• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 3

Metode dan Perancangan Sistem

3.1

Metode Perancangan Sistem

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode

waterfall. Metode waterfall merupakan proses pengembangan

rekayasa perangkat lunak, dimana proses pengembangannya dilakukan secara berurutan dari atas ke bawah seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Metode Waterfall (Pressman, 2002)

Keuntungan dari model waterfall ini, yaitu setiap tahapan akan dievaluasi secara teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut ini merupakan tahapan metode Waterfall dalam penelitian ini:

1. Requirements definition

(2)

program. Dalam implementasinya proses ini melibatkan semua informasi yang dibutuhkan oleh program, sehingga program dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada tahap requirement

definision ini dilakukan wawancara dilakukan terhadap Bapak

Anindita Sulaksono W SE., MM sebagai Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Salatiga

2. System and software design

Dalam implementasinya proses ini akan menjabarkan design

program yang akan dibuat, sehingga dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan.

3. Implementation and unit testing

Ini merupakan proses pembuatan program, dimana sebuah program akan dibentuk berdasarkan informasi yang didapat pada proses sebelumnya.

4. Integration and system testing

Ini merupakan proses pengujian program yang telah dibuat, sehingga program dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan informasi dari proses sebelumnya.

5. Operation and maintenance

Tahapan terakhir, sistem yang telah dibangun harus dijaga dan dirawat serta harus dilakukan evaluasi untuk mencari kelemahan-kelemahan yang ada. Jika di kemudian hari sistem tersebut masih perlu penyempurnaan, maka hasil evaluasi terakhir ini, akan menjadi analisa data dan kebutuhan yang baru untuk pengembangan ke depannya.

(3)

3.2

Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah proses kebutuhan informasi berdasarkan permasalahan yang ada sehingga sistem yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik dan terarah.

Pada kasus ini informasi dibutuhkan agar dapat menyelesaikan masalah pembuatan sistem baik dalam pembuatan sistem untuk mendukung pengambilan keputusan.

3.2.1 Analisis Tingkat Kebutuhan Sistem

Kebutuhan pengguna terhadap sistem dapat dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap calon yang akan menggunakan sistem tersebut. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap Bapak Anindita Sulaksono W SE., MM sebagai Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Salatiga. Dari hasil wawancara tersebut menghasilkan beberapa hal yang berguna untuk perancangan sistem, yaitu : belum adanya sistem yang dapat membantu panitia lelang proyek untuk menentukan sebuah perusahaan yang secara material maupun immaterial dapat memenangkan sebuah lelang proyek di instansi Disdikpora Kota Salatiga. Sehingga untuk mempercepat proses pelelangan dan memberi kemudahan pada panitia lelang diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan dalam menentukan pemenang lelang.

Berdasarkan analisis kebutuhan sistem di atas, maka pada penelitian ini dilakukan implementasi sistem pendukung keputusan dalam menentukan sebuah perusahaan yang sesuai dengan kualifikasi dan pekerjaan proyek.

(4)

Dalam sistem pendukung keputusan digunakan metode untuk menentukan pemenang lelang yang tepat dengan menggunakan metode SAW dan MAGIQ dengan pembobotan yang sesuai tepat pada setiap komponennya.

3.2.2 Analisis Software dan Hardware

Software yang digunakan untuk membangun sistem adalah

sebagai berikut.

1. Bahasa pemrograman menggunakan PHP

2. Editor menggunakan Netbeans ide 6.8

3. Database menggunakan MySQL 5.5.8

Selain software, sistem ini juga membutuhkan hardware

minimal yang digunakan, antara lain :

1. Processor minimal pentium IV 2.0 Ghz

2. RAM 128 MB 3. Harddisk 20 GB 4. Akses internet

3.2.3 Analisis Pengguna

Dalam aplikasi pemilihan spesifikasi komputer ini terdapat dua jenis users, yaitu: (1) Administrator sebagai pemelihara sistem dan yang dapat melakukan perubahan apabila memang diperlukan, berperan sebagai pemelihara dan keamanan aplikasi, dapat membuat

user baru, menambahkan data, menghapus data dan mengubah data.

(2) User adalah perusahaan para pengguna website ini atau para

calon peserta lelang yang ingin mengikuti proses lelang untuk dapat memenangkan proyek yang diinginkan.

(5)

3.2.4 Analisis Masukan dan Keluaran

Tahapan ini berguna untuk mengetahui input dan output apa saja yang dapat ditampung oleh sistem. Input dalam sistem ini berupa teks dan numbers, yang nantinya akan diolah oleh sistem untuk mentukan spesifikasi kompuer.

Adapun output dari sistem ini adalah :

1. Hasil dari masukan tersebut adalah calon pemenang lelang dan rincian proyek yang akan dikerjakan.

2. Surat laporan pemenang lelang yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.

3.3

Penerapan Metode SAW dan MAGIQ.

Pada pemilihan perusahaan yang akan mengikuti proses kualifikasi, ada beberapa calon untuk menjadi pemenang antara lain : A1, A2, A3, A4, A5, A6. Dan perusahaan yang diperoleh didasarkan pada kriteria (atribut) untuk proses kualifikasi yaitu : jarak lokasi kantor dengan lokasi proyek (C1), masa berlaku izin usaha (C2), lama berdiri perusahaan (C3), jumlah tenaga ahli (C4), rata-rata jenjang pendidikan tenaga ahli (C5), dan rata-rata pengalaman kerja (tahun) (C6). Sedangkan proyek yang akan dilelangkan adalah proyek pengadaan Lab Bahasa Multimedia di SMP N 3 Salatiga senilai Rp. 990.000.000,- (Sembilan ratus sembilan puluh juta rupiah). Langkah yang pertama dilakukan untuk system ini adalah menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

(6)

Adapun untuk kriteria jarak lokasi kantor dengan proyek dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Kriteria Jarak Lokasi Kantor dengan Proyek

Variabel Kriteria Jarak Lokasi Proyek dengan Kantor terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X<= 3 KM, X = 4-6 KM, X = 7-9 KM, X = 10-12 KM, X > 12 KM seperti terlihat pada Gambar 3.2. Dari Gambar 3.2 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing (X<= 3 KM) = 0.2 ; (X = 4-6 KM)= 0.4 ; ( X = 7-9 KM)= 0.6 ; (X = 10-12 KM)=0.8 ; ( X > 12 KM)=1. Untuk kriteria masa berlaku izin usaha dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Kriteria Masa Berlaku Izin Usaha

X< 12 Bulan X=13-36 Bulan X=37-60 Bulan X>60 Bulan

0.33 0.66 1 0 0 1 C2 X<=3KM X=4-6KM X=7-9KM X=10-12KM X>12KM 0.2 0.4 0.8 1 0 0.6 C1

(7)

Variabel Kriteria Tahun Masa Berlaku Izin Usaha terdiri atas 4 bilangan fuzzy , yaitu X < 12 Bulan, X = 13 - 36 Bulan, X = 37-60 Bulan, X > 60 Bulan seperti terlihat pada Gambar 3.3 . Dari Gambar 3.3 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X < 12 Bulan)=0, (X = 13 - 36 Bulan)=0.33 , (X = 37 - 60 Bulan)= 0.66, ( X > 60 Bulan)= 1.

Untuk kriteria lama berdiri perusahaan dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Kriteria Lama Berdiri Perusahaan

Variabel Kriteria Lama Berdiri Perusahaan terdiri atas 4 bilangan fuzzy , yaitu X < 12 Bulan, X = 13 - 36 Bulan, X = 37-60 Bulan, X > 60 Bulan seperti terlihat pada Gambar 3.4 . Dari Gambar 3.4 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X < 12 Bulan)=0, (X = 13 - 36 Bulan)=0.33 , (X = 37 - 60 Bulan)= 0.66, ( X > 60 Bulan)= 1.

Untuk kriteria jumlah tenaga ahli dapat dilihat pada Gambar 3.5.

X< 12 Bulan X=13-36 Bulan X=37-60 Bulan X>60 Bulan

0.33 0.66 1

0

0

1

(8)

Gambar 3.5 Kriteria Jumlah Tenaga Ahli

Pada Variabel Tabel Kriteria Jumlah Tenaga Ahli terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X=1 , X = 2– 4, X = 5 - 7, X = 8 - 10, X>=10 seperti terlihat pada Gambar 3.5. Dari Gambar 3.5 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing: (X=1) = 0 ,( X = 2– 4) = 0.25, (X = 5 – 7) = 0.5 , (X = 8 – 10)= 0.75 , (X>10 ) = 1

Untuk kriteria rata-rata jenjang pendidikan dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Kriteria Rata-rata Jenjang Pendidikan Tenaga Ahli

1 0 X=1 X=2-4 X=5-7 X=8-10 0.25 0.5 0.75 0 X>10 1 C4 1 0 SD SMP SMA D3 0.16 0.32 0.48 0 0.64 0.8 S1 S2 S3 1 C5

(9)

Pada Variabel Tabel Kriteria Rata-rata jenjang pendidikan Tenaga Ahli terdiri atas 7 bilangan fuzzy , yaitu Tamatan SD ,Tamatan SMP, Tamatan SMA , Tamatan D3 , Tamatan S1, Tamatan S2, Tamatan S3, seperti terlihat pada Gambar 3.6. Dari Gambar 3.6bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : Tamatan SD = 0 ,Tamatan SMP = 0.16, Tamatan SMA = 0.32 , Tamatan D3= 0.48 , Tamatan S1 = 0.64 , Tamatan S2 = 0.8 , Tamatan S3 = 1.

Untuk kriteria rata-rata jenjang pendidikan dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Kriteria Rata-rata Pengalaman Kerja

Pada Variabel Kriteria Rata-rata Pengalaman Kerja (Tahun) atas 4 bilangan fuzzy , yaitu X < 1 Tahun, X = 1 - 5 Tahun, X = 6 - 10 Tahun, X > 10 Tahun seperti terlihat pada Gambar 3.7. Dari Gambar 3.7 tersebut, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X < 1 Tahun)= 0, (X = 1 - 5 Tahun) = 0.33 , (X = 6 - 10 Tahun) = 0.66, ( X > 10 Tahun)= 1.

Sebagai contoh diperoleh data perusahaan dari masing-masing alternatif yang mengikuti proses kualifikasi lelang suatu proyek. Berikut nama-nama perusahaan yang mengikuti proses

X< 1 Tahun X=1-5 Tahun X=6-10 Tahun X>10 Tahun

0.33 0.66 1

0

0

1

(10)

kualifikasi: CV. Ganendra Wijaya disimbolkan dengan (A1), CV. Bungah Jati dsimbolkan dengan (A2), CV. Jasa Agung disimbolkan dengan (A3), CV. Semesta Mendukung disimbolkan dengan (A4), CV. Budi Putra disimbolkan dengan (A5), CV. Dio Saputra disimbolkan dengan (A6). Data dari masing-masing perusahaan tampak pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Data Perusahaan

Alternatif Kriteria C1 (Min) C2 ( Max ) C3 (Max) C4 (Max) C5 (Max) C6 (Max) A1 4 KM 6 Bulan 72 Bulan 4 S1 4 A2 7 KM 18 Bulan 37 Bulan 7 D3 7 A3 2 KM 24 Bulan 48 Bulan 3 SMA 8 A4 5 KM 30 Bulan 12 Bulan 7 D3 2 A5 8 KM 21 Bulan 90 Bulan 12 S1 9 A6 12 KM 45 Bulan 32 Bulan 7 SMA 12

Dari Tabel 3.1 diperoleh data bahwa CV. Ganendra Wijaya memiliki jarak lokasi proyek dengan kantor sejauh 4 kilometer, masa berlaku izin usaha 6 bulan, lama berdiri perusahaan sudah 72 bulan atau selama 6 tahun, kemudian rata-rata pendidikan tenaga ahli adalah strata 1 atau setara dengan sarjana dan yang terakhir rata-rata pengalaman kerja tenaga ahli adalah 4 tahun.

(11)

Kemudian untuk CV. Bungah Jati memiliki jarak lokasi proyek dengan kantor sejauh 7 kilometer, masa berlaku izin usaha 18 bulan, lama berdiri perusahaan sudah 37 bulan atau selama 3 tahun, kemudian rata-rata pendidikan tenaga ahli adalah diploma 3 dan yang terakhir rata-rata pengalaman kerja tenaga ahlinya adalah 7 tahun.

Langkah selanjutnya adalah mengkonversi data dari masing- masing perusahaan kedalam variabel-variabel yang sesuai pada kriteria sehingga diperoleh nilai alternatif untuk setiap kriteria, seperti tampak pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Nilai Alternatif setiap Kriteria

Alternatif Kriteria C1 (Min) C2 ( Max ) C3 (Max) C4 (Max) C5 (Max) C6 (Max) A1 0.4 0 1 0.25 0.64 0.33 A2 0.6 0.33 0.66 0.5 0.48 0.66 A3 0.2 0.33 0.66 0.25 0.32 0.66 A4 0.4 0.33 0.33 0.5 0.48 0.33 A5 0.6 0.33 1 1 0.64 0.66 A6 0.8 0.66 0.33 0.5 0.32 1

Setelah diperoleh nilai alternatif dari masing-masing kriteria maka langkah selanjutnya adalah menghitung matriks normalisasi

(12)

dengan menggunakan Rumus 2.1 . Adapun perhitungan matriks normalisasi adalah sebagai berikut :

r11 = Min{0.4;0.6;0.2;0.4;0.6;0.8}/0.4 = 0.2/0.4 = 0.5 r12 = Min{0.4;0.6;0.2;0.4;0.6;0.8}/0.6 = 0.2/0.6 = 0.33 r13 = Min{0.4;0.6;0.2;0.4;0.6;0.8}/0.2 = 0.2/0.2 = 1 r14 = Min{0.4;0.6;0.2;0.4;0.6;0.8}/0.4 = 0.2/0.4 = 0.5 r15 = Min{0.4;0.6;0.2;0.4;0.6;0.8}/0.6 = 0.2/0.6 = 0.33 r16 = Min{0.4;0.6;0.2;0.4;0.6;0.8}/0.8 = 0.2/0.8 = 0.25 r21 = 0/ Max{0;0.33;0.33;0.33;0.33;0.66} = 0/0.66 =0 r22 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.33;0.33;0.66} = 0.33/0.66 =0.5

(13)

r23 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.33;0.33;0.66} = 0.33/0.66 =0.5 r24 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.33;0.33;0.66} = 0.33/0.66 =0.5 r25 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.33;0.33;0.66} = 0.33/0.66 =0.5 r26 = 0.66/ Max{0;0.33;0.33;0.33;0.33;0.66} = 0.66/0.66 =1 r31 = 1/ Max{0;0.33;0.33;0.66;1;1} = 1/1 =1 r32 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.66;1;1} = 0.66/1 =0.66 r33 = 0.66/ Max{0;0.33;0.33;0.66;1;1} = 0.66/1 =0.66 r34 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.66;1;1} = 0.33/1 =0.33 r35 = 1/ Max{0;0.33;0.33;0.66;1;1} = 1/1 =1

(14)

r36 = 0.33/ Max{0;0.33;0.33;0.66;1;1} = 0.33/1 = 0.33 r41 = 0.25/ Max{0.25;0.25;0.5;0.75;1} = 0.25/1 = 0.25 r42 = 0.5/ Max{0.25;0.25;0.5;0.75;1} = 0.5/1 = 0.5 r43 = 0.25/ Max{0.25;0.25;0.5;0.75;1} = 0.25/1 = 0.25 r44 = 0.5/ Max{0.25;0.25;0.5;0.75;1} = 0.5/1 = 0.5 r45 = 1/ Max{0.25;0.25;0.5;0.75;1} = 1/1 = 1 r46 = 0.5/ Max{0.25;0.25;0.5;0.75;1} = 0.55/1 = 0.55 r51 = 0.64/Max{0.32;0.32;0.48;0.48;0.64;0.64} = 0.64/0.64 = 1 r52 = 0.48/Max{0.32;0.32;0.48;0.48;0.64;0.64}

(15)

= 0.48/0.64 = 0.75 r53 = 0.32/Max{0.32;0.32;0.48;0.48;0.64;0.64} = 0.32/0.64 = 0.5 r54 = 0.48/Max{0.32;0.32;0.48;0.48;0.64;0.64} = 0.48/0.64 = 0.75 r55 = 0.64/Max{0.32;0.32;0.48;0.48;0.64;0.64} = 0.64/0.64 = 1 r56 = 0.32/Max{0.32;0.32;0.48;0.48;0.64;0.64} = 0.32/0.64 = 0.5 r61 = 0.33/Max{0.33;0.33;0.66;0.66;0.66;1} = 0.33/1 =0.33 r62 = 0.66/Max{0.33;0.33;0.66;0.66;0.66;1} = 0.66/1 =0.66 r63 = 0.66/Max{0.33;0.33;0.66;0.66;0.66;1} = 0.66/1 =0.66 r64 = 0.33/Max{0.33;0.33;0.66;0.66;0.66;1} = 0.33/1 =0.33

(16)

r65 = 0.66Max{0.33;0.33;0.66;0.66;0.66;1} = 0.66/1 =0.66 r66 = 1/Max{0.33;0.33;0.66;0.66;0.66;1} = 1/1 =1

Setelah dilakukan perhitungan normalisasi dari masing-masing alternatif data maka diperoleh matriks normalisasi pada Gambar 3.8. 0.5 0.33 1 0.5 0.33 0.25 0 0.5 0.5 0.5 0.5 1 1 0.66 0.66 0.33 1 0.33 0.25 0.5 0.25 0.5 1 0.5 1 0.75 0.5 0.75 1 0.5 0.33 0.66 0.66 0.33 0.66 1 R =

Gambar 3.8 Matriks Normalisasi

Langkah berikutnya setelah diperoleh matriks normalisasi adalah mencari bobot dari setiap kriteria yang digunakan pada saat kualifikasi dengan menggunakan metode MAGIQ (Multi-Attribute

Global Inference of Quality) dengan indeks peringkatan urutan

centroids (Ranking Order Centroids atau ROC’s). Cara kerja

(17)

pembobotan dari kriteria yang ada, sehingga memberikan hasil yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan saat itu. Kriteria yang dibutuhkan untuk proses kualifikasi ini sebanyak 6, maka perhitungannya sebagai berikut:

w1 = (1+1/2+1/3+1/4+1/5+1/6)/6 = 0.408333 w2 = (0+1/2+1/3+1/4+1/5+1/6)/6 = 0.241887 w3 = (0+0/2+1/3+1/4+1/5+1/6)/6 = 0.158333 w4 = (0+0/2+0/3+1/4+1/5+1/6)/6 = 0.102778 w5 = (0+0/2+0/3+0/4+1/5+1/6)/6 = 0.061111 w6 = (0+0/2+0/3+0/4+0/5+1/6)/6 = 0.027778

Pembobotan pada setiap kriteria akan menghasilkan nilai-nilai tersebut, misal untuk kriteria yang terdapat pada pembobotan 1 bernilai 0.40833 sehingga apabila dibandingkan dengan nilai pembobotan 2 yang sebesar 0.241887 akan terlihat perbedaannya. Setiap nilai yang dihasilkan diubah kedalam bentuk presentase,

(18)

sehingga setiap kriteria mempunyai nilai masing-masing yang sesuai dengan peringkat prioritas seperti tampak pada Tabel 3.3 :

Tabel 3.3 Peringkat Prioritas

Peringkat Nilai

Prioritas Kriteria Peringkat 1 40.833 % Prioritas Kriteria Peringkat 2 24.166 % Prioritas Kriteria Peringkat 3 15.833 % Prioritas Kriteria Peringkat 4 10.277 % Prioritas Kriteria Peringkat 5 6.111 % Prioritas Kriteria Peringkat 6 2.777 :%

Setelah nilai pembobotan ditentukan maka langkah selanjutnya adalah perkalian matriks normalisasi dengan bobot yang telah diurutkan kriterianya berdasarkan prioritas kepentinganya. Sebagai contoh suatu proyek memiliki urutan prioritas kepentingannya seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Contoh Urutan Prioritas Kriteria

Ranking Simbol Atribut Nilai

1 C6 Rata-rata pengalaman kerja 40.83%

2 C5

Rata rata jenjang pendidikan

Tenaga ahli 24.17%

3 C4 Jumlah tenaga ahli 15.83%

4 C3 Lama berdiri perusahaan 10.28%

5 C1

Jarak lokasi kantor dengan

(19)

6 C2 Masa berlaku izin usaha 2.777 :%

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa kriteria rata-rata pengalaman kerja lebih penting daripada kriteria lainnya sehingga pada proyek tersebut dibutuhkan juga tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai pendidikan yang memadai. Selain itu proyek tersebut juga membutuhkan jumlah tenaga ahli yang cukup mengingat posisi kriteria jumlah tenaga ahli ada di peringkat 3. Selain ketiga kriteria yang telah disebut untuk kriteria lama berdiri perusahaan, jarak lokasi kantor dengan proyek dan masa berlaku izin usaha ada di peringkat 4, 5 dan 6.

Untuk mendapatkan peringkat perusahaan dalam proses kualifikasi proyek maka dilakukan perkalian matriks normalisasi yang dilambangkan sebagai (R) dengan bobot setiap kriteria yang dilambangkan sebagai (W). 0.5 0.3 1 0.5 0.3 0.25 0 0.5 0.5 0.5 0.5 1 1 0.66 0.66 0.33 1 0.33 0.25 0.5 0.25 0.5 1 0.5 1 0.75 0.5 0.75 1 0.5 0.33 0.66 0.66 0.33 0.66 1 R =

Gambar 3.9 Perkalian Matriks Normalisasi dengan Bobot

0.06111 0.02777 0.10277 0.15833 0.24166 0.40833

(20)

Dari perkalian matriks normalisasi dengan bobot akan dihasilkan matriks seperti pada Gambar 3.10

Gambar 3.10 Matriks W*R

Setelah perkalian matriks normalisasi dengan bobot dilakukan penjumlahan dari setiap alternatif dengan cara seperti dibawah ini. Agar lebih jelas dimisalkan untuk baris pertama dari matriks di atas adalah A1, baris kedua adalah A2, baris ketiga adalah A3 dan untuk baris selanjutnya seperti sebelumnya sampai pada baris terakhir adalah A6.

V1= (0.5 * 0.06111)+ (0 * 0.02777) + (1 * 0.10277) + (0.25 * 0.15833) + (1 * 0.24166) + (0.33 * 0.40833) = 0.549316 V2= (0.33 * 0.06111)+ (0.5 * 0.02777) + (0.66 * 0.10277) + (0.5 * 0.15833) + (0.75 * 0.24166) + (0.66 * 0.40833) = 0.631796 0.030555 0.0201663 0.06111 0.030555 0.0201663 0.0152775 0 0.013885 0.013885 0.013885 0.013885 0.02777 0.10277 0.0678282 0.0678282 0.0339141 0.10277 0.0339141 0.0395825 0.079165 0.0395825 0.079165 0.15833 0.079165 0.24166 0.181245 0.12083 0.181245 0.24166 0.12083 0.1347489 0.2694978 0.2694978 0.1347489 0.2694978 0.40833 W*R =

(21)

V3= (1 * 0.06111)+ (0.5 * 0.02777) + (0.66 * 0.10277) + (0.25 * 0.15833) + (0.5 * 0.24166) + (0.66 * 0.40833) = 0.572734 V4= (0.5 * 0.06111)+ (0.5 * 0.02777) + (0 * 0.10277) + (0.5 * 0.15833) + (0.75 * 0.24166) + (0.33 * 0.40833) = 0.473481 V5= (0.33 * 0.06111)+ (0.5 * 0.02777) + (1 * 0.10277) + (1 * 0.15833) + (1 * 0.24166) + (0.66 * 0.40833) = 0.806309 V6 = (0.25 * 0.06111)+ (1 * 0.02777) + (0.33 * 0.10277) + (0.5 * 0.15833) + (0.5 * 0.24166) + (1 * 0.40833) = 0.685287

Langkah terakhir pada proses kualifikasi ini adalah proses perankingan. Hasil perankingan diperoleh : V1 = 0.549316 ; V2 = 0.

0.631796 ; V3 = 0.572734 ; V4 = 0.479181 ; V5 = 0.806309 ; V6 =

0.685287. Akan diambil ranking 1-3 untuk dapat mengikuti proses lelang berikutnya yaitu proses penawaran. Jadi perusahaan yang lolos ke proses penawaran adalah CV. Budi Putra atau (A5), CV Dio Saputra atau (A6) dan CV. Bungah Jati atau (A2)

Setelah proses kualifikasi selesai dan telah didapat 3 calon pemenang maka pada proses selanjutnya adalah proses penawaran yang hanya diikuti 3 calon pemenang proyek tersebut yaitu CV. Budi Putra atau (A5), CV Dio Saputra atau (A6) dan CV. Bungah Jati atau (A2).

(22)

Pada proses penawaran ini seperti pada proses sebelumnya yaitu proses kualifikasi terdapat beberapa kriteria tambahan agar benar benar didapatkan perusahaan pemenang yang kredibel. Jadi selain menawar dengan harga terendah perusahaan pemenang juga harus mempunyai kriteria yang sesuai dengan apa yang diinginkan panitia lelang. Pada proses penawaran ini terdapat 10 kriteria yang akan digunakan yaitu :

1. Kriteria jumlah fasilitas yang dimiliki perusahaan. 2. Kriteria tahun pembuatan fasilitas.

3. Kriteria kondisi fasilitas yang dimiliki.

4. Kriteria status kepemilikan fasilitas yang dimiliki.

5. Kriteria jumlah proyek yang ditangani 10 tahun terakhir. 6. Kriteria jumlah nilai kontrak proyek dalam 10 tahun terakhir. 7. Kriteria jumlah proyek yang sedang dikerjakan.

8. Kriteria Nilai kontrak proyek yang sedang dikerjakan. 9. Kriteria progress pekerjaan yang sedang dikerjakan. 10. Kriteria jumlah modal awal yang dimiliki.

11. Kriteria selisih harga penawaran dengan nilai proyek.

Untuk lebih mudahnya masing-masing kriteria disimbolkan sebagai berikut : Kriteria jumlah fasilitas yang dimiliki perusahaan disimbolkan sebagai (C7), Kriteria tahun pembuatan fasilitas disimbolkan sebagai (C8), Kriteria kondisi fasilitas yang dimiliki disimbolkan sebagai (C9), Kriteria status kepemilikan fasilitas yang dimiliki dismbolkan sebagai (C10), Kriteria jumlah proyek yang ditangani 10 tahun terakhir disimbolkan sebagai (C11).

(23)

Kriteria jumlah nilai kontrak proyek dalam 10 tahun terakhir disimbolkan sebagai (C12), Kriteria jumlah proyek yang sedang dikerjakan disimbolkan sebagai (C13), Kriteria Nilai kontrak proyek yang sedang dikerjakan disimbolkan sebagai (C14), Kriteria progress pekerjaan yang sedang dikerjakan disimbolkan sebagai (C15), Kriteria jumlah modal awal yang dimiliki disimbolkan sebagai (C16), dan yang terakhir adalah Kriteria selisih harga penawaran dengan nilai proyek yang disimbolkan sebagai (C17).

Masing-masing kriteria mempunyai nilai variabel yang berbeda-beda dan dijelaskan sebagai berikut :

1. Kriteria jumlah fasilitas yang dimiliki perusahaan.

Gambar 3.11 Kriteria jumlah fasilitas yang dimiliki perusahaan

Variabel Kriteria jumlah fasilitas yang dimiliki perusahaan terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X = 0-3, X = 4-6, X = 7-9, X = 10-12, X > 12 seperti terlihat pada Gambar 3.10. Dari Gambar 3.10 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = 0-3) = 0, (X = 4-6) = 0.25 , (X = 7-9) = 0.50, (X = 10-12 ) = 0.75,( X > 12) = 1. 1 0 X=0-3 X=4-6 X=7-9 X=10-12 X>12 0.25 0.5 0.75 1 0

(24)

2. Kriteria tahun pembuatan fasilitas.

Gambar 3.12 Kriteria tahun pembuatan fasilitas

Variabel Kriteria tahun pembuatan fasilitas terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X = 1995-1998, X = 1999-2002, X = 2003-2006, X = 2007-2010, X >=2011 seperti terlihat pada Gambar 3.12. Dari Gambar 3.12 bilangan-bilangan

fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing :

(X = 1995-1998) = 0, (X = 1999-2002) = 0.25 , (, X = 2003-2006) = 0.50, (X = 2007-2010) = 0.75, ( X >=2011) = 1. 3. Kriteria kondisi fasilitas yang dimiliki

Gambar 3.13 Kriteria kondisi fasilitas yang dimiliki.

1 0 1995-1998 1999-2002 2003-2006 2007-2010 >=2011 0.25 0.5 0.75 1 0 1 0 0-20% 21%-40% 41%-60% 61%-80% 81%-100% 0.25 0.5 0.75 1 0

(25)

Variabel Kriteria kondisi fasilitas yang dimiliki terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X = 0-20%, X =21-40%, X =41-60%, X = 61-80%, X = 81-100% seperti terlihat pada Gambar 3.13. Dari Gambar 3.13 bilangan-bilangan fuzzy

dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = 0-20%) = 0, (X =21-40%) = 0.25 , (X =41-60%) = 0.50, (X =61-80%) = 0.75, (X =81-100%) = 1.

4. Kriteria status kepemilikan fasilitas yang dimiliki.

Gambar 3.14 Kriteria status kepemilikan fasilitas yang dimiliki

Variabel Kriteria status kepemilikan fasilitas yang dimiliki terdiri atas 3 bilangan fuzzy , yaitu Sewa, Hibah, Milik Sendiri, seperti terlihat pada Gambar 3.14 . Dari Gambar 3.14 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : Sewa = 0, Hibah = 0.33, Milik Sendiri = 1.

1

0.33 0.66 1

0

0

(26)

5. Kriteria jumlah proyek yang ditangani 10 tahun terakhir

Gambar 3.15 Kriteria jumlah proyek yang ditangani 10 tahun terakhir

Variabel Kriteria jumlah proyek yang ditangani 10 tahun terakhir terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X = 0-3, X = 4-6, X = 7-9, X = 10-12, X > 12 seperti terlihat pada Gambar 3.15. Dari Gambar 3.15 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = 0-3) = 0, (X = 4-6) = 0.25 , (X = 7-9) = 0.50, (X = 10-12 ) = 0.75,( X > 12) = 1.

6. Kriteria jumlah nilai kontrak proyek dalam 10 tahun terakhir

Gambar 3.16 Kriteria jumlah nilai kontrak proyek dalam 10 tahun

terakhir

X< 100 Juta 100-500 Juta 1 – 2.5 Miliar X>2.5 Miliar

0.25 0.5 0.75 1 0 500 - 1 Miliar 1 0 X=0-3 X=4-6 X=7-9 X=10-12 0.25 0.5 0.75 0 X>12

(27)

Kriteria jumlah nilai kontrak proyek dalam 10 tahun terakhirterdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X < 100 Juta, X = 100-500 Juta, X = 500 – 1 Miliar, X = 1-2.5 Miliar, X > 2.5 Miliar seperti terlihat pada Gambar 3.16. Dari Gambar 3.16 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X < 100 Juta) = 0, (X = 100-500 Juta) = 0.25 , (X = 500 – 1 Miliar) = 0.50, (X = 1-2.5 Miliar) = 0.75,( X > 2.5 Miliar) = 1.

7. Kriteria jumlah proyek yang sedang dikerjakan saat ini.

Gambar 3.17 Kriteria jumlah proyek yang sedang dikerjakan saat ini

Variabel Kriteria jumlah proyek yang sedang dikerjakan saat ini terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X = 0-3, X = 4-6, X = 7-9, X = 10-12, X > 12 seperti terlihat pada Gambar 3.17. Dari Gambar 3.17 bilangan-bilangan fuzzy

dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = 0-3) = 0.2, (X = 4-6) = 0.4 , (X = 7-9) = 0.6, (X = 10-12 ) = 0.8,( X > 12) = 1. X = 0-3 0.2 0.4 0.8 1 0 0.6 X = 4-6 X = 7-9 X = 10-12 X > 12 0 1

(28)

8. Kriteria nilai kontrak proyek yang sedang dikerjakan saat ini.

Gambar 3.18 Kriteria nilai kontrak proyek yang sedang dikerjakan saat

ini.

Variabel Kriteria nilai kontrak proyek yang sedang dikerjakan saat ini. terdiri atas 6 bilangan fuzzy , yaitu X = < 100 Juta, X = 100-250 Juta, X = 251-500 Juta, X = 501-750 Juta, X = 751- 1 Miliar, X > 1 Miliar seperti terlihat pada Gambar 3.18. Dari Gambar 3.18 bilangan-bilangan

fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp

masing-masing : (X = < 100 Juta) = 0.16, (X = 100-250 Juta) = 0.33 , (X = 251-500 Juta) = 0.5, (X = 501-750 Juta) = 066, (X = 751- 1 Miliar) = 0.83, (X > 1 Miliar) = 1.

X < 100 Juta

0.16 0.33 0.66 0.83

0 0.5

X = 100-250 Juta X = 251-500 Juta X = 501-750 Juta X = 751-1 Miliar

0

1 X >1 Miliar

(29)

9. Kriteria progress pekerjaan yang sedang dikerjakan 1 0 0-20% 21%-40% 41%-60% 61%-80% 81%-100% 0.25 0.5 0.75 1 0

Gambar 3.19 Kriteria progress pekerjaan yang sedang dikerjakan

Kriteria progress pekerjaan yang sedang dikerjakan terdiri atas 5 bilangan fuzzy , yaitu X = 0-20%, X =21-40%, X =41-60%, X = 61-80%, X = 81-100% seperti terlihat pada Gambar 3.18. Dari Gambar 3.18 bilangan-bilangan fuzzy

dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = 0-20%) = 0, (X =21-40%) = 0.25 , (X =41-60%) = 0.50, (X =61-80%) = 0.75, (X =81-100%) = 1.

10. Kriteria jumlah modal awal yang dimiliki

Gambar 3.20 Kriteria jumlah modal awal yang dimiliki

Variabel Kriteria jumlah modal awal yang dimiliki. terdiri atas 6 bilangan fuzzy , yaitu X = < 100 Juta, X = 100-250 Juta, X = 251-500 Juta, X = 501-750 Juta, X = 751- 1

1 0 < 1 0 0 1J0u1t-a2 5 02 5J1u t– 5 0 0 J u t aa 5 0 1 - 7 5 0 J– 1 M i l i a ru t a 7 5 1 J u t a 0 . 2 0 . 4 0 . 6 0 . 8 0 > 1 M i l i a r 1

(30)

Miliar, X > 1 Miliar seperti terlihat pada Gambar 3.18. Dari Gambar 3.18 bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp masing-masing : (X = < 100 Juta) = 0, (X = 100-250 Juta) = 0.2 , (X = 251-500 Juta) = 0.4, (X = 501-750 Juta) = 0.6, (X = 751- 1 Miliar) = 0.8, (X > 1 Miliar) = 1.

11 . Kriteria selisih harga penawaran dengan nilai proyek. Untuk kriteria selisih harga penawaran dengan nilai proyek berbeda dengan kriteria-kriteria lainnya yang telah disebutkan. Pada kriteria dihitung berdasarkan selisih harga yang paling besar akan berada di peringkat teratas dengan nilai 1 dan dengan selisih terkecil akan berada di peringkat bawah dengan nilai 0.

Setelah seluruh kriteria ditentukan seperti pada proses kualifikasi maka langkah selanjutnya adalah menentukan hubungan alternatif dengan setiap atribut. Data yang dimiliki oleh CV. Budi Putra atau (A5), CV. Bungah Jati atau (A2), dan CV Dio Saputra atau (A6) dihubungkan dengan atribut yang ada pada proses penawaran yaitu jumlah fasilitas yang dimiliki perusahaan, tahun pembuatan fasilitas, kondisi fasilitas yang dimiliki dan sampai dengan atribut selisih harga penawaran dengan nilai proyek. Data hubungan alternatif dengan atribut akan disajikan pada Tabel 3.5.

(31)

Tabel 3.5Hubungan Alternatif dengan atribut

Langkah selanjutnya adalah mengkonversi data dari masing- masing perusahaan kedalam variabel-variabel yang sesuai pada kriteria sehingga diperoleh nilai alternatif untuk setiap kriteria, seperti tampak pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6Nilai Alternatif Setiap Atribut

Setelah diperoleh nilai alternatif dari masing-masing kriteria maka langkah selanjutnya adalah menghitung matriks normalisasi dengan menggunakan persamaan (3) . Adapun hasil perhitungan matriks normalisasi seperti tampak pada Gambar 3.21.

(32)

Gambar 3.21 Matriks Hasil Normalisasi Proses Penawaran

Langkah berikutnya setelah diperoleh matriks normalisasi adalah mencari bobot dari setiap atribut yang digunakan pada proses penawarandengan menggunakan metode MAGIQ (Multi-Attribute

Global Inference of Quality). Atribut yang dibutuhkan untuk proses

penawaran ini sebanyak 11, maka perhitungannya adalah sebagai berikut: W1 = (1+1/2+1/3+1/4+1/5+1/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.275 W2 =(0+1/2+1/3+1/4+1/5+1/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.184 W3 =(0+0/2+1/3+1/4+1/5+1/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.138 W4 =(0+0/2+0/3+1/4+1/5+1/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.108 0.333 0.667 1 1 0.667 0.333 0.75 1 0.5 1 0.66 0.33 0.5 1 0.5 0.667 0.667 1 1 0.5 1 1 0.66 0.66 1 0.667 1 1 1 0.667 0.33 1 0.66 R =

(33)

W5 =(0+0/2+0/3+0/4+1/5+1/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.085 W6 =(0+0/2+0/3+0/4+0/5+1/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.067 W7 =(0+0/2+0/3+0/4+0/5+0/6+1/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.052 W8 =(0+0/2+0/3+0/4+0/5+0/6+0/7+1/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.039 W9 =(0+0/2+0/3+0/4+0/5+0/6+0/7+0/8+1/9+1/10+1/11)/11 = 0.027 W10 =(0+0/2+0/3+0/4+0/5+0/6+0/7+0/8+0/9+1/10+1/11)/11 = 0.017 W11 =(0+0/2+0/3+0/4+0/5+0/6+0/7+0/8+0/9+0/10+1/11)/11 = 0.008

Setelah memperoleh nilai bobot dari setiap atribut langkah berikutnya adalah menentukan urutan prioritas atribut dalam pembobotan. Pada proses penawaran, atribut selisih harga penawaran dengan nilai proyek menjadi atribut paling penting dalam proses penawaran. Oleh karena itu atribut penawaran memperoleh bobot sebesar 27.5 %. Untuk lebih lengkapnya urutan prioritas bobotnya terlihat pada Tabel 3.7.

(34)

Tabel 3.7 Urutan Prioritas Bobot Proses Penawaran

Ranking Simbol Atribut Nilai

1 C17

Selisih harga penawaran dengan

nilai proyek 27.5%

2 C16

Kriteria jumlah modal awal yang

dimiliki 18.4%

3 C12

Jumlah nilai kontrak proyek

dalam 10 tahun terakhir 13.8%

4 C11

Jumlah proyek yang ditangani 10

tahun terakhir 10.8%

5 C9 Kondisi fasilitas yang dimiliki 8.5%

6 C7

Jumlah fasilitas yang dimiliki

perusahaan 6.7%

7 C8 Tahun pembuatan fasilitas 5.2%

8 C10

Status kepemilikan fasilitas yang

dimiliki 3.9%

9 C13

Jumlah proyek yang sedang

dikerjakan 2.7%

10 C15

Progress pekerjaan yang sedang

dikerjakan 1.7%

11 C14

Nilai kontrak proyek yang sedang

dikerjakan. 0.8%

Untuk mendapatkan peringkat perusahaan dalam proses kualifikasi proyek maka dilakukan perkalian matriks normalisasi

(35)

yang dilambangkan sebagai (R) dengan bobot setiap kriteria yang dilambangkan sebagai (W). 0.333 0.667 1 1 0.667 0.333 0.75 1 0.5 1 0.66 0.33 0.5 1 0.5 0.667 0.667 1 1 0.5 1 1 0.66 0.66 1 0.667 1 1 1 0.667 0.33 1 0.66 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 0.275 0.184 0.138 0.108 0.085 0.067 0.052 0.039 0.027 0.008 0.017 A5 A2 A6 R W = =

Gambar 3.22 Perkalian Matriks Hasil Normalisasi dengan Bobot pada Proses

Penawaran

Dari perkalian matriks normalisasi dengan bobot akan dihasilkan matriks seperti pada Gambar 3.23

0.023 0.044 0.067 0,052 0.035 0.017 0.064 0.085 0.042 0.039 0.026 0.012 0.054 0.108 0.054 0.092 0.092 0.138 0.027 0.013 0.027 0.008 0.0053 0.0053 0.017 0.012 0.017 0.184 0.184 0.123 0.091 0.275 0.182

Gambar 3.23 Hasil Perkalian Matriks Hasil Normalisasi dengan Bobot pada

Proses Penawaran

Untuk mendapatkan peringkat akhir dari proses penawaran ini dilakukan penjumlahan setiap baris pada hasil perkalian antara matriks normalisasi dengan bobot maka hasil akhirnya adalah berikut:

A5 = 0.023 + 0.052 + 0.064 + 0.039 + 0.054 + 0.092 + 0.027 + 0.008 + 0.017 + 0.184 + 0.091

(36)

A2 = 0.044 + 0.035 + 0.085 + 0.026 + 0.108 + 0.092 + 0.013 + 0.0053 + 0.012 + 0.184 + 0.275 = 0.8793 A6 = 0.067 + 0.017 + 0.042 + 0.012 + 0.054 + 0.138 + 0.027 + 0.0053 + 0.017 + 0.123 + 0.182 = 0.6843

Setelah penjumlahan dari nilai masing-masing alternatif maka diperoleh peringkat 1 dengan alternatif A2 yaitu CV. Bungah Jati, peringkat 2 adalah alternatif A6 yaitu CV. Dio Saputra dan yang terakhir peringkat 3 adalah alternatif A5 yaitu CV. Budi Putra. Jadi perusahaan yang memenangkan lelang pada proyek pengadaan Lab Bahasa Multimedia di SMP N 3 Salatiga senilai Rp. 990.000.000,- (sembilan ratus sembilan puluh juta rupiah) adalah CV. Bungah Jati dengan nilai penawaran terendah yaitu Rp. 977.000.000,00 .

3.4

Perancangan Sistem

Dalam perancangan sistem digunakan Unified Modelling

Language (UML).

3.4.1 Use case diagram

Dalam use case diagram ini dibagi menjadi dua pengguna, yaitu admin dan user. Untuk use case diagram admin dapat dilihat pada Gambar 3.24.

(37)

Gambar 3.24Use case Diagram Admin

Gambar 3.24 Use case diagram Admin ini menjelaskan mengenai bagian-bagian yang tersedia pada hak akses admin.

Admin dapat melakukan login untuk masuk ke sistem setelah masuk

ke sistem admin mendapatkan hak akses seperti Mengolah perusahaan yang berfungsi untuk mengolah data-data perusahaan seperti lihat perusahaan untuk melihat data perusahaan, hapus perusahaan untuk menghapus perusahaan, verifikasi perusahaaan untuk memasukkan perusahaan ke dalam sistem. Kemudian olah data proyek yaitu untuk mengolah data proyek seperti seperti tambah proyek untuk menambahkan daftar proyek yang akan di lelang, hapus proyek untuk menghapus proyek, tutup proyek untuk menutup proyek, Melihat proyek untuk melihat proyek yang disediakan, Meliihat peserta lelang untuk melihat perusahaan yg telah mendaftar lelang. Kemudian Hitung SAW kualifikasi untuk menghitung seleksi

Menghapus perusahaan

Verif ikasi perusahaan Melihatt perusahaan

Menambah proy ek

Menghapus proy ek

Melihat proy ek Melihat peserta lelang

Melihat hasil seleksi penawaran Melihat hasil seleksi kualif ikasi

Mencetak Laporan

Menghitung SAW kualif ikasi

Menghitung SAW penawaran <<extend>>

tutup proy ek <<include>>

<<include>> Admin

Melihat Hasil Seleksi <<extend>> <<extend>>

Mengolah data perusahaan <<extend>>

<<extend>> <<extend>>

Mengolah data proy ek

<<extend>> <<extend>> <<extend>> <<extend>> <<include>> Mengganti Password Login <<include>> <<include>> <<include>> <<include>>

(38)

kualifikasi. Hitung SAW penawaran untuk menghitung seleksi penawaran. Kemudian Lihat Hasil seleksi kualifikasi untuk melihat hasil perhitungan seleksi kualifikasi, Lihat hasil seleksi penawaran untuk melihat hasil perhitungan seleksi penawaran.

Gambar 3.25Use case Diagram User

Gambar 3.25 Use case Diagram User ini menjelaskan mengenai bagian-bagian yang tersedia pada hak akses user. Pada diagram use case user, user dapat melakukan registrasi untuk menjadi anggota, kemudian dapat melakukan login untuk masuk ke sistem.

User dapat Mengolah data perusahaan yang mempunyai fungsi-fungsi lain yaitu olah data pekerjaan yang mempunyai fungsi yaitu tambah / edit / hapus / lihat data perusahaan yang digunakan untuk menambah data pekerjaan, merubah data pekerjaan, menghapus data pekerjaan dan melihat data pekerjaan. Kemudian

mendaf tar proy ek

Melihat rincian proy ek Melihat seleksi penawaran Melihat hasil kualif ikasi

Mengolah data pekerjaan

Mengolah data prof il

Mengolah data izin usaha

Mengolah data personalia

Mengolah data f asilitas

Mengolah data pengalaman Mengolah data modal

registrasi Melihat daf tar proy ek

<<extend>> <<extend>>

Melihat hasil seleksi <<extend>>

<<extend>>

Mengolah data perusahaan

(from Use Cases)

<<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> User <<include>> Mengganti Password

(from Use Cases)

login <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<extend>> <<extend>>

(39)

Mengolah data profil yang mempunyai fungsi yaitu tambah/ edit/ hapus/ lihat data profil yang digunakan untuk menambah data profil, merubah data profil, menghapus data profil dan melihat data profil. Kemudian olah data izin usaha yang mempunyai fungsi yaitu tambah / edit / hapus / lihat data izin usaha yang digunakan untuk menambah data izin usaha, merubah data izin usaha, menghapus data izin usaha dan melihat data izin usaha.

Kemudian selanjutnya adalah Mengolah data personalia yang mempunyai fungsi yaitu tambah / edit / hapus / lihat data personalia yang digunakan untuk menambah data personalia, merubah data personalia, menghapus data personalia dan melihat data personalia. Kemudian olah data fasilitas yang mempunyai fungsi yaitu tambah/

edit/ hapus/ lihat data fasilitas yang digunakan untuk menambah data fasilitas, merubah data fasilitas, menghapus data fasilitas dan melihat data fasilitas.

Kemudian Mengolah data pengalaman yang mempunyai fungsi yaitu tambah / edit / hapus / lihat data pengalaman yang digunakan untuk menambah data pengalaman, merubah data pengalaman, menghapus data pengalaman dan melihat data pengalaman. Kemudian olah data modal yang mempunyai fungsi yaitu tambah / edit / hapus / lihat data modal yang digunakan untuk menambah data modal, merubah data modal, menghapus data modal dan melihat data modal.

Kemudian yang selanjutnya adalah Melihat daftar proyek yang berfungsi untuk user melihat daftar proyek yang disediakan oleh panitia lelang. Lihat rincian proyek untuk melihat

(40)

keterangan-keterangan yang ada di proyek yang disediakan. Mendaftar proyek untuk melakukan pendaftaran dan mengikuti lelang proyek tersebut.

Setelah itu user dapat Melihat hasil seleksi kualifikasi yang berfungsi untuk melihat hasil perhitungan hasil SAW kualifikasi yang dilakukan admin / panitia lelang. Kemudian lihat hasil seleksi penawaran berfungsi untuk melihat hasil perhitungan SAW penawaran yang dilakukan oleh admin atau panitia lelang.

3.4.2 ActivityDiagram

Di dalam sistem ini terdapat berbagai macam aktivitas yang dapat dilakukan baik oleh admin ataupun user. Dari aktifitas-aktifitas tersebut dapat dibuat activity diagram, diagram activity

dapat dilihat pada Gambar 3.26 yang mewakili aktifitas-aktifitas

admin dan Gambar 3.27 yang merupakan aktifitas-aktifitas yang

dapat dilakukan oleh user.

Gambar 3.27 merupakan diagram activity untuk seseorang yang login dengan hak akses admin. Terdapat tiga swimlane atau pelaku sistem, yaitu admin itu sendiri, sistem dan database. Pertama-tama admin melakukan login dengan memasukkan

username dan password, kemudian database akan mengecek,

apakah username dan passwordadmin tersebut valid atau tidak. Jika

username atau password invalid, maka akan muncul pesan dan

kembali ke menu login, akan tetapi jika username dan password

valid, maka status sistem adalah berhasil login. Setelah admin

berhasil melakukan login, maka admin dapat melakukan aktifitas-aktifitas seperti: melihat data perusahaan, mengolah data perusahaan, melihat data proyek, mengolah data proyek, menghitung SAW kualifikasi, melihat hasil seleksi kualifikasi, menghitung SAW

(41)

penawaran, melihat hasil perhitungan penawaran dan pilihan aktifitas terakhir yaitu mengganti passworduser. Setelah melakukan aktifitas-aktifitas tersebut, admin melakukan logout untuk keluar dari aplikasi.

Gambar 3.26 Activity Diagram Admin

Mulai Login Logout Selesai Lihat data perusahaan Olah data perusahaan Lihat data proyek Olah data proyek Hitung SAW kualifikasi Lihat hasil seleksi

kualifikasi Hitung SAW

penawaran Lihat hasil seleksi

penawaran Cetak Laporan Hasil Lelang Validasi ya tidak Database Sistem Admin

(42)

Gambar 3.27 Activity Diagram User Registrasi Login Logout Selesai Menambah daftar perusahaan olah data pekerjaan olah data profil olah data izin

usaha olah data fasilitas olah data personalia olah data pengalaman olah data modal melihat rincian proyek mendaftar proyek

lihat hasil seleksi kualifikasi

memasukkan nilai penawaran

lihat hasil seleksi penawaran ya tidak validasi Database Sistem User/Perusahaan

(43)

Pada Gambar 3.27 dijelaskan diagram activity user, pertama kali masuk user harus melakukan login terlebih dahulu, yaitu dengan memasukkan username dan password. Kemudian database akan mengecek, apakah username dan password valid atau tidak. Kalau

username dan password tidak valid, maka user akan melakukan

login kembali, akan tetapi jika username dan password valid, maka

status berhasil login dan menuju ke beberapa pilihan menu, antara lain: Olah data pekerjaan, olah data profil, olah data izin usaha, ulah data persoanalia, olah data fasilitas, olah data pengalaman, olah data modal, melihat rincian proyek, mendaftar proyek, melihat seleksi kualifikasi kemudian sistem akan melakukan perhitungan SAW apakah perusahaan lolos atau tidak, kalu tidak lolos maka user dapat melakukan pendaftaran proyek yang lainnya akan tetapi jika lolos maka perusahaan dapat memasukkan nilai penawaran kemudian melihat hasil seleksi penawaran. Setelah selesai dari proses-proses tersebut, maka user melakukan logout.

3.4.3 SequenceDiagram

Sequence Diagram menggambarkan peristiwa yang

(44)

Gambar 3.28 Sequence Diagram TambahProyek (Admin)

Gambar 3.28 menunjukkan sequence diagram untuk menambah proyek, pertama-tama admin akan memasukkan data proyek yaitu nama proyek, lokasi proyek, nilai proyek, satuan proyek, volume, bobot setiap alternatif dan, kemudian sistem akan mengirim data yang sudah dimasukkan ke dalam database, proses selanjutnya database akan menyimpan data tersebut.

: Admin : System : Database

input data proyek

mengirim data

(45)

Gambar 3.29 Sequence Diagram Edit DataProyek (Admin)

Gambar 3.29 menggambarkan sequence diagram edit data

proyek oleh admin. Pertama admin memilih data proyek yang akan

di-edit. Kemudian sistem akan melakukan query select ke database

dengan kriteria yang dipilih user. Kemudian database akan melakukan query select dan memberikan data ke sistem. Dari sini sistem akan menampilkan dan akan meng-edit data. Kemudian sistem melakukan query update, dan database akan meng-update

data lama menjadi data yang baru saja dimasukkan oleh admin.

: Admin : Sys tem : Databas e

pilih data proyek

query s elect

s elect data

mem berikan data

menampilkan data

mengedit data

mengirim data proyek yang s udah diedit

query update

(46)

Gambar 3.30 Sequence Diagram Hapus DataProyek (Admin)

Gambar 3.30 menjelaskan proses hapus data proyek yang dilakukan oleh admin. Admin memilih data proyek yang akan dihapus, kemudian sistem mengirimkan pesan ke database untuk menghapus data, kemudian database akan menghapus data tersebut.

: Admin : System : Database

pilih data proyek

query delete

(47)

Gambar 3.31 Sequence Diagram Lihat Data User(Admin)

Gambar 3.31 menerangkan sequence diagram lihat user. Jadi di sini admin bisa melihat beberapa user yang telah terdaftar. Proses dimulai dengan admin mengklik data user, kemudian sistem akan mengirimkan query select data ke database. Dan database

melakukan query select, setelah itu database memberikan data kepada sistem, dan sistem akan menampilkan data yang dapat dilihat oleh admin.

: Admin : System : Database

pilih data perusahaan

query select

select data

memberikan data

(48)

Gambar 3.32 Sequence Diagram Perhitungan SAW

: Us er/Perus ahaan : Adm in : Sys tem : Databas e

input data proyek

m engirim data

m em pros es penyim panan

input data perus ahaan

m engirim data

m em pros es penyim panan

m endaftar proyek

input data jarak

pilih s es uai atribut kualifikas i

m em ilih data

m em berikan data m elihat data proyek

query s elect

s elect data

m em berikan data

m enam pilkan data

hitung SAW kualifikas i

m enam pilkan has il SAW kualifikas i

m enam pilkan has il SAW kualifikas i

input jum lah nilai yang ditawarkan

pilih s es uai atribut penawaran

m em ilih data

m em berikan data

hitung SAW penawaran

m enam pilkan has il SAW penawaran

(49)

Gambar 3.32 menerangkan sequence diagram perhitungan metode SAW. Langkah pertama adalah admin input data proyek ke sistem kemudian sistem akan menyimpan data proyek tersebut ke

database. Selanjutnya perusahaan memasukkan data perusahaan ke

sitem dan kemudian sistem menyimpan data tersebut ke database. Kemudian perusahaan melihat proyek dan mendaftar proyek. Perusahaan akan meng-input data jarak perusahaan setelah itu sistem akan memilih atribut yang digunakan untuk proses kualifikasi selanjutnya database memberikan data perusahaan ke sistem untuk dihitung dengan metode SAW, setelah proses penghitungan metode SAW untuk proses kualifikasi selesai maka sistem akan menampilkan hasil perhitungan ke perusahaan dan administrator. Setelah itu apabila perusahaan lolos seleksi kualifikasi maka perusahaan memasukkan nilai penawaran ke dalam sistem selanjutnya sistem akan memilih atribut yang sesuai dengan proses penawaran. Kemudian database memberikan data perusahaan yang sesuai ke sistem lalu sistem memulai proses perhitungan SAW. Setelah proses SAW seleksi penawaran selesai maka sistem akan menampilkan hasil perhitungan akhir kepada administrator dan perusahaan.

3.4.4 ClassDiagram

Class diagram merupakan diagram yang digunakan untuk

menampilkan kelas-kelas yang ada dalam sistem yang berupa obyek dan sedang dikembangkan dan dari kelas yang satu ke kelas yang lain mempunyai relasi. Setiap kelas dalam class diagram terdiri dari

(50)

nama kelas, atribut, dan operasi dari kelas tersebut. Class diagram

seperti terlihat pada Gambar 3.33.

(51)

3.5

Perancangan Aplikasi

Perancangan aplikasi ini dimulai dari perancangan database, dan perancangan interface aplikasi.

3.5.1 Perancangan Database

Basis data adalah kumpulan data yang saling berelasi. Data sendiri merupakan fakta mengenai obyek, orang, dan lain-lain. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau simbol) (Damayanti, 2009).

Dalam pembuatan aplikasi ini terdapat 13 tabel yang akan dibuat dalam database. Struktur pembuatan tabel akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Tabel Login Perusahaan

Tabel login perusahaan berisi tentang data perusahaan yang memiliki akses ke sistem ini. Data yang disimpan berupa id_user,

username, password, dan status. Struktur tabel user dapat dilihat

pada Tabel 3.8

Tabel 3.8 Tabel Login Perusahaan

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

username varchar(100) No None

password varchar(100) No None

nama_perusahaan varchar(200) No None

status int(11) No 0

2. Tabel LoginAdministrator

Tabel login administrator berisi tentang data administrator

(52)

username, password. Struktur tabel loginadministrator dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Tabel Login Administrator

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

username varchar(200) No None

password varchar(200) No None

3. Tabel Administrasi Perusahaan

Tabel administrasi perusahaan berisi data id perusahaan, nama direktur , alamat pusat, fax pusat, email pusat, alamat cabang, telepon cabang, fax cabang, email cabang. Struktur tabel administrasi perusahaandapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Tabel Administrasi Perusahaan

Nama Field Tipe Data Null Default

id_perusahaan int(11) No None

nama_direktur varchar(200) No None

alamat_pusat varchar(200) No None

telepon_pusat varchar(100) No None

fax_pusat varchar(100) No None

email_pusat varchar(200) No None

alamat_cabang varchar(200) No None

telepon_cabang varchar(100) No None

fax_cabang varchar(100) No None

(53)

4. Tabel Izin Usaha Perusahaan

Tabel izin usaha perusahaan berisi id, id perusahaan, nomor izin, tanggal, masaberlaku instansi. Struktur tabel izin usaha dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Tabel Izin UsahaPerusahaan

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

id_perusahaan int(11) No None

no_izin varchar(100) No None

tanggal date No None

masa_berlaku date No None

instansi varchar(200) No None

5. Tabel Personalia Perusahaan

Tabel personalia perusahaan berisi id, id perusahaan, nama lengkap, tanggal lahir, tingkat pendidikan, jabatan, pengalaman kerja. Struktur tabel personalia perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Tabel Data Personalia Perusahaan

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

id_perusahaan int(11) No None

nama_lengkap varchar(200) No None

tanggal_lahir date No None

tingkat_pendidikan varchar(50) No None

jabatan varchar(100) No None

pengalaman_kerja varchar(50) No None

profesi varchar(100) No None

(54)

6. Tabel Fasilitas Perusahaan

Tabel fasilitas perusahaan berisi id, id perusahaan, fasilitas, jumlah, kapasitas, merk, tahun pembuatan, kondisi, lokasi, status. Struktur tabel fasilitas perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13 Tabel Fasilitas Perusahaan

7. Tabel Pengalaman Perusahaan

Tabel pengalaman perusahaan berisi id, id perusahaan, nama pekerjaan, sub pekerjaan, lokasi, nama pejabat, alamat, no kontrak, nilai. Struktur tabel pengalaman perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14 Tabel PengalamanPerusahaan

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

id_perusahaan int(11) No None

nama_pekerjaan varchar(200) No None

sub_pekerjaan varchar(200) No None

lokasi varchar(100) No None

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

id_perusahaan int(11) No None

fasilitas varchar(200) No None

jumlah int(11) No None

kapasitas varchar(50) No None

merk varchar(200) No None

tahun_pembuatan varchar(50) No None

kondisi varchar(100) No None

lokasi varchar(100) No None

(55)

nama_pejabat varchar(200) No None

alamat varchar(200) No None

no_kontrak varchar(100) No None

nilai varchar(100) No None

8. Tabel Pekerjaan Perusahaan

Tabel pekerjaan perusahaan berisi id, id perusahaan, nama pekerjaan, sub pekerjaan, lokasi, nama pejabat, alamat, no kontrak, nilai, progress kontrak, prestasi kerja . Struktur tabel pekerjaan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15 Tabel Pekerjaan Perusahaan

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

id_perusahaan int(11) No None

nama_pekerjaan varchar(200) No None

sub_pekerjaan varchar(100) No None

lokasi varchar(100) No None

nama_pejabat varchar(100) No None

alamat varchar(200) No None

no_kontrak varchar(100) No None

nilai varchar(100) No None

kontrak varchar(100) No None

prestasi_kerja varchar(100) No None

9. Tabel Modal Perusahaan

Tabel modal perusahaan berisi id, id perusahaan, bank, no rekening, nilai. Struktur tabel modal perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.16.

(56)

Tabel 3.16 Tabel Modal Perusahaan

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

id_perusahaan int(11) No None

bank varchar(100) No None

no_rekening varchar(150) No None

nilai varchar(100) No None

10. Tabel Landasan Pendirian Perusahaan

Tabel landasan pendirian perusahaan berisi id, id perusahaan,nomor akta, tanggal, nama notaris, no akta perubahan, tanggal perubahan, nama notaris perubahan. Struktur tabel landasan pendirian perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.16.

Tabel 3.17 Tabel Landasan Pendirian Perusahaan

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

id_perusahaan int(11) No None

no_akta varchar(100) No None

tanggal date No None

nama_notaris varchar(150) No None

no_akta_perubahan varchar(100) No None

tanggal_perubahan date No None

nama_notaris_perubahan varchar(150) No None

11. Tabel Pajak Perusahaan

Tabel pajak perusahaan berisi id, id perusahaan, npwp, no laporan, tanggal. Struktur tabel pajak perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.18.

(57)

Tabel 3.18 Tabel Pajak Perusahaan

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

id_perusahaan int(11) No None

npwp varchar(100) No None

no_laporan varchar(100) No None

tanggal date No None

12. Tabel Data Proyek

Tabel data proyek berisi id, nama pekerjaan ,lokasi, nilai, volume, satuan status,id perusahaan, status penawaran. Struktur tabel data proyek dapat dilihat pada Tabel 3.19.

Tabel 3.19 Tabel Data Proyek

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

nama_pekerjaan varchar(200) No None

lokasi varchar(200) No None

nilai varchar(50) No None

volume int(11) No None

satuan varchar(200) No None

status int(11) No None

id_perusahaan int(11) No None

status_penawaran int(11) No 0

13. Tabel Penawaran Proyek

Tabel penawaran proyek berisi id, id perusahaan, id proyek, nilai. Struktur tabel data proyek dapat dilihat pada Tabel 3.20.

(58)

Tabel 3.20 Tabel Penawaran Proyek

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

id_perusahaan int(11) No None

id_proyek int(11) No None

nilai varchar(100) No None

14. Tabel Bobot Alternatif Proses Kualifikasi

Tabel bobot alternatif proses kualifikasi berisi id, id proyek c1, c2 , c3, c4, c5, c6. Struktur tabel bobot alternatif proses kualifikasi dapat dilihat pada Tabel 3.21

Tabel 3.21 Tabel Bobot Alternatif Proses Kualifikasi

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

id_proyek int(11) No None

c1 varchar(10) No None c2 varchar(10) No None c3 varchar(10) No None c4 varchar(10) No None c5 varchar(10) No None c6 varchar(10) No None

15. Tabel Bobot Alternatif Proses Penawaran

Tabel bobot alternatif proses penawaran berisi id, id proyek c1, c2 , c3, c4, c5, c6, c7, c8, c7, c9, c10, c11. Struktur tabel bobot alternatif proses penawaran dapat dilihat pada Tabel 3.22

Tabel 3.22 Tabel Bobot Alternatif Proses Penawaran

Nama Field Tipe Data Null Default

(59)

id_proyek int(11) No None c1 varchar(10) No None c2 varchar(10) No None c3 varchar(10) No None c4 varchar(10) No None c5 varchar(10) No None c6 varchar(10) No None c7 varchar(10) No None c8 varchar(10) No None c9 varchar(10) No None c10 varchar(10) No None c11 varchar(10) No None

16. Tabel Pendaftar Lelang

Tabel pendaftar lelang berisi id, id proyek, id perusahaan. Struktur tabel pendaftar lelang dapat dilihat pada Tabel 3.23

Tabel 3.23 Tabel Pendaftar Lelang

Nama Field Tipe Data Null Default

id int(11) No None

id_proyek int(11) No None

id_perusahaan int(11) No None

17. Tabel Hasil Kualifikasi

Tabel hasil kualifikasi berisi id proyek, pemenang 1, nilai pemenang 1, pemenang 2, nilai pemenang 2, pemenang 3, nilai pemenang 3. Struktur tabel data proyek dapat dilihat pada Tabel 3.23

Tabel 3.24 Tabel Hasil Kualifikasi

Nama Field Tipe Data Null Default

id_proyek int(11) No None

(60)

nilai_pemenang1 int(11) No None

pemenang2 varchar(100) No None

nilai_pemenang2 int(11) No None

pemenang3 varchar(100) No None

nilai_pemenang3 int(11) No None

18. Tabel Satuan Proyek

Tabel satuan proyek berisi satuan. Struktur tabel data proyek dapat dilihat pada Tabel 3.25

Tabel 3.25 Tabel Satuan Proyek

Field Type Null Default

satuan varchar(200) No None

Relasi antar tabel untuk sistem informasi lelang online ini dapat dilihat pada Gambar 3.34.

(61)
(62)

3.5.2 Perancangan Interface

Perancangan interface merupakan bagian penting dalam pembuatan aplikasi. Kesesuaian struktur menu akan memberikan kemudahan dan kepahaman bagi user dalam memanfaatkan sistem. Perancangan interface dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: a. Halaman guest

Halaman guest adalah tampilan aplikasi yang akan dilihat dan diakses oleh guest. Rancangan interface halaman guest yang akan dibuat terlihat pada Gambar 3.35.

Gambar 3.35 Halaman Guest

Keterangan :

 1 : Pada bagian ini, akan terdapat header aplikasi.

 2 : Pada bagian ini, akan terdapat gambar kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.

 3 : Pada bagian ini, akan terdapat button/link yang akan menghubungkan halaman ini dengan halaman yang lain (menu navigasi)

(63)

 4 : Pada bagian ini, akan terdapat informasi dan daftar proyek yang disediakan.

 5 : Pada bagian ini, akan terdapat content/isi halaman aplikasi.

b. Halaman user dan administrator

Halaman user dan administrator adalah tampilan aplikasi yang akan dilihat dan diakses oleh user dan administrator.

Rancangan interface halaman user dan administrator yang akan dibuat terlihat pada Gambar 3.36.

Gambar 3.36 Halaman User dan Administrator

Keterangan :

 1 : Pada bagian ini, akan terdapat header aplikasi.

 2 : Pada bagian ini, akan terdapat gambar kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.

(64)

 3 : Pada bagian ini, akan terdapat button/link yang akan menghubungkan halaman ini dengan halaman yang lain (menu navigasi)

 4 : Pada bagian ini, akan terdapat content halaman aplikasi.

Gambar

Tabel 3.1 Data Perusahaan
Gambar 3.8 Matriks Normalisasi
Gambar 3.9 Perkalian Matriks Normalisasi dengan Bobot        0.06111   0.02777  0.10277    0.15833      0.24166     0.40833
Gambar 3.10 Matriks W*R
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bersama ini saya menyatakan kesanggupan saya sebagai responden pada penelitian saudari Fithri Handayani Lubis dengan judul: “Pengaruh Karakteristik Nelayan, Lingkungan Fisik

Berdasarkan Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Saham tanggal 5 Maret 2007, Soekardjo Hardjosoewirjo, SH sepakat untuk menjual dan mengalihkan saham JBI kepada Perusahaan,

Dapat dilihat dari hasil tabel 3 menunjukan bahwa distribusi waktu pemasanagan IUD didapatkan kejadian Ekspulsi berdasarkan waktu pemsangan IUD dari 53 akseptor

OLI support vector machine (SVM) classified data for the four seasons (i.e., spring, autumn, winter, and summer) was used to change detection results of six

Dalam perkembangannya komitmen organisasional yang berhubungan dengan pendekatan kongruensi tujuan (goal congruence approach) , yaitu komitmen afektif (affective commitment) yang

Selain itu, Puskepi juga berpandangan bahwa terdapat asas ketidakadilan terhadap penjualan BBM bersubsidi untuk nelayan yang menggunakan kapal ikan Indonesia dengan ukuran di atas

Diagnosa keperawatan keluarga penyakit bronkitis kronis dibawah ini berdasarkan pada problem dari (Wilkinson JM &amp; Ahern NR 2011), dan etiologi dari

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan