• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 2.1 Kerangka Berpikir"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

METODOLOGI

A. Kerangka Berfikir Studi

Booth secara tidak langsung dapat mempengaruhi daya tarik pembeli untuk melakukan transaksi. Maka dari itu desain booth harus didesain tidak hanya memenuhi fungsi menampilkan produk tetapi memenuhi fungsi pemetaan, pengelompokan, penempatan, penyimpanan, fungsi keamanan fungsi informasi, fungsi kepraktisan fisik dan fungsi marketing. Keseluruh fungsi melebur menjadi satu melahirkan booth yang ideal. Dalam Pemetaan proses perancangan Booth Knock Down Makaroni Ngehe ialah membahas potong-potongan booth dan bentuk booth yang konvensional membuat kesan kaku dan monoton. Hal itu membuat pemikiran bagaimana membuat booth dengan sistem knock down namun tetap terlihat unik, kreatif dan juga merepresentasikan dari brandnya. Desain booth knock down seharusnya memiliki sistem pelipatan atau potong-potongan yang praktis untuk memudahkan proses packing dan unpacking agar tidak terjadi hal yang merepotkan di kemudian hari, maka dari itu perancangan dengan mempelajari dimensi bentuk, ruang interior, dan berbagai terapan ilmu mengenai desain disadur untuk proses perancangan ini dalam rangka menjawab tujuan permasalahan perancangan.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

MAKARONI NGEHE

RUMUSAN MASALAH

LATAR BELAKANG TUJUAN

DATA ANALISIS KONSEP DESAIN AWAL / SKETSA WAWANCARA OBSERVASI DAFTAR PUSTAKA PROSES KOMPUTER 3D ALTERNATIF DESAIN DESAIN FINAL

(2)

6 1. Tataran Lingkungan

Booth ini nantinya akan diperuntukan untuk ekspansi bisnis Makaroni Ngehe yang ditempatkan seperti pada kegiatan pameran, bazar ataupun franchise. Agar mempermudah menjangkau para konsumen Makaroni Ngehe. Dengan mudahnya terjangkau produk Makaroni Ngehe diharapkan akan semakin meningkatnya penjualaan.

2. Tataran Sistem

Booth knock down ini dibuat dari bentuk-bentuk dasar seperti kotak, persegi panjang dan bentuk yang terinspirasi dari makaroni . Pewarnaaan booth menggunakan warna yang eye catching dan menggabungkan ide dari makaroni, kanopi, kanopi¸dan klasik agar pembeli penasaran juga tidak gampang bosan. Diharapkan pesan akan tersampaikan melalui booth ini kepada para pembeli. 3. Tataran Produk

Kaidah penggunaaan bentuk booth lebih mengarah kepada kepraktisan pengusaha dalam berniaga namun tetap dirancang dengan sentuhan seni yaitu penggunaan bentuk yang terinspirasi dari makaroni.

4. Tataran Elemen

Booth knock down menggabungkan ide simple, klasik, makaroni dan kanopi di dalamnya. Dengan memberikan warna merah yang bersifat eye catching. Penggunaan material yang digunakan pun harus berkualitas baik karena penggunakan tidak hanya sehari atau dua hari tapi untuk dalam jangka waktu lama.

B. Proses Perancangan 1. Strategi Desain

Dalam merancang booth knock down Makaroni Ngehe, terdapat proses perancangan telah dilakukan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Didalam perencanaan ada proses pemilihan jenis sarana yang akan dipakai, terlebih dahulu perlu diketahui jenis-jenis sarana jual yang ada. Sarana jual itu dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain:

(3)

7 1) Rombong

Sebuah sarana berjualan yang sudah sering dipakai oleh masyarakat Indonesia, yang diwilayah Jawa Tengah rombong ini disebut gerobak. Rombong atau gerobak sendiri memiliki banyak sekali jenisnya tergantung dari apa yang dijual oleh pedagang tersebut. Pada umumnya orang yang menggunakan rombong memiliki tingkat ekonomi yang rendah.

Rombong biasanya dilengkapi dengan roda yang memungkinkan sarana ini berpindah tempat dari lokasi yang jauh. Juga dimensinya yang kecil sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas. Rombong ada yang didesain untuk berkeliling, biasanya dipadukan dengan becak sehingga nyaman untuk dibawa berkeliling. Serta ada juga yang menetap, tetapi tetap menggunakan roda kecil untuk memindahkan posisinya dari lokasi awal ke lokasi berjualan.

Rombong biasanya dilengkapi dengan tenda kecil (atap) agar penjual tidak terkena hujan maupun panas. Karena beberapa keunggulan tersebut, rombong banyak dipakai oleh pedagang kaki lima untuk memulai usahanya. Dan kini banyak usaha franchise makanan yang menggunakan rombong sebagai sarana jual, karena fungsi rombong selain sebagai sarana jual sekaligus sebagai media promosi yang efektif. Biaya produksinya relatif murah dibanding sarana jual yang lain. Kisaran harga rombong sekitar Rp 2-7 Juta.

Gambar 2.2 Bentuk Rombong Sumber: www.mr-rombong.blogspot.com

(4)

8 2) Kios

Berbentuk sebuah mini counter yang bisa berkonsep outdoor atau indoor. Ukurannya biasanya tidak lebih dari 2 m² dan dibuat tanpa roda. Biasanya menetap di suatu tempat. Biaya produksinya antara Rp 3-7 Juta.

Gambar 2.3 Bentuk Kios Sumber: http://fcfibreglass.com 3) Booth

Panggung mini yang didalamnya biasanya memiliki aksesoris dan lebih sering digunakan sebagai ajang promosi sebuah produk, jasa, maupun branding pada event pameran maupun pada swalayan. Berbentuk mirip kios, tapi dengan dimensi yang lebih besar, sekitar 3-4 m², biasanya berbentuk kubus, serta memiliki roda kecil. Memiliki bentuk yang lebih kompak dibandingkan kios, biasanya berbentuk tertutup dengan diliputi oleh atap dan lantai. Biaya pembuatan sebuah booth bisa berkisar antara Rp 10-15 juta.

Saat ini booth sudah tidak digunakan untuk event pameran atau di dalam swalayan saja. Melainkan sudah banyak orang yang membuka usaha dagangannya di pinggir jalan atau depan toko menggunakan booth. Tentunya booth untuk usaha lapak di pinggir jalan disesuaikan dan dibuat cukup ringkas. Kelebihan lainnya adalah tampilan booth yang lebih modern dibandingkan gerobak biasa, serta bisa dimodifikasi.

Booth sebagai media marketing menurut American Bussiness Press Research menduduki urutan ke-2 sebagai “most useful” marketing media.

(5)

9  76,4% : Specialized Bussiness Publication

 67,6% : Booth / Exhibition / Pameran  67,1% : Sales Person

 61,4% : Convention, Seminar  56,4% : Direct Mail

 46,8% : Bussiness Directory

 35,7% : General Business Publication

Gambar 2.4 Bentuk Booth

Sumber: http://www.indonetwork.co.id/mr_rombong

Dari semua sarana jual tersebut, menurut keberadaannya, sarana yang cocok untuk berjualanan. Namun jika sesuai dengan fungsi, desain modifikasi, sarana jual yang efektif dan sesuai yang dibutuhkan oleh Makaroni Ngehe adalah Booth.

b. Analisis

Dalam analisis menggunakan metode deduktif, yaitu data-data yang diperoleh dari hasil observasi maupun wawancara dikumpulkan dan diamati untuk kemudian ditarik kesimpulan yang selanjutnya diterapkan kedalam perancangan booth. Data-data yang digunakan dalam analisis adalah:

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh dari konsumen sebagai sumber informasi melalui wawancara langsung, dalam hal ini melalui diskusi dua arah.

 Wawancara:

Sasaran wawancara:

(6)

10 o Pihak penjaga booth penjual makanan

o Pihak stakeholder yang memanfaatkan sistem knock down pada booth

o Pihak terkait yang dapat dipercaya sebagai sumber data.

 Observasi

Dilakukan langsung pada 7 outlet Makaroni Ngehe yaitu: o Alpha : Binus Anggrek

o Bravo : Binus Syahdan o Charlie : Rawa Belong o Delta : Gandaria

o Echo : Mercu Buana

o Foxtrot : Pondok Indah o Grande : Meruya Illir

2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil analisis terhadap data-data yang mendukung. Data-data tersebut termasuk data dari jurnal, internet, buku, hasil penelitian seorang ahli, dan laporan-laporan.

Selain terdapat data-data analisis juga meliputi analisis aktifitas, analisis ergonomi antropometri, analisa material analisa bentuk dan trend.

 Analisis aktifitas diperlukan sebagai bentuk pencarian inovasi sarana, kebutuhan, volume, dan pola aktifitas yang ditawarkan. Analisis aktifitas dilakukan dengan mengeksplor aktifitas-aktifitas bermasalah, kemudian ditawarkan rekomendasi aktifitas berupa pengembangan aktifitas ataupun aktifitas baru yang disesuaikan dengan kebutuhan dan solusi inovasi yang memberi nilai tambah dan kegunaanya.

(7)

11 Gambar 2.5 Analisis Aktifitas

(8)

12  Analisis Ergonomi Antropometri

Gambar 2.6 Ergonomi Antropometri Meja

(9)

13  Analisis Material

Gambar 2.8 Analisis Material

 Analisis bentuk dan trend sejenis, analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi tren yang berkembang pada beberapa bidang desain. Ruang lingkup tren yang diidentifikasi hanya di Indonesia. Hasil dari analisa ini adalah konsep umum tren yang sedang berkembang saat ini, untuk kemudian konsep tren tersebut akan diaplikasikan terhadap konsep desain booth knock down Makaroni Ngehe

Gambar 2.9 Analisis Booth Sejenis

(10)

14 c. Perancangan

Konsep utama yang diterapkan dalam perancangan ini adalah:

Simple : Bentuk booth yang ringkas dengan konfigurasi yang tepat dapat memudahkan pembawaan booth dari proses awal penjualan sampai proses akhir penjualan

 Klasik : Pada konsep klasik, pastinya unsur-unsur tradisional dan beberapa sentuhan elegan berkelas selalu menjadi kekuatan utamanya  Makaroni: Bentuk dasar booth dan garis-garis komponen bentuk

makaroni memiliki keserasian yang dapat terkomunikasikan dengan baik sehingga menciptakan sebuah pencitraan baru yang lebih baik

Kanopi : Gagasan ide yang wajib ada, karena merupakan core dari perusahaan, yang menjadi tantangan adalah kanopi yang sesuai spesifikasi sulit didapat karena tidak dijual dipasaran maka akan diganti dengan bahan yang lebih kaku seperti triplek dengan finishing HPL.

2. Rincian Proses Perancangan

Dari bagan di atas sudah dipaparkan bagaimana proses yang dilakukan mulai dari perencanaan bentuk booth, pencarian referensi, analisis aktifitas, analisis ergonomi antropometri, analisis material hingga konsep sudah selesai dan mendapatkan satu benang merah untuk perancangan sarana penjualanan ini, Rincian proses perancangannya yaitu:

a. Sketsa, langkah awal dalam perancangan dengan sketsa kita bisa menentukan bagaimana nantinya bentuk booth ini.

(11)

15 Gambar 2.10 Sketsa

b. Komputerisasi 3D, bentuk-bentuk booth knock down sudah tergambar langkah selanjutnya adalah menggambaran melalui komputer dengan teknik 3D.

Gambar 2.11 Desain 3D

Gambar diatas adalah desain dari alternatif desain yang telah dibuat. Gambar yang terpilih adalah desain nomor 1

(12)

16 c. Pembuatan dan perakitan booth.

Gambar 2.12 Perakitan Booth

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Gambar 2.2  Bentuk Rombong  Sumber: www.mr-rombong.blogspot.com
Gambar 2.3 Bentuk Kios   Sumber: http://fcfibreglass.com  3)  Booth
Gambar 2.4 Bentuk Booth
+5

Referensi

Dokumen terkait

Efek ekstrak air daun sirsak dalam mencegah NAFLD masih belum banyak diteliti sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektor dariekstrak airdaun

Dari fenomena tersebut menunjukan bahwa selama tahun 2009, penjualan untuk sepeda motor Yamaha “SCORPIO” di Surabaya, tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan,

Dari penelitian di atas memberikan gambaran bahwa pola kumunikasi orang tua kepada anak adalah hal yang sangat krusial. Komunikasi bukan hanya apa yang disampaikan

a) Rata-rata tekanan yang diproksikan dengan financial target dalam hal ini ROA pada perusahaan indeks SRI-KEHATI selama tahun 2012-2017 adalah sebesar 0,1272594,

Diagram venn adalah diagram yang menunjukkan gambaran suatu himpunan atau gambaran himpunan dalam hubungannya dengan himpunan yang lain... Contoh

Dalam penelitian ini, yang dimaksud Biology Smart Comics adalah komik yang digunakan sebagai media pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan yang dikemas semenarik mungkin

Na njoj možemo vidjeti plave plohe koje su opet prikaz energije koja se transformira i putuje kroz materijalni svijet koji prikazuje ovaj crni linijski obrađeni geometrijski lik

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lamajan terletak di Pangalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat, dibangun pada masa Penjajahan Belanda yaitu pada tahun 1924, dan