• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini perdagangan tembakau dan rokok masih memegang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini perdagangan tembakau dan rokok masih memegang"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampai saat ini perdagangan tembakau dan rokok masih memegang peranan yang penting dalam perekonomian dunia, bisnis tembakau dan rokok masih sangat menjanjikan keuntungan yang sangat besar dari sektor pertanian, industri, perdagangan, serta keuangan. keadaan inilah yang menyebabkan dinamika persaingan dalam industri perdagangan tembakau yang semakin ketat baik antar perusahaan maupun antar Negara didunia.

Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization, FAO) menyebutkan pasar tembakau global tahun 2013 diperkirakan mencapai US$ 464,4 miliar, apabila di bandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) negara-negara di dunia, maka bisnis perdagangan tembakau secara global berada pada urutan ke-23 apabila menjadi negara dengan PDB terbesar di dunia

Biaya ekonomi dan sosial yang ditimbulkan akibat konsumsi tembakau terus meningkat dan beban peningkatan ini sebagian besar ditanggung oleh masyarakat miskin. Angka kerugian akibat rokok setiap tahun mencapai 200 juta dolar Amerika, sedangkan angka kematian akibat penyakit yang diakibatkan merokok terus meningkat. Jumlah biaya konsumsi tembakau di Indonesia tahun 2005 yang meliputi biaya langsung di tingkat rumah tangga dan biaya tidak langsung karena hilangnya produktifitas akibat kematian dini, sakit dan kecacatan adalah US $ 18,5 Milyar atau Rp 167,1 Triliun. Jumlah tersebut adalah sekitar 5 kali lipat lebih tinggi dari pemasukan cukai sebesar Rp 32,6 Triliun atau US$ 3,62

(2)

milyar tahun 2005 (1US$ = Rp 8.500,-) jumlah perokok di seluruh dunia kini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta diantaranya berada di negara berkembang. Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada makin tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Rokok membunuh 1 dari 10 orang dewasa di seluruh dunia, dengan angka kematian dini mencapai 5,4 juta jiwa pada tahun 2005. Tahun 2030 diperkirakan angka kematian perokok di dunia akan mencapai 10 juta jiwa, dan 70% diantaranya berasal dari negara berkembang. Saat ini 50% kematian akibat rokok berada di negara berkembang. Bila kecenderungan ini terus berlanjut, sekitar 650 juta orang akan terbunuh oleh rokok, yang setengahnya berusia produktif dan akan kehilangan umur hidup (lost life) sebesar 20 sampai 25 tahun.1

Apabila dipandang dari sudut pandang kesehatan maka perkembangan perdagangan tembakau didunia yang tumbuh amat pesat ini sangat mengkhawatirkan. seperti yang di ketahui rokok merupakan salah satu penyebab timbulnya kanker paru-paru dan penyakit lainnya, guna melakukan upaya pengendalian perdagangan dan industri tembakau di dunia maka WHO (World

Health Organization) dan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan, dalam hal

ini adalah perusahaan perusahaan tembakau dunia dan industri farmasi,2 merencanakan upaya pengendalian perdagangan dan industri tembakau dunia yang pada akhirnya memunculkan FCTC (Framework Convention on Tobacco

      

1

Kinarsih Herjuno, Tembakau negara dan keserakahan modal asing, (Jakarta: Indonesia Berdikari, 2012), Hal 7

2

Dalam Notice War (2008), Wanda Hamilton mengungkapkan relasi kepentingan antara gerakan anti-tembakau dan industri farmasi, khususnya dalam peningkatan penjualan produk terapi

(3)

Control). konvensi pengendalian perdagangan tembakau ini bertujuan untuk

melindungi generasi sekarang dan yang akan datang terhadap kerusakan kesehatan, konsekuensi sosial, lingkungan dan ekonomi karena konsumsi tembakau dan paparan kepada asap tembakau, serta menyediakan suatu kerangka bagi upaya pengendalian tembakau untuk di laksanakan oleh pihak-pihak yang terkait di tingkat nasional, regional, dan internasional guna mengurangi secara berkelanjutan, dan bermakna prevalensi penggunaan tembakau serta paparan terhadap asap rokok. karena industri tembakau memiliki kecenderungan tumbuh secara konsisten, di mana pada tahun 2010 produksi, konsumsi, dan perdagangan tembakau secara global mencapai 7,1 juta ton, meningkat dari 6,7 juta pada tahun 2000. Pertanian tembakau dan industri rokok merupakan salah satu yang relatif tidak terkena dampak krisis keuangan global pada tahun 2007 hingga 2008. Data dari departemen pertanian menunjukkan ekspor tembakau tahun 2009 masih bisa tumbuh 6,3% dari rata rata ekspor 3 tahun sebelumnya. Nilai rokok yang diekspor pun naik 41% pada tahun 2009 dari rata-rata ekspor 3 tahun sebelumnya, maka banyak kendala atau halangan dalam pembentukan dan ratifikasi FCTC oleh negara-negara di dunia ditambah lagi banyaknya unsur-unsur kepentingan dari perusahaan tembakau di dunia seperti Philip Morris, British American Tobacco, Japan Tobacco Corporation, Perusahaan tembakau china dan eropa yang makin agresif membangun dan memperluas industri ini.3

Masalah pengendalian perdagangan tembakau ini sebenarnya sangatlah sulit dan serba salah, karena di satu sisi perdagangan tembakau ini akan meningkatkan jumlah perokok di dunia yang mana merokok berbahaya bagi

         3 ibid 1 

(4)

kesehatan, sumber dari berbagai macam penyakit dan disisi lain perdagangan tembakau ini sangatlah menggiurkan dan menguntungkan perusahaan-perusahaan, menyedot banyak tenaga kerja dan menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar bagi suatu negara.

Bahkan beberapa negara seperti Rusia dan China memberlakukan kebijakan yang tidak lazim bagi sebagian besar negara lain, yaitu menyarankan masyarakatnya untuk merokok sebagai suatu strategi menghadapi krisis. China sejak awal menyatukan seluruh kekuatan produksi tembakau dan rokok dalam negeri sehingga menjadi yang terkuat di dunia saat ini.

Sedangkan Amerika Serikat justru menjadikan instrumen antitembakau sebagai strategi dalam melindungi pertanian tembakau dan industri rokok nasional mereka dari impor.

Berbeda dengan negara lain, di Indonesia industri tembakau dan rokoknya malah mendapat perlakuan diskriminatif dari pemerintah. hal ini dapat terjadi karena upaya pemerintah untuk mengadopsi prinsip-prinsip dalam Framework

Convention on Tobacco Control (FCTC) ke dalam hukum nasional lebih kuat

daripada upaya perlindungan indutri dan pertanian tembakau. Adopsi ini dilakukan seperti dengan melaksanakan kebijakan pengalihan tanaman, pengurangan subsidi pertanian tembakau yang menyebabkan rendahnya pasokan bahan baku industri rokok, kebijakan kenaikan bea cukai yang menyebabkan banyak industri tembakau skala kecil bangkrut dan banyak lagi.

Pada saat yang bersamaan negara-negara berkembang terus berupaya mengembangkan industrinya di bawah ancaman pengambilalihan pasar dan akuisisi oleh perusahaan multinasional di Indonesia, perusahaan-perusahaan besar

(5)

nasional jatuh ke pemodal asing, seperti Bentoel diakuisisi oleh British American Tobaccos dan Sampoerna diambil alih oleh Philip Morris. mengapa hal ini terus terjadi? padahal sudah banyak kampanye-kampanye yang terus-menerus dilakukan oleh para pendukung anti-tembakau di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Mereka mencoba membangun konsep ‘’baik’’ dan ‘’buruk’’ secara sosial, melalui berbagai macam argumen mulai dari yang seolah rasional hingga kampanye hitam yang mirip propaganda. dengan kata lain sekali lagi saya katakan adanya unsur-unsur ‘’Kepentingan’’ dalam perang anti-tembakau di dunia, begitu pula dengan perjanjian pengendalian perdagangan tembakau FCTC.

Maka penting bagi negara Indonesia untuk melindungi industri tembakau dan rokok nasional, bukan karena hanya dikarenakan ekonomi tembakau dan rokok memiliki kontribusi yang besar terhadap pendapatan negara, juga karena industri ini memberikan sumbangan langsung terhadap pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, dan multiplier effect yang luas terhadap perekonomian, tetapi dengan tidak melupakan sisi kesehatan bagi masyarakatnya.

Bedasarkan hal-hal yang tertulis diatas maka penting untuk diteliti permasalahan pengaturan hukum tembakau dan hubungan relevansinya dengan hukum serta kepentingan negara Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan Uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Pengaturan dalam perjanjian pengendalian perdagangan tembakau FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) ?

(6)

2. Bagaimana Dampak dari perjanjian pengendalian perdagangan tembakau (FCTC) di dunia dan implikasi Hukumnya di Indonesia?

3. Bagaimana pemerintah Indonesia memberikan perlindungan hukum bagi industri dan pertanian tembakau nasional apabila perjanjian FCTC diratifikasi? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, penulisan skripsi ini juga bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui pengaturan dalam perjanjian pengendalian perdagangan tembakau FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) ?

2. Untuk mengetahui dampak dari perjanjian pengendalian perdagangan tembakau (FCTC) di dunia dan implikasi Hukumnya di Indonesia?

3. Untuk Mengetahui bagaimana pemerintah Indonesia memberikan perlindungan hukum bagi industri dan pertanian tembakau nasional apabila perjanjian FCTC diratifikasi?

Selain tujuan daripada penulisan skripsi, perlu pula diketahui bersama manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara umum dan ilmu hukum secara khusus. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi penyempurnaan perangkat hukum internasional maupun perangkat hukum nasional dalam kaitannya dengan status hukum dan perlindungan yang layak bagi perdagangan tembakau internasional terutama di Indonesia.

(7)

2. Secara Praktis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan dan pemahaman yang lebih mendalam bagi pemerintah Indonesia dalam mengambil sikap serta kebijakan terhadap pengendalian perdagangan tembakau di Indonesia sehingga kelak ketika perjanjian ini telah diratifikasi tidak akan merugikan pihak-pihak yang punya hubungan dengan perdagangan tembakau.

D. Keaslian Penulisan

Pembahasan dengan judul : “PENGENDALIAN PERDAGANGAN TEMBAKAU INTERNASIONAL DITINJAU DARI FCTC (FRAMEWORK

CONVENTION ON TOBACCO CONTROL) DAN DAMPAKNYA TERHADAP

HUKUM NASIONAL”. adalah judul yang diangkat dari permasalahan yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat luas dari dahulu hingga sekarang, karena menyangkut perdagangan tembakau dan industrinya. Semenjak diadakannya perjanjian FCTC banyak negara-negara peserta yang telah mengadopsi dari pada isi perjanjian tersebut untuk menekan dan memberikan peraturan yang ketat terhadap industri tembakau, tetapi Amerika serikat sebagai negara pencetus perjanjian tersebut belum juga meratifikasi perjanjian FCTC, Mengapa?. Indonesia juga sebagai salah satu negara yang belum juga meratifikasi perjanjian FCTC ke dalam hukum nasional, tetapi sedang dalam tahap pengadopsian peraturan perjanjian pengendalian perdagangan tembakau. Sebenarnya kebijakan mengenai pengendalian tembakau telah di mulai sejak era presiden Soeharto melaui UU No. 23 Tahun 1992 mengenai kesehatan, yang mana didalamnya mengatur tentang zat adiktif, tapi masih dalam proses amandemen. Namun baru tahun 1999 pengaturan tembakau baru terang terangan dicanangkan melalui PP

(8)

No. 81 tahun 1999 mengenai pengamanan rokok bagi kesehatan di sahkan oleh presiden B.J. Habibie tetapi masih lemah pengaturannya. Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia yang tidak menandatangani FCTC, padahal FCTC merupakan perangkat hukum yang paling komprehensif untuk mengatur permasalahan tembakau karena mencakup aspek ekonomi, kesehatan, tenaga kerja, dan pertanian untuk menciptakan win win solution. Dikarenakan hal tersebut sudah seharusnya Indonesia mempercepat ratifikasi perjanjian FCTC, tetapi harus berhati hati dalam mengadopsinya ke dalam hukum nasional demi kepentingan industri, buruh dan petani tembakau dalam negeri.

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam melakukan sebuah penelitian maka dibutuhkan suatu tinjauan kepustakaan, yang bertujuan sebagai bahan pemikiran mengenai hal-hal apa saja yang nantinya akan menjadi bahasan terhadap penulisan ilmiah ini, dan merupakan pembimbing atau petunjuk apabila penelitian ini memerlukan teori-teori dari para ahli mengenai objek yang sedang diteliti sehingga nantinya akan diambil menjadi sebuah kutipan untuk menambah wawasan dan pengetahuan di dalam penulisan karya ilmiah.

. Dalam penulisan karya ilmiah ini perlulah memberikan pengertian secara umum mengenai Hukum Internasional, Perjanjian Internasional, Framework

Convention on Tobacco Control (FCTC), Hukum Nasional dan Produk tembakau.

1) Hukum Internasional

Hukum Internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional. Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antarnegara. Namun, dalam perkembangan

(9)

pola hubungan internasional yang semakin meluas, hukum internasional juga mengurus struktur dan perilaku organisasi internasional, individu, dan perusahaan multinasional.

Hukum internasional adalah hukum antarbangsa yang digunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antar penguasa dan menunjukkan pada kompleks kaidah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa.

Menurut para ahli hukum internasional, hukum internasional memiliki makna:4

1. Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja

Keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara antara negara dengan negara. 2. J.G Starke

Sekumpulan hukum (Body of Law) yang sebagian besar terdiri dari asas-asas. Oleh karena itu, hukum internasional wajib ditaati oleh negara-negara di seluruh dunia dalam menjalin hubungan internasional.

3.Wirjono Prodjodikoro

Hukum yang mengatur hubungan hukum antarberbagai bangsa di berbagai negara. 4. Ivan A.Shearer        4 http://dudunnews.blogspot.com/2013/06/Pengertian-Hukum-Internasional-Secara-Umum-Dan-Menurut-Para-Ahli.html.hari rabu,8/1/2014)  

(10)

Sekumpulan peraturan hukum yang sebagian besar mengatur tentang prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh negara-negara dan hubungannya satu sama lain meliputi

a. Aturan-aturan hukum yang berhubungan dengan fungsi institusi atau organisasi tersebut, serta hubungan antara institusi dan organisasi-organisasi tersebut dengan negara dan individu

b. Aturan-aturan hukum tertentu yang berhubungan dengan individu-individu yang menjadi perhatian komunitas internasional

2) Perjanjian Internasional

Menurut Prof Dr.Mochtar Kusumaatmadja SH.LL.M

Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antarbangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu.

Menurut Oppenheimer-Lauterpacht

Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antarnegara yang menimbulkan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakannya Menurut G. Schwarzenberger

Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antara subjek-subjek hukum internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional.

Menurut Konferensi Wina tahun 1969 Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu.

(11)

Perjanjian internasional baik yang bersifat umum maupun khusus, yang mengandung ketentuan-ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara yang bersangkutan.

Jadi, perjanjian Internasional adalah perjanjian yang diadakan oleh masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan mengakibatkan hukum tertentu. Perjanjian internasional sekaligus menjadi subjek hukum internasional. Perjanjian internasional juga lebih menjamin kepastian hukum serta mengatur masalah-masalah bersama yang penting. Disebut perjanjian internasional jika perjanjian diadakan oleh subjek hukum internasional yang menjadi anggota masyarakat internasional.5

3) Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

FCTC adalah suatu konvensi atau traktat (treaty), yaitu suatu bentuk hukum internasional dalam pengendalian masalah tembakau, yang mempunyai kekuatan mengikat secara hukum (internationally legally binding instrument) bagi negara-negara yang telah meratifikasinya. Sasaran FCTC adalah membentuk agenda global bagi regulasi tembakau, dengan tujuan mengurangi perluasan penggunaan tembakau dan mendorong penghentiannya. Ketentuan-ketentuan FCTC dibagi menjadi langkah-langah untuk mengurangi permintaan atas produk tembakau dan langkah-langkah untuk mengurangi pasokan produk tembakau.

      

5

  Wikipedia Indonesia, Perjanjian Internasional, http://www.wikipediaindonseia//.html.

hari minggu 5/01/2014   

(12)

Sebagai kerangka perjanjian (evidence-based treaty) pertama yang dinegosiasikan di bawah pengawasan WHO6, FCTC mewakili pergeseran paradigma dalam mengembangkan pendekatan hukum terkait dengan penanganan kandungan adiktif dengan mempertimbangkan pengurangan di sisi permintaan (demand reduction) sekaligus sisi penawaran produk tembakau (WHO, 2003). FCTC adalah suatu perjanjian internasional tentang tembakau yang bersifat menyeluruh. Perjanjian ini mengatur produksi, penjualan, distribusi, iklan, dan perpajakan tembakau. Kesemuanya dimaksudkan untuk menekan penggunaan tembakau.

Secara umum, 38 pasal dalam FCTC mencakup aturan tentang permintaan pengurangan konsumsi produk rokok (Pasal 6-14); kebijakan harga dan pajak untuk mengurangi permintaan terhadap rokok; dan mengatur kebijakan non-harga, dengan alasan perlindungan terhadap asap rokok. Selain itu, konvensi internasional ini juga membuat aturan yang berkaitan dengan kandungan produk rokok, aturan tentang keterbukaan produk rokok, kemasan dan label produk rokok, edukasi (komunikasi, pelatihan serta kesadaran publik), iklan rokok, promosi, dan sponsor, dan kebijakan pengurangan permintaan.

Perjanjian FCTC juga mengatur hal-hal menyangkut pengurangan suplai (Pasal 15-17); perdagangan rokok secara ilegal; penjualan kepada dan oleh anak-anak di bawah umur; provisi yang mengatur tentang dukungan terhadap alternatif

      

  6

World Health Organization (WHO) merupakan organisasi kesehatan dunia yang berada langsung dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (salah satu badan PBB) yang bertindak

(13)

kegiatan yang menguntungkan (economically viable); serta mekanisme untuk kerjasama ilmiah dan teknis serta pertukaran informasi diatur dalam Pasal 20-22.7 4) Hukum Nasional

Pengertian Hukum nasional adalah peraturan hukum yang berlaku di suatu Negara yang terdiri atas prinsip-prinsip serta peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat pada suatu Negara. Hukum Nasional merupakan sebuah sistem hukum yang dibentuk dari proses penemuan, pengembangan, penyesuaian dari beberapa sistem hukum yang telah ada. Hukum Nasinonal di Indonesia adalah hukum yang terdiri atas campuran dari sistem hukum agama, hukum eropa, dan hukum adat. hukum agama, itu karena mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam, maka syari’at Islam lebih mendominasi terutama pada bidang kekeluargaan, perkawinan, dan warisan. Sistem hukum nasioanl yang diikuti sebagian besar berbasis pada hukum eropa kontinental baik itu hukum perdata maupn hukum pidana. Hukum eropa yang di ikuti khususnya dari belanda itu karena di masa lampau Indonesia merupakan negara jajahan Belanda. Sistem hukum adat juga merupakan bagian dari hukum nasional, karena di Indonesia masih kental dengan aturan-aturan adat setempat dari masyarakat serta budaya yang ada di wilayah Indonesia.8

5) Produk Tembakau

Produk tembakau adalah hasil bumi yang diproses dari daun tanaman yang juga dinamai sama.Tanaman tembakau terutama adalah Nicotiana tabacum dan

      

7  Daeng Salamuddin,FCTC Tata Niaga Tembakau dan Kebijakan Nasional, Artikel

Tribun Jabar. www.tribun jabar.com. hari Minggu 5/01/2014 

  8 Hestiana, Pengertian Hukum Nasional.http://hestian3kj2.blogspot.com/2012/01/ pengertian-hukum-nasional.html. hari Sabtu 04/01/2014

(14)

Nicotiana rustica, meskipun beberapa anggota Nicotiana lainnya juga dipakai dalam tingkat sangat terbatas.

Tembakau adalah produk pertanian semusim yang bukan termasuk komoditas pangan, melainkan komoditas perkebunan. Produk ini dikonsumsi bukan untuk makanan tetapi sebagai pengisi waktu luang atau "hiburan", yaitu sebagai bahan baku rokok dan cerutu. Tembakau juga dapat dikunyah. Kandungan metabolit sekunder yang kaya juga membuatnya bermanfaat sebagai pestisida dan bahan baku obat.

Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen di benua Amerika. Kedatangan bangsa eropa ke Amerika Utara mempopulerkan perdagangan tembakau terutama sebagai obat penenang. Kepopuleran ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian selatan. Setelah perang saudara

Amerika Serikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga kerja menyebabkan

perkembangan industri rokok. Produk baru ini dengan cepat berkembang menjadi perusahaan-perusahaan tembakau hingga terjadi kontroversi ilmiah pada pertengahan abad ke-20.

Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las Casas, 1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari BahasaArab "tabbaq", yang dikabarkan ada

(15)

sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.9

F. Metode Penelitian

Untuk melengkapi penelitian ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang dipergunakan sebagai berikut:

1. Jenis Pendekatan

Dalam penelitian hukum dikenal dua jenis pendekatan dalam penelitian, yaitu pendekatan yuridis sosiologis dan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis sosiologis merupakan pendekatan dengan mengambil data primer atau data yang diambil langsung dari lapangan, sedangkan pendekatan yuridis normatif merupakan pendekatan dengan data sekunder atau data yang berasal dari kepustakaan (dokumen). Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif karena yang hendak diteliti dan dianalisa melalui penelitian ini adalah pengendalian perdagangan tembakau internasional ditinjau dari FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) dan dampaknya terhadap hukum nasional.

2. Data Penelitian

Sumber data dari penelitian ini berasal dari penelitian kepustakaan (Library

Research). Penelitian kepustakaan dilakukan terhadap berbagai macam sumber

bahan hukum yang dapat diklasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu:10

      

(16)

a. Bahan Hukum Primer (Primary Resource atau Authoritative Records) Merupakan berbagai dokumen peraturan nasional yang tertulis, sifatnya mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang. dalam tulisan ini antara lain Peraturan Pemerintah No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, Framework

Convention on Tobacco Control dan berbagai Undang-undang nasional lainnya.

b. Bahan Hukum Sekunder (Secondary Resource atau Not Authoritative

Records)

Merupakan bahan-bahan hukum yang dapat memberikan kejelasan terhadap bahan hukum primer. Semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian tentang isu perjanjian pedagangan internasional serta dampak hukum terhadap kebijakan kebijakan pemerintah Indonesia ditinjau dari sudut pandang hukum internasional dan hukum nasional seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, makalah dan lain-lainnya.

c. Bahan Hukum Tersier

Merupakan bahan-bahan hukum yang dapat memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder, mencakup kamus bahasa untuk pembenahan bahasa Indonesia serta untuk menerjemahkan beberapa literatur asing.

          10 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, cet. kedua, (Jakarta: Penerbit Rajawali,1986),hal 15

(17)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berasal dari buku-buku baik koleksi pribadi maupun dari perpustakaan serta jurnal-jurnal hukum.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan mengenai skripsi ini, maka penulis akan membuat sistematika secara teratur dalam bagian-bagian yang semuanya saling berhubungan satu dengan lain.

Sistematika atau gambaran isi tersebut dibagi dalam beberapa bab dan di antara bab-bab ini terdiri pula atas beberapa sub bab.

Adapun gambaran isi atau sistematika tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pembukaan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan dan yang terakhir adalah gambaran isi yang merupakan sistematika penulisan skripsi ini.

BAB II PENGENDALIAN PERDAGANGAN TEMBAKAU

BERDASARKAN PERJANJIAN FCTC (FRAMEWORK CONVENTION ON TOBACCO CONTROL)

Bab ini akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan aspek hukum perjanjian internasional, FCTC sebagai perjanjian

(18)

internasional yang berisi latar belakang, tujuan, kekuatan mengikat FCTC dan lain lain. Serta bagaimana pengendalian perdagangan tembakau melalui perjanjian FCTC.

BAB III PENGARUH PERJANJIAN FCTC SECARA GLOBAL DAN

NASIONAL

Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan gerakan anti tembakau secara global, bagaimana kebijakan ekonomi politik berbagai negara terhadap tembakau secara singkat, adanya unsur kepentingan perusahaan multinasional dalam perjanjian FCTC, serta aspek hukum dan pengaruh perjanjian FCTC terhadap hukum nasional Indonesia.

BAB IV PERLINDUNGAN INDUSTRI DAN PERTANIAN

TEMBAKAU NASIONAL

Pada bab ini akan membahas hal hal yang berkaitan dengan manfaat ekonomi perdagangan tembakau bagi Indonesia, bagaimana kebijakan pembatasan perdagangan tembakau oleh pemerintah yang meliputi : kebijakan cukai tembakau, pembatasan produksi rokok dan kebijakan di bidang kesehatan. serta akan dibahas mengenai perlindungan hukum terhadap industri dan pertanian tembakau di Indonesia, juga dampak dari perjanjian FCTC itu pada industri pertanian tembakau nasional.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan Penulis dari pembahasan terhadap pokok permasalahan serta

(19)

saran-saran tentang bagaimana sebaiknya langkah-langkah yang hendaknya diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Cara yang ditunjukkan oleh orang Jepang dalam menyikapi kegagalan memperlihatkan kepada kita bahwa untuk meraih sukses, seseorang meski punya sikap mental positif.. Orang

Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan 15. Dalam penelitian

Menjadikan suatu aplikasi enkripsi dan untuk mempercepat dekripsi pesan dengan menggunakan metode CRT pada kriptografi

Contohnya ketika ada seorang siswi kelas IV menunjuk buah “mangga” namun yang ia katakan/ucapkan adalah kata “monggo” ; (2) selama melaksanakan observasi dalam

Distribusi responden berdasarkan perilaku Self Therapy terhadap kasus tonsilofaringitis, untuk perilaku yang baik, lebih banyak didapatkan pada mahasiswa klinik, sedangkan untuk

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, saran-saran yang kiranya dapat diberikan peneliti adalah : (1) Guru dapat menggunakan model pembelajaran problem bsed

Disini kami menggunakan kayu tembesu seperti para pengukir lain yang ada di Palembang sebagai media ukiran. Dikarenakan kayu yang memiliki tekstur yang kokoh dan

Hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa persepsi kelompok tani terhadap peranan penyuluh pertanian dalam pengembangan Gabungan Kelompok Tani di Kabupaten Sukoharjo sudah