• Tidak ada hasil yang ditemukan

1412409315-7293T-TP1S2-R1-TINA TRI WULANSARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1412409315-7293T-TP1S2-R1-TINA TRI WULANSARI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERSONAL ASSIGNMENT 1 Session 2

(7293T-TP1S2-R1)

Due Date : 20 September 2015, 23:59:00

MATA KULIAH

ETHICAL ISSUES IN ELECTRONIC INFORMATION SYSTEMS

DOSEN

Prof. Dr. John Effendi Batubara

Yaya Suryana, Ir., M.Sc., Dr.

OLEH:

TINA TRI WULANSARI

1412409315

Program Pascasarjana Ilmu Komputer

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JENJANG S2

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

JAKARTA

2015

(2)

Personal Assignment 1 Session 2

1. Apakah komponen utama dari etika informasi?

2. Berikan penjelasan tentang asal mula munculnya terminologi etika informasi.

3. Apakah etika informasi memerlukan prinsip-prinsip moral baru (teori atau sistem) untuk memahami masalah-masalah etika informasi.

Pembahasan! 1. Apakah komponen utama dari etika informasi?

Sebelum menjawab mengenai komponen etika informasi terlabih dulu kami berikan penjelasan terkait pengertian etika.

Pengertian etika itu sendiri, berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.

Masalah etika mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian sistem informasi. Masalah ini diidentifikasi oleh Richard Mason pada tahun 1986 (Zwass, 1998) yang mencakup privasi, akurasi, property, dan akses.

(3)

Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati email yang dimiliki bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan dengan email pribadi daripada email para pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya.

2. Akurasi

Akurasi terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan, dam bahkan membahayakan. Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.

3. Properti

Perlindungan terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan sebutan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret).

a. Hak Cipta

Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang melarang penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto, film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor. Hak seperti ini mudah didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masih hidup penciptanya ditambah 70 tahun.

(4)

b. Paten

Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapat karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun.

c. Rahasia Perdagangan

Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual.

4. Akses

Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan. Teknologi informasi malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk semua pihak.

2. Berikan penjelasan tentang asal mula munculnya terminologi etika informasi.

Asal mula munculnya terminologi etika informasi adalah adanya perkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan banyak keuntungan salah satu manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat , tepat dan berkualitas. Namun, disisi lain, perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer menimbulkan masalah baru. Bahwa banyak sekarang penggunaan komputer sudah di luar etika penggunaannya, misalnya: dengan pemanfaatan teknologi komputer, dengan mudah seseorang dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah. Adapula yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan kr iminal. Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor

(5)

yang sangat penting kaitannya dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer, mengingat salah satu penyebab pentingnya etika adalah karena etika melingkupi wilayah–wilayah yang belum tercakup dalam wilayah hukum. Faktor etika disini menyangkut identifikasi dan penghindaran terhadap unethical behavior dalam penggunaan sistem informasi berbasis komputer

Sebagai tambahan, kenapa etika informasi menjadi hal penting yang perlu mendapat perhatian serius dalam penanganannya, karena ternyata cukup banyak masalah yang ditimbulkan akibat etika pengguna informasi yang bisa merugikan pengguna informasi lainnya. Salah satu contoh adalah masalah keamanan informasi. Keamanan informasi dalam sistem informasi menjadi salah satu bagian yang sering dikaitkan etika informasi. Informasi yang sangat rawan untuk menerima etika yang tidak baik dari pengguna informasi adalah informasi dalam sistem informasi.

Berikut adalah contoh ancaman terhadap informasi dalam sistem informasi: secara garis besar, ancaman terhadap sistem informasi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu ancaman aktif dan ancaman pasif. Ancaman aktif mencakup kecurangan dan kejahatan terhadap komputer, sedangkan ancaman pasif mencakup kegagalan sistem, kesalahan manusia dan bencana alam. Kegagalan sistem menyatakan kegagalan dalam peralatan-peralatan komponen (misalnya hard disk).

Tabel 1. Ancaman terhadap sistem informasi

MACAM ANCAMAN CONTOH

Bencana alam dan politik - Gempa bumi, banjir, kebakaran, perang. Kesalahan manusia - Kesalahan memasukkan data

- Kesalahan penghapusan data

- Kesalaha operator (salah memberi label pada pita magnetic).

(6)

Kegagalan perangkat lunak dan perangkat keras

- Gangguan listrik - Kegagalan peralatan

- Kegagalan fungi perangkat lunak Kecurangan dan

kejahatan komputer

- Penyelewengan aktivitas - Penyalahgunaan kartu kredit - Sabotase

- Pengaksesan oleh orang yang tidak berhak. Program yang jahat/usil - Virus, cacing, bom waktu, dll

Bencana alam merupakan faktor yang tak terduga yang bisa mengancam sistem informasi. Banjir, badai, gempa bumi, dan kebakaran dapat meghancurkan sumber daya pendukung sistem informasi dalam waktu singkat.

Kesalahan pengoperasian sistem oleh manusia juga dapat mengancam integritas sistem dan data. Pemasukkan data yang salah dapat mengacaukan sistem.

Gangguan listrik, kegagalan peralatan dan kegagalan fungsi perangkat lunak dapat menyebabkan data tidak konsisten, transaksi tidak lengkap atau bahkan data rusak, Selain itu, variasi tegangan listrik yang terlalu tajam dapat membuat peralatan terbakar. Ancaman lain berupa kecurangan dan kejahatan komputer. Ancaman ini mendasarkan pada komputer sebagai alat untuk melakukan tindakan yang tidak benar. Penggunaan sistem berbasis komputer terkadang menjadi rawan terhadap kecurangan (fraud) dan pencurian.

Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap sistem berbasis komputer ada 6 macam :

1. Pemanipulasian masukan

Pemanipulasian masukan merupakan metode yang paling banyak digunakan, mengingat hal ini bisa dilakukan tanpa memerlukan ketrampilan teknis yang tinggi. Contoh seorang teller bank ditemukan mengambil uang dari rekening-rekening bank melalui sistem komputer.

(7)

2. Penggantian program

Pemanipulasian melalui program biasa dilakukan oleh para spesialis teknologi informasi.

3. Penggantian berkas secara langsung

Pengubahan berkas secara langsung umum dilakukan oleh orang yang punya banyak akses secara langsung terhadap basis data.

4. Pencurian data

Dengan kecanggihan menebak password atau menjebol password para pencuri berhasil mengakses data yang seharusnya tidak menjadi hak mereka.

5. Sabotase

Sabotase dapat dilakukan dengan berbagai cara. Istilah umum digunakan untuk menyatakan tindakan masuk ke dalam suatu sistem komputer tanpa otorisasi, yaitu hacking.

Berbagai teknik yang digunakan untuk melakukan hacking : Denial of Service

Teknik ini dilaksanakan dengan cara membuat permintaan yang sangat banyak terhadap suatu situs sehingga sistem menjadi macet dan kemudian dengan mencari kelemahan pada sistem si pelaku melakukan serangan pada sistem.  Sniffer

Teknik ini diimplementasikan dengan membuat program yang dapat melacak paket data seseorang ketika paket tersebut melintasi Internet, menangkap password atau menangkap isinya.

Spoofing

Melakukan pemalsuan alamat email atau web dengan tujuan untuk menjebak pemakai agar memasukkan informasi yang penting seperti password atau nomor kartu kredit.

Berbagai kode jahat atau usil juga menjadi ancaman bagi sistem komputer, kode yang dimaksud adalah :

Virus

Virus berupa penggalan kode yang dapat menggandakan dirinya sendiri dengan cara menyalin kode dan menempelkan ke berkas program yang dapat dieksekusi

(8)

(misalnya berkas .exe pada DOS). Selanjutnya, salinan virus ini akan menjadi aktif manakala program yang terinfeksi dijalankan. Beberapa virus hanya “sekedar muncul”. Namun sejumlah virus yang lain benar-benar sangat jahat karena akan menghapus berkas-berkas dengan extension tertentu dan bahkan dapat memformat hard disk. Contoh virus jahat adalah CIH atau virus Chernobyl, yang melakukan penularan melalui email.

Cacing (Worm)

Cacing adalah program komputer yang dapat menggandakan dirinya sendiri dan menulari komputer-komputer dalam jaringan.

Bom Logika atau Bom Waktu (Logic bomb or time bomb)

Program yang beraksi karena dipicu oleh sesuatu kejadian atau setelah selang waktu berlalu. Sebagai contoh, program dapat diatur agar menghapus hard disk atau menyebabkan lalu lintas jaringan macet.

Kuda Trojan (Trojan Horse)

Program yang dirancang agar dapat digunakan untuk menyusup ke dalam sistem. Sebagai contoh kuda Trojan dapat menciptakan pemakai dengan wewenang supervisor atau superuser. Pemakai inilah yang nantinya dipakai untuk menyusup ke sistem.

6. Penyalahgunaan dan pencurian sumber daya komputasi

Merupakan bentuk pemanfaatan secara illegal terhadap sumber daya komputasi oleh pegawai dalam rangka menjalankan bisnisnya sendiri.

Trapdoor adalah kemungkinan tindakan yang tak terantisipasi yang tertinggal dalam

program karena ketidaksengajaan. Disebabkan sebuah program tak terjamin bebas dari kesalahan, kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat membuat pemakai yang tak berwenang dapat mengakses sistem dan melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak boleh dan tidak bisa dilakukan.

3. Apakah etika informasi memerlukan prinsip-prinsip moral baru (teori atau sistem) untuk memahami masalah-masalah etika informasi.

Menurut saya etika sangat erat hubungannya dengan budaya/ culture, namun permasalahan etika dalam informasi adalah etika universal dimana etika informasi berlaku secara universal seluruh dunia karena prinsip dari penyebaran informasi dan

(9)

komunikasi dalam sistem informasi serta kejahatan yang dapat timbul dari transaksi informasi merupakan hal yang sama diseluruh dunia.

Tetapi kemudian untuk memahami masalah-masalah etika informasi, tentu diperlukan ilmu baru jika penggunaan informasi ini melibatkan teknologi baru, etika informasi akan terkait dengan sarana yang digunakan. Dan yang diperlukan adalah sistem yang mengatur bagaimana etika informasi ini bisa terjaga dengan baik dan masyarakat informasi bisa mendapat kenyamanan dan jaminan atas tindak unethical behaviors. Sistem untuk menjamin dan menyeragamkan etika informasi ini bisa akan berbeda-beda pada masing-masing negara. Salah satu sistem untuk mengatur ini adalah adanya produk hukum bagi pelanggar etika. Di Indonesia sendiri etika informasi ini melandasi munculnya pemikiran tentang Cyberlaw.

Berikut adalah beberapa pokok pemikiran tentang cyberlow,

Cyberlaw adalah hukum yang digunakan untuk dunia Cyber (dunia maya, yang umumnya diasosiasikan dengan internet. Cyberlaw dibutuhkan karena dasar atau pondasi dari hukum di banyak Negara adalah "ruang dan waktu". Sementara itu, internet dan jaringan komputer telah mendobrak batas ruang dan waktu.

Berikut ini adalah contoh permasalahan yang berhubungan dengan hilangnya ruang dan waktu:

Seorang penjahat komputer yang berkebangsaan Indonesia berada di Australia mengobrak-abrik server di Amerika, yang ditempati atau hosting sebuah perusahaan Inggris.

(10)

Di Indonesia telah keluar Rancangan Undang-Undang (RUU) yang salah satunya diberi Nama "RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi". Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi. Sebelumnya RUU ini diberi nama "RUU Teknologi Informasi", namun judul ini ditolak karena RUU yang diinginkan penertiban terhadap penggunaannya atau pemanfaatannya bukan terhadap teknologinya. RUU ini dikenal dengan istilah "Cyberlaw". RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU PTI) ini dipelopori oleh Fakultas Hukum Universitas Padjajaran dan Tim Asistensi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan jalur Departemen Perhubungan (melalui Diden Postel). RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi ini telah disosialisasikan melalui presentasi dan seminar-seminar di berbagai daerah dengan berbagai peserta, mulai dari mahasiswa, dosen, akademik, pelaku bisnis, birokrat dan pihak pemerintah.

Latar Belakang MuncuInya RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi

Munculnya RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi bermula dari mulai merasuknya pemanfaatan teknologi informasi dalam kehidupan kita saat-saat ini. Jika kita lihat, kita mulai terbiasa menggunakan ATM untuk mengambil uang, menggunakan handphone untuk berkomunikasi dan bertransaksi melalui mobile banking, menggunakan internet untuk melakukan transaksi (internet banking atau membeli barang), berkirim e-mail atau untuk sekedar menjelajah internet, dan masih banyak yang lainnya. Semua kegiatan ini adalah beberapa contoh dari pemanfaatan Teknologi Informasi.

Selain memberikan kemudahan bagi para user, pemanfaatan Teknologi Informasi ini juga mempunyai dampak negative yang luar biasa, seperti:

• Penyadapan e-mail, PIN (untuk internet banking) • Pelanggaran terhadap hak-hak privasi

(11)

• Penggunaan kartu kredit milik orang lain.

• Munculnya pembajakan lagu dalam format MP3 • Pornografi

(12)

Referensi:

http://www.umsl.edu/~joshik/msis480/chapt17.htm

Iwangsa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31985/2.++Etika+%26+Keamanan+dala m+Sistem+Informasi+(Mg+II+%26+III).doc etika informasi adalah

LECTURE NOTES. Suryana Yaya. Pengantar Mata Kuliah. Ethical Issues in Electronic Information System

Gambar

Tabel 1. Ancaman terhadap sistem informasi

Referensi

Dokumen terkait