• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KONSEP DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KONSEP DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN

KONSEP DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR

MATAKULIAH ILMU PENDIDIKAN

R. Andi Ahmad Gunadi

Fakultas Ilmu Pendidikan – Univ. Muhammadiyah Jakarta E-mail: abacab85@gmail.com

Abstrak: Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan instruksional, cara pengorganisasian materi kuliah dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran dan konsep diri terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Ilmu Pendidikan. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2, dilakukan di Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan sampel 44 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar mahasiswa dengan strategi pembelajaran kooperatif lebih tinggi dibandingkan hasil belajar mahasiswa dengan strategi pembelajaran ekspositori; (2) hasil belajar mahasiswa dengan konsep diri tinggi dengan strategi pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada hasil belajar mahasiswa dengan strategi pembelajaran ekspositori; (3) hasil belajar mahasiswa dengan konsep diri rendah dengan strategi pembelajaran kooperatif hasilnya lebih rendah daripada hasil belajar mahasiswa dengan strategi pembelajaran ekspositori; (4) ada interaksi antara strategi pembelajaran dan konsep diri pada hasil belajar mahasiswa mata kuliah Ilmu Pendidikan.

Kata kunci: strategi pembelajaran, konsep diri, hasil belajar.

Abstract: Learning strategy is a fusion of a sequence of instructional activities, ways of organizing the course material and students, equipment and materials, as well as the time spent in the learning process to achieve predetermined goals. The research objective was to determine the effect of learning strategies and self-concept on learning outcomes of students in Science Education course. Research using experimental methods with a 2x2 factorial design, conducted at the University of Muhammadiyah Jakarta with samples of 44 students. The results: (1) the results of student learning with cooperative learning strategies is higher than the learning outcomes of students with expository instructional strategies; (2) the learning outcomes of students with high self-concept with cooperative learning strategies is higher than the learning outcomes of students with expository instructional strategies; (3) learning outcomes of students with low self-concept with cooperative learning strategies result is lower than the learning outcomes of students with expository learning strategies; (4) there is an interaction between learning strategies and self-concept in student learning outcomes Education courses.

Key words: learning strategies, self-concept, learning outcomes.

PENDAHULUAN

Latar belakang penelitian ini adalah bahwa untuk menekankan nilai penting yang terkandung dalam proses pembelajaran, komponen strategi pembelajaran memegang peran yang tidak kalah penting dibandingkan dengan komponen lainnya, seperti kurikulum, bahan belajar, kebijakan pemerintah, prosedur penilaian, program konseling, dan partisipasi masyarakat. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa proses pembelajaran adalah: “Proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Penerapan strategi pembelajaran haruslah dilakukan secara tepat dan hati-hati. Materi pelajaran pun harus dapat disampaikan oleh tenaga pendidik yang mampu

mengajar, melihat peserta didik apa adanya, menyukai profesinya, dan cenderung bersikap demokratis. Strategi pembelajaran yang biasa diterapkan pendidik dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah strategi pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja karena belajar dalam model cooperative learning harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif di antara anggota kelompok. (Solihatin;2007:4).

Berbeda dengan pembelajaran kooperatif, strategi pembelajaran lainnya yang biasa diterapkan tenaga pendidik adalah strategi pembelajaran ekspositori. Strategi

(2)

pembelajaran ekspositori merupakan proses pembelajaran yang lebih berpusat pada pendidik. (Jacobsen, Eggen, dan Kauchak;2003;166). Pendidik menjadi sumber dan pemberi informasi utama. Pendidik menyampaikan materi yang sumbernya dari teks atau sumber lain yang dominan dari pengalaman pendidik itu sendiri.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis peserta didik dalam kegiatan pembelajaran adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi peserta didik. Kedudukan keluarga dalam perkembangan kepribadian peserta didik sangatlah dominan. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam menumbuhkembangkan fitrah moral dan ahlak putera-puterinya. Fitrah moral dan ahlak ini di antaranya dapat tumbuh dalam bentuk konsep diri peserta didik.

Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positif. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu operating system yang menjalankan suatu komputer. (http://chalouiss .blogspot.com/2010/10/defenisi-macam-dan-komponen-konsep-diri.htm).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apakah penerapan strategi pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar?; (2) Apakah konsep diri berpengaruh terhadap hasil belajar?; (3) Apakah ada interaksi antara penerapan strategi pembelajaran dan konsep diri terhadap hasil belajar? (4) Hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Ilmu Pendidikan sebagai hasil proses belajar melalui penerapan strategi pembelajaran dan konsep diri mahasiswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012, antara Oktober 2011 sampai Februari 2012 di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIP-UMJ). Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan rancangan disain faktorial 2x2. Disain faktorial dalam penelitian ini membandingkan dua strategi pembelajaran (X1) yaitu strategi pembelajaran kooperatif dan

strategi pembelajaran ekspositori dengan menyertakan variabel konsep diri sebagai variabel bebasnya (X2). Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah hasil belajar Ilmu Pendidikan (Y). Disain faktorial dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 1. Disain faktorial 2 x 2

Keterangan:

1.Variabel terikat: Hasil Belajar Ilmu Pendidikan (Y) Variabel bebas:

a. Perlakuan / eksperimen adalah strategi pembelajaran (X1). b. Atribut, adalah konsep diri (X2).

2. A1B1: Kelompok siswa kecerdasan emosional tinggi yang menerima pengajaran dengan strategi pembelajaran koperatif. 3. A2B1: Kelompok siswa kecerdasan emosional tinggi yang menerima pengajaran dengan strategi pembelajaran ekspositori. 4. A1B2: Kelompok siswa kecerdasan emosional rendah yang menerima pengajaran dengan strategi pembelajaran koperatif. 5. A2B2: Kelompok siswa kecerdasan emosional rendah yang menerima pengajaran dengan strategi pembelajaran ekspositori.

PEMBAHASAN

Hasil Belajar Ilmu Pendidikan 1. Hakikat Belajar

Wina Sanjaya (2008:112) berpendapat bahwa Belajar merupakan proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Gredler (2010:1) menjelaskan, Belajar sebagai proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Menurut teori behaviorisme belajar adalah, Perubahan perilaku yang terjadi melalui proses stimulus dan respon yang bersifat mekanis. Oleh karena itu, lingkungan yang sistematis, teratur, dan terencana dapat memberikan pengaruh (stimulus) yang baik sehingga manusia bereaksi terhadap stimulus tersebut dan memberikan respon yang sesuai. (Semiawan,2002:3).

Dari berbagai pendapat di atas dapat diketahui dengan demikian belajar adalah suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam segi pengetahuan, sikap,

Strategi Kooperatif Ekspositori Pembelajaran (A) (A1) (A2) Konsep diri (B)

Tinggi (B1) A1B1 A2B1 Rendah (B2) A1B2 A2B2

(3)

dan keterampilan. Perubahan yang dimaksud dalam pengertian tersebut adalah perubahan yang relatif menetap. Artinya belajar terjadi jika perubahan itu tetap dalam masa yang relatif lama dalam masa kehidupan seorang manusia.

2. Hasil Belajar

Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2008) 2 faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

Gagne dan Briggs (1979:49-51) berpendapat ada 5 katagori pokok dari kapabilitas hasil belajar, yaitu (1) keterampilan intelektual, (2) strategi kognitif, (3) informasi verbal, (4) keterampilan gerak atau motorik dan (5) sikap. Menurut Bloom (1977:7) bahwa untuk memudahkan dalam pengamatan tentang hasil belajar, dapat digunakan penggolongan perilaku yang disebut dengan “The Taxonomy of Educational Objectives”. Menurut Woolfolk, (2004:435-437) bahwa tujuan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam 3 domain, yaitu (1) kognitif; terdiri dari: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, evaluasi. (2) afektif; terdiri dari: menerima, merespons, menilai, mengorganisasi, karakteristik. (3) psikomotor; merefleksi kepada tindakan-tindakan untuk gerakan-gerakan kreatif yang terampil. Romiszowski (2002:241) menekankan hasil belajar pada dua aspek, yaitu: (1) Pengetahuan; berkenaan dengan informasi yang tersimpan dalam otak manusia setelah ia mengalami proses belajar. (2) Keterampilan; yang berkenaan dengan tindakan seseorang, baik tindakan intelektual maupun fisik dalam mencapai suatu tujuan sebagai akibat proses belajar. Menurut Soedijarto (2003:49) bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.

3. Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

menjelaskan bahwa:

“Pendidikan sebagai usaha sadar dan terancana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”

Ilmu pendidikan adalah mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan. Proses yang dimaksud adalah cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh pendidikan secara sistematis dan bertahap. Sebagai kesimpulan, jika pendidikan adalah proses-proses yang dilakukan dalam usaha pencarian pengetahuan untuk pendewasaan diri manusia dalam upaya menghadapi tugas hidupnya, maka ilmu pendidikan adalah ilmu yang menelaah dan mempelajari tentang situasi dan proses-proses terjadi dan terlaksananya pendidikan. (http://www.masbied.com/ 2 0 11 / 0 3 / 0 6 / p e n d i d i k a n - d a n - i l m u - p e n d i d i k a n )

4. Hasil Belajar Ilmu Pendidikan

Hasil belajar adalah kemampuan kognitif, afektif atau psikomotor yang dapat diidentifikasi dari tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan dalam kurikulum dan Garis Besar Program Pengajaran.

Materi kuliah yang diberikan pada mata kuliah Ilmu Pendidikan adalah: Hakikat Filsafat Ilmu Pendidikan; Hakikat Pendidikan; Pendidikan Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional; Pendidikan Menurut UNESCO; Objek Formal Ilmu Pendidikan; Objek Material Ilmu Pendidikan; Hukum Dasar Pendidikan; Landasan Pendidikan; Teori Dasar Pendidikan; Kurikulum Berbasis Kompetensi; Life Long Education; dan Masalah Umum Pendidikan.

Dalam penelitian ini, hasil belajar Ilmu Pendidikan hanya dibatasi pada ranah kognitif, dan materi atau bahan kajian yang akan diteliti dibatasi pada materi kuliah dengan pokok bahasan: Hukum Dasar Pendidikan, Landasan Pendidikan, dan Teori Dasar Pendidikan.

Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Ekspositori Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa, Pembelajaran adalah proses interaksi

(4)

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Kemp dalam Sanjaya (2008:126) berpendapat, Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Pada pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. (http://ichaledutech.blogspot.com/2010/05/model-pembelajaran-kooperatif.html). Arends (2003:223) menjelaskan, ”Pembelajaran kooperatif terdiri dari: (a) Student Teams Achievement Divisions (STAD); (b) Jigsaw atau Teka-teki; (c) Group Investigation atau GI; (d) The Structural Approach atau Pendekatan Struktural.” Bentuk belajar kooperatif yang akan dijadikan rujukan untuk dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu: (a) presentasi kelas; (b) praktek dalam kelompok yang berjumlah 3-4 orang dengan beragam latar belakang kemampuan, jenis kelamin, atau ras. Fungsi utama kelompok adalah agar mahasiswa dapat belajar secara maksimal untuk menguasai materi menghadapi tes; (c) kuis; (d) perbaikan skor individual; (e) penghargaan. Kelompok akan mendapat penghargaan bila skor rata-rata peningkatannya memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

Strategi pembelajaran lainnya yang digunakan pada penelitian ini adalah strategi pembelajaran ekspositori. Menurut Jacobsen, Eggen dan Kauchak (2003:166), ”Strategi pembelajaran ekspositori merupakan proses pembelajaran yang lebih berpusat pada guru.” Pendapat lain menjelaskan, “Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan.” (http://hipni.blogspot.com/2011/09/

strategi-pembelajaran-ekspositori.html). Tahap-tahap utama dari strategi ekspositori adalah: (a) pemaparan informasi; (b) pemberian tes; (c) pemberian latihan; (d) pemberian kesempatan, untuk mengaplikasikan informasi yang telah dipelajari pada situasi dan problem yang nyata. (Romiszowski;2002:241)

Konsep Diri

Menurut Rini (2002) Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu. (http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri) konsep diri didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu.

Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.

Menurut pendapat Calhoun dan Acoccela pada dasarnya konsep diri terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) pengetahuan yang dimiliki individu mengenai dirinya sendiri, (2) pengharapan yang dimiliki individu untuk dirinya sendiri, serta (3) penilaian mengenai dirinya sendiri. (http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/ 2200640-aspek-aspek-konsep-diri)

Hasil penelitian dan Pembahasan

Data yang terkumpul dari hasil belajar mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Ilmu Pendidikan adalah berupa skor hasil belajar mahasiswa yang mendapat strategi pembelajaran kooperatif (kelas A) dan skor hasil belajar mahasiswa yang mendapat strategi pembelajaran ekspositori (kelas B).

(5)

Skor hasil belajar mahasiswa yang mendapat strategi pembelajaran kooperatif dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: (a) Skor hasil belajar mahasiswa yang mendapat strategi pembelajaran kooperatif dengan konsep diri tinggi; (b) Skor hasil belajar mahasiswa yang mendapat strategi pembelajaran kooperatif dengan konsep diri rendah. Skor hasil belajar mahasiswa yang mendapat strategi pembelajaran ekspositori juga dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: (a) Skor hasil belajar mahasiswa yang mendapat strategi pembelajaran ekspositori dengan konsep diri tinggi; (b) Skor hasil belajar mahasiswa yang mendapat strategi pembelajaran ekspositori dengan konsep diri rendah.

Kelompok-kelompok skor tersebut dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian. Untuk lebih jelasnya, kelompok skor tersebut dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2: Deskripsi Skor Masing-Masing Kolom dan Sel

a. Hasil Belajar Ilmu Pendidikan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Hasil belajar Ilmu Pendidikan mahasiswa yang belajar dengan strategi pembelajaran kooperatif mempunyai rentangan skor teoritik tertinggi adalah 87 dan terendah 0. Dalam kelompok ini, responden berjumlah 22 orang, skor tertinggi 84 dan skor terendah 51. Adapun jumlah total skor 1500, rata-rata hitung (x) 68.18, varians (s²) 83.30 dan simpangan baku (s) 9.13.Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 4 mahasiswa atau 18% dari jumlah mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di bawah nilai rata-rata kelas, 12 mahasiswa atau 54%

mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan sama dengan nilai rata-rata kelas, dan 6 mahasiswa atau 28% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di atas nilai rata-rata kelas.

b. Hasil Belajar Ilmu Pendidikan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Hasil belajar Ilmu Pendidikan mahasiswa yang belajar dengan strategi pembelajaran ekspositori mempunyai rentangan skor teoritik tertinggi adalah 87 dan terendah 0. Dalam kelompok ini, responden berjumlah 22 orang, skor tertinggi 81 dan skor terendah 51. Adapun jumlah total skor 1482, rata-rata hitung (x) 67.36, varians (s²) 76.91 dan simpangan baku (s) 8.77. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 6 mahasiswa atau 27% dari jumlah mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di bawah nilai rata-rata kelas, 11 mahasiswa atau 50% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan sama dengan nilai rata-rata kelas, dan 5 mahasiswa atau 23% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di atas nilai rata-rata kelas.

c. Hasil Belajar Ilmu Pendidikan Konsep Diri Tinggi dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Hasil belajar Ilmu Pendidikan konsep diri mahasiswa tinggi yang belajar dengan strategi pembelajaran kooperatif mempunyai rentangan skor teoritik tertinggi adalah 87 dan terendah 0. Dalam kelompok ini, responden berjumlah 11 orang, skor tertinggi adalah 84 dan skor terendah adalah 54. Adapun jumlah skor 777, rata-rata hitung (x) 70.64 varians (s²) 83.45 dan simpangan baku (s) 9.14. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 3 mahasiswa atau 27.2% dari jumlah mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di bawah rata-rata kelas, 6 mahasiswa atau 54.6% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan sama dengan nilai rata-rata kelas, dan 2 mahasiswa atau 18.2% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di atas nilai rata-rata kelas.

d. Hasil Belajar Ilmu Pendidikan Konsep Diri Tinggi dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi

Pembelajaran Kooperatif Ekspositori Σb Konsep diri Tinggi n = 11 n = 11 n = 22 ΣX = 777 ΣX = 732 ΣX = 1509 ΣX² = 55719 ΣX² = 49572 ΣX² = 105291 = 70.64 = 66.55 = 68.59` Rendah n = 11 n = 11 n = 22 ΣX = 723 ΣX = 750 ΣX = 1473 ΣX² = 48303 ΣX² = 51876 ΣX² = 100179 = 65.73 = 68.18 = 66.95 Σk n = 22 n = 22 n = 44 ΣX = 1500 ΣX = 1482 ΣX = 2982 ΣX² = 104022 ΣX² = 101448 ΣX² = 205470 = 68.18 = 67.36 = 67.78

(6)

Hasil belajar Ilmu Pendidikan konsep diri mahasiswa tinggi yang belajar dengan strategi pembelajaran ekspositori mempunyai rentangan skor teoritik tertinggi adalah 87 dan terendah 0. Dalam kelompok ini, responden berjumlah 11 orang, skor tertinggi adalah 81 dan skor terendah adalah 51. Adapun jumlah total skor 732, rata-rata hitung (x) 66.55 varians (s²) 86.07 dan simpangan baku (s) 9.31.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 3 mahasiswa atau 27.2% dari jumlah mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di bawah rata-rata kelas, 6 mahasiswa atau 54.6% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmui Pendidikan sama dengan nilai rata-rata kelas, dan 2 mahasiswa atau 18.2% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di atas nilai rata-rata kelas.

e. Hasil Belajar Ilmu Pendidikan Konsep Diri Rendah dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Hasil belajar Ilmu Pendidikan konsep diri mahasiswa rendah yang belajar dengan strategi pembelajaran kooperatif mempunyai rentangan skor teoritik tertinggi adalah 87 dan terendah 0. Dalam kelompok ini, responden berjumlah 11 orang, skor tertinggi adalah 81 dan skor terendah adalah 51. Adapun jumlah total skor 723, rata-rata hitung (x) 65.73 varians (s²) 78.22 dan simpangan baku (s) 8.87. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 3 mahasiswa atau 27.2% dari jumlah mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di bawah rata-rata kelas, 6 mahasiswa atau 54.6% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan sama dengan nilai rata-rata kelas, dan 2 mahasiswa atau 18.2% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di atas nilai rata-rata kelas.

f. Hasil Belajar Ilmu Pendidikan Konsep Diri Rendah dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Hasil belajar Ilmu Pendidikan konsep diri mahasiswa rendah yang belajar dengan strategi pembelajaran ekspositori mempunyai rentangan skor teoritik tertinggi adalah 87 dan terendah 0. Dalam kelompok ini, responden

berjumlah 11 orang, skor tertinggi adalah 81 dan skor terendah adalah 51. Adapun jumlah total skor 750, rata-rata hitung (x) 68.18 varians (s²) 73.96 dan simpangan baku (s) 8.6. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 3 mahasiswa atau 27.3% dari jumlah mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di bawah rata-rata kelas, 5 mahasiswa atau 45.4.% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan sama dengan nilai rata-rata kelas, dan 3 mahasiswa atau 27.3% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di atas nilai rata-rata kelas.

g. Hasil Belajar Ilmu Pendidikan dengan Konsep Diri Tinggi

Hasil belajar Ilmu Pendidikan dengan konsep diri mahasiswa tinggi mempunyai rentangan skor teoritik tertinggi adalah 87 dan terendah 0. Dalam kelompok ini, responden berjumlah 22 orang, skor tertinggi 84 dan skor terendah 51. Adapun jumlah total skor 1509, rata-rata hitung (x) 68.59, varians (s²) 85.11 dan simpangan baku (s) 9.23. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 4 mahasiswa atau 18.2% dari jumlah mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di bawah rata-rata kelas, 12 mahasiswa atau 54.4.% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan sama dengan nilai rata-rata kelas, dan 6 mahasiswa atau 27.4% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di atas nilai rata-rata kelas.

h. Hasil Belajar Ilmu Pendidikan dengan Konsep Diri Rendah

Hasil belajar Ilmu Pendidikan dengan konsep diri mahasiswa rendah mempunyai rentangan skor teoritik tertinggi adalah 87 dan terendah 0. Dalam kelompok ini, responden berjumlah 22 orang, skor tertinggi 81 dan skor terendah 51. Adapun jumlah total skor 1473, rata-rata hitung (x) 66.95, varians (s²) 74.05 dan simpangan baku (s) 8.61.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 5 mahasiswa atau 22.7% dari jumlah mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di bawah rata-rata

(7)

kelas, 10 mahasiswa atau 45.5.% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan sama dengan nilai rata-rata kelas, dan 7 mahasiswa atau 31.8% mahasiswa memiliki nilai hasil belajar Ilmu Pendidikan di atas nilai rata-rata kelas.

Uji Hipotesis Penelitian

Tabel 3: Anava Dua Jalur Hasil Belajar Ilmu Pendidikan Mahasiswa n = 44

Keterangan:

* = signifikan pada α = 0,05 ** = signifikan pada α = 0,01 ns = non signifikan

Berdasarkan hasil analisis varians dua jalur di atas, dapat diketahui: (1) Hasil analisis varians dua jalur antar baris menunjukkan bahwa dengan taraf signifikansi α= 0,05 diketahui Fhitung = 0.74 < Ftabel 4,06. Artinya hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (H1) diterima. Ini terbukti bahwa hasil belajar Ilmu Pendidikan mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. (2) Berdasarkan hasil perhitungan anava dua jalur menunjukkan bahwa hasil analisis varians dua jalur antar kolom menunjukkan harga Fhitung = 0,18 < dari Ftabel 4,06 pada taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa hasil belajar Ilmu Pendidikan mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif lebih baik bila dibandingkan dengan hasil belajar Ilmu Pendidikan mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. (3) Dari tabel anava diatas, juga dapat dilihat bahwa hasil perhitungan Fhitung lebih kecil dari Ftabel atau 1.46 <

4,06 pada taraf signifikansi α = 0,05. Dengan demikian terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan konsep diri terhadap hasil belajar mahasiswa. Pengujian normalitas sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors. Ringkasan hasil perhitungan uji normalitas dengan taraf signifikansi

α = 0,05 terhadap setiap kelompok sampel dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Ilmu Pendidikan Mahasiswa

Keterangan:

Kelompok A1: Hasil belajar IP mahasiswa yang memperoleh strategi pembelajaran kooperatif.

Kelompok A2: Hasil belajar IP mahasiswa yang memperoleh strategi pembelajaran ekspositori.

Kelompok B1: Hasil belajar IP maha siswa dengan konsep diri tinggi.

Kelompok B2: Hasil belajar IP mahasiswa dengan konsep diri rendah.

Kelompok A1B1: Mahasiswa dengan konsep diri tinggi dan memperoleh strategi pembelajaran kooperatif.

Kelompok A2 B1: Mahasiswa dengan konsep diri tinggi dan m e m p e r o l e h s t r a t e g i p e m b e l a j a r a n e k s p o s i t o r i . Kelompok A1 B2: Mahasiswa dengan konsep diri rendah dan memperoleh strategi pembelajaran kooperatif.

Kelompok A2 B2: Mahasiswa dengan konsep diri rendah dan m e m p e r o l e h s t r a t e g i p e m b e l a j a r a n e k s p o s i t o r i .

Harga hitung (Lo) untuk seluruh kelompok sampel ternyata lebih kecil dari harga tabel (Lt), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

PENUTUP Kesimpulan

1. Secara keseluruhan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan yang belajar dengan strategi pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada hasil belajar

Sumber Varians db JK RK= Fh Ft JK/db a = 0,05 Antar Kolom (k) 1 29.45 29.45 0.74* 4,06 Strategi Pembelajaran Antar Baris (b) 1 7.36 7.35 0.18ns 4,06 Kecerdasan Emosional Interaksi (bxk) 1 117.82 117.82 1.46 ** 4,06 Dalam Kelompok 40 3217.09 80.43 Total Direduksi 43 3371.72

Kelompok Data n Lo Lt Keterangan 1. Kelompok A1 22 0,164 0,182 Normal 2. Kelompok A2 22 0,075 0,182 Normal 3. Kelompok B1 22 0,096 0,182 Normal 4. Kelompok B2 22 0,088 0,182 Normal 5. Kelompok A1 B1 11 0,157 0,249 Normal 6. Kelompok A2 B1 11 0,131 0,249 Normal 7. Kelompok A1 B2 11 0,124 0,249 Normal 8. Kelompok A2 B2 11 0,112 0,249 Normal

(8)

mahasiswa dengan strategi pembelajaran ekspositori. Sehingga untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan dapat digunakan strategi pembelajaran kooperatif.

2. Hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan yang memiliki konsep diri tinggi lebih baik daripada mahasiswa yang memiliki konsep diri rendah, Dengan demikian konsep diri juga dapat berpengaruh terhadap tingkat pencapaian hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan.

3. Untuk mahasiswa yang memiliki konsep diri tinggi, hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan yang belajar dengan strategi pembelajaran kooperatif hasilnya lebih tinggi daripada hasil belajar mahasiswa yang belajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Dengan demikian untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan yang memiliki konsep diri tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. 4. Untuk mahasiswa yang memiliki konsep diri rendah, hasil belajar Ilmu Pendidikan mahasiswa yang belajar dengan strategi pembelajaran kooperatif lebih rendah daripada hasil belajar Ilmu Pendidikan mahasiswa yang belajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Dengan demikian untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan yang memiliki konsep diri rendah dapat dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

5. Ada pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan konsep diri terhadap hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan Dari hasil temuan ini dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan yang memiliki konsep diri tinggi dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran kooperatif, sedangkan untuk mahasiswa yang memiliki konsep diri rendah, dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran ekspositori.

Saran-Saran

1. Bagi dosen pengajar disarankan agar dalam upaya meningkatan hasil belajar Ilmu Pendidikan di FIP UMJ

dapat menerapkan strategi pembelajaran kooperatif dan meningkatkan konsep diri mahasiswa.

2. Bagi pimpinan fakultas disarankan untuk memberikan kesempatan dan peluang kepada dosen untuk melakukan penelitian dalam usaha meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam semua mata kuliah antara lain dengan mendorong dan memberikan semangat serta dukungan kepada dosen untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

3. Bagi peneliti lain yang bermaksud melanjutkan penelitian ini dan atau menerapkan strategi pembelajaran kooperatif disarankan untuk memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada penelitian ini agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Ricard I.. Learning to Teach. McGraw-Hill. Boston. 2003. Gagne, Robert M. dan Leslie J. Briggs, Principles of Instructional Design. Holt, Rinehart and Winston. New York. 1979. Bloom, Benjamin S.. Taxonomy of Educational Objectives, The Classification of Educational Goals. Longman. New York. 1977.

Conny R. Semiawan. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini. Prenhallindo Jakarta. 2002.

Etin Solihatin. Cooperative Learning. Bumi Aksara. Jakarta. 2007. Gredler, Margaret E. Bell. Belajar dan Membelajarkan. Penerjemah

Munandir. Rajawali Press. Jakarta. 2010. http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri http://chalouiss.blogspot.com/2010/10/defenisi-macam-dan-komponenkonsep- diri.htm http://hipni.blogspot.com/2011/09/strategi-pembelajaranekspositori. html h t t p : / / i c h a l e d u t e c h . b l o g s p o t . c o m / 2 0 1 0 / 0 5 / m o d e l -pembelajarankooperatif.htm http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2200640-aspekaspek-konsep-diri)

Hurlock, Elizabeth B.. Perkembangan Anak. Erlangga. Jakarta. 2003. Jacobsen, David, Paul Eggen, Donald Kauchak. Methods for Teaching. A Bell and Howell Information Company. Columbus. 2003. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan dan K e b u d a y a a n R e p u b l i k I n d o n e s i a . J a k a r t a . 2 0 0 3 . Romiszowski, A.J. .Designing Instructional System, Decision Making in Course Planning and Curriculum Design, Kogan Page. London. 200

Rini. 2002. http:/www.e-psikologi.com/dewa

Soedijarto. Menuju Pendidikan yang Relevan dan Bermutu. Balai Pustaka. Jakarta. 2003

Woolfolk, Anita. Educational Psychology. Pearson. Boston. 2004. Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Apakah dalam tangram tersebut terdapat segi banyak tidak

Minyak dedak padi yang dihasilkan dari proses ektraksi dengan pelarut di buat biodiesel dengan menggunakan katalis homogen secara asam dengan persen katalis 2% v dari

[r]

Sistem penyimpanan uang dan barang pada Safe Deposit Box oleh nasabah boleh menyimpan barang apa saja di dalam SDB selama tidak melanggar ketentuan atas perjanjian

Kata abang, ireng, putih, biru, kuning, dan ijo termasuk dalam sup^rdinat kata warna. Namun, semua kata-kata tersebut menyatakan ciri semantis yang berbeda satu sama lain. Kata

Keberhasilan orangtua dalam melakukan proses pembelajaran di rumah tidak lepas latar belakang pendidikan orang tua baik pendidikan formal, non formal mapun

The opportunity for innovative cooperation in the form of change projects that generated by the Diklatpim alumni in regional government is important because if the change

Menampilkan video 3D hologram objek Tandu yang bergerak, objek bergerak memutar serta mendekat kearah depan dan belakang, dengan diiringi alunan musik untuk