• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PELAKSANAAN PENELITIAN. Konsep (variabel) penelitian yang tergolong sentral dalam penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PELAKSANAAN PENELITIAN. Konsep (variabel) penelitian yang tergolong sentral dalam penelitian"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

71 3.1 Konsep Variabel Penelitian

3.1.1. Konsep TKW legal dan ilegal

Konsep (variabel) penelitian yang tergolong sentral dalam penelitian ini adalah; konsep Tenaga Kerja Wanita Indonesia ilegal, dan legal yang selanjutnya disingkat TKW ilegal, dan TKW legal. Untuk memudahkan identifikasi variabel pokok ini dalam pengamatan, maka de facto yang dimaksud dengan TKW ilegal dalam penelitian ini adalah; “Tenaga Kerja Wanita Indonesia yang memasuki wilayah dan bekerja di negara lain, tanpa dilengkapi ijin tinggal dan visa kerja yang sah di negara tujuan, serta bekerja tanpa surat kontrak kerja dan dokumen lain yang sah menurut hukum di negara tujuan”. Jadi konsep tenaga kerja wanita (TKW) ilegal ini merujuk kepada pekerja wanita yang berasal dari tiga Kabupaten di Jawa Timur, yang memasuki wilayah politik negara lain dan bekerja tanpa dilindungi oleh dokumen keemigrasian yang sah yang dapat dilihat dari indikator- indikator; kepemilikan Paspor yang sah, eksit permit, sertifikat kesehatan, visa (izin tinggal dan izin kerja) dari pemerintah negara tujuan (yang dapat dilihat dari dokumen perjanjian kerja dengan majikan atau perusahaan di negara tujuan). Sebaliknya, TKW legal adalah mereka yang memasuki wilayah

(2)

negara lain dengan segala kelengkapan dokumen keemigrasian yang sah yang dapat dibuktikan melalui indikator-indikator tersebut di atas.

3.1.2. Pendidikan Individu TKW (X1)

Variabel ini dapat didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang mampu dan pernah dicapai oleh individu TKW; yang diukur dari jenjang pendidikan yang ditamatkan serta indikator kepemilikan ijazah terakhir dari jenjang pendidikan yang telah ditempuhnya itu.

3.1.3. Luas Pemilikan Lahan Di Desa Asal. (X2)

Variabel ini dapat didefinisikan sebagai luas tanah pertanian yang dimiliki dan dikuasai oleh TKW dan keluarganya di desa asal, sebagai sumber produksi utama keluarganya, yang dinyatakan ke dalam satuan meter persegi.

3.1.4. Pendapatan Di Desa Asal. (X3)

Variabel ini dapat di definisikan sebagai keseluruhan penghasilan suami istri dan anak yang sudah bekerja; rata-rata dalam satu bulan, dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang masih hidup yang menjadi tanggungan keluarga TKW.

(3)

3.1.5. Perolehan Pekerjaan di Desa Asal. (X4)

Variabel ini dapat di definisikan sebagai peluang responden untuk memperoleh jenis pekerjaan tertentu di daerah asal sebelum memutuskan bermigrasi ke luar negeri menjadi TKW. Peluang memperoleh pekerjaan ini diukur dengan kriteria bekerja atau tidak bekerja saat masih berada di desa asalnya.

3.1.6. Dorongan Keluarga (X5)

Variabel ini dapat didefinisikan sebagai besar kecilnya dorongan keluarga (dalam hal ini; Suami, Orang tua, Saudara dan Anak kandung) kepada calon migran (TKW) pada saat proses pengambilan keputusan bermigrasi ke luar negeri baik secara legal maupun secara ilegal.

3.1.7. Lingkungan TKW.(X 6)

Variabel ini dapat didefinisikan sebagai kondisi lingkungan TKW di desa asalnya yaitu sukses migran lama di luar negeri, (meliputi : teman satu desa, tetangga dekat, saudara kandung, dan kerabat dekat) yang diukur dari indikator kepemilikan barang-barang kebutuhan sekunder seperti; rumah baru di atas rata-rata rumah orang desa (rumah tembok berpagar besi, dengan garasi mobil ) atau rumah bertingkat, kendaraan bermotor baru, barang-barang elektronik, pemilikan Hand Phone dan pakaian.

(4)

3.1.8. Peran Jaringan Migrasi (X 7)

Variabel ini dapat didefinisikan sebagai Peranan jaringan migrasi internasional (Teikong; Petugas Lapangan /PL, PJTKI resmi) di daerah asal migran, yang membantu keseluruhan atau sebagian dari kebutuhan calon TKW dalam proses migrasi hingga sampai di negara tujuan dan memperoleh pekerjaan.

3.1.9. Hambatan Migrasi (X 8)

Variabel ini dapat didefinisikan sebagai rintangan-rintangan dalam proses migrasi yang harus ditempuh oleh calon TKW sebelum ia sampai dan bekerja di negara tujuan, yang dapat dilihat dari indikator-indikator; biaya migrasi, birokrasi emigrasi yang panjang dan waktu keberangkatan yang tidak pasti.

3.1.10. Pengambilan Keputusan Migrasi. (Z)

Variabel Pengambilan Keputusan Bermigrasi berkedudukan sebagai variabel intervening (antara) yang didefinisikan sebagai proses pemilihan sarana dan cara bermigrasi (legal/ilegal) yang dilakukan oleh calon TKW sebelum berangkat ke luar negeri.

(5)

3.1.11. Peningkatan Pendapatan atau Kesejahteraan ( Y)

Variabel ini dapat didefinisikan sebagai upaya TKW untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya melalui peningkatan income yang diukur dari gradasi jawaban responden tentang income yang mereka peroleh di luar negeri (sangat meningkat, cukup meningkat, sama saja, dan tidak meningkat), serta dari indikator pemilikan rumah, barang elektronik dan kendaraan bermotor, dan perubahan pola konsumsi keluarga TKW.

3.2. Metode dan Prosedure Penelitian.

Penelitian ini dirancang menggunakan pendekatan kuantitatif, yang bersifat eksplanatif. Pendekatan ini dipilih untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen tehadap variabel dependen, dengan mengandalkan data hasil disain “expost facto” tentang proses pengambilan keputusan bermigrasi secara legal atau ilegal dari 300 orang responden migran kembali (return-migrant), di tiga Kabupaten yang telah disebutkan di atas. Pemilihan lokasi penelitian, penentuan populasi dan pengambilan sampel serta cara analisis data dalam studi ini dilakukan sebagai berikut;

3.2.1. Penentuan Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian yang memusatkan pada obyek migran kembali Tenaga Kerja Wanita ke luar negeri ini, telah memilih lokasi atau daerah penelitian

(6)

di 15 buah desa dari 6 kecamatan di tiga wilayah Kabupaten di Jawa Timur yang selama dua tahun terakhir paling lengkap mencatat data pengiriman TKW ke luar negeri, yakni Kabupaten Malang, Blitar dan Tulungagung. Ke 15 desa yang menjadi lokasi penelitian ini yakni ; 3 desa di kecamatan Kepanjen, dan 2 desa di kecamatan Sumber Manjing Wetan; Kabupaten Malang ; 3 desa di kecamatan Kanigoro ; 3 desa di kecamatan Garum – Kabupaten Blitar ; 2 desa di Kecamatan Kalidawir dan 2 desa di wilayah Kecamatan Besuki – Kabupeten Tulungagung. Nama-nama desa penelitian dan jumlah responden yang berhasil diwawancarai; selengkapnya dapat diketahui dari Tabel 3.1. berikut ini.

Tabel 3.1 : Lokasi Penelitian dan Jumlah Responden di Tiga Kabupaten di Jawa Timur

Nama Desa Kecamatan Kabupaten

Kategori Responden TKW Legal TKW Ilegal 1.Cempokomulyo 2.Talangagung 3.Kepanjen 4.Ringinsari 5.Sb. Manjing wt 6.Tlogo 7.Kuningan 8.Sawentar 9.Talok 10.Slorok 11.Sidodadi 12.Tanggulturus 13.Tgl welahan 14. Pakisaji 15.Karangtalun 1. Kepanjen 1. Kepanjen 1. Kepanjen 2. Sb.Manjing 2. Sb.Manjing 3. Kanigoro 3. Kanigoro 3. Kanogoro 4. Garum 4. Garum 4. Garum 5. Besuki 5. Besuki 6. Kalidawir 6. Kalidawir Malang Malang Malang Malang Malang Blitar Blitar Blitar Blitar Blitar Blitar Tulungagung Tulungagung Tulungagung Tulungagung 13 12 20 3 2 11 10 21 13 6 4 11 12 8 4 4 7 3 4 3 10 13 8 14 7 6 4 3 29 35 JUMLAH - - 150 150

(7)

Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut, Pertama; pada saat presurvey yang dilakukan untuk penentuan lokasi penelitian ini menunjukkan bahwa, di Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Gresik dan Lamongan memang banyak mengirim TKI ke luar negeri, tetapi tidak tersedia data TKW yang lengkap dan akurat, karena sebagian besar TKW dari wilayah ini bermigrasi ke luar negeri melalui Kabupaten atau Propinsi lain terutama dari Jawa Tengah dan DKI Jakarta. Kedua, di Kabupaten Malang, Blitar dan Tulungagung telah dianggap memenuhi semua kriteria permasalahan penelitian yang sedang dicari jawabannya melalui pendekatan riset lapangan. Ketiga; tiga Kabupaten ini merupakan daerah pengirim TKW terbesar di Jawa Timur, dibandingkan TKI laki-laki, baik yang bermigrasi secara legal maupun yang ilegal ke luar negeri. Keempat; pemilihan daerah penelitian ini juga didasarkan pada data dua tahun terakhir yang diperoleh dari PT. PJTKI atau Perwakilannya yang berkedudukan di Malang, Tulungagung dan Surabaya ( meliputi; PT Surya Jaya Utama, PT Bina Mandiri, PT Sumber Karya Sejahtera, PT.Panutan Langkah Mandiri, PT Asri Cipta Tenaga Kerja, dan PT.Cipta Abdi Nusa) yang masing-masing tercatat pernah mengirim TKW ke berbagai negara rata-rata antara 270 hingga 600 orang TKW setiap tahun. Perusahaan Jasa Pengerah TKW tersebut ada yang memiliki cabang di Surabaya, maupun

(8)

Jakarta, atau sebaliknya. Khusus untuk Kabupaten Tulungagung, data yang dicatat oleh aparat Kecamatan Besuki dan Kalidawir yang sebagian besar mencatat TKW ilegal, juga dimanfaatkan untuk mendapatkan responden TKW ilegal dalam studi ini.

3.2.2. Batasan Populasi Sebelum Penelitian

Sebelum observasi lapangan untuk penentuan sample dikerjakan, populasi penelitian ini dikonsepsikan sebagai ; “semua migran kembali yakni TKW yang pernah bekerja di luar negeri dalam kurun waktu sekurang-kurangnya dua tahun terakhir yang berasal dari desa-desa di Kabupaten Malang, Blitar dan Tulungagung, baik yang legal maupun yang ilegal, serta mereka yang pernah di deportasi sebagai “pendatang haram” atau yang juga disebut TKI ilegal di Malaysia.

Tetapi realita di lapangan ternyata sangatlah berbeda, sebab; tidak semua TKW dapat begitu saja didaftar dan dibuat sebagai kerangka sampel. Berdasarkan kenyataan seperti itu, penentuan batas populasi dan penyusunan kerangka sample penelitian terpaksa diabaikan. Alasan utama untuk mengabaikan penyusunan kerangka sample ini adalah karena; di lapangan ternyata ada sedikitnya 3 (tiga) kategori TKW . Ketiganya meliputi; pertama, kategori TKW legal, yaitu TKW yang memang sejak pertama kali berangkat ke luar negeri, telah memperoleh ijin tinggal dan ijin kerja (visa

(9)

kerja) dari pemerintah /majikan di negara tujuan; kedua, kategori TKW yang bermigrasi secara ilegal ke luar negeri, tetapi dalam proses kemudian di negara tujuan, mendapatkan bantuan dari majikan (kasus calling visa) hingga yang bersangkutan memiliki ijin kerja dan sekaligus ijin tinggal yang sah di negara tujuan. Ketiga, kategori TKW yang pada awalnya berangkat ke luar negeri dilengkapi dokumen emigrasi yang sah serta telah memiliki kontrak kerja pada salah satu majikan di negara tujuan, tetapi dalam proses; mereka ini berpindah pekerjaan sebelum kontrak pertama berakhir, dan bekerja di tempat lain dengan upah yang lebih besar, tetapi tanpa dilindungi perjanjian kerja yang sah. Namun sayangnya, ketiga kategori TKW seperti ini, baru dapat dipastikan (baru bisa diketahui secara pasti) setelah wawancara selesai dikerjakan. Oleh karena itu, dengan mengabaikan kerangka sample, maka proses penentuan calon responden untuk kedua kalinya, dapat dijelaskan selengkapnya dalam uraian berikut ini.

3.2.3. Cara Memilih Responden

Penelitian ini mengambil sasaran pengamatan pada dua kelompok sampel wanita pedesaan yaitu migran kembali yang terbagi menjadi dua kategori : (1) TKW yang beremigrasi secara ilegal dan (2) TKW yang beremigrasi secara legal ke luar negeri dalam kurun waktu satu - dua tahun

(10)

terakhir – yang berasal dari 15 buah desa di Kabupaten Malang, Blitar dan Kabupaten Tulungagung sebagaimana dikemukakan dalam Tabel 3.1. di atas.

Tahap pertama dilakukan pendataan seluruh TKW yang pernah bekerja di luar negeri dalam kurun waktu satu-dua tahun terakhir dan saat penelitian ini dikerjakan mereka sedang kembali ke desa asal (migran kembali) untuk dipakai sebagai kerangka sampel. Proses ini berlangsung selama kurang lebih 1 minggu. Strategi ini dipilih karena asumsi bahwa, diluar hari-hari Raya Idul Fitri diperkirakan tidak banyak TKW yang pulang ke daerah asalnya.

Dalam pelaksanaannya, proses pendataan ini ternyata sangatlah sulit dikerjakan. Ada tiga kendala yang dihadapi saat proses pendataan ini dikerjakan. Pertama, sangat sulit menemukan TKW yang mudik karena mereka tersebar luas di puluhan desa dan belasan Kecamatan. Kendala kedua, sangatlah sulit mendapatkan alamat yang pasti dari TKW yang pulang kembali ke desa asalnya, karena ternyata cukup banyak TKW tidak berangkat dari daerah asalnya, tetapi dari daerah lain, seperti lewat Malang dan Surabaya (bahkan di luar Propinsi asalnya yaitu Jakarta) serta dengan alamat berbeda. Kendala ini masih dibenturkan lagi dengan munculnya stigma dilingkungan masyarakat asal TKW yang bersangkutan. Bahwa sebagian warga di desa asal TKW memberikan “cap” (labeling) kepada para TKW yang sukses itu, sebagai orang yang telah melacurkan diri di luar negeri

(11)

untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar dengan cara yang amat cepat. Dimata sebagian warga (Kec. Kalidawir dan Besuki - Tulungagung), ada anggapan bahwa, sangat tidak mungkin seorang yang hanya berpendidikan SD, MTs atau drop uot SD (tidak makan sekolahan: ungkapan masyarakat setempat) mampu membangun rumah baru dan membeli mobil dari hasil bekerja di luar negeri – jika tidak “menjual diri” di negara tujuan. Stigma seperti itu telah menambah lagi “daftar” kesulitan untuk mendapatkan calon responden TKW ilegal, sebab saat didatangi; mereka akhirnya enggan mengaku sebagai TKW.

Untuk mendapatkan data yang pasti dan akurat tentang TKW legal, digunakan strategi “menyamar” ke 5 (lima) PT. PJTKI yang telah disebutkan dibutir 4. 3.di atas (kecuali PT Bina Mandiri, yang memang sudah sangat kooperatif sejak awal), seolah-olah peneliti sedang menjadi PL bernama Jumanto, dan sudah merekrut TKW yang siap berangkat. Sebelumnya, asisten pengumpul data lapangan sempat ditolak oleh PT. Prayogo Prajogo Sejahtera yang beralamat di Jl. A. Yani Utara (Blimbing-Malang) meskipun sudah menunjukkan surat ijin penelitian dari Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga dan Disnakermobpen, Kabupaten Malang.

Direktur PT ini keberatan dan curiga kalau keperluannya hanya untuk mencari data TKW. Ternyata strategi “penyamaran” itu berhasil dan puluhan

(12)

data TKW yang sedang mudik pun diperoleh dengan alamat yang pasti dan mudah dicari. Tetapi kendala ketiga muncul, karena beberapa TKW yang didatangi langsung di rumahnya, tidak bersedia diwawancarai, akibat stigma yang muncul dilingkungannya (terutama di Kec. Kalidawir), dan beberapa di antaranya sedang dalam proses perceraian (Kec. Sawentar). Jalan keluar yang ditempuh adalah dengan mendekati beberapa tokoh penting (tokoh Agama dan tokoh masyarakat /dan bekas gurunya) yang berpengaruh di lokasi penelitian dan meminta rekomendasinya agar TKW yang sudah ada dalam daftar peneliti dan sedang berada ditempat, bersedia di wawancarai. Dengan cara “Availability Sampling” (Non Random Sampling) akhirnya semua responden (150 orang TKW legal dan 150 orang TKW ilegal) di tiga Kabupaten tersebut dapat diwawancarai.

3.2.4. Cara Pengumpulan Data

Data primer tentang variabel-variabel determinan pengambilan keputusan beremigrasi, proses pengambilan keputusan dan dampak migrasi bagi daerah asal yang bersumber dari TKW sebagaimana disebutkan di atas, telah dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner semi terstruktur meliputi variabel-variabel pokok penelitian sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis penelitian ini, disertai wawancara . Instrumen penelitian berupa kuesioner semi terstruktur tersebut, sudah diuji coba

(13)

terlebih dahulu validitas dan keterandalannya sebelum pengumpulan data dilakukan.

Disamping data primer, data sekunder yang berhubungan dengan ‘policy’ pengiriman TKW (perekrutan, pelatihan, pengiriman, pemantauan dan perlindungan TKW di negara tujuan) dan peraturan tenaga kerja asing di tiap negara juga dikumpulkan dari beberapa lembaga atau institusi yang memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian ini, antara lain dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau Dinas Naker dan Mobilitas Penduduk di tiga Kabupaten penelitian, Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur, BLKTKI, dan PL (Petugas Lapangan) serta Teikong yang ada di lokasi penelitian . Data sekunder tersebut diperlukan terutama untuk menambah wawasan penelitian ini.

3.2.5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam setiap penelitian, data mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena data merupakan representasi dari variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Valid atau tidaknya data yang dikumpulkan akan sangat menentukan kualitas data tersebut. Hal ini bergantung pada validitas instrumen yang digunakan. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang dipakai dalam penelitian ini, maka dilakukanlah uji validitas sebagai berikut :

(14)

3.2.6. Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tersebut tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Alat ukur mempunyai nilai validitas yang tinggi apabila dapat menjalankan fungsinya dengan tepat dan memberikan hasil pengukuran yang sesuai dengan tujuan pengukuran. Sehubungan dengan ketentuan tersebut, Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis, yang menghitung koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya, dengan menggunakan prosedur statistik Pearson”s Product Moment Corelation (Yani. 1999: 28) dengan taraf signifikansi 5 % dan dengan bantuan program komputer SPSS.

3.2.7. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Singarimbun, 1995:140). Suatu alat ukur dikatakan reliabel jika hasil pengukurannya selalu konsisten dalam arti tetap tidak berubah-ubah. Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, telah dilakukan pada

(15)

masing-masing 15 orang TKW (ilegal dan legal) di luar sampel penelitian dan hasilnya diolah dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS. Kriteria pengujian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada ketentuan bahwa, jika reliabilitas suatu instrumen itu memiliki koefisien reliabilitas 0,5 atau lebih, maka instrumen seperti itu dapat dipercaya, sebagai alat pengumpul data.

3.3. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul dari lapangan, selanjutnya dilakukan pengolahan terlebih dahulu (editing dan konversi data) agar data yang tersebar luas dalam item-item kuesioner dapat dibuat lebih ringkas dan lebih sederhana dengan bantuan Program SPSS . Selanjutnya, analisis dilakukan agar data mentah yang didapat dari lapangan mempunyai arti dan makna sehingga dapat menjawab permasalahan yang diajukan . Dengan demikian, analisis data dalam studi ini dilakukan dengan :

3.3.1. Metode analisis statistik deskriptif yakni untuk menggambarkan keadaan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan TKW bermigrasi baik secara legal maupun ilegal ke luar negeri.

3.3.2.Metode analisis statistik diferensial yakni untuk melihat pengaruh di antara variabel-variabel yang tengah diteliti. Untuk tujuan analisis

(16)

data dan pengujian hipotesis, digunakan taraf signifikansi sebesar 5%

Agar sesuai dengan tujuan penelitian, analisis data dilakukan secara kuantitatif untuk menjelaskan dan mendeskripsikan hubungan variabel yang diteliti dengan landasan teori yang dipakai, melalui uraian yang sistematik. Selanjutnya untuk analisis statistik diferensial dilakukan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan ‘path analysis’ (analisis jalur), yakni menggunakan alat analisis AMOS 4.01.

Alasan menggunakan Path Analysis atau analisis jalur ini, adalah karena dengan alat ini dapat dijelaskan tata hitung antar variabel dan hubungan mana yang perlu diperhitungkan karena dianggap penting. Analisis jalur ini memungkinkan dilakukannya analisis terhadap serangkaian hubungan secara simultan sehingga memberikan efisiensi secara statistik (Hair, et al; 1992:17).

Dalam studi ini, analisis jalur digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh; karena dari model yang disusun terdapat keterkaitan hubungan antara sejumlah variabel yang dapat diestimasi secara simultan. Selain itu variabel dependen pada satu hubungan yang sudah ada, akan menjadi varaibel independen pada hubungan selanjutnya. Dalam analisis jalur (path analysis) terdapat beberapa langkah sebagai berikut (Solimun, 2002: 48-55) ;

(17)

1. Merancang model berdasarkan konsep dari teori.

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya diduga bahwa: 1) Faktor pendidikan individu, luas pemilikan lahan, pendapatan, perolehan pekerjaan, dorongan keluarga, lingkungan, peran jaringan migrasi dan hambatan migrasi, berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap pengambilan keputusan TKW untuk beremigrasi secara legal ke Luar Negeri; 2) Faktor pendidikan individu, luas pemilikan lahan, pendapatan, perolehan perkerjaan, dorongan keluarga, lingkungan, peran jaringan migrasi dan hambatan migrasi berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kesejahteraan TKW legal di daerah asal; 3) Pengambilan keputusan bermigrasi secara legal berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kesejahteraan TKW di daerah asal; 4) Faktor pendidikan individu, luas lahan, pendapatan, perolehan pekerjaan, dorongan keluarga, lingkungan, peran jaringan migrasi dan hambatan migrasi, berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap pengambilan keputusan TKW untuk beremigrasi secara ilegal ke Luar Negeri; 5) Faktor pendidikan individu, luas pemilikan lahan, pendapatan, perolehan perkerjaan, dorongan keluarga, lingkungan, peran jaringan migrasi dan hambatan migrasi berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kesejahteraan TKW ilegal di daerah asal; dan 6)

(18)

pengambilan keputusan bermigrasi secara ilegal berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kesejahteraan TKW di daerah asal. Secara teoritis hubungan tersebut, akan nampak seperti pada Gambar 3.1. berikut ini :

Bagan : 3.1 Model Path Analysis Penelitian TKW

Sumber: Diolah dari Bagan: 2.1

Model tersebut bila dinyatakan dalam bentuk persamaan model struktural, maka akan nampak sebagai berikut :

1) Z = a1 + b1.1 X1 + b1.2 X2 + b1.3 X3 + b1.4 X4 + b1.5 X5 + b1.6 X6 + b1.7 X7 + b1.8 X8 + e1 2) Y = a2 + b2.1 Z + e2 Pendidikan Individu (X1) Luas lahan (X2) Pendapatan (X3) Perolehan pekerjaan (X4) Dorongan keluarga (X5) Lingkungan (X6) Peran Jaringan (X7) Hambatan (X8) Keputusan Bermigrasi Legal/Ilegal (Z) Kesejahteraan TKW (Y) d1 d2

(19)

2. Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi.

Asumsi yang melandasi analisis path dalam penelitian ini, adalah:

1) Di dalam model analisis path, hubungan antar variabel adalah linier dan aditif.

2) Hanya model rekursif yang dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran causal ke satu arah, sedangkan pada model yang mengandung causal resiprokal, analisis path tidak dapat dilakukan. 3) Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval.

4) Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel).

5) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasikan) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan.

3. Pendugaan parameter atau perhitungan koefisien path.

4. Pemeriksaan validitas model.

Sahih tidaknya suatu hasil bergantung pada terpenuhi atau tidaknya asumsi yang melandasinya. Asumsi yang melandasi analisis path dalam studi ini adalah :

1) Di dalam model analisis path, hubungan antar variabel adalah linier dan aditif.

(20)

2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran causal ke satu arah. Sedangkan pada model yang mengandung causal resiprokal tidak dapat dilakukan analisis path.

3) Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval.

4) Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel).

5) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasikan) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan.

Dalam penelitian ini uji validitas akan menggunakan program SPSS. 5. Melakukan interpretasi hasil analisis temuan penelitian, serta mencari

implikasi teoritiknya.

3.4. Jangka Waktu Penelitian.

Pengumpulan data primer dan sekunder ini telah dikerjakan selama kurang lebih 1,5 bulan, dengan menurunkan 8 orang enumerator dan 2 orang field supervosor. Di mulai dari Kabupaten Malang dengan menyisir beberapa desa di tiga kecamatan, untuk mendapatkan TKW yang sedang mudik dari luar negeri. Kemudian dua minggu berikutnya, hal yang sama dilakukan di Kabupaten Blitar, dan terakhir di Tulungagung. Semua kegiatan ini dikerjakan antara awal Juli hingga pertengahan Agustus 2006. Minggu ke

(21)

empat Agustus 2006 mulai dilaksanakan proses pengolahan data , dan selama bulan September 2006 proses penulisan laporan akhir.

Gambar

Tabel 3.1 : Lokasi  Penelitian dan Jumlah Responden   di Tiga Kabupaten di Jawa Timur

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

pendidikan dalam waktu 6 (enam) semester maupun karena kesalahan/pelanggaran yang dilakukan oleh Penerima Beasiswa selama masa perkuliahan yang dapat berakibat pada

1) Sikap mental mengutamakan prioritas adalah sikap yang mengarah pada kemampuan dalam mengutamakan prioritas yang lebih penting dari segala sesuatu yang ada

Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018-2023 disusun dengan maksud untuk menjabarkan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan, terutama

"Berdasarkan hasil pengawasan, sampling dan pengujian laboratorium sejak Juni 2008 hingga Mei 2009, Badan POM telah menarik peredaran 60 item obat tradisional dan suplemen

Rata-rata perbedaan mean antara kedua kelompok kontrol 0,62 dan pada kelompok intervensi 0,46 Dan p value untuk kelompok kontrol dan intervensi untuk variabel usia adalah

Pengukuran laju respirasi dilakukan dalam wadah stoples kaca. Perlakuan buah utuh, setengah kupas melintang, setengah kupas membujur dan kupas penuh dimasukkan ke dalam

Pada saat terjadi serangan maka saat terdeteksi oleh sensor yang ada maka akan di cek apakah sesuai dengan policy yang diatur dan action apa yang akan