• Tidak ada hasil yang ditemukan

anisa siti rahmawati 1) Iis Marwan 2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "anisa siti rahmawati 1) Iis Marwan 2)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA MENERAPKAN METODE DISTRIBUSI LINIER ISTIRAHAT AKTIF DAN ISTIRAHAT

HPASIF TERHADAP HASIL KETERAMPILAN PASSING BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI

(Eksperimen pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli SMPN 10 Kota Tasikmalaya)

anisa siti rahmawati 1) Iis Marwan 2)

1) Mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi: anisasitirahmawati@yahoo.com 2)Dosen PJKR FKIP Universitas Siliwangi: iismarwan@yahoo.com

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengaruh latihan antara metode praktek distribusi linier istirahat aktif dengan istirahat pasif terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli pada siswa ekstrakurikuler bola voli SMPN 10 Kota Tasikmalaya.

Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Kegiatan proses latihan dilakukan selama 18 kali pertemuan. Populasi penelitian adalah peserta ekstrakuriler bola voli SMPN 10 Kota Tasikmalaya sebanyak 65 orang. Sampel ditetapkan sebanyak 30 orang diambil secara random (acak sederhana). Instrumen penelitian menggunakan tes keterampilan passing bawah permainan bola voli yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) latihan dengan menerapkan metode praktek distribusi linier istirahat aktif maupun istirahat pasif keduanya secara signifikan berpengaruh terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli; 2) latihan dengan menerapkan metode praktek distribusi linier istirahat aktif hasilnya lebih efektif daripada istirahat pasif terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli.

Untuk meningkatkan keterampilan keterampilan passing bawah permainan bola voli siswa sekolah menengah pertama disarankan menerapkan metode praktek distribusi linier istirahat aktif.

Kata kunci: Latihan ,Metode Distribusi Linier ,Istirahat Aktif , Istirahat Hpasif , Keterampilan Passing Bawah Permainan Bola Voli

(2)

COMPARISON BETWEEN THE EFFECT OF EXERCISE DISTRIBUTION METHOD APPLYING LINEAR AND REST HPASIF BREAK ON THE

RESULTS BELOW SKILL PASSING GAME BALL VOLLEY ( Experiments on Student Extracurricular Volleyball Tasikmalaya SMP 10 ) 1)Students PJKR FKIP Siliwangi University: anisasitirahmawati@yahoo.com

2) Lecturer PJKR FKIP Siliwangi University : iismarwan@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to compare the effects of exercise between practice methods with linear distribution of active rest to passive skills break down the passing game of volleyball on student extracurricular volleyball SMP 10 Tasikmalaya .

This research method using the experimental method . Activities carried out during the training process 18 meetings . The study population was participants ekstrakuriler volleyball Tasikmalaya SMP 10 as many as 65 people . Sample set as many as 30 people taken at random ( simple random ) . Using research instruments passing skills tests under volleyball game conducted at the beginning of the test and final test .

The results showed : 1 ) the exercise by applying a linear distribution practices of active or passive rest breaks significantly affect both passing skills under game of volleyball ; 2 ) the exercise by applying a linear distribution practice active rest results are more effective than passive rest against passing skills under volleyball game .

To improve the skills of passing skills under game of volleyball junior high school students are advised to apply the method of linear distribution practice active

rest .

Keywords : Exercise , Method of Linear Distribution , Active Rest , Rest Hpasif , Passing Down Skills Volleyball Games

(3)

PENDAHULUAN

Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu yang populer dan digemari masyarakat Indonesia, hal ini terbukti di kota-kota besar maupun di desa, mulai dari anak-anak, remaja, orang tua, laki-laki maupun perempuan, mereka menyukai kegiatan olahraga bola voli.

Pendirian klub-klub bola voli baik di masyarakat maupun sekolah, terjadwalnya penyelenggaraan turnamen yang dilakukan oleh lembaga, instansi pemerintah maupun swasta serta didukung peran dunia usaha dan industri yang mensponsori setiap penyelenggaraan turnamen bola voli antar klub, sekolah, maupun daerah menandakan bahwa bola voli digemari oleh berbagai lapisan dan kalangan masyarakat.

Jika ditelusuri lebih lanjut tentang berlangsungnya permainan bola voli, maka permainan itu diawali dengan teknik servis, kemudian pihak lawan melakukan

passing untuk menerima bola servis, mengumpan, spike dan melakukan bendungan. Sehingga semua pemain bola voli perlu menguasai dengan benar teknik bola voli.

Teknik passing salah satu teknik yang sering dipergunakan oleh pemain bola voli terutama apabila terjadi permainan yang cukup seimbang. Hasil passing dapat dilanjutkan dengan spike atau melewatkan bola ke petak lapangan lawan. Passing

bawah merupakan teknik yang cukup esensial terhadap bola yang dilambungkan, karena bola dikatakan baik apabila arahnya parabola sehingga memudahkan teman regunya untguk melaksanakan spike atau bola dapat diarahkan secara langsung pada petak lawan yang sulit dijangkau lawan.

Melihat pada kenyataan tersebut maka perlu dicari metode latihan atau metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Lutan (1988:397) menjelaskan bahwa, "Metode sebagai suatu cara untuk melangsungkan proses mengajar-belajar sehingga tujuan dapat dicapai." Kutipan tersebut menjelaskan bahwa metode

(4)

pembelajaran adalah untuk berlangsungnya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Untuk mengatasi kesulitan dalam melakukan teknik passing bawah penulis mencari solusi untuk mengatasinya dengan menggunakan berbagai metode, diantaranya adalah: (1) metode distribusi Linier, dan (2) metode distribusi progresif.

Dari kutipan tersebut, jelas bahwa metode latihan distribusi adalah suatu bentuk latihan dimana tugas-tugas gerak atau tugas latih diselingi oleh waktu istirahat. Metode latihan distribusi dibagi dalam tiga cara yakni metode latihan distribusi linier yakni jumlah tugas gerak dan waktu istirahat yang sama untuk setiap seri latihannya. Metode latihan distribusi progresif yakni metode latihan dimana tugas gerak dan waktu istirahatnya setiap periode latihan secara periodik bertambah, dan metode lathihan distribusi menurun yaitu tugas gerak dan waktu istirahatnya secara periodik menurun dari yang berat ke yang ringan.

Berdasarkan perbedaan kedua metode tersebut, penulis ingin meneliti lebih lanjut perbedaan hasil latihan dari metode latihan distribusi linier yaitu menggunakan istirahat aktif dan istirahat pasif terhadap keterampilan passing bawah permainanbola voli.

Berdasarkan pengamatan maupun pengalaman penulis sebagai guru waktu praktek pengalaman profesi di SMPN 10 Kota Tasikmalaya, siswa/i masih belum menguasai secara benar teknik passing bawah. Hal ini dapat dilihat secara langsung setiap siswa melakukan teknik passing bawah bola nya selalu jatuh, atau tidak melambung dan bahkan bolanya sering kali tepuk-tepuk tidak didorong.

Kesulitan belajar atau dapat dikatakan hasil belajar passing bawah bola voli tidak optimal dikarenakan berbagai macam faktor atau kendala diantaranya motivasi belajar siswa kurang, belajar jenuh dan membosankan, atau merasa monoton. Untuk mengatasi beberapa hal tersebut dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya

(5)

pemberian jeda waktu istirahat disela-sela tugas gerak dilakukan, seperti pemberian waktu istirahat aktif dan istirahat pasif.

Waktu istirahat aktif artinya pada saat istirahat siswa melakukan aktivitas lain diluar tugas gerak yang diajarkan seperti melakukan jalan, jogging dan bentuk lainnya untuk mengisi waktu istirahat tersebut. Sedangkan waktu istirahat pasif artinya selama jeda waktu istirahat siswa benar-benar tidak melakukan aktivitas gerak, dia hanya melakukan gerakan-gerakan ringan atau bahkan duduk-duduk.

Terjadinya fenomena dan silang pendapat terhadap efektifitas dari pemberian jeda waktu istirahat antara istirahat aktif maupun istirahat pasif dari beberapa penelitian terdahulu, maka dalam hal ini penulis meneliti mengenai pemberian jeda waktu istirahat pasif dan jeda waktu istirahat pasih terhadap keterampilan passing bawah pada permainan bola voli. Kedua bentuk istirahat tersebut digunakan dengan memiliki berbagai keunggulan maupun kelemahan, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai keefektifannya.

Penelitian ini penulis laksanakan pada siswa ekstrakurikuler bola voli SMPN 10 Kota Tasikmalaya. Penentuan lokasi pada sekolah tersebut dilandasi dikarenakan di sekolah tersebut permainan bola voli sebagai salah satu cabang olahraga prioritas dikembangkan sebagai olahraga unggulan. Kepala Sekolah merekomendasi pelaksanaan penelitian, guru mendukung dan bersedia membantu kelancaran pelaksanaan penelitian serta siswa bersedia untuk menjadi subjek penelitian, selain itu disekolah tersebut tersedia sarana dan prasarana permainan bola voli.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Digunakan metode eksperimen atas dasar pertimbangan pada permasalahan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui perbandingan efektivitas latihan antara menerapkan metode praktek distribusi linier dengan metode praktek distribusi progresif terhadap

(6)

keterampilan passing bawah permainan bola voli siswa ekstrakurikuler bola voli SMPN 10 Kota Tasikmalaya.

Mengenai kegiatan eksperimen Surakhmad, (2013:148) menjelaskan sebagai berikut, “Dalam arti luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil”. Lebih jelasnya Surakhmad (2013:149) menjelaskan:

Bereksperiman ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu yang akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang di selidiki. Tujuan eksperiman bukanlah pada pengumpulan dan deskripsi data melainkan pada penemuan faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor akibat.

Kutipan tesebut menjelaskan bahwa kegiatan eksperimen adalah suatu kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil sebagaimana yang dicobakannya. Jadi dengan digunakannya metode eksperimen dalam penelitian ini, berarti peneliti harus mengadakan percobaan pada sebuah subyek yang akan menerima perlakuan tertentu dalam waktu tertentu, kemudian setelah masa percobaan itu selesai selanjutnya dilihat hasil dari perlakuan tersebut.

Dalam suatu eksperimen terdapat beberapa variabel yang akan dilihat hubungan sebab akibatnya. Variabel inilah faktor-faktor yang terjadi obyek penelitian. Sehubungan dengan hal ini Nazir (2002:74) menjelaskan sebagai berikut, “Eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artifical condition), di mana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta adanya kontrol.”

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian percobaan yang dilakukan peneliti terhadap variabel-variabel penelitian, dalam suatu eksperimen biasanya dilakukan kontrol terhadap variabel penelitian.

(7)

Dalam penelitian ini terdapat kelompok yang disebut kelompok ekperimen, yaitu kelompok yang sengaja diberi program uji coba berupa pelatihan passing bawah dengan menggunakan dua metode latihan praktek distribusi yakni metode praktek distribusi linier sebagai kelompok eksperimen (atau eksperimen ke satu), dan penggunaan metode praktek distribusi progresif sebagai kelompok kontrolnya (atau eksperimen ke dua). Kelompok eksperimen kesatu dikelompokan pada kelompok A dan kelompok eksperimen kedua pada kelompok B.

PEMBAHASAN

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus statistik didapatkan gambaran data nilai Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians dari tes awal dan tes akhir kelompok A dan kelompok B. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1

Hasil Perhitungan Rata-rata Standar Deviasi, dan Varians dari Kedua Kelompok Latihan Kelompok Belajar Nilai Rata-Rata (X) Simpangan Baku (S) Varians (S2) Kelompok A: - Tes Awal 9,0 3,3 10,89 - Tes Akhir 20,0 1,2 1,44 Kelompok B: - Tes Awal 10,0 2,6 6,76 - Tes Akhir 17,7 1,6 2,56

Penghitungan distribusi normal menggunakan tes kecocokan chi-kuadrat (2). Hasil penghitungan akan menentukan pendekatan yang dipergunakan dalam analisis data, apakah pendekatan parametrik atau non-parametrik. Pendekatan parametrik digunakan apabila hasil tes tersebut ternyata normal. Sedangkan pendekatan

(8)

non-parametrik digunakan apabila hasil penghitungan tersebut ternyata tidak normal. Untuk itu setelah dihitung diperoleh hasil penghitungan pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2

Hasil Pengujian Normalitas Data Variabel Tes Nilai Chi-kuadrat

Hitung (2)

Batas Penolakan Hipotesis (  ) = 0,05

Hasil Kelompok A:

- Tes Awal 0,1791 0,258 Normal

- Tes Akhir 0,2000 0,258 Normal

Kelompok B:

- Tes Awal 0,480 0,258 Normal

- Tes Akhir 0,1754 0,258 Normal

Dari hasil Tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa chi-kuadrat dengan taraf nyata (= 0,05) dan dk = k – 3 semua angka kuadrat hitung lebih kecil dari chi-kuadrat tabel. Dengan demikian semua chi-chi-kuadrat hitung berada di dalam daerah penerimaan hipotesis. Ini berarti hasil pengujian normalitas data dari setiap periode tes berdistribusi normal dapat diterima.

Salah satu syarat lain pengujian hipotesis dengan uji-t adalah data tersebut harus berdistribusi homogen. Untuk mengetahui homogen atau tidaknya sampel yang diteliti, maka perlu pengujian homogenitas dari sampel penelitian. Hasil penghitungan homogenitas dalam Tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 3

Hasil Pengujian Homogenitas Variabel Nilai F-hitung F-tabel  = 0,05 (14,14)

Hasil Kelompok A:

- Tes Awal

(9)

- Tes Akhir Kelompok B: - Tes Awal - Tes Akhir

2,64 3,18 Homogen

Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa F-tabel dengan tarap nyata ( = 0,05) dk = V1 dan V2, kelompok A F-hitungnya lebih besar dari F-tabel, sedangkan

kelompok B F-hitung lebih kecil. Dengan demikian kelompok A berdistribusi tidak homogen, sedangkan kelompok B berdistribusi homogen dapat diterima.

Pengujian hipotesis bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini benar atau tidak. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan tersebut digunakan uji perbedaan dua rata-rata. Untuk menguji adanya perbedaan dua rata-rata digunakan Uji t. Uji ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hipotesis yang diajukan.

Hasil pengujian hipotesis adalah sebagaimana dalam Tabel 4.4 di halaman berikut.

Tabel 4

Uji Peningkatan Hasil Latihan Kelompok A

Variabel Nilai t-hitung t-tabel Hasil Kelompok A: - Tes Awal - Tes Akhir 9,91 2,26 Signifikan Tabel 5

Uji Peningkatan Hasil Latihan Kelompok B Kelompok B: Nilai t-hitung t-tabel

- Tes Awal - Tes Akhir

(10)

Dari Tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa hitung lebih besar dari t-tabel. Ini berarti t-hitung berada diluar daerah penerimaan hipotesis (Ho). Dengan demikian kedua kelompok tersebut mempunyai peningkatan atau perkembangan hasil yang signifikan (berarti)

2. Pengujian Perbedaan Peningkatan Hasil Latihan

Untuk melihat apakah peningkatan dan perkembangan dari kedua kelompok pelatihan tersebut mempunyai perbedaan yang berarti atau tidak diadakan analisis terhadap perbedaan peningkatannya. Apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau ditolak, penulis menggunakan teknik pengujian dengan uji t. Adapun hasilnya dapat dilihat pada Tabel 6 di halaman berikut ini.

Tabel 6

Uji Perbedaan Peningkatan Hasil Latihan

Variabel Rata-rata (X) S Gabungan t-hitung t-tabel  = 0,975 Hasil Kelompok A Kelompok B 9,7 7,7 1,8 2,50 2,10 Signifikan

Kriteria pengujian, terima hipotesis (H0) jika -t (1 - ½ ) < t < (1 - ½

), di mana t (1 - ½ ) di dapat dari distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = n1

+ n2 - 2 dan peluang (1 - ½  ). Tarap nyata  = 0,05 atau tingkat kepercayaan 95 %

untuk harga t lainnya hipotesis ditolak. Artinya hipotesis nol diterima apabila t-hitung berada dalam daerah penerimaan yakni -2,10 < t < 2,10.

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa perkembangan hasil pelatihan dari kedua kelompok terdapat perbedaan peningkatan yang berarti. Jadi kedua kelompok berbeda pengaruhnya. Kelompok A lebih berpengaruh daripada kelompok B.

(11)

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, menunjukkan bahwa baik kelompok A yang belajar passing bawah dengan metode latihan distribusi linier istirahat aktif maupun kelompok B yang berlatih passing bawah menggunakan metode latihan distribusi linier istirahat pasif, maka dapat penulis bahas hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Kelompok A (Latihan passing bawah menggunakan metode latihan distribusi linier istirahat aktif) adalah perolehan t’-hitung sebesar 9,916 lebih besar dari t-tabel sebesar 2,26. Ini berarti t-hitung berada di luar daerah penerimaan hipotesis (H0). Dengan demikian berlatih passing bawah dengan metode latihan distribusi

linier istirahat aktif dapat meningkatkan keterampilan passing bawah permainan bola voli siswa ekstrakurikuler bola voli SMPN 10 Kota Tasikmalaya.

2. Kelompok B (Latihan passing bawah menggunakan metode latihan distribusi linier istirahat pasif) adalah perolehan t-hitung sebesar 7,94 besar dari t-tabel sebesar 2,10. Ini berarti t-hitung berada di luar daerah penerimaan hipotesis (H0). Dengan

demikian berlatih passing bawah menggunakan metode latihan distribusi linier istirahat aktif dapat meningkatkan keterampilan passing bawah permainan bola voli siswa ekstrakurikuler bola voli SMPN 10 Kota Tasikmalaya.

3. Perbedaan hasil latihan antara kelompok A dengan Kelompok B adalah perolehan t-hitung sebesar 2,50 lebih besar dari t-tabel sebesar 2,10. Ini berarti t-hitung berada di luar daerah penerimaan hipotesis (H0). Dengan demikian berlatih

passing bawah dengan metode latihan distribusi linier istirahat aktif terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan dengan metode latihan distribusi linier istirahat pasif terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli. Artinya metode latihan latihan distribusi linier istirahat aktif hasilnya lebih berpengaruh daripada menggunakan metode latihan distribusi linier istirahat pasif terhadap

(12)

keterampilan passing bawah permainan bola voli siswa ekstrakurikuler SMPN 10 Kota Tasikmalaya.

4. Jawaban terhadap hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: Hipotesis pertama: “Latihah dengna menerapkan metode distribusi linier istirahat aktif secara signifikan berpengaruh terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli.” Hipotesis tersebut diterima, karena sesuai dan terbukti kebenarannya setelah dihitung secara statistika, karena hasil t’-hitung sebesar 9,91 berada diluar daerah penerimaan hipotesis sebesar 2,26.

Terdapatnya peningkatan hasil berlatih dengan menggunakan metode latihan distribusi linier istirahat aktif diduga karena dengan menggunakan setiap fase tugas gerak dipelajari dilakukan dalam tempo waktu kerja dan istirahat yang seimbang. Hal ini memperkuat konsep Badriah. (2002:47) sebagai berikut, “Latihan merupakan upaya sadar yang dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga sesuai dengan tuntutan cabang olahraga itu.”

Berdasarkan konsep tersebut, maka berlatih passing bawah yang dilakukan dengan metode latihan distribusi linier istirahat aktif jelas dilakukan dengan tahapan-tahapan berlatih yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dan dengan jeda waktu kerja kerja dan istirahat yang seimbang..

Hipotesis kedua, “Latihan dengan menerapkan metode distribusi linier istirahat pasif secara signifikan berpengaruh terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli”. Hipotesis tersebut diterima, karena sesuai dan terbukti kebenarannya setelah dihitung secara statistika, karena hasil t-hitung sebesar 7,94 berada diluar daerah penerimaan hipotesis sebesar 2,10.

Terdapatnya peningkatan hasil berlatih dengan menggunakan metode latihan distribusi linier istirahat pasif diduga karena pentahapan mempelajari tugas-tugas gerak dari masing-masing tahapan cukup waktunya sehingga setiap tahapnya sudah dikuasai dengan baik.

(13)

Dengan cukup waktu untuk menguasai setiap tahapan gerak, maka dengan menambah jumlah tugas gerak tidak menghilangkan tugas gerak yang telah dipelajari menjadi hilang. Hal ini dapat memperkuat konsep Badriah (2002:48) sebagai berikut, “Latihan keterampilan teknik adalah proses belajar gerak, proses menghafal gerak, proses pembentukan gerakan refleks bersyarat untuk menghasilkan keterampilan teknik sesuatu cabang olahraga.” Dengan demikian maka metode latihan distribusi progresif diterapkan setelah tugas gerak yang diberikan dirasakan atlet sudah perlu ditambah, maka tugas latih bertambah secara periodik.

Hipotesis ketiga, “Latihan dengan menerapkan metode latihan distribusi linier istirahat aktif hasilnya lebih berpengaruh dibandingkan dengan metode latihan distribusi linier istirahat pasif terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli.” Hipotesis tersebut diterima, karena sesuai dan terbukti kebenarannya setelah dihitung secara statistika, karena hasil t-hitung sebesar 2,50 berada diluar daerah penerimaan hipotesis sebesar 2,10.

Terdapatnya perbedaan peningkatan hasil berlatih atau pengaruh antara metode latihan distribusi linier istirahat aktif dan metode latihan distribusi linier istirahat pasif terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli diduga karena metode latihan distribusi linier istirahat aktif maupujn istirahat pasif tugas latih sepadan dengan tingkat kematangan siswa sehingga siswa dapat menguasai secara baik setiap fase gerak. Hasil ini dapat memperkuat konsep Mahendra dan Amung (1998:4) sebagai berikut, “Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak dicirikan oleh keadaan-keadaan diri yang sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit, kelelahan, atau obat-obatan.”

Dengan belajar keterampilan passing bawah yang dilakukan dengan menggunakan metode latihan distribusi linier istirahat aktif, maka fase setiap tugas

(14)

gerak dipelajari dengan baik sehingga diduga dapat dikuasai secara permanen, karena waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya cukup lama dan berulang-ulang.

Lebih berpengaruh hasilnya tersebut terjadi karena selama melakukan berlatih, siswa yang belajar dengan menggunakan metode latihan distribusi linier istirahat aktif dapat mempelajari bagian-demi bagian gerakan yang diberikan secara baik. Mereka dapat lebih memahami setiap fase gerak yang harus dilakukannya. Setelah tugas gerak pertama dikuasai dengan baik, maka materi berikutnya diberikan dengan tetap memberikan dan mengumpan balik materi yang telah diberikan sebelumnya. Dengan cara ini akan memperkuat memori siswa terhadap penguasaan tugas gerak yang harus dilakukannya.

Dengan mengulang-ulang materi yang dipelajari, maka akan terjadi penguatan terhadap impuls syaraf sehingga tugas gerak yang dilakukan dapat secara permanen dan otomatis. Lutan (1988:101) menjelaskan bahwa, “belajar dipandang sebagai proses yang menghasilkan perubahan relatif permanen dalam keterampilan; perubahan dalam perilaku yang menyebabkan perubahan pada suasana emosi, motivasi, atau keadaan internal tidak dianggap sebagai akibat belajar.” Badriah (2002:47) menjelaskan bahwa, “Keterampilan teknik merupakan hasil dari proses belajar dan berlatih gerak yang secara khusus ditujukan untuk dapat menampilkan mutu tinggi cabang olahraga itu.”

Dengan metode latihan distribusi linier, terutama bagi siswa yang baru mempelajari tugas gerak, maka setiap tugas gerak dapat dipelajari secara mendetail, dapat dipelajari secara sistematis dari gerakan yang termudah hingga gerakan yang lebih kompleks.

Bagian demi bagian tugas gerak dipelajari secara baik, maka dapat menghasilkan kualitas hasil belajar. Badriah (2002:49) menjelaskan sebagai berikut, “Ciri dasar keterampilan teknik mutu tinggi adalah ketepatan dan kecermatan gerakan dan atau skill hasil gerakan.” Dengan menggunakan metode latihan distribusi linier,

(15)

maka dapat menghasilkan ketepatan dan kecermatan terhadap tugas-tugas gerak yang dipelajarinya.

PENUTUP

Dengan mempertimbangkan beberapa temuan berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis yang diungkapkan pada Bab IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

l. Latihan passing bawah yang dilakukan dengan menerapkan metode latihan distribusi linier istirahat aktif secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan passing bawah permainan bola voli pada siswa ekstrakurikuler bola voli SMPN 10 Kota Tasikmalaya.

2. Latihan passing bawah yang dilakukan dengan menerapkan metode latihan distribusi linier istirahat pasif secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan passing bawah permainan bola voli pada ekstrakurikuler SMPN 10 Kota Tasikmalaya.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara berlatih passing bawah menggunakan metode latihan distribusi linier istirahat aktif dengan metode latihan distribusi linier istirahat pasif terhadap keterampilan passing bawah pemainan bola voli. Latihan passing bawah menerapkan metode latihan distribusi linier istirahat aktif hasilnya lebih berpengaruh secara berarti daripada berlatih passing bawah yang dilakukan dengan metode latihan distribusi linier istirahat pasif terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli siswa ekstrakurikuler bola voli SMPN 10 Kota Tasikmalaya.

Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

l. Untuk meningkatkan keterampilan passing bawah permainan bola voli supaya menggunakan metode latihan distribusi linier istirahat aktif.

(16)

2. Bagi guru pendidikan jasmani, pelatih olahraga, pemain bola voli, dan pembina olahraga maupun pihak lain yang terkait dengan bola voli agar hasil penelitian ini bisa disebarluaskan kepada para pelaksana kegiatan khususnya bagi guru-guru di SD, SLTP dan SLTA, maupun pelatih di klub-klub olahraga bola voli.

3. Bagi pihak lain yang tertarik terhadap permasalahan yang sama, dianjurkan untuk mengadakan penelitian pada klub bola voli.

DAFTAR PUSTAKA

Ateng, Abdul, Kadir, 1992, Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani, Jakarta, Depdikbud, P2LTK.

Abdoellah, Arma, 2005, Olahraga Untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta, Sastra Hudaya.

Badriah, Dewi, L., 2001, “Ilmu Faal Olahraga”, Diktat, Tasikmalaya, PJKR-FKIP-UNSIL.

Ballesteros, J.M., 2005, Pedoman Latihan Dasar Atletik, Jakarta, PASI.

Harsono, 1988, Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta, Tambak Kusuma.

Jarver, James, 2007, Atletik I, Bandung, Pioner.

Katzenbogner, Hanz/Medler, Michael, 1996, Buku Pedoman Lomba Atletik, Nomor lompat, Jakarta, PB. Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.

Kiram, Yanuar, 2000, Metode Pembelajaran Keterampilan Motorik Dasar Bagi Anak Usia Sekolah Dasar, Jakarta, Pusat Kesegaran Jasmani, Depdiknas.

Kuswardoyo, 2004, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan untuk SekolahDasar,

Bandung, Jemmars.

Lutan, Rusli, 1988, Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode Jakarta, P2LPTK Depdikbud.

(17)

Lutan, Rusli, 2001, Mengajar Pendidikan Jasmani, Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar, Jakarta Depdiknas, Dirjen, Dikdasmen.

Ma’mun, Amung, dkk., 2002, Model Pembinaan Olahraga Tradisional Jawa Barat, Bandung, Kerjasama Pemda Jawa Bara, Bandung, FPOK UPI

Mukholid, 2006, Pendidikan Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik, Jakarta Universitas Terbuka.

Nasution, 1982, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung, Tarsito. Nazir, Moh., 2007, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia-Indonesia.

Nurhasan, 1999, "Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga", Diktat, Bandung, FPOK-IKIP.

Saputra, Yudha, 2001, Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar, Sebuah Pendekatan Pembinaan Gerak Dasar Melalui Permainan, Jakarta, Depdiknas, Dirjen, Olahraga Dikdasmen.

Saputera, Yudha dan Iis Marwan, 2008, Strategi Pembelajaran Kooperatif (Konsep dan Implementasi pada Perkembangan Anak TK), Bandung, Bintang Warli Artika.

Surakhmad, Winarno, 1998, Pengantar Penelitian Ilmiah Metode Teknik, Bandung, Tarsito.

Suryabrata, Sumadi, 1990, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rajawali Pers.

Sudjana, Nana, dan Arifin, Daeng, 1988, Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung, Pioner. Soejono, 1998, Belajar Atletik, Bandung, Jemmars.

Sugiyanto, 1993, Belajar Gerak, Jakarta, Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat. Tamsir, dan Sutomo, 1985, Pendidikan Olahraga Atletik Untuk SD, Bandung, Pioner.

Russefendi, 1994, Metode Statistika, Bandung, Jemmars.

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan bentuknya, segi ini dapat dianggap iden- tik dengan kesamawandaan (Nauton, 1963:58). 4) Segi fonetik, yang bertalian dengan fonologi. Daftar tanyaan

Profesi merupakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan atau pendidikan tertentu, sehingga dikatakan profesi guru adalah keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas

Diduga melalui penggunaan teknik pemodelan dalam pembelajaran musikalisasi dapat meningkatkan motivasi menulis puisi bagi siswa kelompok eksperimen. Diduga nilai hasil

Penjelasan dari pasal ini yaitu pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berffikir yang dapat meningkatkan

Pada gambar tersebut terlihat bahwa pada pengamatan selama enam jam aklimasi injeksi hormon kortisol pada ikan sidat yang diaklimasi pada medium dengam salinitas

Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi sistem informasi manajemen Perpustakaan STIE-IBBI Diamond Medan dengan menggunakan tiga faktor yaitu manusia, organisasi dan

Hal ini terjadi kemungkinan karena semakin besar konsentrasi kitosan maka akan semakin banyak pula gugus amina kitosan yang akan berinteraksi dengan GVT-0, sehingga