Nomor Daftar FIP: 036/S/PLS/II/2014
PENDEKATAN PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA PELATIHAN TATA KECANTIKAN KULIT DI LKP ESA BEKASI
(Studi Kasus pada pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi Jl. Ir. H. Juanda No. 109)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Oleh:
RIYA AJENG SARI
0900306
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
==================================================================
Non-Formal Education at Secondary Education
Oleh
Riya Ajeng Sari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Riya Ajeng Sari 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
RIYA AJENG SARI
0900306
PENDEKATAN PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA PELATIHAN TATA KECANTIKAN KULIT DI LKP ESA BEKASI
(Studi Kasus Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi Jl. Ir. H Juanda No. 109 Bekasi Timur)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
PEMBIMBING I
Dr. H. Elih Sudiapermana, M.Pd 196111141987031001
PEMBIMBING II
Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd 196009261985031003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Riya Ajeng Sari, Pendekatan Pembelajaran Partisipatif Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi
(Studi Kasus Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi Jl. Ir. H Juanda No. 109 Bekasi Timur)
Masalah dalam penelitian ini adalah adanya pendekatan pembelajaran partisipatif pada pelatihan tata kecantikan kulit Di LKP ESA Bekasi dengan melibatkan peserta didik agar berperan aktif serta memiliki motivasi belajar yang tinggi didalam kegitan pelatihan tata kecantikan kulit. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh data mengenai: 1) Bagaimanakah pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi oleh instruktur; 2) Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar peserta pelatihan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi.
Kajian teori yang digunakan didalam penelitian terdiri dari konsep belajar, konsep pendekatan pembelajaran partisipatif, konsep motivasi belajar, konsep pelatihan pada pendidikan luar sekolah.
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Menggunakan teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi serta triangulasi. Tahapan dalam proses penelitian ini dimulai dari tahap pra lapangan, tahap pelaksanaan dilapangan, tahap pelaporan. Subjek penelitian ini yaitu berjumlah 6 orang responden yaitu 1 orang pengelola, 3 orang instruktur, dan 2 orang peserta didik dalam ruang lingkup LKP ESA Bekasi.
ABSTRACT
Riya Ajeng Sari, Participatory Learning Approach in Developing Learning Motivation of the Participants of Skin Beauty Training in LKP ESA Bekasi
(A case study toward skin beauty training inLKP ESA Bekasi Jl. Ir. H Juanda No. 109 Bekasi Timur)
The problem in this study is the existence of a participatory learning approach on skin beauty trainingat LKP ESA Bekasi by involving learners in order to play an active role as well as having a high learning motivation in the training activities of the skin beauty. The purpose of this study is to obtain data regarding: 1) how is the implementation of a participatory learning approach in skin beauty at LKP ESA Bekasi by instructors; 2) how is the development of
participants’ learning motivation using participatory learning approaches in skin
beauty training at LKP ESA Bekasi.
The study of theory used in the research consists of studying concept, the concept of participatory learning approach, the concept of learning motivation, training concepts on education outside the school.
This research used approach is a qualitative approach with case study method. Techniques of collecting data are observation, interview, documentation and study of the triangulation. Stages in the research process starting from the stage of pre-registration field, the real implementation stage, the stage of reporting. The subject of this research that totaled 6 respondents i.e. one is Organizer, 3 instructors, and two learners in LKP ESA Bekasi.
Based on the results of this study regarding the implementation of approaches 1) participatory learning in skin beauty training in Bekasi ESA LKP which is seen in implementation, planning, and evaluation is suitable with the concept of the participatory learning approach phase 2) The development of
participants’ learning motivation using participatory learning approaches in skin
beautytraining at LKP ESA Bekasi by looking at some of the indicators shows that the use of participatory learning approaches in training hairstyling can
increase the motivation of participantsseen from the participants’ liveliness and
DAFTAR ISI
Hal
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maasalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. StrukturOrganisasiSkripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep PembelajaranPartisipatif ... 8
1. Pengertian Belajar ... 8
2. Pengertian Pembelajaran ... 9
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran ... 9
4. Proses Pembelajaran ... 10
5. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Partisipatif ... 11
6. Prinsip-prinsip Pembelajaran Partisipatif ... 12
7. Teori Pendekatan Pembelajaran Partisipatif ... 13
8. Ciri-ciri Pembelajaran Partisipatif ... 14
9. Kegunaan atau manfaat pembelajaran partisipatif bagi peserta didik ... 15
10.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pendekatan Pembelajaran partisipatif... 16
11.Tahapan teknik pembelajaran partisioatif berdasarkan tahapan Kegiatan pembelajaran ... 21
12.Pengelolaan Pembelajaran Partisipatif ... 25
a. Perencanaaan partisipatif ... 25
b. Pelaksanaan partisipatif ... 26
c. Evaluasi partisipatif ... 28
B. Konsep Motivasi Belajar ... 29
1. Konsep motivasi ... 29
2. Konsep motivasi belajar ... 30
C. Pelatihan dalam Pendidikan Luar Sekolah ... 32
1. Konsep pendidikan luar sekolah ... 32
2. Fungsi pendidikan luar sekolah ... 33
3. Ciri-ciri pendidikan luar sekolah ... 34
4. Pelatihan dalam pendidikan luar sekolah ... 35
1). Konsep pelatihan ... 36
2). Tujuan pelatihan ... 37
BAB III MEDOTE PENELITIAN
A. LokasiPenelitian ... 40
B. Langkah-langkah Penelitian ... 41
C. MetodePenelitian... 42
D. Definisi Operasional... 43
E. Instrumen Penelitian... 45
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 46
G. Teknika Pengumpulan Data ... 46
1. Wawancara (Interview) ... 46
2. Pengamatan (Observation) ... 46
3. Studi Dokumentasi ... 46
H. Teknik Analisis Data ... 47
1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 48
2. Penyajian Data (Data Display) ... 49
3. Kesimpulan/ Verifikasi Data (Clonclution Drawing/ Verification ) ... 49
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum LKP ESA Bekasi ... 50
1. Sejarah Singkat LKP ESA Bekasi... 50
2. Visi Dan Misi LKP ESA Bekasi ... 50
3. Struktur Organisasi LKP ESA Bekasi... 50
4. Jenis Program LKP ESA Bekasi ... 51
5. Metode Belajar ... 51
6. Kurikulum LKP ESA Bekasi ... 51
7. Perencanaan Pembelajaran ... 51
8. Pelaksanaan Pembelajaran ... 51
9. Sistem Evaluasi Pmebelajaran ... 52
B. Gambaran Umum Hasil Penelitian ... 52
1. Identitas Subjek Penelitian ... 53
2. Pendapat Responde ... 53
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74
1. Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Parrtrisipatif Dalam Pelatihan Tata Kulit LKP ESA Bekasi ... 74
2. Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Partisipatif Dalam Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESABekasi ... 78
BAB V KESIMPILAN A. Kesimpulan ... 81
B. Saran/ Rekomendasi ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel Hal Tabel 4.1 : Sarana Prasarana LKP ESA Bekasi ... 52 Tabel 4.2 : Identitas Responden ... 53 Tabel 4.3 : Perencanaan pendekatan pembelajaran partisipatif (hasil
Wawancara Dengan Pengelola dan Instruktur) ... 54 Tabel 4.4 : Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Partisipatif (hasil
Wawancara Dengan Pengelola dan Instruktur) ... 58 Tabel 4.5 : Evaluasi Pendekatan Pembelajaran Partisipatif (hasil
Wawancara Dengan Pengelola dan Instruktur) ... 60 Tabel 4.6 : Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan
dengan pendekatan Pembelajaran Partisipatif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Masalah besar yang masih menjadi perbincangan adalah masalah tenaga
kerja yang kompleks di Indonesia adalah pengangguran, yang dari tahun
ketahun makin bertambah. Oleh karena itu butuh perhatian khusus serta
penanganan yang sangat keras dari pihak atau instansi pemerintah dalam
memberi bekal keterampilan bagi para pengangguran di Indonesia.
Tingkat pengangguran yang semakin meningkat ini terlihat dari per
februari 2013 yang mencapai 7,17 juta orang dari jumlah angkatan kerja di
Indonesia sebesar 121,2 juta orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), Tersedia: Republikan online. Banyaknya pengangguran yang berada
di Indonesia membuat pemerintah harus berfikir bagaimana untuk
menganggualangi hal tersebut agar nantinya para pengganguran mendapatkan
pekerjaan yang layak serta tidak menjadi manusia yang bergantung kepada
orang lain. Menyikapi hal tersebut, dewasa ini perlu adanya solusi yang tepat
untuk memberikan pendidikan yang layak serta keterampilan yang di
butuhkan oleh para pengangguran agar dapat menjadi SDM (sumber daya
manusia) yang berkualitas dan produktif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:326) Pendidikan
merupakan proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dulu usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, proses, cara, perubahan mendidik. Penyelenggaraan pendidikan di
Negara Indonesia, dasarnya memiliki tujuan dan fungsi seperti yang
tercantum pada Pasal 3 Undang-undang no.20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional sebagai berikut:
2
Sesuai dengan pernyataan diatas bahwasanya sebuah fungsi dan tujuan
dari penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu usaha untuk
menciptakan genaerasi bangsa yang tangguh sebagai penerus bangsa serta
menjadi pemimpin negara. Agar seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan
pendidikan yang layak maka pemerinta menggolongkan tiga jalur pendidikan
yaitu pendididikan informal, formal dan non formal atau dapat dikenal
dengan pendidikan luar sekolah.
Pendidikan luar sekolah atau dalam perundangan di sebut dengan
pendidikan non formal, informal dan formal, pendidikan luar sekolah dalam
pembangunan bangsa memiliki cakupan yang luas didalam
penyelenggaraannya. Ini dapat dikuatkan dengan definisi pendidikan luar
sekolah menurut Coombs dalam Sudjana, (2001:22), “Pendidikan Luar
Sekolah adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sisitematis, di luar sisitem
persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian
penting dari kegiatan yang lebih luas, yang segaja dilakukan untuk melayani
peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya”.
Pendidikan luar sekolah pada fungsinya adalah sebagai penambah,
pelengkap, dan pengganti pendidikan sekolah. Berdasarkan ketiga prinsip
tersebut, pendidikan luar sekolah memiliki peran sebagai pembelajar bagi
masyarakat”. Artinya, pendidikan luar sekolah memiliki tugas dan fungsi
sebagai fasilitator untuk membelajarkan orang-orang yang pada dasarnya
tidak sempat menuntaskan pembelajarannya di pendidikan formal atau
bahkan orang-orang yang sama sekali tidak pernah belajar di bangku sekolah
pada jenjang manapun.
Menghadapi permasalahan-permasalahan diatas salah satu upaya
pemerintah dengan menadakan program kursus dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh pemerintah bagi para masyarakat yang putus sekolah
atau atau masyarakat yang belum memiliki pekerjaan yang diselenggarakan
oleh LKP (Lembaga Kursus Pelatihan).
Salah satu satuan Pendidikan Luar Sekolah yang ada adalah Kursus
3
pendidikan luar sekolah dimana pelatihan bertujuan untuk memberikan
keterampilan kepada warga masyarakat. Pernyataan diatas diperkuat dengan
definisi Instruksi Presiden No. 15 tahun 1974 dalam Kamil (2012:4)
“Pelatihan pada dasarnya adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut
proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar
sisitem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan
dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktik dari pada
teori”.
Keadaan objektifnya dilapangan pelatihan yang di selenggarakan oleh
LKP ESA Bekasi ini, adalah program pelatihan yang diberikan oleh
pemerintah. Dikatan program pemerintah karena bersifat top dwon untuk
mengurangi jumlah pengangguran khususnya masyarakat yang berdomisili
sekitar bekasi timur. Diselenggarakannya pelatihan tata kecantikkan kulit ini
pengelola LKP ESA bermaksud untuk memberikan keterampilan kepada
warga masyarakat bekasi timur, sebab semakin bertambahnya zaman era
globalisasi yang semakin maju ini pemerintah ingin para peserta didik yang
mengikuti kegiatan pelatihan tata kecantikkan kulit dapat bersaing didunia
kerja dan dapat berwirausaha secara mandiri.
Sasaran pada pelatihan yang diselenggarakan oleh LKP ESA Bekasi ini
adalah warga masyarakat sekitar bekasi timur dengan latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda dengan jenjang pendidikan SMP dan SMA.
Pelatihan tata kecantikkan kulit yang diberikan kepada peserta didik oleh
pihak pengelola LKP ESA yaitu keterampilan mengenai kulit seperti make
up, facial muka, manicure, padicure. Kegiatan pelatihan tata kecantikan kulit
ini di laksanakan dengan 50 kali pertemuan selama 4 jam.
Jumlah pesesrta didik yang mengikuti pelatihan tata kecantikkan kulit
di LKP ESA adalah 20 orang dengan usia rata-rata 18-30 tahun Jumlah
peserta didik yang mengikuti pelatihan tata kecantikan kulit wajah yang
diselenggarakan oleh LKP ESA berjumlah, 20 orang dengan usia 18-35
tahun jika di jumlahkan setiap minggunya peserta didik yang hadir sekitar 8
4
program pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi cenderung
semangat diawal kegiatan pebelajaran maka untuk hal itu dibutuhkannya
pendekatan pembelajaran partisipatif.
Proses pembelajaran dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA
Bekasi menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif dengan kata lain
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendekatan pembelajaran
partisipatif antara dua belah pihak saling mengetahui yaitu antara peserta
didik dengan instruktur. Diharapkan dengan pendekatan pembelajaran
partisipatif bisa memunculkan situasi suasana belajar yang dapat
meningkatkan motivasi belajar serta dapat meningkatkan keaktifan peserta
dalam menempuh tujuannya beserta kompetensinya.
Berdasarkan latar belakang diatas oleh karenanya peneliti tertarik
melakukan penelitian penulis mengenai Bagaimakah Pendekatan
Pembelajaran Partisipatif dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta
Pelatihan Tata Kecantikan Kulit di LKP ESA Beaksi?
B. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan pokok yang berhasil di Identifikasi berdasarkan
temuan dilapangan adalah sebagai berikut:
1. Angka pengangguran dari tahun ketahun yang semakin meningkat
seharusnya pemerintah sebagai pemegang kebijakan mempersiapkan
lapangan pekerjaan serta memberikan pembekalan keterampilan.
2. Salah satu pembekalan keterampilan yang diberikan oleh pemerintah
adalah pelatihan tata kecantikan kulit yang diadakan oleh LKP ESA
Bekasi, yang seharusnya program pelatihan tersebut dibutuhkan oleh
masyarakat.
3. Pelatihan tata kecantikan kulit merupakan salah satu penyelenggarakan
program dan dana bantuan sosial pendidikan kecakapan hidup melalui
lembaga pendidikan (PKH-LPd) dan seyogyanya bertujuan untuk
memberikan keterampilan dan motivasi bagi peserta didik untuk
5
4. Pelatihan tata kecantikan kulit yang diadakan oleh LKP ESA Bekasi
menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif. Dengan kata lain
segala kegiatan yang bersifat pembelajaran mengenai perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendekatan pembelajaran partisipatif
dilaksanakan oleh dua belah pihak.
5. Peserta yang mengikuti penyeleggaran program pelatihan yang diadakan
oleh pemereintah cenderung memiliki semangat diawal kegiatan utntuk itu
maka dibutuhkan pendekatan pembelajaran partisipatif.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Untuk memperjelas penelitian ini maka peneliti membatasi masalah dan
merumuskannya ke pertanyaan penelitian, sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam
pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi oleh instruktur ?
2. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar peserta pelatihan dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata
kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif
dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi oleh instruktur.
2. Untuk merngetahui peningkatan motivasi belajar peserta pelatihan dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata
kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi.
E. Manfaat Penelitian
Kegunaan dan manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
6
a. Secara Teoritis manfaat penelitian ini, diharapkan dapat memperkaya
konsep, teori, dan wawasan Pendidikan Luar Sekolah terutama
Pelatihan.
b. Mengembangakan konsep-konsep pelatihan dan kursus terutama
mengenai pendekatan pembelajaran partisipatif.
2. Secara Praktis
Manfaat secara praktis dapat dijabarkan seperti dibawah ini :
a. Sebagai pengalaman praktis dalam mengaplikasikan konsep-konsep
serta teori-teori yang telah disampaikan di masa perkuliahan.
b. Dengan penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan untuk
pengelola, LKP ESA Bekasi sebagai penyelenggara pelatihan
kecantikkan kulit.
c. Bagi pihak lain, sebagai bahan kajian bagi para pihak yang ingin
meneliti dengan penelitian sejenis atau penelitian lebih lanjut
permasalahan yang berhubungan dengan Pendidikan Luar Sekolah.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk dapat mempermudah pmebahasan dalam penyususnan
selanjutnya, maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan
amateri yang nantinya akan dibahas yaitu sebagai berikut:
BAB I Berisi tentang pendahuluan, yang didalamnya ada beberapa
Komponen-komponen lainya akan membahas latar belakang,
identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
metode penelitian, manfaat penelitian, serta struktur
organisasi penulisan skripsi.
BAB II Kajian Pustaka, berisi tentang landasan teoritis yang
mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian.
BAB III Membahas mengenai Metode penelitian, mengenai lokasi dan
subjek penelitian, desain penelitian, metode dan pendekatan
7
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan
analisis data, kegiatan yang terperinci ini dilakukan oleh
peneliti selama penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang pengolahan
data atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan
pembatasan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian.
BAB V Kesimpulan dan Saran, menyajikan penafsiran dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di mana penulis menemukan masalah terkait
pendekatan pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan motivasi belajar ini
yang di dasari dari studi pendahuluan. Sebelumnya sudah dipaparkan dalam latar
belakang, penelitian ini di laksanakan di LKP ESA Bekasi di jl.Ir.H Juanda
No.109 Bekasi Timur subjek penelitian ini adalah satu orang pengelola LKS ESA
Bekasi ini untuk mendapatkan hasil mengenai data-data tentang LKP ESA serta
data yang diperlukan, tiga orang instruktur LKP ESA Bekasi atas rekomendasi
pengelola menyarankan untuk mencari data yang diinginkan peneliti tiga
instruktur ini sering mengajar dan sudah bagus di dalam kegiatan pembelajaran,
mengambil dua orang peserta didik sebagai pelengkap dari hasil wawancara
instruktur menyarankan dua peserta didik yang sering mengikuti kegiatan
pembelajaran pada pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi serta dua
orang peserta didik Lembaga LKP ESA Bekasi.
Dalam penelitian ini menggunakan sampling pruposive menurut Sugiyono
(2012:125) sampling pruposive adalah teknik penentuan sample dengan
pertimbangan tertentu.
B.Langkah-langkah Penelitian
Tahapan yang dilakukan penelitian ada empat tahapan penelitian menurut
Meleong (2013:127) yaitu:
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan dilaksanakan oleh peneliti sebelum mengumpulkan data.
Pada tahap ini peneliti melakukan :
a. Studi kepustakaan sebagai bahan rujukan yang nantinya dijadikan dasar dalam
menentukan fokus penelitian.
b. Mempersiapkan izin dari kampus untuk permohonan izin kepada tempat
41
c. Peneliti melakukan studi lapangan ke LKP ESA Bekasi agar mendapatkan
gambaran yang jelas mengenai fokus permasalahan.
d. Peneliti mengadakan observasi dan percakapan secara informal dengan
pengelola dan instruktur LKP ESA Bekasi.
2. Tahap Pelaksanaan Dilapangan
Tahap pelaksanaan di lapangan ini dilaksanakan peneliti ke dalam tiga bagian
yaitu: 1) peneliti memahami latar penelitian dan persiapan diri, latar penelitian di
sini adalah latar tertutup antara peneliti dengan LPK ESA Bekasi di mana
hubungan antara peneliti dengan responden perlu akrab sebab latar penelitian ini
akan bercirikan orang-orang sebagai subyek yang diamati secara ditelili dalam
wawancara mendalam antara peneliti dengan subyek peneliti dengan mengunakan
wawancara yang mendalam, 2) tahap memasuki lapangan dimana peneliti ikut
serta di dalam kegiatan yang terjadi di lapanagan untuk bisa lebih dekat dengan
subjek penelitian agar dapat terjalin keakraban antara peneliti dengan subjek
penelitian. Dengan demikian nantinya akan memudahkan peneliti mendapatkan
informasi dan data-data yang dibutuhkan dari subyek penelitian, dengan begitu
subyek penelitian juga mamu menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti secara
sukarela, 3) tahap pengumpulan data di sini peneliti mengumpulkan data langsung
dari lapangan. Pengumpulan data dilakukan langsung dari lapangan, pengumpulan
data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi
kepustakaan, wawancara dilaksanakan langsung dengan satu pengelola, tiga
instruktur, dua orang peserta didik peserta didik langsung dari LKP ESA Bekasi
ini dilaksanakan dalam upaya mencari data yang sesuai dengan fokus dan tujuan
penelitian. Diusahakan agar hingga setelah penelitian berjalan selama waktu
tertentu wawancara akan beralih kearah yang lebih tersetruktur.
3. Tahap Pelaporan
Pada tahap pelaporan ini penulis melakukan kegiatan triangulasi data yang
merupakan mengecek kebenaran data dengan membandingkan data. Informasi
42
Menurut Sugiyono (2012:330) Triangulasi data diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data yang telah ada. bertujuan untuk membandingkan tingkat
kesahihan data dengan kenyataan sebenarnya.
Di dalam mengumpulkan data mengenai pendekatan pembelajaran partisipatif
dalam meningkatkan motivasi belajar peserta pelatihan tata kecantikan kulit LKP
ESA Bekasi yang menjadi informasi utama dalam penelitian ini adalah :
a. Pengelola
Pada pengelola melakukan wawancara mengenai proses pPelatihan tata
kecantikan kulit yang berlangsung di mana pesertanya sebagian besar adalah para
ibu rumah tangga dan pengganguran, pendekatan dan metode yang digunakan
instruktur dalam pembelajaran, kelebihan dan kelamahan dari penggunaan
pendekatan partisipatif pada pembelajaran dalam meningkatkan motivasi peserta
pelatihan tata kecantikan kulitn di LKP ESA Bekasi.
Sementara untuk melengkapi informasi, maka yang menjadi informan
pelengkap adalah sebagai berikut:
b. Instruktur
Pada instruktur melakukan wawancara mengenai proses pembelajaran tata
kecantikan kulit yang berlangsung di mana pesertanya kurang terlibat aktif
bertanya, pendekatan dan metode yang digunakan instruktur dalam mengajarkan
kecantikkan kulit, faktor penghambat dan pendukung pendekatan partisipatif pada
pembelajaran dalam meningkatkan motivasi peserta pelatihan kecantikkan kulit.
c. Peserta Didik
Pada peserta didik melakukan wawancara tentang bagaimana motivasi belajar
mereka, dan pendekatan pembelajaran partisipatif yang dirasakan.
C. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian karena
pendekatan dan metode penelitian dapat memadu peneliti dalam melakukan
43
Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Didalam penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data yang empiris
tentang pendekatan pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan motivasi
peserta pelatihan tata kecantikkan kulit di LPK ESA Bekasi, oleh karena itu untuk
mencapai suatu tujuan tersebut peneliti mengunakan pendekatan penelitian
kualitatif, sebab peneliti ingin memahami dan mengungkapkan secara mendalam
bagaimana pendekatan pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan motivasi
peserta pelatihan tata kecantikkan kulit wajah di LKP ESA
Di dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode
studi kasus. Pendekatan kualitatif Menurut Sugiyono (2012:15) menyatakan
bahwa penelitian kualitataif adalah :
“Metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat postpotivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber data yang dilakukan secara purposive dan
snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kulalitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi
kasus. Menurut Sudjana (1989 : 69), metode penelitian studi kasus adalah
mempelajari secara instensif terhadaap kasus-kasus tersebut (pilih salah satu
kasus yang paling diperlukan) peneliti mempelajarinya secara mendalam dan
dalam kurun waktu yang cukup lama. Mendalam artinya mengungkap semua
variabel yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang
mempengaruhinya.
Penggunaan metode studi kasus pada penelitian ini didasarkan pada tujuan
yang ingin dicapai yaitu untuk mangungkap data tentang pendekatan
pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan motivasi belajar peserta pelatihan
44
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang pengertian secara garis besar
terhadap peristilahan yang digunakan di dalam penelitian ini. Definisi operasional
ini berguna untuk membatasi tentang pengertian terhadap peristilahan yang
dimaksud di dalam penelitihan sehingga diharapkan para pembaca atau pihak lain
tidak salah menafsirkan terhadap pengertian istilah yang dipakai. Untuk
menghindari hal tersebut dalam menafsirkan istilah-istilah yang penulis gunakan,
makan penulis menjelaskan istilah-istilah sebagi berikut:
1. Pembelajaran
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung
proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian interen yang
berlangsung dialami peserta didik winkel, 1991 dalam Siregar E dkk (2011:
12). Bahwa pembelajaran di LKP ESA Bekasi. Instruktur harus berperan
kreatif dan aktif dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan metode
pembelajaran yang digunakan yaitu metode demonstrasi, dengan begitu
instruktur harus membuat suasana belajar yang menyenangkan dan terjasinya
interaksi antara peserta didik dan instruktur.
2. Pendekatan Pembelajaran Partisipatif
Menurut Sudjana (129:2012) proses pembelajaran partisipatif adalah interaksi
masukan saran terutama pendidik dengan masukan mentah yaitu peserta didik.
Pihak pendidik (pengajar, pelatih, instruktur, dan tutor) yang berperan untuk
membantu peserta didik untuk melakukan belajar yang berdaya guna dan
berhasil guna. Yang melakukan belajar adalah pihak peserta didik. Tekanan
dalam proses pendidik. Proses pembelajaran di LKP ESA Bekasi menitik
beratkan kepada peserta didik sebab di sini peserta didik harus berperan aktif
bertanya kepada instruktur agar di dalam pembelajaran mereka dapat terampil.
3. Motivasi belajar
Menurut Uno (2009:31) motivasi belajar timbul karena faktor intrinsik, berupa
hasrat dan keinginan berhasil dari dorongan kebutuhan belajar, harapan akan
cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,
45
para peserta didik yang mengikuti pelatihan tata kecantikkan kulit kurang
sebab bioasanya peserta didik setelah mengikuti pembelajaran ingin segera
pulang kerumah padahal tugas yang sedang dilakukan oleh peserta didik belum
selaesai.
4. Pelatihan
menurut Simamora dalam Kamil (2012:4) mengartikan pelatihan sebagai
serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian,
pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang individu. LKP
ESA Bekasi ini bergerak dalam jasa khususnya dalam memberikan
keterampilan tata kecantikan kulit untuk para pengganguran dan ibu rumah
tangga.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:305) dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai
instrumen penelitian adalah peneliti sebagai kunci instrument, sebab memiliki
kapasistas dan kapabilitas yang dimilikinya sebagai human instrument yang
tinggi untuk dapat menyusuri dan menelusuri fakta-fakta dan menggali informasi
dari informan dengan cara-cara yang dipandang sesuai berdasarkan kriteria
penelitian dan dari sisi seni bergaul. Dengan demikian peneliti sebagai instrumen
penelitian memiliki keunggulan dalam prosedur dan aetika penelitian,
porsonalitas, intelektualitas, maupun cara-cara merepresentasikan komunikasinya
dalam pergaulan di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, data masih belum mengetahui, sumber data belum
teridentifikasi secara pasti, cara-cara menggal, mengungkapkan mengeksplorasi
data belum terdefinisiskan secara jelas sehingga keberadaan alat pengumpul data
utama sangat diandalkan. Peneliti kualitatif memiliki keleluasaan yang
bertanggung jawab untuk mengembangakan penelitian berdasarkan etika dan
feasibilitas kondisi lapangan yang terhjawantahkan dalam rancangan yang bersifat
emergent hal ini karena penelitilah yang memiliki judgement yang tepat untuk
menilai apakah rancangan perlu direvisi sesuai kondisi lapanagan atau batasi
46
Berdasarkan penyataan diatas maka dapat dipahami bahawa dalam penelitian
kualitatif intrument utamanya adalah peneliti, sebab peneliti di sini memiliki
kekuatan untuk meneliti dan mencari sumber data yang peneliti butuhkan. Peneliti
mengunakan alat pengumpulan data untuk menjadi human instrument agar
mendapatkan data yang sesuai dan data yang jelas, alat pengumpulan data secara
sederhana yang digunakan oleh peneliti adalah observasi awal, wawancara studi
dokumentasi, serta peneliti terjun langsung ke lapangan yang bertujuan untuk
membandingkan hasil data yang didapatkan oleh pneliti di lapangan.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Dalam proses pengembangan instrumen penelitian ini, peneliti
mengembangkan instrumen sebagai berikut :
1. Membuat kisi-kisi penelitian
2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman observasi dan pedoman
wawancara
3. Konsultasi kepada dosen pembimbing mengenai pedoman observasi dan
pedoman wawancara
4. Melaksanakan observasi ke lapangan dengan mengunakan pedoman
wawancara yang sudah disepakati antara peneliti dengan dosen pembimbing.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Wawancara (Interview)
Menurut Satori (2012:130) wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data
untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui
percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya
mendalam karena ingin mengeksplorasi infomasi secara holistik.
Pada tahap wawancara peneliti memberikan pertanyaan yang berkaitan
dengan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan motivasi
47
2. Pengamatan (Observation)
Menurut Satori (2012:105) observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek
yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data
yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Pada penelitian ini, peneliti terlibat
langsung dalam kegiatan pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan karena penelitian
berkenaan dengan proses kerja dan responden yang akan diamati tidak terlalu
besar. Jika dalam wawancara selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi
tidak terbatas pada orang, melainkan juga pada obyek-obyek alam yang lain.
3. Studi Dokumentasi
Menueurt Satori (2012:149) Studi dokumentasi merupakan pengumpulan
dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu
diteleeh secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan
pembuktian suatu kejadian. Studi dokumentasi sebagai pelengkap dari observasi
dan wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumen
yang terkait dengan fokus penelitian.
H. Teknik Analisis Data.
Bogdan dalam Sugiyono (2012:334) menyatakan bahwa analisis data
kualitatif data dalah proses mencari dan menyususn secra sisitematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, cacatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat mudah dipahami, dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Didalam analisis data kualitatif data yang didapatkan sangatlah banyak dan
hingga ribuan halaman, data kualitatif yang sudah dikumpulkan oleh peneliti
secepatnya di oleh atau dianalisis dan ditafsirkan oleh peneliti sehingga data yang
masih mentah menjadi data yang matang, jadi penelitian kualitatif yaitu analisis
data yang diperoleh dari sejak awal sampai penelitian berakhir, data yang
didapatkan harus segera dituangkan kedalam bentuk tulisan serta di analisis oleh
48
Dalam penelitian data terdapat beberapa komponen yang dikemukkakan oleh
Sugiyono (2012:338) yaitu :
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan kedalam wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang
masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau
orang lain yang dipandang ahli melalui diskusi itu, maka wawasan peniliti akan
berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang dimiliki nilai temuan dan
pengembangan teori yang signifikan Sugiyono (2012:339).
2. Penyajian Data (Data Display)
Di dalam bagian penyajian data, setelah data direduksi langkah selanjutnya
adalah mendisplay data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat
dilaksanakan dalam bentuk data, grafik, phie card, pictogram, dan sejenisnya.
Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun, dalam pola
hubungan, sehingga akan semakin mudah di pahami. Dalam penelitian kualitatif,
menyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uaraian singkat, bagan, hubungan
antara katagori, flowachart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Hubrreman
(1984) dalam Sugiyono (2012:341) menyatakan “the most frequent from of
display data for qualitative reseach data in the past has been narrrative tex”.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah teks yang bersifat naratif.
3. Kesimpulan/verifikasi data (Conclusion Drawing/Verification)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Hubernam
dalam Sugiyono (2012:345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan
49
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang di rumuskan sejak awal, tetapi mungkin tidak,
karena telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada
di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupankan
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteleti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan
hasil temuan dari bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang penulis teliti yaitu:
“Pendekatan Pembelajaran Partisipatif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Peserta Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi (Studi Kasus Pada
Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi Jl. Ir. H. Juanda No. 109
Bekasi Timur)”. Dapat disimpulkan sebabgai berikut:
Bagaimanakah pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam
pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi oleh instruktur. Pelaksanaan
pendekatan pembelajaran partisipatif pada pelatihan tata kecantikan kulit di LKP
ESA Bekasi, dari tahap perencanaan isntruktur sebelumnya merencanakan
aspek-aspek penting untuk menentukan kegiatan pembelajaran di antaranya identifikasi
kebutuhan belajar peserta didik dengan mewawancarai serta menggunakan alat tes
agar instruktur dapat merumuskan tujuan belajar peserta didik. Sumber-sumber
belajar pada pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi ini adalah modul
yang sudah disesuaikan dengan kurikulum yang ada dari lembaga, perumusan
tujuan pembelajaran sudah disesuaikan oleh kurikulum yang dikeluarkan oleh
pihak LKP ESA Bekasi, tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran
partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi ini instruktur
ingin membuat suasana kondusif antara peserta didik dengan instruktur dimana
peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pada pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif di LKP ESA Bekasi
ini pada kegiatan pembelajaran instruktur dan peserta didik memiliki keakraban
dan interaksi dalam kegiatan pembelajaran yang baik sedangkan dalam kegiatan
pembelajaran instruktur memberikan tekanan pembelajaran kepada peserta didik
yaitu peserta didik lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran instruktur hanya
82
Evaluasi yang dilaksanakan ini adalah ealuasi pada proses pembelajaran
dimana evaluasi ini dilaksanakannya tes kepada peserta didik dengan menggulang
kegiatan pembelajaran praktek terhadap peserta didik tanpa harus melihat modul
yang diberikan kepada peserta didik bertujuan untuk melatih daya ingat mereka,
sedangkan evaluasi yang dilaksanakan pada hasil pembelajaran yaitu evaluasi
ujian lokal yang dilaksanakan oleh pihak lembaga dengan menggunakan alat tes
serta uji kompetensi yang dilaksanakan oleh pemerintah, sedangkan untuk
evaluasi terhadap dampak pembelajaran ini dilakukan oleh pihak lembaga dengan
cara mendata para almuni yang bisa memanfaatkan ilmu yang di dapat dari LKP
ESA Bekasi seperti peserta didik yang sudah membuka salon atau yang sudah
bekerja dengan orang lain.
Dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pendekatan pembelajaran
partisipatif yang dilaksanakan oleh LKP ESA Bekasi dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendekatan pembelajaran peserta didik terlibat.
Adapun untuk peningkatan motivasi belajar peserta pelatihan dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata
kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi, dengan melihat indikator yang ada maka
dapat disimpulkan bahwasanya pendekatan pembelajaran partisipatif dapat
meningkatan motivasi belajar ini terlihat dari keaktifan belajar peserta didik serta
kesungguhan, aspirasi, dan kualitas peserta didik yang semakin baik.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dikemukakan
beberapa hal yang mungkin bisa menjadi sebuah pertimbangan masukan oleh
beberapa pihak terkait dengan pendekatan pemnelajaran dalam
meningkatkanmotivasi belajar peserta pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA
Bekasi.
1. Bagi Pengelola LKP ESA Bekasi
Pengelola di harapkan bisa menyusun sebuah kotrak pembelajaran oleh peserta
didik untuk menentukan waktu pembelajaran agar peserta didik tidak sering
83
2. Bagi Instruktur LKP ESA Bekasi
a. Instruktur diharapkan dapat mengeksplorasi teknik pembelajaran lebih banyak
agar didalam kegiatan pelatihan peserta didik tidak merasa jenuh.
b. Insrtuktur diharapkan agar lebih peka terhadap tingkah laku perbuatan peserta
didik didalam kegiatan pelatihan agar mengetahui sejauh mana peserta didik
mengetahui pembelajaran yang disampaikan.
c. Instruktur di harapkan dapat memberi dorongan motivasi belajar bagi peserta
didik yang mengikuti pelatihan.
3. Bagi Peserta Didik
a. Diharapkan peserta didi dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama
mengikuti pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi di lingkungan
tempat tinggal peserta didik.
b. Diharapkan peserta didik dalam kegiatan pelatihan bisa berperana aktif serta
memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam kegiatan pelatihan agar nantinya
DAFTAR PUSTAKA
A. M. Sardiman, (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kamil, M, (2012). Model Pndidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung : Alfabeta
Moleong, L.J.(2013). Metode Penelitian Kualitatif EDISI REVISI. Bandung: Rosda.
Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Asdi Mhasatya.
Sudjana, N, (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Offset.
Siregar, E dan Nara, H, (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Gahalia Indonesia
Sudjana,D.(2010). Strategi Pembelajaran.Bandung: Falah Production
_________ (1993).Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam
Pendidikan Luar Sekolah.Bandung : Falah Production.
_________ (2010).Manajemen Program Pendidikan (Untuk Pendidikan Non
Formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia).Bandung : Falah
Production.
_________ (2001).Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan,
Falsafah, teori pendukung, Asas.Bandung : Falah Production.
Sudjana, N, (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif.
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
85
Syamsudin, A, (2003). Psikologi Pendidikan.Bandung : Rosdakarya
Uno,B.(2009),Teori Motivasi dan Pengukurannya.Jakarta :Bumi Aksara
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003. Jakarta : Depdiknas.
Sumber Lainnya :
Putri, Pratama. GS (2010). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Dalam Kursus
Bahasa Inggris Di Lembaga Bahasa Dan Pendidikan Profesional (LBPP) LIA Ujung Berung Bandung. Skripsi Sarjana pada UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Suber Dari Internet:
Republika Online. (2013). Jumlah Pengangguran di Indonesia Berpotensi
Meningkat. [Online]. Tersedia:
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/08/15/mrkhd2-jumlah-pengangguran-di-indonesia-berpotensi-meningkat [ 4 November 2013].