• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2013"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TAHUN 2013

(2)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 1 1.1 Latar Belakang

Undang-undang (UU) Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu, dinas kesehatan memfasilitasi masyarakat terhadap akses informasi kesehatan melalui profil kesehatan yang merupakan paket penyajian data/informasi kesehatan yang lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya manusia, dan data terkati lainnya.

Profil kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan yang diukur berdasarkan Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten.

Penyusunan Profil Kesehatan dilakukan secara berkala setahun sekali dan data yang disajikan berisi data bulan Januari s/d Desember 2013. Profil kesehatan disusun untuk menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan faktor-faktor terkait lainnya serta data yang bersumber dari survei. Data dianalisis dengan sederhana untuk beberapa masalah kesehatan yang dianggap penting yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik maupun gambar.

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2013, diharapkan dapat memberikan data yang dibutuhkan oleh para penentu kebijakan sebagai suatu bukti untuk dapat dilakukannya pengambilan keputusan berdasarkan fakta (evidence based

decision making). Selain itu, profil kesehatan ini dapat digunakan sebagai sarana

penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi dan perencanaan kegiatan-kegiatan, serta dapat juga digunakan sebagai sarana pembinaan dan pengawasan pelaksanaan upaya kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, maupun yang telah diuraikan dalam UU

BAB I

(3)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 2 No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dimana kesehatan merupakan salah satu urusan wajib pemerintah daerah.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 adalah untuk memberikan gambaran kesehatan yang menyeluruh di Kabupaten Serdang Bedagai dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan dan mengembangkan sistem informasi kesehatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penerbitan Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 ini adalah:

1. Diperolehnya data/ informasi tentang kependudukan, sosial ekonomi, lingkungan, status kesehatan masyarakat, upaya-upaya kesehatan, dan data/ informasi lain yang berhubungan dengan kesehatan.

2. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program-program kesehatan di tingkat kota.

3. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan melalui berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada.

4. Tersedianya data/ informasi yang dibutuhkan penentu kebijakan dalam pengambilan keputusan berdasarkan fakta yang ada (Evidence Based

Decision Making).

5. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan dalam rangka mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Kota.

6. Tersedianya bahan untuk menyusun Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara dan Nasional.

1.3 Sistematika Penyusunan

Profil Kesehatan Dinas Kesehatan tahun 2013 ini terdiri dari 6 (enam) bab yaitu :

(4)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 3 Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan ini serta sistematika penyajiannya.

BAB II : GAMBARAN UMUM

Bab ini berisi tentang gambaran umum Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai yang meliputi letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan informasi lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor lingkungan dan perilaku.

BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Bab ini berisi uraian tentang indikator mortalitas (angka kematian), morbiditas (angka kesakitan) dan angka status gizi masyarakat.

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN

Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2013 untuk tercapainya dan berhasilnya program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan ini meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat.

BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2013. Gambaran tentang keadaan sumber daya kesehatan ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada serta pembiayaan kesehatan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu menjadi perhatian dan ditelaah lebih lanjut tentang pencapaian

(5)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 4 pembangunan kesehatan serta saran yang dibutuhkan untuk perbaikan ke depan.

LAMPIRAN :Terdiri dari rekapitulasi angka pencapaian Dinas Kesehatan dan 82 tabel data yang merupakan gabungan tabel indikator pencapaian kinerja SPM bidang kesehatan.

(6)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 5 2.1. Lokasi dan Keadaan Geografis

2.1.1 Wilayah

Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai secara geografis terletak pada posisi 03˚01’ 12” Lintang Utara, 3˚ 40’48” Lintang Utara, 98˚45’ 00” Bujur Timur, 99˚18’36” Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Batubara dan Kabupaten Simalungun

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

Kabupaten Serdang Bedagai adalah satu dari 33 kabupaten dalam wilayah Propinsi Sumatera Utara, luas wilayah 1.900,22 Km² atau 2,68 % dari luas Propinsi Sumatera Utara. Ibukota kabupaten terletak di Kecamatan Sei Rampah dan dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dari ibukota Propinsi Sumatera Utara yakni kota Medan ± 60 Km. Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari 17 kecamatan,

BAB II

(7)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 6 237 desa, 6 kelurahan dan 1.130 dusun. Secara terperinci jumlah kecamatan, luas wilayah, desa, kelurahan dan dusun dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kondisi Geografis Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

NO Kecamatan Luas/Km² Jumlah

Desa Kelurahan Dusun

1 Pantai Cermin 80,296 12 - 81 2 Perbaungan 111,620 24 4 107 3 Teluk Mengkudu 66,950 12 - 66 4 Sei Rampah 198,900 17 - 103 5 Tanjung Beringin 74,170 8 - 48 6 Bandar Khalipah 116,000 5 - 60 7 Tebing Tinggi 182,291 14 - 93 8 Sipispis 145,259 20 - 114 9 Dolok Merawan 120,600 17 - 54 10 Dolok Masihul 237,417 27 1 110 11 Kotarih 78,024 11 - 28 12 Pegajahan 93,120 12 1 60 13 Sei Bamban 72,260 10 - 82 14 Tebing Syahbandar 120,297 10 - 67 15 Silinda 56,740 9 - 33 16 Bintang Bayu 95,586 19 - 54 17 Serba Jadi 50,690 10 - 58 Jumlah 1,900,220 237 6 1.221

Sumber : BPS Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

2.1.2 Iklim

Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis. Kabupaten Serdang Bedagai berada pada ketinggian 0 s/d 500 m diatas permukaan laut dengan kelembaban sekitar 84 %, curah hujan berkisar antara 10 – 345,5 mm per bulan dengan periodik tertinggi pada bulan September 2009, hari hujan per bulan berkisar 5 – 27 hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan Oktober 2009. Rata – rata kecepatan angin berkisar 0,90 m/dt dengan tingkat penguapan sekitar 4,10 mm/hari. Temperatur udara per bulan minimum 24,1˚C dan maksimum 31,6˚C.

2.2 Kondisi Demografi 2.2.1 Penduduk

Jumlah penduduk kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2013 berjumlah 605.583 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 149.865 RT dan rata – rata penduduk per rumah tangga sebanyak 4 orang. Distribusi penduduk yang bermukim di 17 kecamatan dapat dilihat pada grafik 2.1 di bawah ini :

(8)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 7

Grafik 2.1 Jumlah Penduduk di 17 Kecamatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi didominasi di kecamatan Perbaungan sebesar 914,03 per km2 dan yang terendah di kecamatan Kotarih sebesar 104,10 per km2. Jumlah penduduk laki – laki di Kabupaten Serdang Bedagai lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki - laki sebanyak 303.963 jiwa dan perempuan 301.620 jiwa.

Distribusi penduduk yang bermukim di 17 kecamatan dapat dilihat pada grafik 2.2 di bawah ini :

Grafik 2.2 Piramida Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 0 100.000 200.000 Kot ar ih Sil in d a Bint an g Bay u Dolo k Ma sih u l Se rb a Jad i Sipis p is Dolo k Me ra w an Te b in g T in ggi Te b in g … Ban d ar Kh alip ah Tan ju n g Be rin gin Se i Ram p ah Se i Bamb an Te lu k Me n gku d u Perba u n gan Peg aj ah an Pa n ta i Ce rm in 8.1 22 8.4 73 10 .75 4 49 .10 2 19 .92 3 32 .21 7 17 .35 0 41 .000 32 .76 8 25 .24 9 37 .56 6 64 .54 9 43 .50 9 41 .84 0 10 2.0 24 27 .33 0 43 .80 7

Jumlah Penduduk kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

15 10 5 0 5 10 15 0 - 4 10 - 14 20 - 24 30 - 34 40 - 44 50 - 54 60 - 64 70 - 74 umur laki-laki : 303.963

(9)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 8 Untuk mengetahui beban tanggungan usia produktif digunakan indikator

dependency ratio, dimana rata-rata di Kabupaten Serdang Bedagai beban

ketergantungannya adalah 56 yang diperoleh dari jumlah penduduk usia non produktif sebanyak 311.811 jiwa terhadap jumlah penduduk usia produktif sebanyak 293.772 jiwa.

2.3 Sosial Budaya 2.3.1 Pendidikan

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.

Peningkatan kualitas dan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Di tingkat pendidikan dasar, jumlah sekolah dasar (SD) pada tahun 2011 ada sebanyak 459 unit dengan jumlah guru 4.952 orang dan murid sebanyak 79.294 orang. Ratio murid SD terhadap sekolah sebesar 173. Jumlah sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) ada sebanyak 84 sekolah dengan jumlah guru 1.805 orang dan jumlah murid ada sebanyak 23.166 orang, dengan ratio murid SLTP terhadap sekolah sebesar 276 per sekolah. Sedangkan jumlah sekolah menengah umum (SMU) ada sebanyak 38 sekolah dengan jumlah guru 1.018 orang dan jumlah murid 11.122 orang sedangkan jumlah SLTA Kejuruan sebanyak 34 sekolah dengan jumlah murid 7.354 orang dan jumlah guru 714 orang dengan ratio murid SMU dan SLTA kejuruan terhadap sekolah sebesar 257 per sekolah.

2.3.2 Agama

Pelayanan terhadap kegiatan yang bersifat keagamaan harus senantiasa ditingkatkan. Kehidupan beragama yang baik di masyarakat dapat dijadikan benteng dalam menghadapi berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah sarana ibadah yang ada di Serdang Bedagai antara lain Mesjid sebanyak 631 buah, Mushollah/Langgar 459 buah, Gereja

(10)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 9 katilik 47 buah, gereja protestan 470 buah, Pura 1 buah dan Vihara 18 buah. Jumlah jemaah haji yang berangkat ke tanah suci yang dikoordinir oleh pemerintah sebanyak 202 orang, yang terdiri dari 81 jemaah laki-laki dan 121 jemaah perempuan.

2.3.3 Ketenagakerjaan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) penduduk umur 15 tahun ke atas dari tahun 2009 – 2013 mengalami fluktuasi. Persentase tertinggi pada Tahun 2011 sebesar 76,16%, pada Tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 66,43%, dan kembali naik pada Tahun 2013 menjadi 73,94%. Jumlah TPAK dapat dilihat pada grafik 2.3 dibawah ini.

Grafik 2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 2009-2013

Sumber : BPS Serdang Bedagai 2013

2.4 Keadaan Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat, variabel lainnya adalah faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Keempat variabel di atas dapat menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, berikut ini akan disajikan indikator-indikator yaitu persentase rumah sehat, persentase rumah tangga memiliki akses terhadap air minum, persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga yang memiliki sarana penampungan akhir kotoran/tinja/BAB. 67,98 68,64 76,16 66,43 73,94 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 2009 2010 2011 2012 2013

(11)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 10 2.4.1 Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Ukuran rumah yang relatif kecil dan berdesak-desakan dapat mempengaruhi tumbuh kembang mental atau jiwa anak-anak. Anak-anak memerlukan lingkungan bebas, tempat bermain luas yang mampu mendukung daya kreativitasnya. Dengan kata lain, rumah bila terlampau padat di samping merupakan media yang cocok untuk terjadinya penularan penyakit khususnya penyakit saluran nafas juga dapat mempengaruhi perkembangan anak.

Kepadatan hunian diperoleh dengan cara membagi jumlah anggota rumah tangga dengan luas lantai rumah dalam meter persegi. Hasil perhitungan dikategorikan sesuai kriteria Permenkes tentang rumah sehat, yaitu memenuhi syarat bila ≥ 8 m2/kapita (tidak padat) dan tidak memenuhi syarat bila <

8m2/kapita (padat). Pada tahun 2013, terdapat 149.865 unit rumah diantaranya 47.670 rumah yang dibina (76,66%), yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 104.733 unit rumah (69,88%).

2.4.2 Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Air Minum Akses rumah tangga terhadap air minum tidak mengalami perubahan 2 tahun terakhir. Peningkatan akses rumah tangga terhadap sumber air minum akan berdampak pada penurunan kasus – kasus penyakit infeksi penularan melalui air (water borned diseases), yang juga akan mempengaruhi peningkatan status kesehatan masyarakat.

Persentase rumah tangga yang memakai sumur gali terlindung sebanyak 3760 rumah tangga, sumur gali dengan pompa sebanyak 18339 rumah tangga, sumur bor dengan pompa sebanyak 27809 rumah tangga, terminal air sebanyak 1681 rumah tangga, mata air terlindung sebanyak 3189 rumah tangga, penampungan air hujan sebanyak 748 rumah tangga, perpipaan sebanyak 6.207 rumah tangga. Persentase penduduk yang memiliki akses air sebesar 10,19%.

(12)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 11 2.4.3 Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat

Yang termasuk TUPM adalah hotel, restoran, bioskop, pasar, terminal, dll. TUPM sehat adalah tempat umum dan pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.

Pada tahun 2013, dari 940 TUPM yang ada, yang diperiksa hanya 699 TUPM. Dari jumlah yang telah diperiksa tersebut sebanyak 586 TUPM (83,83%) memenuhi syarat kesehatan. Untuk institusi yang dibina kesehatan lingkungannya, dari 2.450 institusi yang ada, yang dibina kesehatan lingkungannya hanya 1.511 institusi atau 61,67%.

2.5 Keadaan Perilaku Manusia Persentase masyarakat di Kabupaten Serdang Bedagai yang berperilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) merupakan gambaran

keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, dapat kita lihat dari. PHBS adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat, melalui pendekatan pimpinan (advocasy), bina suasana

(social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment).

Pada tahun 2013, pencapaian rumah tangga ber-PHBS cenderung menurun dibandingkan dengan Tahun 2012. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(13)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 12 Tabel 2.2 Persentase Rumah Tangga ber PHBS Tahun 2009-2013

Tahun Jumlah RT Dipantau % Dipantau Ber PHBS % ber PHBS 2009 149.704 139.164 92,96 80.638 57,94 2010 151.095 85.938 57 38.457 45 2011 146.455 85.938 57 40.355 47 2012 149.346 85.938 58 40.355 47 2013 149.865 85.938 57.3 40.355 47

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai, 2009 -2013

Dari tabel dapat dilihat bahwa rumah tangga yang ber-PHBS masih sedikit, masih banyaknya rumah tangga yang tidak memperhatikan pentingnya hidup untuk berperilaku bersih dan sehat.

(14)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 13

Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup, unsur-unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya, yaitu morbiditas dan status gizi. Indikator kualitas hidup yang digunakan adalah Angka Harapan Hidup Waktu Lahir. Indikator mortalitas terdiri dari tiga indikator, yaitu Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup, dan Angka Kematian Ibu Maternal per 100.000 Kelahiran Hidup. Indikator morbiditas disepakati 14 indikator, yaitu angka “Acute Flaccid Paralysis (AFP)”

pada anak usia < 15 tahun per 100.000 anak, angka kesembuhan penderita TB Paru BTA+, persentase balita dengan pneumonia ditangani, persentase HIV/AIDS ditangani, prevalensi HIV (persentase kasus terhadap penduduk beresiko), persentase Infeksi Menular Seksual (IMS) diobati, angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk, persentase DBD ditangani, angka kesakitan malaria per 1.000 penduduk, persentase penderita malaria diobati, persentase penderita kusta selesai berobat, kasus penyakit filaria ditangani, jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Indikator status gizi terdiri dari 5 indikator, yaitu persentase kunjungan neonatus, persentase kunjungan bayi, persentase BBLR ditangani, persentase balita dengan gizi buruk dan persentase kecamatan bebas rawan gizi.

3.1 Mortalitas (Angka Kematian)

Angka kematian masyarakat dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dan dapat juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian dapat dihitung dengan melakukan survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyebab penyakit–penyakit utama kematian yang terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai sampai 2013 akan diuraikan di bawah ini.

BAB III

SITUASI DERAJAT

KESEHATAN

(15)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 14 3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB)

Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah

satu indikator sosial yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan program pemberantasan berbagai sebab kematian maupun program kesehatan ibu dan anak sebab angka kematian bayi berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak. Angka kematian bayi merujuk kepada jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup. Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai pada lima tahun terakhir menunjukkan jumlah angka kematian bayi berfluktuasi. Jika dibandingkan dengan Tahun 2012 yaitu 50 kasus, pada Tahun 2013 meningkat menjadi 54 kasus. Target MDG’s 2015 untuk Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kelahiran hidup pada Tahun 2013 sebesar 12.195 sehingga Angka Kematian Bayi Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 4 per 1.000 kelahiran hidup.

Kematian bayi diduga penyebabnya adalah tingginya kematian perinatal (janin usia kandungan 20 minggu sampai bayi berumur ≤ 7 hari) dan kematian neonatal lanjut (bayi berumur 8-28 hari). Hal ini disebabkan oleh gangguan pernapasan dan kardiovaskuler, gangguan pertumbuhan janin dengan masa gestasi, infeksi spesifik masa perinatal dan gangguan hematologik, gangguan temperatur, kelainan congenital dan neonatus neonatorum. Jumlah kasus kematian bayi dapat dilihat pada grafik 3.4 sebagai berikut :

Grafik 3.1 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009–2013

73 23 59 50 54 0 10 20 30 40 50 60 70 80 2009 2010 2011 2012 2013

(16)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 15 3.1.2 Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka kematian balita menggambarkan peluang untuk meninggal pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Angka kematian balita adalah jumlah kematian anak umur 0-4 tahun per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan-permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.

Berdasarkan Target MDG’s 2015 ditargetkan untuk angka kematian balita sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Dari data Dinas Kesehatan tahun 2012 didapat keterangan bahwa ada 22 balita laki – laki yang meninggal dan 28 balita perempuan yang meninggal. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan dimana tedapat 30 balita laki-laki yang meninggal dan 24 balita perempuan yang meninggal. Berdasarkan angka ini diperhitungkan angka kematian balita di Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 4 per 1.000 kelahiran hidup.

Grafik 3.2 Angka Kematian Balita di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2013

3.1.3 Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka kematian ibu berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas.

Berdasarkan target MDG’s 2015 ditetapkan Angka Kesehatan Ibu Hamil sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu yang melahirkan masih merupakan indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Kab. Serdang Bedagai maupun secara nasional. Jumlah kematian ibu pada tahun 2011

73 23 59 50 54 0 20 40 60 80 2009 2010 2011 2012 2013

(17)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 16 sebanyak 15 kasus, pada tahun 2012 mengalami penurunan sebanyak 13 kasus dan pada Tahun 2013 mengalami penurunan sebanyak 9 orang. Angka Kematian Ibu Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 74 per 100.000 kelahiran hidup. Data kematian ibu melahirkan ditampilkan pada grafik 3.6 dibawah ini :

Grafik 3.3 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2013

3.1.4 Umur Harapan Hidup

Umur harapan hidup (UHH) digunakan juga untuk menilai derajat kesehatan dan secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup masyarakat baik di kabupaten/kota, provinsi maupun negara. Adanya perbaikan pada pelayanan kesehatan melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan angka harapan hidup saat lahir.

Angka harapan hidup secara nasional ditargetkan berkisar rata-rata 70,6 tahun pada tahun 2010. Kabupaten Serdang Bedagai mengalami peningkatan umur harapan hidup tahun demi tahun, peningkatan tersebut ditunjukkan pada grafik 3.4 dibawah ini :

11 13 15 13 9 0 2 4 6 8 10 12 14 16 2009 2010 2011 2012 2013

(18)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 17 Grafik 3.4 Umur Harapan Hidup Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009-2013

Sumber : BPS Serdang Bedagai 2013

3.2 Morbiditas (Angka Kesakitan)

Tingkat kesakitan suatu negara juga mencerminkan situasi derajat kesehatan masyarakat yang ada di dalamnya. Bahkan tingkat angka kesakitan penyakit menular tertentu yang terkait dengan komiten internasional senantiasa menjadi sorotan dalam membandingkan kondisi kesehatan antar negara. Berikut ini akan disajikan gambaran morbiditas penyakit – penyakit menular dan tidak menular yang dapat menggambarkan keadaan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Serdang Bedagai.

3.2.1 Penyakit – Penyakit Menular 1. Diare

Jumlah perkiraan kasus diare tahun 2013 sebanyak 12.959 kasus dan jumlah kasus diare yang ditangani sebanyak 16.700 kasus. Angka ini menunjukkan bahwa jumlah kasus diare melebihi jumlah angka perkiraan sebanyak 128,9%. Jika dibandingkan dengan kasus diare yang ditangani pada tahun 2012 sebanyak 10.448 kasus, jumlah kasus diare Tahun 2013 mengalami peningkatan 62,56%. Dari 20 puskesmas yang ada, penemuan dan penanganan kasus diare tertinggi di puskesmas Silinda yaitu 88% dan terendah di puskesmas Melati hanya 9% (lihat lampiran tabel 13).

68,89 68,98 69,08 69,18 69,27 68,7 68,8 68,9 69 69,1 69,2 69,3 2009 2010 2011 2012 2013

UHH

(19)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 18 2. Pneumonia

Cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita masih rendah. Pada tahun 2013, dari 7.486 perkiraan kasus, balita yang menderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani sebanyak 1.392 kasus (18,6%). Penemuan kasus pneumonia yang tertinggi melebihi dari kasus perkiraan masing-masing puskesmas terdapat di Puskesmas Sei Rampah. Penderita pneumonia yang paling dominan adalah perempuan. (lihat lampiran tabel 13).

3. TB Paru

Jumlah kasus baru TB Paru BTA (+) pada Tahun 2013 sebanyak 722 kasus, Jumlah Kasus TB Paru BTA (+) seluruhnya pada Tahun 2013 adalah sebanyak 773 kasus. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan pada Tahun 2012 sebanyak 771 kasus.

Dari laporan puskesmas ditemukan Puskesmas Desa Pon memiliki jumlah penemuan kasus TB Paru BTA (+) terbanyak yaitu 54 kasus, sedangkan jumlah penemuan kasus TB Paru BTA (+) terendah terdapat di Puskesmas Bintang Bayu sebanyak 5 kasus.

4. Accute Flaccid Paralyses (AFP)

Jumlah kasus AFP (Non Polio) yang ditemukan pada Tahun 2013 sebanyak 15 kasus dari 190.307 jiwa penduduk berumur < 15 tahun. Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada Tahun 2012 yang hanya 8 kasus (lihat lampiran tabel 9).

5. HIV / AIDS

Jumlah penderita HIV pada Tahun 2013 sebanyak 11 kasus dengan rincian 5 laki-laki dan 6 perempuan. Jumlah ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan jumlah penderita HIV pada Tahun 2012 sebanyak 18 kasus. Jumlah penderita AIDS pada Tahun 2013 sebanyak 10 kasus dengan rincian 6 laki-laki dan 4 perempuan. Kelompok umur penderita AIDS terbanyak adalah pada kelompok umur 30-39 tahun. Jumlah penderita infeksi menular seksual seperti syphilis pada Tahun 2013 sebanyak 9 kasus dengan rincian 6 laki-laki dan 3 perempuan.

(20)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 19 Jumlah kematian akibat AIDS pada Tahun 2013 sebanyak 6 kasus dengan rincian 4 laki-laki dan 2 perempuan. Jumlah kasus HIV dan AIDS dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 3.5 Jumlah Kasus HIV dan AIDS Tahun 2010 – 2013

6. Kusta

Kusta merupakan penyakit menular (kronis) yang disebabkan

Mycobacterium leprae. Gejala kusta biasanya timbul di kulit dan saraf tepi seperti

pada muka, tangan dan kaki serta sering menyebabkan kecacatan (deformitas) hingga memberikan kesan menyeramkan. Dalam perjalanan hidupnya penderita kusta sering mengalami diskriminasi, dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat. Stigma masyarakat terhadap penyakit kusta masih tinggi sehingga perlu upaya penyadaran pola pikir masyarakat terhadap penyakit tersebut.

Jumlah penderia kusta pada Tahun 2013 sebanyak 4 kasus terdapat di Puskesmas Pantai Cermin, Puskesmas Dolok Merawan, dan Puskesmas Sipispis. Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan jumlah penderita kusta pada tahun 2012 sebanyak 7 kasus.

7 32 18 11 4 6 10 10 0 5 10 15 20 25 30 35

2010

2011

2012

2013

Penderita HIV dan AIDS

HIV AIDS

(21)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 20 7. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas / ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Tercatat pada Tahun 2013 tidak ada kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri, pertusis, dan tetanus (lihat lampiran tabel 19).

8. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2013 sebanyak 21 kasus dengan rincian 11 laki-laki dan 10 perempuan. Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan data Tahun 2012 sebanyak 49 kasus. Jumlah kasus terbanyak di Puskesmas Tanjung Beringin sebanyak 3 kasus dengan rincian 1 kasus laki-laki dan 2 kasus perempuan. Tidak terdapat kasus kematian DBD pada tahun 2013 (lihat tabel 23).

9. Filariasis

Pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus penderita filariasis (lihat lampiran tabel 23).

3.3 Status Gizi Masyarakat 3.3.1 Balita dengan KEP

Balita yang mengalami KEP dapat diukur berdasarkan 3 pengukuran yaitu tinggi badan (TB) / Umur disebut juga balita pendek (stunting), BB/TB disebut juga balita kurus (wasting) dan BB/Umur disebut juga kurang berat badan (under

weight). Berdasarkan data dalam 5 tahun terakhir jumlah balita gizi buruk di

(22)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 21 Grafik 3.6 Jumlah Balita Gizi Buruk di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 –

2013

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah balita gizi buruk sebanyak 64 kasus. Jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya jumlah ini mengalami penurunan dimana pada Tahun 2012 jumlah kasus gizi buruk sebanyak 87 kasus. Jumlah kasus terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kuala Bali Kecamatan Serba Jadi. Seluruh pendertia gizi buruk mendapat perawatan pelayanan kesehatan (lihat lampiran tabel 48).

3.3.2 Anemia Gizi Besi

Cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet besi (Fe3) di Kabupaten Serdang Bedagai pada Tahun 2013 sebanyak 12.302 atau sebanyak 88,36% dari jumlah ibu hamil sebanyak 13.922. Jumlah ini mengalami peningkatan dari data dua tahun terakhir yaitu Tahun 2012 sebesar 87,34% dan Tahun 2011 sebesar 77,13%. Setiap tahun dinas kesehatan mengganggarkan pengadaan tablet Fe sehingga dropping tablet Fe mampu memenuhi kebutuhan Fe di puskesmas (lihat tabel lampiran 32).

95 85 65 230 87 64 0 50 100 150 200 250 2008 2009 2010 2011 2012 2013

(23)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 22 3.3.3 Kurang Vitamin A

Pada Tahun 2013 pencapaian pemberian vitamin A pada bayi sebesar 97,10%, dan anak balita mendapat vitamin A 2 kali sebesar 94,35%. Pencapaian ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada Tahun 2012 yang hanya sebesar 56,73% pada bayi dan 79,33% pada anak balita. Pemberian vitamin A pada bayi dan balita merata di seluruh wilayah kerja puskesmas diatas 90%, dimana

(24)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 23 Pelaksanaan upaya kesehatan diarahkan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pemerintah yang dalam hal ini sebagai pemangku tanggungjawab (duty bearers) wajib merespon (to respect), memenuhi (to fulfill), dan melindungi (to protect) seluruh masyarakat (right holder) agar dapat mencapai haknya untuk sehat. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai berupaya memenuhi hak masyarakat serdang bedagai melalui

peningkatan upaya kesehatan dengan mempertimbangkan aspek

keterjangkauan (accessibility), ketersediaan (availability), terpenuhi (accessibility), dan kualitas (quality).

4.1 Visi Dinas Kesehatan

Masyarakat Serdang Bedagai Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan

4.2 Misi Dinas Kesehatan

Untuk mencapai masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan ditempuh melalui misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan. 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

4.3 Sasaran Strategis Dinas Kesehatan

Sasaran strategis dinas kesehatan kabupaten Serdang Bedagai untuk tahun 2010 – 2014 mengikuti sasaran strategis Kementerian Kesehatan RI. Sasaran strategis Dinas Kesehatan berupa :

1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan gizi masyarakat dengan :

 Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjasi 72 tahun

BAB IV

SITUASI UPAYA

(25)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 24  Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 155 menjadi 118 per

100.000 Kelahiran Hidup

 Menurunnya angka kematian bayi dari 26 menjadi 24 per 1.000 Kelahiran Hidup

 Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per 1.000 Kelahiran Hidup

 Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan buruk) pada anak balita 18,4% menjadi 15,0%

 Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting) 36,8% menjadi 32%

 Persentase ibu bersalin ditolong tenaga kesehatan 90%

 Persentase puskesmas rawat inap yang mampu PONED 100%

 Persentase rumah sakit yang melaksanakan PONEK 100%

 Cakupan kunjungan neonatal lengkap 90%

2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular :

 Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 160 menjadi 130 per 100.000 penduduk

 Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index – API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk

 Terkendali prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,5% menjadi 0,2%

 Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari 80% menjadi 90%

 UCI dari 80% menjadi 100%

 Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk 3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan

antar tingkat sosial ekonomi serta gender.

4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka menanggulangi risiko financial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk terutama penduduk miskin.

5. Meningkatnya PHBS pada tingkat rumah tangga dari 50% menjadi 70%. 6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di DTPK.

7. Seluruh puskesmas melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular.

(26)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 25 8. Seluruh puskesmas melaksanakan SPM (Standar Pelayanan Minimal).

4.4 Program Pembangunan Kesehatan Daerah 4.4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Peran seorang ibu sangat besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Ibu hamil yang mengalami gangguan kesehatan bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan dengan distribusi, sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Cakupan K1 selalu lebih tinggi dibandingkan cakupan K4 dari tahun ke tahun. Persentase cakupan K1 dan K4 dari Tahun 2011 sampai Tahun 2013 meningkat. Jumlah persentase cakupan K1 Tahun 2013 meningkat 0,5 persen dari Tahun 2012, sedangkan persentase cakupan K4 Tahun 2013 meningkat 0,73 persen dari Tahun 2012. Cakupan K4 dalam 5 tahun terakhir di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

(27)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 26 Grafik 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2013

Dari laporan dari setiap puskesmas didapatkan bahwa Puskesmas Perbaungan memiliki cakupan K1 dan K4 tertinggi dibandingkan dengan puskesmas lainnya. Sedangkan puskesmas dengan cakupan K1 dan K4 terendah di Puskesmas Bintang Bayu.

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan

Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan untuk tahun 2013 mencapai 92,14%. Cakupan tertinggi dicapai oleh Puskesmas Perbaungan sebesar 104,85% dan cakupan terendah pada Puskesmas Bintang Bayu sebesar 80,50% (lihat lampiran tabel 29).

c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pada tahun 2013, cakupan pelayanan nifas mencapai 90,97%. Angka ini mencapai target SPM bidang kesehatan

sebesar 90% pada tahun 2015.

Pencapaian cakupan tertinggi ada pada Puskesmas Paya Lombang, sedangkan

Puskesmas Bintang Bayu memiliki cakupan terendah (lihat lampiran tabel 29).

94 94 91 95 95,49 87 85 84 87 88,36 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 2009 2010 2011 2012 2013 Persentase K1 dan K4 K1 K4

(28)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 27 d. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN3)

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut, antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, satu kali pada usia 0-7 hari (KN1) dan dua kali lagi pada usia 8-28 hari (KN3). Pada Tahun 2013, cakupan kunjungan neonatal KN1 sebesar 99,4% dan KN3 sebesar 94,9%. Dilihat dari hasil cakupan KN1 dan KN4 sudah hampir mendekati 100%. Hampir seluruh puskesmas sudah mencapai cakupan diatas 90% (lihat lampiran tabel 38).

2. Pelayanan Keluarga Berencana

Keberhasilan program KB diukur dengan beberapa indikator, diantaranya proporsi peserta KB baru menurut metode kontarsepsi, persentase KB aktif terhadap jumlah pasangan usia subur (PUS) dan persentase baru metode kontrasepsi jangka panjang (MJKP). Cakupan secara lengkap menurut puskesmas dari pelayanan KB dapat dilihat pada lampiran tabel 34 – 36. Pada Tahun 2013, jumlah peserta KB baru sebesar 24,1% dan untuk KB aktif sebesar 73,9%. Kepedulian masyarakat kelompok pasangan usia subur terhadap program keluarga berencana dapat dikatakan baik.

3. Pelayanan Imunisasi

Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi kepada bayi umur 0 – 1 tahun (BCG, DPT, HB, Polio, Campak,), imunisasi untuk wanita usia subur/ ibu hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1 : DT dan kelas 2-3 : TT), sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukan masalah seperti desa Non UCI, potensial/rsiti KLB, ditemukan/ diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis. Pencapaian program imunisasi lengkap untuk kabupaten Serdang Bedagai telah mencapai 89%. Perhitungan pencapaian program imunisasi menunjukkan tingkat drop out (DO) sebesar 4,38%. Pencapaian desa dengan UCI di kabupaten Serdang Bedagai masih mencapai 90,9%. Dari data ini, diketahui bahwa sudah banyak desa yang UCI atau 100%. Wilayah kerja puskesmas yang terendah mencapai UCI adalah Puskesmas Pangkalan Budiman yaitu 75%.

(29)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 28 4.4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang

1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Upaya pelayanan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Berdasarkan data profil kesehatan Tahun 2013, Data Rumah Sakit Daerah Sultan Sulaiman diperoleh jumlah kunjungan rawat jalan adalah 13.755 kunjungan dan rawat inap sebesar 2.356 kunjungan. Berdasarkan indikator kinerja pelayanan di rumah sakit, dari jumlah tempat tidur 112 diperoleh pemanfaatan tempat tidur (BOR) rumah sakit 30,1; ALOS 3,7; BTO 29,97; dan TOI 8,51. Sementara rumah sakit swasta yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai belum melaporkan indikator kinerja pelayanan rumah sakit. (lihat lampiran tabel 57)

2. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan

Sarana kesehatan yang telah mempunyai kemampuan laboratorium kesehatan telah 100% dimana semua rumah sakit umum dan swasta, puskesmas, rumah sakit khusus telah memiliki dan berjalan dengan baik. Pemeriksaan laboratorium merupakan pelayanan kesehatan penunjang dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit.

3. Rumah Sakit yang Menyelenggarakan 4 (Empat) Pelayanan Kesehatan Spesialistik Dasar

Yang dimaksud dengan 4 pelayanan kesehatan spesialistik dasar adalah spesialis bedah, spesialis penyakit dalam, spesialis anak dan spesialis kebidanan dan kandungan. Empat spesialis dasar ini merupakan persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh RSU kelas D. Untuk mendukung pelayanan keempat spesialistik dasar tersebut disyaratkan tiga pelayanan penunjang yaitu radiologi, anestesi, dan patologi klinik. Sampai akhir tahun 2013, seluruh rumah sakit yang berada di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai sudah memiliki tenaga spesialistik dasar.

(30)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 29 4. Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan

Ketersediaan obat dinas kesehatan sudah mencukupi untuk setiap puskesmas.

5. Pelayanan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (JAMKESMAS)

Sejak tahun 2008 program Askeskin

berganti nama menjadi Jamkesmas

(Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

masyarakat). Program ini merupakan salah

satu upaya pemerintah dalam bidang kesehatan untuk membantu masyarakat miskin mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Sehubungan dengan masih banyak masyarakat miskin yang tidak masuk kuota Jamkesmas, maka Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan melalui Jamkesda. Jumlah peserta Jamkesmas pada Tahun 2013 sebanyak 165.390 jiwa dan peserta Jamkesda sebesar 76.332 jiwa, sehingga total jumlah masyarakat miskin yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin sebanyak 241.722 jiwa atau 39,91% dari total jumlah penduduk.

4.4.3 Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada dasarnya bertujuan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Untuk dinas kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai telah melakukan upaya pemberian kapsul vitamin A dan pemberian tablet Fe.

1. Pemberian Kapsul Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang dibutuhkan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Kekurangan vitamin A dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapatkan vitamin A bisa menimbulkan kebutaan. Dalam rangka penanggulangan masalah gizi khususnya sasaran yang mengalami kurang vitamin A terutama bayi dan balita,

(31)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 30 telah dilakukan upaya distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam setahun. Selain itu, pemeberian Vitamin A diberikan kepada ibu nifas. Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi 6-11 bulan) sebesar 97,10%, pada anak balita (12-59 bulan) sebesar 94,35%, dan ibu nifas sebesar 90,97%.

2. Pemberian Tablet Besi

Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus anemia serta minimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Pencapaian pelayanan pemberian tablet Fe (30 tablet) sebesar 95,49% dan pemberian tablet Fe (90 tablet) sebesar 88,36. (lihat lampiran tabel 32)

3. Cakupan ASI Eksklusif

Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan pada Tahun 2013 sebesar 64%, dimana jumlah ini meningkat dibandingkan pada Tahun 2012 yang hanya sebesar 34,42%. Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi dari tahun 2009 sampai dengan 2013 terus mengalami perubahan yang dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4.2 Persentase Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009 – 2013 77 1,69 15,66 34,42 64 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2009 2010 2011 2012 2013

(32)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 31 4. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP – ASI)

Pemberian MP – ASI diprioritas untuk bayi dari keluarga miskin untuk mengurangi prevalensi kurang energi protein (KEP). Persentase bayi yang mendapatkan MP – ASI cenderung mengalami penurunan drastis. Sejak Tahun 2012-2013 tidak ada pemberian makanan pendamping ASI karena tidak ada tersedianya anggaran untuk pemberian makanan pendamping ASI.

(33)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 32 Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

5.1 Sarana Kesehatan

Pada bagian ini akan diuraikan tentang sarana kesehatan diantaranya puskesmas, rumah sakit dan sarana kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM).

5.1.1 Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

Pelayanan kesehatan di puskesmas diupayakan terus meningkat. Jumlah puskesmas untuk tahun 2013 tidak mengalami penambahan baik untuk puskesmas perawatan dan puskesmas non perawatan. Merujuk profil kesehatan kabupaten Serdang Bedagai tahun 2013, jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap di seluruh puskesmas adalah 380.878 kunjungan (lihat lampiran tabel 55). Pada tahun 2013 cakupan kunjungan puskesmas adalah sebesar 62,89%. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2012 yaitu hanya sebesar 27,08%. Untuk lebih mendekatkan keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, dilaksanakan pelayanan kesehatan di puskesmas pembantu yang tersebar di seluruh wilayah kerja puskesmas induk. Pada tahun 2013, jumlah puskesmas pembantu di kabupaten Serdang Bedagai sebanyak 76 unit. Bila dibandingkan dengan jumlah desa, maka ratio puskesmas pembantu dengan desa adalah sekitar 1 : 3.

5.1.2 Rumah Sakit

Jumlah rumah sakit di Kabupaten Serdang Bedagai pada Tahun 2013 sebanyak 7 unit yang terdiri dari 1 unit Rumah Sakit Umum Daerah (pemerintah), 4 unit rumah sakit swasta, 1 unit rumah sakit khusus kusta yang merupakan miliki pemerintah propinsi Sumatera Utara, dan 1 unit rumah sakit BUMN.

BAB V

SITUASI SUMBER

DAYA KESEHATAN

(34)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 33 5.1.3 Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan, perlu dilibatkan peran serta masyarakat sebagai obyek sekaligus subyek pembangunan kesehatan tersebut. Berbagai upaya dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Dalam profil kesehatan ini yang dapat digambarkan dari upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) adalah kegiatan Posyandu, Poskesdes, dan Desa siaga. Posyandu adalah salah satu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menyelenggarakan 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Kegiatan posyandu ini disamping menggambarkan tingkat kemandirian dan peran serta masyarakat, juga menggambarkan kepedulian (perilaku) masyarakat tentang pentingnya menjaga dan memelihara kesehatan.

Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata, yaitu pratama, madya, purnama dan mandiri. Ada empat kriteria penggolongan posyandu tersebut; yaitu jumlah kader, frekuensi kegiatan selama setahun, pencapaian kegiatan, dan adanya program tambahan selain program dasar. Untuk 2013 jumlah posyandu sebanyak 863 unit dengan rincian 87 posyandu pratama 10,08%), 544 posyandu madya (63,04%), 211 posyandu purnama (24,45%) dan 21 posyandu mandiri (2,43%).

Poskesdes adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan dimana petugas kesehatan dan masyarakat, melalui kader kesehatan, bekerja sama mengelola masalah kesehatan dan menanggulanginya dengan memanfaatkan potensi yang ada, sebelum dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi. Poskesdes menjadi salah satu kriteria untuk menetapkan desa siaga. Setiap desa siaga diharuskan mempunyai minimal 1 poskesdes di wilayahnya. Tenaga poskesdes tersebut terdiri dari minimal 1 bidan dan 2 orang kader. Pada tahun 2013 jumlah poskedes sebanyak 225 unit, angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2012 yaitu 221 unit. Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Jumlah desa siaga di Kabupaten Serdang Bedagai untuk tahun 2013 adalah 243 unit dan ada sebanyak 214 unit (88,07%) desa siaga aktif.

(35)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 34 5.2 Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas disamping ketersediaan sumber daya yang lain. Hal yang penting diperhatikan dalam pengadaan sumber daya manusia adalah jumlah, jenis, persebaran / distribusi tenaga kesehatan dan rasionya terhadap jumlah penduduk.

5.2.1 SDM Kesehatan di Puskesmas

Tenaga kesehatan yang berada di puskesmas terdiri dari 55 tenaga dokter umum, 19 dokter gigi. Tenaga bidan sebanyak 259 orang; 123 tenaga perawat. Sedangkan untuk tenaga kefarmasian sebanyak 21 orang. Untuk tenaga gizi sebanyak 24 orang. Tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 14 orang. Tenaga sanitasi sebanyak 15 orang. Untuk tenaga analis kesehatan sebanyak 18 orang.

5.2.2 SDM Kesehatan di RS

Jumlah SDM kesehatan yang bertugas di Rumah Sakit kabupaten Serdang Bedagai untuk tahun 2013 sebanyak 185 orang, terdiri dari 62 orang tenaga medis, 39 orang tenaga perawat, 20 orang tenaga bidan, 15 orang tenaga farmasi, 10 orang tenaga kesehatan masyarakat, 8 orang tenaga kesehatan lingkungan, 3 orang tenaga gizi, 1 orang tenaga fisioterapi, 2 orang tenaga radiografer, 2 orang tenaga teknisi elektromedis, 5 orang tenaga analis kesehatan, 2 orang tenaga rekam medis, 16 orang tenaga non kesehatan.

5.3 Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan kesehatan untuk dinas kesehatan dan Rumah Sakit Kabupaten Serdang Bedagai bersumber dari APBD, APBD Propinsi (BDB), APBN yang terdiri dari dana DAK, Tugas Pembantuan, Jamkesmas, BOK. Untuk tahun 2013 anggaran kesehatan perkapita untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 163.531,51. Anggaran kesehatan pada tahun 2013 ada yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012. Untuk melihat kenaikan pembiayaan kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(36)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 35 Tabel 5.1 Pembiayaan Kesehatan Berdasarkan Sumber Dana Di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012 – 2013

Tahun APBD

Kabupaten

APBD

Propinsi APBN Total

2012 57.256.332.467 7.188.000.000 17.074.542.478 81.518.874.945 2013 72.076673.699 4.500.000.000 22.455.226.200 99.031.899.899

(37)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 36

6.1

Kesimpulan

1. Angka kematian bayi dan balita pada Tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 8% yaitu sebanyak 54 kasus. Angka kematian Ibu mengalami penurunan sebesar 30,76% yaitu sebanyak 9 kasus. Umur harapan hidup Kabupaten Serdang Bedagai mengalami peningkatan menjadi 69,27 tahun. Dari ketiga indikator tersebut dapat dikatakan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai mengalami peningkatan menjadi lebih baik. 2. Beberapa penyakit menular (TB Paru, DBD, malaria, dsb) masih menjadi

masalah kesehatan, ditambah semakin tingginya angka kasus HIV/AIDS. 3. Gambaran upaya kesehatan dapat dilihat berdasarkan Cakupan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 sebagai berikut:

1) Cakupan K4 sebanyak 88,36%

2) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 34,19%

3) Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 92,14%

4) Cakupan pelayanan nifas 90,97%

5) Cakupan kunjungan neonatus (KN3) mencapai 94,86% 6) Cakupan kunjungan bayi 85,50%

7) Cakupan UCI sebesar 90,95%

8) Cakupan pelayanan anak balita 85,58%

9) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak 6-24 bulan keluarga miskin

10) Cakupan penjaringan gizi buruk mendapat perawatan 100% 11) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% 12) Cakupan peserta KB Aktif 73,91%

13) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit-acute flacid paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun 7,88/100.000

BAB VI

KESIMPULAN DAN

SARAN

(38)

Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 37 14) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit-penemuan

penderita pneumonia balitam 18,60%.

15) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit-penemuan pasien baru TB BTA Paru 722 kasus

16) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit–penderita DBD yang ditangani 3,47 per 100.000

17) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit-penemuan penderita diare 128,9%

18) Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin 96,70%.

4. Adanya peningkatan ratio sarana pelayanan kesehatan (poskesdes) dan ratio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, dapat digambarkan : 1) Jumlah poskesdes untuk Tahun 2013 sebanyak 225

2) Jumlah dokter umum 83 dan rasionya terhadap jumlah penduduk adalah 13/100.000 penduduk

3) Jumlah dokter spesialis 31 dan rasionya terhadap penduduk adalah 5/100.000

4) Jumlah dokter gigi sebanyak 32 dan rasionya terhadap penduduk adalah 3/100.000

5) Jumlah perawat sebanyak 160 orang, rasionya terhadap jumlah penduduk adalah 26/100.000 penduduk

6) Jumlah bidan sebanyak 279 orang, rasionya terhadap jumlah penduduk adalah 92/100.000 penduduk.

6.2 Saran

1. Perlu peningkatan alokasi anggaran kesehatan terutama dari APBD Kabupaten guna mendukung pembangunan sektor kesehatan.

2. Meningkatkan sistem informasi kesehatan melalui peningkatan kemampuan tenaga kesehatan di dalam pengolahan dan analisa data, khususnya teknis pengisian data ke dalam tabel profil kesehatan.

3. Perlu integrasi sistem pelaporan setiap puskesmas ke dinas kesehatan untuk mempercepat penyelesaian profil kesehatan kabupaten.

4. Diharapkan profil kesehatan ini dapat mendukung kebutuhan data dan informasi di dalam penyusunan program kesehatan di kabupaten dalam rangka mencapai sasaran target pembangunan kesehatan.

(39)
(40)

KABUPATEN/KOTA SERDANG BEDAGAI TAHUN 2013

L P L + P Satuan

A. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 1.900 Km2 Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 243 Desa/Kel Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 303.963 301.620 605.583 Jiwa Tabel 2

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4,0 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk /Km2

318,7 Jiwa/Km2 Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 56,0 per 100 penduduk produktif Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 100,8 Tabel 2

8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 99,01 96,70 97,85 % Tabel 3

9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

b. SMA/ SMK/ MA 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

c. Sekolah menengah kejuruan 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

d. Diploma I/Diploma II 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

e. Akademi/Diploma III 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

f. Universitas/Diploma IV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian

10 Jumlah Lahir Hidup 6.163 6.032 12.195 Tabel 4

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5 3 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4

12 Jumlah Kematian Neonatal 19 19 38 neonatal Tabel 5

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 3 3 3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

14 Jumlah Bayi Mati 30 24 54 bayi Tabel 5

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 5 4 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

16 Jumlah Balita Mati 30 24 54 Balita Tabel 5

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 5 4 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

18 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 9 Ibu Tabel 6

Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 74 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAI

(41)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis

Jumlah kasus baru TB BTA+ 492 230 722 Kasus Tabel 7

Proporsi kasus baru TB BTA+ 68,14 31,86 % Tabel 7

CNR kasus baru BTA+ 81,24 37,98 119,22 per 100.000 penduduk Tabel 7

Jumlah seluruh kasus TB 529 244 773 Kasus Tabel 7

CNR seluruh kasus TB 87,35 40,29 127,65 per 100.000 penduduk Tabel 7

Kasus TB anak 0-14 tahun 2,72 % Tabel 7

Persentase BTA+ terhadap suspek 16,04 10,72 14,40 % Tabel 8

Angka kesembuhan BTA+ 0,00 0,00 96,23 % Tabel 9

Angka pengobatan lengkap BTA+ 0,00 0,00 0,13 % Tabel 9

Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 0,00 0,00 96,36 % Tabel 9

Angka kematian selama pengobatan 0,00 0,00 3,14 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 17,53 19,65 18,60 % Tabel 10

21 Jumlah Kasus Baru HIV 5 6 11 Kasus Tabel 11

22 Jumlah Kasus Baru AIDS 6 4 10 Kasus Tabel 11

23 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 6 3 9 Kasus Tabel 11

24 Jumlah Kematian karena AIDS 4 2 6 Jiwa Tabel 11

25 Donor darah diskrining positif HIV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 12

26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13

27 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 3 1 4 Kasus Tabel 14

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 0,50 0,17 0,66 per 100.000 penduduk Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 % Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 25,00 % Tabel 15

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,17 per 100.000 penduduk Tabel 15

Angka Prevalensi Kusta 0,07 0,03 0,10 per 10.000 Penduduk Tabel 16

Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 17

Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 66,67 75,00 70,00 % Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

AFP Rate (non polio) < 15 th 7,88 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18

Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Tabel 19

Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19

(42)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

Jumlah Kasus Campak 5 3 8 Kasus Tabel 20

Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20

Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20

Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20

29 Incidence Rate DBD 1,82 1,65 3,47 per 100.000 penduduk Tabel 21

30 Case Fatality Rate DBD #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 21

31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22

32 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 22

33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23

34 Cakupan pengukuran tekanan darah 0,00 0,00 0,00 % Tabel 24

35 Cakupan pemeriksaan obesitas 0,00 0,00 0,00 % Tabel 25

36 Cakupan pemeriksaan IVA+ 0,04 % Tabel 26

37 Cakupan pemeriksaan CBE 0,00 % Tabel 26

38 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan

39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 95 % Tabel 29

40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 88,36 % Tabel 29

41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 92,14 % Tabel 29

42 Pelayanan Ibu Nifas 90,97 % Tabel 29

43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 90,97 % Tabel 29

44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ - % Tabel 30

45 Wanita usia subur dengan imunisasi TT2+ - % Tabel 31

46 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 88,36 % Tabel 32

47 Penanganan komplikasi kebidanan 34,19 % Tabel 33

48 Penanganan komplikasi Neonatal 28,02 32,94 30,45 % Tabel 33

49 Peserta KB Baru 24,08 % Tabel 36

50 Peserta KB Aktif 73,91 % Tabel 36

51 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37

52 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 0,28 0,33 0,30 % Tabel 37

53 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 97,92 100,94 99,42 % Tabel 38

54 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 94,21 95,52 94,86 % Tabel 38

55 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 64,27 63,81 64,04 % Tabel 39

56 Pelayanan kesehatan bayi 85,21 85,80 85,50 % Tabel 40

57 Desa/Kelurahan UCI 90,95 % Tabel 41

58 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 87,27 90,96 89,11 % Tabel 42

(43)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

60 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 87,87 89,68 88,77 % Tabel 43

61 Bayi Mendapat Vitamin A 97,45 96,76 97,10 % Tabel 44

62 Anak Balita Mendapat Vitamin A 95,52 93,20 94,35 % Tabel 44

63 Baduta ditimbang 75,57 75,37 75,46 % Tabel 45

64 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) - - - % Tabel 45

65 Pelayanan kesehatan anak balita 85,60 85,56 85,58 % Tabel 46

66 Balita ditimbang (D/S) 85,48 71,49 77,09 % Tabel 47

67 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,62 0,65 0,64 % Tabel 47

68 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 48

69 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100,00 100,00 100,00 %

Tabel 49

70 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,06 Tabel 50

71 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal - sekolah Tabel 51

72 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 97,96 sekolah Tabel 51

73 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 82,93 78,04 80,20 % Tabel 51

74 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 9,37 6,90 8,08 % Tabel 51

75 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut 9,37 6,90 8,08 % Tabel 51

76 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 55,39 50,70 52,83 % Tabel 52

77 Kegiatan promosi kesehatan:

a. Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan 616 Tabel 53

b. Jumlah kunjungan rumah 0 Tabel 53

c. Penyebaran informasi 0 Tabel 53

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase

78 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 42,91 42,92 42,91 % Tabel 54

79 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 64,05 66,16 65,10 % Tabel 55

80 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 0,44 0,47 0,45 % Tabel 55

81 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 0,20 0,22 0,21 per 100.000 pasien keluar Tabel 56

82 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 0,07 - 0,03 per 100.000 pasien keluar Tabel 56

83 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 30,10 % Tabel 57

84 Bed Turn Over (BTO) di RS 29,97 Kali Tabel 57

85 Turn of Interval (TOI) di RS 8,51 Hari Tabel 57

(44)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat

87 Rumah Tangga ber-PHBS 46,96 % Tabel 58

C.4 Keadaan Lingkungan

88 Persentase rumah sehat 58,91 % Tabel 59

89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 83,64 % Tabel 60

90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan #DIV/0! % Tabel 61

91 Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak 8,12 % Tabel 62

92 Desa STBM #DIV/0! % Tabel 63

93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 103,42 % Tabel 64

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 59,22 % Tabel 65

TPM tidak memenuhi syarat dibina 100,00 % Tabel 66

TPM memenuhi syarat diuji petik 13,25 % Tabel 66

D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan

94 Jumlah Rumah Sakit Umum 6,00 RS Tabel 68

95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 1,00 RS Tabel 68

119 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 68

120 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap - Tabel 68

Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 68

Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 68

121 Jumlah Apotek 45,00 Tabel 68

122 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 69

124 Jumlah Posyandu 863,00 Posyandu Tabel 70

125 Posyandu Aktif 26,88 % Tabel 70

126 Rasio posyandu per 100 balita 1,26 per 100 balita Tabel 70

127 UKBM

Poskesdes 225,00 Poskesdes Tabel 71

Polindes - Polindes Tabel 71

Posbindu 1,00 Posbindu Tabel 71

Posmaldes - Posmaldes Tabel 71

Pos Tb desa - Pos Tb desa Tabel 71

128 Jumlah Desa Siaga 214,00 Desa Tabel 72

Gambar

Tabel 2.1 Kondisi Geografis Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013
Grafik 2.2 Piramida Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Serdang Bedagai  Tahun 2013
Grafik 2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 2009-2013
Grafik 3.1 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009–2013
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan etnografi pada materi geometri yang menjadi salah satu konten dari PISA.Tujuan dari penelitian ini untuk

Ibrahim Anis keluar dari konsensus para pakar nahwu klasik dan modern, dan beliau membantah argumentasi harakat al-i'rab serta memberikan interpretasi secara fonetik

Dalam ketentuan hukum pidana Islam menurut pendapat jumhur ulama’ , bahwa untuk menetapkan hukuman qishash dapat diberlakukan kepada pelaku, jika pelaku

Dalam proses ini, berbagai jenis mikroorganisme dibutuhkan, yang mana satu jenis akan mendegradasi polimer menjadi komponen- komponen yang lebih kecil, yang lain

KELIMA : Setiap orang yang melanggar ketentuan pemberlakuan PSBB secara Proporsional diberikan sanksi administratif sesuai ketentuan Peraturan Bupati Sumedang Nomor

Berkaitan dengan bentuk kegiatan tersebut maka layanan yang diberikan oleh konselor sekolah dapat bersifat preventif, kuratif, dan preseveratif atau developmental

Et al ., 2019 Sulawesi Tengah Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, hewan peliharaan terhadap kejadian asma Penelitian survey

Ada beberapa pengertian tentang perpustakaan khusus antara lain: adalah pertama pada buku pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan khusus tahun 1999 dijelaskan bahwa