• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN KEGIATAN

PENDAMPINGAN KURIKULUM

2013 BAGI GURU DALAM

MENINGKATKAN MUTU

PEMBELAJARAN BAHASA

INGGRIS

(STUDI DESKRIPSI DI SMP SWASTA KOTA BANDUNG)

oleh Iin Aryani, Dedi Mulyasana, Cahya Syaodih

iin_ctl@yahoo.com

The research was caused by teaching learning quality has been lowed. The activity of teaching learning which is not balanced with the teachers’ competence yet in creating RPP and also lack of taking the technology advantages which is supported in teaching learning. The main purpose of this research is to obtain an overview of the activities carried out in how to plan, process, evaluation and result of teaching learning, the problem, and the solution for facing this problem. To gain and support valid data so this research used to descriptive method with qualitative approach. Techniques of collecting data through observation, interviews. The findings of this research showed planning step must be done by preparing good in teaching learning administration, the process of teaching learning in the class must use the best method based on the students’ characteristics, evaluation and result step are consist of the next better improvement plan, finding out the problem and problem solving of this research. The conclusion indicates that the research contributes to improve the quality of teaching learning in order to increase the students’ quality.

Kata Kunci: Curriculum 2013, the teaching learning quality, english learning ABSTRACT

(2)

PENDAHULUAN

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh kinerja

para pelaku pendidikan, karena guru adalah ujung tombak pengelola pendidikan dan pengajaran. Guru menerapkan jabatan fungsional yang harus berlandaskan pada kompetensi profesional dalam menjalankan kewenangan keprofesiannya. Dengan kompetensi profesional yang dimiliki oleh guru dan didukung oleh kinerja, diharapkan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga berdampak pada peningkatan mutu pembelajaran siswa yang baik pula.

Terkait pentingnya profesionalisme guru, pemerintah telah mengatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat 2 dan ayat 4 mengatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.”

Pengertian “Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.” Guru yang mempunyai kualitas keguruan yang cukup memadai, menurut Muhibbin Syah (2003: 229) adalah “Guru yang berkompetensi atau yang berkemampuan untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.”.

Sumartiningsih (2004: 5) lebih rinci menjelaskan bahwa guru yang profesional harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu: (1) mempunyai komitmen terhadap siswa dan proses belajarnya, (2) menguasai secara mendalam materi kuliah yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa, (3) bertanggung jawab memantau

hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi, (4) mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, (5) menjadi bagian dari masyarakat ilmiah dalam lingkungan profesinya.

Guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu (1) pedagogik (kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik); (2) kepribadian (kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik); (3) sosial (kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar; dan (4) profesional (kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2013 pasal 4, dinyatakan bahwa “Satuan Pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaaran 2019/2020”. Berdasarkan itu pula maka diupayakan pemenuhan kebijakan dengan menyiapkan sekolah pelaksana Kurikulum 2013 yang dilakukan secara terus menerus yang melibatkan peran serta Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kota, dan sekolah-sekolah yang ada di Kota Bandung.

Pelaksanakan pendampingan Kurikulum 2013 ditujukan bagi guru-guru yang ada di Kota Bandung. Pelaksanaan pendampingan kurikulum 2013 ini meliputi kegiatan in service learning (IN) dan on the job learning (ON) yang dilaksanakan di sekolah sasaran pelaksanaa Kurikulum 2013, sesungguhnya berupaya untuk melihat kinerja para pendidik melalui persiapan proses pembelajaran, melihat proses pembelajaran dan mengevaluasi

(3)

hasil pembelajaran. Kegiatan ini tentu saja bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja guru agar sesuai standar yang telah ditetapkan pemerintah.

Salah satu mata pelajaran yang termasuk pada pelaksanaan pendampingan kurikulum 2013 ini adalah mata pelajaran Bahasa Inggris, karena Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran di tingkat menegah yang merupakan mata pelajaran yang di ujian Nasional kan, sehingga sangat memerlukan perhatian khusus dibanding dengan mata pelajaran lain.

Permasalahan yang timbul yang ditemukan ialah kurangnya penyuluhan atau pengarahan dari para ahli pendidikan/ stakeholders dalam pelaksanaan pendampingan kurikulum 2013 dengan memberikan pengetahuan kepada guru terkait kebijakan baru ini sehingga tak jarang guru di beberapa sekolah di Kota Bandung masih menerapkan sistem pembelajaran yang terdahulu. Salah satu sistem pembelajaran yang difokuskan pada penelitian kegiatan pelaksanaan pendampingan ini adalah bagaimana guru membuat perencanaa pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi hasil dari kegiatan tersebut. Dan menemukan masalah yang ditemukan dan solusi yang dilakukan untuk mengatasi masalah dalam kegiatan pelaksnaan pendampingan ini. Adapun dampak yang timbul dari temuan penelitian ini adalah rendahnya mutu pembelajaran khususnya bahasa inggris dari kurangnya kemampuan para pendidik dalam merancang rencana pembelajaran yang terencana terutama pada sekolah-sekolah swasta di kota Bandung.

Dan tujuan dari penelitian ini agar para pendidik dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan standar Kurikulum 2013 dengan membuat administrasi pembelajaran dengan baik dan benar sesuai dengan standar yang diberikan pemerintah. Yaitu bagaimana para pendidik dapat merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan hasil

pembelajaran lebih baik, dan menemukan masalah serta dapat melakukan soulusi yang dihadapi setelah mengikuti pelaksanaan pendampingan Kurikulum 2013 ini.

Maka dari itu, pemerintah

menyelenggarakan pelaksanaan pendampingan Kurikulum 2013 bagi guru

yang diharapkan dapat membantu para guru untuk meingkatkan mutu pembelajarannya dan memberikan bantuan penguatan pelaksanaan Kurikulum 2013. Pelaksanaan pendampingan ini diharapkan menjadi alat pemberdayaan dan pengembangan personal sehingga dapat mengembangkan karir para guru. Lebih jauh lagi harapan yang tinggi bagi para guru yaitu dapat memenuhi standar yang ada dan akhirnya berdampak pada meningkatnya mutu pembelajaran peserta didik.

Penelitian terhadap pelaksanakan pendampingan kurikulum 2013 yang dilaksanakan di tiga sekolah swasta sasaran Kota Bandung (SMPS Muslimin 3, SMPS Ma’arif, dan SMPS Pelita) diharapkan mampu untuk memperbaiki dan dapat meningkatan mutu pembelajaran siswa, khususnya pada pembelajaran Bahasa Inggris.

Alasan tersebut tentunya semoga dapat memberikan harapan dan optimisme baru kepada siapapun yang menaruh perhatian serius kepada dunia pendidikan termasuk pendidikan di Kota Bandung, terutama yang berkaitan tentang pengembangan kompetensi dan peningkatan kualitas kinerja guru, baik dalam hal pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik dan benar, dan didalamnya termasuk penguasaan materi, metode mengajar, kemampuan komunikasi atau kemampuan teknis lainnya sehingga proses belajar mengajar menjadi berkualitas dan memuaskan.

METODE PENELITIAN

(4)

pada penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif atau naturalistik. Hal ini dikarenakan peneliti mencoba menggali data berdasarkan situasi natural dilapangan sebagaimana adanya tanpa adanya treatment atau rekayasa dengan memberikan tes atau eksperimen. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan atau menggali data yang ada dilapangan yang selanjutnya dipaparkan dengan sesuai dengan keadaan yang didapat dan dihubungkan sebab–akibat satu dan yang lainnya. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat menyampaikan keadaan atau gambaran penelitian secara nyata. dipilihnya penelitian dekriptif karena peneliti menfokuskan penelitian ini pada masalah-masalah actual yang ditemukan pada saat proses penelitian berlangsung. Ini sependapat dengan Maleong (2002: 2) penelitian dekriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran terkait gejala, peristiwa atau kejadian yang berlangsung atau berpusat pada permasalahan-permasalahan aktual dimana hal ini bertujuan untuk member gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fenomena yang ditemukan.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis model interaktif yang terdiri dari alur kegiatan yaitu Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

PEMBAHASAN

Data dari hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi pada tiga sekolah swasta di kota Bandung yang melaksanakan pelaksanaan pendampingan Kurikulum 2013 bagi guru, yang melibatkan instruktur pendamping, kepala sekolah dan guru sasaran ternyata pelaksanaanpenelitian ini dilaksanakan dengan baik dan sudah

sesuai dengan tahapan-tahapan manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan monitoring.

Dalam kegiatan pembelajaran, penguasaan membuat administrasi pembelajaran adalah sangat penting, karena akan berdampak pada kemajuan mutu pembelajaan. Maka bagian dari peningkaan mutu pembelajaran adalah bagaimana pendidik dapat merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan hasil pembelajaran dengan baik setelah mengikuti program pendampingan kurikulum 2013. Dan peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang ditemukan kemudian dapat menemukan solusi yang tepat dalam pelaksanaan pendampingan kurikulum 2013 bagi guru ini dengan baik dan benar dan tepat sasaran.

Hasil temuan pertama dari penelitian adalah bagaimana pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada tahap perencanaan. Perencanaan merupakan langkah awal dari berbagai kegiatan serta merupakan proses yang menentukan bahwa sebuah tujuan dicapai dengan baik secara efektif dan efisien. Menurut Anderson, perencanaan adalah pandangan masa depan dan menciptakan kerangka kerja untuk mengarahkan tindakan seseorang di masa depan (Syamsudduha, 2012: 91). Perencanaan mencakup hal yang cukup penting dalam menentukan tindakan apa yang akan dilakukan, kapan kegiatan itu akan diakukan, dan dimana kegiatan akan dilakukan, dan dengan siapa saja kegiatan itu yang akan dilakukan dan bagaimana kegiatan direncanakan dengan baik agar sesuai dengan langkah-langkah yang sesuai. Diperoleh hasil dari penelitian dari para partisipan bahwa didapati dari tiga sekolah ini ternyata guru-guru dari tiga sekolah tersebut masih yang (1) belum memahami penulisan perumusan tujuan pembelajaran yaitu tujuan belum mengandung unsur Audience Behaviour Condition Degree, (2) dalam kegiatan pembelajaran pendahuluan belum

(5)

memuat aktivitas penyampaian aspek yang akan dinilai selama proses pembelajaran; (3) kegiatan pembelajaran penutup belum memuat aktivitas tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan; (4) penilaian belum memuat rancangan insrtumen dan rubrik penilaian sikap; (5) Media/ alat, bahan, dan sumber belajar belum memanfaatkan jenis media yang menggunakan kemajuan teknologi yaitu penggunaan proyektor (infocus).

Sedangkan dalam tahap pelaksanaan/ proses, penelitian lebih di fokuskan kepada bagaimana guru sasaran menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dan dituangkan ke dalam RPP dan dilaksanakan di dalam kelas dan pengorganisisan dalam kelas. Hadis (2010: 97) berpendapat bahwa: “mutu proses pembelajaran diartikan sebagai mutu aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik di kelas dan tempat lainnya”. Rekam jejak tersebut menjadi bukti otentik yang perlu dilakukan sebagai bahan refleksi dan diskusi. Dari hasil temuan yang di peroleh instruktur pendamping ternyata guru-guru sasaran (1) pendahuluan: belum menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan garis besar kegiatan yang akan dilakukan dan belum meyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan; (2) penilaian: belum melaksanakan penilaian sikap; (3) penutup: belum menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi, belum memfasilitasi dan membimbing peserta didik unutk merefleksi proses dan materi pelajaran, belum merencanakan kegiatan tindak lanjut bagi peserta didik yang membutuhkan pelayanan khusus remidial dan pengayaan.

Pada tahap evaluasi dan hasil yang dilakukan adalah untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pendampingan kurikulum 2013 bagi gur ini berhasil dilksanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tyler (Arikunto

dan Cepi, 2009: 5) bahwa evaluasi adalah merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuan dari program yang telah dilaksanakan sudah tercapai atau belum. Dari temuan evaluasi yang di peroleh dari ketiga sekolah tersebut ternyata ditemukan: (1) analasis SKL, KI-KD, Silabus dan pedoman mata pelajaran semua sudah sesuai dan pelaksanaannya baik, (2) analisis materi dalam buku teks pelajaran sudah sangat baik dilaksanakan, (3) analisis penerapan model pembelajaran: bahwa dua sekolah masih menggunakan model ceramah dan teacher’s centered, (4) analisis penilaian hasil belajar belum melaksanakan analisis soal (5) analisis RPP masih menggunakan format lama,(6) analisis pengolahan hasil belajar sudah dilaksanakan dengan baik.

Sedangkan hasil dari pelaksanaan pendampingan kurikulum 2013 secara menyeluruh bisa dikatakan bahwa ini semua guru sasaran mulai menggunakan format terbaru RPP, lebih mengetahui pembelajaran yang lebih baik. Dan bagi peserta didik suasana pemabelajaran semakin menarik dan terbuka karena guru lebih menjadi sebagai fasilitator dan dampak dari pendampingan ini mutu pembelajaran peserta didik semakin meningkat.

Berdasarkan penelitian ini, ditemukan beberapa kendala/masalah yang dihadapi oleh para pendidik pada pelaksanaan pendampingan kurikulum 2013 bagi guru antara lain menyangkut lebih kepada: (A) Manajemen Penyelenggaraan Pembelajaran, yaitu; (1) MGMPS (Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah) belum berkontribusi dengan baik dan merata pada rekan sejawat semapel. (2) belum semua guru secara merata selalu mengikuti program yang dilaksanakan pemerintah dan mendisiminasikan nya dengan baik; (3) belum adanya pelasanaan berkelanjutan pada setiap programyang dilaksanakan, termasuk pelaksanaan pendampingan kurikulum 2013 bagi guru. (B) Perhatian Pihak Sekolah, yaitu: (1) keterbatasan dana

(6)

yang tidak memungkinkan semua guru untuk ikut serta program penyelanggaraan pendampingan kurikulum 2013, (2) jam mengajar yang belum dapat disesuaikan dengan kegiatan program pendampingan; (3) penyediaan penunjang pembelajaaran yang belum terpenuhi, (4) Belum adanya guru pengganti apabila guru tersebut mengikuti program ini. (C) kesadaran guru dalam peningkatan kompetensi kerja, yaitu: (1) berbeturan dengan jam mengajar; (2) faktor Keluarga yang belum menunjang, (3) faktor keuangan; dan (4) belum ada kesadaran diri untuk meningkatakan kompetensi.

Terkait dengan kendala dari pelaksanaan pendampingan kurikulum 2013 tersebut di atas maka menurut peneliti menjadi hal yang wajar, karena itu didasarkan pada beberapa alasan. Namun demikian sisi lain dari kewajaran itu, pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan pendampingan kurikulum 2013 bagi guru ini memang seyogiannya guru adalah seorang ilmuwan ang tidak hanya belajar saat kuliah saja tetapi harus memilik jiwa belajar sepanjang hayat. Berikut ini solusi yang peneliti sarankan tekait masalah/kendala yang ditemukan. (A) Manajemen Penyelenggaraan Pembelajaran (1) Menggiatkan kelompok MGMPS (Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah) dengan kegiatan berkala untuk terus sharing dan berdiskusi terkait masalah yang ditemukan di semua tahap pembelajaran (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi), (2) Di harapkan semua guru dari semua mapel harus ikut program pendampingan ini dengan mendata guru-guru yang sudah pelatihan dan belum, (3) Setiap pelaksanaan yang dilaksanakan oleh pemerintah dinas pendidikan sebaiknya selalu ada rencana tindak lanjut dan desiminasi kepada guru yang lain (B) perhatian dari pihak sekolah, solusinya adalah (1) sebaiknya pihak sekolah bisa menggunakan win-win solution, (2) diberikan dispensasi dari pihak sekolah apabila ada guru yang mengikuti kegiatan, (3) sebaiknya sekolah menyediakan

alat-alat penunjang pembelajaran dengan menyediakan dana dari Anggaran belanja sekolah, (4) saling pengertian antar guru satu mata pelajaran dengan saling mengawasi siswa yang diberi tugas oleh guru yang sedang melaksanakan kegiatan. (C) kesadaran guru dalam peningkatan kompetensi kerja: (1) diharapkan jadwal yang ssuai sehingga tidak berbenturan dengan jam mengajar,(2) adanya pemberitahuan yang jelas kepada fihak keluarga dngan memberi pengertian bahwa guru sedang melaksanakan tugas negara, (3) meningkatkan finasial, (5) memberi motivasi akan keuntungan yang akan diperoleh apabila mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi.

Hendaknya kepala sekolah secara pribadi, mengajak guru untuk selalu mengikuti program yang diselenggaran pihak dinas pendididikan kota maupun pusat, pihak sekolah hendaknya turut mendanai setiap kegiatan yang ada, diharapkan setiap kegiaan selalu ada feedback (umpan balik) dan rencana tindak lanjut nya. Sekolah memiliki sikap terbuka, dukungan dan bekerja sama dalam setiap pelaksanaan program.

Apabila hal tersebut di atas dapat dilaksanakan secara berkelanjutan maka bukan hal yang mustahil kemampuan para pendidik dalam meningkatkan mutu pembelajaran khisinya dalam pembelajaran Bahasa Inggris dari waktu ke waktu semakin meningkat.

SIMPULAN

Pelaksanaan pendampingan kurikulum 2013 bagi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Inggris berdampak positif terhadap kinerja guru pada masing-masing sekolah dimana mereka bertugas. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada kegiatan pembelajaran di kelas. Penelitian ini telah menunjukan bahwa adanya perubahan perbaikan yang sidnifikan pada perilaku

(7)

kinerja para guru ke arah yang lebih baik. Guru memiliki rasa tanggung jawab yang besar dalam kegiatan pembelajaran. Guru harus memahami materi pembelajaran, metoda, strategi dan kondisi peserta didik dengan baik. Selain itu guru juga harus memiliki loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaan, hubungan yang baik dengan rekan sejawat, dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Secara keseluruhan guru sasaran sudah bisa mengimplemantisakan kurikulum 2013 dengan baik, meskipun beberapa bagian dari penyelenggaran pendampingan nya masih kurang tepat sasaran.

Kegiatan perencanaan pendampingan kurikulum 2013 dalam telaah RPP sudah diuraikan secara rinci dan dipahami dengan baik. Penulisan langkah-langkah pembelajaran, tujuan pembelajaran, model, media dan teknik penilaiannya sudah dilaksanakan dengan baik. Hal ini yang menyebabkan guru sasaran dapat mencapai sasaran pembelajaran dengan tepat.

Sementara dalam pelaksanaan pembelajaran tampak guru sudah mampu mengimplementasikan materi dengan baik, 1) guru menyampaikan jenis kegiatan dan jenis penilaian yang akan dilaksanakan; 2) siswa menyimpulkan pembelajaran sendiri; 3) guru sudah menggunakan metoda “teachers’ centered”; dan 4) guru menuliskan hasil kesimpulan dan refleksi dalam pembelajaran. Hal ini tentu sesuai dengan harapan kurikulum 2013.

Pada tahap evaluasi pelaksanaan pendampingan ini dapat disimpulkan bahwa guru sasaran sudah memanfaatkan buku sumber yang lain, model pembelajaran “teachers’ centered” sudah mendominasi pada setiap pembelajaran, dan analisis pembelajaran sepenuhnya dilaksanakan.

Pada tahap hasil pelaksanaan pendampingan ini dapat dikatakan bahwa guru sudah memahami pembuatan RPP dengan format terbaru, lebih mengetahui aspek-aspek pembelajaran yang lebih baik.

Dan bagi peserta didik suasana pembelajaran semakin menarik dan terbuka karena guru lebih menjadi sebagai fasilitator dan dampak dari pendampingan ini mutu pembelajaran peserta didik semakin meningkat.

Masalah yang dihadapi pada pelaksanaan pendampingan ini dapat dilihat dari tiga bagian yaitu manajemen penyelenggaraan pembelajaran, perhatian pihak sekolah dan kesadaran guru dalam meningkatkan kompetensi kerja.

Sedangkan solusi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah harus ada upaya yang saling mendukung dari semua pihak (Kepala Sekolah dan guru) untuk terus mengembangkan keilmuanya dalam bidang pendidikan, sehingga tujuan dari kegiatan pendampingan kurikulum 2013 ini berdampak besar pada peningkatan mutu pembelajara peserta didik. Maka berdasarkan uraian di atas, kegiatan ini, dapat disimpulkan pula bahwa kegiatan pendampingan terus dijadwalkan agar implementasi kurikulum 2013 berjalan sesuai harapan, kegiatan pendampingan sebaiknya tidak dilaksanakan kepada satu guru sasaran saja, karena kadang guru sasaran tidak mengimplementasikan kepada teman sejawat dengan baik, pelatihan penerapan kurikulum 2013 sangat diperlukan agar terjadi persamaan persepsi dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, kegiatan pelaksanaan pendampingan kurikulum 2013 sangat berdampak pada meningkatnya mutu pembelajaran peserta didik.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, penulis merekomendasikan berbagai pihak agar ikut terlibat secara berkesinambungan untuk memfasilitasi program pendampingan Kurikulum 2013 sebagai upaya pengembangan kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

Bagi kepala sekolah diharapkan untuk ikut terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan dan mampu memotivasi

(8)

guru mau berpartisipasi dalam program pengembangan yang diselenggarakan. Selain itu juga dukungan berupa moriil dan materil juga diharapkan dapat diberikan oleh kepala sekolah agar program pengembangan dapat terlaksana secara maksimal.

Bagi guru diharapkan untuk terus memiliki motivasi dalam pengembangan diri baik profesionalisme maupun kinerja melaui berbagai program yang telah diselengarakan oleh pihak sekolah maupun oleh pihak pemerintah. Selanjutnya juga dapat mengimplementasikan berbagai hal yang telah dipelajari untuk mendukung proses pembelajaran agar lebih baik dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

Bagi instruktur pendamping diharapkan bisa terus selalu membantu dan memberikan masukan terkait manajemen kegiatan pembelajaran dan juga bisa memberikan masukan kepada pihak stakeholders agar dapat menciptakan program yang dapat membantu guru lebih termotivasi untuk mengembangkan kompetensi sebagai pendidik.

Bagi Dianas Pendidikan Kota diharapkan untuk bisa lebih memperdalam temuan-temuan yang ada dalam penelitian ini serta mengkaji dan menelaah berbagai hal yang menjadi kekurangan dan kelebihan dalam penelitian.

Daftar Pustaka:

Alwasilah. (2008). Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safarudin. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Buku II Pedoman Pelaksanaan Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Buku Panduan Pelaksanaan Pendampingan Kurikulum 2013.

Hadis, Abdul. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Hamalik, Oemar. (2002). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Maleong, Lexy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, Enco. (2013). Pengembangan dan Impelementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum beserta Salinannya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Permberlakuan Kurikulum 2013.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar.

Bandung: PT. Rajagrafindo Persada. Syamsudduha, Rapi. (2012). Pengggunaan

Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Sekolah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Tesis. Tidak Diterbitkan. Syaodih, Nana dan Ibrahim. (2003).

Perencaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan kegiatan PPL di SMA Angkasa Adisutjipto memberikan banyak manfaat dan pengalaman bagi praktikan baik dalam hal yang menyangkut proses kegiatan belajar

Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat aspek matematis pada aktivitas budidaya jamur tiram, antara lain : pada proses pembibitan terdapat aktivitas counting

Dapat pula dikatakan bahwa risālah adalah ajaran- ajaran Allah SWT yang disampaikan melalui perantaraan seorang atau beberapa orang Rasul untuk mengatur kehidupan manusia

Grafik kenaikan pH per 10 -2 pada setiap variasi waktu dan jumlah elektroda Dari data tersebut terlihat adanya penurunan kadar Fe cuplikan sebesar 1,5666 mg/L

Khilaf sedikit saja kita akan jatuh pada kesalahan (dosa ). Hingga hari ini tidak ada asuransi yang dapat kita beli untuk menjamin agar kita akan hidup bersih

Sehingga penulis melakukan penelitian terhadap optimalisasi sistem penilaian kinerja pegawai negeri sipil di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Malang terkait dengan kebijakan

Dari keempat jenis pakan tersebut, tiga jenis pakan berasal dari tumbuhan spesifik (getah Acacia decurrens, nektar bunga Calliandra calothyrsus, dan bunga Melaleuca