• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Rokok Dengan Pneumonia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Rokok Dengan Pneumonia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENUGASAN INDIVIDU POPULASI 3

PENUGASAN INDIVIDU POPULASI 3

“Pneumonia”

“Pneumonia”

Oleh : Oleh : Kelompok 1 Kelompok 1 A

AAAA A LLiie e LLhhiiaannnna a MMPP !!11AA""1133""""11## A

A$$ii%%&&a a AA''uunn' ' PP((aa%%aammaa !!11AA""1133""""))## A

Ahhiia a **aakkii((a a ++oo,,mmaallaa !!11AA""1133""""33##

A

Annaa--eel l ..aahh&&aa$$ii !!11AA""1133""""//## A

Annnnii,,a a !!ii$$aa&&aa%%ii !!11AA""1133""""00## M

Muuhhaammmmaa$ $ aa''uu, , SS !!11AA""1133""22""##

akul%a, Ke$ok%e(an Uni4e(,i%a, Ma%a(am akul%a, Ke$ok%e(an Uni4e(,i%a, Ma%a(am

Nu,a 5en''a(a a(a% Nu,a 5en''a(a a(a%

)"16 )"16

(2)

PENDA!ULUAN

Kesehatan serta lingkungan yang bersih haruslah tetap dijaga agar masyarakat senantiasa terhindar dari berbagai penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat. Kebersihan lingkungan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk didalamnya seperti debu, sampah. Disamping itu, memperhatikan keadaan jamban serta adanya ventilasi rumah. Di Indonesia, masalah kebersihan lingkungan serta perilaku masyarakat yang tidak sehat masih menjadi masalah yang tiap tahunnya meningkat seiring dengan kejadian penyakit yang diakibatkannya. Salah satu penyakitnya adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA.

ISPA adalah penyakit sering terjadi pada anak ! anak. ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung hingga kantong paru ( alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti sinus"rongga disekitar hidung (sinus para nasal, rongga telinga tengah, tanpa atau disertai radang  parenkim. ISPA disebabkan oleh virus atau bakteri antara lain streptokokus hemolitikus, stafilokokus, pneumokokus, hemofils influen#a, bordetella pertusis dan karinebakterium diffteria (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan $I, %&'. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA dibedakan menjadi dua, ISPA atas dan ba)ah. *ontoh penyakit ISPA atas adalah nasofaringitis atau common cold , faringitis akut, rhinitis, dan sinusitis. Kemudian  pada infeksi saluran pernapasan akut ba)ah terdapat bronkhitis akut, bronkhitis kronis,  bronkiolitis dan pneumonia.

Salah satu penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi pada anak usia balita adalah pneumonia. +erikut akan dibahas lebih dalam mengenai ISPA ba)ah yaitu pneumonia  pada anak beserta faktor resiko dan penegahannya.

(3)

ISI

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA merupakan salah satu penyebab kematian  pada anak di negara sedang berkembang. Di Indonesia ISPA merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama pada +alita. ISPA ini menyebabkan - dari ' juta kematian pada anak berusia di ba)ah lima tahun setiap tahunnya. Setiap anak diperkirakan mengalami tiga sampai enam episode ISPA setiap tahunnya dan mengakibatkan sekitar %&/&0 kematian. ISPA juga merupakan salah satu  penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan. Sebanyak -&1&0 kunjungan berobat di Puskesmas dan '/&0 kunjungan berobat di bagian ra)at jalan dan ra)at inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA.

Pneumonia yang merupakan bagian dari ISPA ba)ah adalah satu penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi pada anak usia balita (234 %&'& dalam 2ijaya I.5.K., et al, %&'-. Pneumonia merupakan infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan  jaringan interstisial. Penyebab tersering pneumonia baterial adalah S.pneumoniae. 6irus lebih sering ditemukan pada anak 7 tahun dan respiratory syncitial virus (RSV) penyebab tersering pada anak 7/ tahun. 6irus lain penyebab pneumonia meliputi adenovirus,  parainfluena virus, dan influen#a virus.

Klasifikasi pneumonia pada balita berdasarkan usia (Depkes $I %&&8 dalam 3artati, S., %&''9

:sia anak % bulan  7 tahun9

• +atuk bukan pneumonia ditandai dengan tidak ada napas epat dan tidak ada

tarikan dinding dada bagian ba)ah

• Pneumonia ditandai dengan napas epat dan tidak ada tarikan dinding dada

 bagian ba)ah

• Pneumonia berat ditandai dengan adanya tarikan dinding dada bagian ba)ah

ke depan

:sia kurang dari % bulan9

• +ukan pneumonia ditandai dengan tidak ada napas epat dan tidak ada tarikan

dinding dada bagian ba)ah ke dalam yang kuat

• Pneumonia berat ditandai dengan adanya napas epat dan tarikan dinding dada

 bagian ba)ah ke dalam yang kuat

+eberapa ara mikroorganisme menapai permukaan adalah dengan melalui inokulasi langsung, penyebaran melalui pembuluh darah, inhalasi bahan aerosol, dan kolonisasi di

(4)

 permukaan mukosa. +ila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung, orofaring, kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas ba)ah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini merupakan a)al mula infeksi dari sebagian besar infeksi paru. Aspirasi dari sebagian keil sekret orofaring sebagian besar terjadi pada orang normal pada saat tertidur dan pada  penurunan kesadaran. Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk seara inhalas atau

aspirasi.

5ejala klinis yang sering dijumpai pada pneumonia adalah demam, takipneu, takikardia, batuk yang produktif, serta perubahan sputum baik dari jumlah maupun karakteristiknya. Selain itu akan terasa nyeri dada seperti ditusuk pisau, dan pada saat menarik napas yang dalam akan terlihat pergerakan yang tertinggal pada salah satu sisi dada. 5ambaran klinis pneumonia dibagi dalam ringan dan berat (234 %&&; dalam 3artati, S., %&''. Pneumonia ringan terdapat batuk atau sulit bernapas, hanya ada napas epat saja. Indikator napas epat pada anak umur % bulan ! '' bulan adalah lebih dari sama dengan & kali per menit dan pada anak usia ' hingga  tahun lebih dari sama dengan -& kali per menit. Kemudian untuk pneumonia berat, di dapatkan batuk atau sulit bernapas dengan tambahan minimal satu dari hal berikut, yaitu kepala terangguk ! angguk, pernapasan uping hidung, tarikan dinding dada bagian ba)ah ke dalam, foto dada yang menunjukkan gambaran  pneumonia. +isa ditemukan pula suara merintih"grunting pada bayi muda.

Pneumonia merupakan masalah kesehatan dunia yang angka kematiannya ukup tinggi, tidak hanya di negara berkembang saja tetapi juga di negara maju seperti Amerika serikat, Kanada dan <ropa. 3asil survei yayasan Indonesia Sehat menyebutkan risiko kematian populasi balita dari keluarga perokok berkisar antara '-0 untuk daerah perkotaan dan %-0 untuk pedesaan.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok aktif sekitar %8,10 dengan  jumlah 1 juta perokok atau %% miliar batang per tahun. +erdasarkan data Perilaku 3idup Sehat dan +ersih (P3+S tahun %&&; diketahui bah)a jumlah perokok sangat tinggi. Pada setiap balita beresiko terpapar asap rokok ukup tinggi. $okok menjadi salah satu faktor  tertinggi yang menyebabkan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut dan Pneumonia pada  balita.

Data berikutnya menunjukkan terdapat '&.&&& balita di Indonesia yang meninggal setiap tahun akibat pneumonia. Diperkirakan ''%%0 balita yang menderita batuk atau kelainan bernafas tidak diba)a berobat sama sekali. +erikut adalah grafik period prevalene ISPA menurut provinsi di Indonesia tahun %&&8 dan %&'/ dan insiden pneumonia '&&& balita

(5)

menurut kelompok umur di Indonesia tahun %&'/ (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan $I, %&'.

Dilihat

dari bahan

yang

terkandung dalam rokok bah)a asap rokok mengandung lebih dari -&&& bahan kimia dan sekitar %&& elemen yang berbahaya bagi kesehatan. =erdapat tiga elemen yang paling  berbahaya antara lain tar, nikotin dan karbon monoksida. =ar merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket sehingga dapat menempel pada paru. >ikotin merupakan #at adiktif sehingga menyebabkan konsumen menjadi relaks dan bersemangat. 3al inilah yang menyebabkan rokok menyebabkan keanduan. Karbon monoksida merupakan #at yang mengikat hemoglobin dalam darah sehingga darah tidak dapat mengikat oksigen menyebabkan pengguna akan kekurangan oksigen.

(6)

Perokok pasif lebih rentan terserang penyakit yang berhubungan dengan pernapasan dibandingkan dengan perokok aktif. 3al tersebut karena asap yang keluar dari ujung rokok  yang terbakar (asap samping mengandung bahan kimia berkalikali lipat lebih banyak  dibandingkan dengan asap dihisap oleh perokok (asap utama.Paparan asap rokok yang terus menerus dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, terutama bayi dan anakanak  karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna. Akibat daya tahan tubuh yang menurun maka lebih mudah untuk terserang penyakit pernapasan seperti ISPA dan  pneumonia.

Selain itu, paparan bahan kimia dari asap rokok juga merangsang epitel saluran napas sehingga mengeluarkan lender atau dahak. ?endir yang tertahan di saluran nafas menjadi tempat yang sempurna untuk berkembangnya bakteri, termasuk bakteri penyebab pneumonia. Disamping itu,asap rokok dapat mengganggu saluran pernafasan bahkan meningkatkan  penyakit infeksi pernafasan termasuk ISPA, terutama pada kelompok umur balita yang memiliki daya tahan tubuh masih lemah, sehingga bila ada paparan asap, maka balita lebih epat terganggu sistem pernafasannya seperti ISPA (Syahrianti, %&'&. Dilihat dari gejala yang timbul penyakit ISPA dia)ali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala seperti tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak. Sedangkan pneumonia timbul dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, nafas epat (frekuensi nafas @& kali"menit, sesak dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu makan berkurang (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan $I, %&'.

aktor resiko lainnya terkait tingginya angka kejadian pneumonia selain keluarga yang merokok, meliputi 9 ' status gi#i, berat lahir rendah, kurang pemberian ASI eksklusif,

(7)

imunisasi yang tidak lengkap, polusi udara didalam rumah, kepadatan rumah, kelembaban udara, pendidikan ibu, kekurangan vitamin A (234, %&&B dalam 2ijaya I.5.K., et al, %&'-.

Dilihat dari aktivitas balita yang lebih banyak melakukan kegiatan didalam rumah  bersama orang tua maupun anggota keluarga, balita yang terkena ISPA dapat disebabkan oleh lingkungan dalam rumah balita yang tidak memenuhi syarat. 4leh karenanya perlu dilakukan  penegahan dari lingkup keil menuju penegahan yang bersifat lebih luas terhadap penyebab munulnya ISPA. +eberapa faktor lingkungan rumah yang bisa mempengaruhi yakni faktor  lingkungan fisik rumah, faktor perilaku, faktor individu, dan faktor sosialekonomi. Salah satu faktor lingskungan fisik rumah adalah ventilasi rumah. +erdasarkan peraturan >o. '&88"C<>K<S"P<$"6"%&'', setiap rumah )ajib memiliki ventilasi minimum '&0 dari luas rumah untuk memenuhi persyaratan rumah sehat. Pada beberapa penelitian, ventilasi rumah yang memenuhi syarat akan menyebabkan ISPA pada balita dengan resiko /,&8 kali lebih keil dibandingkan dengan ventilasi rumah yang tidak memenuhi syarat.

Kemudian pada faktor perilaku adalah kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok oleh anggota keluarga membuat balita sebagai perokok pasif karena selalu terpapar asap rokok. $umah yang penghuni atau anggota keluarganya memiliki kebiasaan merokok punya peluang untuk meningkatkan kejadian ISPA sebesar 8,B/ kali dibandingkan dengan rumah balita yang  penghuninya tidak merokok didalam rumah. +iasanya orang tua atau penghuni rumah yang lain merokok didalam rumah sambil istirahat seperti menonton tv, membaa koran dan sebagainya. Asap rokok yang dikeluarkan adalah gas beraun dari hasil pembakaran produk  tembakau yang biasa mengandung Poliylini Aromati 3ydroarbons (PA3s yang  berbahaya bagi kesehatan. 4leh karenanya perlu usaha untuk tidak merokok didalam rumah, atau menyediakan tempat khusus bagi keluarga yang merokok supaya asap tidak tersebar ke ruangan lain didalam rumah.

Selain itu diperhatikan pula pentingnya pendidikan bagi ibu atau anggota keluarga karena jika ibu memiliki pengetahuan tinggi, harapannya dapat mengetahui tindakan apa yang harus segera diambil bila anaknya terkena ISPA, meskipun hanya gejala, dan ara  penegahan apa saja yang dapat diterapkan di lingkungan rumah. Penahayaan juga merupakan salah satu faktor yang penting, karena matahari dapat membunuh bakteri patogen dalam rumah misalnya bakteri penyebab penyakit ISPA dan =+*. $umah yang sehat harus mempunyai jalan masuk ahaya yang ukup. alan masuk ahaya (jendela luasnya sekurang kurangnya '0 sampai %&0 dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah. Cenurut

(8)

234 kebutuhan standar minimun ahaya alami yang memenuhi syarat kesehatan untuk  kamar keluarga dan kamar tidur adalah 1&'%& luE.

Di negara berkembang telah mengidentifikasi 1 strategi untuk mengontrol infeksi saluran pernapasan akut yang dapat mengurangi morbiditas dan mortilitas akibat pneumonia  pada anak ! anak (234 %&&/ dalam 3artati S., %&''. 1 strategi itu adalah9

• Pemberian imunisasi. Pemberian imunisasi ampak, DP=, dapat dilakukan

untuk menegah pneumonia. Selain itu asupan makanan yang kaya gi#i untuk  mempertahankan stamina si balita.

• Cemberikan kemoprofilaksis (pelega tenggorok atau pereda batuk pada anak 

dengan infeksi pernapasan akut dan anak yang mengi.

• Cemperbaiki nutrisi. Pemberian asi pada neonatal hingga umur % tahun sangat

 penting untuk dilakukan.

• Cengurangi polusi lingkungan, seperti kebiasaan merokok oleh de)asa

sekitarnya seperti yang telah dijelas di atas.

• Cengurangi penyebaran kuman dan menegah penularan langsung dengan

ara menjauhkan anak dari penderita batuk.

• Cemperbaiki ara pera)atan anak. :saha untuk menari pertolongan medis,

memberikan pendidikan kepada ibu terkait ara mera)at anak yang baik. 234 dan :nief pada tahun %&&; memiliki renana aksi global 5lobal ation plan for the prevention (5APP untuk penegahan dan pengendalian pneumonia. =ujuannya adalah untuk memperepat kontrol pneumonia dengan menggabungkan intervensi untuk  melindungi, menegah, dan mengobati pneumoni pada anak dengan beberapa tindakan, seperti melindungi anak dari pneumoni termasuk mempromosikan pemberian asi ekslusif dan ui tangan , mengurangi polusi udara di dalam rumah, kemudian pemberian vaksinasi, dan mengobati pneumonia di fokuskan pada upaya bah)a setiap anak yang sakit memiliki akses ke pera)atan yang tepat baik dari segi petugas kesehatan berbasis masyarakat maupun di fasilitas kesehatan jika penyakitnya bertambah berat dan mendapatkan antibioti serta oksigen yang mereka butuhkan untuk kesembuhan. (234 %&'& dalam 3artas i, S., %&''

(9)

PENU5UP

Pneumonia yang merupakan bagian dari ISPA ba)ah salah satu penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi pada anak usia balita. Pneumonia merupakan infeksi akut  parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan interstisial. Penyebab tersering  pneumonia baterial adalah S.pneumoniae dan  respiratory syncitial virus (RSV)  penyebab tersering pada anak 7/ tahun. Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan pneumonia  pada anak yaitu status gi#i, berat lahir rendah, kurang pemberian ASI eksklusif, imunisasi yang tidak lengkap, polusi udara didalam rumah, kepadatan rumah, kelembaban udara,  pendidikan ibu, kekurangan vitamin A. >amun, rokok merupakan faktor tertinggi yang

menyebabkan Pneumonia pada balita.

Paparan asap rokok yang terus menerus dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna.. Selain itu, paparan bahan kimia dari asap rokok juga merangsang epitel saluran napas sehingga mengeluarkan lendir  atau dahak. ?endir yang tertahan di saluran nafas menjadi tempat yang sempurna untuk   berkembangnya bakteri, termasuk bakteri penyebab pneumonia. Dilihat dari gejalanya,  pneumonia timbul dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, nafas epat (frekuensi nafas @& kali"menit, sesak dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu makan  berkurang.

234 telah mengidentifikasi 1 strategi untuk mengontrol infeksi saluran pernapasan akut yang dapat mengurangi morbiditas dan mortilitas akibat pneumonia pada anak ! anak  diantaranya pemberian imunisasi, memberikan kemoprofilaksis (pelega tenggorok atau  pereda batuk, memperbaiki nutrisi, mengurangi polusi lingkungan, mengurangi penyebaran

kuman dan menegah penularan langsung dengan ara menjauhkan anak dari penderita batuk, dan memperbaiki ara pera)atan anak. 4leh karena itu, pendidikan bagi ibu atau anggota keluarga sangat penting karena harapannya dapat mengetahui tindakan apa yang harus segera diambil bila anak terkena pneumonia.

(10)

DA=A$ P:S=AKA

illaano, $., %&'-.  Hubungan lingkungan dalam rumah terhadap ISPA pada balita di keluragan iputat kota !angerang Selatan tahun "#$% . Available at9

http9""repository.uinjkt.a.id"dspae"handle"'%/-18B;"%-%B-3artati, S., %&''. Analisis &aktor resiko yang berhubungan dengan ke'adian pneumonia pada anak balita di RS Pasar Rebo *akarta. Available at9 ))).lontar.ui.a.id"fileF fileGdigital"%&%B%1/%=0%&Susi0%&3artati.pdf 

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan $I. %&'. Situasi Anak +lita i Indonesia.

$ahajoe, >astiti >, +. Supriyatno, D. +. Setyanto. %&'/.  +uku A'ar Respirologi Anak. ,disi  pertama, etakan keempat. akarta9 Ikatan Dokter Anak Indonesia, akarta.

Sugihartono H >urja#ul, %&'%. Analisis -aktor Risiko e'adian Pneumonia Pada +alita i /ilayah er'a Puskesmas Sidore'o ota Pagar Alam. 6ol. '' >o. '. urnal Kesehatan ?ingkungan Indonesia.

2ijaya I.5K., +ahar 3., %&'-. orum ilmiah 9  Hubungan ebiasaan 0erokok1 Imunisasi  engan e'adian Penyakit Pneumonia Pada +lita i Puskesmas Pabaruan !umpeng ota

!angerang. 6ol.''. >o./. akarta9 :niversitas <sa :nggul.

2iyatiningru, A., %&'&.  Hubungan Antara ebiasaan 0erokok epala eluarga dengan  e'adian In&eksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) pada +alita di Puskesmas +anyudono I   abupaten +oyolali. Available at9 http9""jki.ui.a.id"indeE.php"jki"artile"do)nload"-%"-%

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, Provinsi Riau juga memiliki hutan mangrove yang tersebar di tujuh (7) kabupaten/kota yakni Kabupaten Indragiri Hilir, Pelalawan, Siak, Kepulauan

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Asiyah (2013) penyesuaian sosial menjadi faktor penting yang mempengaruhi kemandirian mahasiswa baru dimana,

 Jalur energi anda akan dibersihkan dan akan mengalami pembangkitan energi kundalini memancar sampai dengan chakra mahkota yang berguna untuk kesehatan &amp; spiritualitas 

Semakin besar konsentrasi gas yang dipaparkan pada larutan penyerap maka intensitas warna biru pada larutan penyerap menjadi meningkat dan nilai absorbansi dari

*ada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas, sebagaimana

PEGADUNGAN I KALI DERES Peta Utara Rt.. PEGADUNGAN II KALI

Dari hasil analisis zonasi kawasan kota pusaka tersebut didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan Kota Pusaka di Kota Palembang yaitu faktor

• Bilangan yang mengisi field type (lihat halaman 7) selalu lebih besar dari 1518 • Panjang maksimum frame Ethernet adalah 1518 bytesY.  Bila isi field type/length merupakan