• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PEMILU 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PEMILU 2014"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PEMILU 2014

Pada Acara

Rapat Koordinasi Nasional KUP, KPU Provinsi/KIP

Aceh, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota seluruh

Indonesia dan Pemberian KPU Award

Hall Ecovention Ecopark Ancol

17 Desember 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM

(2)

Seluruh proses dan tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden telah selesai diselenggarakan dengan LUBER, JURDIL, aman dan damai. Pelaksanaan tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD dan

DPRD, serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 oleh sebagian pihak diapresiasi dengan baik dan sebagian yang lain memberi catatan kritis.

Untuk itulah, dalam pelaksanaan pemilu 2014 itu terdapat berbagai hal yang perlu mendapat evaluasi secara bersama, baik terkait dengan keberhasilan maupun hambatan yang menyertai pelaksanaan pemilu.

(3)

Kegiatan evaluasi melibatkan pemangku kepentingan

pemilu untuk mendapatkan perspektif atau referensi

lain yang mungkin terlewatkan oleh kaca mata KPU

sebagai penyelenggara pemilu.

Kegiatan evaluasi merupakan ikhtiar kolektif

penyelenggara

untuk

mengumpulkan

dan

menganalisis data dan informasi secara sistematis

dalam menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja

penyelenggaraan

tahapan

pemilu

2014

yang

komprehensif, menyeluruh dari hulu hingga hilir

penyelenggaraan pemilu.

(4)

Memastikan apakah pemilu 2014 telah sesuai dengan standar pemilu yang demokratis;

Mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pemilu 2014, terkait dengan peserta pemilu, penyelenggara pemilu, pelaksanaan setiap tahapan pemilu dan pemilih;

Melihat sejauhmana dinamika dalam pelaksanaan tahapan pemilu tahun 2014 yang difokuskan pada aspek aturan, pelaksanaan dan anggaran;

Mengidentifikasi praktik terbaik (best practices) atau terburuk (bad practices) penyelenggaraan pemilu 2014 untuk perbaikan pemilu mendatang, terutama dalam rangka pemilu serentak;

(5)

Memberikan rekomendasi yang penting terkait dengan perbaikan pelaksanaan pemilu periode berikutnya dalam penyusunan regulasi, kinerja penyelenggara pemilu, peserta pemilu dan pemilih;

Memberikan input bagi pengambilan keputusan di masa-masa mendatang dan sekaligus memberikan input bagi tindak lanjut penyelesaian masalah yang dihadapi Satker dalam pencapaian kinerja tahapan Pemilu 2014 yang telah ditetapkan;

Menjadi legacy sekaligus promoting bagi praktik manajemen kepemiluan dan demokrasi di Indonesia;

Menjadi bagian dari pertanggungjawaban KPU kepada publik menyangkut kinerjanya sekaligus menjadi bahan peningkatan mutu pelaksanaan pemilu periode berikutnya.

(6)

Peta permasalahan Pemilu Tahun 2014 dan rekomendasi solusi dan tindak lanjut penyelesaiannya;

Praktik-praktik terbaik (best practises) pemilu 2014 yang bisa menjadi unggulan dan diteruskan pada pemilu periode berikutnya;

Lesson learned yang bisa dijadikan rujukan untuk memperbaiki sistem dan manajemen kepemiluan dalam konteks pemilu serentak, khususnya pada aspek aturan, pelaksanaan dan anggaran;

Laporan Evaluasi Tahapan Pemilu Legislatif dan Piplres 2014 yang ditujukan kepada seluruh stakeholders pemilu di Tanah Air.

(7)

Partisipatif.

Yakni melibatkan semua stakeholders

Pemilu;

Transparan dan akuntabel.

Evaluasi harus

dilakukan secara terbuka dan bisa diakses semua

kalangan;

Akurat dan Objektif.

Informasi yang disampaikan

harus menggunakan data yang benar, tepat dan dapat

dipertanggungjawabkan, serta objektif dan tidak

memihak;

Sistematis dan Berjenjang.

Mekanisme evaluasi

dilakukan secara berjenjang dari daerah hingga pusat.

(8)

KPU telah melakukan serangkaian kegiatan FGD

dengan

multi-stakeholders

dan rapat kerja evaluasi

Pemilu 2014 yang dipusatkan di 3 (tiga) daerah

pada bulan Oktober 2014 yaitu di Kota Bandung

(Jawa Barat), Jakarta, dan Batam (Kepri).

Selain itu, untuk memperdalam dan memperkaya

hasil evaluasi Pemilu 2014, KPU juga melakukan

desk review

terhadap laporan evaluasi Pemilu 2014

yang telah dilakukan oleh insitutusi lainnya baik

lembaga negara maupun lembaga swadaya

masyarakat baik nasional maupun internasional.

(9)

Pemilu 2014 telah memenuhi indikator

pemilu yang demokratis :

Universal atau Umum

Equal

atau Setara

Secret

atau rahasia

Direct

atau langsung

Free and fair

atau bebas dan adil

Honest

atau jujur

Pemilu 2014 Sesuai Standar

Pemilu Demokratis

(10)

UU dan KPU menjamin semua WNI yang

telah memenuhi syarat sebagai pemilih

yaitu telah berumur 17 tahun atau pernah

kawin tanpa melihat latar belakang

pemilih diberikan hak untuk memberikan

hak suaranya untuk memilih angota DPR,

DPD,

DPRD

Provinsi,

DPRD

Kabupaten/Kota dan memilih Presiden

dan Wakil Presiden.

(11)

Mengaplikasikan prinsip one person one

vote one value (OPOVOV) yaitu semua suara

memiliki nilai yang sama, tidak ada suara

memiliki bobot atau nilai yang lebih besar

dibandingkan suara lainnya berdasarkan

status sosial, tingkat pendidikan, agama,

jenis kelamin atau yang lainnya.

Setiap pemilih memiliki hak satu kali

memilih dan pilihannya dihitung satu

suara.

(12)

KPU memberikan jaminan dan fasilitas

kepada pemilih ketika memberikan hak

suaranya di TPS agar pilihan pemilih tidak

dapat diketahui oleh pemilih atau orang

lain.

Desain bilik suara dan letak bilik suara

untuk memastikan pemilih satu dengan

pemilih lainnya tidak bisa saling melihat,

sehingga kerahasiaan pilihan pemilih

terjamin.

(13)

Pemilih menggunakan hak pilihnya

untuk memilih wakil dan pemimpinnya

secara langsung tanpa diwakili oleh

orang lain.

Praktik Noken di Papua yang dinilai

menciderai

azas

langsung

telah

memiliki landasan hukumnya yaitu

Putusan

MK

Nomor

47/81/PHPU.A/VII/2009.

(14)

Pemilih untuk memberikan hak suaranya tanpa

adanya rasa takut yang disebabkan intimidasi

atau tekanan dari pihak manapun;

Semua pemilih diberikan pelayananan yang adil;

Peserta pemilu dijamin diperlakukan adil oleh

penyelenggara pemilu, tidak ada diskriminasi

atau keberpihakan terhadap salah satu peserta

pemilu;

Peserta pemilu memiliki peluang yang sama

untuk memenangkan pemilu.

(15)

KPU melaksanakan tahapan pemilu

harus jujur dan transparan sehingga

hasil pemilu merupakan refleksi

sebenarnya dari kehendak mayoritas

pemilih.

(16)

Transparansi merupakan salah satu azaz

penyelenggaraan pemilu yang dijunjung

tinggi KPU;

Kegiatan atau aktivitas KPU 2014 dapat

dikontrol dan dipantau oleh masyarakat.

KPU mendapatkan penghargaan dan

apresiasi dari publik baik dari dalam

negeri maupun luar negeri karena

transparansi;

Transparansi Proses dan

Hasil Pemilu 2014

(17)

Upaya KPU untuk memastikan prinsip

tranparansi:

Konsultasi dan diskusi terhadap semua

Peraturan KPU dengan banyak pihak ;

Melibatkan tim ahli/pakar dalam proses

penyusunan Peraturan KPU;

Penggunaan teknologi dalam tahapan pemilu

(Sidalih, Silog, Silon, Scan C1, dan lain-lain);

Mengumumkan secara luas terkait data pemilu

secara off line maupun on line .

17

(18)

Pemilu 2014 juga dinilai oleh banyak pihak merupakan pemilu yang kredibel baik dari sisi proses maupun hasil ; Tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilu 2014 cukup

tinggi yaitu 75,11% untuk Pileg dan 71% untuk Pilpres ; Lebih tinggi Pemilu di AS ( 47,5%);

Tingkat partisipasi pemilu di Indonesia lebih tinggi

dibandingkan rata-rata partisipasi secara global (dunia) yaitu 62,7%;

Hasil resmi penghitungan suara tidak berbeda dengan hasil quick count dari lembaga survey yang kredibel; Hasil pemilu yang diterima oleh masyarakat luas .

(19)

Banyak pihak menilai DPT Pemilu tahun 2014

ebih baik dibandingkan dengan DPT Pemilu

sebelumnya;

KPU berhasil menyusun dan menghimpun data

pemilih yang jumlahnya kurang lebih 190 juta

dalam satu data base terpusat (data terbesar di

dunia);

Penyusunan DPT lebih transparan dan

partisipatif

KPU, dengan SIDALIH, mampu mengidentifikasi

dan memperbaiki data yang kurang akurat.

(20)

Secara umum masyarakat Indonesia

menilai positif terhadap Pemilu 2014

Mayoritas masyarakat Indonesia

percaya bahwa Pemilu 2014 berjalan

jujur dan adil

Mayoritas masyarakat Indonesia

menyatakan “puas” terhadap kinerja

KPU

Opini Publik terhadap KPU dan Pemilu

2014 : Survey LSI dan IFES Oktober 2014

(21)
(22)
(23)
(24)

Permasalahan Sistem

Yaitu permasalahan yang disebabkan oleh

perundang-undangan

Permasalahan Managerial

Yaitu permasalahan yang bersumber dari

kemampauan KPU untuk mengendalikan

jalannya tahapan pemilu

Permasalahan Kontekstual

Yaitu permasalahan yang berasal dari karakter

kedaerahan yang dari waktu kewaktu muncul

secara terus menerus

(25)

• Pelaksanaan Pemilu 2014 telah mengalami kemajuan dan berlangsung secara demokratis, namun tetap menyisakan beberapa permasalahan.

• Kemajuan pelaksanaan pemilu terlihat dari adanya sejumlah best practices, sedangkan standar pemilu yang demokratis terlihat dari adanya pelaksanaan pemilu yang luber dan jurdil.

• Beberapa persoalan yang muncul ada yang bersumber dari hal yang berada diluar jangkauan kewenangan KPU dan ada

yang berada dalam jangkauan kewenangan KPU. Variabel-variabel di luar penyelenggara pemilu, seperti masyarakat maupun kebijakan makro mempengaruhi cara KPU

menyelenggarakan pemilu 2014.

(26)

Penggunaan berbagai jenis daftar pemilih: DPT,

DPK, DPTb, dan DPKTb, efektif untuk

memastikan bahwa semua pemilih yang

berhak mendapat hak memilih di pemilu 2014.

MK dan Bawaslu dalam menyelesaikan

sengketa pemilu 2014 telah berkinerja secara

tegas, kredibel, terbuka dan transparan.

(27)

Best practices pemilu 2014 perlu dijadikan standar minimal yang dipertahankan dan dilanjutkan dalam pelaksanaan pemilu dan pilkada berikutnya;

• Memperbaiki sistem rekruitmen dan peningkatan kapasitas penyelenggara pemilu ad hoc;

Omnibus election laws / Kodifikasi undang-undang pemilu;

• Melakukan kajian atas persoalan-persoalan terkait dengan

masalah-masalah sistemik, kontektual dan manajerial. Contoh: Evaluasi di Papua, Nias Selatan, dan Madura perlu dilakukan secara terpisah dan komprehensif;

Mempromosikan best practices ke dunia internasional;

• Pengembangan pusat data pemilu untuk proses pembelajaran dan pengambilan kebijakan;

(28)

• Undang-Undang terkait pemilu sudah selesai minimal 3 (tiga) tahun sebelum masuk tahapan Pemilu;

• PKPU, Surat Edaran dan Petunjuk Teknis lainnya diterbitkan tepat waktu, tidak multitafsir, komprehensif dan mudah dipahami;

• Sengketa hasil verifikasi parpol yang dilakukan oleh KPU hanya dapat diselesaikan di PT TUN;

• Diperlukan penyesuaian pengaturan masa jabatan keanggotaan KPU dengan waktu pelaksanaan tahapan Pemilu;

• Pemilihan PPS dan KPPS tanpa ada rekomendasi dari Kades/Lurah/DPD. Cukup diatur di dalam PKPU;

• Persyaratan mengenai petugas KPPS tidak terlalu memberatkan (pendidikan, usia dan administrasi lainnya);

(29)

• Perlu pengaturan mengenai jaminan keselamatan dan kesehatan bagi penyelenggara pemilu;

• Adanya regulasi yang mengatur bahwa surat suara pasca pengucapan sumpah janji Anggota Legislatif dan Eksekutif dianggap bukan dokumen negara dan dapat dihapuskan;

• Perlu Pengaturan norma Dana Kampanye dalam Peraturan KPU antara lain: – penyampaian LPPDK dilakukan sebelum pemungutan suara;

– penyerahan laporan dana kampanye dilakukan oleh caleg yang bersangkutan ke KPU sesuai tingkatannya;

– pengaturan kriteria perusahaan asing; – uraian kelengkapan formulir/berkas;

– pengaturan batas waktu yang jelas terkait deadline penyampaian laporan dana kampanye;

– ambang batas belanja kampanye.

(30)

• Penghitungan suara menggunakan aplikasi (E-Counting);

• Penyederhanaan formulir;

• Penulisan formulir menggunakan NCR (kertas tembus), sehingga meminimalisir kesalahan dalam penyalinan formulir;

• Menyusun Renstra Sosialisasi yang komprehensif;

• Sidalih dengan SIAK harus terintegrasi;

• Basis data pemilih untuk pemilu dan pemilukada berdasarkan pemilu terakhir;

• Distribusi logistik lebih awal sesuai prioritas wilayah dan berkoordinasi dengan KPU Provinsi terkait;

• Audit dana kampanye tidak dilakukan berdasarkan asas kepatuhan dan audit yang disepakati, tetapi harus dilakukan audit secara

mendalam (tidak hanya sebatas formal).

(31)

• Perlu adanya fleksibilitas pengelolaan anggaran di KPU, sehingga memudahkan revisi alokasi anggaran;

• Anggaran untuk bimtek KPPS perlu ditambah;

• Pelaksanaan sosialisasi didukung oleh anggaran yang memadai pada setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu;

• Pemutakhiran data dan pendidikan pemilih dilakukan terus-menerus dan harus ada anggaran untuk menunjang kegiatan tersebut;

• Perencanaan anggaran disusun secara bottom up;

• Menyediakan biaya pengamanan dalam penyimpanan logistik di tingkat PPK, PPS dan KPPS;

• Menyediakan anggaran sewa tenda, sewa/pembangunan dan atau pemeliharaan gedung dan biaya operasional KPU Kabupaten/Kota;

• Menambah besaran honor Pantarlih menjadi 3 (tiga) bulan dan Operator menjadi sampai dengan berakhirnya penetapan DPK.

(32)

Terima

Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan luas panen dan produktivitas ini terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan, Tanah Datar dan Pasaman Barat karena tingginya minat masyarakat bertanam kedelai.. Namun demikian

Pada pengujian Aplikasi pengenalan tangan ini, Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah jari tangan dari user akanterbaca dan melakukan instruksi yang sesuai dengan

Penelitian ini mengambil surat kabar Kompas dan Republika sebagai subyek penelitian karena kedua media punya latar belakang dan karakteristik serta sirkulasi kapital yang

Pembahasan mengenai teori dan metode yang mendasari pembuatan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Pura Kawitan dan Keterkaitannya menggunakan Google Maps dengan Metode

Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis yang paling ditakuti.yang dapat menulari manusia melalui gigitan anjing yang mengidap rabies.Rabies ini merupakan penyakit yang

Jika dalam pengacuan tersebut lebih dari satu pustaka dengan nama pengarang yang sama dan tahun publikasi yang sama maka di belakang tahun tersebut ditulis

dimaksud dalam penelitian ini adalah metode untuk mengukur tingkat kualitas layanan dengan menggunakan empat dimensi untuk mengetahui sejauh mana harapan

Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemam- puannya mengelola proses pembelajaran, maka