• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara persepsi Kepemimpinan Transformasional dengan Perilaku Produktif Karyawan di PT. BPR Taman Dhana Sidoarjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara persepsi Kepemimpinan Transformasional dengan Perilaku Produktif Karyawan di PT. BPR Taman Dhana Sidoarjo"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Transformasional dengan Perilaku Produktif Karyawan di

PT. BPR Taman Dhana Sidoarjo

(Relationship between Perceived Transformational Leadership

and Employees' Productive Behavior in PT. BPR Taman Dhana

Sidoarjo)

Danar Ardhiatama

Fendy Suhariadi

Korespondensi: Danar Ardhiatama, Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas

Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, e-mail: dardhiatama@yahoo.co.id

Abstract.

Keywords: transformational leadership, productivity, productive employee behavior

Abstrak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Persepsi Kepemimpinan Transformasional dengan Perilaku Produktif Karyawan. Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada perusahaan, terutama perusahaan yang bermasalah dengan produktivitasnya. Pemimpin transformasional dianggap sebagai model pemimpin yang tepat dan yang mampu untuk terus-menerus meningkatkan efisiensi, produktifitas, dan inovasi usaha guna meningkatkan daya saing (Hariyanti, 2011). Produktivitas karyawan dapat diukur melalui perilaku produktif yang dimunculkan oleh karyawan. Menurut Fendy Suhariadi (2001) untuk mengukur perilaku produktif dapat mengacu pada dua model perilaku, yaitu perilaku produktif efektif dan perilaku produktif efisien. Penelitian ini dilakukan di PT. BPR Taman Dhana Sidoarjo. Hasil yang diperoleh yaitu koefisien korelasi bernilai positif yang berarti semakin tinggi persepsi kepemimpinan transformasional maka perilaku produktif karyawan juga akan tinggi.

Kata kunci: kepemimpinan transformasional, produktivitas, perilaku produktif karyawan This study aimed to determine whether there is a relationship between perceived Transformational Leadership and Employees' Productive Behavior. The research was carried out to solve problems that occurred at the company, especially companies that have troubles with productivity. A transformational leader is considered as the appropriate leader and a model whom able to continuously improve efficiency, productivity, and innovation in order to improve the competitiveness of enterprises (Hariyanti, 2011). Employee productivity can be measured through employees' productive behavior. According to Fendy Suhariadi (2001) measurement of the productive behavior can be referred to two models of behavior, i.e. effective productive behavior and efficient productive behavior. The result is the correlation coefficient is positive, which means the higher transformational leadership behavior, the higher productive employees will be.

155 Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi

(2)

PENDAHULUAN, meningkatkan kinerjanya. Tetapi pengkondisian Sebuah perusahaan didirikan demi lingkungan saja tidak cukup untuk memunculkan mencapai sebuah tujuan. Hampir semua perilaku produktif. Diperlukan adanya rekayasa perusahaan memiliki tujuan akhir yaitu lain yang dapat menyentuh sisi psikologis mendapatkan keuntungan yang besar. Untuk karyawan. Bila produktivitas tinggi maka pekerja mendapatkan keuntungan yang besar diperlukan akan merasa puas, pekerja akan termotivasi, adanya suatu proses yang panjang. Selama proses pekerja akan mempunyai sikap yang baik terhadap tersebut berlangsung diperlukan adanya pekerjaan dan pimpinannya, pekerja akan keselarasan antara sumber daya alam, teknologi, mempunyai kecenderungan yang kecil untuk dan sumber daya manusia. Semua hal tersebut keluar dari perusahaan (pergantian karyawan) saling berperan untuk membantu proses produksi atau untuk memberontak (Suhariadi, 2002). agar berjalan lancar. S a l a h s a t u p e r u s a h a a n y a n g

Manusia memiliki peranan yang sangat menginginkan peningkatan produktivitas dan penting dalam proses produksi. Perusahaan terus berkembang adalah PT. BPR Taman Dhana memiliki peralatan yang memadai yang tidak yang merupakan perusahaan yang bergerak di dapat lepas dari campur tangan manusia. Manusia bidang perbankan di Indonesia yang bertempat di berperan untuk menjalankan teknologi atau Sidoarjo. PT. BPR Taman Dhana berdiri sejak 07 mesin yang ada di dalam sebuah perusahaan Juni 1997. PT BPR Taman Dhana mempunyai visi sehingga manusia memiliki peran yang sangat “Dapat Memberikan Pelayanan yang Terbaik di penting untuk mencapai tujuan dari organisasi Bidang Perbankan dan Menjadi BPR Andalan Bagi yang produktif. Sesuai dengan pinsip ekonomi, Masyarakat di Sekitarnya”.

produktivitas tidak dapat dipandang sebelah PT. BPR Taman Dhana dipimpin oleh mata. Maka dari itu untuk mendapatkan Renny Wulandari, SE yang memiliki gaya keuntungan yang maksimal perusahaan harus kepemimpinan transformasional. Hal ini mengeluarkan pengorbanan yang akan digunakan didukung dengan hasil wawancara dengan subjek dalam proses produksi. yang menunjukan bahwa subjek menggunakan Menurut data word economic forum tahun kepemimpian trasformasional. Transformasional 2008-2009 Indonesia dalam hal daya saing berada yang dilakukan oleh pimpinan BPR ini adalah pada peringkat 55 dari 135 negara. Indonesia juga melakukan evaluasi SDM dan merekrut 90% tertinggal sangat jauh dari Malaysia dan Thailand karyawan baru pada tahun 1999, karena pada yang masing-masing menduduki peringkat 21 dan kenyataanya di lapangan ada banyak karyawan 34, bahkan Negara Singapura sudah berhasil yang tidak jujur. Ketidak jujuran dari karyawan m a s u k k e p e r i n g k a t 5 d u n i a . tersebut membuat banyak nasabah tidak nyaman. (kelembagaan.dikti.go.id/files/PANDUPANDUA Kepemimpinan transformasional adalah N%20P2KPN-revisi%20Hdm.pdf ). Beberapa kepemimpinan yang meningkatkan motivasi tahun terakhir ini Indonesia masih mengalami karyawan, memuaskan kebutuhan karyawan, dan masalah produktivitas. Menurut Masri tingkat memperlakukan mereka sebagai manusia yang produktivitas Indonesia masih berada di posisi 59 utuh (Northouse, 2001). Pemimpin PT. BPR Taman dari 60 negara. Dalam hal ini seluruh pihak juga Dhana selalu menanamkan nilai-nilai yang positif harus berperan aktif untuk meningkatkan kepada karyawannya serta memberi motivasi produktivitas Indonesia (“RI Masuk Perangkap kepada karyawannya. Hal ini bertujuan demi Produktivitas Rendah”, 2009). peningkatan produktivitas perusahaan

Banyak usaha yang telah dilakukan oleh Dalam jurnal yang berjudul Proses perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk Pembentukan Perilaku Produktif Pada Budaya meningkatkan produktivitas yang nantinya Kerja Organisasi, Burgess (1982) mengatakan diharapkan juga bisa meningkatkan tingkat bahwa peningkatan produktivitas bisa dilakukan produktivitas negara Indonesia (Suhariadi, 2001). dengan mengkombinasikan rekayasa teknik Salah satu yang dilakukan adalah membuat lingkungan kerja perusahaan dengan faktor-faktor lingkungan kerja senyaman mungkin agar fisik dan psikologik pekerja sebagai variabel karyawan merasa senang sehingga dapat pengaruhnya. Bahkan menurut Riggs, dkk (1979)

(3)

perbaikan produktivitas harus melalui bahwa orang-orang yang hampir sama perhitungan rekayasa-ekonomi. Kalaupun faktor p r o d u k t i v i t a s n y a d i p i m p i n o l e h g a y a manusia ini dilibatkan dalam analisa penelitian, kepemimpinan yang berbeda, yaitu gaya maka proses analisanya adalah dengan k e p e m i m p i n a n d e m o k r a t i s d a n g a y a meletakkan manusia sebagai faktor utama yang kepemimpinan otoriter. Tetapi mereka bekerja berperan terhadap peningkatan produktivitas. lebih harmonis dan lebih puas dibawah pemimpin Ketika peningkatan produtivitas melibatkan yang demokratis. (Schneider, Brief, & Guzzo, manusia untuk analisa penelitian, maka yang bisa 1996).

kita lihat adalah perilaku manusia itu sendiri. Menurut Patterson (2005) banyak penelitian Tidak mudah memunculkan perilaku telah menunjukkan bahwa persepsi iklim terkait produktif pada diri karyawan. Suhariadi (2002) dengan berbagai hasil penting pada individu, menjelaskan dua faktor yang mempengaruhi kelompok, dan tingkat organisasi, hal ini termasuk perilaku produktif, yaitu faktor lingkungan dan perilaku pemimpin (Rousseau, 1988; Rentsch, faktor individu. Faktor lingkungan adalah suasana 1990), keinginan berpindah (Rousseau, 1988; kerja yang mempengaruhi karyawan setiap Rentsch, 1990), kepuasan kerja (Mathieu, harinya dalam mencapai tujuan yang telah Hoffman, & Farr, 1993; James & Tetrick, 1986; James ditetapkan oleh perusahaan yang secara tidak & Jones, 1980), prestasi kerja individu (Brown & langsung akan memunculkan perilaku produktif, Leigh, 1996; Pritchard & Karasick, 1973), dan seperti struktur organisasi, gaji, bonus serta iklim kinerja organisasi (Lawler et al, 1974;. Patterson et kerja. Sedangkan faktor individu adalah al, 2004).

karakteristik individu yang mucul dalam bentuk Pada penelitian ini, peneliti lebih sikap mental dan mengandung makna keinginan memfokuskan keterkaitan antara perilaku dan upaya individu yang selalu berusaha untuk pemimpin dengan perilaku anggota organisasi. memunculkan dan meningkatkan perilaku Pemimpin juga memiliki peran yang penting produktif. Jadi faktor individu lebih mengarah dalam muncul atau tidaknya perilaku produktif. kepada kondisi psikologis seseorang yang Kepemimpinan juga digunakan sebagai alat untuk dimunculkan dalam bentuk perilaku. Ini juga meraih tujuan dan memenuhi kebutuhanya disebutkan oleh Litwin dan Stinger dalam Gibson (Northouse, 2001). Karyawan akan bekerja dengan dkk (dalam Suhariadi, 2001) yang menyatakan baik ketika karyawan paham dan jelas tujuan dan bahwa munculnya perilaku seseorang ditentukan sasaran mereka, dan tahu bagaimana cara untuk oleh 2 sebab. Dengan perkataan lain perilaku itu mencapai itu semua. Karyawan cenderung fungsi dari orang (P) dan situasi (S), sehingga termotivasi dan berkomitmen untuk melakukan dengan bahasa matematik b=f(P, S).Menurut pekerjaan yang maksimal dengan adanya seorang Suhariadi (2002) perilaku produktif pada dasarnya pemimpin yang baik. Berdasar pernjelasan di atas, terbentuk dari dua jenis perilaku secara komunikasi yang jelas dari seorang pemimpin bersamaan, yaitu perilaku yang efektif dan menjadi sangat penting.

perilaku yang efisien. Perilaku yang efektif adalah Menurut Schermerhorn (dalam Sudarmo, perilaku yang menghasilkan kinerja yang sesuai 2010) kepemimpinan sering didefinisikan sebagai dengan rencana, sedangkan perilaku efisien proses membuat orang lain terinspirasi untuk adalah perilaku yang mampu memanfaatkan bekerja keras dalam menyelenggarakan tugas-sumber daya dengan baik, sehingga menghasilkan tugas penting, tetapi pengertian tersebut sering kinerja yang bernilai jauh lebih tinggi dari sumber dikaitkan dengan dasar-dasar bagi kepemimpinan daya yang digunakannya (Suhariadi, 2002) yang efektif, yakni mendasarkannya pada cara Perilaku produktif sendiri dapat dipengaruhi seorang pemimpin atau manajer menggunakan oleh adanya iklim organisasi. Lebih dari setengah power untuk mempengaruhi perilaku orang lain. abad yang lalu, Kurt Lewin dan rekan-rekannya Dari penjelasan diatas seringkali kepemimpinan berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang atau leadership didefiniskan sebagai kemampuan berbeda-beda dapat menciptakan iklim sosial dan untuk mempengaruhi kelompok untuk mencapai hal tersebut dapat mempengaruhi produktivitas tujuan-tujuan tertentu dari organisasi (Robbins, yang berbeda. Penelitian tersebut menunjukan 1998).

157 Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi

(4)

Menurut Ragins dalam Suhariadi (2002) pengaruh yang positif terhadap pengembangan m e n y a t a k a n b a h w a d a l a m p r a k t e k organisasi.

kepemimpinan, pada keadaan tertentu pemimpin

yang berjenis kelamin wanita lebih menonjolkan METODE PENELITIAN

kekuasaan dibandingkan dengan pemimpin yang Variabel dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki, namun dalam aspek persepsi kepemimpinan transformasional dan kekuasaan (power) diakui oleh bawahannya perilaku produktif karyawan. Kepemimpinan bahwa pemimpin yang berjenis kelamin laki-laki transformasional adalah kepemimpinan yang lebih berkuasa dibandingkan pemimpin yang meningkatkan motivasi karyawan, memuaskan berjenis kelamin wanita. Pada penelitian yang kebutuhan karyawan, dan memperlakukan dilakukan Bass (1996) menunjukan bahwa mereka sebagai manusia yang utuh (Northouse, p e m i m p i n w a n i t a l e b i h b e r p r i l a k u 2001). Sedangkan menurut Suhariadi (2002) t ra n sfor m a s i on a l d i b a n d i n gka n d e n ga n perilaku produktif pada dasarnya terbentuk dari pemimpin laki-laki dalam cara mereka dua jenis perilaku secara bersamaan, yaitu mengembangkan orang lain, dan bagaimana perilaku yang efektif dan perilaku yang efisien. mereka menggunakan power mereka. Menurut Perilaku yang efektif adalah perilaku yang Eagly & Johnson (dalam Bass & Avolio, 1996) menghasilkan kinerja yang sesuai dengan rencana, pemimpin wanita juga lebih transformasional sedangkan perilaku efisien adalah perilaku yang tidak mementingkan diri sendiri, lebih beroientasi mampu memanfaatkan sumber daya dengan baik, perkambangan, dan peduli tentang isu-isu moral. sehingga menghasilkan kinerja yang bernilai jauh Burns (dalam Northouse, 2001) telah lebih tinggi dari sumber daya yang digunakannya membagi bahasan tentang kepemimpinan (Suhariadi, 2002).

berdasarkan gaya kepemimpinanya ke dalam 2 Penelitian ini dilakukan pada seluruh k a t e g o r i , y a i t u g a y a k e p e m i m p i n a n karyawan PT. BPR Taman Dhana Sidoarjo yang transformasional (transformational leadership) berjumlah 32 orang. Alat pengumpulan data d a n g aya ke p e m i m p i n a n t ra n s a k s i o n a l berupa kuesioner persepsi kepemimpinan (transactional leadership). Kepemimpinan transformasional yang diadaptasi dari MLQ 5X transformasional adalah kepemimpinan yang disusun oleh Avolio dan Bass (1995), dan kuesioner meningkatkan motivasi karyawan, memuaskan perilaku produktif disusun oleh Suhariadi (2001) kebutuhan karyawan, dan memperlakukan dan dikembangkan oleh Danar Ardhiatama. mereka sebagai manusia yang utuh (Northouse, Analisis data dilakukan dengan teknik statistik 2001). Kepemimpinan transformasional terbagi ke korelasi product moment Pearson, dengan dalam 4 dimensi yaitu: idealized influence, bantuan program SPSS 16 for Windows. Taraf i n t e l l e c t u a l s t i m u l a t i o n , i n s p i r a t i o n a l signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini motivation,dan individual consideration sebesar 5%.

(Northouse, 2001).

Gary Yukl (1994) mengungkapkan bahwa HASIL PENELITIAN

pemimpin yang efektif mempengaruhi para Berdasarkan hasil uji korelasi diatas pengikutnya untuk mempunyai optimisme yang diketahui bahwa variabel persepsi kepemimpinan lebih besar, rasa percaya diri, serta komitmen trasformasional dengan variabel perilaku kepada tujuan dan misi organisasi. Disini produktif efektif memiliki taraf signifikansi pemimpin mempunyai pengaruh yang sangat sebesar 0,001. Hal tersebut dapat diartikan bahwa menentukan. Seorang pemimpin baik pemimpin Ho ditolak, atau dengan kata lain terdapat pria maupun wanita perlu konsisten dalam hubungan antara variabel persepsi kepemimpinan menerapkan gaya kepemimpinannya. Pemimpin transformasional dengan perilaku produktif juga harus menciptakan hubungan yang baik efektif. Koefisien korelasi dari variabel persepsi dengan karyawannya agar para karyawan dapat kepemimpinan transformasional dengan perilaku bekerja dengan produktif. Produktivitas karyawan produktif efektif sebesar 0,563, dan variabel dapat ditentukan oleh seorang pemimpin yang persepsi kepemimpinan trasformasional dengan efektif. Pimpinan yang efektif akan membawa variabel perilaku produktif efisien memiliki taraf

(5)

signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut dapat perilaku produktif efektif dan efisien adalah diartikan bahwa Ho ditolak, atau dengan kata lain karena kepemimpinan transformasional terdapat hubungan antara variabel persepsi merupakan kepemimpinan yang meningkatkan kepemimpinan transformasional dengan perilaku motivasi karyawan, memuaskan kebutuhan produktif efisien. Koefisien korelasi dari variabel karyawan, dan memperlakukan mereka sebagai persepsi kepemimpinan transformasional dengan manusia yang utuh (Northouse, 2001). Pemimpin perilaku produktif efisien sebesar 0,621. Tidak ada transformasional dianggap sebagai model tanda negatif (-) didepan angka menyatakan arah pemimpin yang tepat dan yang mampu untuk hubungan antar variabel, maka dapat diartikan te r u s - m e n e r u s m e n i n gk a t k a n e f i s i e n s i , artikan arah hubungan antara variabel persepsi produktif itas, dan inovasi usaha guna kepemimpinan transformasional dengan perilaku meningkatkan daya saing (Hariyanti, 2011). produktif efiseien berbanding lurus, atau dengan Pemimpin transformasional mampu untuk k a t a l a i n j i k a p e r s e p s i ke p e m i m p i n a n menginduksikan pengikutnya, melalui intelectual transformasional tinggi maka perilaku produktif stimulation, untuk mengevaluasi kembali efisien karyawan juga tinggi, demikian juga masalah-masalah potensial dan lingkungan kerja sebaliknya apabila persepsi kepemimpinan mereka sehingga ide-ide inovatif atau ide –ide transformasional rendah maka perilaku produktif baru dapat berkembang (Northouse, 2001). efisien karyawan juga akan rendah. Dengan menggunakan inspirational motivation

pemimpin transformasional pandai dalam

PEMBAHASAN menyerukan visi masa depan, menantang para Dari proses analisis data seperti yang pengikutnya dengan standar yang tinggi, diuraikan diatas, maka didapatkan hasil bahwa berbicara secara optimis dan antusias, dan t e r d a p a t h u b u n g a n a n t a r a p e r s e p s i memberikan dorongan dan arti dari apa yang perlu kepemimpinan transformasional dengan perilaku dilakukan (Northouse, 2001). Sebagai pemimpin produktif efektif dan ada hubungan antara transformasional, pemimpin menyoroti kualitas persepsi kepemimpinan transformasional dengan pengikutnya, hal tersebut memberikan perilaku produktif efisien. Dimana koefisien penekanan pada keberagaman bakat. Hal ini korelasi yang diperoleh bernilai positif yang menjadi masuk akal karena melalui indivualized menunjukkan adanya arah yang positif atau consideration, pemimpin transformasional berbanding lurus, yang berarti bahwa ketika menggambarkan pemimpin yang membangun persepsi kepemimpinan transformasional tinggi iklim yang mendukung dimana pemimpinnya maka perilaku produktif efektif tinggi, asumsi itu mendengarkan kebutuhan kar yawannya berlaku pula untuk hubungan antara persepsi (Northouse, 2001).

kepemimpinan transformasional dengan perilaku Untuk para karyawan dari pemimpin produktif efisien. transformasional akan merasa percaya, Adanya hubungan yang positif antara mengagumi, loyal, dan menghormati pemimpin persepsi kepemimpinan transformasional dengan serta memiliki komitmen dan motivasi untuk perilaku produktif karyawan pada subjek berprestasi dan bekerja yang lebih baik (Wagimo & penelitian ini dikarenakan karena persepsi yang Ancok, 2005).

positif dari subjek penelitian sehingga dapat Teori pembentukan perilaku Litwin dan memunculkan respon positif yang berupa Stringer dalam Gibson dkk (dalam Suhariadi, peningkatan perilaku produktif dan berasal dari 2001) yang mengemukakan bahwa munculnya lingkungan kerjanya. Disamping itu, adanya perilaku seseorang ditentukan oleh 2 (dua) sebab dukungan dari rekan kerja dan atasan maupun yaitu orang dan situasi. Dengan perkataan lain dari pengalaman yang bekerja dimiliki juga perilaku itu fungsi dari orang (P) dan situasi (S), mempengaruhi persepsi positif yang dimiliki dengan bahasa matematik b=f(P,S). Persepsi, karyawan, sehingga dapat memunculkan perilaku motivasi, serta pengalaman kerja yang dimiliki produktif dari karyawan itu sendiri. Alasan lain oleh masing-masing individu terletak pada fungsi yang mendukung bahwa persepsi kepemimpinan P, sedangkan suasana dalam organisasi,yang transformasional secara positif mempengaruhi berupa iklim kerja, salah satunya dapat

159 Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi

(6)

disebabkan oleh faktor atasan maupun rekan kerja terletak pada fungsi S.

Suasana kerja bisa mempengaruhi perilaku seseorang saat dia bekerja dan nantinya akan berpengaruh terhadap produktivitasnya. Banyak situasi atau suasana kerja yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja seseorang, seperti yang dikemukakan oleh Carrilo & Kopelman (1991) dalam Suhariadi (2001), suasana organisasi yang berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja adalah struktur organisasi itu sendiri, sedangkan menurut Frisch & Dickinson (1990) dalam Suhariadi (2001) adalah berupa gaji, bonus dan insentif, dan menurut Witt & Beorkrem (1989) dalam Suhariadi (2001) adalah berupa iklim kerja organisasi. Jadi secara langsung maupun tidak langsung situasi atau suasana kerja akan mempengaruhi karyawan dalam bekerja. Situasi ataupun suasana kerja yang nyaman bisa d i m u n c u l k a n ke t i k a s e o ra n g p i m p i n a n m e m b e r i k a n p e n g a r u h p o s i t i f ke p a d a karyawannya. Melalui teori-teori inilah maka semakin jelas bahwa memang terdapat hubungan antara persepsi kepemimpinan transformasional dengan perilaku produktif efektif dan terdapat hubungan antara persepsi kepemimpinan transformasional dengan perilaku produktif efisien.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil, antara lain:

Ha dalam penelitian ini diterima, artinya ada hubungan yang signifikan dari variabel persepsi kepemimpinan transformasional dengan perilaku produktif efektif dan ada hubungan yang signifikan antara persepsi kepemimpinan transformasional dengan perilaku produktif efisien karyawan.

(7)

PUSTAKA ACUAN

Bass, B. M., & Avolio, B. J. (1995). Multifactor leadership questionnaire leader form

(5X-short). Redwood City, CA: Mind Garden

Bass, B.M., Avolio, B.J., Atwater, L. (1996). The Transformational and Transactional

Leadership of Men and Women. Applied Psychology: An International Review, 45 (1),

5-34.

Hariyanti., (2011). Kepemimpinan Transformasional: Pola Kekuasaan dan Perilaku.

Kompas, (17 Juli 2009). RI Masuk Perangkap Produktivitas Rendah

(diakses tanggal 6 Juni 2012)

Northouse, P.G. (2001). Leadership: Theory and practice (2nd ed.). London: Sage

Publications, Inc.

Patterson,G.M., West, A.M., Shacjkleton, J.V., Dawson, F. J., Lawthom, R., Maitlis, S.,

Robinson, D.L., & Wallace, A.M. (2005). Validating the Organizational Climate Measure:

Links to Managerial Practices, Productivity and Innovation. Journal of Organizational

Behavior, Vol 26, 379-408.

Produktivitas Indonesia (2008-2009). Dikti [on-line]. Diakses pada tanggal 29 April 2011

d a r i h t t p : / / w w w. k e l e m b a g a a n . d i k t i . g o . i d / f i l e s / PA N D U A N % 2 0 P 2 K P N

-revisi%20Hdm.pdf.

Robbins, Stephen P., (1998), Organizational Behavior: Concepts, Controversiess,

th

Application, 8 ed, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.

Schneider, B., Brief, A.P., Guzzo, R.A. (1996). Creating a Climate and Culture for Sustainable

Organizational Change.

http://suksessejati.net/index.php?option=com_content&view=article&id=233:rim a s u k p e r a n g k a p p r o d u k t i v i t a s r e n d a h &ahttp://suksessejati.net/index.php?option=com_content&view=article&id=233:rimp; c a t i d = 1 6 : a r t i k e l b u s i n e s s

-management&Itemid=133

161 Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi

(8)

Sudarmo. (2010). Gaya Kepemimpinan Perempuan Bagi Efektivitas Organisasi. Universitas

Gadjah Mada.

Suhariadi, F. (2001). Produktivitas Sebagai Bentuk Perilaku, INSAN Media Psikologi, Vol 3,

No 3,119-137.

Suhariadi, F. (2002). Pengaruh Variabel Individu (Intelegensia, Motivasi Kerja, Pendidikan,

Pengalaman Kerja, Pangkat, dan Jenis Kelamin) terhadap Perilaku Efisien, INSAN

Media Psikologi, Vol 4, No 2,73-87.

Suhariadi, F. (2002). Proses Pembentukan Perilaku Produktif pada Budaya Kerja Organisasi,

Proceeding Temu Ilmiah I APIO

Suhariadi, F. (2005). Deskripsi Adversity Quotient dan Perilaku Produktif dari Pemogok

Kerja, INSAN Media Psikologi, Vol 7, No 1, 45-69.

Yukl, Gary. 1994. Leadership in Organizations, Third Edition, Prentice Hall,

Englewood Cliffs.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI dengan status gizi

Proses lihat data laporan master anggaran, merupakan proses dimana manajer keuangan dapat melihat data-data laporan master anggaran pada setiap fungsi yang ada didalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lanjut usia di panti jompo merasakan kebahagiaan yang diperoleh dari rasa bersyukur dan ikhlas atas semua yang telah lanjut

  .5例えぱ,「aという語は, 0nce adayにおける前置詞的な使われ方は稀で,大抵の場合,冠詞として使 われる」という知識

characters in the film “Captain America” employ certain type of directives. The data of the research are selected by employing

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang kelangsungan kerjasama yang telah ada dan mengetahui

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah (1) Dihasilkan modul pembelajaran fisika dengan strategi inkuiri terbimbing pada materi fluida statis yang tervalidasi; (2)

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Valuasi Nilai Pasar Wajar