• Tidak ada hasil yang ditemukan

1412409315-7293T-TP2S3-R1- TINA TRI WULANSARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1412409315-7293T-TP2S3-R1- TINA TRI WULANSARI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERSONAL ASSIGNMENT 2 Session 3

(7293T-TP2S3-R1)

Due Date : 04 Oktober 2015, 23:59:00

MATA KULIAH

ETHICAL ISSUES IN ELECTRONIC INFORMATION SYSTEMS

DOSEN

Prof. Dr. John Effendi Batubara

Yaya Suryana, Ir., M.Sc., Dr.

OLEH:

TINA TRI WULANSARI

1412409315

Program Pascasarjana Ilmu Komputer

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JENJANG S2

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

JAKARTA

2015

(2)

Personal Assignment 2

Session 3

1. Berikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan Value Sensitive Design (VSD). Berikan contoh suatu produk yang anda ketahui yang telah memasukan nilai-nilai VSD ke dalam produknya.

2. Baru-baru ini Mark Zuckenberg pendiri facebook menelepon presiden Obama memprotes tindakan penyadapan elektronik yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat. Bagi user kita tidak tahu apa yang terjadi di dalam software facebook, kita hanya menggunakannya, algoritma di dalam nya tersembunyi terhadap user. Hal ini berhubungan dengan apa yang dimaksud dengan istilah "morally opaque". Beri tanggapan tentang kasus "morally opaque" ini, apakah sebaiknya pembuat software mendeklarasikan bahwa software nya sudah memenuhi kode etik sistem informasi? atau karena kita sudah menerima "term of agreement" kita harus tunduk walaupun mungkin hak privacy kita dilanggar.

Pembahasan!

1. Value Sensitive Design (VSD) adalah suatu pendekatan pada perancangan teknologi

yang memperhatikan nilai-nilai manusia secara komprehensif dan prinsipil selama proses perancangan.

Secara lengkap SVD menurut berbagai sumber adalah sebagai berikut:

 VSD merupakan salah satu pendekatan nilai-nilai yang terdapat dalam etika komputer merupakan pendekatan nilai sistem komputer dan perangkat lunak yang menimbulkan penilaian moral. VSD menjadi salah satu pendekatan yang cukup sulit untuk desain sistem komputer.

 "Value-Sensitive Design is primarily concerned with values that center on human well being, human dignity, justice, welfare, and human rights. Value-Sensitive Design connects the people who design systems and interfaces with the people who think about and understand the values of the stakeholders who are affected by the systems. Ultimately, Value-Sensitive Design requires that we broaden the goals and criteria for judging the quality of technological systems to include those that advance human flourishing."

(3)

 Value Sensitive Design (VSD) adalah yang paling rumit dan berpengaruh dari pendekatan ini. VSD telah dikembangkan oleh ilmuwan komputer Batya Friedman dan rekan rekannya (Friedman, Kahn dan Borning2006, Friedman dan Kahn 2003) dan merupakan pendekatan untuk desain sistem komputer dan perangkat lunak yang bertujuan untuk memperhitungkan dan memasukkan nilai-nilai manusia secara komprehensif dalam seluruh proses desain. Salah satu landasan teoritis dari value sensitive design adalah pendekatan nilai-nilai yang tertanam, meskipun ditekankan bahwa nilai-nilai yang tertanam adalah hasil dari desain dan konteks sosial dari teknologi yang digunakan, dan biasanya muncul dalam interaksi antara keduanya. Pendekatan VSD mengajukan penelaahan terhadap nilai-nilai desain, konteks penggunaan dan pemangku kepentingan dengan tujuan untuk merancang sistem yang menggabungkan keseimbangan nilai dari berbagai pemangku kepentingan. VSD didasarkan berbagai bidang, termasuk komputer etika, sosial Informatika (studi informasi dan komunikasi alat-alat dalam konteks budaya dan kelembagaan), computer supported cooperative work (studi tentang bagaimana kerja kelompok dapat didukung teknologi komputer) dan partisipatif desain (pendekatan desain yang mencoba untuk secara aktif melibatkan pengguna dalam proses desain untuk membantu memastikan bahwa produk memenuhi kebutuhan pengguna dan dapat digunakan). Fokus dari VSD adalah 'nilai manusia dengan masukan etis', seperti privasi, kebebasan dari bias, otonomi, kepercayaan, akuntabilitas, identitas, universal kegunaan, kepemilikan.

VSD menempatkan banyak penekanan pada nilai-nilai dan kebutuhan pemangku kepentingan. Para pemangku kepentingan adalah orang-orang, kelompok atau organisasi yang kepentingannya dapat dipengaruhi oleh penggunaan suatu produk. Perbedaan antara pemangku kepentingan langsung dan tidak langsung. Para pemangku kepentingan langsung adalah pihak yang berinteraksi langsung dengan sistem komputer atau keluarannya. Pemangku kepentingan tidak langsung termasuk semua pihak yang terpengaruh oleh sistem. Pendekatan VSD mengusulkan nilai-nilai dan kepentingan stakeholder secara hati-hati dan seimbang antara satu sama lain

(4)

dalam proses desain. Pada saat yang sama, perlu dipertahankan bahwa nilai-nilai moral manusia berdiri secara independen dari orang tertentu atau kelompok (Friedman dan Kahn2003, p. 1186). Sikap ini mungkin menimbulkan dilema pada pendekatan VSD: bagaimana jika nilai stakeholder bertentangan dengan nilai-nilai moral yang seharusnya universal. VSD sering berfokus pada sistem teknologi yang dirancang dan mengevaluasi bagaimana nilai manusia dapat dipertanggungjawabkan dalam desain. Namun, desainer juga mungkin fokus pada nilai tertentu dan mengeksplorasi implikasi desain dari berbagai sistem, atau pada konteks penggunaan tertentu, dan meneliti nilai-nilai dan teknologi yang mungkin memainkan peran di dalamnya. VSD kemudian menggunakan metodologi tripartit yang melibatkan tiga jenis penelaahan: konseptual, empiris dan teknis. Penelaahan ini dilakukan secara congruent dan terintegrasi satu sama lain dalam konteks studi kasus tertentu Bagaimana produk sifat teknologi dalam mendukung atau menghambat nilai-nilai kemanusiaan dan bagaimana sistem komputer dan perangkat lunak dapat dirancang secara proaktif untuk mendukung nilai-nilai tertentu yang telah ditemukan kepentinganya dalam penelaahan konseptual Friedman, Kahn dan Borning (2003) mengusulkan serangkaian langkah-langkah yang dapat diambil dalam studi kasus VSD. Identifikasi topik Investigasi (sistem teknologi, nilai atau konteks penggunaan), identifikasi pemangku kepentingan langsung dan tidak langsung, identifikasi keuntungan dan kerugian untuk masing-masing kelompok, pemetaan manfaat dan nilai-nilai yang sesuai, konduksi penyelidikan konseptual nilai-nilai kunci, identifikasi potensi konflik nilai dan usulan solusinya.

Contoh produk yang menerapkan SDV adalah Situs Jejaring Sosial Facebook.

Facebook merupakan salah satu aplikasi teknologi yang sangat erat dengan nilai-nilai manusia karena di tempat inilah para pengguna bertemu dan bersosialisasi, dengan membawa nilai-nilai mereka masing-masing. Facebook memberikan fasilitas untuk saling melakukan kontrol sosial dengan memberikan tools bagi pengguna untuk melaporkan hal-hal yang dinilai tidak sesuai dengan norma oleh pengguna lain.

(5)

2. Apa yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat dan diprotes oleh Mark

Zuckenberg adalah merupakan bagian dari praktek moral abu-abu yaitu perilaku

moral yang samar-samar antara benar atau salah. Karena kompleksnya teknologi komputer dan penggunaannya, seringkali tidak mudah difahami apakah perlakuan terhadap sistem komputer melanggar etika atau tidak.

Dari sudut pandang negara mungkin merupakan hak dan wewenang untuk dapat mengakses setiap transaksi elektronik warga negaranya meskipun dari sisi lain itu akan melanggar privacy warga negara. Begitu juga dengan semua transaksi elektronik oleh warga negara akan terlanggar privacy-nya.

Terkait dengan “morally opaque” memang perlu sebuah model pengendalian

sehingga bentuk-bentuk penyimpangan dapat dikurangi. Model pengendalian ini bisa dilakukan pada 2 lapisan. Lapisan pertama adalah Lapisan Pengguna dan lapisan kedua adalah pada Teknologi nya.

Pada Lapisan Pengguna diperlukan kepercayaan moral, keterikatan, dan komitmen

dan keterlibatan pada suatu produk software sehingga akan mamapu mengurangi prilaku morally opaque.

Pada Lapisan Teknologi diperlukan model pengandalian berupa Teknologi Persuasif

dan Teknologi Koersif.

Contoh pengendalian dengan Teknologi Persuasif ini bisa berupa pembuat software

mendeklarasikan bahwa software nya sudah memenuhi kode etik sistem informasi, mencantumkan informasi terkait dampak negatif penyimpangan moral dalam menggunakan software, melengkapi software dengan pilihan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, dll.

Contoh pengendalian dengan Teknologi Koersif ini adalah dengan melakukan

setting bahwa pengguna harus menyetujui "term of agreement" baru dapat menggunakan software yang diperlukan. Tetapi tentu saja "term of agreement" ini harus benar-benar mampu menjamin kenyamanan pengguna agar tidak terkena dampak kejahatan “moral opaque”. Meskipun ini tidak bisa mendapat jaminan sepenuhnya setidaknya harus ada Disclosive computer ethics yang ditujukan terutama pada praktek dan perilaku moral yang tersamar dalam teknologi informasi dan komputer. Tujuannya untuk 'membuka' artinya mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi secara moral dan etik praktek dan perilaku tersebut.

Dan tentunya pengguna informatika harus mendapat edukasi yang baik terkait perilaku apa saja yang dipandang melanggar Computer Ethics atau Information

(6)

Ethics, berikut ini adalah rumusan dari 'Ten Commandments of Computer Ethics' yang menginformasikan jenis-jenis pelanggaran etik:

1. Jangan menggunakan komputer yang/untuk membayakan orang lain. 2. Jangan saling mengganggu dengan pekerjaan komputer orang lain. 3. Jangan mengintip files komputer orang lain.

4. Jangan menggunakan komputer untuk mencuri. 5. Jangan memberikan kesaksian dusta atau salah.

6. Jangan menyalin atau meng-kopi hakmilik software yang tidak Anda beli. 7. Jangan menggunakan sumber komputer orang lain tanpa hak atau

kompensasi.

8. Jangan menggunakan atau mengakui hasil keluaran orang lain.

9. Harus mempertimbangkan akibat sosial dari program yang Anda tulis atau sistem yang Anda rancang.

10. Harus selalu menggunakan komputer dengan menjamin pertimbangan dan hormat sesama manusia.

(7)

Referensi:

Yaya Suryana, Ir., MSc., Dr. LECTURE NOTES Ethical Issues in Electronic Information

System. Teori dan Metodologi Etika Informasi

http://p2pfoundation.net/Value_Sensitive_Design http://projects.ischool.washington.edu/vsd/ http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-alfaryanoy-34478-3-2009ts-2.pdf http://www.researchgate.net/publication/259874470_Model_Pengendalian_Sosial_Pad a_Komunitas_Situs_Jejaring_Sosial http://online.binus.ac.id/S2/Content/Forum/Replies2.aspx?id=n5f11vlIfd1VsIhvDNc9%2bNoexU qa2AwwOeqNVMA2tunEH4y6JgHSnveMaZNaThiCqM6t2cymDkIKvRLPvkdmtA%3d%3d

Referensi

Dokumen terkait

yang artinya pengaruh Rekrutmen dan Promosi Jabatan terhadap Kinerja Karyawan pada PT Jambi Wood Industri Desa Rantau Puri sebesar 67,3% sedangkan sisanya 32,7%

PT Moda Global Maritim memiliki karyawan yang terdiri dari berbagai macam latar belakang budaya yang berbeda-beda di masing-masing individu, yang menjadi nilai dan harus

(1) Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran atau Surat peringatan atau surat lain

Jaringan granulasi pada dasar ulkus merupakan komponen jaringan ikat yang terdiri dari fibroblas, makrofag, dan sel endotel yang berproliferasi membentuk pembuluh darah

Perlu adanya perlindungan hukum bagi korban tindak pidana kekerasan seksual, Dimana perlindungan oleh mitra P2TP2A dapat diberikan secara terus menerus kepada

a. Berkaitan dengan keterbatasan kemampuan teknis yang dikuasai oleh guru terhadap teknologi komunikasi, komputer dan internet itu sendiri. Komunikasi dan interaksi hanya

Kemampuan mengontrol perilaku dapat berpengaruh terhadap adanya kontrol diri seseorang, tergantung dari kesiapannya menjalankan syari’at dengan penuh kesadaran, dan