• Tidak ada hasil yang ditemukan

Enzyme Immunoassay

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Enzyme Immunoassay"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

K

Keeppaaddaa YYtthh :: TTuuggaass PPeennddaahhuulluuaann Rencana Baca : Selasa, 1

Rencana Baca : Selasa, 1 Februari 2011Februari 2011

ENZYME IMMUNOASSAY

ENZYME IMMUNOASSAY

 Patricia M.Tauran

 Patricia M.Tauran, Nurul H, Tenri Esa, Nurul H, Tenri Esa

Bagian Patologi Klinik FK-UNHAS/BLU RS Wahidin Sudirohusodo Makassar  Bagian Patologi Klinik FK-UNHAS/BLU RS Wahidin Sudirohusodo Makassar 

I.

I. PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

Imunoasai adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas atau kadar  Imunoasai adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas atau kadar  antibodi dan antigen dalam cairan tubuh atau serum seseorang. Imunoasai dapat dibagi antibodi dan antigen dalam cairan tubuh atau serum seseorang. Imunoasai dapat dibagi men

menjadjadi i 2 2 kelkelompompok ok menmenuruurut t jenjenisnisnya, ya, yaiyaitu tu imuimunoanoasai sai tak tak berberlablabel el dan dan imuimunoasnoasaiai  berlabel. Imunoasai tak berlabel terdiri dari beberapa teknik, yaitu : uji presipitasi, uji  berlabel. Imunoasai tak berlabel terdiri dari beberapa teknik, yaitu : uji presipitasi, uji

aglut

aglutinasiinasi, , uji hemaglutinuji hemaglutinasi, asi, lisilisis s imun imun dan dan fiksafiksasi si komplekomplemen, men, sertserta a uji uji netranetralisaslisasi.i. Sedangkan imunoasai berlabel juga terdiri dari beberapa teknik yaitu : asai berlabel Sedangkan imunoasai berlabel juga terdiri dari beberapa teknik yaitu : asai berlabel fl

fluouoreresesens ns ((  Fl  Fluoreuorescenscent t ImmImmunoaunoassayssay atatau au FIFIA)A), , asasai ai beberrllababel el rradadiioioissototopop (( Radioimmunoassay Radioimmunoassay atau RIA), asai berlabel luminescent (atau RIA), asai berlabel luminescent ( Lumin Luminescent escent ImmunoaImmunoassayssay aattaau u LLIIAA)), , aassaai i bbeerrllaabbeel l eennzziim m ((  E  Enzynzyme me ImImmumunonoassassayay aattaau u EIIAE A)),,  Immunochromatographic Assay

 Immunochromatographic Assay atau ICA dan uji imunoperoksidase.atau ICA dan uji imunoperoksidase.11

Yalow dan Berson mengembangkan metode

Yalow dan Berson mengembangkan metode  Radio Radioimmunoimmunoassay assay (RIA)(RIA) pada tahunpada tahun 1959

1959 dendengan gan menmenggunggunakan akan lablabel el radradioaioaktiktif f yanyang g dapdapat at menmengidgidententifiifikaskasi i komkomponeponenn immun pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada tahun 1960-an, para peneliti mulai immun pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada tahun 1960-an, para peneliti mulai mencari pengganti metode RIA karena kelemahannya menggunakan radioaktif isotop mencari pengganti metode RIA karena kelemahannya menggunakan radioaktif isotop sebagai label.

sebagai label.22 Kekurangan penggunaan radioaktif tersebut berkaitan dengan keselamatanKekurangan penggunaan radioaktif tersebut berkaitan dengan keselamatan

  petug

  petugas as laborlaboratoriatorium, um, masalmasalah ah pembuapembuangan ngan radioradioaktifaktif, , fasifasilitalitas s laborlaboratoriatorium um khususkhusus dengan persyaratan gedungnya dan mahalnya peralatan yang dibutuhkan.

dengan persyaratan gedungnya dan mahalnya peralatan yang dibutuhkan.33

Kelemahan dari

Kelemahan dari  Radioimmunoassay Radioimmunoassay mendorong para peneliti untuk mencari suatumendorong para peneliti untuk mencari suatu label pengganti yang lebih sederhana, lebih murah, dengan reagen yang dapat tahan lebih label pengganti yang lebih sederhana, lebih murah, dengan reagen yang dapat tahan lebih lama dan dapat dipakai oleh hampir semua laboratorium serta mudah dibuat otomatis. lama dan dapat dipakai oleh hampir semua laboratorium serta mudah dibuat otomatis. Muncullah kemudian gagasan untuk memakai enzim sebagai label dan lahirlah suatu Muncullah kemudian gagasan untuk memakai enzim sebagai label dan lahirlah suatu imunoasai yang baru yaitu

imunoasai yang baru yaitu Enzyme Immunoassays Enzyme Immunoassays (EIA).(EIA).11

Teknik EIA pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 oleh Anton Schuurs sebagai Teknik EIA pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 oleh Anton Schuurs sebagai   peneliti utama dan Bauke van Weemen di laboratorium penelitian NV Organon, Oss,   peneliti utama dan Bauke van Weemen di laboratorium penelitian NV Organon, Oss,

Bel

(2)

menggunakan plate mikrotiter-96 sumur. Tes ini kemudian menjadi EIA yang pertama kali dikomersilkan dan kemudian diikuti oleh tes diagnostik mikrobiologi dan virologi lain seperti antigen Hepatitis B "e" (HBe), antibodi Rubella, antibodi Toxoplasma dan

antibodi Human Immunodeficiency Virus pada tahun 1980-an.3

II. DEFINISI

  Enzyme immunoassay (EIA) adalah tes untuk mendeteksi antigen atau antibodi dengan penambahan enzim yang dapat mengkatalisa substrat sehingga terjadi perubahan warna.2,4

Metode EIA menggunakan sifat katalisa dari enzim untuk mendeteksi dan menghitung jumlah reaksi imunologi. Gabungan antibodi berlabel enzim atau antigen   berlabel enzim digunakan pada pemeriksaan imunologi. Enzim dan substratnya

mendeteksi keberadaan dan jumlah antigen atau antibodi yang terdapat pada sampel  pasien.2

Untuk dapat digunakan pada EIA, enzim harus memenuhi kriteria :

- Stabilitas tinggi

- Spesifitas tinggi

- Tidak mengandung antigen atau antibodi

- Tidak ada perubahan oleh inhibitor dalam sistem.2

Tabel 1. Enzim-enzim yang Digunakan pada EIA2

Enzim Sumber Acetylcholinesterase Alkaline phosphatase β-Galactosidase Glucose oxidase Glocose-6-phosphatase dehydrogenase (G6PD) Lysozyme Malate dehydrogenase Peroxidase  Electrophorous electicus  Escherichia coli  Escherichia coli  Aspergillus niger   Leuconostoc mesenteroides Putih telur  Jantung babi Lobak 

Enzim berlabel yang sering digunakan yaitu horseradish peroxidase, alkaline

(3)

 Enzyme Immunoassay (EIA) memiliki keuntungan dan kerugian, yaitu : A. Keuntungan

1. Tes yang sensitif dapat diperoleh dengan efek penguatan dari enzim.

2. Reagen relatif murah dan jangka waktunya panjang.

3. Dapat menghasilkan tes multiple secara simultan.

4. Dapat menghasilkan konfigurasi tes dengan variasi yang luas.

5. Tidak ada bahaya radiasi selama pemberian label atau pembuangan sampah. B. Kerugian

1. Pengukuran aktivitas enzim dapat lebih kompleks dibandingkan dengan

 pengukuran dengan beberapa tipe radioisotop.

2. Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh konstitusi plasma.

3. Pada saat ini tes homogen memiliki sensitivitas 10-9M dan tidak sesensitif  radioimmunoassay.

4. EIA homogen untuk protein yang besar dapat dihasilkan tetapi membutuhkan

reagen imunokimia yang kompleks.5

III.METODE

Pada tes EIA, sebuah manik plastik atau plat plastik dilapisi dengan antigen (contoh: virus). Antigen bereaksi dengan antibodi pada serum pasien. Manik atau plat kemudian di inkubasi dengan sebuah gabungan enzim-antibodi berlabel. Jika terdapat antibodi, gabungan tersebut bereaksi dengan kompleks antigen-antibodi pada manik atau plate. Aktivitas enzim diukur dengan spektrofotometer setelah penambahan substrat kromogenik spesifik. Misalnya, peroksidase mengkatalisa substratnya, o-dianisidine, menyebabkan perubahan warna. Pada beberapa kit , tes EIA dapat dibaca secara langsung (visual).2,6

Hasil pada tes EIA dapat juga dinilai dengan membandingkan hasil spektofometer  serum pasien dengan referensi serum kontrol. Keunggulan tes secara objektif adalah hasilnya tidak tergantung dari interpretasi teknisi. Pada umumnya prosedur EIA lebih

(4)

A. Deteksi Antigen

EIA tipe deteksi antigen terdiri atas 4 langkah “

1. Antibodi yang spesifik terhadap antigen dilekatkan pada suatu permukaan fase

 padat (a solid-phase surface) atau suatu manik-manik plastik.

2. Ditambahkan serum pasien yang mungkin mengandung atau tidak mengandung

antigen.

3. Ditambahkan suatu antibodi yang spesifik terhadap antigen tertentu yang berlabel

enzim (conjugate).

4. Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi perubahan warna jika terdapat

enzim. Warna yang terbentuk sesuai dengan jumlah antigen yang terdapat pada sampel pasien.2,4

Gambar 1. Langkah-langkah pemeriksaan EIA tipe antigen detection.4

(5)

EIA antibody detection terdiri dari 3 tipe yaitu noncompetitive EIA, competitive EIA dan capture EIA.

a. Noncompetitive EIA

1. Antigen yang spesifik dilekatkan pada suatu permukaan fase padat

(manik-manik plastik atau sumur mikrotiter).

2. Ditambahkan serum pasien yang mungkin mengandung atau tidak 

mengandung antibodi.

3. Ditambahkan antibodi yang spesifik terhadap antibodi sebelumnya yang

telah dilabel dengan enzim (conjugate).

4. Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi perubahan warna jika

terdapat enzim. Warna yang terbentuk sesuai dengan jumlah antibodi yang terdapat pada sampel pasien.2,4

Gambar 2. Langkah-langkah pemeriksaan noncompetitive EIA.4

b. Competitive EIA

(6)

2. Serum pasien yang mungkin mengandung atau tidak mengandung antibodi ditambahkan ke dalam plate bersama-sama dengan penambahan antibodi berlabel enzim (conjugate) yang akan berkompetisi untuk memperebutkan antigen yang sama.

3. Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi perubahan warna jika

terdapat enzim. Jumlah warna yang terjadi berbanding terbalik dengan jumlah antibodi yang terdapat pada sampel pasien.2,4

Gambar 3. Langkah-langkah pemeriksaan competitive EIA.4

c. Capture EIA

Sebuah capture EIA dirancang untuk mendeteksi tipe spesifik dari antibodi, seperti IgG atau IgM.

(7)

1. Antibodi yang spesifik terhadap IgG atau IgM dilekatkan pada suatu permukaan fase padat (manik-manik plastik atau sumur mikrotiter).

2. Sampel pasien yang mengandung IgG atau IgM ditambahkan.

3. Ditambahkan antigen yang spesifik.

4. Ditambahkan sebuah antibodi yang spesifik terhadap antigen yang berlabel enzim

(conjugate).

5. Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi perubahan warna jika terdapat

enzim. Warna yang terbentuk sesuai dengan jumlah antigen yang spesifik 

terhadap IgG atau IgM yang terdapat pada sampel pasien.2,4

Gambar 4. Langkah-langkah pemeriksaan capture EIA.4

Tabel 2. Klasifikasi EIA dan Contoh Tes :2,4

Tipe EIA Tes

 Antigen Detection •  Hepatitis B surface Antigen

(8)

•  Hepatitis C 

•  Hepatitis B surface Antibody

•  HIV Antibody

• Measles IgG

• Mumps IgG

•  Rubella IgG

• VZV IgG

Competitive EIA •  Hepatitis B core Antibody

Capture EIA •  Arbovirus IgM 

• CMV IgM  •  Hantavirus IgM  • Measles IgM  •  Rubella IgM  • Toxoplasma IgM 

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoyo I. Pengantar Imunoasai Dasar. Airlangga University Press, Surabaya :

(9)

2. Turgeon ML : Immunology & Serology in Laboratory Medicine. 4th ed. Mosby,

St. Louis ; 2009. p 158-61

3. Lequin RM. Enzyme Immunoassay (EIA)/Enzyme-Linked Immunosorbent Assay

(ELISA). Washington DC: American Association for Clinical Chemistry, Inc; [cited 2005 September 22]. Available from: http://intl.clinchem.org

4. Laboratory Services Section. Enzyme Immunoassay (EIA). Texas: Texas

Department of State Health Services; [updated 2004 December 1]. Available from: www.dshs.state.tx.us/lab/serology_eia.shtm

5. Henry J.B.MD : Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 21st

ed. WB Saunders Co, Philadelphia ; 2007. p 803-8

6. Turgeon ML : Clinical Laboratory Science, The Basics Routine Techniques. 5th

Gambar

Tabel 1. Enzim-enzim yang Digunakan pada EIA 2
Gambar 1. Langkah-langkah pemeriksaan EIA tipe antigen detection. 4 B. Deteksi Antibodi
Gambar 2. Langkah-langkah pemeriksaan noncompetitive EIA. 4
Gambar 3. Langkah-langkah pemeriksaan competitive EIA. 4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Mahasisa dapat membuat Aeraca Saldo, mengerjakan jurnal penyesuaian, menyusun Dorksheet, mengerjakan jurnal penutup.. Aamun angka#angka yang terdapat di dalamnya belum

Jika ada lipstick merek lain yang harganya lebih murah dari Wardah kosmetik, ada kemungkinan untuk mencoba beralih, namun dilihat dulu apakah. warnanya sesuai

Perusahaan menjadikan dividen sebagai alat untuk mengatasi masalah keagenan yang terjadi dalam struktur kepemilikan terkonsentrasi yaitu antar pemegang saham

Hendaknya pelaksanaan Program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPKP) di Desa Pancakarsa 1 Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato ini dapat dilanjutkan untuk masa

tercatat sebagai daerah dengan pengguna KB di sumber pelayanan swasta yang. cukup tinggi, seperti yang terlihat pada

Tujuan pengembangan usaha agribisnis oleh pondok pesantren selain untuk menambah pemasukan finansial bagi pengembangan pondok pesantren juga sebagai sarana pendidikan dan pelatihan

Menurut Depdiknas (2007) kompetensi pedagogik untuk guru mata pelajaran meliputi beberapa kompetensi inti meliputi: (1) Menguasai karakteristik peserta didik dari

Kemudian penyelesaian hambatan yang telah teridentifikasi di atas adalah pada prinsip manajemen pada pendekatan faktual dalam pengambilan keputusan dapat