PROSEDUR PENJAHITAN LASERIASI
PERINEUM ATAU LUKA
EPISIOTAMI PADA DERAJAT I & II
SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : UPTD Puskesmas Bukateja Widiyati Poesoko NIP.196707082002122004
1. Pengertian Penjahitan Laserasi Perineum adalah robekan jaringan antara pembukaan vagina & rektum. Luka jahitan perineum bisa disebabkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan maupun tindakan episiotomi
2. Tujuan 1. Menyatukan kembali jaringan tubuh (aproximasi)
2. Mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (hemostasis) 3. Kebijakan SK kepala puskesmas mengenai penjahitan laserasi perineum 4. Referensi Buku Acuan Midwifery Update, 2016
5. Prosedur / Langkah-langkah
1. Persiapan Penjahitan
1) Bersihkan sarung tangan di dalam larutan chlorin 0,5% 2) Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan
3) Posisikan bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur, dengan posisi litotomi
4) Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
5) Atur lampu sorot / senter kearah vulva / perineum ibu 6) Pakai satu sarung tangan
7) Isi tabung suntik 10 cc dalam larutan lidokain 1% tanpa epinefuir
8) Lengkapi pemakaian sarung tangan pada kedua tangan 9) Gunakan kasa bersih untuk membersihkan daerah luka dari
darah atau bekuan darah, nilai kembali luas dan dalamnya robekan pada daerah perineum
2. Anastasi Lokal
menyengat
11) Tusukkan jarum suntik pada ujung luka / robekan perineum, masukkan jarum suntik secara subkutan sepanjang tepi luka 12) Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap 13) Suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik
pada tepi luka daerah perineum
14) Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik sepanjang tepi luka pada mukosa vagina lakukan aspirasi suntikan cairan lidokaon 1% sambil menarik jarum suntik
15) Lakukan langkah no. 11 & 14 untuk kedua tepi robekan 16) Tunggu 1 – 2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk
mendapatkan hasil optimal dari anastesi 3. Penjahitan Robekan
17) Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan
18) Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi lika episiotomi pasang tampon atau kasa ke dalam vagina (sebaiknya menggunakan tampon berekor benang)
19) Tempatkan jarum suntik pada pemegang jarum, kemudian kunci pemegang jarum
20) Pasang benang jahit pada mata jarum 21) Lihat dengan jelas batas luka episiotomi
22) Lakukan penjahitan pertama ± 1 cm di atas puncak luka robekan di dalam vagina, ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung benang yang bebas (ujung benang tanpa jarum) hingga tersisa ± 1cm
23) Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga tepat di belakang lingkaran himen
24) Teruskan jarum pada mukosa vagina dari belakang lingkaran Himen hingga menembus luka robekan bagian perineum 25) Teruskan jahitan jelujur pada luka robekan perineum sampai
ke bagian bawah luka robekan
26) Jahit jaringan subeutis kanan kiri ke arah atas hingga tepat di muka lingkaran himen
27) Tusukkan jarum dari depan lingkaran Himen ke mukosa vagina di belakang lingkaran himen dan potong benang hingga tersisa ± 1 cm
28) Bila menggunakan taupon / kasa di dalam vagina keluarkan taupon / kasa rectum dan rabalah dinding atas rektum 29) Nasehati ibu agar :
Membasuh perineum dengan sabun dan air, terutama setelah buang air besar (arah basuhan dari bagian muka ke belakang)
Kembali untuk kunjungan tindak lanjut setelah 1 minggu untuk pemeriksaan jahitan dan rektum
6. Diagram Alir ( Jika dibutuhkan)
7. Unit terkait Penanggung Jawab dan Pelaksana Upaya
Rekaman Historis
No. Halaman Yang di Ubah Perubahan Diberlakukan Tanggal
Penjahitan Laserasi Perineum atau
Luka Episiotomi Pada Derajat I & II
DAFTAR TILIK No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : UPTD Puskesmas Bukateja Widiyati Poesoko NIP.196707082002122004 Unit : Nama Petugas : Tanggal Pelaksanaan : No Kegiatan Ya Tidak TB.
1.
Apakah petugas atau bidanmembersihkan sarung tangan di dalam larutan chlorin 0,5% ?2.
Apakah petugas atau bidan menyiapkan peralatan untuk melakukan penjahitan ?3.
Apakah petugas atau bidan memposisikan bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur, dengan posisi litotomi ?4.
Apakah petugas atau bidan memasang kain bersih di bawah bokong ibu ?5.
Apakah petugas atau bidan mengatur lampu sorot / senter kearah vulva / perineum ibu ?6.
Apakah petugas atau bidan memakai satu sarung tangan ?7.
Apakah petugas atau bidan mengisi tabung suntik 10 ccdalam larutan lidokain 1% tanpa epinefuir ?
8.
Apakah petugas atau bidan melengkapi pemakaian sarung tangan pada kedua tangan ?9.
Apakah petugas atau bidanmenggunakan kasa bersih untuk membersihkan daerah luka dari darah atau bekuan darah ?10.
Apakah petugas atau bidan memberitahu ibu akan disuntikyang akan terasa perih & menyengat ?
11.
Apakah petugas atau bidan menusukkan jarum suntik pada ujung luka / robekan perineum ?12.
Apakah petugas atau bidan memastikan tidak ada darah yang terhisap ?13.
Apakah petugas atau bidan Suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum14.
Apakah petugas atau bidan menarik jarum suntik keluar dariluka ?
15.
Apakah petugas atau bidan menusukkan jarum suntik pada ujung luka / robekan perineum & menarik jarum suntik keluar dari luka untuk kedua tepi robekan ?16.
Apakah petugas atau bidan menunggu 1 – 2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk mendapatkan hasil optimal dari anastesi ?17.
Apakah petugas atau bidan melakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan ?dalam vagina ?
19.
Apakah petugas atau bidan menempatkan jarum suntik pada pemegang jarum ?20.
Apakah petugas atau bidan memasang benang jahit pada mata jarum ?21.
Apakah petugas atau bidan melihat dengan jelas batas luka episiotomi ?22.
Apakah petugas atau bidan melakukan penjahitan pertama ± 1 cm di atas puncak luka robekan di dalam vagina ?23.
Apakah petugas atau bidan menjahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga tepat di belakang lingkaran hymen ?24.
Apakah petugas atau bidan meneruskan jarum pada mukosa vagina dari belakang lingkaran Himen hingga menembus luka robekan bagian perineum ?25.
Apakah petugas atau bidan meneruskan jahitan jelujur pada luka robekan perineum sampai ke bagian bawah luka robekan ?26.
Apakah petugas atau bidan menjahit jaringan subeutis kanan kiri ke arah atas hingga tepat di muka lingkaran himen ?27.
Apakah petugas atau bidan menusukkan jarum dari depanlingkaran Himen ke mukosa vagina ?
28.
Apakah petugas atau bidan menggunakan taupon / kasa di dalam vagina ?29.
Apakah petugas atau bidan menasehati ibu agar membasuh perineum dengan sabun dan air, terutama setelah buang air besar & melakukan kembali kunjungan tindak lanjut setelah 1 minggu untuk pemeriksaan jahitan dan rectum ?CR :...%
Bukateja,...2017 Pelaksana/Auditor
PROSEDUR PENJAHITAN LASERIASI
PERINEUM ATAU LUKA
EPISIOTAMI PADA DERAJAT I & II
SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : UPTD Puskesmas Bukateja Widiyati Poesoko NIP.196707082002122004
Struktur Proses Hasil
1. Setiap ada laserasi jalan lahir atau luka episiotomi harus dijahit oleh tenaga kesehatan yang terlatih 2. Sarana &Prasarana
Teknis : wadah set partus berisi sepasang sarung tangan, pemegang jarum, elektronik catgut no 2/0
1. Beri tahu ibu
2. Penerapan peralatan untuk penjahitan dalam wadah set partus
3. Tempatkan ibu sedemikian rupa dalam posisi litotomi sehingga bokong berada pada tepi tempat tidur 4. Bersihkan daerah vulva
1. Ibu mengerti maksud & tujuan penjahitan jalan lahir
2. Posisi ibu litotomi sehingga memudahkan penjahitan
3. Mebeulair, penerangan cukup, air bersih yang mengalir
dan perineum
5. Letakkan handuk / kain di bawah bokong
6. Memakai sarung tangan 7. Memberikan anastesi local 8. Posisi penolong yang rileks
sehingga dilakukan penjahitan dengan baik & mudah
9. Lakukan pengamatan pada perineum, yakinkan luka hanya pada derajat I & II 10. Siapkan jarum & benang 11. Penjahitan robekan 12. Periksa kembali daerah
vagina untuk memastikan tidak ada benda yang tertinggal