. Analisis Korelasi Rank Spearman

Adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Varibel X adalah transparansi audit sektor publik yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Tangerang, sedangkan variabel Y adalah akuntabilitas publik, dimana perhitungannya dengan menggunakan ranking atau peringkat. Hasil dari analisis tersebut akan didapatkan angka yang positif atau negatif.

Untuk menghitung koefisien korelasi spearmen (rs) digunakan rumus sebagai berikut (Husein Umar, 2008 : 112) :

rs= 6 di2

n( n2 – 1) Dimana :

rs = koefisien korelasi rank d = selisih dari pasangan rank

(16)

Kuat atau tidaknya hubungan antara veriabel X dan variabel Y dapat diukur dengan suatu nilai yang disebut “Koefisien Korelasi”, berikut ini tabel interval koefisien korelasi :

Tabel 3.3

Interval Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat Rendah 0.20 – 0.399 Rendah 0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat 0.80 – 1.00 Sangat Kuat Sumber : (Sugiyono, 2007 : 214)

5. Pengujian Koefisisen Korelasi

Untuk mengetahui kebenaran dari perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman dilakukan pengujian hipotesa. Perumusan yang akan diuji diberi simbol H. Pengujian ini menggunakan uji hipotesa “t” dengan tingkat keyakinan 95% maka  = 0.05 atau 5%, uji dua arah (two tailed) 0.05/2 = 0.025.

Berdasarkan probabilitas, menurut (Singgih, 2006:173) :

Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak

(17)

Membandingkan nilai thitung dengan ttabel Jika thitung < ttabel,maka Ho diterima

Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak

a. Hipotesis :

 Ho: rs ≤ 0 tidak terdapat hubungan positif transparansi audit sektor publik dengan akuntabilitas publik.

 Ha : rs ≥ 0 terdapat hubungan positif tranparansi audit sektor publik

dengan akuntabilitas publik. b. Statistika Uji

Pengujian yang digunakan adalah nilai thitung dengan rumus menurut (Sugiyono, 2007 : 215) : t= rs n – 2 (1 – rs2 ) Keterangan : t = Hasil t hitung

rs = Hasil Korelasi Rank Spearman n = Jumlah Responden

c. Kriteria Uji

Penentuan kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel (t = df). Jika thitung < ttabel,maka kriterianya

(18)

adalah menerima Ho atau menolak Ha, dan jika thitung > ttabel, maka kriterianya adalah menolak Ho atau menerima Ha.

Gambar 3.1

Kurva Pengujian Hipotesis

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

Gambar

Tabel 3.1  Skala Likert

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal ini berisi mengenai perancangan Concept art yang berfokus pada karakter adaptasi di dalam novel Rahasia Meede untuk menjadi referensi para penggiat visual lainnya

BPPI sangat berharap agar RUU yang akan digarap, mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian pusaka Indonesia, yang dirasakan selama

Berikutnya Shou- Ren Hu (2010) mengidintifikasi bahwa jumlah kereta api yang lewat, jalan raya pemisah, jumlah kendaraan, alat pendeteksi hambatan, dan rambu-rambu

Guru sebagai insan akademik memiliki peranan untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Dalam kegiatan penyampain materi pembelajaran, bahasa merupakan

Merapin Kec.Gerunggang Kota Pangkalpinang Ekonomi 300,000. Santunan Mustahiq

(KALENHUDİN)kalnehudin, Berişanin.: İsimleri Dahi ;Eğer İstersen HAlvette Ervah İle Konuşmak İ ersen Öd Günlük Mahlep İle Buhurladıktan sonra İsimleri Tilavet Edip 12

Model rakit yaitu metode budidaya kerang dengan mengikatkan tali pada bambu yang diikatkan pada bambu atau akau kayu yang menyerupai rakit dan di beri jangkar agar

Sehubungan dengan kegiatan penelitian ini penulis akan mengkaji karya sastra lama bentuk syair karya Raja Ali Haji dengan kajian mengenai nilai-nilai budaya (berhubungan