• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak-- Efisiensi kinerja karyawan (Produktivitas) dapat ditingkatkan dengan diagnosis, pelatihan, dan tindakan. Diagnosis dapat dilakukan secara informal oleh setiap individu yang tertarik untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengevaluasi, memperbaiki kinerja atau bisa dilakukan perusahaan dengan mengukur produktivitas karyawan. Dikenal metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang digunakan dalam pengukuran efisiensi suatu unit. Pada tugas akhir ini dilakukan analisis tingkat efisiensi kinerja karyawan di perusahaan telekomunikasi di wilayah East Java dengan menggunakan metode DEA-CCR yang berorientasi input. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu jumlah pekerjaan, jumlah waktu,dan bobot pekerjaan sebagai input serta data overtime sebagai output. Hasil analisis menunjukkan bahwa efisiensi kayawan dengan DMU sebanyak 53 karyawan hanya ada 7 karyawan yang memiliki kinerja efisien sedangkan 46 karyawan lainnya tidak efisien. Karyawan yang tidak efisien akan dilakukan proyeksi dengan orientasi input sehingga karwayan bisa efisien. Hasil proyeksi diperoleh bahwa input yang perlu mengkaji ulang mengenai waktu pengerjaan BTS (X8) dan waktu pengerjaan FO (X11). Kata kunci : Data Envelopment Analysis (DEA), efisiensi, karyawan, DEA-CCR orientasi input

I. PENDAHULUAN

Setiap organisasi berkepentingan terhadap kinerja terbaik yang mampu dihasilkan oleh rangkaian sistem yang berlaku dalam organisasi tersebut. Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu faktor utama untuk mendapatkan kinerja terbaik. Meningkatkan kinerja karyawan (Produktivitas) dapat dilakukan dengan diagnosis, pelatihan, dan tindakan, (Timpe, 1993). Diagnosis dapat dilakukan secara informal oleh setiap individu yang tertarik untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengevaluasi, memperbaiki kinerja ata bias dilakukan perusahaan dengan mengukur produktivitas karyawan. Dalam rangka

meningkatkan produktivitas karyawan suatu

perusahaan telekomunikasi yaitu PT. X akan

mengukur produktivitas karyawannya untuk

mengurangi overtime. Mengetahui seberapa besar

tingkat pengaruh pengurangan waktu overtime

terhadap kinerja atau produktivitas karyawan, maka penulis melakukan penelitian mengenai hal tersebut

dengan menggunakan DEA ( Data Envelopment

Analysis ). Penelitian ini menggunakan metode DEA karena variabel-variabel yang diketahui

berpengaruh terhadap nilai overtime bisa

diminimalkan atau dimaksimalkan sesuai

kebutuhan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

a. Data Envelopment Analysis (DEA)

DEA merupakan pengembangan linier

programming yang didasarkan pada pengukuran kinerja relatif dari suatu unit produksi berdasarkan

beberapa rasio bobot dari output terhadap input

untuk suatu DMU. Yang dimaksud DMU adalah sesuatu hal yang memiliki kesamaan karakteristik operasional. Berikut ini adalah beberapa istilah DEA yang perlu diketahui (Yeni,dkk.2005).

1. Input

2. Output

3. Decision Making Unit (DMU)

Sesuatu yang dinilai dan dibandingkan antara input dan output sehingga diperoleh nilai efisiensi

relatifnya. Asumsi-asumsi yang mendasari dalam

pemilihan DMU menurut Ramanathan (2003) antara lain sebagai berikut :

a. DMU harus merupakan unit-unit yang

homogen.

b. Jumlah DMU lebih banyak dari jumlah input

dan output.

c. Bobot

d. Pengukuran berorientasi input

e. Pengukuran berorientasi output

f. Constant Return to Scale (CRS)

Asumsi ini menyatakan bahwa penambahan

satu unit input akan menghasilkan penambahan

satu unit output.

g. Efisiensi teknis

Kemampuan sebuah unit untuk menghasilkan output semaksimal mungkin dari sejumlah input yang digunakan.

DEA menentukan rasio maksimal dari jumlah output yang diberi bobot terhadap jumlah input yang diberi bobot, dengan bobot yang ditentukan

oleh model. Efisiensi relatif (θk) dari DMU ke- k

diformulasikan sebagai berikut.

     m i i ki t r r kr k x v y u 1 1  (1) Keterangan: ur = bobot outputr, r = 1,2,3,...,t vi = bobot inputi, i = 1,2,3,...,m ykr = nilai dari output suatu unit ke-k xki = nilai dari input suatu unit ke-k

k = jenis DMU, k = 1, 2, 3,...,n

b. Model DEA-CCR (Charnes Cooper Rhodes)

Model CCR digunakan untuk mengatasi permasalahan dengan mengijinkan DMU untuk mengadopsi bobot yang dapat memaksimalkan rasio produktivitas dari DMU tersebut tanpa rasio dari DMU lain melebihi 1. Bentuk ini mengubah

Karyawan pada PT. X

Wida Suliasih, Heri Kuswanto dan Destri Susilaningrum

Jurusan Statistika, F-MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

(2)

rasio produktivitas menjadi pengukuran efisiensi

relatif. Misalkan terdapat sejumlah j DMU.

Masing-masing DMU menggunakan sejumlah m

input dan toutput. Jika DMU yang akan dianalisis

adalah DMU ke-k. Maka penghitungan nilai

efisiensi diformulasikan sebagai berikut. Fungsi tujuan max      m i i ki t r r kr k x v y u 1 1

 , k = DMU yang diteliti

dengan kendala 1 1 1     m i i ji t r r jr x v y u

, untuk setiap DMU

dalam sampel j = 1,2,…,n (2)

0

,

i

r

v

u

; r = 1, 2, ..., t ; i= 1, 2, ..., m

(Boussofiane, Dyson, dan Thanassoulis, 1991) Bentuk persamaan di atas memiliki jumlah solusi yang tidak terbatas, sehingga formulasi di

atas diubah dalam bentuk linier programming.

Formulasinya dapat dilihat pada persamaan 3. Fungsi tujuan max

t r r kr

y

u

1

, k = DMU yang diteliti

dengan kendala 1

1

m i i ki

x

v

(3)

0

1 1

  m i i ji t r r jr

x

v

y

u

j = 1,2,…,n

,

0

i r

v

u

; r = 1, 2, ..., t ; i = 1, 2, ..., m

Bentuk dual dari model DEA-CCR

diformulasikan pada persamaan 4. Fungsi tujuan min

k dengan kendala

0

1

k ki n j j ji

x

x

, i = 1, 2,... , m

n j j jr kr

y

y

1

, r = 1, 2,..., t

0

j

, j = 1, 2, ..., n ; k =objek (4)

Nilai θk pada model 4 adalah nilai efisiensi

DMU ke-k. Sesuai dengan teorema dual dalam

program linier, besarnya θk akan sama dengan

nilai optimal

t r r kr

y

u

1

pada model primal 3. θkakan

bernilai 0< θk

1. λ pada model 4 merupakan

bentuk transformasi dari

u

r dan

v

i pada model 3.

λ adalah suatu variabel yang menunjukkan

seberapa besar input dapat diturunkan dan output

dapat dinaikkan untuk membuat suatu DMU yang

sedang dievaluasi menjadi efisien. DMU k

dikatakan efisien jika θk =1 dan semua λj = 0. Oleh

karena itu, berdasarkan nilai optimal θk yang telah

diperoleh pada model 4 maka digunakan model program linier untuk mendeteksi kemungkinan non-zero slack dengan memaksimalkan slack-slack

yang ada sehingga diperoleh non-zero slack

terutama pada DMU-DMU yang berada pada

kondisi weakly efficient. Model tersebut adalah

sebagai berikut. Fungsi tujuan max

   

t r r m i i

S

S

1 1 dengan kendala ki i n j j ki

x

S

x

 1 , i = 1, 2, ... , m kr r n j j jr

y

S

y

 1

, r = 1, 2, …, t (5) 0 , ,    r i jS S

, j = 1,2,..,n; k: objek yang diteliti

Model 4 dan model 5 dapat diformulasikan dalam sebuah model seperti berikut.

Fungsi tujuan:         tr r m i i k

S S

min dengan kendala:

0

r n j j jr kr

S

y

y

, i = 1, 2, ..., m ki k n j j ji i

x

S

x

,r=1,2,.,t (6)

0

,

,

ir

j

S

S

, j = 1, 2, ..., n; k=DMU yang diteliti. Si adalah variabel slack untuk input ke-i dan Sr adalah variabel slack untuk output ke-r.

adalah bilangan real dengan nilai positif yang

sangat kecil. Kehadiran

dalam fungsi objektif

tersebut, secara efektif mengijinkan untuk

mengoptimasi θ terlebih dahulu sebelum

variabel-variabel slacknya. Dengan demikian optimasi

variabel-variabel slack tidak mem pengaruhi hasil

optimasi θ. DMU dikatakan efisien pada model 6

jika θk =1 dan semua slacknya nol (Si= 0,

r S = 0).

c. Peningkatan Efisiensi Model DEA-CCR

Melakukan peningkatan efisiensi, maka input

dan output perlu diproyeksikan. Sehingga DMU yang tidak efisien dapat ditingkatkan. Besar

perbaikan inputxi dan outputyr dapat dihitung

dari:      xi xikxi Si (1 k)xi Si   yr Sr

Rumus untuk perbaikan nilai input dan nilai output

yang disebut dengan CCR projection yaitu:

i i i k i i i x x x S x xˆ      (7) r r r r r r y y y S y yˆ      (8) Dengan i

xˆ adalah input optimal pada DMU ke-k

r

yˆ adalah output optimal pada DMU ke-k (Cooper,

(3)

III. METODOLOGI PENELITIAN

a. Sumber data

Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data sekunder yaitu data karyawan perusahaan X dengan jumlah karyawan sebanyak

53 karyawan dari divisi Field Operation di Area

East Java. Area tersebut terdiri dari Jember, Madiun, Malang, Madura, Surabaya 1 dan

Surabaya 2 pengambilan data di East Java karena

menurut divisi finance di area ini terdapat waktu luang tetapi overtime meningkat.

b. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari variabel output dan variabel input. Data

jumlah waktu , bobot pekerjaan, dan jumlah

pekerjaan yang sebagai input dan jumlah Overtime

yang diselesaikan sebagai output.

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

N o Nama Variabel Jenis Variabel Keterangan 1 Overtime(Y1) Output

Jumlah jam overtime yang diclaim oleh karyawan dalam periode 1 tahun terakhir

2

Jumlah pekerjaan BTS (X1 )

Input

Jumlah pekerjaan BTS yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 3 Jumlah pekerjaan CME (X2 ) Input

Jumlah pekerjaan CME yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 4 Jumlah Pekerjaan CORE (X3) Input

Jumlah pekerjaan CORE yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 5 Jumlah Pekerjaan FO (X4) Input

Jumlah pekerjaan FO yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 6 Jumlah Pekerjaan Other (X5) Input

Jumlah pekerjaan Other yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 7 Jumlah Pekerjaan Transmissio n (X6) Input

Jumlah pekerjaan Transmission

yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 8 Waktu pekerjaan BTS (X7 ) Input

Jumlah waktu penyelesaian pekerjaan BTS yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir

9

Waktu pekerjaan CME (X8 )

Input

Jumlah waktu penyelesaian pekerjaan CME yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir

10 Waktu Pekerjaan CORE (X9)

Input

Jumlah waktu penyelesaian pekerjaan CORE yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 11 Waktu Pekerjaan FO (X10) Input

Jumlah waktu penyelesaian pekerjaan FO yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir

12 Waktu Pekerjaan Other (X11)

Input

Jumlah waktu penyelesaian pekerjaan Other yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir

13 Waktu Pekerjaan Transmis sion (X12) Input

Jumlah waktu penyelesaian pekerjaan Transmission yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 14 Bobot pekerjaan BTS (X13 ) Input

Bobot pekerjaan BTS yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 15 Bobot pekerjaan CME (X14 ) Input

Bobot pekerjaan CME yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 16 Bobot Pekerjaan CORE (X15) Input

Bobot pekerjaan CORE yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 17 Bobot Pekerjaan FO (X16) Input

Bobot pekerjaan FO yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 18 Bobot Pekerjaan Other (X17) Input

Bobot pekerjaan Other yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir 19 Bobot Pekerjaan Transmis sion (X18) Input

Bobot pekerjaan Transmission

yang dikerjakan dalam periode 1 tahun terakhir

Tabel 3.2 Struktur Data Aktifitas Karyawan di East Java

No DMU (engineer) X1 X2 X3 … X17 X18 Y1 1 Abrori x11 x21 x31 … X171 Y181 Y11 2 Naim x12 x22 x32 … Y172 Y182 Y12 . . . … . . . N Yudistira x1k x2k x3k … X17k X18k Y1k c. Langkah Analisis

Adapun langkah analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan variabel untuk mentukankan

DMU, input, dan output.

2. Mengumpulkan data.

3. Mendeskripsikan masing – masing area

berdasarkan site yang paling banyak menerima order dan order pekerjaan terbanyak di setiap area.

4. Melakukan pengukuran efisiensi terhadap

kinerja karyawan dengan DEA-CCR untuk masing – masing area.

5. Membuat pemetaan untuk karyawan yang

efisien dalam setiap area dan karyawan yang

tidak efisien untuk dibagi berdasarkan

prosentase efisiensi (efisien atau tidak efisien).

6. Melakukan proyeksi perbaikan pada karyawan

di Java Region yang tidak efisien sehingga bisa dilakukan efisiensi.

7. Menarik kesimpulan dari hasil proyeksi untuk

meningkatkan efisiensi karyawan yang tidak efisien.

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Table berikut merupakan wilayah yang masuk

ke dalam East Java. Kota-kota ini selanjutnya

dianalisis untuk mengetahui site mana dari masing-masing kota tersebut yang memiliki order pekerjaan paling banyak dan permasalahan apa

yang terjadi.

Gambar 1 JumlahOrder Pekerjaan di East Java

21% 12% 18% 20% 7% 22% JEMBER MADIUN MADURA MALANG SURABAYA 1 SURABAYA 2

(4)

Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa Order pekerjaan terbesar terdapat di 3 area yaitu 21% di Jember, 20% di Malang, dan 22% di Surabaya 2. Berikut merupakan gambar 10 site yang paling banyak menerima order di Jember.

Gambar 2 10 site dengan order pekerjaan tertinggi di Area Jember

Dilihat dari Gambar 2 diketahui 10 site yang paling bermasalah di Jember yaitu Sempu, Jember, Banyuwangi, Probolinggo, Klakah, Wonorejo, Pasiran, Bajulmati, Cungking, dan Puger. Dimana 6% order pekerjaan ada di site Sempu. Selanjutnya akan dijelaskan beberapa order pekerjaan ada pada masing-masing site di Jember. Pembahasan order pekerjaan tersebut dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 3 Jenis Order Pekerjaan 4 site di Area Jember

Berdasarkan Gambar 3 diperoleh hasil bahwa pada daerah Sempu, Jember, Banyuwangi order pekerjaan lebih dari 50 % pada masalah transmission, sedangkan Probolinggo 28 % order pekerjaan pada masalah CME.

Berikut merupakan gambar 10 site yang paling bermasalah di Madiun.

Gambar 4 10 site dengan order pekerjaan tertinggi di Area Madiun

Dilihat dari Gambar 4 diketahui 10 site yang paling bermasalah di Jember yaitu Jombang, HUT Madiun, HUT Kediri, Sambit, Pare, Kasihan Pacitan, Mojoroto, Pesantren Kediri, Semen Kediri, dan Sedeng. Selanjutnya akan dijelaskan beberapa order pekerjaan pada masing-masing site.

Gambar 5 Jenis Order Pekerjaan 3 site di Area Madiun

Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat bahwa pada daerah Jombang 37% order pekerjaan pada masalah FO, HUT Madiun 54% order pekerjaan

pada Transmission, dan HUT Kediri 40% order

pekerjaan pada masalah CME. Berikut merupakan gambar 10 site yang paling bermasalah di Madura.

Gambar 6 10 site dengan order pekerjaan tertinggi di Area Madura

Dilihat dari Gambar 6 diketahui 10 site yang paling paling banyak menerima order masalah pekerjaan di Madura yaitu Pamekasan, HUT Kalianget, Bangkalan, Sampang, Pegantenan, Budagan Pamekasan, Omben, Galis Bangkalan, dan Batu Koceng.

Gambar 7 Jenis Order Pekerjaan 3 site di Area Madura

Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat bahwa pada daerah Pamekasan 61% masalah pada transmission, HUT Kalianget 29% permasalahan pada Others, dan Bangkalan 37% masalah pada CORE. Berikut merupakan gambar 10 site yang paling banyak menerima order di Malang.

Gambar 8 10 site dengan order pekerjaan tertinggi di Area Malang

Dilihat dari Gambar 8 diketahui 10 site yang paling bermasalah di area Malang yaitu site Malang, Pagedangan, Gempol, Pasuruan, Blitar, Bangil, Sukun, Mojosari, Dinoyo, dan Sampurna Pandaan. Selanjutnya akan dijelaskan beberapa permasalahan pada masing-masing site.

Gambar 9 Jenis Order Pekerjaan 4 site di Area Malang

Berdasarkan Gambar 9 diatas dapat dilihat bahwa pada daerah Malang 46% order pekerjaan

pada transmission, Pagedangan 39% order

pekerjaan pada masalah Others, Gempol 61% order pekerjaan terbanyak pada CME, dan Pasuruan 29%

bermasalah pada CME dan Transmission. Berikut

6% 5%

3% 3% 2% 2% 2% 1% 1% 1%

SEMPU JEMBER BANYUWANGI PROBOLINGGO

2% 13% 5% 3% 17% 20% 19% 28% 4% 2% 1% 3% 4% 5% 2% 15% 21% 6% 13% 26% 55% 58% 54% 27% BTS CME CORE FO OTHERS TRANSMISSION

6%

4% 3% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2%

JOMBANG HUT MADIUN HUT KEDIRI

2% 10% 3% 7% 7% 40% 7% 4% 6% 1% 0% 1% 37% 18% 1% 27% 14% 30% 17% 54% 15%

BTS CME CORE EWO FO OTHERS TRANSMISSION

3% 3% 3% 2% 2% 2% 2% 2% 1% 1%

PAMEKASAN HUT KALIANGET BANGKALAN

8% 8% 20% 11% 20% 9% 7% 17% 37% 0% 0% 1% 3% 1% 7% 13% 29% 6% 61% 23% 21%

BTS CME CORE EWO FO OTHERS TRANSMISSION

5% 3%

2% 2% 2% 2% 2% 1% 1% 1%

MALANG PAGEDANGAN GEMPOL PASURUAN

5% 6% 1% 4% 7% 24% 61% 29% 5% 3% 15% 1% 0% 3% 1% 18% 35% 39% 14% 16% 46% 20% 18% 29%

(5)

merupakan gambar 10 site yang paling bermasalah di Surabaya 1.

Gambar 10 10 site dengan order pekerjaan tertinggi di Area Surabaya 1

Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat 10 site yang paling banyak menerima order pekerjaan yaitu site Lamongan, HUT Bojonegoro, Cerme, Manukan Kulon, Bojonegoro, Putat Jaya, Simpang, Ambengan, Gundih, dan Pakis Wetan. Gambar berikutnya akan dijelaskan beberapa permasalahan pada masing-masing site.

Gambar 11 Jenis Order Pekerjaan 4 site di Area Surabaya 1

Berdasarkan Gambar 11 dapat dilihat bahwa pada daerah Lamongan, HUT Bojonegoro, dan Cerme paling banyak menerima order masalah pekerjaan pada Fiber Optik sedangkan pada daerah Manukan Kulon 41% order bermasalah pada

Transmission. Lamongan juga menerima order

pekerjaan 23% pada masalah transmission.

Gambar 12 10 site dengan order pekerjaan tertinggi di Area Surabaya 2

Gambar 12 memperlihatkan 10 site yang menerima order pekerjaan terbanyak di Surabaya 2 yaitu site Sumur Welut, Buduran Sidoarjo, Bumi Citra Fajar, Krian, Trosobo Sidoarjo, Sruni, Kertajaya Indah, Surabaya Network Building

Rungkut, Balongbendo Sidoarjo, dan Field

Surabaya 2. Selanjutnya akan dijelaskan beberapa permasalahan pada masing-masing site.

Gambar 13 Jenis Order Pekerjaan 4 site di Area Surabaya 2

Berdasarkan Gambar 13 dapat dilihat bahwa pada daerah Sumur Welut 36% order pekerjaan

pada masalah transmission sedangkan pada daerah

Buduran Sidoarjo, Bumi Citra Fajar dan Krian lebih dari 70% order pekerjaan yang bermasalah adalah CME.

Efisiensi kinerja karyawan

Analisis efisiensi yang digunakan adalah metode DEA-CCR dengan pendekatan yang

berorientasi input. Berikut merupakan hasil

pemetaan karyawan berdasarkan efisiensinya.

Gambar 14 Efisiensi Kinerja Karyawan di East Java Area

DMU dikatakan efisien apabila DMU

mempunyai nilai θ = 1, Si=Sr= 0 yaitu karyawan

Agung Putra Wardana, Bayu Kurniawan, Bihwi Norahman, Faisal Akli, Hartoyo, Muhammad Aziz, dan Yodik Iwan. Yang mana dari 7 karyawan yang efisien ini menyebar di seluruh wilayah di East Java. DMU dikatakan tidak efisien apabila

DMU mempunyai nilai θ ≠ 1, Si≠ 0 atau Sr≠ 0

yaitu 46 dari 53 karyawan dinyatakan tidak efisien, diantaranya Abrori Andi, Muharnas, Hendri Ansori, Dani Ari, Masrur, Miliyanto, dan Sofyan Cakim. Oleh karena itu 46 karyawan ini akan dilakukan proyeksi untuk mengetahui variabel mana saja yang berpengaruh terhadap efisiensi.

Proyeksi DEA CCR Orientasi Input

Efisien secara teknis berasumsi bahwa semua karyawan bekerja dengan optimal. Pada penelitian 7%

4%

3% 2% 2% 2% 2% 2% 1% 1%

LAMONGAN HUT BOJONEGORO CERME MANUKAN KULON

1% 0% 3% 19% 15% 5% 14% 22% 6% 0% 0% 3% 43% 84% 58% 13% 11% 9% 6% 3% 23% 2% 19% 41%

BTS CME CORE FO OTHERS TRANSMISSION

4% 3% 3% 3% 2% 2% 2% 2% 2% 2%

SUMUR WELUT BUDURAN SIDOARJO BUMI CITRA FAJAR KRIAN 7% 6% 1% 5% 27% 70% 75% 76% 20% 0% 0% 0% 1% 9% 1% 1% 0% 5% 1% 1% 36% 23% 20% 18%

BTS CME CORE FO OTHERS TRANSMISSION

1.60 1.72 5.61 7.11 7.28 8.91 9.53 9.80 10.62 11.65 13.13 13.18 13.61 14.04 14.98 15.09 15.56 17.46 17.56 17.78 18.04 18.04 18.34 18.79 19.72 22.71 23.00 23.03 23.67 27.32 27.73 28.84 29.55 35.99 40.29 41.05 43.51 44.38 46.12 51.81 54.39 56.67 57.03 67.50 79.02 86.99 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Achmad J. Naim Hamam Nasihuddin Wawan Setyohadi Hendri Ansori A. Faiq El Hana Bambang Sutrisno Abrori Andi Muhammad Dani Ari Sujianto Aditya Arie Wibowo Hariri Dwi Mukti Susanto Fidya Ariyanto Muharnas Edi Santoso Arief Susanto Dwi Nur Edy Santoso Agus Pitrajaya Sofyan Chakim Nur Haji Ridwan Mas Heru Mujiburrahman Suwarno Adi Priyo Susanto Yudistira Yonie Putra Miliyanto Suhartono Ubaidillah Umar Cahyadi Firman Hidayat Marsetya Tri Mawardi Candra Wilman Muhlis Sujoko Wahyono Mohammad Taufiq Alamsyah Moch Samsul Arifin Yudi Bastiantoro Faisal Hadi Aan Mahathir Mochamad N Nurhadi Waluyo Kurnia Karyadi Candra Tri Yulianto Abdul Waki Wawan Prasetyo Siherly Ardianta Very Wijayanto Masrur Kusparyono Agung Putra Wardhana Bayu Kurniawan Bihwi Norahman Faisyal Akli Hartoyo Muhammad Aziz Yodik Iwan

(6)

ini digunakan metode optimasi orientasi input. Slackinput dan output untuk tiap karyawan di East Java dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil proyeksi pada 46 karyawan yang tidak efisien akan perbaiki berdasarkan pemetaan pada Gambar 14, yang diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Karyawan dengan efisiensi 76 – 99 %

sebanyak 2 karyawan yang harus diperbaiki dengan mengkaji kembali untuk variabel waktu pengerjaan BTS, waktu pengerjaan CME, waktu pengerjaan FO, waktu pengerjaan Others, waktu pengerjaan Transmissi, dan bobot pekerjaan transmissi.

2. Karyawan dengan efisiensi 51 – 76 %

sebanyak 5 karyawan yang harus diperbaiki dengan mengkaji kembali variabel jumlah pekerjaan CME, waktu pengerjaan BTS, waktu pengerjaan CME, waktu pengerjaan FO, waktu

pengerjaan Others, waktu pengerjaan

Transmission, bobot pekerjaan CME, dan bobot pekerjaan Transmission.

3. Karyawan sebanyak 39 dengan efisiensi

kurang dari 51% bisa diperbaiki dengan mengkaji kembali variabel jumlah pekerjaan CME, jumlah pekerjaan Transmission, waktu pengerjaan BTS, waktu pengerjaan CME, waktu pengerjaan CORE, waktu pengerjaan

FO, waktu pengerjaan Others, waktu

pengerjaan Transmission, bobot pekerjaan CME, dan bobot pekerjaan Transmission. Replace RBS Module ada beberapa parameter

yang harus menggunakan alat tertentu

sehingga pekerjaan cenderung mempunyai bobot tinggi. Pekerjaan FO sendiri merupakan pekerjaan yang berbobot tinggi sehingga sangat berpengaruh terhadap efisiensi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh bahwa order pekerjaan terbanyak ada di tiga wilayah yaitu Jember, Malang, dan Surabaya 2. Dimana di area area tersebut perkerjaan terbanyak ada di site Sempu dengn order pekerjaan

transmission. Efisiensi kayawan dengan DMU

sebanyak 53 diperoleh hasil bahwa karyawan yang sudah efisien ada 7 karyawan. Karwayan yang tidak efisien sebanyak 46 bisa diefisienkan dengan mengkaji kembali variabel yang ada yaitu jumlah pekerjaa, waktu, dan bobot pekerjaan. Waktu

pengerjaan BTS (X8) mempunyai pengaruh

terbesar dalam efisiensi kemudian dilanjutkan

dengan waktu pengerjaan FO (X11) kemudian

Waktu pekerjaan Other (X12).

DAFTAR PURTAKA

[1] Pruijt, 2003. Faktor- faktor sumber daya manusia yang mempengaruhi kinerja Karyawan .

[2] Timpe, 1993 . Faktor- faktor internal yang mempengaruhi kinerja karyawan.

[3] Yeni, Suparno, and Siswanto, N .2005. Penerapan Data Envelopment Analysis dalam Pemilihan Supplier dan Perbaikan

Performansi Supplier. Prosiding Seminar

Nasional Manajemen Teknologi II.

Surabaya: Program Studi MMT-ITS.

[4] Ramanathan, R. 2003. An Introduction To Data

Envelopment Analysis: A Tool For

Performance Measurement. New Delhi:

Sage Publications.

[5] Iriani, 2010. pengukuran efisiensi kerja

karyawan dengan DEA (Data

Envelopment Analysis), Skripsi

Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

[6] Aprilian, T ,2010. Produktifitas Tenaga Kerja pada Struktur Rangka Atap Baja, Skripsi

Mahasiswa Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur

[7] Boussofiane, A., Dyson, R.G., and

Thanassoulis, E. (1991), Applied Data

Envelopment Analysis. European Journal

of Operation Research, vol.52, pp. 1-15.

[8] Cooper,W.W, Seiford L.M., Tone, K. 2007. A

Comprehensive Text with Models,

Aplications, References, and DEA-Solver

Software. London: Kluwer Academic

Publisher.

[9] Hasibuan, 1984. Pengertian efisiensi karyawan dan kinerja karyawa.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terlihat juga dalam profil kesehatan Provinsi Jawa Timur, disebutkan bahwa kelahiran dengan bantuan dukun masih terjadi di Jawa timur, yaitu sebesar 2,4

Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin yang khusus disediakan dan atau diberikan

Hasil penelitian untuk faktor permintaan secara simultan ada pengaruh nyata antara tingkat pendapatan, selera, jumlah tanggungan dan harapan masa yang akan datang

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat besarnya pengaruh intervensi yaitu Pijat Punggung dan Memerah ASI berdasarkan karakteristik Ibu, ditinjau dari usia 20 – 34

Memberikan manfaat terhadap teknologi dengan mengembangkan teknologi penginderaan jarak jauh yang dipadukan dengan teknologi pengolahan citra (image processing) yang

Hasil penelitian ini sejalan dengan pe- nelitian yang dilakukan oleh Sullivan (2001), Dowlatabadi, Saadat dan Jahangiri (2013), dan Hosseinkhanzadeh dan Niyazi (2011)

Dalam rangka pengaturan pelayanan perizinan, yang terdiri atas Izin Lokasi, Izin Mendirikan Bangunan, Izin Usaha Pariwisata, Izin Gangguan, Izin Tempat Usaha, Izin

Pembuluh darah otak mengandung reseptor 5 HT1, arteri temporalis mengandung 5 HT 2, arteri meningea media memiliki dua reseptor dan pada penelitian Friberg paling