• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR INTERNAL SEBAGAI PENDUKUNG SISWA MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH (Studi Pada SMA Negeri 9 Bandar Lampung )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR INTERNAL SEBAGAI PENDUKUNG SISWA MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH (Studi Pada SMA Negeri 9 Bandar Lampung )"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

INTERNAL FACTORS SUCH AS SUPPORT TO STUDENTS PURSUE EXTRACURRICULAR ACTIVITIES IN SCHOOL

(Study On Domestic Sma Bandar Lampung) By

MENDA WATI

The purpose of this research is to know the internal factors that support students extracurricular activities at school, and analyze history students extracurricular activities in the school year. This type of research is qualitative research, the use of informants as a primary data source. This approach can extract as much information as possible and as deep as possible so that we will learn very clear about what is being investigated. Collecting data through observation and documentation of in depth interviews. As for the conclusions of this study are as follows : (1) Extracurricular activities performed during hours of study (face to face), both conducted at school or outside school with the intention to enrich and expand the knowledge, skills and capacity which has been owned by several fields of study. (2) Basically, students follow the extracurricular activities based on internal as motivation, interests, talents, hobbies and intelligence factors. (3) Internal factor is the factor which falls within the own students, such as motivation, interests, talents, pastimes, and intelligence. (4) In the general interests become internal factors as support students follow the extra-curricular activities at school. (5) Interest is a preferred taste and sense of interest in a subject or activity, without telling us. The interest is essentially a relationship between the acceptance of yourself with something outside of ourselves. (6) All interested students can channel and develop extracurricular activities that interest is not only as a hobby, but can cause achievements. (7) Included in the interests of the students must be developed should not be taken no action, since the interests of the students to new activities, acquire knowledge and new experiences.

(2)

ABSTRAK

FAKTOR INTERNAL SEBAGAI PENDUKUNG SISWA MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH

(Studi Pada SMA Negeri 9 Bandar Lampung )

Oleh MENDA WATI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dan menganalisis latar belakang siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, menggunakan informan sebagai sumber data primer. Dengan pendekatan ini dapat digali informasi sebanyak mungkin dan sedalam mungkin sehingga akan didapatkan informasi yang sejelas-jelasnya tentang apa yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimiliki dari berbagai bidang studi. (2) Pada dasarnya siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan faktor internal seperti motivasi, minat, bakat, hobi dan inteligensi. (3) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya motivasi, minat, bakat, hobi, dan inteligensi. (4) Pada umumnya minatlah yang menjadi faktor internal sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. (5) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. (6) Semua minat siswa bisa disalurkan dan dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler sehingga minat tidak hanya dijadikan hobi, melainkan bisa membuahkan prestasi. (7) Minat yang terdapat didalam diri siswa harus dikembangkan tidak boleh didiamkan saja karena dengan adanya minat siswa mendapatkan aktivitas baru, mendapatkan pengetahuan baru dan pengalaman-pengalaman yang baru.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur pada dunia pendidikan pengajaran agar serasi dan terarah serta relevan dengan segala kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Pada era global, diperlukan sumber daya manusia yang handal dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berbagai upaya perbaikan mutu pengajaran sangat diperlukan oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah. Proses belajar mengajar memusatkan perhatian utamanya adalah pada peserta didik. Tentunya peserta didik dengan segala potensi dan kebutuhannya, diupayakan dengan segala macam persiapan yang diperoleh melalui pengalaman belajar, baik pengetahuan, keterampilan, atau sikap disiplin.

(4)

pelaksanaan pembangunan nasional dan proses kehidupan berbangsa dan bernegara, keterlibatan generasi muda tidak dapat diabaikan. Sehubungan dengan itu, maka pembinaan dan pengembangan generasi muda merupakan tanggung jawab bersama baik keluarga, masyarakat maupun pemerintah yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kualitas generasi muda.

Sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus digalakkan, pembinaan dan pengembangan generasi muda perlu ditingkatkan, terlebih lagi pada era globalisasi seperti pada masa ini di mana kemajuan IPTEK yang mengarah pada industrialisasi modern. Proses pembangunan yang terus berlangsung tersebut dapat pula membawa dampak negatif bagi generasi muda sehingga akan dapat menimbulkan masalah-masalah sosial. Terlebih lagi umumnya, kehidupan remaja akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya relatif baru, salah satunya adalah budaya asing yang datangnya dari luar sehingga hal tersebut cenderung mengiring kearah penyimpangan perilaku, kecenderungan tersebut terjadi karena pada masa-masa remaja merupakan masa transisi bagi perkembangan seorang anak sehingga merupakan masa yang kritis.

(5)

3

menyatakan, bahwa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan (1985:20).

Setiap orang setelah mengalami masa anak-anak menghadapi masa remaja akan mengalami peralihan yang waktunya sangat singkat (Djamali, 1984:50). Masa peralihan ini adalah masa kritis (berbahaya), di sebut juga fase negatif. Disebut fase negatif karena pada fase ini ditandai dengan sifat-sifat negatif dan acuh tidak acuh pada keadaan. Pada pikiran dirinya sering tidak tenang, kurang mau bekerja atau bergerak, lebih banyak tidur, kelihatannya seperti pemurung, ragu-ragu dan non sosial. Sikap yang ditunjukkan kurang menyenangkan dan tidak mau tahu keadaan lingkungannya (Djamali, 1984:51). Pada usia remaja emosi seseorang bisa dikatakan labil, serta mempunyai rasa keingintahuan yang begitu tinggi tentang hal-hal baru yang diketahuinya sehingga akan mudah sekali dipengaruhi oleh rangsangan yang datang dari dalam atau dari luar dirinya sendiri, khususnya dari lingkungan masyarakat.

(6)

tujuan pendidikan nasional dapat dicapai sehingga akan tercipta sumber daya manusia yang benar-benar berkualitas.

Adapun usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti yang diharapkan selain menggunakan cara yang lazim seperti penyempurnaan kurikulum juga dengan mengefektifkan komponen-komponen yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan. Kondisi pendidikan sekolahan kita yang strategis namun terabaikan, sehingga tidak mampu memikul tanggung jawabnya secara personal, mengharuskan segenap komponen manusia Indonesia untuk lebih memperhatikan keadaan pendidikan. Pemerintah, masyarakat dan orang tua (keluarga) tidak mungkin diam melihat kondisi pendidikan yang sangat membutuhkan perhatian.

Oleh karenanya, gagasan luhur Ki Hadjar Dewantara dengan Tri Pusat Pendidikan yang terdiri dari orang tua, sekolah dan masyarakat dan sekarang ditambah dengan peran serta aktif pemerintah, patut dilaksanakan dalam rangka memprioritaskan sektor pendidikan, baik yang informal, nonformal, maupun yang formal seperti didirikannya sekolah-sekolah. Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, yang bertujuan memberikan manfaat sesuai dengan cita-cita bangsa.

(7)

5

dalam program kurikulum dan keadaan serta kebutuhan lingkungan, serta untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Sekolah adalah institusi formal bagi pelaksanan pendidikan, dan guru mempunyai peran membimbing peserta didiknya untuk mengenal dirinya sebagai manusia sekaligus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para siswa. Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi siswa, walaupun sekolah merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan siswa. Siswa mengalami perubahan dalam perilaku sosialnya setelah siswa masuk sekolah, siswa mengalami suasana yang berbeda di sekolah bukan lagi anak istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya salah seorang di antara puluhan siswa lainnya di dalam kelas. Jadi disekolahkan untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial baru yang memperluas keterampilan sosialnya.

(8)

ekstrakurikuler, dukungan dan prestasi yang pernah diraih dari aktivitasnya dalam kegiatan ekstrakurikuler, serta hubungan antara aktivitas siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan perilaku proaktif siswa di sekolah.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan untuk siswa sebagai pengisi waktu luang yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah yang tercantum dalam susunan program bidang kesiswaan yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Ekstrakurikuler dapat mencegah kegiatan siswa yang menjurus kepada hal-hal yang negatif atau kenakalan remaja. Kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para siswa.

Untuk lebih jelasnya, pemerintah menuangkan dalam SK Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/Kep./ 1992. Berdasarkan SK tersebut dirumuskan, ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

(9)

7

pengaruh negatif yang datang dari luar maupun dari dalam lingkungan sekolah, memantapkan kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang kegiatan pencapaian kurikulum, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat dan nilai Undang-Undang Dasar 1945, serta meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani.

Sekolah SMA Negeri 9 Bandar Lampung mempunyai beberapa kegiatan ekstrakurikuler bagi murid-muridnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti siswa-siswinya tersebut terdiri dari OSIS, KIR, PMR, PASKIBRA. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Masing-masing kegiatan ekstrakurikuler dipegang oleh seorang guru yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah maka siswa akan menghabiskan waktunya di sekolah dan tidak akan terpengaruh dengan dunia luar dan hal-hal baru.

Manfaat diadakannya kegiatan ektrakurikuler di sekolah adalah sebagai wadah menyalurkan hobi, minat, bakat dan intelegensi para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya.

(10)

Karena masa peralihan maka remaja pada umumnya masih ragu-ragu akan perannya dan menimbulkan krisis identitas. Dalam usaha menemukan jati diri yakni mengetahui mengenai kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan minat remaja menjadi isue yang penting. Dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah maupun sekolah.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya motivasi, minat, bakat, hobi, dan intelegensi. Adanya faktor internal maka siswa dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS, KIR, PMR, dan PASKIBRA sesuai dengan minat, bakat, hobi dan intelegensi yang mereka miliki. Sehingga apa yang mereka ikuti sesuai dengan keinginan dari dalam diri siswa. (diakses dari www.google.co.id faktor internal .html. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009).

Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa berdasarkan dengan minat, bakat, hobi dan intelegensi siswa sehingga siswa tahu kegiatan ekstrakurikuler apa yang sesuai dengan minat, bakat, hobi dan inteligensi karena sifat remaja yang bergejolak penuh dengan ambisi (semangat) pilihan alternatif sesuai dengan keinginannya.

(11)

9

prestasi. Banyak sekali manfaat yang kita dapat dari mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Salah satunya adalah kita bisa bersosialisasi dengan banyak orang, saling bertukar pikiran, membentuk persahabatan, berlatih kekompakan dan belajar tentang etika berkompetisi.

Lebih lanjut, visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi minat, bakat, hobi dan intelegensi secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan siswa yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misinya menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok dan menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh siswa sesuai dengan kebutuhan minat, bakat, hobi dan intelegensi.

Ekstrakurikuler yang diikuti siswa ternyata cukup banyak menyita waktu untuk belajar karena siswa yang mengikuti ekstrakurikuler selain menyumbangkan waktu untuk belajar dan berorganisasi, terkadang mereka sering izin tidak mengikuti kegiatan belajar karena ada kegiatan yang berhubungan dengan ekstrakurikuler, mereka juga tidak punya waktu khusus untuk mengulang kembali materi yang telah dipelajari hal ini mengakibatkan prestasi belajarnya kurang memuaskan.

B. Perumusan Masalah

(12)

“Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan mendeskripsikan faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan kajian ilmu-ilmu sosial dan memberikan referensi tambahan atau literatur bagi kita semua serta memberikan manfaat bagi ilmu sosial umumnya dan ilmu sosiologi pendidikan khususnya.

2. Manfaat Praktis

(13)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Faktor Internal sebagai Pendukung Siswa Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah, maka terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan pada penelitian ini, antara lain:

Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS, PMR, KIR, PASKIBRA berdasarkan faktor internal seperti motivasi, minat, bakat, hobi dan intelegensi yang dimiliki sehingga dapat mengasah kemampuan daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya.

(14)

Minat merupakan suatu kesukaan, gambaran atau kesenangan akan sesuatu. Didalam suatu inventori minat akan mengidentifikasikan preferensi anda terhadap orang, benda, atau aktivitas lainnya. Dari pengertian tetang minat dapat disimpulkan bahwa minat adalah fungsi kejiwaan untuk merasa tertarik pada obyek baik berupa benda atau hal lain, rasa tertarik pada suatu obyek tersebut merupakan suatu ketertarikan dari subyek yang disebabkan unsur-unsur tertentu yang terdapat pada obyek minat, dengan kata lain minat merupakan sambutan yang sadar yang didasari oleh perasaan positif yang nantinya menimbulkan perasaan yang positif juga.

Dengan mengembangkan minat memberikan bimbingan karir sejak dini, remaja akan semakin menyadari mengenai apa yang ia suka dan mampu lakukan, dan akan menjadi lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya disertai dengan pemahaman tentang kekuatan dan kelemahannya, sehingga bisa menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan diri untuk menggapai impiannya.

B. Saran

Setelah melihat hasil penelitian, maka penulis memberikan saran-saran yang diberikan untuk dijadikan bahan pertimbangan adalah sebagai berikut:

(15)

71

mengembangkan minat, bakat, hobi dan intelegensi, dengan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan minat yang dimiliki siswa sebab dengan adanya minat maka siswa dapat menyalurkan minatnya dalam kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti saat ini. Pihak sekolah dan teman-teman juga harus mendukung kegiatan ekstrakurikuler supaya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memberikan prestasi yang gemilang di luar sekolah sehingga dapat mengharumkan nama sekolah.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak SMA Negeri 9 Bandar

Lampung untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendukung siswa

untuk melakukan aktivitas yang sesuai dengan minatnya serta lebih

mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebagai sarana mengisi

waktu luang dan meningkatkan keterampilan siswa sehingga dapat

menghindarkan remaja mengisi waktu luang dengan aktivitas-aktivitas negatif

Referensi

Dokumen terkait

Strategi yang dapat dilakukan untuk peningkatan daya saing hortikultura Indonesia adalah: (1) meningkatkan kesadaran para pelaku usaha agar mematuhi regulasi-regulasi

PL tidak dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh antara NWC terhadap ROE dikarenakan pada hasil penelitian ini meskipun terjadi peningkatan yang cukup besar

Pengukuran komposisi unsur logam adalah faktor utama dalam penggunaan data untuk menentukan kemungkinan sumber pencemar, dimana proses identifikasi dan

perjanjian yang dilaksanakan kedua belah pihak. Penggunaan bersama Bandar Udara dengan Pangkalan Udara pada saat ini dalam kondisi belum optimal sehingga mempunyai

4 tidak mendapatkan kapasitas maksimal dari latihan fisik, sehingga tes ini lebih baik dalam menggambarkan tingkat latihan fisik fungsional untuk aktivitas fisik

Pada penelitian ini ditambahkan variabel tatakelola dan kepemimpinan, dan infrastruktur Marzuki, (2009) Kesiapan Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok

Berdasarkan tabel 5.6, dapat diketahui bahwa dari 30 anak yang tidak mengikuti Play Group di TK Islam Al-Azhar Salatiga, sebagian besar mereka memiliki

Akan mengadakan penelitian dengan jugul “Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Laboratorium RSUD Soe Tahun 2018”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat