• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Uuk Pak Faik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Uuk Pak Faik"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MAKALAH

PERUNDANG-UN

PERUNDANG-UNDANGAN DAN

DANGAN DAN ETIKA FARMASI

ETIKA FARMASI

TINDAK PIDANA PENGEDARAN DAN

TINDAK PIDANA PENGEDARAN DAN

PENYALAHGUNAAN SEDIAAN FARMASI TANPA

PENYALAHGUNAAN SEDIAAN FARMASI TANPA

IZIN EDAR 

IZIN EDAR 

””

Disusun Oleh : Disusun Oleh :

Nama

Nama

:

: Fitri

Fitri Ramadhanti

Ramadhanti

NPM

NPM

:

: 2017001246

2017001246

Kelas

Kelas

:

: A

A

Dosen

Dosen Pengampu

Pengampu

:

: Dr.

Dr. Faiq

Faiq Bahfen,

Bahfen, S.H.

S.H.

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA JAKARTA

(2)

2018 2018

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmad,

rahmad, taufik dan taufik dan hidayahnya hidayahnya kepada penulis kepada penulis sehingga sehingga dapat dapat menyelesaikanmenyelesaikan makalah mata kuliah perundang-undangan dan etika farmasi pendidikan profesi makalah mata kuliah perundang-undangan dan etika farmasi pendidikan profesi Apoteker.

Apoteker.

Penyelesaian makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan Penyelesaian makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan  berbagai pihak,

 berbagai pihak, baik baik secara secara langsung maupun langsung maupun tidak tidak langsung. Oleh langsung. Oleh karena karena itu, itu, padapada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :

kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.

1. Prof. Dr. Shirly Kumala, M.Biomed, Apt selaku Dekan Fakultas FarmasiProf. Dr. Shirly Kumala, M.Biomed, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.

Universitas Pancasila. 2.

2. Dra. Titiek Martati, M.Si., Apt. selaku Ketua Program Studi Apoteker FakultasDra. Titiek Martati, M.Si., Apt. selaku Ketua Program Studi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.

Farmasi Universitas Pancasila. 3.

3. Dr. Faiq Bahfen, S.HDr. Faiq Bahfen, S.H selaku Dosen Pengampu mata kuliah perundang-undanganselaku Dosen Pengampu mata kuliah perundang-undangan dan etika farmasi dengan tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dan etika farmasi dengan tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga. memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga. 4.

4. Segenap dosen dan staff Fakultas Farmasi Universitas Pancasila yang telahSegenap dosen dan staff Fakultas Farmasi Universitas Pancasila yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan kelancaran selama penulis menempuh memberikan ilmu yang bermanfaat dan kelancaran selama penulis menempuh  pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.

 pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. 5.

5. Kepada kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukunganKepada kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan dan doanya untuk tetap semangat dalam menyelesaikan makalah ini.

dan doanya untuk tetap semangat dalam menyelesaikan makalah ini. 6.

6. Seluruh pihak secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut membantuSeluruh pihak secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini.

dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, namun Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, namun kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semu

kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semu a.a.

Jakarta, Juni 2018 Jakarta, Juni 2018

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Halaman Halaman KATA

KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... ii DAFTAR

DAFTAR ISI ISI ... ... iiii

BAB

BAB I I PENDAHULUANPENDAHULUAN……….………. 11

A.

A. Latar Belakang ………Latar Belakang ……… 11 B.

B. Tujuan……… Tujuan……… 22 C.

C. Manfaat Manfaat ………. ………. 22

BAB

BAB II II TINJAUANTINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA ……… ……… 33

A. A. ObatObat ………..……….. 33 B. B. ApotekApotek ………..……….. 44 C. C. PerjanjianPerjanjian ………..……….. 55 D. D. WanprestasiWanprestasi ……… 88 BAB

BAB III III PEMBAHASANPEMBAHASAN……… 1010

BAB

BAB IV IV PENUTUPPENUTUP……… 1414

A. A. Kesimpulan………..Kesimpulan……….. 1414 B. B. SSaran ………aran ……… 1414 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA ... ... 1515

(4)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, membawa masyarakat pada Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, membawa masyarakat pada suatu tatanan hidup yang serba cepat dan praktis. Kemajuan ilmu pengetahuan suatu tatanan hidup yang serba cepat dan praktis. Kemajuan ilmu pengetahuan merupakan penentu bagi suatu peradaban yang modern.

merupakan penentu bagi suatu peradaban yang modern.

Keberhasilan yang dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tentu Keberhasilan yang dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tentu saja membawa suatu negara pada kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya. saja membawa suatu negara pada kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Namun tidak dapat dipungkiri kemajuan di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan Namun tidak dapat dipungkiri kemajuan di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan diiringi dngan meningkatnya penyimpangan dan kejahatan dibidang ekonomi dan diiringi dngan meningkatnya penyimpangan dan kejahatan dibidang ekonomi dan sosial. Ini dapat dilihat di negara maju ataupun dinegara yang sedang berkembang, sosial. Ini dapat dilihat di negara maju ataupun dinegara yang sedang berkembang,  jenis

 jenis penyimpangan penyimpangan dan dan kejahatan kejahatan semakin semakin banyak banyak ragamnya. ragamnya. Semakin Semakin tinggitinggi peradaban suatu bangsa maka semakin maju pula ilmu pengetahuan yang peradaban suatu bangsa maka semakin maju pula ilmu pengetahuan yang berkembang dalam bangsa tersebut. Apabila kemajuan ilmu pengetahuan tidak berkembang dalam bangsa tersebut. Apabila kemajuan ilmu pengetahuan tidak diimbangi dengan semangat kemanusiaan, maka berpengaruh pada akses yang diimbangi dengan semangat kemanusiaan, maka berpengaruh pada akses yang negatif. Munculnya tindak pidana baru pada bidang ilmu pengetahuan yang negatif. Munculnya tindak pidana baru pada bidang ilmu pengetahuan yang berkembang tersebut. Yang menimbulkan gangguan ketenteraman, ketenangan dan berkembang tersebut. Yang menimbulkan gangguan ketenteraman, ketenangan dan sering kali menimbulkan kerugian materil maupun inmateril masyarakat. 2 Tindak sering kali menimbulkan kerugian materil maupun inmateril masyarakat. 2 Tindak pidana merupakan suatu bentuk perilaku penyimpangan yang dalam masyarakat. Yang pidana merupakan suatu bentuk perilaku penyimpangan yang dalam masyarakat. Yang artinya tindak pidana akan selalu ada selama manusia masih ada di muka bumi ini. artinya tindak pidana akan selalu ada selama manusia masih ada di muka bumi ini. Hukum sebagai sarana bagi penyelesaian problematika ini diharapkan dapat memberi Hukum sebagai sarana bagi penyelesaian problematika ini diharapkan dapat memberi solusi yang tepat. Oleh karena itu perkembangan hukum khususnya hukum pidana solusi yang tepat. Oleh karena itu perkembangan hukum khususnya hukum pidana perlu ditingkatkan dan diupayakan secara terpadu.Kodifikasi, unifikasi bidangi-bidang perlu ditingkatkan dan diupayakan secara terpadu.Kodifikasi, unifikasi bidangi-bidang hukum tertentu serta penyusuna Undang-undang baru sangat dibutuhkan untuk hukum tertentu serta penyusuna Undang-undang baru sangat dibutuhkan untuk menjawab semua tantangan dari semakin meningkatnya perkembangan tindak menjawab semua tantangan dari semakin meningkatnya perkembangan tindak pidana.

(5)

Ilmu kesehatan adalah salah satu bidang ilmu yang memahami perkembangan Ilmu kesehatan adalah salah satu bidang ilmu yang memahami perkembangan paling cepat saat ini. Begitu pula dengan perkembangan tindak pidana dibidang ilmu paling cepat saat ini. Begitu pula dengan perkembangan tindak pidana dibidang ilmu kesehatan. Adapun tindak pidana yang terjadi di bidang ilmu kesehatan antara lain : kesehatan. Adapun tindak pidana yang terjadi di bidang ilmu kesehatan antara lain : malpraktek, pemalsuan obat, mengedarkan obat tanpa izin dan transplantasi organ malpraktek, pemalsuan obat, mengedarkan obat tanpa izin dan transplantasi organ manusia.

manusia.

Masalah kesehatan merupakan keprihatinan serius di setiap negara, baik negara Masalah kesehatan merupakan keprihatinan serius di setiap negara, baik negara maju maupun sedang berkembang. Karena kesehatan merupakan salah satu faktor maju maupun sedang berkembang. Karena kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan suatu negara dan merupakan hak asasi manusia. Negara yang menentukan kemajuan suatu negara dan merupakan hak asasi manusia. Negara memiliki kewajiban kepada rakyatnya untuk menyediakan layanan kesehatan dan memiliki kewajiban kepada rakyatnya untuk menyediakan layanan kesehatan dan menetapkan aturan-aturan hukum yang terkait dengan kepentingan kesehatan.

menetapkan aturan-aturan hukum yang terkait dengan kepentingan kesehatan.

Secara awam kesehatan dapat diartikan ketiadaan penyakit. Menurut WHO Secara awam kesehatan dapat diartikan ketiadaan penyakit. Menurut WHO kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Titon Slamet Kurnia, 2007: setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Titon Slamet Kurnia, 2007: 13). Dapat disimpulkan kesehatan itu sangat penting dalam 3 kelangsungan hidup 13). Dapat disimpulkan kesehatan itu sangat penting dalam 3 kelangsungan hidup masyarakat. Jadi apabila terjadi tindak pidana di bidang kesehatan akan menyerang masyarakat. Jadi apabila terjadi tindak pidana di bidang kesehatan akan menyerang langsung masyarakat baik secara materil maupun immateril. Sehingga masyarakat langsung masyarakat baik secara materil maupun immateril. Sehingga masyarakat tindak dapat melangsungkan kehidupannya dengan baik.

tindak dapat melangsungkan kehidupannya dengan baik.

Salah satu kejahatan dalam hukum kesehatan yang marak terjadi pada saat ini Salah satu kejahatan dalam hukum kesehatan yang marak terjadi pada saat ini adalah kejahatan dibidang farmasi. Farmasi adalah suatu profesi yang berhubungan adalah kejahatan dibidang farmasi. Farmasi adalah suatu profesi yang berhubungan dengan seni dan ilmu dalam penyediaan bahan sumber alam dan bahan sintesis yang dengan seni dan ilmu dalam penyediaan bahan sumber alam dan bahan sintesis yang cocok dan menyenangkan untuk didistribusikan dan digunakan dalam pengobatan dan cocok dan menyenangkan untuk didistribusikan dan digunakan dalam pengobatan dan pencegahan suatu penyakit (Moh. Anief, Farmasetika, 1993: 11). Konsumen di pencegahan suatu penyakit (Moh. Anief, Farmasetika, 1993: 11). Konsumen di Indonesia masih cenderung pasif meskipun sudah ada Undang-undang Nomor

Indonesia masih cenderung pasif meskipun sudah ada Undang-undang Nomor 8 Tahun8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang mengatur tentang hak-hak konsumen, 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang mengatur tentang hak-hak konsumen, mewajibkan pelaku serta memberikan bentuk bentuk perlindungan hukum yang mewajibkan pelaku serta memberikan bentuk bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen. Konsumen masih belum sepenuhnya menyadari hak-hak diberikan kepada konsumen. Konsumen masih belum sepenuhnya menyadari hak-hak mereka, sedangkan pelaku usaha juga belum sepenuhnya memenuhi kewajibannya. mereka, sedangkan pelaku usaha juga belum sepenuhnya memenuhi kewajibannya. Kondisi tersebut cenderung untuk mendorong lahirnya berbagai bentuk pelanggaran Kondisi tersebut cenderung untuk mendorong lahirnya berbagai bentuk pelanggaran pelaku usaha terhadap hak konsumen namun pelaku usaha yang bersangkutan tidak pelaku usaha terhadap hak konsumen namun pelaku usaha yang bersangkutan tidak memperoleh sanksi hukum yang mengikat. Oleh karena itu pemerintah selaku pihak memperoleh sanksi hukum yang mengikat. Oleh karena itu pemerintah selaku pihak yang berwenang untuk menegakkan hukum perlindungan 4 konsumen harus bersifat yang berwenang untuk menegakkan hukum perlindungan 4 konsumen harus bersifat

(6)

proaktif dalam melindungi hak-hak konsumen di Indonesia. Terkait dengan sediaan proaktif dalam melindungi hak-hak konsumen di Indonesia. Terkait dengan sediaan farmasi yang akan dibahas, upaya pemerintah untuk melindungi konsumen adalah farmasi yang akan dibahas, upaya pemerintah untuk melindungi konsumen adalah melalui pembentukan lembaga yang bertugas untuk mengawasi pada suatu produk melalui pembentukan lembaga yang bertugas untuk mengawasi pada suatu produk serta memberikan perlindungan kepada konsumen.

serta memberikan perlindungan kepada konsumen.

Suatu perbuatan yang dapat menimbulkan sakit pada orang lain atau bahkan Suatu perbuatan yang dapat menimbulkan sakit pada orang lain atau bahkan menimbulkan kematian merupakan kejahatan dalam Undang-undang. Perbuatan menimbulkan kematian merupakan kejahatan dalam Undang-undang. Perbuatan jahatjahat merupakan suatu perbuatan yang harus dipidana. Dalam hal ini yang bertanggung merupakan suatu perbuatan yang harus dipidana. Dalam hal ini yang bertanggung  jawab

 jawab adalah adalah pihak pihak yang yang ditunjuk ditunjuk Undang-undang Undang-undang berhak berhak mengedarkan mengedarkan obat obat dandan memberikan pelayanan kesehatan masyarakat.

memberikan pelayanan kesehatan masyarakat.

Kebutuhan masyarakat atas perlindungan kesehatan merupakan hal yang tidak Kebutuhan masyarakat atas perlindungan kesehatan merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi. Karena langsung menyerang kebutuhan masyarakat yang primer. bisa ditawar lagi. Karena langsung menyerang kebutuhan masyarakat yang primer. Sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk menegakan aturan perundang-undangan Sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk menegakan aturan perundang-undangan yang ada untuk menanggulangi permasalahan yang semakin kompleks dalam hukum yang ada untuk menanggulangi permasalahan yang semakin kompleks dalam hukum kesehatan. Pada pembahasan kali ini penulis menitikberatkan pada tindak pidana kesehatan. Pada pembahasan kali ini penulis menitikberatkan pada tindak pidana pengedaran dan penyalahgunaan sediaan farmasi tanpa izin edar

pengedaran dan penyalahgunaan sediaan farmasi tanpa izin edar

B.

B. TujuanTujuan

Mengetahui tindak pidana yang akan diberikan oleh oknum yzng Mengetahui tindak pidana yang akan diberikan oleh oknum yzng menyalahgunakan dan mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin edar.

menyalahgunakan dan mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin edar.

C.

C. ManfaatManfaat 1.

1. Meningkatkan pemahaman tenaga kefarmasian dan masyarakat dalam halMeningkatkan pemahaman tenaga kefarmasian dan masyarakat dalam hal tindak pidana yang akan diberikan apabila menyalahgunakan dan tindak pidana yang akan diberikan apabila menyalahgunakan dan mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin edar.

mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin edar. 2.

2. Meningkatkan peran serta pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, masyarakatMeningkatkan peran serta pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi permasalahan penyalahgunaan dan dan pemerintah dalam mengatasi permasalahan penyalahgunaan dan  pengedaran

(7)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

A. A. ObatObat 1.

1. Definisi ObatDefinisi Obat

Pengertian obat secara umum adalah “Suatu

Pengertian obat secara umum adalah “Suatu zat yang digunakan untukzat yang digunakan untuk diagnosa, pengobatan, melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit diagnosa, pengobatan, melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit  pada

 pada manusia manusia atau atau pada pada hewan”. Pengertihewan”. Pengertian an “zat” “zat” yang dimaksudkan yang dimaksudkan adalahadalah meliputi semua bahan, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, binatang meliputi semua bahan, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, binatang maupun bahan-bahan yang dibuat secara sintesis, yang mempunyai jumlah maupun bahan-bahan yang dibuat secara sintesis, yang mempunyai jumlah tunggal atau campuran, bisa digunakan untuk bagian luar dan untuk bagian tunggal atau campuran, bisa digunakan untuk bagian luar dan untuk bagian dalam tubuh manusia atau hewan.

dalam tubuh manusia atau hewan.

2.

2. PenggolongaPenggolongan n ObatObat

Untuk memudahkan pengawasan, penggunaan dan pemantauan, obat Untuk memudahkan pengawasan, penggunaan dan pemantauan, obat digolongkan berdasarkan keamanan (Permenkes No. 725a/1989)

digolongkan berdasarkan keamanan (Permenkes No. 725a/1989) a.

a. Obat BebasObat Bebas Simbol : Simbol :

Obat golongan ini termasuk obat yang paling relatif aman, dapat Obat golongan ini termasuk obat yang paling relatif aman, dapat diperoleh tanpa resep dokter, selain di apotek juga dapat diperoleh di diperoleh tanpa resep dokter, selain di apotek juga dapat diperoleh di warung-warung.

warung-warung.

b.

b. Obat Bebas TerbatasObat Bebas Terbatas Simbol :

Simbol :

Obat golongan ini juga relatif aman selama pemakaiannya mengikuti Obat golongan ini juga relatif aman selama pemakaiannya mengikuti aturan pakai yang ada. Penandaan obat golongan ini adalah adanya aturan pakai yang ada. Penandaan obat golongan ini adalah adanya lingkaran berwarna biru dan 6 peringatan khusus. Sebagaimana Obat lingkaran berwarna biru dan 6 peringatan khusus. Sebagaimana Obat Bebas, obat ini juga dapat diperoleh tanpa resep dokter di apotek, toko obat Bebas, obat ini juga dapat diperoleh tanpa resep dokter di apotek, toko obat atau di warung-warung.

(8)

c.

c. Obat KerasObat Keras Simbol : Simbol :

Golongan ini pada masa penjajahan Belanda disebut golongan G Golongan ini pada masa penjajahan Belanda disebut golongan G (gevaarlijk) yang artinya berbahaya. Disebut obat keras karena ji

(gevaarlijk) yang artinya berbahaya. Disebut obat keras karena ji ka pemakaika pemakai tidak memperhatikan dosis, aturan pakai, dan peringatan yang diberikan, tidak memperhatikan dosis, aturan pakai, dan peringatan yang diberikan, dapat menimbulkan efek berbahaya. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan dapat menimbulkan efek berbahaya. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dokter di apotek. Dalam kemasannya ditandai dengan lingkaran resep dokter di apotek. Dalam kemasannya ditandai dengan lingkaran merah dengan huruf K ditengahnya.

merah dengan huruf K ditengahnya.

d.

d.  Psikotropika Psikotropika Simbol : Simbol :

Psikotropika atau dulu lebih dikenal dengan nama obat keras tertentu, Psikotropika atau dulu lebih dikenal dengan nama obat keras tertentu, sebenarnya termasuk golongan obat keras, tetapi bedanya dapat sebenarnya termasuk golongan obat keras, tetapi bedanya dapat mempengaruhi aktivitas psikis.

mempengaruhi aktivitas psikis.

e.

e.  Narkotika Narkotika Simbol : Simbol :

 Narkotika

 Narkotika merupakan merupakan kelompok kelompok obat obat yang yang paling paling berbahaya berbahaya karenakarena dapat menimbulkan addiksi (ketergantungan) dan toleransi. Obat ini hanya dapat menimbulkan addiksi (ketergantungan) dan toleransi. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Karena berbahaya dalam peredaran, dapat diperoleh dengan resep dokter. Karena berbahaya dalam peredaran,  produksi, dan pemakaiannya

 produksi, dan pemakaiannya narkotika diawasi secara ketat.narkotika diawasi secara ketat.

B.

B. ApotekApotek 1.

1. Definisi ApotekDefinisi Apotek

Apotek adalah suatu tempat tertentu dimana dilakukan pekerjaan Apotek adalah suatu tempat tertentu dimana dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Peran kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Peran apotek adalah sebagai sarana atau sebagai tempat pelayanan kesehatan yang apotek adalah sebagai sarana atau sebagai tempat pelayanan kesehatan yang

(9)

2.

2. Kewajiban Apotek Sebagai Sarana Kewajiban Apotek Sebagai Sarana Pelayanan KesehataPelayanan Kesehatann

Pengelolaan apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi Pengelolaan apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yaitu sebagai tempat pembuatan, pengolahan, peracikan, masyarakat yaitu sebagai tempat pembuatan, pengolahan, peracikan,  pengubahan bentuk, pencampuran dan

 pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat penyerahan obat atau bahan obat atau bahan obat sertaserta  penyimpanan,

 penyimpanan, penyaluran penyaluran dan dan penyerahan penyerahan perbekalan perbekalan farmasi farmasi Apotek Apotek wajibwajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan. Apoteker wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan. Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan obat.

memberikan informasi yang berkaitan dengan obat.

C.

C. PerjanjianPerjanjian 1.

1. Definisi Definisi PerjanjPerjanjianian

Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Beberapa ahli lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Beberapa ahli memberikan definisi atau pengertian mengenai perjanjian yang mana sering memberikan definisi atau pengertian mengenai perjanjian yang mana sering dikaitkan dengan adanya suatu persetujuan ataupun perikatan. Perjanjian adalah dikaitkan dengan adanya suatu persetujuan ataupun perikatan. Perjanjian adalah hubungan hukum antara dua orang atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk hubungan hukum antara dua orang atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Peristiwa tersebut akan menimbulkan adanya suatu menimbulkan akibat hukum. Peristiwa tersebut akan menimbulkan adanya suatu hubungan yang disebut

hubungan yang disebut perikatan. perikatan. Perikatan diartikan sebagai suatu Perikatan diartikan sebagai suatu perhubunganperhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu  berhak

 berhak menuntut menuntut sesuatu sesuatu hal hal dari dari pihak pihak yang yang lain, lain, dan dan pihak pihak yang yang lainlain  berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Hubungan antara perikatan  berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Hubungan antara perikatan dandan  perjanjian adalah bahwa p

 perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menimbulkan erjanjian itu menimbulkan perikatan.perikatan. 2.

2. Asas-Asas Dalam PerjanjianAsas-Asas Dalam Perjanjian a.

a. Asas konsensualimeAsas konsensualime

Menurut asas ini suatu perjanjian telah ada sejak saat tercapainya kata Menurut asas ini suatu perjanjian telah ada sejak saat tercapainya kata sepakat antara para pihak mengenai pokok

sepakat antara para pihak mengenai pokok perjanjian.perjanjian.  b.

 b. Asas kebebasan berkontrakAsas kebebasan berkontrak

Asas ini berkaitan erat dengan isi dari

Asas ini berkaitan erat dengan isi dari suatu perjanjian.suatu perjanjian. c.

c. Asas itikad baikAsas itikad baik

Menurut asas ini pelaksanaan suatu perjanjian harus dilakukan tidak Menurut asas ini pelaksanaan suatu perjanjian harus dilakukan tidak  bertentangan dengan k

(10)

d.

d. Asas kekuatan mengikat (Asas kekuatan mengikat ( pacta sunt servanda pacta sunt servanda)) Asas ini memberikan pengertian bahwa

Asas ini memberikan pengertian bahwa setiap perjanjian yang dibuat secarasetiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagi Undang-Undang bagi mereka

sah berlaku sebagi Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya.yang membuatnya. e.

e. Asas mengikatkan diriAsas mengikatkan diri

Memberikan pedoman bahwa hak dan kewajiban yang timbul dari Memberikan pedoman bahwa hak dan kewajiban yang timbul dari  perjanjian hanyalah un

 perjanjian hanyalah untuk para pihak itu sendtuk para pihak itu sendiri.iri.

3.

3. Syarat Sah PerjanjianSyarat Sah Perjanjian

 Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.

Yaitu kedua belah pihak dalam perjanjian tersebut harus sepakat, Yaitu kedua belah pihak dalam perjanjian tersebut harus sepakat, setuju, sependapat mengenai hal yang pokok dari perjanjian yang dibuat. setuju, sependapat mengenai hal yang pokok dari perjanjian yang dibuat. Apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu, juga dikehendaki oleh pihak Apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu, juga dikehendaki oleh pihak yang lainnya.

yang lainnya.

 Kecapakan untuk membuat suatu perjanjianKecapakan untuk membuat suatu perjanjian

Dalam perjanjian penjualan obat daftar G yang dibuat antara konsumen Dalam perjanjian penjualan obat daftar G yang dibuat antara konsumen dan apotek, para pihak di dalam perjanjian dinyatakan telah cakap dalam dan apotek, para pihak di dalam perjanjian dinyatakan telah cakap dalam membuat perjanjian, para pihak telah dewasa dan tidak sedang dalam membuat perjanjian, para pihak telah dewasa dan tidak sedang dalam  pengampuan

 pengampuan maupun maupun dilarang dilarang oleh oleh undang-undang undang-undang untuk untuk membuat membuat dandan terikat akan suatu perjanjian.

terikat akan suatu perjanjian.

 Suatu hal tertentuSuatu hal tertentu

Adanya suatu prestasi yang harus dilakukan oleh debitur. Apa yang Adanya suatu prestasi yang harus dilakukan oleh debitur. Apa yang diperjanjiakan mengenai hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak harus diperjanjiakan mengenai hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak harus dipenuhi sehingga tidak timbul perselisihan dikemudian hari. Syarat ini dipenuhi sehingga tidak timbul perselisihan dikemudian hari. Syarat ini menghendaki agar barang yang menjadi obyek perjanjian paling sedikit harus menghendaki agar barang yang menjadi obyek perjanjian paling sedikit harus ditentukan jenisnya, artinya bahwa barang itu sudah ada atau sudah berada di ditentukan jenisnya, artinya bahwa barang itu sudah ada atau sudah berada di tangan si berhutang pada waktu perjanjian dibuat, tidak diharuskan oleh tangan si berhutang pada waktu perjanjian dibuat, tidak diharuskan oleh undang-undang. Juga jumlahnya tidak perlu disebutkan, asal saja kemudian undang-undang. Juga jumlahnya tidak perlu disebutkan, asal saja kemudian dapat dihitung atau ditetapkan.

dapat dihitung atau ditetapkan.

 Suatu sebab yang halalSuatu sebab yang halal

Hal yang dimaksud dengan sebab yang halal adalah isi dari perjanjian Hal yang dimaksud dengan sebab yang halal adalah isi dari perjanjian

(11)

dicapai. Isi perjanjian yang dibuat antara Apotek dengan konsumen dalam dicapai. Isi perjanjian yang dibuat antara Apotek dengan konsumen dalam  penjualan

 penjualan obat-obatan obat-obatan daftar daftar G G nyata-nyata nyata-nyata memuat memuat suatu suatu sebab sebab yangyang halal, dimana perjanjian tidak bertentangan dengan moral dan tidak halal, dimana perjanjian tidak bertentangan dengan moral dan tidak dilarang oleh undang-undang yang berlaku.

dilarang oleh undang-undang yang berlaku.

4. Subyek Dalam Perjanjian 4. Subyek Dalam Perjanjian

Perjanjian terjadi karena adanya hubungan hukum antar

Perjanjian terjadi karena adanya hubungan hukum antar dua orang atau lebih,dua orang atau lebih, yaitu sebagai kreditur dan debitur.

yaitu sebagai kreditur dan debitur. Kreditur dan debitur tersebut merupakan subyekKreditur dan debitur tersebut merupakan subyek dalam suatu perjanjian. Kreditur adalah orang yang mempunyai hak atas prestasi, dalam suatu perjanjian. Kreditur adalah orang yang mempunyai hak atas prestasi, sedangkan debitur adalah orang yang wajib

sedangkan debitur adalah orang yang wajib memenuhi pelaksanaan suatu prestasi.memenuhi pelaksanaan suatu prestasi.

5. Unsur-Unsur Dalam Perjanjian 5. Unsur-Unsur Dalam Perjanjian

a. Unsur essentialia. a. Unsur essentialia.

Mutlak harus dimasukkan ke dalam

Mutlak harus dimasukkan ke dalam perjanjian.perjanjian.  b. Unsur naturalia.

 b. Unsur naturalia.

Yaitu unsur pelengkap, dianggap ada dan

Yaitu unsur pelengkap, dianggap ada dan melekat pada perjanjian.melekat pada perjanjian. c. Unsur accidentalia.

c. Unsur accidentalia.

Unsur perjanjian yang melekat, tegas diperjanjikan oleh para pihak. Unsur perjanjian yang melekat, tegas diperjanjikan oleh para pihak.

6. Perjanjian Jual Beli 6. Perjanjian Jual Beli

Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Unsur-unsur pokok perjanjian jual untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Unsur-unsur pokok perjanjian jual  beli adalah adanya barang dan harg

 beli adalah adanya barang dan harga, sehingga timbul hak dan kewajiban. Pena, sehingga timbul hak dan kewajiban. Penjualjual mempunyai kewajiban, untuk menyerahkan hak milik atas barang yang diperjual mempunyai kewajiban, untuk menyerahkan hak milik atas barang yang diperjual  belikan

 belikan serta serta menanggung menanggung kenikmatan kenikmatan tentram tentram atas atas barang barang tersebut tersebut dandan menanggung terhadap cacat-cacat yang tersembunyi. Kewajiban pihak pembeli menanggung terhadap cacat-cacat yang tersembunyi. Kewajiban pihak pembeli ialah membayar harga pembelian pada waktu dan ditempat sebagaimana ialah membayar harga pembelian pada waktu dan ditempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian.

(12)

D.

D. WanprestasiWanprestasi 1.

1. Definisi Definisi WanpresWanprestasitasi

Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang artinya prestasi Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang artinya prestasi  buruk.

 buruk. Wanprestasi Wanprestasi adalah adalah suatu suatu sikap sikap dimana dimana seseorang seseorang tidak tidak memenuhimemenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang telah ditentukan dalam atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang telah ditentukan dalam  perjanjian

 perjanjian yang yang dibuat dibuat antara antara kreditur kreditur dan dan debitur. debitur. Istilah Istilah mengenaimengenai wanprestasi ini terdapat di berbagai istilah yaitu ingkar janji, cidera janji, wanprestasi ini terdapat di berbagai istilah yaitu ingkar janji, cidera janji, melanggar janji, dan lain sebagainya.

melanggar janji, dan lain sebagainya. 2.

2. Bentuk Bentuk WanprestaWanprestasisi

 Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan.Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan. 

 Melakukan apa yang diperjanjikan, tapi tidak seperti yang diperjanjikan.Melakukan apa yang diperjanjikan, tapi tidak seperti yang diperjanjikan. 

 Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambat.Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambat. 

 Melakukan sesuatu yang oleh perjanjian tidak boleh dilakukan.Melakukan sesuatu yang oleh perjanjian tidak boleh dilakukan.

Wanprestasi memberikan akibat hukum terhadap pihak yang Wanprestasi memberikan akibat hukum terhadap pihak yang melakukannya dan membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pihak melakukannya dan membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pihak yang dirugikan untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk yang dirugikan untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk memberikan ganti rugi, sehingga oleh hukum diharapkan agar tidak ada satu memberikan ganti rugi, sehingga oleh hukum diharapkan agar tidak ada satu  pihak pun yang dirug

 pihak pun yang dirugikan karena wanprestasi tersebut.ikan karena wanprestasi tersebut. 3.

3. UnsurUnsur –  –  Unsur Wanprestasi Unsur Wanprestasi

 Ada perjanjian oleh para pihak;Ada perjanjian oleh para pihak; 

 Ada pihak melanggar atau tidak melaksakan isi perjanjian yang sudahAda pihak melanggar atau tidak melaksakan isi perjanjian yang sudah

disepakati; disepakati;

 Sudah dinyatakan lalai tapi tetap juga tidak mau melaksanakan isiSudah dinyatakan lalai tapi tetap juga tidak mau melaksanakan isi

 perjanjian.  perjanjian. 4.

4. Dasar Hukum WanprestasiDasar Hukum Wanprestasi

(13)

sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap lalai sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap lalai dengan

dengan lewatnya waktu yang ditentukan”.lewatnya waktu yang ditentukan”.

 Pasal 1243 KUHPerdata:Pasal 1243 KUHPerdata: “Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena“Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena

tak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun tak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika telah dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam

dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan”.ditentukan”. Pasal 1236 KUHPerdata dan Pasal 1243 KUHPerdata berupa ganti rugi dalam arti: Pasal 1236 KUHPerdata dan Pasal 1243 KUHPerdata berupa ganti rugi dalam arti: -- Sebagai pengganti dari kewajiban prestasi perikatannya.Sebagai pengganti dari kewajiban prestasi perikatannya.

-- Sebagian dari kewajiban perikatan pokoknya atau disertai ganti rugi atas dasarSebagian dari kewajiban perikatan pokoknya atau disertai ganti rugi atas dasar cacat tersembunyi.

cacat tersembunyi.

-- Sebagai pengganti atas kerugian yang diderita kreditur.Sebagai pengganti atas kerugian yang diderita kreditur.

-- Tuntutan keduanya sekaligus baik kewajiban prestasi pokok maupun ganti rugiTuntutan keduanya sekaligus baik kewajiban prestasi pokok maupun ganti rugi keterlambatannya.

keterlambatannya.

 Pasal 1237 KUHPerdata:Pasal 1237 KUHPerdata: “D“Dalam hal adanya perikatan untuk memberikanalam hal adanya perikatan untuk memberikan

suatu kebendaan tertentu, kebendaan itu semenjak perikatan dilahirkan, suatu kebendaan tertentu, kebendaan itu semenjak perikatan dilahirkan, adalah atas tanggungan si berpiutang. Maka sejak debitur lalai, maka adalah atas tanggungan si berpiutang. Maka sejak debitur lalai, maka resiko atas obyek perikatan menjadi

resiko atas obyek perikatan menjadi tanggungan debitur.”tanggungan debitur.” Pada umumnya Pada umumnya ganti rugi diperhitungkan dalam sejumlah uang tertentu. Dalam hal ganti rugi diperhitungkan dalam sejumlah uang tertentu. Dalam hal menentukan total, maka kreditur dapat meminta agar pemeriksaan menentukan total, maka kreditur dapat meminta agar pemeriksaan  perhitungan

 perhitungan ganti ganti rugi rugi dilakukan dilakukan dengan dengan suatu suatu prosedur prosedur tersendiri tersendiri yangyang diusulkan. Kalau debitur tidak memenuhi kewajiban sebagaimana diusulkan. Kalau debitur tidak memenuhi kewajiban sebagaimana mestinya, maka debitur dapat dipersalahkan, maka kreditur berhak untuk mestinya, maka debitur dapat dipersalahkan, maka kreditur berhak untuk menuntut ganti rugi.

menuntut ganti rugi. 5. Sanksi

5. Sanksi WanprestWanprestasiasi

a. Debitur diharuskan membayar ganti kerugian yang diderita kreditur. a. Debitur diharuskan membayar ganti kerugian yang diderita kreditur.  b. Pemutusan Perjanjian (Ontbinding

 b. Pemutusan Perjanjian (Ontbinding)) c. Peralihan Resiko

c. Peralihan Resiko

d. Membayar biaya perkara apabila diperkarakan di muka persidangan. d. Membayar biaya perkara apabila diperkarakan di muka persidangan.

(14)

BAB III

BAB III

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

Studi Kasus : Studi Kasus :

Surakarta yang menjadi pusat sirkulasi distribusi obat-obatan daftar G, yang Surakarta yang menjadi pusat sirkulasi distribusi obat-obatan daftar G, yang salah satunya melalui apotek. Jual beli antara apotek dengan konsumen obat dapat salah satunya melalui apotek. Jual beli antara apotek dengan konsumen obat dapat dikategorikan sebagai suatu perjanjian. Akibat hukum dari perjanjian tersebut dapat dikategorikan sebagai suatu perjanjian. Akibat hukum dari perjanjian tersebut dapat  berupa pemenuhan suatu

 berupa pemenuhan suatu prestasi atau prestasi atau hak untuk menerima hak untuk menerima suatu prestasi. suatu prestasi. PerjanjianPerjanjian  jual

 jual beli beli obat-obatan obat-obatan daftar daftar G G mempunyai 2 mempunyai 2 (dua) (dua) subyek hukum subyek hukum yaitu penjual yaitu penjual atauatau apotek dan pembeli.

apotek dan pembeli.

Pembeli sebagai salah satu subyek perjanjian jual beli obat-obatan daftar G Pembeli sebagai salah satu subyek perjanjian jual beli obat-obatan daftar G harus membawa resep yang ditandatangani oleh dokter atau copy resep yang telah harus membawa resep yang ditandatangani oleh dokter atau copy resep yang telah ditandatangani oleh apoteker dan mampu membayar atas sejumlah obat yang akan ditandatangani oleh apoteker dan mampu membayar atas sejumlah obat yang akan dibeli. Adapun hak penjual adalah memperoleh pembayaran sejumlah uang dan dibeli. Adapun hak penjual adalah memperoleh pembayaran sejumlah uang dan meneliti atau menolak resep atau copi resep yang dibawa pembeli apabila terdapat meneliti atau menolak resep atau copi resep yang dibawa pembeli apabila terdapat kekurangan. Kewajiban penjual menyediakan dan menyerahkan obat daftar G kepada kekurangan. Kewajiban penjual menyediakan dan menyerahkan obat daftar G kepada  pembeli

 pembeli sesuai sesuai dengan dengan yang yang tertulis tertulis dalam dalam resep resep atau atau copi copi resep resep dan dan memberikanmemberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat. Hak pembeli adalah memperoleh informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat. Hak pembeli adalah memperoleh obat daftar G sesuai resep dan pembeli berhak memilih obat daftar G yang akan obat daftar G sesuai resep dan pembeli berhak memilih obat daftar G yang akan dibeli dalam hal jumlah atau kuantitas. Sedangkan kewajiban pembeli yaitu dibeli dalam hal jumlah atau kuantitas. Sedangkan kewajiban pembeli yaitu membawa resep atau copi resep yang sah dan menyerahkan sejumlah uang atas membawa resep atau copi resep yang sah dan menyerahkan sejumlah uang atas  pembelian obat tersebut.

 pembelian obat tersebut.

Adanya wanprestasi atau terjadinya kelalaian dalam perjanjian penjualan Adanya wanprestasi atau terjadinya kelalaian dalam perjanjian penjualan obat-obatan daftar G oleh apotek di Surakarta, antara lain adalah terjadinya kelalaian obat-obatan daftar G oleh apotek di Surakarta, antara lain adalah terjadinya kelalaian oleh pihak apotek dalam hal pengambilan obat, keterlambatan penerimaan obat yang oleh pihak apotek dalam hal pengambilan obat, keterlambatan penerimaan obat yang telah dibeli oleh pasien, kelalaian dalam hal penggantian atau pembacaan resep atau telah dibeli oleh pasien, kelalaian dalam hal penggantian atau pembacaan resep atau

(15)

dengan menukar obat-obatan daftar G yang telah diterima oleh pembeli. Pembenaran dengan menukar obat-obatan daftar G yang telah diterima oleh pembeli. Pembenaran atas adanya kesalahan dalam pembacaan resep dilakukan dengan datang langsung ke atas adanya kesalahan dalam pembacaan resep dilakukan dengan datang langsung ke rumah pembeli obat daftar G, berdasarkan data yang ada pada resep atau berdasarkan rumah pembeli obat daftar G, berdasarkan data yang ada pada resep atau berdasarkan keterangan dari dokter penulis resep tersebut.

keterangan dari dokter penulis resep tersebut.

Tanggung jawab Pihak Apotek Apabila Terjadi Kesalahan dalam Penjualan Tanggung jawab Pihak Apotek Apabila Terjadi Kesalahan dalam Penjualan Obat-Obatan Daftar G Oleh Apotek di

Obat-Obatan Daftar G Oleh Apotek di SurakartSurakarta :a :

Setiap pekerjaan pasti akan menghadapi masalah-masalah ketika pekerjaan Setiap pekerjaan pasti akan menghadapi masalah-masalah ketika pekerjaan tersebut sedang berlangsung maupun setelah pekerjaan selesai dilakukan. Apotek tersebut sedang berlangsung maupun setelah pekerjaan selesai dilakukan. Apotek dalam menjalankan kegiatan pelayanan kefarmasian kepada konsumen juga dalam menjalankan kegiatan pelayanan kefarmasian kepada konsumen juga menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pelayanan di bidang menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pelayanan di bidang kefarmasian. Masalah yang kadang muncul adalah ketika menyalurkan obat ke kefarmasian. Masalah yang kadang muncul adalah ketika menyalurkan obat ke masyarakat.

masyarakat.

Obat daftar G adalah obat keras yang hanya boleh diserahkan dengan resep Obat daftar G adalah obat keras yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter. Obat-obat tersebut jika dikonsumsi tanpa pengawasan dokter akan dokter. Obat-obat tersebut jika dikonsumsi tanpa pengawasan dokter akan menimbulkan efek samping terhadap tubuh (jantung, hati, lambung, ginjal, dan menimbulkan efek samping terhadap tubuh (jantung, hati, lambung, ginjal, dan lain-lain), baik karena dosis yang berlebihan maupun karena waktu pemakaian yang lain), baik karena dosis yang berlebihan maupun karena waktu pemakaian yang terlalu lama maupun terlalu pendek dan tergantung jenis obat yang dikonsumsi.

terlalu lama maupun terlalu pendek dan tergantung jenis obat yang dikonsumsi.

Diperlukan peran dari apotek dalam memberikan informasi yang jelas kepada Diperlukan peran dari apotek dalam memberikan informasi yang jelas kepada konsumen apabila hendak membeli obat-obatan daftar G. Masih banyak apotek yang konsumen apabila hendak membeli obat-obatan daftar G. Masih banyak apotek yang  jarang

 jarang memberikan memberikan informasi informasi seputar seputar khasiat khasiat obat-obatan obat-obatan daftar daftar G G apabila apabila didi konsumsi oleh konsumen. Banyak pula apotek yang menerima pembelian konsumsi oleh konsumen. Banyak pula apotek yang menerima pembelian obat-obatan daftar G tanpa menggunakan resep dari dokter. Ini merupakan salah satu obatan daftar G tanpa menggunakan resep dari dokter. Ini merupakan salah satu  pelanggaran.

 pelanggaran. yang sering dilakukan oleh apotek. Dalam Permenkes Nomor 3 Tahunyang sering dilakukan oleh apotek. Dalam Permenkes Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dalam Pasal 22 ayat (3) menyebutkan :

Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dalam Pasal 22 ayat (3) menyebutkan : “

“ Apotek,  Apotek, Puskesmas, Puskesmas, Instalasi Instalasi Farmasi Farmasi Rumah Rumah Sakit, Sakit, dan dan Instalasi Instalasi Farmasi Farmasi KlinikKlinik hanya dapat menyerahkan Prekursor Farmasi golongan obat keras kepada pasien hanya dapat menyerahkan Prekursor Farmasi golongan obat keras kepada pasien berdasarkan resep dokter”.

berdasarkan resep dokter”.

Dari apa yang dijelaskan dalam pasal diatas dinyatakan bahwa apotek dalam Dari apa yang dijelaskan dalam pasal diatas dinyatakan bahwa apotek dalam menyerahkan obat golongan keras harus menggunakan resep dokter. Resep dokter itu menyerahkan obat golongan keras harus menggunakan resep dokter. Resep dokter itu

(16)

 juga

 juga menjadi menjadi bukti bukti apotek apotek kepada kepada Dinas Dinas Kesehatan. Kesehatan. Jangan Jangan sampai sampai pelanggaran pelanggaran yangyang dilakukan apotek untuk memperoleh keuntungan malah merugikan konsumen. Meskipun dilakukan apotek untuk memperoleh keuntungan malah merugikan konsumen. Meskipun  pelanggaran

 pelanggaran yang yang dilakukan dilakukan oleh oleh apotek apotek atas atas permintaan permintaan dari dari konsumen konsumen tetapi tetapi halhal tersebut tidak dapat dibenarkan. Obat daftar G apabila salah melakukan pemberian tersebut tidak dapat dibenarkan. Obat daftar G apabila salah melakukan pemberian kepada konsumen dapat berakibat fatal akan kesehatan konsumen. Lebih baik apotek kepada konsumen dapat berakibat fatal akan kesehatan konsumen. Lebih baik apotek dalam menjual obat-obat daftar G memberikan informasi yang jelas mengenai khasiat dalam menjual obat-obat daftar G memberikan informasi yang jelas mengenai khasiat dan efek samping kepada konsumen. Apabila ada konsumen yang ingin tetap membeli dan efek samping kepada konsumen. Apabila ada konsumen yang ingin tetap membeli obat-obatan daftar G atau obat keras lainnya tanpa menggunkan resep dari dokter yang obat-obatan daftar G atau obat keras lainnya tanpa menggunkan resep dari dokter yang sah, lebih baik apotek menolaknya. Jangan karena mencari keuntungan, nyawa sah, lebih baik apotek menolaknya. Jangan karena mencari keuntungan, nyawa konsumen menjadi taruhannya.

konsumen menjadi taruhannya.

Kelalaian menimbulkan pertanggung jawaban profesional si pelaku, sebagai Kelalaian menimbulkan pertanggung jawaban profesional si pelaku, sebagai dasar adanya pertanggung jawaban hukum atas apa yang telah dilakukannya. dasar adanya pertanggung jawaban hukum atas apa yang telah dilakukannya. Apoteker sebagai pengelola apotek mempunyai tanggung jawab yang besar atas Apoteker sebagai pengelola apotek mempunyai tanggung jawab yang besar atas terlaksananya pengelolaan apotek. Apoteker sebagai pengelola apotek juga dapat terlaksananya pengelolaan apotek. Apoteker sebagai pengelola apotek juga dapat digugat jika melakukan kesalahan baik yang dilakukan sendiri maupun yang digugat jika melakukan kesalahan baik yang dilakukan sendiri maupun yang dilakukan oleh asisten apoteker, karena asisten apoteker bekerja di bawah dilakukan oleh asisten apoteker, karena asisten apoteker bekerja di bawah  pengawasan

 pengawasan apoteker apoteker kecuali kecuali bila bila kesalahan kesalahan tersebut tersebut jelas jelas tidak tidak disebabkan disebabkan oleholeh kelalaiannya atau ia tidak ikut berperan membantu terjadinya kesalahan tersebut. kelalaiannya atau ia tidak ikut berperan membantu terjadinya kesalahan tersebut.

Wanprestasi yang dilakukan oleh apotek yakni kelalaian dalam hal Wanprestasi yang dilakukan oleh apotek yakni kelalaian dalam hal  pembacaan

 pembacaan resep resep atau atau copi copi resep resep obat obat daftar daftar G G yang yang dibawa dibawa oleh oleh pembeli pembeli maupunmaupun  penyerahan obat

 penyerahan obat pada pada pembeli pembeli dapat dapat segera segera dilakukan dilakukan pembenaran atpembenaran atau au pembetulanpembetulan oleh pihak apotek dengan menukar obat-obatan daftar G yang telah diterima oleh oleh pihak apotek dengan menukar obat-obatan daftar G yang telah diterima oleh  pembeli.

 pembeli. Pembenaran Pembenaran atas atas adanya adanya kesalahan kesalahan dalam dalam pembacaan pembacaan resep resep dilakukandilakukan dengan datang langsung ke rumah pembeli obat daftar G, berdasarkan data yang ada dengan datang langsung ke rumah pembeli obat daftar G, berdasarkan data yang ada  pada

 pada resep resep atau atau berdasarkan berdasarkan keterangan keterangan dari dari dokter dokter penulis penulis resep resep tersebut. tersebut. ApabilaApabila apotek malakukan kelalaian dalam hal ini mengganti jenis obat-obatan daftar G, apotek malakukan kelalaian dalam hal ini mengganti jenis obat-obatan daftar G, yaitu jenis obat generik diganti dengan obat paten. Maka pihak apotek akan yaitu jenis obat generik diganti dengan obat paten. Maka pihak apotek akan  bertanggungjawab

 bertanggungjawab dengan dengan mengganti mengganti semua semua obat-obatan obat-obatan daftar daftar G G yang yang telahtelah diterima dengan obat yang sesuai atau seperti tertera pada resep. Wanprestasi yang diterima dengan obat yang sesuai atau seperti tertera pada resep. Wanprestasi yang

(17)

Pembatalan ini dilakukan oleh pihak pembeli atau dapat juga dilakukan penggantian Pembatalan ini dilakukan oleh pihak pembeli atau dapat juga dilakukan penggantian  biaya kirim oleh pihak apotek.

 biaya kirim oleh pihak apotek.

Dengan diaturnya hah-hak dan kewajiban antara pihak apotek dan konsumen, Dengan diaturnya hah-hak dan kewajiban antara pihak apotek dan konsumen, maka apabila konsumen tidak puas akan pelayanan apotek dapat melakukan gugatan maka apabila konsumen tidak puas akan pelayanan apotek dapat melakukan gugatan melalui Lembaga Perlindungan Konsumen atas dasar hak-hak yang dimilikinya melalui Lembaga Perlindungan Konsumen atas dasar hak-hak yang dimilikinya sebagaimana yang telah disebutkan. Dalam prakteknya, masalah seperti ini biasanya sebagaimana yang telah disebutkan. Dalam prakteknya, masalah seperti ini biasanya diselesaikan antara para pihak terlebih dahulu secara musyawarah tanpa harus ke diselesaikan antara para pihak terlebih dahulu secara musyawarah tanpa harus ke Lembaga Perlindungan Konsumen. Dalam memudahkan proses pengawasan, Lembaga Perlindungan Konsumen. Dalam memudahkan proses pengawasan,  pemerintah

 pemerintah menunjuk menunjuk Badan Badan Pengawas Pengawas Obat Obat dan dan Makanan Makanan (BPOM) (BPOM) untukuntuk melaksanakan fungsi pengawasan di bidang obat dan makanan sehingga mencegah melaksanakan fungsi pengawasan di bidang obat dan makanan sehingga mencegah distribusi obat keras dari sarana legal ke sarana illegal atau perorangan.

(18)

BAB IV

BAB IV

PENUTUP

PENUTUP

A. A. KesimpulanKesimpulan

Perjanjian jual beli obat daftar G antara pihak apotek dengan pembeli dapat Perjanjian jual beli obat daftar G antara pihak apotek dengan pembeli dapat dikategorikan sebagai suatu perjanjian. Di dalam penjualan obat-obatan daftar G dikategorikan sebagai suatu perjanjian. Di dalam penjualan obat-obatan daftar G sering timbul wanprestasi yang dilakukan oleh pihak apotek. Wanprestasi yang sering timbul wanprestasi yang dilakukan oleh pihak apotek. Wanprestasi yang sering terjadi dalam perjanjian jual beli obat daftar G yaitu pengambilan obat sering terjadi dalam perjanjian jual beli obat daftar G yaitu pengambilan obat daftar G yang tidak sesuai prosedur, kelalaian pembacaan resep, dan kesalahan daftar G yang tidak sesuai prosedur, kelalaian pembacaan resep, dan kesalahan  peracikan

 peracikan obat obat daftar daftar G G yang yang dilakukan dilakukan apoteker. apoteker. Pemerintah Pemerintah juga juga berperanberperan dalam melakukan pengawasan penjualan obat-obatan daftar G yang termasuk dalam melakukan pengawasan penjualan obat-obatan daftar G yang termasuk obat keras. Apotek dalam setiap menjual obat daftar G kepada konsumen tidak obat keras. Apotek dalam setiap menjual obat daftar G kepada konsumen tidak  boleh

 boleh sembarangan, sembarangan, karena karena apotek apotek bertanggung bertanggung jawab jawab melaporkan melaporkan setiapsetiap  penjualan

 penjualan obat obat daftar daftar G G kepada kepada pemerintah pemerintah yang yang mana mana tugas tugas ini ini dilakukan dilakukan oleholeh Dinas Kesehatan. Apabila tidak melaporkan maka apotek tersebut dapat dikenai Dinas Kesehatan. Apabila tidak melaporkan maka apotek tersebut dapat dikenai sanksi berupa peringatan sampai sanksi terberat yaitu pencabutan ijin beroperasi. sanksi berupa peringatan sampai sanksi terberat yaitu pencabutan ijin beroperasi. Dalam memudahkan proses pengawasan, pemerintah menunjuk Badan Pengawas Dalam memudahkan proses pengawasan, pemerintah menunjuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melaksanakan fungsi pengawasan di bidang Obat dan Makanan (BPOM) untuk melaksanakan fungsi pengawasan di bidang obat dan makanan sehingga mencegah distribusi obat keras dari sarana legal ke obat dan makanan sehingga mencegah distribusi obat keras dari sarana legal ke sarana illegal atau perorangan.

sarana illegal atau perorangan.

B.

B. SaranSaran 1.

1. Kepada pihak apotek, hendaknya dapat melaksanakan perjanjian jual beliKepada pihak apotek, hendaknya dapat melaksanakan perjanjian jual beli dengan lebih baik sehingga dapat meminimalkan terjadinya wanprestasi. dengan lebih baik sehingga dapat meminimalkan terjadinya wanprestasi. 2.

2. Kepada pihak pembeli sudah seharusnya untuk lebih mentaati danKepada pihak pembeli sudah seharusnya untuk lebih mentaati dan melaksanakan segala peraturan yang menyangkut hak dan kewajibannya. melaksanakan segala peraturan yang menyangkut hak dan kewajibannya. 3.

3. Segala sesuatu yang sudah berjalan baik dan sesuai dengan peraturan hukum,Segala sesuatu yang sudah berjalan baik dan sesuai dengan peraturan hukum, hendaknya tetap dipertahankan serta ditingkatkan.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

https://konsultanhukum.web.id/cara-membedakan-wanprestasi-dan-perbuatan-melawan-hukum-pmh/ (diakses pada tanggal 19 J

melawan-hukum-pmh/ (diakses pada tanggal 19 Juni 2018 pkl 17.00 WIB).uni 2018 pkl 17.00 WIB).

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer).

Putra, Sabillah

Putra, Sabillah et al et al . 2016.. 2016. Tanggung Jawab Apotek Dalam Penjualan Obat-ObatanTanggung Jawab Apotek Dalam Penjualan Obat-Obatan  Daftar

 Daftar G G Di Di Kota Kota Malang Malang Terhadap Terhadap Konsumen Konsumen Yang Yang DirugikanDirugikan . Journal. Journal Diponegoro Law Review Volume 5, Nomor 2. Program Studi S1 Ilmu Diponegoro Law Review Volume 5, Nomor 2. Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro. Hal 1-17.

Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro. Hal 1-17.

Wasallam, Muhammad. 2007.

Wasallam, Muhammad. 2007. Tinjauan Terhadap Tanggung Jawab Apotek dalamTinjauan Terhadap Tanggung Jawab Apotek dalam  Penjualan

 Penjualan Obat-Obatan Obat-Obatan Daftar Daftar G G di di Surakarta.Surakarta.  Surakarta : Universitas  Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel diatas merupakan daftar aset tetap yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan yang tidak ada dalam laporan penyusutan aset tetapnya, tetapi masih

Hubungan yang sangat kuat diduga karena ketersediaan kandungan nutrien pada jenis substrat yang cukup dan juga keadaan lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan

eksperimental yang menggunakan pre dan post test dengan 15 orang dewasa untuk kelompok kontrol dan 15 orang dewasa untuk kelompok eksperimen, yang bertujuan menentukan

Hal ini tentu saja mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengambil kebijakan dalam penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima di Kawasan Kota Tua Jakarta agar

MenurutAndadari dkk (2018;154) menyatakan bahwa “Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan atau pembelian dari

 Skor 1 jika peserta didik mampu menyebutkan alasan tetapi tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan. Keterangan: Total skor

[r]

Bahwa terhadap kewajiban PPID untuk melakukan Pengujian Konsekuensi, Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008