• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kunlap a-12

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kunlap a-12"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KASUS

DIAGNOSTIK HOLISTIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI

(

Kelompok A-12:

Ketua : Faisal Muhammad (1102013104)

Sekertaris : Khairul Huda (1102013148) Anggota Kelompok:

1. Abiyya Parah Putri (1102013003) 2. Andhani Putri Kusumaningtyas (1102013024) 3. Annisa Maharani (1102013036) 4. Bening Irhamna (1102013057) 5. Betari Texani Harsa (1102013058) 6. Dara Mayang Sari (1102013069) 7. Indah Aprilyani Kusuma Dewi (1102013132)

Pembimbing:

dr. Zwasta Pribadi M, MMedEd

KUNJUNGAN LAPANGAN BLOK KEDOKTERAN KELUARGA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien

(2)

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Tempat/Tanggal Lahir : Bukit Tinggi, 6 Maret 1934

4. Suku : Minang

5. Agama : Islam

6. Pekerjaan : Pensiunan

7. Alamat : Jl. KPBD Kebayoran Lama, Jakarta 8. Jenis Pembayaran : Tunai

9. Tanggal Pemeriksaan :10 November 2016

10. Nama Puskesmas/Klinik Pratama: RS. Kebayoran Lama, Jakarta B. Anamnesis

1. Keluhan Utama: Pendengaran yang menurun (namanya apa?) 2. Keluhan Tambahan: Terkadang sakit kepala, sesak nafas – apa ada

kardiomegali?, penglihatan jadi berkurang (ketika keadaan gula sedang tinggi). – cantumkan obatnya!

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

 Pasien didiagnosis menderita Diabetes Melitus (DM) tipe 2 sejak tahun 2000 (usia 66 tahun), pasien juga mengalami hipertensi.  Sering sekali buang air kecil pada malam hari, pada siang hari

tidak begitu sering (masih terhitung normal) – ada bph atau tidak?  Sering terbangun malam hari, kadang kalau gula sedang tinggi, 1 jam sekali terbangun untuk pipis.(tahu gula tinggi, sering melakukan pemeriksaan?)

 Dulu awal terjadinya DM sering merasa kesemutan, namun sekarang sudah tidak pernah lagi

 Kalau gula sedang tinggi, bangun pada pagi hari akan terasa lemas dan tidak berenergi

 Pasien sangat mengetahui tentang penyakitnya. Pasien dapat menjelaskan dengan lengkap dan terperinci terhadap apa yang terjadi pada dirinya, serta pengobatan apa saja yag diberikan dari dokter kepada dirinya. (masuk ke kesimpulan)

4. Riwayat Penyakit Dahulu :

 Terdiagnosa DM sejak tahun 2000

 Memiliki riwayat hipertensi (dari kapan?)

 Pernah menderita penyumbatan pembuluh darah di jantung (terdiagnosis apa, bgmn pengobatannya) dan pembusukan kuku kaki. Hal ini karena gula yang tinggi (DM)

(3)

5. Riwayat Penyakit Keluarga :

 Adanya riwayat penyakit gula (DM) yang dialami oleh Nenek, Ayah, Saudara dan Anak pasien. Memiliki gejala yang hampir sama dengan pasien.

6. Riwayat Sosial Ekonomi :

 Beliau bekerja pada bidang garmen dan mempunyai beberapa toko di tanah abang. Namun pada tahun 2000 sudah berhenti bekerja.

 Kondisi rumah baik, dengan ventilasi yang baik. Air bersih terjangkau dan pembuangan limbah yang baik

 Kondisi ekonomi baik

 Beliau memiliki 8 orang anak yang tinggal berdekatan di daerah yang sama.

 Dua anak beliau memiliki rumah di sebelah rumah beliau, sehingga setiap harinya beliau dan istrinya selalu dikunjungi oleh anak dan cucu-cucunya. Sehingga beliau dan istrinya tidak merasa kesepian.

 Lingkungannya baik, beliau dan keluarga sudah tinggal disitu sejak tahun 1983

 Kondisi sosial baik, beliau memiliki beberapa teman-teman. Namun satu persatu sudah meninggal.

7. Riwayat Kebiasaan:

 Merokok: Merupakan perokok berat (bisa 1-2 bungkus per hari). Merokok dari umur 18 tahun sampai benar-benar berhenti pada usia 46 tahun. Karena nasihat dokter jantung tentang akibat-akibat merokok terhadap kesehatan sehingga beliau memutuskan berhenti merokok

 Pola Makan dan minum: Beliau tidak ingin melakukan diet nasi ataupun diet makanan lainnya. Dulu pernah dicoba membatasi nasi putih dan berganti pada nasi merah. Namun tidak berjalan lama. Minum banyak

 Pola tidur: Tidur jam 9 dan bangun saat subuh. Pola tidurnya teratur. Suka tidur siang. Namun saat tidur, terkadang suka terbangun karena ingin buang air kecil (diperbaiki bahasanya)

(4)

Aktivitas Fisik: Olahraga sangat rajin. Setiap hari selama 1 jam. Olahraga yang dilakukan adalah senam dan jalan pagi. (jenis olahraganya, frekuensi)

C. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum : Baik 2. Vital Sign :

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : 15

Tek. Darah : 143/73 mmHg Frek. Nadi : 60 x/menit Frek Pernapasan : 20 x/menit Suhu : 36,8  C BB : 62 Kg TB : 166 cm Lingkar Perut : 98 cm BB Ideal : (166-100) – (10 % x 66) = 59,4 kg 3. Status Gizi:  IMT : BB (kg)/TB2 (m) = 62/(1,66)2 = 22,5 kg/m2 = Normal  Rumus Broca : (62 : 59,4) x 100% = 104 = Normal

4. Status Generalis :

Kepala : Normocephal, rambut berwarna putih keabuabuan sedikit warna hitam dan tidak mudah dicabut. Mata : Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik (penyebabnya apa, pakai kacamata tidak)

Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid Thoraks : Cor : BJ I – BJ II reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),

wheezing (-/-)

Abdomen : Tidak datar, agak cembung, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak teraba.

Ekstremitas (tidak perlu di bagi inferior, superior) : - Superior : Sianosis (-/-)

Edema (-/-) - Inferior : Edema (-/-)

(5)

Sianosis (-/-) 5. Status Neurologis:

GCS: E4 M6 V5 = 15

Pupil di tengah bulat isokor, ukuran 3mm/3mm a. Anggota gerak atas

Kekuatan : 4/5 Tonus : (+) / (+) Atrofi : (-) / (-) Refleks fisiologis Biceps :(+) / (+) Triceps : (+)/ (+) Refleks Patologis Refleks Hoffman : (-) / (-) Refleks Trommer : (-) / (-) Sensibilitas Taktil : normal/normal Nyeri : normal/normal Suhu : Tidak dilakukan Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan Getar : Tidak dilakukan b. Anggota gerak bawah

Kekuatan : 4/5 Tonus : (+) / (+) Atrofi : (-) / (-) Refleks fisiologis Patella : (+) / (+) Achilles : (+) / (+) Refleks Patologis Babinski : (-) / (-) Chaddock : (-) / (-) Gordon : (-) / (-)

(6)

Oppenheim : (-) / (-) Sensibilitas

Taktil : ↓/ ↓ Nyeri : + / +

Suhu : Tidak dilakukan Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan Getar : Tidak dilakukan D. Pemeriksaan Penunjang (Bila ada)

1. Laboratorium:

Pemeriksaan gula darah tanggal 10 November 2016 GDS : 208 mg/dL

Lengkapi GDS! CANTUMKAN GDP, HBa1c

E. Pola Makan: (Food Recall) (HITUNG KALORI DAN BANDINGKAN DGN KEBUTUHANNYA)

Jenis Kelamin: Laki-laki Usia: 82 kg BB: 62 kg TB: 166 cm Lingkar Perut: 98 cm IMT: 22,5 kg/m2 BB Normal: TB-100 = 66 kg BB Ideal: TB-100 – (10% x (TB-100)) = 66 – (10% x 66) = 66 – 6,6 = 59,4 kg Broca:

Pria= (30 x BB Ideal) + 30% (30 x BB Normal) = (30 x 59,4) + 30% ( 30 x 66)

= 1782 + 594 = 2376 kalori

(7)

Pria= 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x Usia) = 66 + (13,7 x 62) + (5 x 166) – (6,8 x 82) = 66 + 849,4 + 830 - 557,6

= 1187 kalori Kebutuhan Kalori Total/ KKT

KKT= KKB + Aktivitas Fisik (Ringan) – Faktor Koreksi (20 % untuk usia > 70tahun)

= 1187 + (20% x 1187) – ( 20% x 1187) = 1187 + 237,4 -237,4

= 1187 kalori

Kebutuhan gizi dalam bahan makanan Karbohidrat = 60% x KKT

= 60% x 1187 = 712,2 kalori

Kebutuhan karbohidrat dalam satuan gram = 712,2 : 4 gram = 178,05 gram

Protein = 15% x KKT = 15% x 1187 = 178,05 kalori

Kebutuhan protein dalam satuan gram = 178,05 : 4 gram = 44,5 gram

Lemak = 25% x KKT = 25 x 1187 = 296,75 kalori

(8)

Pembagian frekuensi makan selama satu hari Pagi = 20% dari Kebutuhan Kalori Total = 20% x 1187

= 237,4 kalori

Snack pagi = 10% dari Kebutuhan Kalori Total = 10% x 1187

= 118,7 kalori

Siang = 30% dari Kebutuhan Kalori Total = 30% x 1187

= 356,1 kalori

Snack sore = 10% dari Kebutuhan Kalori Total = 10% x 1187

= 118,7 kalori

Malam = 30% dari Kebutuhan Kalori Total = 30% x 1187

= 356,1 kalori

SABTU  PAGI

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Roti gandum 160 kal 33 gram 7 gram 4 gram Kopi 2 kal 0,09 gram 0,28 gram 0,05 gram

(9)

TOTAL 162 kal 33,09 gram 7,28 gram 4,05 gram  SNACK PAGI

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Quacker oatmeal 140 kal 24 gram 4 gram 3,5 gram  SIANG

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 204 kal 44,08 gram 4,2 gram 0,44 gram

Terong 24 kal 5,5 gram 1,1 gram 0,2 gram

Ayam gulai 250 kal 2,87 gram 2,87 gram 18,75 gram TOTAL 478 kal 53,25 gram 22,73 gram 19,39 gram  SNACK SORE

- MALAM

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 204 kal 44,08 gram 4,2 gram 0,44 gram

Ikan mas 86 kal 0 gram 16 gram 2 gram

Sambal Tomat 15 kal 3,76 gram 0,26 gram 0,06 gram Selada 15 kal 2,9 gram 1,2 gram 0,2 gram

Total 320 kal 50,74 gram 21,66 gram 2,7 gram Total kalori dalam 1 hari konsumsi makanan dan minuman adalah 1100 kalori, 161,08 gram karbohidrat, 55,67 gram protein, 29,64 gram lemak. Berdasarkan total kebutuhan kalori harian yakni 1187 kalori maka total konsumsi makanan dalam satu hari yang telah dikonsumsi oleh Bpk. SN telah mencukupi dan sesuai dengan kebutuhan kalori hariannya. Hanya saja untuk konsumsi protein sedikit melebihi dari anjuran asupan protein harian yang seharusnya sebesar 44,5 gram.

(10)

MINGGU

 PAGI

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Roti gandum 160 kal 33 gram 7 gram 4 gram Kopi 2 kal 0,09 gram 0,28 gram 0,05 gram TOTAL 162 kal 33,09 gram 7,28 gram 4,05 gram  SNACK PAGI

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Quacker oatmeal 140 kal 24 gram 4 gram 3,5 gram  SIANG

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 204 kal 44,08 gram 4,2 gram 0,44 gram Sayur pakchoy 22 kal 4 gram 2,3 gram 0,3 gram

Ayam balado 245 kal 2,99 gram 31,7 gram 11,06 gram TOTAL 471 kal 51,07 gram 38,2 gram 11,8 gram  SORE

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Kopi 2 kal 0,09 gram 0,28 gram 0,05 gram Kue kering 75 kal 12,66 gram 1,14 gram 2,14 gram TOTAL 77 kal 12,75 gram 1,42 gram 2,19 gram  MALAM

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 204 kal 44,08 gram 4,2 gram 0,44 gram Selada 15 kal 2,9 gram 1,2 gram 0,2 gram

Tomat 18 kal 3,92 gram 0,88 gram 0,2 gram Ayam balado 245 kal 2,99 gram 31,7 gram 11,06 gram

(11)

Total kalori dalam 1 hari konsumsi makanan dan minuman adalah 1332 kalori, 174,8 gram karbohidrat, 88,88 protein, 29,39 lemak.

Untuk total konsumsi kalori pada hari ini berlebih 145 kalori dari total kebutuhan kalori harian yang seharusnya sebesar 1187 kalori. Serta konsumsi protein berlebih 44,38 gram dari anjuran asupan protein harian yang seharusnya sebesar 44,5 gram.

SENIN  PAGI

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Roti gandum 160 kal 33 gram 7 gram 4 gram Kopi 2 kal 0,09 gram 0,28 gram 0,05 gram TOTAL 162 kal 33,09 gram 7,28 gram 4,05 gram  SNACK PAGI

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Quacker oatmeal 140 kal 24 gram 4 gram 3,5 gram  SIANG

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 204 kal 44,08 gram 4,2 gram 0,44 gram Sayur wortel 42 kal 9,3 gram 1,2 gram 0,3 gram Ayam goreng 260 kal 10,76 gram 21,93 gram 14,55 gram

Sawi 22 kal 4 gram 2,3 gram 0,3 gram

Tahu 32 kal 0,3 gram 1,4 gram 2,8 gram

Tempe 82 kal 3,2 gram 4,6 gram 5,8 gram

TOTAL 642 kal 71,64 gram 35,63 gram 24,19 gram  SNACK SORE

- MALAM

Bahan Makanan Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 204 kal 44,08 gram 4,2 gram 0,44 gram

Ikan mas 86 kal 0 gram 16 gram 2 gram

Sayur wortel 42 kal 9,3 gram 1,2 gram 0,3 gram

Sawi 22 kal 4 gram 2,3 gram 0,3 gram

(12)

Tempe 82 kal 3,2 gram 4,6 gram 5,8 gram TOTAL 460 kal 60,88 gram 29,7 gram 11,64 gram Total kalori dalam 1 hari konsumsi makanan dan minuman adalah 1404 kalori, 189,61 gram karbohidrat, 76,61 gram protein, 43,38 gram lemak.

Untuk total konsumsi kalori pada hari ini berlebih 217 kalori, 11,56 gram karbohidrat, 32,11 gram protein, dan 10,41 gram lemak dari anjuran total kebutuhan kalori harian.

F. Kegiatan Sehari-hari: (Activity Daily Living) – timetable!

Pasien biasanya bangun pagi untuk ibadah sekitar jam 4.30 am. Pada jam 6 am dilanjutkan dengan sarapan. Sekitar jam 7 biasanya pasien berolahraga selama 1 jam, olahraga yang sering dilakukan pasien adalah jalan pagi atau senam ringan. Setelah berolahraga biasanya pasien bersantai (membaca koran) sembari menikmati makanan ringan atau istirahat (tidur). Pada jam 12 am dilanjutkan dengan ibadah dan jam 1 makan siang. Setelah itu biasanya pasien bersantai lagi. Jam 3 pm ibadah lagi. Setelah itu biasanya bersantai dengan menonton televisi sampai waktu magrib tiba. Sekitar jam 6 pm ibadah dan pada jam 7 pm biasanya makan malam dilanjutkan dengan ibadah. Pada pukul 9 pm istirahat (tidur malam).

BERKAS KELUARGA A. Profil Keluarga 1. Karakteristik Keluarga

a. Nama Kepala keluarga : Bpk. Syamsu Noorsan b. Nama Pasangan : Ibu Syamsinar

c. Struktur Komposisi Keluarga :

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah No

. Nama

Kedudukan Dalam Keluarga

L/

P Umur Pendidikan Pekerjaan

1 Syamsu Noorsan

Kepala rumah tangga (Suami)

L 82 tahun Setara SMP Pensiunan 2 Syamsinar Istri P 78 tahun Setara SMP Ibu Rumah

tangga 3 Susi Pembantu Rumah P 38 tahun DIISI YAA! Pembantu

(13)

tangga rumah tangga 2. Bentuk Keluarga:

Termasuk ke dalam keluarga usila, karena pasien telah tinggal terpisah dengan anak-anaknya. Namun rumah anaknya berada didekat rumah pasien.

3. Tahapan Siklus Keluarga:

Tahapan siklus keluarga Bapak Syamsu Noorsan dan Ibu Syamsinar termasuk ke dalam tahap keluarga dengan anak sudah memisahkan diri dengan orang tuanya karena sudah memiliki kehidupan rumah tangga sendiri. Bapak Syamsu dan Ibu Syamsinar memiliki 8 orang anak, semuanya telah menikah, kecuali anak ketiga mereka yang meninggal. Seluruh anak Bapak Syamsu dan Ibu Syamsinar tinggal di wilayah yang sama yaitu disekitar rumah orang tuanya. Sehingga meskipun sudah tinggal terpisah dengan anaknya, Bapak Syamsu dan Ibu Syamsinar tidak merasa kesepian karena setiap hari pasti dikunjungi oleh anak-anak dan cucu mereka. – PINDAHKAN KE PSIKOLOGI

4. Dinamika keluarga:

Hubungan pasien dengan anggota keluarganya sangat baik.

Jelaskan objektifnya! Pasien tinggal bersama Istrinya yaitu Ibu Syamsinar dan seorang asisten rumah tangga bernama Susi. Hubungan di antara mereka terjalin dengan sangat baik, Ibu Syamsinar dan Mbak Susi sangat mengerti dengan keadaan Bapak Syamsu, mereka sudah mengerti apa saja kegiatan rutin, apa saja yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada Pasien. Selain itu, hubungan Pasien dengan orang-orang di lingkungan sekitar rumah juga baik dan sudah saling tau serta memahami, hal ini karena beliau sudah tinggal dilingkungan tersebut sejak tahun 1983. Anak-anak beliau juga bertempat tinggal disekitar rumah pasien,

(14)

sehingga pasien setiap hari dikunjungi oleh anak-anaknya untuk melihat keadaan Bapak Syamsu dan Ibu Syamsinar.

5. Fungsi Keluarga: a. Biologi:

Bapak Syamsyu dan Ibu Syamsinar memiliki anak 8 orang, 6 orang lak-laki dan 2 orang perempuan. Dari 8 orang anaknya tersebut beliau memiliki 22 orang cucu.

b. Psikologi:

Keluarga Bapak Syamsu mengaku menjalan kesehariannya dengan perasaan nyaman dan tentram. Hal ini tidak terlepas karena keluarga besarnya tinggal di tempat yang berdekatan sehingga mudah dalam berkumpul serta keadaan ekonomi dari semua anggota keluarganya tergolong berkecukupan.

c. Ekonomi:

Bapak Syamsu semasa mudanya merupakan sosok pekerja keras. Hal ini ditularkan kepada semua anggota keluarganya termasuk istri dan anak-anaknya, sehingga saat ini beliau bisa menikmati hidup dengan kondisi ekonomi yang berkecukupan. d. Sosial:

Hubungan keluarga Bapak Syamsu terhadap lingkungan sosial disekitarnya berjalan dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan beliau yang selalu berusaha membangun hubungan baik dengan siapapun. Beliau juga merupakan seorang wirausaha yang menuntut beliau harus bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain. (bagaimana di lingkungan tetangganyaa)

e. Agama:

Keluarga Bapak Syamsu sangat memerhatikan masalah ibadah. Sejak dulu beliau selalu menanmkan unsur agama dalam membina rumah tangga, begitupun di dalam berkegiatan sehari-hari hingga saat ini.

(15)

Bpk Syamsu Ibu Syamsinar

Keterangan :

Pria dengan Diabetes Melitus Pria

Wanita

Wanita dengan Diabetes Melitus

6. Family Map (Genogram)

Pria

Pria dengan Diabetes Melitus

Wanita

Wanita dengan Diabetes Melitus

(16)

B. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup 1. Lingkungan tempat tinggal:

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal 1. Status kepemilikan rumah: Milik sendiri 2. Kepadatan perumahan : Tidak padat 3. Lingkungan perumahan : Bersih

4. Kondisi Rumah : Kesimpulan

a. Luas rumah : 600 m2 Keluarga Bapak

Syamsu memiliki rumah yang memenuhi kriteria rumah sehat, karena luas rumah sesuai dengan jumlah penghuni dan semua anggota keluarga mempunyai kamar untuk tidur.

Ketersediaan air bersih dan jamban keluarga cukup baik. Serta ventilasi rumah dan pencahayaan juga baik.

b. Jumlah penghuni dalam satu rumah : 3 orang c. Luas halaman rumah : 100 m2

d. - Luas kamar utama: 6 x 5 m2. Penghuni: 2 org - Luas kamar pembantu: 3 x 3 m2. Penghuni: 1 orang - Luas kamar lainnya: 3 x 4 m2

e. Bertingkat

f. Lantai rumah dari : Keramik g. Dinding rumah dari : Tembok

h. Jamban keluarga: Memenuhi Syarat (bersih/ada air dan cukup/ada sabun)

i. Tempat bermain: Ada j. Ventilasi : Baik

k. Ketersediaan air bersih : Ada dan cukup l. Tempat pembuangan sampah : Ada dan cukup m. Pencahayaan : Ada dan cukup (alami/buatan)

n. Kebersihan rumah : Bersih

2. Kepemilikan barang barang berharga : (kendaraan, elektronik, peralatan RT)

- Satu buah mobil - Dua buah televisi - Dua buah kulkas - Empat buah AC

- Satu buah telepon genggam - Dua buah telepon rumah - Satu buah kompor gas

(17)

1. Bila Sakit Ringan: Minum obat biasa, ngeluh ke istri 2. Bila Sakit Berat: Keluarga mengantar ke dokter 3. Kepemilikan KMS: (-)

4. Kepemilikan Asuransi/Jaminan kesehatan : (-)

D. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas/Klinik Pratama) Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

No. Faktor Keterangan Kesimpulan

1. Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan

Kendaraan pribadi Pasien mendapatkan pelayanan yang terbaik dalam menghadapai

penyakitnya, karena pasien tergolong keluarga yang mampu dalam hal ekonomi dan dukungna keluarga juga sangat bagus.

2. Tarif pelayanan kesehatan Menengah ke atas 3. Kualitas pelayanan

kesehatan

Memuaskan

E. Pola Konsumsi Makanan Keluarga 1. Kebiasaan makan :

Menu makanan sehari-hari keluarga ini bervariasi. Menu makanan yang biasa dihidangkan terdiri dari nasi, sayur, dan lauk. Cita rasa makanan yang paling sering dihidangkan adalah pedas. Karena merupakan keluarga darah minang. Sayur yang sering dimasak cukup bervariasi antara lain sayuran hijau baik direbus atau ditumis. Lauk yang dihidangkan bervariasi seperti ayam, ikan, telur balado. Namun akhir-akhir ini pasien tidak ingin memakan makanan yang terlalu pedas, sehingga dibuatkan pula menu lauk yang dapat dimakan pasien dengan tingkat kepedasan yang lebih rendah. Sedangkan untuk buah-buahan sering dikonsumsi oleh keluarga ini, seperti apel, pear dan anggur. Pola makan keluarga ini tiga kali sehari, terdiri dari sarapan pagi, makan siang dan makan malam, diantaranya terkadang keluarga

(18)

ini mengkonsumsi roti atau kue kecil. Setelah terdiagnosis diabetes mellitus, dalam 11 tahun terakhir ini pasien mulai diet makanan yang manis-manis dan mulai mengurangi porsi makannya.

2. Menerapkan pola gizi seimbang :

Keluarga ini termasuk keluarga yang sangat memerhatikan keseimbangan gizi makanannya. Setiap hari biasanya mengonsumsi sayur dan buah. Namun yang tidak bisa dirubah dari dulu hingga saat ini adalah kebiasaan mengonsumsi makanan yang bercita rasa pedas. Tetapi beberapa tahun terakhir tingkat kepedasan dalam makananya sudah dikurangi karena takut menggangu kesehatan pasien. Keluarga ini juga rajin berolahraga dan mengonsumsi air putih. Kebiasaan baik yang dijaga dari dulu hingga saat ini terlihat memiliki efek positif yang luar biasa, hal ini terlihat dari kebugaran fisik dari pasien meskipun usia sudah tidak muda lagi.

F. Nilai/Kepercayaan yang Dianut Keluarga terkait Kesehatan: Kesehatan adalah prioritas utama menurut pasien dan keluarga. Untuk itu sejak dulu hingga sekarang pasien berusaha menularkan kebiasaan baik pasien (berolahraga rutin) kepada keluarganya. Meskipun pasien terkena penyakit DM, namun kebugaran fisik pasien telihat baik ditengah usianya yang sudah tidak lagi muda, hal ini karena pasien sering berolahraga setiap hari sejak dari muda hingga sekarang. Pasien dan keluarga juga rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter. Pasien sangat mengetahui keadaan dari penyakitnya, sehingga pasien berusaha agar keadaannya tidak semakin memburuk dengan cara menjaga pola makan, rutin datang kontrol ke dokter dan berolahraga setiap hari.

G. Pola Dukungan Keluarga

1. Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan dalam keluarga:

Keluarga pasien sangat paham dengan keadaan yang dihadapi pasien, sehingga dukungna yang diberikan kepada

(19)

pasien sangat bagus. Anak-anak pasien tinggal berdekatan dengan rumah pasien, sehingga biasanya secara bergantian mengantarkan pasien ke dokter baik untuk kontrol rutin atau jika ada keluhan sakit. Keluarga pasien termasuk keluarga yang mampu dalam hal ekonomi sehingga dalam pelayanan kesehatan biasanya keluarga berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien. Tempat tinggal pasien berada di lokasi yang strategis, sehingga untuk mencapai fasilitas pelayanan kesehatan terdekat relatif cepat dan mudah.

2. Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan dalam keluarga:

Dukungna dan pengertian keluarga sangat baik, sehingga hambatan dalam menyelesaikan masalah kesehatan dari keluarga hampir tidak dirasakan pasien. Secara rutin anak-anak pasien datang mengunjungi pasien, karena rumah pasien berdekatan langsung dengan rumah anaknya.

DIAGNOSIS HOLISTIK A. Aspek Personal:

Pasien terdiagnosis Diabetes Melitus tipe 2 sejak tahun 2000. Pasien sangat mengetahui tentang penyakitnya, sehingga pasien tetap berusaha menjaga kondisinya agar tidak semakin parah dengan cara rutin berolahraga setiap hari. Beberapa tahun terakhir ini keluhan utama yang dirasakan pasien adalah kualitas pendengarannya yang menurun. Selain itu juga pasien kadang merasa sakit kepala dan sesak nafas bahkan penglihatan juga berkurang apabila keadaan gula darahnya sedang tinggi. Biasanya pasien rutin untuk datang ke dokter baik pada saat merasakan ada keluhan sakit ataupun hanya sekedar untuk kontrol rutin biasa.

(20)

B. Aspek Klinik:

Berdasarkan anamnesa didapatkan diagnosis Diabetes Mellitus tipe II dengan komplikasi mikroangiopati diabetik.

C. Aspek Risiko Internal:

Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga yaitu Diabetes. Selain dirinya, penyakit ini juga dialamai oleh kedua saudaranya dan satu orang anaknya (sudah diketahui). Ini didapatkan dari nenek dan ayah pasien yang semasa hidupnya juga terkena Diabetes. Gejala yang dirasakan pasien saat ini hampir sama dengan yang dirasakan oleh ayahnya semasa hidup. Pada anak pasien yang sudah terbukti terkena diabetes, belum terlihat gejala pendengaran berkurang seperti yang dirasakan pasien, namun gejala seperti sakit kepala atau penglihatan sedikit buram pada saat gula darah sangat tinggi juga dirasakan oleh anaknya.

Berdasarkan pengakuan pasien, dia merupaka perokok berat semasa muda sejak usia 18 tahun (1-2 bungkus perhari). Kebiasaan ini terus berlangsung sampai pasien berusia 46 tahun. Setelah mendapat nasihat dari dokter jantung tentang bahaya dari merokok terhadap kesehatan, akhirnya pasien memutuskan utnuk berhenti merokok. Dalam hal diet makanan pasien tidak mau mengganti konsumsi nasi putih dengan nasi merah, meskipun sudah dianjurkan dokter, pasien lebih memilih diet yang lain seperti konsumsi makanan manis dikurangi dan menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga biasanya satu jam setiap harinya dan konsumsi air putih, buah serta sayur yang cukup. Pola tidur pasien sedikit terganggu karena kebiasaan bangun malam hari untuk buang air kecil.

D. Aspek Risiko Eksternal:

Keluarga selalu mendampingi seluruh proses pengobatan pasien. Anak-anaknya bergantian mendampingi pergi ke dokter dan senantiasa selalu menjaga kesehatan pasien dengan mengingatkan

(21)

tentang obat-obatannya dan selalu menemani untuk pergi berolahraga.

Beliau memiliki 8 orang anak yang tinggal berdekatan di daerah yang sama, dua anak beliau memiliki rumah di sebelah rumah beliau, sehingga setiap harinya beliau dan istrinya selalu dikunjungi oleh anak dan cucu-cucunya. Sehingga beliau dan istrinya tidak merasa kesepian.

Beliau suka mengeluh kepada istrinya tentang gejala yang dialaminya, namun istrinya memberitahu beliau untuk selalu sabar dan tawakal. Dan berusaha untuk menjaga asupan makanan suaminya. Lingkungannya baik, beliau dan keluarga sudah tinggal disitu sejak tahun 1983. Kondisi rumah baik, dengan ventilasi yang baik. Air bersih terjangkau dan pembuangan limbah yang baik. Kondisi sosial dan ekonomi baik.

E. Aspek Fungsional:

Pasien dapat sendiri melakukan aktivitas dan menjalankan fungsi sosial dalam kehidupannya. Namun pasien mengaku kadangkala terganggu dengan diabetes mellitus yang dideritanya terutama ketika tangan atau kakinya mulai terasa kesemutan dan badan terasa lemas. Keluhan gangguan pendengaran yang dirasakan juga sangat menggangu pasien dalam berkomunikasi dengan orang lain. Berdasarkan apa yang dialami pasien, pasien dapat digolongkan ke dalam golongan 2, yaitu keluhan/gejala yang dirasakan pasien mengganggu aktivitas namun masih bisa melakukan aktivitas ringan.

RENCANA PENATALAKSANAAN Tabel 4. Rencana Penatalaksanaan*

(22)

Diharapkan 1. Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit diabetes melitus dan memberikan informasi mengenai perkembangan penyakitnya.

Pasien Pada saat di klinik atau saat kunjungan ke rumah Semakin sadar akan pentingnya menjaga gula darah -2. Memberikan obat kencing manis (Diabetes Mellitus),dan menjelaskan fungsi obat dan cara konsumsinya yaitu :glibenklamid 1x1 (30 menit sebelum makan pagi dan metformin 1x1 setelah makan pagi) yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah.

Pasien Pada saat di klinik Gula darah menjadi terkontrol, tidak terjadi komplikasi yang semakin serius 3. Membantu pasien mengubah pola makan yang baik / rendah gula Menganjurkan untuk tetap berolah raga

Pasien Pada saat di klinik dan kunjungan rumah Pasien semakin mampu mengelola dan paham pola makan yang baik bagi penyandang diabetes mellitus 4. Menganjurkan keluarga memberi dukungan Keluarga Pada saat kunjungan rumah Keluarga memberi perhatian dan

(23)

kepada pasien agar selalu menjaga kesehatannya dan selalu mengingatkan pasien untuk minum obat dan kontrol gula darah, dan mendukung pola diet pasien. Menganjur-kan kepada keluarga pasien untuk meningkat-kan komunikasi yang baik dengan pasien dukungan lebih kepada pasien dan pasien lebih termotivasi untuk menjaga kondisinya agar tidak semakin memburuk 5. Menyarankan pasien untuk tetap latihan jasmani seperti :jalan kaki, senam ringan Pasien dan keluarga Pada saat kunjungan ke rumah Kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat

PROGNOSIS

A. Ad Vitam : dubia ad bonam B. Ad Sanactionam : dubia ad bonam

Gambar

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah  No
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal 1. Status kepemilikan rumah: Milik sendiri 2. Kepadatan perumahan      : Tidak padat 3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis 7 soal KD Sastra dari keseluruhan soal Bahasa Indonesia 55 soal, Berdasarkan soal UTSBahasa Indonesia KD Sastra tingkat SMA di Kabupaten

10) Makam Mbah Engkrek berada di Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo.. Pengembangan potensi pariwisata alam, buatan dan budaya yang terdapat di Kabupaten Blora perlu adanya

munculnya berbagai permasalahan- permasalahan fisioterapi yaitu (1) adanya nyeri tekan pada bekas incisi, (2) nyeri gerak pada siku kiri terutama untuk gerakan fleksi

Aspek pranata sosial ini digunakan untuk mengetahui bagaimana sistem pranata sosial yang terdapat dalam prasasti Bengkala pada masa lampau yang berkaitan dengan pranata

Dapat dilihat pada Gambar 11 yang menunjukkan penggunaan huruf yang konsisten dan Gambar 12 yang menunjukkan penggunaan huruf yang tidak konsisten, terlihat jelas bahwa

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 23 Pelaksanaan upaya kesehatan diarahkan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu mewujudkan derajat

pembimbing mikro yaitu Bapak Sudrajat, M.Pd. Dosen pembimbing mikro memberikan masukan, baik berupa kritik maupun saran setiap kali mahasiswa selesai praktik mengajar termasuk

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih mampu untuk menjelaskan fenomena perubahan sistem fraksi harga saham (yaitu fraksi Rp. 50 ) terhadap bid-ask spread,