• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Tahun Mewujudkan Desa Ngabean Yang Religius Dan Sejahtera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Tahun Mewujudkan Desa Ngabean Yang Religius Dan Sejahtera"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

i

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Desa (RPJMDesa)

Tahun 2011 – 2015

“Mewujudkan Desa Ngabean Yang Religius Dan

Sejahtera”

Desa Ngabean Kecamatan Secang

Kabupaten Magelang

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah Nya sehingga tim perumus RPJMDesa Ngabean dapat menyelesaikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) ini dengan lancar.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa; Memberi amanah kepada pemerintah desa untuk menyusun program pembangunannya sendiri. Melalui proses pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan desa, yang dimasukkan dalam forum perencanaan yang disebut musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbang Desa) diharapkan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata dan berkeadilan lebih bisa tercapai.

Musrenbang menghasilkan dua dokumen rencana pembangunan desa yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) untuk lima tahun ke depan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa dan Rencana Kerja Pembangunan (RKP) untuk tahunan yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) ini dapat terwujud berkat kontribusi dari berbagai pihak yang memberi data-data

(3)

ii

rencana pembangunan yang dibutuhkan di tiap Dusun di Desa Ngabean yang dituangkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada Ketua RT se Desa Ngabean, Ketua RW se Desa Ngabean juga kepada Kepala Dusun di Desa Ngabean serta semua pihak yang telah membantu dalam pencarian data dalam penyusunan RPJMDesa ini.

Penyusun merasa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) ini, oleh sebab itu penyusun mengharap kritik dan saran yang membangun demi terciptanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) yang lebih sempurna demi kelancaran pembangunan Desa Ngabean.

(4)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

Peraturan Desa tentang RPJMDesa Tahun 2011 s.d 2015 ... iii

Keputusan BPD tentang Persetujuan Atas Raperdes RPJMDesa ……... iv BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang ... B. Maksud dan Tujuan ... C. Landasan Hukum ... D. Hubungan RPJMDesa dengan Dokumen Perencanaan

Lainnya ... E. Sistematika Penulisan RPJMDesa ...

1 1 3 5 7 8 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DESA ...

A. Sejarah Desa ... B. Kondisi Geografis ... C. Kondisi Perekonomian ... D. Kondisi Sosial Budaya ... E. Kondisi Prasarana dan Sarana Desa ... F. Pemerintahan Umum ... 10 10 11 12 13 14 14 BAB III VISI DAN MISI DESA ...

A. Landasan Filosofis Pembangunan ... B. Visi ………... C. Misi ...

20 20

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DESA ... A. Perencanaan Pembangunan Desa ... B. Strategi Pembangunan Desa ... C. Arah Kebijakan Pembangunan Desa ...

28 28 29 31

(5)

iv

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA ... A. Arah Pengelolaan Pendapatan Desa ... B. Arah Pengelolaan Belanja Desa ... C. Arah Pengelolaan Pembiayaan ... D. Kebijakan Umum Anggaran ...

37 40 46 49 51 BAB VI PROGRAM PEMBANGUNAN DESA ... BAB VII PENUTUP ...

Kesimpulan dan Saran ... 60

LAMPIRAN – LAMPIRAN :

I. Penggalian Masalah dan Potensi Melalui Sketsa Desa ... II. Penggalian Masalah dan Potensi Melalui Kalender Musim ... III. Penggalian Masalah dan Potensi Melalui Bagan Kelembagaan ... IV. Pengelompokan Masalah ...

V. Penentuan Peringkat Masalah ... VI. Hasil Pengkajian Tindakan pemecahan Masalah ... VII. Penentuan Peringkat Tindakan ... VIII. Tabel Daftar Program dan Kegiatan RPJMDesa Tahun 2011 s.d

2015 yang bersumber dari APBDesa ..…………... IX. Tabel Daftar Program dan Kegiatan RPJMDesa Tahun 2011 s.d

2015 yang bersumber dari APBD/ APBD Provindi dan APBN …... X. SK Kepala Desa tentang Pembentukan Tim Perumus RPJMDesa XI. BA Musrenbang RPJMDes ... XII. XIII. Daftar Hadir Pertemuan ...

(6)

v

PERATURAN DESA NGABEAN NOMOR 01 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDESA) TAHUN 2011 S/D 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA NGABEAN,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan desa perlu disusun suatu rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDesa) yang berlaku selama 5 (lima) tahun kedepan;

b. Bahwa berdasarkan pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa, RPJMDesa ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007, tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;

(7)

vi

tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007, tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 12 Tahun 2006

tentang Tata Cara Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Nomor 21 Tahun 2006 Seri E Nomor 14);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Nomor 22 Tahun 2006 Seri E Nomor 15); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di Tingkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 24);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa Atau Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 25);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Sumber Pendapatan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 26);

13. Peraturan Bupati Magelang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2010 Nomor 8);

14. Keputusan Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang Nomor : 188.4/1/KEP/03/2010 tentang Pendelegasian Wewenang Pengumuman Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa Dalam Berita Daerah kepada Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Magelang;

15. Keputusan Badan Permusyawaratan Desa Ngabean Nomor : 188.45/02/015/ BPD /2011 Tentang Persetujuan Atas Peraturan Desa Ngabean Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Tahun 2011 s/d 2015.

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA NGABEAN dan

KEPALA DESA NGABEAN MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDESA) TAHUN 2011 s/d 2015

(8)

vii

Pasal 1

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) tahun 2011 s/d 2015 ditetapkan sebagai pedoman penyusunan program dan kegiatan pembangunan desa selama 5 (lima) tahun kedepan yang disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DESA BAB III VISI DAN MISI DESA

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DESA BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA BAB VI PROGRAM PEMBANGUNAN DESA BAB VII PENUTUP

Pasal 2

Uraian lebih lanjut mengenai RPJMDesa sebagaimana dimaksud dalam pasal 1, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertauran Desa ini.

Pasal 3

Kepala Desa dalam menyusun Rancana Pembangunan Tahunan Desa (RKP Desa) setiap tahun harus berpedoman pada RPJMDesa ini yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Pasal 4

Dalam hal terjadi kahar, penyusunan RKP Desa dan pelaksanaan kegiatan pembangunan desa dapat dilaksanakan tidak sesuai dengan RPJMDesa.

Pasal 5

Peraturan desa ini mulai berlaku pada saat diundangkan .

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Desa ini dengan menempatkannya Dalam Berita Daerah Kabupaten Magelang.

Ditetapkan di Ngabean pada tanggal 02 Januari 2011 KEPALA DESA NGABEAN,

TTD

(9)

viii

Diundangkan di Kota Mungkid Pada tanggal

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR...

KEPALA BAGIAN HUKUM

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG

(10)

ix

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA NGABEAN KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA NGABEAN

KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG Nomor : 188.45/02/015/ BPD /2011

TENTANG

PERSETUJUAN ATAS PERATURAN DESA NGABEAN TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDESA) TAHUN 2011 S/D 2015

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA NGABEAN,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan desa perlu disusun suatu rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDesa) yang berlaku selama 5 (lima) tahun kedepan; b. Bahwa berdasarkan pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa, RPJMDesa ditetapkan dengan Peraturan Desa;

c. Bahwa untuk dapat disahkan peraturan desa tersebut diatas perlu ditetapkan dengan Keputusan Badan Permusyawaratan Desa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KECAMATAN SECANG

DESA NGABEAN

(11)

x

Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007, tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007, tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 12 Tahun

2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Nomor 21 Tahun 2006 Seri E Nomor 14);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Nomor 22 Tahun 2006 Seri E Nomor 15);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di Tingkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 24);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa Atau Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 25);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Sumber Pendapatan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 26);

13. Peraturan Bupati Magelang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2010 Nomor 8);

14. Keputusan Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang Nomor : 188.4/1/KEP/03/2010 tentang Pendelegasian Wewenang Pengumuman Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa

(12)

xi

Dalam Berita Daerah kepada Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Magelang.

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

KESATU : Menyetujui atas Peraturan Desa Ngabean tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ( RPJMDesa ) Tahun 2011 s.d 2015 ;

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Ngabean

Pada tanggal Desember 2010

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA NGABEAN KETUA

TTD

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prinsip dasar sebagai landasan pemikiran pengaturan desa berangkat dari beberapa hal yang antara lain:

1. Keanekaragaman yang memiliki makna bahwa istilah Desa dapat disesuaikan dengan asal usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Hal tersebut terkandung maksud bahwa pola penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan pembangunan di Desa harus menghormati sistem nilai yang berlaku pada masyarakat setempat namun harus tetap mengindahkan sistem nilai bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;

2. Partisipasi, memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar masyarakat senantiasa memiliki dan turut serta bertanggungjawab terhadap perkembangan kehidupan bersama sebagai warga desa;

3. Otonomi asli, memiliki makna bahwa kewenangan pemerintah desa dalam mengatur dan mengurus masyarakat setempat didasarkan pada hak asal usul dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat namun harus diselenggarakan dalam perspektif administrasi pemerintah Negara yang selalu mengikuti perkembangan jaman; 4. Demokratisasi, memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintah

dan pelaksanaan pembangunan di Desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat yang diartikulasi dan degradasi melalui BPD dan Lembaga Kemasyarakatan sebagai mitra Pemerintah Desa;

5. Pemberdayaan masyarakat, memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan di Desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui

(14)

2

penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.

Dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa dan untuk meningkatkan pelayanan serta pemberdayaan masyarakat desa mempunyai sumber pendapatan yang terdiri dari: penetapan asli daerah, bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah, bagian dari dana perimbangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten, bantuan dari pemerintah dan Pemerintah Daerah serta Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga.

Dengan berpedoman pada landasan pemikiran pengaturan desa dan dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa serta untuk meningkatkan pelayanan serta pemberdayaan masyarakat desa, maka diperlukan pedoman perencanaan pembangunan desa yang menyeluruh, terukur dan berkelanjutan.

Pemerintah Desa dlam menyelenggaraan urusan pembangunan desa perlu mendasarkan pada perencanaan pembangunan desa yang sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan. Hal tersebut dimaksudkan agar pelaksanaan pembangunan dapat secara efektif, efisien dan tepat sasaran dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa. Oleh karena itu, diperlukan adanya sistem perencanaan pembangunan desa yang merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan desa guna menghasilkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun maupun Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Sistem penyusunan dokumen perencanaan pembangunan desa menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa yaitu sistem penyusunan perencanaan yang dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan

(15)

3

dengan pembangunan desa. Pelibatan pihak-pihak dimaksud dalam rangka untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki serta tanggungjawab bersama dalam pelaksanaan renccana pembangunan bagi kemajuan desanya.

Sistem perencanaan pembangunan desa terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu:

1. Penyusunan rencana 2. Penetapan rencana

3. Pengendalian pelaksanaan rencana; dan 4. Evaluasi pelaksanaan rencana.

Keempat tahapan tersebut diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga secara keseluruhan membentuk siklus perencanaan yang utuh. Dokumen rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) merupakan pedoman awal dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Desa. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun Pembangunan Desa satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan Pembangunan Desa diselenggarakan berdasarkan asas demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan serta kemandirian dengan menjaga kemajuan dan kesatuan desa. Perencanaan Pembangunan Desa dilaksanakan dengan sistem Perencanaan penyelenggaraan Negara, dan mempunyai keterkaitan serta tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan daerah.

B. Maksud, Tujuan, dan Manfaat a. Maksud

1. Agar desa memiliki rencana induk pembangunan yang berkesinambungan dalam waktu 5 tahun;

2. RPJMDES berkaitan erat dengan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD );

(16)

4

3. Agar desa memiliki rencana pembangunan dalam satu tahun; 4. Agar desa mempunyai rencana pembangunan yang terarah dan

berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

5. Memudahkan dalam penyusunan APBDes dan Daftar Usulan Kegiatan ( DUK ) ke tingkat Kabupaten.

b. Tujuan

1. Mengkoordinasi antar pelaku pembangunan;

2. Menjamin terciptanya sinkronisasi dan sinergi dengan pelaksanaan pembangunan daerah;

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi anatara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

4. Mengoptimalkan pertisipasi masyarakat; dan

5. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya yang ada di desa secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

6. Menjadi acuan dalam pelaksanaan pembangunan di Desa;

7. Sebagai instrumen ( alat ) penilai atas tiap kegiatan yang diselenggarakan ( apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan pada RPJMDES atau kegiatan strategis tahunan yang disepakati );

8. Meningkatkan kesadaran Kepala Desa dan Masyarakat untuk membuat perencanaan yang strategis (dengan model Renstra); 9. Meminimalisir permasalahan yang ada di tingkat desa;

10. Membangun kesadaran masyarakat desa untuk menata diri dan lingkungan yang memungkinkan masyarakat terlibat aktif, produktif dan berinisiatif

11. Tersusunnya rencana pembangunan induk desa dalam jangka waktu 3 – 5 tahun yang mendasarkan pada Renstra Kabupaten. c. Manfaat

Manfaat tersusunnya RPJMDesa bagi Desa adalah :

1). Agar masyarakat dapat mengekpresikan perencanaan dari bawah secara sistematis, terarah, terfocus dan konsisten;

(17)

5

2). Merupakan komitmen bersama pemerintah dan masyarakat desa untuk membangun dalam jangka waktu yang telah disepakati; 3). Menjadi acuan dalam mengevaluasi proses, pelaksanaan dan

hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu. 4). Lebih menjamin kesinambungan pembangunan;

5). RPJMDES sebagai dokumen induk perencanaan pembangunan desa;

6). Sebagai pemberi arah seluruh kegiatan pembangunan di desa/kelurahan;

7). Menampung aspirasi kebutuhan masyarakat yang dipadukan dengan program – program pembangunan dari pemerintah;

8). Dapat mendorong pembangunan swadaya dari masyarakat;

9). Menampung seluruh usulan sebagai hasil P3MD ( baik secara swadaya maupun diusulkan pembiayaannya ke tingkat lebih atas). C. Dasar Hukum

Dasar Hukum penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) adalah:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan;

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

5. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

(18)

6

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007, tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan;

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 20 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Mekanisme Konsultasi Publik;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2001-2010;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di Tingkat Desa;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa Atau Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan;

(19)

7

17. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Sumber Pendapatan Desa;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 28 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Magelang tahun 2005-2025;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Magelang;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magelang Tahun 2009 -2014;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa; 22. Peraturan Bupati Magelang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Desa.

D. Hubungan RPJMDesa Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Kedudukan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Ngabean Tahun 2011-2015 dalam tatanan dokumen perencanaan pembangunan desa merupakan dokumen perencanaan yang tidak dapat dipisahkan atau dengan kata lain terintegrasi dengan dokumen perencanaan nasional. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Ngabean Tahun 2011-2015 yang disusun berpedoman pada RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014. Adapun RPJMD Kabupaten disusun dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten Magelang dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah, sedangkan RPJMD Provinsi Jawa Tengah juga disusun berpedoman pada RPJPD Provinsi Jawa Tengah dan RPJMN

RPJMDesa NgabeanTahun 2011-2015 digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) selama kurun waktu 2011 s.d 2015 yang selanjutnya akan dijadikan

(20)

8

pedoman dalam penyusunan Peraturan Desa Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa). selama tahun 2011-2015. E. Sistematika Penulisan RPJMDesa

RPJMDesa Ngabean Tahun 2011-2015 disusun dengan tata urut sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bagian ini memuat materi tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Landasan Hukum, Hubungan RPJMDesa dengan Dokumen Perencanaan Lainnya, dan Sistematika Penulisan RPJMDesa.

Bab II : Gambaran Umum Kondisi Desa

Bagian ini memuat gambaran kondisi umum desa yang meliputi : Peta Desa, sejarah desa, kondisi geografis, kondisi perekonomian, kondisi sosial budaya, kondisi prasarana dan sarana desa serta pemerintahan umum.

Bab III : Visi dan Misi Desa

Bagian ini memuat materi tentang Landasan Filosofis pembangunan desa, visi dan misi kepala desa terpilih, tujuan pembangunan desa, sasaran pembangunan desa.

Bab IV : Strategi Pembangunan Desa

Bagian ini memuat materi tentang Strategi Pembangunan Desa.

Bab V : Arah Kebijakan Keuangan Desa

Bagian ini memuat materi tentang : Penerimaan desa, Pengeluaran desa, Kerangka pendanaan keuangan desa, Arah pengelolaan pendapatan desa, arah pengelolaan belanja desa, arah pengelolaan pembiayaan dan Kebijakan Umum Anggaran.

Bab VI : Program Pembangunan Desa

Bagian ini memuat materi tentang Program Pembangunan Desa tahun 2011 s.d 2015.

(21)

9 Bab VII : Penutup

Bagian ini memuat materi penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

(22)

10

BAB II

KONDISI UMUM DESA

(23)

11 B. Sejarah Desa

Pada jaman dahulu Desa Ngabean terkenal dengan hasil pertaniannya, mulai dari padi, jagung, ketela, sayur-sayuran, hingga palawija. Konon tanah di Desa Ngabean sangat subur, sehingga kehidupan masyarakat desapun bisa dikatakan makmur.

Asal mula pemberian nama desa ini bermula dari musyawarah yang dilakukan para tokoh agama, Yaitu Kyai Ngabei, Kyai Kompreng, Kyai Seno, Kyai Batu, dan Kyai Noyo. Dari kelima tokoh agama tersebut yang paling banyak dikenal masyarakat dan disegani sesama Kyai adalah Kyai Ngabei. Dan dari musyawarah yang dilakukan tersebut diambil kesepakatan bahwa desa ini diberi nama Desa Ngabean yang diambil dari nama Kyai Ngabei. Hal itu sebagai bentuk penghargaan pada Kyai Ngabei atas jasanya dalam memimpin dan membimbing masyarakat terutama dalam bidang agama.

Desa inipun kemudian dibagi menjadi lima dusun yang masing-masing diberi nama Dusun Komprengan, Dusun Senobayan, Dusun Batu, Dusun kenayan, dan Dusun Krajan. Dimana nama-nama dusun tersebut diambil dari nama para tokoh agama yang terkenal di desa ini. Hal itu juga sebagai bentuk penghargaan masyarakat terhadap kepemimpinan para tokoh agama yang ada didesa ini.

Berikut adalah silsilah Kepemimpinan Desa Ngabean :

1. Bp. Diparjo Th. 1920 - Th. 1930 2. Bp. Sastro Sutrisno Th. 1930 – Th. 1950 3. Bp. Ahmad Daeroni Th. 1950 – Th. 1960 4. Bp. Hadi Sunaryo Th. 1960 – Th. 1981 5. Bp. Suharsono Th. 1981 – Th. 1998 6. Bp. Sariman Th. 1999 – Th. 2007

(24)

12 C. Kondisi Geografis

Desa Ngabean memiliki luas wilayah 282,600 Ha dengan lahan produktif 280.6 Ha meliputi :

Tabel II.1 Tata Guna Tanah

No Tata Guna Tanah Luas

1 Tanah Pemukiman 44,802 Ha

2 Tanah sawah irigasi tehnis 115,000 Ha 3 Tanah sawah irigasi setengah tehnis 12,120 Ha

4 Tanah sawah tadah hujan 17,400 Ha

5 Tanah Tegalan 91,178 Ha

6 Jalan, Sungai, Kuburan dll 2,100 Ha

Sumber : Data Umum Desa

Tabel II.2 Jumlah RT dan RW

No Dusun Jumlah RT dan RW

1 Dusun Krajan 7 RT dan 3 RW

2 Dusun Komprengan 2 RT dan 1 RW

3 Dusun Senobayan 6 RT dan 2 RW

4 Dusun Kenayan 3 RT dan 1 RW

5 Dusun Batu 4 RT dan 1 RW

Sumber : Data Umum Desa

Letak Desa Ngabean berada di sebelah barat Ibu Kota Kecamatan Secang jarak dari Desa Ngabean ke Ibu Kota Kecamatan sekitar 3 km dan ke Ibu Kota Kabupaten sekitar 22 km, batas-batanya adalah :

 Sebelah Utara : Desa Kupen Kecamatan Pringsurat, Temanggung  Sebelah Timur : Kelurahan Secang Kecamatan Secang, Magelang  Sebelah Selatan : Desa Madyocondro Kecamatan Secang Magelang  Sebelah Barat : Desa Pare Kecamatan Kranggan, Temanggung

(25)

13 D. Kondisi Perekonomian

Jumlah penduduk Desa Ngabean sebanyak 3290 jiwa dengan penduduk usia produktif 1312 jiwa, sedangkan penduduk yang dikategorikan miskin 1025 jiwa. Mata pencaharian sebagian penduduk adalah petani sedangkan hasil produksi ekonomis desa yang menonjol adalah padi.

Tabel II.3.jumlah penduduk tiap dusun.

No Nama Dusun Jumlah RT Jumlah RW Jumlal KK Jumlah Jiwa

Laki-laki Perempuan Total

1 Krajan 3 3 232 495 476 971 2 Komprengan 2 1 83 162 164 326 3 Senobayan 6 2 187 386 389 775 4 Kenayan 3 1 126 239 259 498 5 Batu 4 1 183 362 358 720 Jumlah 22 8 811 1644 1646 3290

Sumber : Data umum Desa

Tabel II.4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Ngabean

No Mata Pencaharian Jumlah

1 PNS 194 Orang

2 TNI dan POLRI 24 Orang

3 Pensiunan 70 Orang

4 Petani sendiri 248 Orang

5 Pedagang 280 Orang

6 Buruh bangunan 184 Orang

7 Tukang Batu 46 Orang

8 Tukang Kayu 24 Orang

9 Buruh Tani 510 Orang

(26)

14

11 Tukang Ojek 6 Orang

12 Buruh Industri 312 Orang

13 Belum bekerja 310 Orang

14 Tidak bekerja 623 Orang

15 Lain – lain 405 Orang

Sumber : Data umum Desa

E. Kondisi Sosial Budaya

Tabel II.5 Tingkat Pendidikan Masyarakat

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1 Tidak Sekolah - Orang

2 Belum tamat SD 322 Orang

3 Tidak tamat SD 376 Orang

4 Tamat SD 754 Orang

5 Tamat SLTP 795 Orang

6 Tamat SLTA 556 Orang

7 Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 116 Orang

F. Kondisi Sarana dan Prasana

Desa Ngabean memiliki Sarana dan Prasarana untuk masyarakat yang terdapat di tiap dusun, yang meliputi sarana prasarana dibidang pemerintahan, pendidikan, kesehatan, keagamaan, dan sarana umum. 1. Sarana dan Prasarana Pemerintahan

Sarana dan prasarana pemerintahan Desa Ngabean mempunyai kantor dan balai desa di dusun Kenayan disertai dengan perangkat desa lengkap. Pemerintah Desa membawahi pemerintah dusun, sedangkan di Desa Ngabean mempunyai 5 dusun dan dikepalai oleh 5 Kepala Dusun. Tiap-tiap dusun membawahi beberapa RW ( Rukun Warga ) dan tiap-tiap RW membawahi beberapa RT ( Rukun Tangga ).

(27)

15

Di Desa Ngabean mampunyai 8 RW dan 22 RT. Sarana prasarana tersebut berjalan lancar sesuai peraturan dan memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat.

2. Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan Prasarana Pendidikan di Desa Ngabean mempunyai sekolah dari PAUD sampai sekolah tingkat dasar yang terdapat di beberapa dusun. Dengan rincinan:

Tabel II.6 Sarana Prasarana Desa No. Jenis

Sarana Prasarana

Nama Sarana

Prasarana Lokasi Kondisi

1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

Ya Bunayya Dsn. Kenayan Baik

2 TK/ RA Tunas Muda Dsn. Kenayan Kurang

RA Masyitoh Dsn. Krajan II Baik

3 MI/SD MI Ma‘arif Dsn. Krajan II Baik

4 MI Al Iman Dsn. Senobayan Kurang

5 SD N Ngabean Dsn. Kenayan Baik

Sumber : Data umum Desa

3. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana dan prasarana pendidikan di Desa Ngabean mempunyai PKD di tingkat desa dengan 1 orang bidan desa dan posyandu di tiap dusun masing masing mempunyai 1 (satu) pos.

4. Sarana dan Prasarana Keagamaan

Sarana dan prasarana keagamaan di Desa Ngabean mempunyai masjid dan mushola di tiap dusun dengan perincian sebagai berikut:

(28)

16

Tabel II.7. Sarana Prasarana Desa

No.

Jenis Sarana Prasarana

Nama Sarana

Prasarana Lokasi Kondisi

1 Masjid Darussalamah Dsn. Krajan II Perlu Renovasi Al Falah Dsn. Komprengan Perlu Renovasi Nurul Amin Dsn. Senobayan Baik

An Nur Dsn. Senobayan Baik

mushola Dsn. Kemantren Baik

Al Huda Dsn. Batu Baik

At Taqwa Dsn. Kenayan Baik

2 Mushola Manbaul ubad Dsn. Krajan I Perlu Renovasi Baitussalam Dsn. Krajan III Perlu Renovasi Al Ikhlas Dsn. Pare Perlu Renovasi mushola Dsn. Griya Asri Perlu Renovasi

Sumber : Data umum Desa

5. Sarana dan Prasarana Umum

Sarana dan prasarana umum yang terdapat di Desa Ngabean meliputi perdagangan dan kesehatan, sarana prasarana di bidang perdagangan di Desa Ngabean terdapat SPBU dan Pasar Ikan yang berada di dusun Krajan II, dan bidang kesehatan mempunyai beberapa MCK umum yag terdapat di beberapa dusun dengan kondisi yang masih bagus dan beberapa dusun sudah tidak layak serta beberapa dusun belum mempunyai MCK Umum. Dalam hal ini beberapa dusun tersebut pembangunan MCK Umum dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa). Jalan dalam Desa Ngabean meliputi jalan desa jalan kampung dan jalan RT. Beberapa ruas jalan di desa sudah beraspal dan rabat beton namun ada jalan makadam bahkan masih berupa tanah. Keadaan tersebut meliputi jalan desa, jalan kampung dan jalan RT. Pembangunan jalan tersebut dimasukkan dalam Rencanan Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) 2011-2015.

(29)

17 G. Pemerintahan Umum

Pemerintahan Umum yang berlaku di Desa Ngabean meliputi : Organisasi Pemerintah Desa, BPD, Lembaga Kemasyarakatan Desa, Gambaran Pelayanan, sebagai berikut:

1. Organisasi Pemerintah Desa Ngabean

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA NGABEAN KECAMATAN SECANG

KABUPATEN MAGELANG

2. Badan Permusyawaratan Desa

Badan Permusyawaratan Desa Ngabean dengan struktur organisasi sebagai berikut:

a. Ketua : Drs. Hedi Riyanto b. Wakil Ketua : H. Abdullah H, S.Ag. c. Sekretaris : Sugianto

d. Bendahara : Edi Margono e. Anggota : Suharto

SEKRETARIS DESA

WAHADIYA KEPALA DESA

YULY HERMAWAN SUSILO,AMK

KA UR KEUANGAN KA UR UMUM KASI KESRA KASI PEMBANGUNAN KASI PEMERINTAHAN KADUS KRAJAN KADUS KOMPRENGAN KADUS SENOBAYAN KADUS KENAYAN KADUS BATU

(30)

18 3. Lembaga Kemasyarakatan Desa

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Ngabean Sebagai Berikut: a. Ketua : Sucipto

b. Wakil Ketua I : Masduki. S.Ag c. Wakil Ketua II : Zaenudin d. Sekretaris : Sumarsono

e. Bendahara : H. Imron Rusyadi. SE Seksi-seksi :

 Seksi agama : Muhammad Aliyun

 Seksi Kamtibmas : Hasan

 Seksi Pembangunan Perekonomian

dan Koperasi : Rahmat Slamet

 Seksi Pendidikan dan Ketrampilan : Sayat S.Pd.  Seksi Lingkungan Hidup : Sarwani

 Seksi Pemuda dan Orkes : Drs. Hedi Riyanto  Seksi Kesra dan Kesehatan : Sutrisno

2. Lembaga Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga ( LPKK )  Ketua Umum : Ny. Arina Purnawati, AMK  Wakil Ketua I : Ny. Sri Andariyah, MA  Wakil Ketua II : Ny. Tri Laksono

 Sekretaris I : Ny. Sutiyah

 Sekretaris II : Ny. Ani Ristanti

 Bendahara : Ny. Masduki

 Ketua Pokja I : Ny. Sujarwiyani  Ketua Pokja II : Ny. Rif’ah  Ketua Pokja III : Ny. Sumarti

(31)

19

3. Lembaga Pemasyarakatan Pemuda ( LPP )

 Ketua : Drs. Hedi Riyanto

 Sekretaris : Tafrikhan

 Bendahara : Muh Sirod

 Seksi Pengembangan SDM : Puji Santoso, SH.  Seksi Usaha Kesejahteraan Sosial : Sutrisno

 Seksi Pemuda dan orkes : Sugiarto  Seksi Pelestarian Lingkungan Hidup : Mulyono

 Seksi Humas : Gunandar

Anggota dari LPP adalah seluruh pemuda di Desa Ngabean. 4. Gambaran Pelayanan

Pelayanan Organisasi Pemerintah Desa, BPD, Lembaga Kemasyarakatan Desa Ngabean memberikan pelayanan kepada masyarakat Desa Ngabean yang mengacu kepada pembangunan masyarakat. Dengan pelayanan sebagai berikut:

1. Kantor Desa dibuka setiap hari kerja.

2. Kepala Desa dan Sekretaris Desa dibantu Kepala Urusan dan Kepala Seksi serta Kepala Dusun masuk kantor setiap hari kerja.

3. Diluar jam kerja apabila ada masyarakat yang membutuhkan pelayanan surat-surat tetap dilayani.

4. Meningkatkan kedisiplinan para Perangkat Desa dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. 5. Menyalurkan dan menyampaikan bantuan yang diterima dari

Pemerintah kepada warga sesuai dengan program bantuan yang ada.

6. Meningkatkan berbagai macam kegiatan baik kegiatan Pemerintahan, Pembangunan, ataupun kegiatan kemasyarakatan.

7. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan.

(32)

20

BAB III

VISI DAN MISI DESA TAHUN 2011-2015

A. LANDASAN FILOSOFIS PEMBANGUNAN

Pembangunan pada dasarnya dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi atau keadaan yang lebih baik dari pada kondisi atau keadaan sebelumnya. Pelaksanaan pembangunan menjadi kewajiban bagi pemerintah, baik dari Pusat, Daerah hingga ke level desa dan harus terintegrasi antar tingkatan pemerintahan. Bahwa desa adalah tingkatan pemerintahan terrendah dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka pembangunan pedesaan harus menjadi fokus dari pembangunan nasional.

Permendagri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa memberikan pedoman perencanaan yang terintegrasi dan tersinergi antar ruang, waktu dan fungsi pemerintahan desa. Pemerintah Desa Ngabean dalam rangka melakukan perencanaan pembangunan telah berusaha untuk mengikuti regulasi yang berlaku sehingga tercipta perencanaan pembangunan yang baik. Perencanaan yang baik akan memberikan arah dan pedoman bagi pelaksanaan dan evaluasi pembangunan. Pada sisi lain juga berkembang penganggaran berbasis kinerja, oleh karena itu aspek perencanaan harus menyatu dengan penganggaran untuk mendapatkan keterpaduan yang berdaya guna dan berhasil guna dari setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan.

B. VISI PEMBANGUNAN DESA

Visi pembangunan desa adalah suatu gambaran yang menantang tentang kondisi desa yang diinginkan pada akhir periode perencanaan pembangunan desa yang direpresentasikan dalam sejumlah sasaran

(33)

21

hasil pembangunan yang dicapai melalui berbagai strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan desa dengan melihat petensi dan kebutuhan desa. Penetapan visi pembangunan desa, sebagai bagian dari perencanaan strategis pembangunan desa, merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan pembangunan suatu desa mencapai kondisi yang yang diharapkan.

Visi Pembangunan Desa Ngabean Tahun 2011-2015 disusun berdasarkan pada sumber utama dari visi Kepala Desa yang telah terpilih melalui proses Pemilihan Kepala Desa secara langsung yang saat ini sedang menjabat. Mengingat bahwa Kepala Desa terpilih dalam Pemilihan Kepala Desa Tahun 2002 dan 2007 belum menyusun RPJMDesa, maka Visi dan Misi dalam RPJMDesa ini ditetapkan untuk Tahun 2011 s.d 2015, yang dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di Desa Ngabean seperti Pemerintah Desa, BPD, LPMD, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat desa pada umumnya. Serta pertimbagan kondisii eksternal di desa seperti satuan kerja wilayah pembangunan di kecamatan. Namun demikian dapat dimungkinkan apabila Kepala Desa terpilih dalam Pemilihan Kepala Desa yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 2011 s.d 2014 akan merubah Visi dan Misi yang disesuaikan dengan Visi dan Misi yang bersangkutan.

Visi pembangunan desa Tahun 2011-2015 ini disusun dengan memperhatikan/ mengacu visi pembangunan daerah yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 (Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 3 Tahun 2010), yakni “Terwujudnya Kabupaten

Magelang yang Lebih Sejahtera, Maju dan Amanah”. Maka

berdasarkan pertimbangan diatas Visi Desa Ngabean Tahun 2011-2015 adalah :

(34)

22

Secara khusus, dijabarkan makna dari visi pembangunan desa yang sangat diperlukan untuk membangun kesamaan persepsi, sikap (komitmen), dan perilaku (partisipasi) segenap pemangku kepentingan (stakeholders) dalam setiap tahapan proses pembangunan selama lima tahun kedepan.

Religius Adalah menciptakan suatu kondisi masyarakat yang senantiasa berpegang teguh pada keyakinan beragama. Karena di Desa Ngabean sebagian besar penduduknya beragama Islam maka sangat diharapkan semua tindakan yang dilakukan senantiasa berpedoman pada Al-Quran dan sunnah Rosul Sholallahu ‘alaihi Wasalam, sehingga akan terciptanya masyarakat yang mempunyai solidaritas yang tinggi dan kepedulian yang tinggi terhadap sesamanya. Islam mengajarkan untuk hidup saling menghargai saling tolong-menolong dalam kebaikan dan mencegah pada kemungkaran setelah keadan itu tercapai maka tidak akan ada suatu masalahpun yang tidak dapat diselesaikan. Beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran tercapainya kehidupan yang agamis adalah : Terciptanya suatu kebersamaan dalam kebaikan dan terciptanya ukhuwah islamiyah, terbentuknya kepedulian dan rasa sosial yang tinggi terhadap sesama, terpenuhinya masjid-masjid dan musholla sebagai tempat peribadatan dan kegiatan keagamaan, TPA-TPQ senantiasa dipenuhi siswa-siswi belajar agama. Untuk mencapai hal tersebut maka Pemerintah Desa Ngabean mengupayakan pembangunan yang difokuskan pada :

1. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana keagamaan seperti :Pembangunan masjid dan musholla, pembangunan TPA , TPQ sebagai sarana anak-anak mengenal dan belajar agama lebih dini.

2. Pemanfaatan dan pengelolaan masjid sebagai tempat diskusi - diskusi agama dan pendalaman ilmu agama.

(35)

23

Sejahtera. Konsep sejahtera menunjukkan kondisi kemakmuran suatu masyarakat, yaitu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan ekonomi (materiil) maupun sosial (spirituil); dengan kata lain kebutuhan dasar masyarakat telah terpenuhi secara lahir bathin secara adil dan merata dengan menititik beratkan pada peningkatan kwalitas sumberdaya manusia yang berdaya saing dan berdayaguna dan meningkatan pembangunan yang difokuskan pada pembangunan perekonomian desa yang berbasis pada potensi desa yang berdaya jual dan berdaya saing.

Adapun indikator secara ilmiah adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan sehingga meningkatkan pendapatan perkapita pada tingkat yang tinggi, menurunnya tingkat pengangguran, menurunnya jumlah penduduk miskin; terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif; meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang ditandai terpenuhinya hak sosial masyarakat mencakup akses pada pelayanan dasar sehingga mampu meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM), meningkatkan perlindungan dan kesejateraan sosial, keluarga kecil berkualitas, pemuda dan olah raga serta meningkatkan kualitas kehidupan beragama; meningkatnya peranan perempuan dalam pembangunan; tersedianya infrastruktur yang memadai; meningkatnya profesionalisme aparatur pemerintah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab yang mampu mendukung pembangunan desa.

C. MISI PEMBANGUNAN DESA

Misi pembangunan desa adalah sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh pemerintah desa, sesuai visi pembangunan desa yang telah ditetapkan, agar tujuan pembangunan desa dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Dalam rangka

(36)

24

memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan, maka misi pembangunan desa Ngabean Kecamatan Secang Kabupaten magelang Tahun 2011-2015 dapat dirumuskan sebagai berikut :

5. Mewujudkan masyarakat Desa Ngabean yang religius Misi :

 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

 Meningkatkan pengetahuan, dan pemahaman masyarakat terhadap agama .

6. Mewujudkan masyarakat Desa Ngabean yang sejahtera Misi :

a. Pembangunan

 Meningkatkan pembangunan infrastruktur desa  Meningkatkan sumber daya alam yang ada

 Meningkatkan peran aktif BPD, LPMD, RT/RW, dan tokoh masyarakat dalam pembangunan desa

 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam berswadaya membangun desa

b. Pemerintahan

 Menciptakan Sistem Pemerintahan yang Baik dan Demokratis.

c. Kemasyarakatan

 Peningkatan dan pengembangan usaha kecil dan menengah  Menjaga dan memelihara ketentraman, ketertiban, dan

kerukunan warga

 Mewujudkan keluarga sehat sejahtera melalui peran aktif ibu-ibu PKK, Posyandu, dan organisasi lainnya.

D. TUJUAN PEMBANGUNAN DESA

Tujuan pembangunan Desa Ngabean Tahun 2011 -2015 adalah sebagai berikut:

(37)

25

1. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kehidupan beragama.

2. Terbangunnya perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang berdaya saing.

3. Meningkatnya pembangunan prasarana dan sarana desa.

4. Termanfaatkannya dan terkelolanya sumber daya alam berbasis kelestarian lingkungan hidup.

5. Terciptanya sistem pemerintahan yang baik dan demokratis. 6. Terciptanya masyarakat yang aman dan tenteram.

E. SASARAN PEMBANGUNAN DESA

Sasaran pembangunan desa Ngabean Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:

1. Misi Pertama : Bidang keagamaan “Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap agama”, dilaksanakan untuk mencapai sasaran yaitu Makin meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pengetahuan agama sehingga terwujud masyarakat yang berkarakter agamis, berbudaya, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan falsafah pancasila. 2. Misi Kedua : Bidang Kesejahteraan meliputi :

a. Pembangunan “ Meningkatkan pembangunan infrastruktur desa, meningkatkan sumber daya alam yang ada, serta meningkaatkan peran serta masyarakat dalam membangun desa dan peran aktif BPD, LPMD, RT/RW, dan tokoh masyarakat”, dilaksanakan untuk mencapai beberapa sasaran, yaitu :

 Terbangun dan mantapnya jaringan infrastruktur yang andal sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas faktor-faktor yang mendukung berkembangnya aktivitas produksi dan mampu membuka isolasi desa/dusun serta membentuk kawasan-kawasan pertumbuhan baru,

(38)

26

 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat sehingga terwujud masyarakat yang sejahtera.

 Membaiknya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif sektor basis ekonomi desa sehingga mampu menghasilkan komoditi berkualitas, berdaya saing, menjadi motor penggerak perekonomian.  Terpenuhi dan meratanya kebutuhan prasarana dan sarana

pelayanan dasar di seluruh wilayah desa/dusun dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

 Makin optimalnya pemanfaatan sumber daya alam, aset dan produk desa yang berdaya saing tinggi sebagai sumber-sumber kekayaan desa.

 Meningkatnya kualitas dan kuantitas pembangunan yang berorientasi tata ruang, serta mengurangi resiko bencana alam.

 Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam yang berorientasi pada pelestarian lingkungan hidup.

 Meningkatnya peran aktif BPD, LPMD, RT/RW, Tokoh masyarakt, dan masyarakat pada umumnya dalam pembangunan desa.

b. Pemerintahan “Menciptakan Sistem Pemerintahan yang Baik dan Demokratis”, dilaksanakan untuk mencapai beberapa sasaran, yaitu :

 Meningkatnya kinerja penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan bersih.

(39)

27

 Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai dengan standar mutu pelayanan yang berorientasi pada terciptanya kepuasan masyarakat.

 Meningkatnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.

c. Kemasyarakatan “Memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan pembiayaan pengembangan usaha, Menjaga dan memelihara ketentraman, ketertiban, dan kerukunan warga ”, dilaksanakan untuk mencapai beberapa sasaran, yaitu :

 Berkembangnya Industri kecil masyarakat.

 Meningkatnya pendapatan masyarakat yang akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

 Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam menjaga dan memelihara ketentraman, ketertiban, dan kerukunan warga.

 Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,

 Mantapnya situasi dan kondisi peri kehidupan bermasyarakat yang didukung oleh penegakan HAM.

(40)

28

BAB IV

STRATEGI PEMBANGUNAN DESA

A. Perencanaan Pembangunan Desa

Perencanaan Pembangunan Desa Ngabean dilaksanakan untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia.

Pembangunan Desa Ngabean merupakan upaya untuk memperoleh perubahan sosial masyarakat desa ke arah yang lebih baik dan dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa. Melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Desa yaitu forum perencanaan pembangunan di tingkat desa yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan melibatkan pertisipasi masyarakat dengan semangat musyawarah untuk mufakat.

System Perencanaan Pembangunan Desa Ngabean dilaksanakan dengan satu kesatuan tata perencanaan pembangunan desa untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan desa yang dilaksanakan secara pertisipatif oleh pemerintah desa sesuai kewenangannya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat RPJM-Desa yang disusun merupakan dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun memuat visi, misi, tujuan, Strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan desa denga berpedoman RPJM Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) setiap tahunnya akan dijabarkan dalam rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) yaitu perencanaan desa periode I ( satu ) tahun memuat rencana kegiatan pemerintah desa yang akan dilaksanakan oleh pemerintah desa sendiri pada taun anggaran berikutnya dan rencana kegiatan yang akan diusulkan ke Pemerintah diatasnya

(41)

29

Perencanaan Penbangunan Desa bertujuan untuk mengkoordinasikan antar pelaku pembangunan, menjamin terciptanya sinkronisasi dan sinergi dengan pelaksanaan pembangunan daerah, menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksana, dan pengawasan, mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan menjamin tercap[ainya penggunaan sumberdaya yang ada di desa secara efektif, afisien, berkeadilan, dan berkelanjutan.

B. Strategi Pembangunan Desa

Dalam rangka pencapaian visi dan misi Pembangunan Jangka Menengah Desa Ngabean tahun 2011-2015 maka perlu dirumuskan beberapa strategi pembangunan desa yang sinergis dan komprehensif.

Strategi pembangunan Desa Ngabean. yang akan dilaksanakan selama tahun 2011-2015 dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Strategi mewujudkan masyarakat Desa Ngabean yang religius Strategi penguatan dan pemberdayaan diformulasikan dalam rangka untuk melaksanakan misi pertama pembangunan Desa Ngabean Tahun 2011-2015 yaitu Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pengetahuan, dan pemahaman masyarakat terhadap agama ; yang merupakan fokus strategi pembangunan sumber daya manusia. Strategi ini dalam pelaksanannya ditekankan pada upaya untuk: (a) Peningkatan kualitas kehidupan beragama dan (b) Peningkatan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum dalam rangka melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan beragama masyarakat.

2. Strategi mewujudkan masyarakat Desa Ngabean yang sejahtera a. Pembangunan

Strategi pembangunan, pemerataan, dan aksesibilitas dirancang dalam rangka untuk melaksanakan misi kedua dalam bidang pembangunan yaitu Meningkatkan pembangunan infrastruktur

(42)

30

desa, Strategi ini dalam pelaksanaannya ditekankan pada upaya untuk Peningkatan pembangunan dibidang Pekerjaan Umum.

Strategi memanfaatkan dan mengelola Sumber Daya Alam berbasis Lingkungan Hidup dalam pelaksanannya ditekankan pada upaya untuk pembangunan berkelanjutan dengan berbasis pada lingkungan hidup dan tata ruang.

Strategi meningkatkan peran aktif lembaga desa dan masyarakat dalam pembangunan pada pelaksanaannya ditekankan pada (a) BPD, LPMD, RT/RW, dan tokoh masyarakat.(b) peran masyarakat dalam berswadaya membangun desa.

b. Pemerintahan

Strategi pengembangan kapasitas dirancang untuk melaksanakan misi kedua dalam bidang pemerintahan. Strategi ini dalam pelaksanannya ditekankan pada (a) upaya untuk menciptakan pemerintahan yang baik, demokratis, bersih dan berwibawa.(b) Meningkatkan fungsi pelayanan umum.(c) Meningkatkan fungsi aparatur Pemerintah Desa.(d) Kependudukan dan catatan sipil

c. Kemasyarakatan

Strategi pengembangan ekonomi masyarakat yang berbasis potensi lokal dirancang untuk melaksanakan misi kedua dalam bidang kemasyarakatan yaitu Peningkatan dan pengambangan usaha kecil dan menengah yang dalam pelaksanaannya ditekankan pada upaya untuk: (a) Meningkatkan pengembangan bidang unggulan melalui Pertanian, Peternakan dan Perikanan,, peningktatan daya saing UMKM, peningkatan investasi desa, (b) Meningkatkan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana dalam upaya peningkatan pelayanan kegiatan ekonomi.

Strategi pembangunan kondusifitas desa dilaksanakan untuk mencapai misi menciptakan masyarakat yang aman dan tenteram,

(43)

31

yang ditekankan pada upaya untuk meningkatkan keamanan, ketentraman dan ketertiban.

Strategi mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera pada pelaksanaannya di tekankan pada : (a) Peningkatan kesehatan (b) keluarga Berncana. (c) Peningkatan pendidikan (d) Peningkatan peran PKK, Posyandu, dan polindes.

C. Arah Kebijakan Pembangunan Desa

Tujuan yang paling utama dalam pembangunan Desa adalah untuk berupaya meningkatkan Kesejahteraan masyarakat, oleh sebab itu guna mewujudkan Tujuan tersebut maka sangat diperlukan rumusan arah kebijakan Pembangunan Desa Ngabean selama periode 2011 – 2015.

Adapun arah kebijakan Pembangunan Desa Ngabean mengacu pada Misi Desa Ngabean Yaitu :

1 Misi Pertama

1.1 Meningkatkan Kualitas Sumber daya Manusia. Untuk melaksanakan misi ini Desa Ngabean mengambil langkah dan arah kebijakan sebagai berikut

 Peningkatan kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan kader-kader kesehatan Desa dan kemudahan pelayanan kesehatan melalui PKD yang telah terbangun.

 Akan senantiasa mensosialisasikan Pentingnya Keluarga berencana untuk Pasangan usia subur dan pasangan baru agar mempunyai program dalam Perencanaan jarak kelahiran.

 Berupaya untuk memberikan bantuan Biasiswa bagi anak kurang mampu agar bias tercapai program Pemerintah yaitu Wajib Belajar 9 Tahun.

 Mengupayakan pembangunan sarana dan prasarana desa yang mengacu pada peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat.

(44)

32

1.2 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran agama. Diambil langkah dan arah kebijakan sebagai berikut:  Pembangunan dan peningkatan fungsi sarana prasarana

keagamaan seperti masjid, mushlola, dan TPQ.

 Peningkatan fungsi pondok pesantren yang ada untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama.

 Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa,melalui pengajian-pengajian selapanan tiap dusun dan maupun kelompok-kelompok yasinan di masing-masing dusun.

 Mendorong dilaksanakanya ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dengan mengembangkan rasa saling menghormati dan menciptakan suasana yang harmonis didalam kehidupan bermasyarakat.

2 Misi Kedua :

2.1 Pembangunan

a) Meningkatkan infratrutur desa diambil langkah dan kebijakan dengan meningkatkan pembangunan dibidang pekerjaan umum.

b) Meningkatkan suber daya alam yang ada diambil langkah dan kebijakan;

 Ketahanan Pangan, akan difokuskan pada peningkatan hasil pertanian melalui pelatihan-pelatihan dari dinas pertanian tentang tata cara bercocok tanam yang baik dan pemilihan bibit unggul.  Pemberdayaan P3A, Mengajak Lembaga P3A untuk

merumuskan masalah yang mengakibatkan hasil pertanian tidak maksimal, seperti Pembuangan Walet, pembangunan Talud Irigasi dan penyusunan jadwal Gilir air dimusim kemarau.

(45)

33

 Pemberdayaan KTNA, dalam hal ini pemerintah desa akan selalu menjembatani dan memfasilitasi untuk kegiatan pertemuan dan musawarah Lembaga tersebut agar ada titik temu didalam bercocok tanam antara kelompok tani yang berada di hulu sungai maupun yang ada di hilir agar Kelompok tani bisa menanam tanaman yang cocok tanpa Harus berebut air dimusim kemarau agar ketahanan pangan tetap terjaga dan tersedia.

c) Meningkatkan peran aktif lembaga masyarakat desa diambil langkah dan kebijakan :

 Meningkatkan komunikasi antara pemerintah desa dengan lembaga desa ( BPD, LPMD,LPKK, LPP, Rt/Rw) dan tokoh masyarakat dalam pembangunan desa.

 Dilakukan reorganisasi terhadap lembaga desa secara berkala sesuai dengan masa kerja sehingga diharapkan muncul regenerasi .

d) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam berswadaya membangun desa diambil langkah dan kebijakan ;

 Meningkatkan Peran aktif lembaga desa dan tokoh masyarakat dalam mensosialisasikan program dan kegiatan Pemerintah Desa.

 Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berswadaya melalui dialog-dialog praktis yang dapat dilaksanakan dalam pertemuan rutin RT/RW.

 Pemberdayaan masyarakat akan ditekankan pada mengajak seluruh Warga masyarakat untuk berperan secara aktif dalam perencanaan maupun pelaksanaan

(46)

34

pembangunan yang akan dirumuskan dan dilaksanakan selama periode 2011 – 2015.

2.2 Pemerintahan

Menciptakan pemerintahan yang baik, demokratis, bersih, dan berwibawa dilakukan langkah dan kebijakan :

 Pembangunan aparatur Pemerintahan desa diarahkan untuk mewujudkan kinerja perangkat desa yang professional dan berkarakter.upaya tersebut dapat dilakukan dengan pola pembekalan terhadap perangkat desa menuju pada pengembangan profesionalisme. Disamping itu secara bertahap juga dilakukan pendidikan mental Perangkat Desa agar menhindarkan diri dari Budaya KOLUSI,KORUPSI, dan NIPOTISME (KKN) agar Perangkat Desa secara cepat dan tanggap serta memiliki integritas yang tinggi dalam merespon Tuntutan, Kebutuhan, kwantitas dan Kwalitas dalam melayani masyarakat.

 Pengembangan pelayanan kepada masyarakat juga diarahkan untuk peningkatan pelayanan yang prima berbasis pada partisipasi masyarakat, Pemerintah desa juga melakukan identifikasi kebutuhan masyarakat yang dilakukan olae masyarakat sendiri dengan di fasilitasi oleh pemerintah desa dan lembaga swadaya masyarakat. Sehingga pelayanan dan fasilitas benar-benar merupakan refleksi dari kebutuhan riil masyarakat atau kebutuhan dasar dan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

2.3 Kemasyarakatan

a) Peningkatan usaha kecil dan menengah diambil langkah dan kebijakan :

(47)

35

 Pemberian bantuan kredit usaha kecil dan menengah diberikan melalui program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM-MP, sedangkan modal usaha dalam pertanian diberikan melalui program PUAP.

 Pembangunan sarana prasarana penunjang berkembangnya usaha masyarakat baik dalam bidang UKM maupun pertanian yaitu dengan dibangunnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di desa Ngabean.  Pengembangan usaha kemitraan : dalam

pelaksanaanya akan mengajak pihak lain untuk bermitra dalam bidang pertanian, peternakan dan perikanan, seperti Kemitraan Petani Jagung, peternakan ayam Potong, Peternak lele, usaha Rumahan .

b) Menjaga dan memelihara ketentraman, ketertiban, dan kerukunan warga, diambil langkah dan kebijakan :

 Persatuan dan Kesatuan, dalam hal persatuan dan kesatuan pemerintah desa mengajak warga masyarakat untuk hidup saling berdampingan tanpa mebedakan status sosial, keturunan,dll. Sehingga akan tercipta masyarakat yang peduli terhadap lingkunganya dan mempunyai toleransi yang tinggi sesuai dengan harapan Bangsa dan Negara yakni semboyan Bhineka Tunggal Ika.

 Penggalakan kembali Pos Kampling atau ronda keliling yang pada saat ini mulai dalam pelaksanaannya mulai meredup.

 Pemberantasan penyakit masyarakat dimana dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan pihak kepolisian setempat bekerjasama

(48)

36

 Pemberdayaan pemuda dalam mewujudkan keamanan, ketertiban, dan keamanan.

c) Mewujudkan keluarga sehat sejahtera, diambil langkah dan kebijakan :

 Peningkatan peran aktif ibu-ibu PKK, Kader Posyandu, maupun Bidan Desa dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, serta lebih mengoptimalkan fungsi PKD.

 senantiasa mensosialisasikan Pentingnya Keluarga berencana untuk Pasangan usia subur dan pasangan baru agar mempunyai program dalam Perencanaan jarak kelahiran.

 Berupaya untuk memberikan bantuan Biasiswa bagi anak kurang mampu agar bias tercapai program Pemerintah yaitu Wajib Belajar 9 Tahun.

(49)

37

BAB V

ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA

Berdasar permendagri nomor 37 tahun 2007, keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut, sedangkan pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan desa.

Sistem perencanaan pembangunan memiliki salah satu tujuan untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Agar visi, misi, dan program yang termuat dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dapat tercapai atau terealisasi maka memerlukan adanya dukungan penganggaran yang relevan, konsisten, dan signifikan.

Penyusunan RPJMDesa akan menghasilkan rencana pembangunan yang telah mempertimbangkan berbagai kemungkinan dari sisi kemampuan penganggarannya. Kemampuan anggaran desa diperkirakan dalam bentuk pagu atau plafon indikatif anggaran desa, yang akan berlaku selama lima tahun kedepan. Mekanisme dan substansi penetapan perencanaan dikaitkan dengan penganggaran ini diharapkan akan lebih mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan desa dalam rangka mencapai visi, misi, dan program pembangunan desa.

Dalam penyusunan bagian gambaran pengelolaan keuangan desa dan kerangka pendanaan diperlukan pendekatan yang komprehensif dan strategis, baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran, sebab akan sangat berdampak

(50)

38

pada penciptaan kondisi perekonomian yang stabil dan berkelanjutan. Sejalan dengan fungsi alokasi dan kondisi keterbatasan kemampuan keuangan desa yang ada, maka perlu diciptakan suatu sistem yang memungkinkan pemerintah desa menjadi lebih efisien, efektif dan akuntabel dalam merumuskan kebijakan keuangannya.

Dalam rangka meningkatkan kemandirian desa, sudah saatnya digali semua potensi sumber daya dan modal dasar desa yang dimiliki. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi yang maksimal atas potensi sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya buatan dan sumber daya keuangan; untuk selanjutnya sumber daya tersebut dikembangkan menjadi pendukung utama dari berbagai kegiatan yang akan menghasilkan nilai tambah yang berdaya saing tinggi sehingga mampu mendukung kemandirian desa.

Pendapatan Desa Ngabean meliputi semua penerimaan uang melalui rekening Desa yang merupakan hak Desa Ngabean dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Desa.

Pengelolaan pendapatan desa sampai dengan tahun anggaran 2007 mendasarkan pada 2 (dua) Peraturan Daerah Kabupaten Magelang, yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 3 tahun 2001 tentang Sumber Pendapatan Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7 tahun 2004 dan Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 6 tahun 2001 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Sumber-sumber penerimaan desa menurut Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2001 adalah (1) pendapatan asli desa; (2) Bantuan dari pemerintah kabupaten; (3) Bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi; (4) Sumbangan dari pihak ketiga (5) Pinjaman desa. Sedangkan menurut Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 sumber penerimaan desa terdiri dari (1) Sisa lebih/ kurang perhitungan tahun yang lalu, (2) Pendapatan asli desa (3) Bantuan dari pemerintah (4) Bantuan dari pemerintah provinsi (5) Bantuan dari

Gambar

Tabel II.4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Ngabean
Tabel II.5 Tingkat Pendidikan Masyarakat
Tabel II.6 Sarana Prasarana Desa  No.  Jenis
TABEL DAFTAR PROGRAM/KEGIATAN

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 5 ayat (2) disebutkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini menggunakan luas pengungkapan sukarela perusahaan yang terdapat pada laporan tahunan, yang diukur dengan indeks pengungkapan sukarela

Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Salah satu elemen yang terkait ialah rumah sakit harus membuat perencanaan perawatan pasien sebelum pasien dirawat yang merupakan integrasi dari berbagai standar medik,

“ Dalam membina akhlak yang baik kepada para santri bukanlah hal yang mudah mbak, harus pelan namun pasti yang pertama ya melalui pendekatan dengan santri, guru

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulisan Tugas Akhir yang berjudul ‘ASRAMA

014:006 Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) pengikut- pengikutnya,

Untuk memperjelas penelitian yang hendak dilakukan, serta agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas dan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki penulis,