• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Komunikasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar dalam Mempromosikan Istano Basa Pagaruyung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Model Komunikasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar dalam Mempromosikan Istano Basa Pagaruyung"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL KOMUNIKASI DINAS PARIWISATA PEMUDA DAN

OLAHRAGA KABUPATEN TANAH DATAR DALAM

MEMPROMOSIKAN ISTANO BASA PAGARUYUNG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh:

MITA JULIA

NIM: 11543203100

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

i ABSTRAK

Nama : Mita Julia

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Judul : Model Komunikasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar dalam Mempromosikan Istano Basa Pagaruyung

Model komunikasi adalah gambaran sederhana dan proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara suatu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Pariwisata memiliki peran penting bagi peningkatan suatu negara atau daerah, dan merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan kebudayaan, sejarah, keindahan alam dan hal-hal unik dari suatu negara maupun daerah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana model komunikasi dinas pariwisata pemuda dan olahraga kabupaten tanah datar dalam meningkatkan jumlah pengunjung istano basa pagaruyung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model komunikasi dinas pariwisata pemuda dan olahraga kabupaten tanah datar dalam meningkatkan jumlah pengunjung istano basa pagaruyung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menentukan komunikator, apa isi pesannya, dengan media apa pesan akan disampaikan, kepada siapa pesan disampaikan, dan apa efek yang ditimbulkan. Hasil penelitian penulis dari data dan wawancara yang telah penulis lakukan ini adalah berhasilnya promosi istano basa pagaruyung dengan meningkatnya jumlah pengunjung setiap tahunnya, meningkatnya pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah, serta menambah lapangan pekerjaan terhadap masyarakat sekitar.

(8)

ii ABSTRACT

Name : Mita Julia Department : Communication

Title : The Communication Model of the Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar (Tanah Datar District Youth and Sports Tourism Office) in Promoting the Istano Basa Pagaruyung

The communication model is a simple description and communication process that shows the relationship between a component of communication with other components. Tourism has an important role for the improvement of a country or region, and is a way to introduce culture, history, natural beauty and unique things of a country or region to the public. The formulation of the problem in this research is how is the communication model of youth tourism and sports in Tanah Datar regency in increasing the number of visitors to the Istano Basa-pagaruyung. The purpose of this study is to know the communication model of the youth tourism department and sports office in Tanah Datar District in increasing the number of visitors to the Istano Basa Pagaruyung. This research uses descriptive method with a qualitative approach. Data are collected through interviews, observation, and documentation. The model used in this study is to know the communicator, what the message is, with what media the message will be delivered, to whom the message is conveyed, and what effect it has. The results of the author's research from the data collected that the Dinas Pariwisata has done successful promotion of istano basa-pagaruyung by increasing the number of visitors each year, increasing community income and regional income, as well as adding jobs to the surrounding community.

(9)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala kata tulus sebagai puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi tugas akhir untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1). Shalawat beriring salam selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Skripsi dengan judul “MODEL KOMUNIKASI DINAS PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN TANAH DATAR DALAM MEMPROMOSIKAN ISTANO BASA PAGARUYUNG SEBAGAI IKON PARIWISATA TANAH DATAR” merupakan hasil karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) pada jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki, maka dengan tangan terbuka dan hati yang lapang penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan dukungan dan juga menerima segala bantuan dari berbagai pihak demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan dengan penuh hormat ucapan terimakasih kepada: Alm. PAPA TERSAYANG YASRIL ADAM dan MAMA TERSAYANG MEIZIAR AMIR yang selalu menyayangi dan mengasihi penulis, mendo’akan, memberi motivasi, serta memberi dukungan baik secara moril dan materil sehingga ananda dapat menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Prof. Dr. KH. Ahmad Mujahidin S.Ag M.Ag.

(10)

iv

2. Bapak Drs. H. Suryan A. Jamrah, MA selaku wakil rektor bidang Akademik dan Pengembangan.

3. Bapak Drs. H. Promadi, Ma., Ph.D selaku wakil rektor bidang kemahasiswaan dan kerjasama.

4. Bapak Dr. Nurdin M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Bapak Dr. MasdukiM.Ag, Dr. Toni Hartono M.Si dan Dr. Azni M.Ag selaku Wakil Dekan I,II,III Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

5. Ibu Dra. Atjih Sukaesih M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi dan BapakYantos M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 6. Bapak Khairuddin, M.Ag selaku penasehat akademik. Terimakasih atas

dukungan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis dari awal hingga akhir bimbingan.

7. Bapak Edison, M. I. Kom, selaku pembimbing. Terimakasih atas dukungan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis dari awal hingga akhir bimbingan.

8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Terimakasih atas ilmu yang telah diberikan semoga menjadi bekal dan berkah yang baik bagi penulis dalam menjalani kehidupan.

9. Seluruh karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau serta perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah membantu dan mempermudah penulis mendapatkan buku hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

10. Terimakasih kepada Abang FAJRI FAUZIAR IKHSAN S.IP dan Kakak MAYA INDRI APRILIA S.AK yang selalu menyayangi dan mengasihi penulis, mendo’akan, memberi motivasi, serta memberi dukungan baik secara moril dan materil sehingga ananda dapat menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.

(11)

v

11. Terimakasih untuk sahabat sekaligus teman seperjuangan saya Ayam Penyet, Camping Ceria Club, Aditiya Ardiyansyach, Danil Ananda, Feno Adi Naya, Fitri Febriyanti,Fuad Naufal, Harie Zurya, Hilman Arif , Imam Fitrah Gunawan, Iqbal Erlis, Khairinnisa, M. Arifal, M. Fahri Ramadansyah, Mutia Juwita,Niken Dwi Pramaysti, Prama Juli Andri, Reza Kurnia Akbar, Rino Akmal, Rizki Bayu dan Willy Junihardi, semoga persahabatan kita awet sampai tua nanti.

12. Terima kasih kepada sahabat seperjuangan magang di PT. Angkasa Pura II Padang, Hadisty, Ing Febrinalty, Viyolanda Intan Yuhendri yang telah bersama-sama memberi semangat dan berjuang bersama penulis.

13. Terima kasih untuk sahabatku Elviana Diva Safitri, S.I.Kom, Sania Septiani, S.I.Kom, Putrie Indriani Amd,Ftr. yang telah memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga kita sukses dan tetap bersama hingga tua nanti.

14. Terima kasih untuk teman-teman Kom G dan Public Relations D, dan KKN Desa Pulau Banjar Kari untuk waktu dan kenangannya, semoga kita menjadi orang-orang yang sukses, mari berjumpa lagi dengan kesuksesan kita masing-masing.

15. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Terakhir sebagai hamba yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini terdapat kekurangan atau kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Pekanbaru, Desember 2019

(12)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Penegasan Istilah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori... 8

B. Kajian Terdahulu ... 23

C. Kerangka Pikir... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 33

C. Sumber Data ... 33

D. Informan Penelitian ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Validitas Data ... 35

G. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar ... 37

B. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar ... 37

(13)

vii

C. Visi dan Misi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Tanah Datar ... 38 D. Sumber Daya Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Tanah Datar ... 38 E. Perkembangan Kepariwisataan Istano Basa Pagaruyung ... 41 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 45 B. Pembahasan ... 65 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Istano

BasaPagaruyung Tahun 2014-2018 ... 3 Tabel IV.1 Distribusi Pegawai Disparpora Berdasarkan Jenis Kelamin 39 Tabel IV.2 Distribusi Pegawai Disparpora Berdasarkan Tingkat

(15)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Model Lasswell ... 11 Gambar II.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 32 Gambar IV.1 Model Komunikasi Dinas Pariwisata Pemuda dan

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan berupa kekayaan alam, budaya, sejarah bangsa, seni, dan berbagai macam lainnya yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Seperti yang kita ketahui peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni, dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Di era globalisasi sekarang ini, bidang pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang menunjang pembangunan perekonomian nasional. Dimana pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata ini akan mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya dan pemerintah berusaha keras untuk memajukannya dengan menggali, menginvestasikan, dan mengembangkan objek-objek wisata sebagai daya tarik utama wisatawan.

Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling terkait satu sama lain dan sangat penting untuk dipahami. Melalui komunikasi, manusia bisa menciptakan kebudayaan. Dalam teori komunikasi telah dikatakan bahwa “We Can Not Not Communicate” yang berarti kita tidak

dapat tidak berkomunikasi. Jadi komunikasi dapat dilakukan kapan saja, baik disadari ataupun tidak1. Dalam menciptakan suatu kebudayaan sudah tentu dilakukan melalui model komunikasi. Sebaliknya, budayalah yang membentuk perilaku komunikasi manusia. Itulah sebabnya perilaku komunikasi suatu suku bisa saja berbeda dengan perilaku komunikasi suku

1

(17)

lainnya. Di samping itu, tanpa komunikasi suatu kebudayaan tidak akan bisa diwariskan ke generasi-generasi selanjutnya.

Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu daerah yang menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Kabupaten yang memiliki ibu kota Batusangkar ini sangat kaya dengan bukti-bukti sejarah, keindahan budaya dan kearifan lokal serta pemandangan alam yang luar biasa. Untuk menunjuk ibukota kabupaten ini dari kota Padang menempuh jarak 100,9 km dengan waktu tempuh sekitar dua jam setengah. Kota Batusangkar merupakan icon

wisata Budaya dari Provinsi Sumatera Barat. Hal tersebut disebabkan kota ini sangat kaya budaya dan di Kabupaten inilah disebut-sebut asal muasal suku Minangkabau2.

Kabupaten Tanah Datar mempunyai potensi bidang kepariwisataan yang cukup besar untuk dikembangkan, dengan terdapat objek wisata alami maupun buatan. Mengingat objek wisata yang ada dan potensinya cukup pesat dimasa yang akan datang.

Kabupaten Tanah Datar memiliki sumberdaya budaya baik dalam bentuk materi (bangunan, situs, dan artefak) maupun non materi (kesenian, cerita rakyat, dan adat istiadat) salah satunya Istano Basa Pagaruyung yang menjadi destinasi wisatawan lokal maupun mancanegara. Istano Basa Pagaruyung ini dahulunya merupakan tempat kediaman raja Minangkabau, namun seiring perkembangan zaman pada saat sekarang ini telah menjadi ikon pariwisata Provinsi Sumatera Barat maupun Kabupaten Tanah Datar. Daya tarik dari Istano Basa Pagaruyung ini adalah konstruksi bangunannya berbeda dengan rumah tempat tinggal rakyat biasa, Istano Basa Pagaruyung terdiri dari 3 Lantai, 72 tonggak serta 11 gonjong. Arsitektur bangunan Istano Basa Pagaruyung memperlihatkan ciri-ciri khusus dibandingkan dengan bangunan Rumah Gadang yang terdapat di Minangkabau, kekhasan yang dimiliki bangunan ini tersirat dari bentuk fisik bangunan yang dilengkapi ukiran falsafah dan budaya adat Minangkabau.

2

Tanahdatar.go.id (diakses pada tanggal 1 Desember 2018 Pukul 12.32 WIB ) di Pekanbaru

(18)

Istano Basa Pagaruyung dilengkapi dengan surau, tabuah larangan, rangkiang patah sambilan, tanjuang mamutuih yang memiliki arti dan makna spesifik. Bangunan ini selain sebagai tempat tujuan wisata dan budaya Minangkabau serta sebagai open museum, dapat dikatakan sebagai etalase atau representasi dari budaya adat Minangkabau yang sudah terkenal ke dunia3.

Promosi Istano Basa Pagaruyung dari tahun 2014 hingga tahun 2018 sudah mengalami peningkatan yang signifikan, dibuktikan dengan data sebagai berikut:

Tabel I.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Istano Basa Pagaruyung Tahun 2014-2018

Pengunjung Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

2012 2015 2016 2017 2018

Wisnu 305.352 343.673 364.653 361.243 430.354 Wisman 25.006 22.301 23.481 23.410 12.493

Total 330.358 365.974 388.134 384.653 442.847

Berdasarkan tabel diatas sudah terlihat jelas bahwa pengunjung yang datang di Istano Basa Pagaruyung sangat antusias dengan adanya model komunikasi yang digunakan oleh pihak Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar. Unsur-unsur model komunikasi yang digunakan oleh pihak Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga terdiri dari komunikator, pesan, media, penerima/komunikan, dan efek. Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga menyampaikan pesan yang bersifat mengajak pengunjung untuk berwisata ke Sumatera Barat yakni dengan cara mengadakan pameran-pameran, expo-expo. Dengan tujuan untuk meningkatkan banyaknya pengunjung yang datang ke Istano Basa Pagaruyung. Hal ini tentu perlu proses promosi yang efektif, tentunya tidak semua pengunjung mengetahui proses promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga. Seiring dengan kesadaran bahwa Dinas

3

https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/sumatera-barat/istana-pagaruyung-replika-istana-kerajaan-di-sumatera-barat.htmldiakses pada tanggal1Desember 2018pukul 22.43 WIB

(19)

Pariwisata memegang peran penting dalam mempromosikan Istano Basa Pagaruyung, keberadaan Dinas Pariwisata adalah suatu kebutuhan yang harus diprioritaskan. Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itu yang biasanya disebut komunikasi.

Berdasarkan uraian di atas penulis sangat tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Model Komunikasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung Istano Basa Pagaruyung”.

B. Penegasan Istilah

Ada beberapa istilah dalam penelitian ini harus dibatasi pengertiannya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memahami kajian, adapun penegasan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Model Komunikasi

Gambaran sederhana dan proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya4. 2. Dinas Pariwisata Kabupaten Tanah Datar

Dinas Pariwisata Kabupaten Tanah Datar adalah salah satu Instansi Pemerintahan yang memberi informasi wisata dan Budaya Kabupaten Tanah Datar. Tanah Datar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatra Barat dengan Ibukota Batusangkar terletak di 0o27’12”LU 100o35’38BT. Kabupaten ini merupakan kabupaten terkecil kedua untuk luas wilayah di Sumatera Barat yaitu 133.600 Ha (1.336 km2). Jumlah pendudk di kabupaten ini berdasarkan sensus pada tahun 2006 adalah 345.383 jiwa yang mendiami 14 kecamatan, 75 nagari, dan 295 jorong. Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah agraris, lebih dari 70% penduduknya bekerja pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan maupun peternakan. Kabupaten Tanah Datar merupakan tujuh Kabupaten terbaik di Indonesia dari 400

4

(20)

Kabupaten yang ada. Penghargaan ini diberikan pada tahun 2003 oleh Lembaga International Partnership dan kedutaan Inggris. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menobatkan Kabupaten Tanah Datar sebagai satu dari empat daerah berprestasi dan berhasil melaksanakan otonomi daerah5.

3. Promosi

Promosi merupakan salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan6.

4. Istano Basa Pagaruyung

Istano Basa yang lebih terkenal dengan nama Istana Pagaruyung, adalah sebuah istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istano Basa ini berjarak lebih kurang 5 kilometer dari pusat kota Batusangkar. Istana ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat7.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam kajian penelitian ini adalah bagaimana Model Komunikasi Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar Dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung Istano Basa Pagaruyung?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui model komunikasi dinas pariwisata pemuda dan olahraga kabupaten tanah datar dalam meningkatkan jumlah pengunjung Istano Basa Pagaruyung.

5

Dokumentasi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar, Batusangkar, 13 Desember 2018.

6

Rangkuti, Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus IntegratedCommunication, (Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), 49-50.

7

Dokumentasi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar, Batusangkar, 13 Desember 2018.

(21)

2. Manfaat penelitian: a. Secara teoritis

1) Menambahkan wawasan keilmuan bagi mahasiswa dan pemerhati masalah model komunikasi dan peningkatan jumlah pengunjungnya.

2) Memperoleh pengetahuan tentang bentuk model komunikasi dinas pariwisata Kabupaten Tanah Datar dalam meningkatkan jumlah pengunjungIstano Basa Pagaruyung.

b. Secara praktis

Secara praktis penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat mengenai model komunikasi dinas pariwisata pemuda dan olahraga Kabupaten Tanah Datar dalam meningkatkan jumlah pengunjungIstano Basa Pagaruyung.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Bab ini berisi uraian teori sebagai dasar pemikiran dan memberi arah dalam melakukan penelitian dan defenisi konsep.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulis menuangkan metode penelitian yang didalamnya terdapat jenis pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, informasi penelitian, validitas data, dan teknik pengumpulan data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini membahas gambaran umum Dinas Pariwisata Kabupaten Tanah Datar.

(22)

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisikan laporan hasil dari penelitian yang dilakukan dilapangan dilengkapi dengan pembahasan.

BAB VI : PENUTUP

Merupakan penutup dari pembahasan bab-bab sebelumnya dengan mengemukakan kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(23)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori

Secara umum, pada dasarnya teori digunakan sebagai panduan untuk memahami realita. Teori akan membantu manusia untuk menggambarkan, menjelaskan, meramalkan, dan kadang-kadang mengendalikan sebuah fenomena yang kita hadapi8.

1. Model Komunikasi

Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita akan menggunakan model-model komunikasi. Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Model jelas bukan fenomena itu sendiri, meskipun di beberapa kondisi model sering dicampuradukkan dengan fenomena komunikasi. Dalam konteks komunikasi maka model komunikasi merupakan gambaran sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Penyajian model dimaksudkan untuk mempermudah memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi9.

Deutsch menyebutkan bahwa model mempunyai empat fungsi: mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati, heuristik (menunjukan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui), prediktif (memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak; pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi10.

8

Suciati, Teori Komunikasi dalam Multi Perspektif, (Yogyakarta: Mata Padi Presindo, 2017), hlm 4.

9

Effendy, Onong Uchjana. Technique For Effective Communication. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002).

10

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm 133.

(24)

Menurut Sereno dan Mortensesn, model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model komunikasi mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak penting dalam dunia nyata. Sedangkan B. Audrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan. Atau seperti dikatakan Werner J. Severin dan James W Tankard, Jr. Model membantu merumuskan teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antar model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukakan dengan teori11.

Jika model memiliki kaitan yang sangat erat dengan teori maka sehubungan dengan hal tersebut, Gardon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan tiga fungsi model yaitu12:

a. Melukiskan proses komunikasi. b. Menunjukan hubungan visual.

c. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.

Sedangkan keuntungan dari pembuatan model menurut Raymond S. Ross adalah terbentuknya problem abstraksi. Model bisa memberikan penglihatan yang lebih dekat menyediakan kerangka tujuan, serta menyoroti problem abstraksi dan menyatakan suatu problem dalam bahasa simbolik bila terdapat peluang untuk menggunakan gambar atau simbol13. 2. Model Komunikasi Harold D Lasswell

Model ini ditemukan Harold D Lasswell tahun 1948 yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya

11

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm 132.

12

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm 121-122.

13

(25)

dalam masyarakat. Menurut Harold D Lasswell komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” “mengatakan apa” “dengan saluran apa” “kepada siapa” dan dengan akibat apa” atau “hasil apa”14

.

Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu: pertama,

pengawasan lingkungan-yang peluang dalam lingkungan; kedua, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan’ dan ketiga, transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya15.

Defenisi Lasswell ini juga menunjukkan bahwa komunikasi itu adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Berdasarkan defenisi Lasswell ini dapat diturunkan 5 (lima) unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu Pertama; sumber (source) sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (econding), komunikator (speaker). Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi16.

Kedua; yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tersebut. Pesan mempunyai 3 (tiga) komponen, yaitu makna, digunakan untuk menyampaikan pesan, dan bentuk atau organisasi pesan17.

Ketiga; saluran atau media, yaitu alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Pada dasarnya saluran komunikasi manusia ada 2 (dua) saluran, yaitu cahaya dan suara. Saluran juga merujuk pada cara penyampaian pesan, apakah langsung (tatap muka) atau lewat media (cetak dan elektronik)18.

Keempat; penerima (receiver) sering juga disebut sasaran/tujuan, communicate, penyandi balik (decoder) atau khalayak, pendengar

14

Riswandi, Ilmu Komunikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, Hlm, 1-2

15

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Hlm 147

16

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Hlm 2

17

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Hlm 3

18

(26)

(listener), penafsir (interpreter), yaitu orang yang menerima dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan menafsirkan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang ia terima19.

Kelima; efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya terhibur, menambah pengetahuan, perubahan sikap, atau bahkan perubahan perilaku20.

Gambar II.1 Model Lasswell

Lasswell melihat bahwa suatu proses komunikasi selalu mempunyai efek atau pengaruh. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau model Lasswell banyak menstimulasi riset komunikasi, khususnya dibidang komunikasi massa dan komunikasi politik21.

Menurut Denis McQuail, secara umum kegiatan/proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 6 (enam) tingkatan sebagai berikut: a. Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication)

Yakni komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui pancaindra dan system syaraf. Misalnya berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu dan lain-lain.

b. Komunikasi antar-pribadi

Yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan secara berlangsung antara seseorang dengan orang lain. Misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon dan sebagainya.

19 Ibid, hlm 5 20 Ibid, hlm 6 21

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Depok, 2012, Hlm 46 Who komunikator Says what Pesan In which channel media To whom komunikan With what effect efek

(27)

c. Komunikasi dalam kelompok

Yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung diantara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok, atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Misalnya diskusi antara murid dan guru dikelas dan sebagainya.

d. Komunikasi antar kelompok/asosiasi

Yakni kegiatan kelompok yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya sebagai wakil dari kelompok dengan kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya sebagai wakil dari kelompoknya masing-masing. e. Komunikasi organisasi

Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prnsip-prinsip, efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.

f. Komunikasi dengan masyarakat secara luas

Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditunjukan kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, komunikasi massa, yaitu komunikasi melalui media massa seperti radio, Tv, dan sebagainya. Kedua, komunikasi secara langsung atau tanpa melalui media massa, misalnya ceramah atau pidato dilapangan22.

22

(28)

3. Promosi

Promosi merupakan upaya untuk memberitahukan atau menginformasikan suatu informasi atau jasa dengan tujuan agar khalayak internal dan eksternal mengetahui informasi yang seharusnya diketahui oleh setiap khalayak. Promosi merupakan sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, meningkatkan dan meyakinkan calon pembeli23.

Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Pengertian tersebut jika dihubungkan dengan bidang penjualan berarti sebagai alat untuk meningkatkan omzet penjualan.

Menurut Saladin (2003) promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk membertiahukan, membujuk dan meningkatkan tentang produk perusahaan24.

Promotion Mix sebagai upaya memperkenalkan produk/jasa agar bisa dikenal dan diterima publik dapat ditempuh dengan berbagai cara di televisi anda sering melihat iklan suatu produk, atau perjalanan anda melihat spanduk, poster, video tron. Hingga pada pagi hari saat anda hendak mencuci kendaraan sudah ada brosur terselip di penyeka kaca (windscreen wiper).

Bauran promosi (promotion mix) merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran (marketing mix) pada ilmu manajemen pemasran. Promosi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan pada pemasaran itu sendiri, sehingga tanpa keberadaannya pemasaran sama sekali tidak bisa berjalan.

Dalam bauran promosi (promotion mix) dikenal empat teknik promosi untuk pemasaran, yaitu:

23

Buchali Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung:2005), 176

24

Rangkuti, 2009. Strategi Promosi Yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Communication. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 49-50

(29)

a. Iklan, adalah cara promosi yang sering digunakan dalam pemasaran komersial. Iklan dapat dilakukan melalui media, antara lain

a. Media elektronik (televisi, radio, film bioskop, internet) b. Media cetak (surat kabar, majalah, buletin)

c. Media luar ruangan (papan reklame, electronic board yang dipasang di pinggir jalan yang bergerak secara elektronik, baliho, iklan pohon, spanduk, poster, dan lain-lain).

b. Personnal Selling ialah cara melakukan penjualan dengan menawarkan barang kepada orang lain langsung kepada konsumen. Misalnya memakai tenaga sales promotion girl untuk mendatangi para calon pembeli, atau berbicara langsung dengan calon konsumen melalui telepon.

c. Publikasi adalah cara pemasaran yang menggunakan media cetak, tapi bentuknya tidak seperti iklan. Tujuannya tetap mengajak calon konsumen membeli produk yang dipasarkan. Misalnya dalam surat kabar atau majalah penawaran produk ditulis dalam bentuk artikel,

feature, profil, advertorial, dan semacamnya. Bisa juga dilakukan dalam bentuk leaflet, brosur atau buku yang dicetak atau disebarluaskan kepada calon pembeli.

d. Pameran (exhibition) adalah cara untuk menjual produk melalui event-event tertentu. Pameran biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan menawarkan barang-barang dengan discount antara 10 sampai 30 persen25.

Aktifitas promosi kepariwisataan secara prinsip merupakan kegiatan komunikasi, yang dilakukan oleh organisasi penyelenggara pariwisata (destinasi) yang berusaha mempengaruhi khalayak atau pasar wisatawan yang merupakan tumpuan atau sasaran dari penjualan produk wisatanya.

Dalam dunia pariwisata, produk yang dihasilkan tentu berbeda dengan produk industri lainnya. Produk pariwisata berupa keindahan

25

Cangara, 2013. Perencanaan dan Model komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, hal 77

(30)

panorama alam dan keunikan kebudayaan, sedangkan produk industri misalnya industri tekstil produk yang dihasilkan berupa kain.

I Gde dan Diarta26 menyebutkan bahwa pariwisata sebagai layanan khusus yang menyediakan produk layanan atau jasa, pariwisata mempunyai beberapa dimensi yang sangat berbeda dengan dimensi produk umum yang kita temui di pasaran sehari-hari, yaitu:

a. Intangibility

Produk jasa/layanan berarti produk yang ditawarkan tidak berbentuk seperti barang nyata yang bisa kita temui dalam pengertian produk yang bisa dilihat dan dipajang di pasar, toko, tempat jualan lainnya. Konsekuensinya, produk yang intangible ini tidak bisa dievaluasi atau didemonstrasikan sebelum dipakai dan dibeli.

b. Perishability

Produk jasa/layanan pariwisata tidak seperti barang-barang pabrik, tidak dapat disimpan untuk dijual di kemudian hari. Contohnya, tempat tidur hotel atau kursi di pesawat terbang yang tidak dijual dalam suatu periode tertentu yang sudah lewat tidak bisa dipergunakan lagi.

c. Inseparability

Produk jasa/pelayanan seperti pariwisata biasanya merupakan produk yang dibentuk dari berbagai bentuk produk pendukung yang terpisah-pisah. Misalnya, mulai dari tour and travel, airlines, hotel, restoran dan sebagainya.

Promosi (promotion) merupakan bagian dari proses pemasaran yang temasuk salah satu aspek dalam bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran pada dasarnya merupakan koordinasi interaksi dari keempat komponen, yang disebut dengan 4P, yaitu produk (product), harga (price), lokasi distribusi (place), dan promosi (promotion).

David J. Rahman27 menyatakan gabungan keempat elemen ini biasa disebut bauran pemasaran (marketing mix), dengan penjelasan sebagai berikut:

26

I Gde, Diarta, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Yogyakarta: Andi, 2009), 155

27

(31)

a. Product ialah produk dalam bentuk barang atau jasa yang di produksi oleh suatu unit usaha yang diinginkan dipasarkan guna memenuhi kebutuhan pembeli.

b. Place ialah tempat yang digunakan untuk mendistribusikan atau dipajang (display) barang yang diproduksi untuk menarik perhatian pembeli.

c. Price ialah harga atau nilai terhadap barang atau jasa yang ditawarkan. Harga menentukan daya saing dalam pasar. Perlu diketahui bahwa harga memiliki segmen pasar tertentu. Misalnya sebuah produk yang berkualitas memiliki harga yang lebih tinggi dibanding dengan produk yang kurang baik kualitasnya.

d. Promotion ialah usaha yang dilakukan untuk menarik perhatian para pembeli melalui teknik-teknik berkomunikasi.

David J. Rahman menyatakan bahwa prinsip pemasaran komersial, yakni proses perencanaan dan penetapan harga, promosi dan penyebaran ide-ide, barang dan layanan jasa untuk menciptakan pertukaran guna memenuhi kepuasan individu dan tujuan organisasi. Dari empat elemen pemasaran tersebut, promosi adalah elemen yang memiliki keterkaitan dengan perencana komunikasi. Karena itu, sebuah produk yang ingin dipasarkan mmerlukan promosi. Sedangkan promosi memerlukan strategi, kiat-kiat atau teknik yang perlu disusun28.

Dalam bauran promosi (promotion mix) dikenal dengan empat teknik promosi untuk pemasaran, yaitu:

a. Iklan adalah cara promosi yang sering digunakan dalam pemasaran komersial. Iklan dapat dilakukan oleh media, antara lain:

1) Media elektronik (televisi, radio, bioskop, internet). 2) Media Cetak (surat kabar, majalah, buletin).

3) Media luar ruangan (papan reklame, electronic board dipasang di pinggir jalan yang bergerak secara elektronik, baliho, iklan pohon, spanduk, poster dan lain-lain.

28

(32)

b. Personal Selling adalah cara melakukan penjualan dengan menawarkan barang kepada orang lain secara langsung. Misalnya seorang sales promotion girl menghampiri calon konsumen untuk memperkenalkan produk yang dijualnya.

c. Publikasi adalah cara pemasaran yang menggunakan media cetak, tetapi bentuknya tidak sama dengan iklan. Tujuannya tetap mengajak calon konsumen membeli produk yang dipasarkan. Misalnya, didalam surat kabar atua majalan penawaran produk ditulis dalam bentuk artikel, feature, profil, advetorial. Bisa juga dilakukan dalam bentuk

leaflet, brosur atau buku yang dicetak atau disebarluaskan kepada calon pembeli.

d. Pameran (exhibition) adalah cara untuk menjual produk melalui event-event tertentu. Pameran biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan menawarkan barang-barang dengan discount antara 10 sampai 30 persen29.

a. Mengembangkan Rencana Promosi

Promosi terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Ada beberapa langkah pengembangan sebuah rencana promosi. Langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Memilih Pemirsa (pendengar atau pembaca) yang dituju.

Pemasaran pariwisata secara meluas melibatkan juga perantara atau perusahaan perantara yang beroperasi dalam saluran distribusi antara penghasil dan wisatawan. Kampanye promosi seringkali perlu ditunjukan baik bagi wisatawan maupun bagi satu atau banyak perantara terlihat. Pengembangan atau pembangunan orientasi pemasaran melibatkan sasaran pesan agar bisa cocok dengan yang dibutuhkan dan diinginkan. Meskipun demikian, dalam pariwisata, penghasil, perantara, dan wisatawan itu sendiri mempunyai kebutuhan dan keinginan berbeda. Wisatawan berlibur untuk mencari kesenangan atau menghilangkan rasa tidak nyaman.

29

(33)

Mereka menginginkan banyak informasi tentang apa yang mereka beli, beragam pengalaman yang bisa mereka pilih, yang secara terus menerus diperbarui, dimana mereka tinggal, apa yang bisa dilakukan dan sebagainya. Mereka ingin diperlakukan sebagai pribadi oleh tuan rumah yang ramah dan tau persis tentang berbagai pilihan yang tersedia dan dapat melakukan liburan dengan waktu dan usaha yang minimum. Dapat dilihat bahwa, produk yang sama, kampanye promosi yang sama sekali berbeda diperlukan baik bagi wisatawan maupun agen perjalanan eceran yang menjualnya.

2) Menentukan Tujuan

Tujuan promosi adalah menginformasikan, memperoleh, dan mengingatkan. Tujuan-tujuan ini berperan dengan tahapan yang berbeda dalam proses pembelian yang dilakukan oleh wisatawan. Agar bisa membawa wisatawan membeli lagi dan lagi30. Kampanye promosi yang sukses haruslah

a) Menarik perhatian wisatawan

b) Mengembangkan pemahaman tentang keuntungan paket wisatawan yang ditawarkan

c) Menciptakan sikap dan positif tentang apa yang sedang dipromosikan

d) Mengembangkan prefensi wisatawan untuk apa yang sedang dipromosikan

e) Membuat wisatawan mau mengunjungi objek wisata f) Menjamin bahwa wisatawan bisa kembali dengan selamat 3) Mengembangkan Pesan yang cocok

Tema promosi berasal dari perbandingan analisa produk, pasar, dan kompetisi. Analisis pasar akan menginformasikan, satu diantara banyak hal, apa yang diinginkan oleh pasar, apa yang

30

Mill, Tourism The International Bussines, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), 320.

(34)

penting bagi orang-orang dalam pasar itu. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang penting bagi wisatawan potensial dan membandingkan apa yang kita miliki dengan yang dimiliki pesaing kita, sebuah tema promosi dapat dikembangkan.

4) Memilih media promosi campuran

Banyak metode dapat digunakan agar pesan kita sampaikan. Metode yang paling banyak digunakan dalam dunia pariwisata adalah konsumen dan produsennya, menjual secara personal, publisitas atau humas, dan bahan-bahan promosi lainnya, seperti poster dan pajangan di etalase kantor. Masing-masing komponen itu mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam artian biaya, ketepatan, dan kemampuan menyampaikan pesan.

a) Periklanan

Periklanan adalah regulasi yang mengatur mekanisme penyebaran informasi tentang produk yang dikemas dalam “iklan” melalui media massa cetak, elektronik, atau media ruang lain. Salah satu ciri utama dari iklan adalah pembanyaran terhadap ruang dan waktu kepada media komunikasi. Salah satu fungsi utama iklan adalah mengantar informasi tentang produk kepada audiens atau pelanggan. Iklan mempunyai keistimewaan, iklan berisi konten atau informasi, dan audiens justru mendatangi tempat-tempat penjualan. Jadi “iklan” sangat berjasa dalam aktivitas bisnis, karena dialah yang mengantar informasi kepada target audiens31.

b) Surat Kabar, surat kabar relatif tidak mahal, baik biaya total maupun biaya persatuannya, biaya untuk mencapai orang perorangan. Surat kabar menawarkan ketepatan secara geografis dan frekuensi yang tinggi. Akan tetapi selektivitas pasarnya rendah.

31

(35)

c) Majalah, majalah membutuhkan jumlah biaya total dan biaya perorangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan surat kabar. Majalah juga mempunyai waktu berita iklan yang lebih lama. Akan tetapi, karena ciri dasar yang lebih khusus, majalah mempunyai faktor selektifitas pasar yang lebih tinggi sedangkan edisi regionalnya menawarkan sejumlah selektifitas geografik yang bagus.

d) Televisi, televisi adalah media yang sangat bagus untuk mempromosikan pariwisata karena media ini dapat menggunakan daya pandang, suara, gerakan. Biayanya sangat mahal meskipun biaya kontak perorangnya mungkin rendah. e) Radio, radio menawarkan keuntungan biaya rendah dan

fleksibilitas waktu yang tinggi. Radio selektifnya tinggi secara geografis dan menawarkan selektifitas pasar diatas rata-rata. Karena ini, dan fakta bahwa pendengar biasanya mendengarkan radio sambil melakukan sesuatu yang lain, iklan harus terdengar berulang–ulang jika iklan tersbut diharapkan mempunyai pengaruh terhadap wisatawan potensial.

f) Papan reklame, ada dua jenis reklame, papan reklame dagang dan tanda petunjuk transit. Papan reklame menawarkan selektifitas secara geografis yang bagus dan biayanya rendah. Akan tetapi, jenis iklan ini terbatas jumlah informasi yang bisa didapatkan. Agar bisa efektif, pesannya harus singkat, mempunyai sudut pandang yang tinggi dan jauh, dan hendaknya juga dipasadng ditempat lain.

g) Bahan pustaka daya tarik komunitas. Bahan pustaka daya tarik komunitas, seringkali dinamakan meteri kolateral, terdiri dari brosur, pamflet, peta dan direktori. Bahan-bahan ini dapat bersifat promosional, informasional dan direksional. Sampul adalah bagian terpenting brosur, selain foto sampul, judul adalah yang paling banyak dibaca pada brosur. Pastikan bahwa

(36)

judul menjual personalitas dan ciri-ciri unik fasilitas kawasan tempat tujuan wisata32.

5) Publisitas atau Humas

Humas biasanya dianggap sebagai iklan gratis pada perusahaan atau kawasan tempat tujuan wisata karena mereka tidak membayarkan sebagai agen iklan. Tetapi tetap saja ada biaya yang dikeluarkan. Agar efektif, sebuah kampanye promosi humas haruslah direncanakan dengan baik dan kemudian dilaksanakan dengan baik juga. Humas hendaknya mempunyai tujuan, cara mempunyai tujuan tersbut, pasar sasaran, jadwal waktu dan teknik penilaian untuk mengukut hasilnya. Dan itu semua membutuhkan biaya. Humas terdiri dari usaha yang dilakukan dalam menciptakan citra positif bagi perusahaan atau kawasan tempat tujuan wisata dalam hubungannya dengan masyarakat dan wisatawan, komunitas lokal dan bisnis, media dan pemasok, yang termasuk dalam aktifitas humas hal-hal seperti keterangan pers, konferensi pers, penampilan pada siaran televisi dan radio, dan perjalanan wisata khusus untuk agen perjalanan penulisan wisata33.

Jenis pemasaran humas merupakan pemasaran yang paling lama dikenal dalam dunia pemasaran. Dari dasar tugas dan fungisnya maka humas, baik sebagai lembaga mampu sebagai perorangan, diwajibkan memberikan informasi tentang sebuah perusahaan atau organisasi, juga semua hasil karyanya kepada publik dengan tujuan untuk membentuk citra positif publik organisasi. Biasanya disetiap perusahaan atau organisasi, humas diperlukan tanggung jawab untuk menertibkan media publitas demi kepentingan promosi. Oleh karena itu, kini publisitas biasanya merupakan bagian dari departemen humas organisasi.

32

Mill, Tourism The International Bussines, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), 320.

33

(37)

Kotler dan Amstrong menjelaskan bahwa publisitas adalah aktivitas untuk mempromosikan perusahaan atau produknya dengan memuat berita mengenai subjek itu tanpa dibayar oleh sponsor34.

6) Pameran

Salah satu bentuk pemasaran dapat dilakukan melalui pameran, pameran adalah media yang berbentuk suatu forum dimana pihak penyelenggara menyediakan ruang fisik (bangunan, blok, kamar, dan dinding penyekat) bagi organisasi, perusahaan, atau pribadi tertentu untuk mempertunjukan (memamerkan) hasil karya mereka kepada publik. Jika penyelenggara adalah organisasi pemerintahan atau non pemerintahan maka publik biasa menyebutnya sebagai “pameran pembangunan”, sedangkan pada pelaku bisnis sering menyebutkan forum ini sebagai “pameran dagang”, terkadang pameran dagang disebut expo, fair, promo, expo-fair, dan promo-fair, dan lain-lainnya menjadi ajang mempertunjukan hasil karya untuk ditonton khalayak35.

7) Menentukan anggaran

Pada tahapan rencana promosi adalah tepat sekali menentukan anggaran. Tujuan telah ditentukan, tema promosi ditetapkan, dan media promosi telah dipilih. Berdasarkan apa yang harus dilakukan dan bagaimana itu semua dilakukan, jumlah uang yang dibutuhkan dapat ditentukan.

b. Sasaran Promosi

Sasaran merupakan orang-orang atau kelompok yang menjadi target komunikasi oleh suatu organisasi karena pihak tersebut dianggap memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung dalam pencapaian tujuan organisasi.

34

Rangkuti, Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Communication(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), 27

35

(38)

Menurut Onong Uchjana Effendy36 menyebutkan bahwa sasaran promosi meliputi dua hal, yaitu:

1) Publik Internal

Semua orang yang bekerja pada organisasi, beberapa diantaranya adalah pegawai dari tingkatan paling atas sampai tingkat terendah, para pemegang saham dan serikat kerja.

2) Publik Eksternal

Orang-orang di luar organisasi yang ada kaintannya dengan kegiatan organisasi

Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran promosi yaitu terdiri dari public intern dan public ekstern. Sasaran adalah target kegiatan komunikasi timbal balik dengan penjual sehingga promosi harus dilakukan dengan baik terhadap sasaran promosi merasa yakin akan produk yang ditawarkan tersebut.

B. Kajian Terdahulu

Pada penelitian ini, penulis memaparkan kajian beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya:

1. Jurnal yang berjudul“Srategi Komunikasi Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan dalam Mensosialisasikan Program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) di Kota Pekanbaru” Oleh Wila Ruri

Wilanda.37Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau Tahun 2016. Metode yang digunakan yakni metode analisa deskriptif kualitatif serta metode pengumpulan data yang menggunakan wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan BPJS untuk mensosialisasikan program jaminan kesehatan nasional. BPJS Kesehatan Kota Pekanbaru sangat memperhatikan komunikator dalam

36

ZOnong Uchjana Effendy. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, (Bandung PT. Remaja Rosdakarya,2002), hlm 10

37

Wira Ruri Wilanda, “Strategi Komunikasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam Mensosialisasikan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kota Pekanbaru”. Pekanbaru: Universitas Riau, JOM FISIP, Vol. 3, No. 2, Oktober 2016.

(39)

menyampaikan pesan ataupun siapa saja yang di sampaikan oleh komunikator mengenai apa yang dikatakan serta bagaimana cara mengatakan, kapan mengatakannya, dimana dan kepada siapa mengatakannya. Dalam menentukan khalayak komunikator terlebih dahulu harus ditetapkan siapa saja sasaran komunikator tersebut akan berpengaruh terhadap keputusan yang akan dibuat oleh komunikator. Dalam melaksanakan komunikasi maka yang menjadi khalayak atau kelompok sasaran BPJS Kesehatan Kota Pekanbaru adalah seluruh masyarakat yang ada di Kota Pekanbaru.Dalam strateginya, BPJS Kesehatan hanya perlu meletakkan teknik sosialisasi yang berbeda di tiap lapisan masyarakat. Perbedaan pendidikan, usia, dan pekerjaan mempengaruhi bagaimana masyarakat menerima informasi yang diberikan oleh BPJS Kesehatan Kota Pekanbaru. Permasalahan penelitian yang akan penelitian ambil yaitu Strategi Komunikasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Pekanbaru dalam Mensosialisasikan Aplikasi Mobile JKN. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wia Ruri Wilanda yaitu Srategi Komunikasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam Mensosialisasikan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kota Pekanbaru.

2. Jurnal yang berjudul “Strategi Komunikasi BPJS Kesehatan BIMA Dalam

Mensosialisasikan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)”Oleh

Tasrif, S.Sos. M.Ikom.38Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Mbojo Bima. Metode yang digunakan yakni metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam dengan tiga orang informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BPJS Kesehatan Bima telah melaksanakan beberapa langkah dalam merumuskan strategi hingga seleksi dan penggunaan media. Dalam jurnal penelitian ini juga menemukan bahwa dalam sosialisasi program JKN ada beberapa hal

38

Tasrif, S,Sos., M.Ikom, “Strategi Komunikasi BPJS Kesehatan BIMA dalam Menyosialisasikan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).” Dalam Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan. Bima: Ilmu Komunikasi STISIP Mbojo Bima, Vol. III, No. 1, Januari-Juni 2016: 80-95.

(40)

yang menjadi faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung tidak lain berasal dari pemerintah pusat, instansi pemerintah yang diikat bekerja sama, dukungan dari perusahaan peserta kolektif, dukungan dari sarana dan prasarana, serta SDM yang ada. Sementara dari segi penghambatnya ada beberapa faktor, yaitu penyusunan jadwal sosialisasi, jarak demografi, complain dari peserta dan adanya keluhan dari peserta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi BPJS Kesehatan Bima dalam Mensosialisasikan program JKN, untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi BPJS kesehatan Bima dalam Mensosialisasikan program JKN.

3. Jurnal yang berjudul“Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam

Meningkatkan Jumlah Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh” Oleh Nof Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs, M.Si.39Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala. Metode yang digunakan yakni metode pendekatan penelitian kualitatif deksriptif. Dengan bantuan Teori AIDDA oleh Wilbur Schramm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang digunakan BPJS Ketenagakerjaan cabang Banda Aceh sudah efektif, dikarenakan telah memenuhi lima elemen dari teori AIDDA yaitu Attention (perhatian),

Interest (ketertarikan), Desire (keinginan), Decision (keputusan), dan

Actions (tindakan). Dalam penerapan strategi komunikasinya, BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi untuk membentuk perhatian hingga melakukan tindakan pengguna program nya oleh masyarakat. Yang dilihat dari penampilan, penyampaian pesan, alat-alat media pendukung dan lainnya. Sehingga menimbulkan kesan baik dimata peserta dan akhirnya tertarik mendaftar program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan. Persamaan dari penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada pendekatan kualitatif serta metode pengumpulan data yang

39

Nof Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs, M.Si, “Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh.” Dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3, NO. 3, Agustus 2018 (www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP).

(41)

menggunakan wawancara dan dokumentasi. Sedangkan perbedaannya terletak pada permasalahan penelitian, subjek, objek, tujuan penelitian, dan lokasi penelitian. Permasalahan penelitian yang akan penelitian ambil yaitu Strategi Komunikasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Pekanbaru dalam Mensosialisasikan Aplikasi Mobile JKN.

4. Jurnal yang berjudul“Strategi Komunikasi Komunitas RETIC dalam

membentuk perilaku terhadap Kelestarian Hewan berjenis Reptil di

Pekanbaru” Oleh Wafiq Agusthyo.40Metode yang digunakan yakni

metode penelitian deskriptif kualitatif. Informan penelitian terdiri dari lima orang informan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Untuk mencapai keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan perpanjangan keikutsertaan dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunitas RETIC Pekanbaru dalam strategi penentuan sasaran komunitas ini mencari tau siapa sasarannya agar bisa membentuk pesan yang sesuai. Komunitas RETIC juga menggunakan media elektronik, media sosial, media cetak. Dan dalam penyampaian pesannya komunitas RETIC ini selalu menekankan seberapa pentingnya kelestarian hewan Reptil untuk dijaga agar membentuk perilaku peduli terhadap kelestarian hewan Reptil. Peranan komunikator dalam komunitas RETIC ini sangat diperhatikan oleh semua anggota komunitas, yang menjadi komunikator harus memiliki faktor daya tarik sumber dan kredibiltas sumber agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh komunikan dan pesan yang disampaikan juga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

5. Jurnal yang berjudul“Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi Program

Keluarga Berencana Untuk Menekan Pertumbuhan Jumlah Penduduk

Kelurahan Sangsanga Dalam di Kecamatan Sangsanga” Oleh

40 Wafiq Agusthyo, “Strategi Komunikasi Komunitas RETIC dalam Membentuk Perilaku

Peduli terhadap Kelestarian Hewan berjenis Reptil di Pekanbaru”. FISIP: Universitas Riau, JOM FISIP, Vol. 4, No. 1, Februari 2017.

(42)

Mulyanti.41Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan penelitian lapangan dengan melakukan kegiatan wawancara secara langsung kepada informan. Strategi sosialisasi yang digunakan pelaksana kerja keluarga berencana kelurahan Sangsanga Dalam terdiri dari lima strategi utama yaitu mengerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam program keluarga berencana, menata kembali pengelolaan program keluarga berencana, memperkuat sumber daya manusia, meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan keluarga berencana, meningkatkan pembiayaan keluarga berencana. Berdasarkan hasil penelitian sosialisasi yang dilakukan sukses memberikan informasi kepada masyarakat tentang sosialisasi program keluarga berencana guna menekan pertumbuhan jumlah penduduk, namun tidak dapat meningkatkan minat masyarakat untuk turut mensukseskan program pemerintah sehingga meningkatnya angka kelahiran di wilayah kelurahan Sangsanga Dalam.

6. Skripsi yang berjudul“Strategi Komunikasi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Makassar dalam Memotivasi Pekerja untuk menggunakan Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)”Oleh Fitriani.42Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar, Tahun 2018. Metode yang digunakan yakni metode deskriptif kualitatif. Data primer dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dan data sekundernya dikumpulkan melalui hasil studi pustaka yang terkait dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi BPJS

41 Mulyanti “Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi Program Keluarga Berencana untuk

Menekan Pertuumbuhan Jumlah Penduduk Kelurahan Sangsanga Dalam di Kecamatan Sangsanga”. Dalam E-Journal Ilmu Komunikasi. FISIP: Ilmu Komunikasi. Universitas Mulawarman, Vol. 2, No. 2, 2014: 132-144.

42

Fitriani, “Strategi Komunikasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Makassar dalam Memotivasi Pekerja untuk menggunakan Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)”. (Skripsi yang disampaikan pada Seminar Nasional Tentang Program JKK, yang diselenggarakan oleh Universitas Hasanuddin, Makassar, 15 Mei 2018).

(43)

Ketenagakerjaan Makassar dalam memotivasi pekerja untuk menggunakan program jaminan kecelakaan kerja (JKK) telah melaksanakan beberapa langkah dalam merumuskan strategi komunikasi dimulai dari mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, pemilihan penggunaan media hingga peranan komunikator. Kemudian terkait dengan permasalahan hasil registrasi pengguna program jaminan kecelakaan kerja (JKK) meningkat, namun jumlah pekerja yang terdaftar pada program jaminan kecelakaan kerja (JKK) masih banyak yang non aktif atau belum konsisten dalam menggunakan program jaminan kecelakaan kerja (JKK) BPJS Ketenagakerjaan Makassar.

7. Skripsi yang berjudul“Strategi Komunikasi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Makassar dalam Menyosialisasikan

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)”Oleh Kaderia

Ikbal.43Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik, Universitas Hasanuddin, Makassar, Tahun 2014. Metode yang digunakan yakni metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam dengan tiga orang informan. Serta dilengkapi dengan observasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BPJS Kesehatan Makassar telah melaksanakan beberapa langkah dalam merumuskan strategi komunikasi sosialisasi, mulai dari mengenal khalayak, meyusun pesan, menetapkan metode hingga seleksi dan penggunaan media. Penelitian ini juga menemukan bahwa dalam sosialisasi program JKN ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung tidak lain berasal dari pemerintah pusat, instansi pemerintah yang diikat bekerja sama, dukungan dari perusahaan peserta kolektif, dukungan dari sarana dan prasarana, serta SDM yang ada. Sementara dari segi penghambatnya ada

43

Kaderia Ikbal, “Strategi Komunikasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Makassar dalam Menyosialisasikan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)”. (Skripsi yang disampaikan pada Seminar Nasional Tentang Program JKN, yang diselenggarakan oleh Universitas Hasanuddin, Makassar, 21 Agustus 2014).

(44)

beberapa faktor, yaitu penyusunan jadwal sosialisasi, jarak demografi, complain dari peserta dan adanya keluhan dari peserta.

8. Skripsi yang berjudul“Strategi Komunikasi BPJS Kesehatan Klok Pesisir

Barat Dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat Untuk Menggunakan Program BPJS Kesehatan” Oleh Muhammad Sigit Trisetyo.44Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Lampung Tahun 2017. Metode yang digunakan yakni metode kualitatif deskriptif yang analisis menggunakan strategi implementasi, dukungan, integrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BPJS Kesehatan memiliki Kantor Layanan Operasional Kota atau Kabupaten (KLOK) yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan daerah, salah satunya KLOK Pesisir Barat.BPJS Kesehatan KLOK Pesisir Barat mempunyai salah satu unit yang bertugas dalam melakukan pemasaran ke masyarakat.Unit pemasaran BPJS Kesehatan KLOK Pesisir Barat melakukan strategi komunikasi dalam rangka memperkenalkan layanan-layanan yang ada dalam BPJS Kesehatan.Strategi komunikasi yang dilakukan unit pemasaran BPJS Kesehatan Pesisir Barat tentunya memiliki tujuan, yaitu untuk mensosialisasikan layanan-layanan yang ada pada BPJS Kesehatan terutama pada masyarakat Pesisir Barat.Di harapkan dengan adanya strategi komunikasi tersebut masyarakat yang di Pesisir Barat dapat memanfaatkan layanan-layanan yang ada pada BPJS Kesehatan tersebut dengan optimal.Persamaan dari penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terletak pada metode penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, sumber data primer dan sekunder, metode pengumpulan data yang menggunakan wawancara dan observasi. Sedangkan perbedaannya terdapat pada permasalahan penelitian, lokasi penelitian, subjek, objek, tujuan penelitian, metode keabsahan data dan metodologi penelitian.

44

Muhammad Sigit Trisetyo, “Strategi Komunikasi BPJS Kesehatan Klok Pesisir Barat dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat untuk menggunakan Program BPJS Kesehatan”. (Skripsi yang disampaikan pada Seminar Nasional tentang Program BPJS Kesehatan , Yang diselenggarakan oleh Universitas Lampung, Lampung, 16 November 2017).

(45)

9. Skripsi yang berjudul“Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan KCP

Pangkep Dalam Menyosialisasikan Program Jaminan PensiunOleh Nur Irma Yandani.45Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Alauddin Makassar Tahun 2016. Metode yang digunakan yakni metode pendekatan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwastrategi yang digunakan BPJS Ketenagakerjaan KCP Pangkep dalam menyosialisasikan program jaminan pensiun yakni dengan mengenal atau menentukan target audiensnya, menyusun pesan dalam hal ini UU BPJS Ketenagakerjaan, Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri Tenaga Kerja (PMTK), Visi dan Misi BPJS Ketenagakerjaan, Manfaat Program Jaminan Pensiun, tata cara pendaftaran, sanksi apabila ada perusahaan yang tidak mendaftarkan pekerjanya di program jaminan pensiun, metode sosialisasi berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan dinas sosial dan tenagakerja, hal pemanfaatan media BPJS Ketenagakerjaan KCP Pangkep masih bergantung pada media yang digunakan BPJS Ketenagakerjaan pusat. Hambatan yang dihadapi BPJS Ketenagakerjaan KCP Pangkep dalam menyosialisasikan program jaminan pensiun yakni dalam menentukan audiens dimana peserta sosialisasi yang hadir bukan pekerja yang berkompeten dalam mengolah data perusahaan sehingga materi pesan menjadi tidak tepat sasaran, dalam menetapkan metode dimana kesesuaian waktu atau jadwal anatar BPJS Ketenagakerjaan KCP Pangkep dan Dinas terkait, dan kurangnya penggunaan media lokal. Persamaan dari penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terletak pada metode penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, sumber data primer dan sekunder, metode pengumpulan data yang menggunakan wawancara dan observasi. Sedangkan perbedaannya terdapat pada

45 Nur Irma Yandani, “Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan KCP Pangkep dalam

Menyosialisasikan Program Jaminan Pensiun”. (Skripsi yang disampaikan pada Seminar Nasional tentang Program Jaminan Pensuin, yang diselenggarakan oleh UIN Alauddin Makassar, Makassar, 9 Juni 2016).

Referensi

Dokumen terkait

Medical Check Up for employee adalah kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan setidaknya 1 tahun sekali untuk mengetahui record kesehatan para pekerja per tahun

Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pengalokasian anggaran bagi pemberdayaan penyandang disabilitas yaitu; kebijakan dan regulasi yang belum ada, adanya

[r]

Hal tersebut didasarkan pada data hasil studi yang menunjukkan, berita Pilkada Harian Radar Selatan lebih banyak mengangkat berita berdasarkan fakta psikologis serta

skripsi dengan judul Penegakan Hukum Praktik Usaha Curang Ditinjau Dari Undang-Undang Pidana Khusus Ekonomi..

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas-entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas

Hasil tersebut juga dialami dari hasil penelitian Heny Herawati menyatakan pengaruh variabel yang paling rendah adalah sikap kerja, dari hasil penelitian itu juga

Sementara Baitul Tamwil merupakan lembaga komersial dengan pendanaan dari pihak ketiga, bisa berupa pinjaman atau investasi untuk mengembangkan usaha-usaha