• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELAKSANAKAN PERSIAPAN PEKERJAAN AWAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MELAKSANAKAN PERSIAPAN PEKERJAAN AWAL"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

2005

MELAKSANAKAN PERSIAPAN

PEKERJAAN AWAL

BIDANG KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

M.PTL.KON. 001.(1).A . 01

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

(2)

MELAKSANAKAN PERSIAPAN

PEKERJAAN AWAL

BIDANG KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

Disusun Oleh :

Nana Suhana

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

2005

(3)

MELEKSANAKAN PESIAPAN

PEKERJAAN AWAL

BIDANG KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

Disusun oleh: Nana Suhana

DEPARTEMAN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

2005

M.PTL.KON.001.(1).A 01

(4)

KATA PENGANTAR

Modul M.PTL.KON.001(1).A 01 tentang ’’ MELAKSANAKAN

PERSIAPAN PEKEJAAN AWAL” digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu : melaksanakan

persiapan pekerjaan awal digunakan untuk siswa peserta diklat pada SMK Program Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik.

Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari informasi ditempat kerja yang harus dipahami . mengaplikasikan kebijakan K3 , peraturan kelistrikan seperti PUIL 2000 ,mengujicoba peralatan kerja maupun perlengkapan keselamatan kerja yang ada dibengkel serta mengunakannya pada pelaksanaan kerja dasar,selanjutnya membuat laporan dan memeriksa hasil kerja sesuai SOP. Modul M.PTL.KON.001.(1). A 01 terdiri dari 3 kegiatan belajar. Kegiatan belajar ke-1 membahas mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan dasar,kegiatan ke-2 melaksanakan persiapan pekerjaan dasar dan kegiatan ke-3 membuat laporan hasil pekerjaan dasar.

Pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi masukan-masukan dalam penyusunan Modul ini.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini, sehingga saran dan masukan yang konstruktif sangat penyusun harapkan. Mudah-mudahan modul ini bermanfaat bagi para pembaca / pengguna.

Bandung, 2005 Penyusun,

(5)

DAFTAR ISI MODUL

Halaman

HALAMAN SAMPUL ……….……… i

HALAMAN FRANCIS ……….……….……… ii

KATA PENGANTAR ………..……… iii

DAFTAR ISI ……… v

PETA KEDUDUKAN MODUL ………..……… V PERISTILAHAN/GLOSSARIUM ……….……… viii

BAB I. PENDAHULUAN ………..……… 1

A. DESKRIPSI JUDUL ………..……… 1

B. PRASYARAT ……….……… 1

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……….………… 2

1. Petunjuk Bagi Siswa ……… 2

2. Petunjuk Bagi Guru ……….………… 2

D. TUJUAN AKHIR ……….……… 3

E. STANDAR KOMPETENSI……….……… 4

F. CEK KEMAMPUAN ……….……… 8

BAB II. PEMELAJARAN ……….……… 9

A. RENCANA BELAJAR SISWA………..……… 9

B. KEGIATAN BELAJAR ……….… 11

1. Kegiatan Belajar 1 : Penantar Perlengkapan Kerja 11 a. Tujuan kegiatan belajar 1 ..………. 11

b. Uraian materi 1 ……….……… 11

c. Rangkuman 1 ……… 28

d. Tugas 1 ……….……… 29

e. Tes formatif 1 ……….……… 29

f. Kunci jawaban formatif 1 ……….… 31

g. Lembar Kerja ... 32 2. Kegiatan Belajar 2 : Memeriksa Sistem Pengaman Kelistrikan 33

(6)

a. Tujuan kegiatan belajar 2 ………..……… 33

b. Uraian materi 2 ……….……… 33

c. Rangkuman 2 ……… 57

d. Tugas 2 ……….……… 58

e. Tes formatif 2 ……… 58

f. Kunci jawaban formatif 2 ……… 59

3. Kegiatan Belajar 3 : Menggunakan Peralatan Tangan ...………….... 60 a. Tuju an kegiatan belajar 3 ………..……… 60 b. Uraia n materi 3 ……….……… 61 c. Tes formatif 3 ……… 62 d. Kunc i jawaban formatif 3 ……… 63

BAB III. EVALUASI ……….……… 64

A. PERTANYAAN ……… 64

B. KUNCI JAWABAN ……… 71

C. KRITERIA KELULUSAN ……….………… 72

BAB IV. PENUTUP ……….……… 73

(7)

PETA KEDUDUKAN MODUL

A. Diagram Pencapaian Kompetensi

Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry–multi exit yang dapat diterapkan.

Kedudukan Modul PTL.HAR.011 PTL.KON.002 PTL.KON.001 PTL.HAR.009 PTL.HAR.003 PTL.OPS.002 PTL.OPS.001 PTL.KON.006 PTL.KON.007 PTL.KON.008 PTL.HAR.005 PTL.HAR.001 PTL.HAR.026 PTL.HAR.006 PTL.HAR.002 PTL.OPS.003 PTL.HAR.004 PTL.HAR.008 PTL.OPS.006 PTL.OPS.005 TAMATA N PTL.OPS.004 PTL.HAR.007 PTL.HAR.012 M.PTLKON.001(1)A 01

(8)

Keterangan:

DAFTAR MODUL PROGRAM KEAHLIAM TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK KODE

KOMPETENSI JUDUL KOMPETENSI JUDUL MODUL KODE MODUL KETERANGAN

PTL.KON.001(1)A Melaksanakan persiapan pekerjaan awal Melaksanakan persiapan pekerjaan awal M.PTL.KON.001(1) 01 PTL.KON.002(1).A Menyiapkan bahan kebutuhan kerja Menyiapkan bahan kebutuhan kerja

PTL.KON.007(1).A Memasang sistem perpipaan dan saluran Memasang sistem perpipaan dan saluran PTL.KON. 008(1).A Memasang dan menyambung sistem pengawatan Memasang dan menyambung sistem pengawatan

PTL.HAR.003(1).A Melakukan pekerjaan dasar perbaikan rambu cahaya (Illumination Sign)

Melakukan pekerjaan dasar perbaikan rambu cahaya (Illumination Sign)

PTL.KON.006(1).A Memasang neon sign (aplikasi khusus) Memasang neon sign (aplikasi khusus) PTL.HAR.009(1).A Memelihara panel listrik Memelihara panel listrik

PTL.OPS.001(2).A Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah PTL.OPS.002(2).A Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan tinggi Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan tinggi

PTL.HAR.011(1).A Merawat dan memperbaiki peralatan pengalih daya tegangan rendah

Merawat dan memperbaiki

peralatan pengalih daya tegangan rendah

(9)

KODE

KOMPETENSI JUDUL KOMPETENSI JUDUL MODUL KODE MODUL KETERANGAN

PTL.HAR.006(1).A Melilit dan membongkar kumparan Melilit dan membongkar kumparan PTL.HAR.026(1).A Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik pada mesin-mesin

listrik

Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik pada mesin-mesin listrik

PTL.HAR.001(1).A Melakukan pekerjaan dasar perbaikan peralatan listrik rumah tangga

Melakukan pekerjaan dasar perbaikan peralatan listrik rumah tangga

PTL.HAR.005(1).A Merakit dan menguraikan komponen listrik/elektronika pada peralatan rumah tangga

Merakit dan menguraikan

komponen listrik/elektronika pada peralatan rumah tangga

PTL.OPS.004(1).A Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektromekanik Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektromekanik PTL.OPS.005(2).A Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektronik Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektronik PTL.OPS.006(2).A Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC

PTL.HAR.007(1).A Merakit dan menguraikan komponen elektronika pada rambu cahaya

Merakit dan menguraikan

komponen elektronika pada rambu cahaya

PTL.HAR.012(1).A Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik sistem kendali dan rangkaian terkait

Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik sistem kendali dan rangkaian terkait

PTL.HAR.004(1).A Melakukan pekerjaan dasar perbaikan peralatan penunjang (operasional support)

Melakukan pekerjaan dasar perbaikan peralatan penunjang (operasional support)

(10)
(11)

KEGIATAN BELAJAR 1

PENGANTAR PERLENGKAPAN KERJA

Tujuan Pemelajaran

Setelah peserta Diklat mempelajari pemelajaran 1 ini diharapkan :

 Mampu menginterpretasikan informasi tentang pekejaan ditempat kerja  Mampu mengidentifikasi perkakas/perlengkapan kerja.

 Mampu menggali informasi melalui referensi maupun dari lapangan industri

A. Umum

Perlengkapan kerja sebagai salah satu sub infra struktur komponen kegiatan di workh shop, bengkel atau industri merupakan persyaratan standar pelayanan minimal yang harus dipenuhi, dalam rangka menunjang keselamatan kerja.

Salah definisi mengatakan bahwa :

Standar perlengkapan kerja yang bertalian dengan keselamatan adalah kegiatan bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.

Karena perlengkapan kerja merupakan persyaratan standar baku, maka menyangkut segala sesuatu peralatan yang dipakai, baik secara langsung maupun tidak langsung. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara. Tempat-tempat kerja demikian tersebar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa, dll. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek penting

(12)

sasaran keselamatan kerja, mengingat resiko bahayanya, adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang lebih maju dan mutakhir. Perlengkapan kerja adalah alat bantu pekerjaan dan keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Oleh karena itu perlengkapan kerja dan keselamatan kerja adalah bagian penting dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan juga masyarakat pada umumnya.

Untuk menambah wawasan betapa pentingnya nal tersebut diatas ,kita dapat belajar dari informasi pekerjaan sera kondisi ditempat kerja secara umum sebagai bekal persiapan kerja.

Kemajuan dan perkembangan industrialisasi disamping memberikan kemudahan pada proses produksi, ternyata juga dapat menambah jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja, yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan kerja, proses serta sifat pekerjaan, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan jumlah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan.

Oleh karena itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang merupakan salah satu bagian dari perlindungan tenaga kerja perlu dikembangkan dan ditingkatkan . Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara umum bertujuan :

- Memberikan perlindungan atas keselamatan setiap tenaga kerja dan

orang lain yang berada ditempat kerja, atau dapat disederhanakan bahwa tujuan K3 adalah:

“ MEMBUAT TEMPAT KERJA YANG AMAN DAN NYAMAN BAGI SETIAP ORANG. “

Pengetahuan tentang K3 terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi industri, namun secara dasar atau secara garis besar dapat dijelaskan seperti pada uraian pada berikut dibawah ini.

(13)

B. Kecelakaan dan Pencegahannya

1. Kecelakaan

Kecelakaan terjadi secara tiba-tiba tidak diperkirakan yang seketika.

Tidak peduli betapa kuatnya atau baiknya kesehatan seseorang tetap saja akan dapat tertimpa kecelakaan. Kecelakaan dapat tejadi pada setiap saat serta dimana saja tempatnya.

Kemungkinan akan mengalami kecelakaan tetap ada pada seseorang, siang atau malam, pagi atau sore , bahkan larut malam . Oleh karena sifat kecelakaan yang selalu mengintai secara terus menerus 24 jam sehari , tiap hari dari tiap tahun, tidak pernah mengambil istirahat dan tempatnya dimana saja.

Jika seseorang memikirkan hal tersebut diatas, maka seolah-olah tidak ada satu tempat pun yang betul-betul aman.

Kecelakaan dapat terjadi waktu seseorang sedang berada diperjalanan, sedang berada di tempat olah raga, sedang berada di tempat keja.

Maka dari itu perlu mengambil tindakan pengamanan dimanapun berada atau kemanapun seseorang akan pergi tanpa kecuali.

1.1. Kecelakaan Dapat Mengakibatkan

Permasalahan Yang Serius

Semua permasalahan yang fatal, atau menyebabkan kehilangan anggota badan akan menimbulkan masalah beban finansial bagi tiap keluarga, yang akan menguras simpanan yang disisihkan untuk keperluan lainnya seperti untuk pendidikan anak atau untuk waktu seseorang berpensiun.

MAKA DAPAT DIKATAKAN BAHWA KECELAKAAN SEKETIKA DAPAT MENGUBAH KEHIDUPAN SESEORANG.

JANGAN MEMPERTARUHKAN KESELAMATAN KARENA INGIN DIPUJI KEBERANIAN KITA ATAU SEBALIKNYA, YAITU KETERPAKSAAN KARENA TAKUT PADA ATASAN

(14)

Akibat Kecelakaan tersebut dapat dirasakan secara oleh korban beserta keluarganya dan juga oleh Perusahaan / Industri tempat korban bekerja,antara lain :

1.1.1. Pegawai Korban Kecelakaan a) Sakit, penderitaan, rasa takut (traumatis).

b) Tidak mampu untuk selama-lamanya. ( kehilangan anggota badan ) c) Tidak mampu melaksanakan pekerjaan semula.

d) Efek psykologis , hilangnya kepercayaan diri ( adanya cacat ). e) Kehilangan pendapatan.

f) Tidak dapat / sukar mengikuti kehidupan sosial yang baik.

1.1.2. Keluarga Pegawai

a) Kehilangan seorang yang di cintainya ( meninggal ) b) Kehilangan seorang pencari nafkah untuk keluarganya. c) Menjadi beban keluarga

d) Kegiatan dalam masyarakat menjadi kurang / terbatas.

1.1.3. Kerugian Perusahaan

a) Kerugian berupa turunnya produksi.

b) Penurunan kwalitas dan kwantitas produksi akibat kecelakaan. c) Kerja lembur untuk kehilangan produksi.

d) Penggantian / perbaikan mesin yang rusak. e) Penggantian / perbaikan peralatan yang rusak. f) Penggantian bahan baku yang rusak.

g) Rehabilitasi pegawai yang kecelakaan.

h) Kehilangan waktu kerja dari teman sekerja dan para pengawas  Memberi pertolongan kepada yang bersangkutan

(15)

 Memberi keterangan tentang kecelakaan  Mengikuti sidang team pemeriksaan

 Melatih pegawai yang cacat untuk pekerjaan yang sesuai dengan keadaan fisiknya.

 Biaya perawatan.

 Biaya perusahaan asuransi.

 Hilangnya / berkurangnya hubungan baik dengan para pegawai.

 Hilangnya / berkurangnya hubungan baik dengan para langganan dan hubungan dengan masyrakat.

 Pekerjaan menjadi tidak / kurang menarik bagi para pegawai

1.2. Penyebab Kecelakaan

Penyebab dasar terjadinya kecelakaan ;

a) Kondisi yang tidak aman ( unsafe conditions ), misalnya ; mesin bekerja tanpa

alat perlindungan, peralatan kerja yang sudah tidak layak pakai, instalasi yang tidak memenuhi syarat.

b) Perbuatan yang tidak aman ( unsafe actions ), misalnya ; bekerja tanpa

memakai nalat pelindung diri, kurang hati-hati / sembrono, kurang memahami cara kerja yang aman

c) Takdir (faktor X)

Manusia tidak mampu mencegah datangnya suatu malapetaka karena bencana, apabila yang maha kuasa sudah menghendakinya.

Dari 3 penyebab dasar terjadinya kecelakaan seperti tersebut diatas ada beberapa faktor yang secara umum terhadap kejadian kecelakaan dapat dikelompokkan menjadi 4 ( empat ), yaitu ;

a) Faktor/unsur lingkungan kerja, misalnya ; masalah kebisingan yang tinggi,

penerangan yang kurang mamadai, ventilasi udara yang kurang memenuhi persyaratan, dan lain-lain.

b) Faktor perkakas / mesin, misalnya ; cara penempatan yang tidak sesuai,

tanpa dilengkapi alat perlindungan, atau alat pelindungnya telah usang tapi masih dipakai untuk bekerja.

(16)

c) Faktor manusia / pekerja, misalnya ; bekerja dengan sikap yang tidak wajar,

kurang terampil, kekurangan pada phisik atau mental. d) Faktor Manajemen, sistem manajemen K3 yang tidak baik,

2. Pencegahan Kecelakaan

Demikian luasnya pengaruh yang diakibatkan oleh suatu kecelakaan maka perlu ada usaha / tidakan pencegahan /preventif sehingga resiko kecelakaan dapat dikurangi bahkan dapat dicegah. Salah satunya dengan meningkatkan pemahaman fungsi K3 serta kesadaran semua pihak terkait dalam pengembangan perlengkapan kerja.

2.1. Pengembangan Perlengkapan Kerja

2.1.1.Tujuan menerapkan perlengkapan kerja standar adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas industri

2. Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan

3. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional

4. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. 5. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. 2.1.2. Definisi perlengkapan kerja dan keselamatan kerja.

Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia, maka perlengkapan kerja dan keselamatan kerja didefinisikan seperti berikut :

1. Perlengkapan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja. Kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat,

(17)

kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain. Biaya-biaya sebagai akibat kecelakaan kerja, baik langsung atau tidak langsung cukup bahkan kadang-kadang terlampau besar, sehingga bila diperhitungkan secara nasional hal itu merupakan kehilangan yang berjumlah besar.

2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas dasar wajib lapor kecelakaan dan data konpensasinya dewasa ini seolah-olah relatif rendah dibandingkan dengan banyaknya jam kerja tenaga kerja. Kenyataan ini belum benar-benar menggembirakan, karena dibalik angka-angka tersebut masih terdapat kelemahan-kelemahan pelaporan dan pencatatan kecelakaan yang perlu penyempurnaan. Selain itu, perlu juga penggarapan kepatuhan kewajiban lapor oleh perusahaan-persahaan mengenai kecelakaan kerja

3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor kegiatan ekonomi jelas dapat diobservasi, misalnya :

a. Sektor pertanian yang juga meliputi perkebunan menampilkan aspek-aspek bahaya potensial seperti modernisasi pertanian dengan penggunaan racun-racun hama dan pemakaian alat baru seperti mekanisasi. Sub-sektor perikanan memiliki bahaya khusus terutama penangkapan ikan oleh nelayan. Sub-sektor kehutanan juga mempunyai kekhususan dalam soal keselamatan industri perkayuan.

b. Sektor industri disertai bahaya-bahaya potensial seperti keracunan-keracunan bahan kimia, kecelakaan-kecelakaan oleh karena mesin, kebakaran, ledakan-ledakan dan lain-lain.

c. Sektor pertambangan mempunyai resiko-resiko khusus sebagai akibat kecelakaan tambang, sehingga keselamatan pertambangan perlu dikembangkan secara sendiri. Minyak dan gas bumi termasuk daerah rawan kecelakaan.

d. Sektor perhubungan ditandai dengan kecelakaan-kecelakaan lalu lintas darat, laut dan udara serta bahaya-bahaya potensial pada industri

(18)

pariwisata. Demikian pula, telekomunikasi mempunyai kekhususan-kekhususan dalam resiko bahaya

e. Sektor jasa, walaupun biasanya tidak rawan kecelakaan, juga menghadapkan problematik bahaya kecelakaan khusus

f. Menurut observasi, angka frekwensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang tidak menyebabkan hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu tinggi. Padahal dengan hilangnya satu atau dua jam sehari berakibat kehilangan jam kerja yang besar secara keseluruhan. Upaya secara lebih serentak diperlukan untuk memberantas kecelakaan-kecelakaan ringan demikian.

4. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor penyebabnya. Sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk mencegah kecelakaan, penyebab-penyebab ini harus dihilangkan.

5. 85 % dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia. Maka dari itu, usaha-usaha keselamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam hubungan ini, pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana penting.

6. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal, kecelakaan masih mungkin terjadi, dan dalam hal inilah, peranan kompensasi kecelakaan sebagai suatu segi jaminan sosial bagi meringankan beban penderita sangan penting.

2.1.3. Sasaran utama pengembangan perlengkapan kerja

Sasaran-sasaran utama mengembangkan perlengkapan kerja dalam rangka keselamatan kerja adalah tempat kerja, yang padanya :

1. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan,

(19)

2. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.

3. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dilakukan pekerjaan persiapan.

4. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan.

5. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik dipermukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan

6. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air, maupun udara

7. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang

8. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air 9. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau

rendah

10.Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya timbunan tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting

11.Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang

12.Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran

13.Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah

14.Dilakukan pendidikan atau pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang menggunakan alat teknis)

(20)

15.Dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air.

16.Dilakukan pekerjaan-pekerjaan lain yang berbahaya

2.2. Fungsi Perlengkapan kerja dalam Keselamatan kerja

Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu pemakaian perlengkapan kerja,perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Perlindungan tersebut bermaksud, agar tenaga kerja secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan produktivitas nasional. Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari pelbagai soal disekitarnya dan pada dirinya yang dapat menimpa dan mengganggu dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya. Jelaskan, bahwa keselamatan kerja adalah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja. Dalam hubungan ini, bahaya yang dapat timbul dari mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat kerja, lingkungan, cara melakukan pekerjaan, karakteristik fisik, dan mental daripada pekerjaannya, harus sejauh mungkin diberantas dan atau dikendalikan.

2.3. Perlengkapan Kerja dalam Meningkatkan Produksi dan Produktivitas

Ketersediaan perlengkapan kerja sebagai penunjang keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Produktivitas adalah perbandingan diantara hasil kerja (= out put) dan upaya yang dipergunakan (= input). Perlengkapan kerja yang memadai dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar :

1. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan

(21)

2. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi

3. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi, menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja, sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efisiensi yang tinggi pula 4. Praktek keselamatan tidak bisa dipisah-pisahkan dari keterampilan, keduanya

berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi kelangsungan proses produksi

5. Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi pengusaha dan buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja, sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan pengusaha yang merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi.

2.4. Pencegahan dan Pengendalian Bahaya :

 Menetapkan prosedur kerja berdasarkan analisis, pekerja memahami dan melaksanakannya;

 Aturan dan prosedur kerja dipatuhi;  Pemeliharaan sebagai usaha preventif;  Perencanaan untuk keadaan darurat;  Pencatatan dan pelaporan kecelakaan;  Pemeriksaan kondisi lingkungan kerja;  Pemeriksaan tempat kerja secara berkala; 2.5. Analisa Keselamatan Pekerja ( Job Safety Analysis )

Yang dimaksud dengan Analisa Keselamatan Pekerjaan yang lebih dikenal dengan istilah Job Safety Analysis, adalah ;

(22)

Prosedur untuk mengindentifikasi bahaya yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan guna mendapatkan langkah-langkah penyelesaian supaya bahaya yang akan timbul dapat dihilangkan atau dikontrol dan dihindari.

Tujuan dari pelaksanaan Analisa Keselamatan Pekerjaan atau Job Safety Analysis adalah menyusun prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya potensi bahaya dan penyebabnya yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan, disamping untuk mengeliminasi dan melakukan

tindakan korektif agar tidak terjadi kecelakaan.

Analisa Keselamatan Pekerjaan ini disamping merupakan suatu cara untuk meneliti bahaya yang ada pada setiap langkah kerja dan dicarikan upaya pengendaliannya juga digunakan untuk mengkaji ulang methode kerja, menemukan potensi bahaya dan menentukan tindakan koreksi pada setiap langkah kerja.

Keuntungan yang diperoleh dalam Analisa Keselamatan Pekerjaan, adalah : a. Menemukan adanya potensi bahaya yang akan timbul lebih awal.

b. Menemukan adanya kelemahan pada sistem kerja sebelumnya. c. Menghilangkan / mengontrol tindakan dan kondisi yang berbahaya. d. Menentukan alat pelindung diri yang sesuai dengan kebutuhan.

e. Membuat aturan / standar khusus yang berhubungan dengan pekerjaan. f. Sebagai titik tolak untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat sesuai jadual.

Contoh Lembar Kerja Job Safety Analysis

Pekerjaan :

Dianalisa : Diperiksa : Disetujui :

Tanggal : Tanggal : Tanggal :

(23)

2.6. Melaksanakan Cara Kerja Yang Aman

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam segala jenis pekerjaan dibidang mekanik maupun kelistrikan baik pada instalasi dalam keadaan operasi maupun dalam keadaan tidak operasi (off), sering kali mengalami kejadian /insiden yang mengakibatkan

kerugian bagi Perusahaan / industri, seperti salah trip, human error, dls. Kejadian ini dapat diakibatkan tindakan yang tidak aman dari para personil, tapi juga dapat diakibatkan dari teknis disain / kondisi peralatan itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mengeliminir atau mengurangi insiden tersebut, maka perlu dilakukan tindakan-tindakan pengaman sesuai prosedure pengujian.

Ada beberapa pontensi bahaya dalam pekerjaan kelistrikan seperti contoh uraian berikut dibawah ini.

Contoh Analysis Potensi Bahaya Pekerjaan di Control Panel / Protection Panel

POTENSI BAHAYA ALAT PELINDUNG/ PENGAMAN TINDAKAN PENGAMANAN a. Bahaya listrik 380 volt

Sepatu alas karet - Berhati-hati

- Hindari kabel tanpa isolasi b. Rangkaian CT open

circuit

Grounding panel - Short circuit rangkaian CT sesuai gambar skematik c. Human error atau

salah Trip

 Rambu / tanda panel yang jelas  Prosedure kerja /IKA

 Gunakan gambar wiring yg sesuai / benar

 Pasang tanda /rambu peringatan

 Tutup / halangi terminal yang tdk perlu

(24)

 Blockir rangkaian Trip & intertrip ke relai lain d. Kepala terkena

benda keras

Helm Hati-hati.

e. Kejut listrik Isolasi dan pembumian ELCB ( GPAS )

a. Jangan bergurau pada

saat memasang instalasi. b. Tidak boleh menekan tombol sembarangan. c. Memakai sepatu yang tertutup dan berisolasi baik.

d. Memperbaiki instalasi pada saat aliran listrik padam.

3. Indentifikasi Pekakas dan Perlengkapan kerja

Untuk lebih lengkapnya identifikasi perkakas maupun Perlengkapan Kerja sebaiknya pelajari referensi pada mata Diklat Adaptif Kejuruan Dasar-dasar Teknik Listrik dan Elektronika yang merupakan persyaratan Sebagai contoh dalam modul ini dibahas perkakas maupun perlengkapan utama minimal didalam bengkel listrik sesuai tuntutan K3 serta Persyaratan Umum Instalasi Listrik ( PUIL 2000 ) secara umum.

Semua perkakas dan Perlengkapan Kerja yang digunakan didalam bengkel kerja listrik harus memenuhi ketentuan K# dan PUIL 2000.

Personil yang bekerja harus terlindung secra mekanik maupun scara kelistrikan. Perkakas dan Perlengkapan Kerja sesuai dengan fungsinya merupakan sarana pelindung pekerja dari gangguan mekanik maupun kelistrikan.

3.1. Perkakas

(25)

a. Perkakas tangan

misalnya : Tang kombinasi , tang Pemotong sisi (side cutter flier )

Tang lancip (long nose flier ) seuanya mempunyai handle berisolasi,Obeng – ( flat screwdriver ) ,Obeng + ( Philips screwdriver ) ,macam jenis dan ukuran kikir,macam macam

jenis dan ukuran palu,gergaji besi,rivet flier,alat penitik, jangka kaki, solder listrik dsb.

b. Perkakas mesin

contoh : Mesin bor meja,mesin bor tangan listrik, mesin gerinda, mesin bubut ,mesin pelipat pelat,Pemotong pelat,mesin gegaji dsb. Kesemua perkakas mesin tadi harus memenuhi syarat keselamatan kerja jadi dilengkapi alat pelindung yang sesuai.

c. Perkakas uji

contoh : Tespen,AVOmeter,megger,earth tester dsb.

3.2. Perlengkapan Kerja

Perlengkapan keja merupakan pelindung bagi pekerja terhadap kemungkinan kecelakaan.

Perlengkapan tersebut terbagi 2 jenis bedasarkan penempatannya pemakaiannya,yaitu :

a. Perlengkapan yang yang ditempatkan pada peralatan /perkakas sebagai sarana pelindung bagi yang menggunakannya.

Contohnya. : - Kaca pengaman pada mesin gerinda ( gambar 1 )

(26)

Gambar 1 Kaca Pengaman

Gambar.2

b. Perlengkapan kerja yang harus dipakai oleh orang yang bekerja. Contoh : Pelindung mekanik sperti.:

Helm,sepatu khusus,sarung tangan kulit,sarung tangan karet,kacamata pelindung,pakaian kerja,safety belt (sabuk pengaman,masker,pelindung suara/telinga dll.(gamar 3)

Kaca Pengaman /Pelindung

mesin geinda

(27)

HELM EAR MOF CUKUR PENDEK

TANPA CINCIN & ARLOJI

BAJU TERKANCING RAPIH

CELANA PANJANG TERTUTUP

SEPATU TERTUTUP & BERSOL BAIK KACAMATA BAJU TERKANCING SAMPAI ATAS Sarung tangan Sabuk pengaman GAMBAR 3

PAKAIAN & PERLENGKAPAN KERJA

(28)

C. Rangkuman 1

Perlengkapan kerja sebagai salah satu sub infra struktur komponen kegiatan di workh shop, bengkel atau industri merupakan persyaratan standar pelayanan minimal yang harus dipenuhi, dalam rangka menunjang keselamatan kerja. Salah definisi mengatakan bahwa standar perlengkapan kerja yangf bertalian dengan keselamatan adalah kegiatan bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Karena perlengkapan kerja merupakan persyaratan standar baku, maka menyangkut segala sesuatu peralatan yang dipakai, baik secara langsung maupun tidak langsung. Keselamatan kerja

bersasaran segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara. Tempat-tempat kerja demikian tersebar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa, dll. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja, mengingat resiko bahayanya, adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang lebih maju dan mutakhir.

Perlengkapan kerja adalah alat bantu pekerjaan dan keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Oleh karena itu perlengkapan kerja dan keselamatan kerja adalah bagian penting dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan juga masyarakat pada umumnya.

(29)

2. Lakukan pengamatan secara umum terhadap peralatan kerja yang ada di bengkel atau work shop ?

3. Carilah referensi tentang perelngkapan keja sebagai penunjang keselamatan kerja

4. Perhatikan perlengkapan kerja di industri yang pernah kunjungi, kemudian lakukan identifikasi !

5. Carilah bahan literature yang berkaitan dengan peralatan dan perlengkapan kerja dari perpustakaan sdr !

6. Bandingkan perlengkapan kerja industri besar dengan industri menengah !

e. Tes Formatif 1

(30)

2. Jelaskan pengaruh peralatan dan perlengkapan terhadap produktivitas ! 3. Sebutkan 3 macam keadaan yang merugikan akibat kecelakaan ! 4. Jelaskan fungsi alat-alat berikut :

gambar 4

gambar 5

5. Jelaskan bagian apa saja pengamanan mesin yang harus dilakukan ! 6. Terangkan gambar berikut yang memperlihatkan perlindungan msein

terhadap manusia : a.

(31)

gambar 6

f. Kunci Jawaban Formatif 1

(32)

- melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan

- menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja - meningkatkan produksi dan produktivitas

2. Dengan peralatan dan perlengkapan standar maka kecelakaan, kegagalan dan kerugian akibat kesalahan dapat dieliminir sekecil mungkin. Sehingga tidak terjadi pembengkakan biaya produksi yang tidak perlu. Disamping itu dengan peralatan memadai maka kenyamanan kondisi dan lingkungan krja dapat dikembangkan optimal, sehingga etos dan gairah kerja meningkat pesat.

3. (a) kerusakan

(b) keluhan dan kesedihan (c) kelainan dan cacat

4. a. Pelindung mata dari cahaya / sinar X dan masker pelindung dari gas kotor yang berbahaya pada paru-paru.

b. Pelindung kebisingan /pendenganran

5. Bagian mesin yang perlu mendapat perlindungan antara lain : a. bagian roda gigi

b. roda sabuk

c. bagian-bagian yang berputar

6. Gambar tersebut memperlihatkan bagian mesin gerinda yang diberi perlindungan dengan kaca, sehingga aman dari percikan api.

g. Lembar Kerja 1

Untuk melakukan pengayaan substansi materi yang telah disajikan, maka peserta diklat wajib melakukan tugas terstruktur yakni melakukan praktek di lab.

(33)

tuntas dengan modul diharapkan langsung cek in industri dan mengisi form berikut :

No Uraian Kegiatan Kompetensi/Subkompetensi

yang akan dicapai Tempat

Kegiatan Belajar 2 :

(34)

Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran 2, peserta diklat diharapkan mampu :

 Memahami lingkungan kerja Ketenagalistrikan  Mempelajari dan membaca PUIL 2000

 Memeriksa sistem pembumian Pengaman dilingkungan sendiri.  Membuat laporan dan memeriksa hasil kerja Uraian Materi

I.

1. Pendahuluan

Pada modul ini akan dititik beratkan khusus pada penggunaan PUIL 2000 serta aplikasi sederhan pada pemeriksaan sistem pengaman Pembumian serta pesyaratan isolasi . Yang dimaksudkan dengan Sistem Pengaman Pembumian adalah sistem yang mengamankan /melindungi pekerja terhadap bahaya sentuhan listrik. Sistem Pngaman Pembumian memerlukan persyaratan-persyaratan khusus,baik dari material yang digunakan,besar resistan pembumian yang disessuaikan dengan tujuan pengaman tersebut.

Misalnya Sistem Pembumian untuk Penangkal petir dan pembumian untuk pengaman instalasi domestik mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan nya sama - sama memasang elektroda pembumian walaupun fisiknya dan persyaratannya berbeda apalagi besar nilai resistan sistem pembumian nya sangat bebeda. Sistem Pembumian didalam ketenagalistrikan sangat penting sekali keberadaanya. Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan kelebihan arus akibat petir atau kegagalan isolasi sehingga terjadi kebocoran arus.

Berkaitan Kegagalan Isolasi bisa terjadi akibat salah pemilihan jenis bahan isolasi,tegangan tembus isolasi menurunatau isolasi tidak berfungsi sebagi pelindung karena kerusakan (secara fisik atau secara kelistrikan )

Sebaga calon Teknisi dibidang Teknik Ketenagalistrikan seharusnya memahami tentang pentingnya sistem Pembumian dengan persyaratannya yang berlaku

(35)

minimal melalui pemahamn PUIL 2000,lebih lengkap ditambah informasi lapangan lainnya.

Demikian pula tentang persyaratan besarnya resistan (tahanan) isolasi baik untuk pasangan instalasi maupun pealatan listrik.

Sehingga akan tercipta lingkungan kerja (khususnya dalam Ketenagalistrikan ) Yang aman karena pemahaman K3 + sistem keamanan Kelistrikan dar para Teknisi serta pekerja paa umumnya.

2. Pemahaman PUIL 2000

2.1 Tujuan Menggunakan PUIL

Penggunaan PUIL bertujuan untuk:

 mendapatkan informasi yang diperlukan dan tepat, dan  menerapkan informasi tersebut ke dalam praktik

Bagian-bagian PUIL dinyatakan dengan penomeran. Contohnya bagian pertama tentang “ Pendahuluan” diberi nomor “1”. Bagian 1 Pendahuluan ini mempunyai bagian-bagian lagi atau paal ,ayat yang diberitanda dengan penambahan digit secara berurutan Bagian 1 pendahuluan ini mempunyai 9 pasal dan diberi tanda 1.1,1.2,1.3,1.4,1.5,1.6,1.7,1.8 dan 1.9 .Kemudian nomor-nomor berikutnya memuat ketentuan di bawahnya ( ayat tersebut) seperti 1.2.1 , kemudian 1.2.1.1 dst.

2.2. Bagian PUIL

PUIL 200 terdiri dari 9 (sembilan ) bagian.

Untuk mempercepat mendapatkan informasi dalam PUIL maka kesembilan Bagian PUIL ini haruslah dihafalkan dan terdiri sbb.:

(36)

Bagian 1: Pendahuluan

Menjelaskan Maksud dan Tujuan ditulisnya PUIL serta definisi kata-kata yang berlaku pada instalasi listrik di Indonesia.

Bagian 2: Persyaratan Dasar

Menjelaskan proteksi untuk keselamatan kerja secara umum, kondisi lingkungan, dan pemasangan perlengkapan listrik.

Bagian 3: Proteksi untuk Keselamatan

Menjelaskan persyaratan tentang proteksi instalasi lebih rinci diantaranya terhadap kejut listrik dan bahaya kebakaran karena listrik serta jenis-jenis proteksi, dan sistem pembumian.

Bagian 4: Perancangan Instalasi Listrik

Menjelaskan bagaimana cara menghitung beban maksimum, menentukan perkiraan kebutuhan beban tiap sirkit akhir, dan

pengendalian proteksi sirkit.

Bagian 5: Perlengkapan Listrik

Menjelaskan berbagai perlengkapan dan manfaat listrik, penggunaan dan tehnik pemasangan perlengkapan listrik, perlengkapan listrik yang terpasang di rumah seperti armatur, fitting dll; di gardu seperti trafo, dan generator dan bengkel seperti mesin las dll.

Bagian 6: PHB serta Komponennya

Menjelaskan jenis-jenis PHB, pemasangan, persyaratan dan komponen-komponen yang terpasang di dalamnya.

Bagian 7: Penghantar dan Pemasangannya

Menjelaskan identifikasi berbagai jenis penghantar (kabel udara, kabel tanah, dsb), cara memilih penghantar sesuai KHA (Kemampuan Hantar Arus),

Bagian 8: Ketentuan untuk Berbagai Ruang dan Instalasi Khusus

Menjelaskan persyaratan

pemasangan instalasi untuk ruang khusus (contoh: ruang lembab,

(37)

lingkungan pemasangannya, dan persyaratan pemasangannya.

berdebu, dengan bahaya kebakaran) dan berbagai instalasi khusus

termasuk kamar mandi.

Bagian 9: Pengusahaan Instalasi Listrik

Menjelaskan prosedur perizinan, pelaporan pemasangan instalasi listrik, pemeliharaan, pemeriksaan, pengujian instalasi listrik, dan keselamatan dalam pekerjaan.

2.3 Cara Mendapatkan Informasi dalam PUIL

Dua cara untuk mendapatkan informasi dalam PUIL yaitu: a. melalui Daftar Isi (terdapat pada bagian awal) PUIL, b. melalui Indeks (terdapat pada bagian akhir) PUIL.

a. Contoh Cara Mendapatkan Informasi dengan Cepat pada PUIL melalui Daftar Isi ( Daftar Isi dihal. V – viii )

Cara cepat untuk dapat membaca informasi yang dibutuhkan adalah sbb:  temukan kata kunci dari persoalan yang Saudara hadapi,

contoh kasus :

Berapa IP rating kotak kontak yang dipasang di dalam kamar mandi? Kata kuncinya adalah kamar mandi.

 carilah Bagian berapa dalam Daftar Isi yang berhubungan erat

dengan kata kunci,

Bagian pada Daftar Isi yang mendekati kamar mandi adalah Bagian 8 “Ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus”

 carilah pasal di bawahnya yang kira-kira menjelaskan kata kunci

(38)

pasal yang berkenaan dengan kamar mandi adalah 8.23 yaitu “Instalasi listrik di dalam kamar mandi”, bukalah pada halaman berapa pasal itu terdapat.

Mulai halaman 397. jawabnya yaitu IP X5 (pasal 8.23.6), kotak kontak hanya boleh ditempatkan pada zone 3 pasal 8.23.8 b).

b. Contoh Cara Mendapatkan Informasi dengan Cepat pada PUIL melalui indeks ( Daptar indeks dihal. 517 – 552 )

Cara cepat untuk dapat membaca informasi yang dibutuhkan adalah sbb:  temukan kata kunci dari persoalan yang Saudara hadapi,

contoh kasus :

Apakah kegunaan ELCB? Kata kuncinya adalah ELCB.

 carilah kata tersebut dalam Indeks, apabila tidak ada cari kata kunci yang lain. ELCB dalam istilah bahasa Indonesia GPAS

ELCB = Earth Leakage Circuit Breaker GPAS = Gawai Pengaman Arus Sisa

Untuk kata “ELCB” kita cari dalam Indeks kata “GPAS”.

 carilah keterangan di bawahnya yang berhubungan dengan

masalah Saudara.

Keterangan yang berhubungan dengan masalah Saudara yaitu “Definisi GPAS”.  perhatikan pada Bagian mana terdapat keterangan tersebut. Keterangan tersebut ada pada Bagian 3.15.1.1

 Carilah pada halaman berapa keteranga tersebut dan temukan

jawabannya.

Ada pada halaman 75, dari penjelasan tersebut maka didapat jawaban sebagai alat proteksi terhadap arus sisa.

(39)

Istilah-istilah penting dalam kelistrikan dapat dilihat dalam Bagian 1.9. Istilah tersebut sudah dibakukan walaupun ada yang diadopsi dari sumber-sumber lain. Istilah tersebut berdasarkan alpabet. ( termuat dihal. 3 – 19 )

A

aparat (listrik), lihat definisi radas. armatur

luminair tanpa lampu, lihat definisi luminair.

arus beban lebih (suatu sirkit)

arus lebih yang terjadi dalam sirkit pada waktu tidak ada gangguan listrik. (overload current (of a circuit)) — 1EV 826-05-07.

arus bocoran

a) (pada suatu instalasi) — arus yang dalam keadaan tidak ada gangguan mengalir ke bumi atau ke bagian konduktif ekstra dalam sirkit;

CATATAN : Anus ini dapat mempunyai komponen kapasitif termasuk yang dihasilkan dan penggunaan kapasitor yang disengaja. (leakage current (in an installation)) — 1EV 826-03-08.

b) arus dalam lintas lain selain yang diinginkan karena isolasi tidak sempurna. (leakage current (syn. earth current)) — 1EV 151 -03-35.

arus bocoran bumi

semua arus bocoran dan arus kapasitif antara suatu penghantar dan bumi.

(earth current) — 1EV 151.

arus gangguan

arus yang mengalir di titik tertentu pada jaringan listrik karena gangguan di titik lain pada jariñgan tersebut.

(40)

arus hubung pendek

a) arus lebih yang diakibatkan oleh gangguan impedans yang sangat kecil mendekati nol antara dua penghantar aktif yang dalam kondisi operasi normal berbeda potensialnya.

(short-circuit current) — 1EV 441.

b) arus lebih karena hubung pendek yang disebabkan oleh gangguan atau hubungan yang salah pada sirkit listrik.

(short-circuit current) — 1EV 441.

c) arus yang mengalir di titik tertentu pada jaringan listrik akibat hubungan pendek di titik lain pada jaringan tersebut.

(short-circuit current) — 1EV 603-02-27.

arus lebih

a) arus dengan nilai melebihi nilai pengenal tertinggi; (overcurrent) — 1EV 151, 441.

b) setiap arus yang melebihi nilai pengenalnya; untuk penghantar, nilai pengenalnya adalah Kemampuan Hantar Arus (KHA) penghantar yang bersangkutan.

(overcurrent) — 1EV 826-05-06.

arus operasi (arus kerja)

nilai arus yang pada atau di atas nilai tersebut pelepas (release) dapat bekerja.(operating current (of an overcurrent release)) — 1EV 441-16-45.

arus pengenal

a) arus operasi yang mendasari pembuatan perlengkapan listrik.

b) (belitan suatu transformator) — arus yang mengalir lewat terininal saluran suatu belitan transformator, yang diperoleh dengan membagi daya

(41)

tepat. (rated current (of a winding of a transformei)) — 1EV 421-04-05.

arus sisa

juiniah aijabar nhlai arus sesaat, yang mengalir melalui semua penghantar aktif suatu sirkit pada suatu titik instalasi listrik. (residual current) — 1EV 826-03-09.

arus sisa operasi

arus terkecil yang dapat mengetripkan gawai prqteksi arus sisa dalam waktu yang ditentukan.

arus trip (arus bidas)

arus yang menyebabkan gawai proteksi bekerja.

B bagian aktif

penghantar atau bagian konduktif yang dimaksudkan untuk dilistriki pada

pemakaian normal; termasuk di dalamnya penghantar netral, tetapi berdasarkan perjanjian (konvensi) tidak termasuk penghantar PEN.

CATATAN Bagian aktif ini tidak berarti dapat menyebabkan risiko kejut listrik.

(live part) — 1EV 826-03-01.

bagian konduktif

bagian yang mampu menghantarkan arus walaupun tidak harus digunakan untuk mengalirkan arus pelayanan. (conductive part) — 1EV 441-11-09.

Bagian Konduktlf Ekstra (BKE)

bagian konduktif yang tidak mérupakanbagian dan instalasi listrik dan dapat menimbulkan potensial, biasanya potensial bumi.

(42)

Bagian Konduktif Luar (BKL)

lihat definisi Bagian Konduktif Ekstra.

Bagian Konduktif Terbuka (BKT) ~.

a) bagian konduktif yang gampang tersentuh dan biasanya tak bertegangan, tetapi dapat bertegangan jika terjadi gangguan.

CATATAN 1 : Bagian Konduktif Terbuka yang khas adalah dinding selungkup, gagang operasi, dan lain-lain.

(exposed conductive part) — 1EV 826-03-02.

b) bagian konduktif penlengkapan listrik yang dapat tersentuh dan biasanya tidak bertegangan, tetapi dapat bertegangan jika terjadi gangguan.

CATATAN 2 : Bagian konduktif perlengkapan listrik yang hanya dapat bertegangan dalam kondisi gangguan melalui BKT tidak gap sebagai BKT.(exposed conductive part) — 1EV 441-11-10.

bahan kebal bakar

bahan yang tidak akan - terbakar~ selama pemakaiannya sesuai dengan tugas yang diperuntukkan baginya; atau tidak akan terus menyala setelah dibakar.

baterai kotak

perlengkapan hubung bagi (PHB) yang terdiri atas beberapa kotak yang umumnya sejenis seperti kotak rel, kotak cabang, kotak pengaman lebur, dan kotak sakelar yang dirakit menjadi satu.

beban Iebih

a) Kelebihan beban aktual melebihi beban penuh.

CATATAN Istilah “beban lebih” tidak digunakan sebagal sinOnim arus Iebih. (overload)— 1EV 151,441-11-08.

b) Keadaan operasi dalam sirkit yang menimbulkan arus lebih, meskipun sirkit itu secara listrik tidak rusak.

(43)

(full load)—1EV 151-03-16.

bumi

massa konduktif bumi, yang potensial Iistriknya di setiap titik mana pun menurut konvensi sama dengan nol.

(earth) — 1EV 151-01-07.

C celah proteksi

celah dengan jarak tertentu sehingga, jika terjadi gangguan dalam sirkit, akan bekerja sebagai proteksi dengan cara mengalirkan arus melalui celah tersebut, sesuai dengan tingkat proteksi yang dikehendaki.

celah tegangan Iebih

celah proteksi yang bekerja sebagai proteksi berdasarkan tegangan lebih tertentu yang terjadi karena gangguan dalam sirkit yang bersangkutan.

E elektrode batang

elektrode dan pipa logam, baja profil, atau batang logam Iainnya yang dip~ancangkan ke bumi.

elektrode bumi

bagian konduktif atau kelompok bagian konduktif yang membuat kontak Iangsung dan memberikan hubungan listrik dengan bumi.

(earth electrode) — 1EV 826-04-02, 461-06-18, 195-02-01, 604-04-03..

elektrode gradien potensial

elektrode sistem pembumian, yang dipasang khusus untuk menurunkan tegangan Iangkah.

(44)

elektrode dan bahan logam pejal atau berlubang, pada umumnya ditanam dalam-dalam.

elektrode pita

elektrode yang dibuat dan penghantar berbentuk pipih, bundar, atau pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal.

elemen lebur

bagian dan pengaman lebur yang dirancang agar lebur bila pengaman lebur bekerja. (fuse-element~ — 1EV 441

G gangguan

a) segala perubahan yang tidak dikehendaki, yang melemahkan kerja normal; b) kejadian yang tidak direncanakan atau kerusakan pada barang, yang dapat mengakibatkan satu kegagalan atau lebih, baik pada barang itu sendiri, ataupun pada perlengkapan yang berhubungan dengan barang itu.

(fault) — 1EV 151-03-39, 604-02-01.

gangguan bumi

a) kegagalan isolasi antara penghantar dan bumi atau kerangka.

b) gangguan yang disebabkan oleh penghantar yang terhubung ke bumi atau karena resistans isolasi ke bumi menjadi lebih kecil daripada nilai tertentu. (earth fault) — 1EV 195-04-14.

gangguan isolasi

cacat pada isolasi perlengkapan, yang dapat mengakibatkan dielektrik tertembus atau arus abnormal mengalir lewat isolasi.

(45)

gangguan yang mempengaruhi gawai dan menghalangi kepulihan pelayanannya setama belum ada tindak perbaikan atas titik gangguan.

(permanent fault) — 1EV 604-02-10.

gawai (listrik)

perlengkapan listrik yang digunakan dalam kaitan dengan, atau sebagai pembantu pada, perlengkapan listrik lain; inisalnya termostat, sakelar, atau transformator instrumen. (device) — IEEE, dictionary.

Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS)

gawai yang digunakan sebagai pemutus, yang peka terhadap arus sisa, yang dapat secara otomatis memutuskan sirkit termasuk penghantar netralnya, dalam waktu tertentu bila arus sisa yang timbul karena terjadinya kegagalan isolasi melebihi nilal tertentu sehingga bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi dapat dicegah.

Gawai Proteksi Arus Lebih (GPAL)

gawai penyakelaran mekanis atau sekumpulan gawai yang dirancang untuk menyebabkan terbukanya kontak jika arus lebih mencapai nilai yang diberikan dalam kondisi yang ditentukan.

H hubung pendek

hubungan antara dua titik atau lebih dalam suatu sirkit melalui impedans yang sangat kecil mendekati nol.

(short-circuit) — 1EV 441. I

instansi yang berwenang

(46)

instalasi darurat

instalasi yang digunakan untuk penerangan dan tenaga listrik pada waktu terjadi gangguar pada sistem penyuplai tenaga listrik dan penerangan yang normal.

instalasi domestik

instalasi dalam bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal.

instalasi pelanggan

instalasi listrik yang terpasang sesudah meter di rumah atau pada bangunan.

instalasi lampu Iuah tabung gas

instalasi penerangan yang menggunakan lampu tabung gas• dan bekerja pada tegangan d atas 1000 V (TM atau TI); inisalnya penerangan tanda dan

peflerangan bentuk.

Instalasi listrik bangunan

rakitan perlengkapan listrik pada bangunan yang berkaitan satusama lain, untuk memenuh tujuan atau maksud tertentu dan meiniliki karakteristik terkoordinasi. (electrical installation (of building)) — 1EV 826-01-01.

instalasi listrik desa

instalasi untuk pembangkitan, pendistribusian, pelayanan, dan pemakaian tenaga listrik d desa.

Instalasi listrik pasangan dalam

instalasi listrik yang ditempatkan dalam bangunan tertutup sehingga terlindung dan pengarub langsung cuaca.

lnstalasi listrik pasangan luar

(47)

instaIasi pembangunan

instalasi yang digunakan selama masa pernbangunan, pemugaran,

pembongkaran atau perombakan gedung dengan pengawatan yang khusus untuk penerangan dan tenaga listnk.

instalasi sementara

instalasi listrik yang pemakaiannya ditetapkan untuk suatu tempat tertentu untuk jangka waktu sementara sesuai dengan standarlketentuan yang berlaku paling lama tiga bulan, dan tidak boleh dipakai di tempat lain.

instrumen

gawai untuk mengukur nilai kuantitas sosuatu yang diamati.

(instrument~ — IEEE, dictionary

Intl kabel

rakitan yang mencakup penghantar beserta isolasinya (dan tabir tapisnya jika ada). (core (of a cable)) - 1EV 461-04-04

isolasi

a) (sebagai bahan) - segala jenis bahan yang dipakai untuk menyekat sesuatu;

b) (pada kabel) - bahan yang dipakai untuk menyekat penghantar dan penghantar lain, dan dan selubungnya, jika ada;

C) (pada penlengkapan) - sifat dielektnik semua bahan isolasi perlengkapan; d) (sebagai sifat) - segala sifat yang terdapat pada penghantar karena pengisolasian penghantar.

(48)

isolasi dasar

isolasi yang diterapkan pada bagian aktif untuk memberikan proteksi dasar terhadap kejut listrik.

CATATAN ke dalam isolasi dasar tidak termasuk isolasi yang digunakan secara khusus untuk tujuan fungsional.

(bqsic insulation) - 1EV 826-03-17

isolasi diperkuat

isolasi bagian aktif yang berbahaya yang memproteksi manusia dan kejut listrik setara déngan isolasi ganda.

(reinforced insulation) - 1EV 826-03-20

Isolasi ganda

isolasi yang mencakup isolasi dasar dan isolasi suplemen. (double insulation) -1EV 826-03-19

Isolasi suplemen

isolasi independen yang diterapkan sebagai tambahan pada isolasi dasar agar mémbenikan proteksi untuk manusia dan kejut listrik dalam kejadian kegagalan isolasi. (supplementary insulation) 1EV 826-03-18

J

jangkauan tangan

daerah yang dapat dicapai oleh uluran tangan dan tempat berdin, tanpa menggunakan sarana apapun. (arm’s reach) 1EV 195-06-12, 826-03-11.

Jarak bebas

jarak antara dua bagian konduktif yang sama dengan rentangan tali terpen-dek antara bagian konduktif tersebut.(clearance) 1EV 441-17-31, 604-03-60.

(49)

Jarak udara

jarak terpendek antara dua bagian aktif diukur melintasi udara.

Jaringan listrik

sistem Iistnk yang terdiri atas penghantar dan perlengkapan listrik yang terhubung satu dengan Iainnya, untuk mengalirkan tenaga listrik.

K

kabel berisolasi atau dislngkat kabel — rakitan kabel yang terdiri atas:

a) satu inti atau lebih

b) selubung individual (jika ada) c) pelindung rakitan (jika ada) d) selubung kabel (jika ada).

Penghantar yang tidak berisolasi tambahan dapat digolongkan sebagal kabel

(insulated cable) 1EV 461-06-01

kabel fleksibel

kabel yang disyaratkan untuk mampu melentur pada waktu digunakan, dan yang struktur dan bahannya memenuhi persyaratan.

(flexible cable) - 1EV 461-06-14

kabel tanah

jenis kabel yang dibuat khusus untuk dipasang di permukaan atau dalam tanah, atau dalam air.

(underground cable) 1EV 601-03-05.

keadaan darurat

keadaan yang tidak biasa atau tidak dikehendaki yang membahayakan

(50)

kedap

sifat tidak dapat dimasuki sesuatu; inisalnya kedap air atau kedap debu.

Kemampuan HantarArus (KHA)

arus maksimum yang dapat dialirkan dengan kontinu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu yang melampaui nilai tertentu. (current carrying capacity) 1EV 826-05-05.

kendali

tindakan dengan maksud tertentu pada atau dalam sistem, untuk memperoleh sasaran tertentu.

CATATAN Kendali (dapat) termasuk pemantauan (monitoring) dan pelindungan

(safe guarding) di samping tindak kendali itu sendiri. (control) — 1EV 351.

kontak tusuk (kotak kontak dan tusuk kontak)

susunan gawai pemberi dan penerima arus yang dapat dipindah-pindahkan, untuk menghubungkan dan memutuskan saluran ke dan dan bagian instalasi. Kontak tusuk meliputi:

kotak kontak — bagian kontak tusuk yang merupakan gawai pemberi arus; tusuk kontak — bagian kontak tusuk yang merupakan gawai penerima arus.

Kotak Kontak Biasa (KKB)

kotak kontak yang dipasang untuk digunakan sewaktu-waktu (tidak secara tetap) bagi peranti listrik jenis apa pun yang memerlukannya, asalkan penggunaannya tidak melebihi batas kemampuannya.

(51)

kotak kontak yang dipasang khusus untuk digunakan secara tetap bagi suatu jenis peranti listrik tertentu yang diketahui daya mau pun tegàngannya.

kotak sambung

kotak pada sambungan kabel yang melindungi isolasi kabel terhadap udara dan air.

L Lengkapan

gawai yang melakukan tugas kecil atau sampingan sebagai tambahan, yang berhubungan dengan tetapi bukan bagian perlengkapan.

(accessory) - IEC 581

luminair

unit penerangan yang Iengkap, terdiri atas satu lampu atau lebih dengan bagian yang dirancang untuk mendistribusikan cahaya, dan menempatkan, melindungi, serta menghubungkan lampu ke suplai daya.

P panel hubung bagi

perlengkapan hubung bagi yang pada tempat pelayanannya berbentuk suatu panel atau kombinasi panel-panel, terbuat dan bahan konduktif atau tidak konduktif yang dipasang pada suatu rangka yang dilengkapi dengan

perlengkapan listrik seperti sakelar, kabel dan rel. Perlengkapan hubung bagi yang dibatasi dan dibagi-bagi dengan baik menjadi petak-petak yang tersusun mendatar dan tegak dianggap sebagai satu panel hubung bagi.

(52)

perlengkapan yang dimaksudkan untuk mengubah energi listrik menjadi energi bentuk lain, inisalnya cahaya, bahang, tenaga gerak.

(current-using equipment) — 1EV 826-07-02.

pembebanan interiniten

pembebanan periodik dengan waktu kerja tidak melampaui 4 men it diselingi dengan waktu istirahat (beban fbI atau berhenti), yang cukup lama untuk mendinginkan penghantar sampai suhu kelilingnya.

pembebanan singkat

pembebanan dengan waktu kerja singkat, tidak melampaui 4 menit, disusul dengan waktu istirahat yang cukup lama, sehingga penghantar menjadi dingin kembali sampai suhu keliling.

pembumian

penghubungan suatu titik sirkit listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dan sirkit listrik, dengan bumi menu rut cara tertentu.

(earthing)

pemisah

gawai untuk memisahkan atau menghubungkan sirkit dalam keadaan tidak atau hampir tidak berbeban (Isolator)

-pemutus sirkit (-pemutus tenaga)

sakelar mekanis yang mampu menghubungkan, mengalirkan dan memutuskan arus pada pada kondisi sirkit normal, dan juga mampu menghubungkan,

mengalirkan untuk jangka waktu tertentu dan memutuskan secara otomatis arus pada kondisi sirkit tidak normal tertentu, seperti pada kondisi hubung pendek (circuit-breaker) — 1EV 441

(53)

pengaman lebur (sekering)

gawai penyakelaran dengan peleburan satu komponen atau lebih yang dirancang khusus dan sebanding, yang membuka sirkit tempat pengaman lebur disisipkan dan memutus arus bila arus tersebut melebihi nilal yang ditentukan dalam waktu yang sesuai.

CATATAN Pengaman lebur meliputi semua bagian yang membentuk gawai penyakelaran yang utuh.

(fuse) — IEC 60269-1

pengedapan (pemakalan)

proses penutupan celah komponen agar mampu menahan masuknya kotoran.

(sealing) - 1EV 461-10-02.

penghantar aktif

setiap penghantar dan sistem suplai yang mempunyai beda potensial dengan netral atau dengan penghantar yang dibumikan. Dalam sistem yang tidak meiniliki titik netral, semua penghantar harus dianggap sebagai penghantar aktif (active conductor ) - SAA 0.5.4

penghantar bumi

penghantar dengan impedans rendah, yang secara listrik menghubungkan titik yang tertentu pada suatu perlengkapan (instalasi atau sistem) dengan elektrode bumi.

(earth conductor) — lEG MDE, 1983, p.76

penghantar netral (N)

penghantar (berwarna biru) yang dihubungkan ke titik netral sistem dan mampu membantu mengalirkan energi listrik.

(54)

penghantar PEN (nol)

penghantar netral yang dibumikan dengan menggabungkan fungsi sebagai penghantar proteksi dan penghantar netral.

CATATAN Singkatan PEN dihasilkan dan penggabungan lambang PE untuk penghantar proteksi dan N untuk penghantar netral.

(PEN conductor) — lEG MDE, 1983, p.76, 1EV 826-04-06.

penghantar pembumian

a) penghantar benimpedans rendah yang dihubungkan ke bumi;

b)penghantar proteksi yang menghubungkan terininal pembumi utama atau batang ke elektrode bumi. (earthinci conductor) — IEC MDE, 1983, Q.76

penghantar pilin

penghantar yang terdiri atas satu pilinan, atau sejuiniah pitinan yang dipintat jadi satu tanpa isolasi di antaranya.

penghantar proteksl (PE)

penghantar untuk proteksi dan kejut listrik yang menghubungkan bagian benikut : bagian konduktif terbuka, bagian konduktif ekstra, terininal pembumian utama, elektrode bumi, titik sumber yang dibumikan atau netral buatan.

(protective conductot) — lEG MDE, 1983, p.77

penyakelaran (switching)

proses penghubungan atau pemutusan aliran/arus dalam satu sirkit atau lebih.(switching) — 1EV 441.

penyambung berpengedap (berpakal)

penyambung yang menggunakan pengedap yang mampu menghasilkan kedap terhadap zat tertentu.

(55)

barang pemanfaat listrik, biasanya merupakan unit yang sudah tengkap, pada umumnya bukan perlengkapan industri, lazim dibuat dengan ukuran atau jenis yang baku, yang mengubah energi listrik menjadi bentuk lain, biasanya bahang atau gerak mekanis, di tempat pemanfaatannya.

Inisalnya pemanggang roti, seterika listrik, mesin cuci, pengering rambut, bor genggam, dan penyaman udara.

(electrical appliance) — IEEE dictionary

perlengkapan genggam

perlengkapan randah (portabel) yang dimaksudkan untuk dipegang dengan tangan dalam kerja normal, dan motornya, jika ada, merupakan bagian yang menyatu dengan perlengkapan tersebut.

(hand-held equipment) — lEG MOE, 1983, p.148

Perlengkapan Hubung Bagi dengan atau tanpa kendali (PHB)

suatu perlengkapan untuk membagi tenaga listrik dan/atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat listrik mencakup sakelar pemutus sirkit, papan hubung bagi tegangan rendah dan sejenisnya.

perlengkapan listrik

a) istilah umum yang meliputi bahan, fiting, gawai, peranti, luminair, aparat, mesin, dan lain-lain yang digunakan sebagai bagian dan, atau dalam kaitan dengan, instalasi listrik.

b) barang yang digunakan untuk maksud-maksud seperti pembangkitan, pengubahan, transiinisi distribusi atau pemanfaatan energi listrik, seperti, mesin, transformator, radas, instrumen, gawal proteksi, penlengkapan untuk pengawatan, peranti.

(electrical equipment) — IEC MDE, 1983, p.148

(56)

perlengkapan listrik yang ditempatkan dalam ruang bangunan tertutup sehingga terlindung dan pengaruh cuaca secara langsung.

(indoor electrical equipment)

perlengkapan listrik pasangan luar

perlengkapan listrik yang tidak ditempatkan dalam bangunan sehingga terkena pengaruh cuaca secara langsung.(outdoor electrical equipment)

perlengkapan magun (terpasang tetap)

perlengkapan yang terpaku pada penyangga atau dalam keadaan kokoh aman di suatu tempat khusus.

(fixed equipment) — IEC MDE, 1983, p.148

perlengkapan pegun (stasioner)

perlengkapan magun atau perlengkapan yang tidak mempunyai gagang untuk pegangan, dan yang mempunyai massa cukup besar sehingga tak mudah dipindah-pindah.

CATATAN Nilai massa tersebut besarnya 18 kg atau Iebih menurut standar lEG jika menyangkut peranti rumah-tangga.

(stationary equipment) — IEC MDE, 1983, p.148

perlengkapan portabel (randah)

perlengkapan yang dapat pindah ketika bekerja, atau mudah dipindah-pindah dan satu tempat ke tempat lain dalam keadaan tetap terhubung pada sumber listrik. (portable equipment) — lEO MDE, 1983, p.148

PHB cabang

semua PHB yang tertetak sesudah PHB utama atau sesudah suatu PHB utama subinstalasi.

(57)

PHB yang menerima tenaga listrik dàri salurañ utama konsumen dan membagikannya ke seluruh instalasi konsumen.

R radas(aparat)

perlengkapan listrik yang biasanya terdapat dekat atau di tempat

pemanfaatannya, tanpa patokan yang .tegas. tentang pengertian besar-kecilnya, inisalnya generator, motor, transformator, atau pernutus sirkit.

rel pembumi

batang penghantar tempat menghubungkan beberapa penghantar pembumi. rancangan instalasi listrik

berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang digunakan sebagai pegangan untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik.

resistans isolasi lantai dan dinding

resistans antara permukaan lantal atau dinding dan bumi.

resistans elektrode bumi

resistans antara elektrode bumi atau sistem pembumian dan bumi acuan/referensi.

resistans pembumian

juiniah resistans elektrode bumi dan resistans penghantar pembumi.

resistans pembumian total

resisitan dari seluruh sistem pembumian yang terukur di suatu titik, resistan antara terininal pembumian utama dan bumi

(total ear hing resistance) — 1EV 826—04—03

(58)

ruang yang biasanya tidak lembab. Ruang yang kelembabannya hanya berlaku sewaktuwaktu, sehingga hampir tidak mempengaruhi mutu isolasi, meskipun kelembabannya itu berlangsung dalam jangka waktu lama, digolongkan dalam ruang kering.

ruang kerja kasar

ruang terbukaatau tertutup untuk bermacam-macam pekerjaan kasar.

ruang kerja listrik

ruang khusus yang digunakan untuk pemasangan dan pengusahaan perlengkapan listrik yang berbahaya dan karena itu ruang itu hanya boleh dimasuki oleh orang yang berpengetahuan tentang teknik listrik.

ruang kerja listrik terkunci

ruang kerja listrik yang hanya boleh dibuka dan dimasuki oleh orang yang berwenang.

ruang lembabdan basah

ruang terbuka atau tertutup yang deinikian lembab sehingga isolasi yang baik sukar untuk dipertahankan dan resistans isolasi antara badan manusia dan bumi berkurang.

ruang sangat panas

-ruang yang ~uhunya sangat tinggi dengan akibat menurunnya (tidak dapat dipertahankannya) daya sekat bahan isolasi yang lazim digunakan di tempat lain, atau menurunnya resistans listrik tubuh manusia yang berada dalam ruang itu.

Gambar

Diagram  ini  menunjukkan  tahapan  atau  tata  urutan  pencapaian  kompetensi  yang  dilatihkan  pada  peserta  diklat  dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry–multi exit  yang dapat diterapkan.
Gambar 3.2.  Mengukur Siku
Gambar 3.7  Bok
Gambar 3.2.  Mengukur Siku

Referensi

Dokumen terkait

atau keseragaman kualitas daya dukung tanah dasar dapat dilihat pada gambar 3, Banyaknya segmen yang terbentuk untuk masing masing faktor keseragaman dapat dilihat

 Dalam hal permohonan diajukan oleh kreditor, pengadilan niaga dalam waktu paling lambat 20 hari sejak tanggal didaftarkannya surat permohonan, harus mengabulkan permohonan

Opsi mitigasi kehutanan adalah semua aktivitas atau kebijakan yang mendorong terjadinya reduksi emisi karbon sebagai sumber Gas Rumah Kaca (GRK) dari sektor kehutanan

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui tingkat pengetahuan dan keterampilan tukang kayu dan tukang batu non- sertifikasi berdasarkan SKKNI serta

Pelayanan Penempatan Pemerintah Kasubdit.

Analisis data dari meta-analisis mendasarkan pada informasi artefak sebagai kriteria memahami variasi hasil studi (Widhiastuti, 2002). Berdasarkan harga korelasi tersebut, 5%) maka

Rumah tradisional Kaliwungu tata ruangnya relatif sederhana sejalan dengan bentuk massa kotak tunggal, namun ruangnya terbagi tiga sesuai bentuk atapnya yang

Seluruh Jemaat Sektor Pelayanan I s/d XI diundang hadir dalam Ibadah pembukaan Kegiatan Pelayanan tahun 2017 yang dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Januari