FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN DINI DAN DAMPAKNYA
DALAM MENGASUH ANAK : STUDI KASUS DI DESA
NGERDEMAK KECAMATAN KARANGRAYUNG
KABUPATEN GROBOGAN
ARTIKEL SKRIPSI
Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh
Intan Prabantari
132012011
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN DINI DAN DAMPAKNYA
DALAM MENGASUH ANAK :STUDI KASUS DI DESA
NGERDEMAK KECAMATAN KARANGRAYUNG
KABUPATEN GROBOGAN
Intan Prabantari, 132012011. Mei 2016, Faktor Penyebab Pernikahan Dini dan Dampaknya dalam Mengasuh Anak. Studi Kasus : Di Desa Ngerdemak Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan. Skripsi, Program S1 BK, FKIP, UKSW, Pembimbing I Drs. Tritjahjo Danny Soesilo, M.Si , Pembimbing II Yustinus Windrawanto, S.Pd, M.Pd
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab pernikahan dini dan dampaknya dalam mengasuh anak di Desa Ngerdemak. Metode penelitian menggunakan studi kasus adapun desain penelitian disusun berdasarkan teori Lobby (2005). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis antropologis, analisis sosiologi, analisis psikologis, analisis fisik dan analisis teologis. Subyek penelitian yaitu pasangan suami istri yang menikah dini di Desa Ngerdemak. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan hasil analisis data dapat diketahui hasil penelitian faktor penyebab pernikahan dini dan dampaknya dalam mengasuh anak di Desa Ngerdemak. Hasil penelitian menunjukkan faktor penyebab pernikahan dini adalah faktor ekonomi, faktor internal (diri sendiri) dan media massa, dan faktor orangtua, adapun dampaknya yaitu adanya penyesalan dalam diri subyek karena banyaknya konfik dalam rumangtangganya, sedangkan dampak terhadap anak, terjadinya gangguan-gangguan fisik/sering sakit-sakitan. Dalam mengasuh anak, subyek lebih menekankan pada pola asuh otoriter
Kata Kunci : Faktor Pernikahan Dini , Dampak Mengasuh Anak
PENDAHULUAN
Pernikahan dini adalah pernikahan di bawah usia yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan (Nukman, 2009). Pada jaman dahulu menikah muda adalah hal yang lumprah dan biasa terjadi,
tetapi dijaman yang maju dan modern ini menikah muda dianggap sebagai adat kuno tetapi di Desa Ngerdemak Kelurahan Nampu, Kabupaten Grobogan Kecamatan Karangrayung fenomena menikah dini masih ditemukan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis di Desa Ngerdemak, pernikahan dini dilakukan karena ada persoalan yang mendesak yaitu hamil terlebih dahulu, selain itu pernikahan dilangsungkan karena pasangan pernikahan dini tersebut sudah serius dalam menjalin hubungan dan keduanya pun saling mencintai. Perempuan menikah pada umur 15 tahun dan laki-laki pada usia 20 Tahun dan sekarang ini pasangan tersebut sudah mempunyai anak yang berumur 3 Tahun. Anaknya pun berbeda dari anak-anak yang lain, biasanya anak yang dilahirkan dari pasangan yang menikah dini, anak tersebut kecerdasannya kurang, tetapi saat penulis amati anak tersebut pandai dalam berbicara, anak 3 tahun sudah bisa berhitung meskipun berhitung baru sampai 10 angka dan pandai dalam membaca huruf. Tetapi kondisi kesehatannya pun kurang baik, anak tersebut sering sakit-sakitan, setiap malam selalu mengeluh sakit perut, sakit pada kaki dan tangan, sering bentol-bentol dan sering masuk angin.
Berdasarkan fakta yang ada, di Desa Ngerdemak ada salah satu pasangan yang menikah muda, pernikahan itu disebabkan karena pacaran yang berlebihan dan akhirnya hamil diluar nikah. Saat pasangan yang menikah dini tersebut mempunyai anak, pasangan tersebut belum bisa mengurus anaknya,
kedua pasangan tersebut lebih mementingkan ego masing-masing. Seperti si ibu asyik dengan sendirinya dan kurang memperhatikan anaknya dan si laki-lakinya juga lebih mementingkan main dari pada di rumah, si laki-laki jarang dirumah dan mengurus anak dan istrinya sehingga yang mengurus anaknya lebih dominan diurus oleh neneknya. Dari fakta-fakta yang ditemukan, maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti masalah pernikahan dini dan peneliti ingin mengetahui dampak-dampak apa yang akan terjadi dalam pernikahan yang usia nya masih muda.
KAJIAN TEORITIS Pernikahan
Bachtiar (2004) menyatakan pernikahan adalah pintu bagi bertemunya dua hati dalam naungan pergaulan hidup yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, yang di dalamnya terdapat berbagai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, bahagia, harmonis, serta mendapat keturunan. Perkawinan merupakan ikatan yang kuat yang didasari oleh perasaan cinta yang sangat mendalam dari masing-masing pihak untuk hidup bergaul guna memelihara kelangsungan manusia di bumi.
Jadi pernikahan merupakan ikatan lahir batin dari pasangan suami istri yang sudah sah baik secara hukum maupun agama
Pernikahan Dini
Fauzil Adhim (2002) menyatakan bahwa masyarakat memandang pernikahan muda merupakan pernikahan yang belum menunjukkan adanya kematangan atau kedewasaan dan secara ekonomi yang masih tergantung pada orang tua dan belum mampu dalam mengerjakan pekerjaan.
Jadi pernikahan dini yaitu pernikahan yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan, seperti UU Perkawinan batas usia menikah itu untuk perempuan berumur diatas 18 Tahun dan laki-laki diatas 22 tahun, sehingga jika remaja sudah memasuki usia dewasa akan mampu dalam menghadapi persoalan dalam rumah tangga.
Faktor Pernikahan Dini
Menurut Hollean (dalam Suryono,1992), perkawinan di usia muda terjadi karena berbagai faktor diantarnya: 1. Masalah ekonomi keluarga terutama di
keluarga si gadis
2. Orang tuanya meminta keluarga laki-laki untuk mengawinkan anak gadisnya sehingga dalam keluarga gadis akan berkurang satu anggota keluarga yang jadi tanggung jawab seperti makanan, pakaian, pendidikan dan sebagainya.
Jadi Menikah dini terjadi karena faktor adat istiadat, diperdesaan banyak orang tua yang menikahkan anaknya diusia muda, karena orang perdesaan menganggap bahwa anak perempuan yang sudah berumur 17 tahun dianggap sebagai perawan tua, hal tersebutlah para orang tua menikahkan anaknya pada usia muda. Selain itu faktor ekonomi, jika oarang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya mereka akan menikahkan anaknya secara terpaksa agar orangtua tidak memikul beban anaknya lagi.
Dampak Pernikahan Dini
Dampak Positif dan Negatif pernikahan dini atau pernikahan muda (Deputi, 2008) :
1. Dari segi Psikologis
Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks, sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit disebuhkan. Selain itu, ikatan perkawinan akan menghilangkan hak anak untuk memperoleh pendidikan (Wajib belajar 9 Tahun), hak bermain dan menikmati waktu luangnya serta hak-hak lainnya yang melekat dalam diri anak.
2. Dari Segi Sosial
Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam masyarakat yang menempatkan
perempuan pada posisi yang rendah dan hanya diangggap pelengkap seks laki-laki saja (Deputi, 2008).
3. Dari Segi biologis
Perempuan terlalu muda untuk menikah di bawah umur 20 tahun beresiko terkena kanker rahim. Sebab pada usia remaja, sel-sel leher rahim belum matang (Dian Lutyfiyati, 2008).
Dampak Menikah Dini dalam
Mengasuh Anak
Menurut Chabib Thoha (1996) mengasuh anak merupakan proses membesarkan dan mendukung perkembangan fisik dan mental yang meliputi emosional, sosial spiritual dan intelektual dari bayi sampai dewasa. Dampak yang terjadi pada pasangan yang menikah pada usia dini yaitu pada saat pasangan pernikahan dini mempunyai anak, remaja kurang pengetahuan dalam mengasuh anaknya yaitu kurangnya pengetahuan tentang pola asuh anak
Menurut Danny. I Yatin (1986:96) dalam mengasuh anak harus mengenal empat model pola asuh yaitu pola asuh demokrasi, Pola asuh penyabar atau pemanja, Pola asuh Otoriter dan pola asuh pemberian hadiah.
METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
menggunakan 2 orang yaitu Sepasang suami istri yang menikah dini. Laki-laki menikah diusia 20 Tahun dan perempuan menikah diusia 15 Tahun. Sekarang pasangan tersebut mempunyai 1 anak yang berusia 3 Tahun. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di Desa Ngerdemak Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Penulis mengungkapkan dan menjelaskan mengenai faktor pernikahan Dini, dampak menikah dini dan dampaknya dalam mengasuh anak. Teknik Pengumpulan data menggunakan, Observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber digunakan untuk menggali kebenaran informasi dan membandingkan informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Teknik Analisis Data yaitu menggunakan teori Lobby (2005) . Dalam menganalisis data studi kasus, Lobby (2005), Proses dalam menganalisis data ada 5 langkah yaitu dengan Analisis antropologis, analisis sosiologi, analisis psikologis, analisis fisik dan analisis spiritual.
HASIL PENELITIAN
Faktor Pendorong pernikahan Dini
1. Faktor Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara adanya pernikahan diusia dini disebabkan karena ekonomi keluarga
yang kurang. Anggapan orang tua yang menikahkan anaknya diusia dini agar beban ekonomi keluarga berkurang. Jika anaknya sudah menikah maka semuanya sudah tanggungjawab seorang suami. Orang tua pun berharap bahwa anaknya yang sudah menikah akan membantu perekonomian orang tua.
2. Faktor diri sendiri dan media sosial Pernikahan di usia dini di Desa Ngerdemak disebabkan karena adanya kemauan sendiri dari pasangan. Hal ini disebabkan karena pengetahuan dari film-film porno yang ada di sosial media. setelah menonton film tersebut, pasangan ingin coba-coba dan rasa ingin tahu atau penasaran dan akhirnya terjerumus dalam hal-hal yang negatif seperti melakukan hubungan seks di luar nikah, karena orang tua nya yang tidak menyetujui hubungannya maka subyek melakukan hubungan seksual agar pasangan tersebut tetap bisa bertahahan dan orang tua bisa menyetujui hubungannya.
3. Faktor Orang tua
Faktor orang tua juga menjadi penyebab pernikahan dini, dimana orang tua memaksakan anaknya untuk melakukan pernikahan meskipun belum cukup umur. Sebuah keluarga yang mempunyai anak gadis,
perasaannya tidak tenang, orang tua akan merasa takut jika anaknya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa mencemari nama baik keluarga
Dampak Pernikahan Dini
1. Psikologis
Dampak dari pernikahan dini juga menimbulkan penyesalan dalam diri subyek, seringnya pertengkaran dan percekcokan dalam rumah tangganya membuat subyek menjadi takut dalam menjalani rumah tangganya ke depan. Terjadinya pernikahan dini di Desa Ngerdemak membuat remaja tidak bisa melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang tinggi. Subyek Ev merasa sangat menyesal karena sekolah hanya sampai SMP dan tidak bisa melanjutkan sekolah lagi karena subyek sudah mempunyai anak sehingga subyek harus merawat anaknya.
2. Sosial
Seseorang yang menikah di usia dini maka akan kehilangan interaksi dengan lingkungan teman sebayanya. Subyek merasa bahwa dirinya terkekang karena tidak bisa kemana-mana, subyek merasa bahwa hidupnya hanya bisa mengurus anaknya. Selain itu subyek harus
memenuhi kebutuhan keluarganya, suami harus bekerja dan perempuan harus melayani suami dan anaknya. Keduanya masih dengan keegoisan masing-masing terkadang subyek seenaknya sendiri, laki-laki main ke tetangga dan istri juga lebih mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan anaknya. Anaknya cenderung ditelantarkan kedua orang tuanya.
Anggapan masyarakat buruk terhadap subyek, tetangga dan saudara subyek sering membicarakannya karena subyek tidak bisa mengurus anaknya, anak sering ditelantarkan, subyek tidak mempunyai pengetahuan dalam mendidik anaknya, tetangga melihat bahwa subyek sering membentak dan memarahi anaknya. Dalam masyarakat remaja yang menikah dini hanya dianggap orang yang rendah dan tidak berpendidikan
Dampak dalam mengasuh anak
Pernikahan dini akan membawa dampak yang buruk terhadap anak. Remaja yang menikah dini cenderung menggunakan pola asuh otoriter, hal ini terbukti saat penulis melakukan observasi. Orang tua mengaku bahwa ketika anaknya melakukan kesalahan ibu cenderung membiarkan anaknya. Saat anak menangis si ibu malah memukulnya. Ibu tidak sabar dalam mengasuh anak. Saat si ibu sedang memegang telepon genggam anaknya pun bentak. Anaknya sering
dibentak-bentak dan dimarahi si ibu, walaupun tidak melakukan kesalahan.
PEMBAHASAN
Setelah dilaksanakannya penelitian, penulis dapat menganalisis dan membahas tentang hasi penelitian yang sudah diperoleh dan membandingkan dengan teori-teori yang terkait dengan penelitian ini.
Yang menyebabkan pernikahan dini adalah faktor ekonomi dan orangtua. Hal diatas sesuai dengan teori dan pendapat para ahli. Pernikahan dini terjadi karena faktor ekonomi, orang tua lebih mementingkan keegoisannya untuk menikahkan anaknya diusia dini, karena mereka berfikir jika anaknya menikah maka tanggungjawabnya berkurang dan bebannya berkurang (Hollen dalam Suryono 1992). Dalam penelitian yang dilakukan Puspitasari (2006) pernikahan dini terjadi karena keadaan orangtua yang ekonominya rendah, untuk meringankan beban orang tua maka anak dikawinkan dengan orang yang dianggap mampu menghidupi anaknya.
Pernikahan dini disebabkan karena diri sendiri dan media sosial. Hal di atas sesuai dengan teori dan pendapat para ahli Pernikahan usia dini terjadi karena subyek berfikir secara emosional untuk melakukan pernikahan, pasangan tersebut berfikir saling mencintai sehingga melakukan hubungan diluar
pernikahan yang menyebabkan kehamilan (Sarwono ,2003), Gencarnya ekspose seks di sosial media menyebabkan seseorang untuk menonton film-film porno dan remaja mudah mendapatkan informasi-informasi mengenai seks, dari media massa remaja melakukan hubungan seks, sehingga remaja terjerumus dalam perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang berlaku
(Syafrudin, 2009).
Dampak pernikahan dini dilihat dari segi psikologisnya. Berdasarkan hasil penelitian, remaja yang menikah dini akan berdampak negartif bagi remaja, yaitu remaja akan merasa menyesal sudah melakukan pernikahan, subyek banyak terjadi permasalahan, perdebatan dengan pasangannya, Ev dan Dw masih mementingkan egonya dan sulit dalam mengatasi masalah dalam rumah tangganya. Remaja juga akan kehilangan pendidikannya. Menurut Deputi (2008), anak akan merasa murung dan menyesali hidupnya yang berakhir pada pernikahan, anak tidak menyadari dan mengerti atas putusan hidupnya.
Dari hasil analisis penelitian, bahwa anak yang menikah muda dalam
budaya masyarakat akan berdampak
buruk. Masyarakat menganggap anak tersebut tidak berpendidikan , masyarakat akan menempatkan perempuan pada posisi yang rendah dan hanya diangggap
pelengkap seks laki-laki saja (Deputi, 2008). Karena pasangan tersebut tidak bisa mendidik anaknya, pasangan tersebut dalam mendidik anak hanya dengan kekerasan, tidak pernah lembut dengan anak. Masyarakat menggunjingnya bahwa remaja yang menikah dini tidak mempunyai pendidikan dan pengetahuan dalam mengasuh dan mendidik anak.
Pasangan yang menikah diusia dini dalam mengasuh anaknya lebih menggunakan pola asuh otoriter. orang tua dengan anak pada pola asuh ini mempunyai hubungan yang kurang hangat, orang tua jarang melakukan kegiatan bersama dengan anak-anaknya dan orang tua sangat menuntut kepatuhan dari anak-anaknya. Jika anak melakukan kesalahan maka orang tua tidak segan-segan memeberikan bentakan pada anak.
PENUTUP Simpulan
Faktor yang menyebabkan pernikahan dini adalah faktor ekonomi, faktor diri sendiri, media massa dan faktor orangtua. Dampak yang timbul dari pernikakan dini adalah dampak psikologis, dimana subyek menyesal atas pernikahan nya. Dampak sosial, Pasangan suami istri yang menikah dini merasa terkekang karena tidak bisa kumpul lagi dengan teman sebayanya.
Dampak terhadap anak, anak sering mengalami gangguan-gangguan fisik seperti seringnya sakit perut dan kaki pegal-pegal. Pola asuh yang diterapkan oleh pasangan yang menikah dini di Desa Ngerdemak lebih menerapkan pada pola asuh otoriter, anak tidak hangat dengan orang tua dan cara mendidik anak dengan kekerasan, anak cenderung ditelantarkan oleh kedua orangtua.
Saran
1. Bagi Perangkat Desa di Desa Ngerdemak
Bagi perangkat Desa seperti lurah atau pun kadus, carik dan sebagainya sebaiknya para remaja di Desa Ngerdemak diberikan program-program seperti diberikan bekal atau bimbingan mengenai bahaya pernikahan dini melalui pemuda Karangtaruna dan kegiatan PKK agar remaja dberikan pemahaman tentang dampak dari menikah dini dan bahaya dari pernikahan dini
2. Bagi remaja Desa Ngerdemak Bagi remaja sebaiknya remaja menambah pengetahuan tentang pernikahan diusia dini serta dampak-dampak yang terjadi dari pernikahan dini terutama dalam mendidik anak, agar remaja dapat mengontrol pergaulannya dan dalam mengambil keputusan terhadap pernikahan. Bagi pasangan yang belum menikah sebaiknya lebih memperhatikan
dampak yang akan terjadi akibat pernikahan diusia dini.
3. Bagi orangtua
Orangtua harus lebih meningkatkan pengetahuan tentang tugas-tugas perkembangan anak/remaja berdasarkan usianya, sehingga orangtua bisa mengarahkan anaknya sesuai dengan tugas-tugas perkembanganya.
4. Bagi Remaja yang Menikah Dini Sebagai remaja yang sudah melakukan pernikahan dini sebaiknya lebih meningkatkan pengetahuan bagaimana cara membentuk keluarga yang baik, cara mendidik anak dan mengasuh keluarganya.
5. Bagi Program Bimbingan dan konseling
Sebagai program studi bimbingan dan konseling dan Mahasiswa, harus dapat lebih meningkatkan perannya terhadap permasalahan remaja secara khusus mengenai pernikahan usia dini yang terjadi pada kalangan remaja.
6. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi penelitian yang sesuai dengan konteks penelitiannya, perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemahaman remaja tentang tugas-tugas perkembangan remaja yang berkaitan dengan berkeluarga, perlunya
tindak lanjut untuk mengatasi dan membantu permasalahan pernikahan dini.
DAFTAR PUSTAKA
Asmin. 1986. Status Perkawinan Antar
Agama tinjauan dari undang-undang perkawinan No.1/1974.
Jakarta: PT Dian Rakyat
Bachtiar, A. (2004). Menikahlah, Maka
Engkau Akan Bahagia!.
Yogyakarta : Saujana
Danny. I. Yatin. 1986. Kepribadian
keluarga dan Narkotika Jakarta :
Ancan
Deputi. 2008. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Dian Luthfiyati, 2008. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Cetakan III.
Jakarta : Rineka Cipta.
Fauzil Adhim, Mohammad.2002.
Indahnya Pernikahan Dini. Jakarta:
Gema Insani
Lily Ahmad, 2008. Metodologi Riset
Keperawatan. Cetakan I. Jakarta
: Infomedika.
Loekmono, Lobby.2005. Study kasus.Salatiga: Widya Sari
Nugroho. 2002. Sebab-sebab Pernikahan
Dini.
http//alfiyah23.student.umm.ac.id. Diakses tanggal 13 Maret
2016 Pukul 15.58 WIB.
Nukman. 2009. Yang Dimaksud Pernikahan Dini.
http://www.ilhamuddin.co.cc. Diakses pada tanggal 08 Februari 2016 Pukul 10.45 WIB
Puspitasari, Fitra. 2006. Perkawinan
Usia Muda: Faktor-faktor Pendorong danDampaknya terhadap Pola Asuh Keluarga (Studi Kasus di desa Mandalagiri kecamatan Leuwisari kabupaten Tasikmalaya). Jurusan Hukum
dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial : Universitas Negeri Semarang