• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MUATAN MATERI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

(Analisis Isi Pada Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII Karangan Dwiyono dkk Serta Pelaksanaannya Di SMP Muhammadiyah 7

Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat

Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh:

MUHLIS KURNIANTO A 220090091

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

MUATAN MATERI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

(Analisis Isi Pada Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII Karangan Dwiyono dkk Serta Pelaksanaannya Di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang

Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013)

Muhlis Kurnianto, A220090091, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2013, xix + 129 halaman.

Tujuan penelitian ini adalah, 1) untuk mendeskripsikan muatan materi pendidikan anti korupsi melalui analisis isi pada buku Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII karangan Dwiyono dkk yang digunakan di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang, Kecamatan Sumberlawang. Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013. 2) untuk menggambarkan pelaksanaan pendidikan anti korupsi di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.

Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan sumber data tidak bergerak, yaitu buku PKn kelas VIII karangan Dwiyono dkk dan bergerak, yaitu kepala sekolah, guru PKn dan siswa SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang kelas VIII. Teknik pengumpulan data ini menggunakan metode mengkaji dokumen/simak, observasi dan wawancara. Penelitian ini menggunakan dua macam trianggulasi, yaitu pertama trianggulasi data berupa informasi dari kepala sekolah, guru PKn, siswa dan dokumen berupa buku PKn karangan Dwiyono dkk. Kedua, trianggulasi teknik atau metode pengumpulan data yang berasal dari mengkaji dokumen/simak, observasi dan wawancara. Teknik analisis interaktif dengan analisis isi. Analisis interaktif dengan analisis isi digunakan untuk membandingkan data yang diperoleh dari data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan mengkaji dokumen.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) muatan materi pendidikan anti korupsi yang terkandung dalam buku PKn kelas VIII karangan Dwiyono dkk yang digunakan sudah sesuai dengan kurikulum dan SKKD PKn, nilai-nilai pendidikan anti korupsi yang termuat dalam buku PKn kelas VIII karangan Dwiyono dkk meliputi jujur, bertanggungjawab, berani, gigih dan ulet, kreatif, peduli, disiplin, kebersamaan, dan kesederhanaan; 2) pelaksanaan pendidikan anti korupsi di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen dilakukan bersamaan dalam proses pembelajaran PKn oleh guru PKn, selain itu pelaksanaan pendidikan anti korupsi juga dilakukan diluar kelas didalam lingkungan sekolah.

Kata kunci: Muatan materi Buku PKn, Pelaksanaan Pendidikan Anti Korupsi, Pendidikan PKn.

(5)

PENDAHULUAN

Pemberantasan korupsi tidak mudah dengan hanya menghukum para koruptor atau para mafia-mafia hukum, melalui pendidikan juga bisa menanamkan pemahaman peserta didik betapa bahayanya korupsi bagi kelangsungan hidup manusia. Pendidikan saat ini menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat, semakin berkembangnya teknologi dan informasi membuat pola pikir manusia berubah, manusia menganggap bahwa pendidikan menjadi hal yang sangat penting.

Pendidikan di Indonesia diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam memberikan pendidikan anti korupsi kepada siswa, melalui pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di harapkan terciptanya lulusan-lulusan yang mempunyai jiwa-jiwa dan mental anti korupsi. Melalui pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah diharapkan memberikan sumbangansih bagi penanaman nilai-nilai anti korupsi kepada siswa, karena Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan moral. Penanaman nilai-nilai anti korupsi kepada siswa tidak mudah membutuhkan waktu dan proses yang lama, sekarang mulai diadakannya kantin-kantin kejujuran di sekolah-sekolah yang di harapkan mampu memberikan pendidikan anti korupsi kepada siswa.

Berkaitan dengan pendidikan anti korupsi program Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan menyiapkan, membina dan mengembangkan pengetahuan-pengetahaun serta kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik yang berhubungan dengan isi pesan sila-sila pencasila. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi sekolah-sekolah untuk lebih memberikan porsi yang lebih pada pendidikan anti korupsi di dalam sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dipandang cukup penting untuk mengadakan penelitian tentang “Muatan Materi Pendidikan Anti Korupsi (Analisis Isi Pada Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII Karangan Dwiyono dkk Serta Pelaksanaannya Di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2012/2013)”.

(6)

LANDASAN TEORI

Mengkaji mengenai muatan dan pelaksanaan pendidikan anti korupsi dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan bukan masalah yang mudah. Guna acuan teoritis dalam penelitian ini, berikut ini dikemukakan mengenai teori atau konsep yang berkaitan dengan meteri pemberantasan korupsi di Indonesia, pendidikan anti korupsi, diantaranya konsep pendidikan, pendidikan anti korupsi, peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam pendidikan anti korupsi. Danim (2010:2-3) menjelaskan pengertian pendidikan bahwa.

Pendidikan adalah proses pemartabatan manusia menuju puncak optimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimilikinya. Pendidikan adalah proses membimbing, melatih, dan memandu manusia terhindar atau keluar dari kebodohan dan pembodohan.

Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 menjelaskan bahwa.

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Perkembangan paradigma pendidikan merupakan gerakan reformasi dalam pendidikan yang diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pendidikan.

1) Masa klasik

Menurut Jumali dkk (2008:145) menjekaskan bahwa, masuknya kebudayaan Hindu di beberapa daerah di pulau Jawa menjadi titik awal zaman sejarah tulis menulis di Indonesia. Tulisan dengan huruf pallawa yang berisi sastera, agama, sejarah, etika menjadikan sumber pendidikan golongan raja-raja dan bangsawan.

2) Paradigma pendidikan konvensional

Menurut Setyadi dan Muhibbin (2010:19-20) mengatakan bahwa, sistem pendidikan konvensional dalam proses pembelajarannya cenderung menekankan

(7)

pada aktivitas pemberian informasi yang harus pahami oleh sisiwa yang wajib diingat dan dihafal oleh siswa. Pada awalnya cara mengajar dipahami sekedar sebagai suatu kegiatan atau upaya mentransfer pengetahuan yang dimiliki guru kepada para siswanya, dengan paradigma ini siswa dianggap sebagai botol kosong belaka yang hanya sekedar menerima segala sesuatu hal yang diberikan guru melalui kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran konvensional mendasarkan diri pada paradigm intruktivisme yang berpusat pada guru (teacher aktive learning), sehingga popular dengan sebutan kegiatan belajar mengajar. 3) Paradigma pendidikan modern

Menurut Zamroni (2001:9) mengatakan bahwa, Paradigma ini merupakan peran pendidik dalam pembangunan yang bersifat komplek dan interaktif, melahirkan paradigma pendidikan sistemik-organik. Paradigma pendidikan sistemik-organik menekankan pada proses pendidikan formal sistem persekolahan harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Pendidikan lebih menekankan pada proses pembelajaran (learning) dari pada mengajar (teaching),

b) Pendidikan diorganisir dalam suatu struktur yang fleksibel,

c) Pendidikan memperlakukan peserta didik sebagai individu yang memiliki karate-ristik khusus dan mandiri,

d) Pendidikan merupakan proses yang berkesinam-bungan dan senantiasa berinteraksi dengan lingkungan.

Handoyo (2007:13) menjelaskan bahwa “Pendidikan antikorupsi adalah usaha sadar untuk memberi pemahaman dan mencegah terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah”. Menurut Sahdar (2011) menjelaskan bahwa latar belakang pendidikan anti korupsi yaitu.

Urgensi pendidikan antikorupsi dirasakan sebagai pilihan yang paling relevan dalam kondisi bangsa dan negara saat ini. Pada kondisi yang carut marut di berbagai sektor penyelenggaraan negara, arah berjalannya negara ini seperti membelakangi tujuan pendirian negara untuk keadilan sosial, kemakmuran, dan kesejahteraan seluruh rakyat.

Qaryati (2008) menjelaskan bahwa, Indikator perilaku anti korupsi adalah jika pelajar telah memiliki watak antara lain yaitu, jujur, bertanggung jawab,

(8)

berani, gigih dan ulet, kreatif, peduli, disiplin, kebersamaan, kesederhanaan. Menurut Bakry (2008:3) menjelaskan bahwa “pendidikan kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia”.

(9)

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian adalah dilakukan di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2012/2013. Tahap-tahap dalam pelaksanaan kegiatan dimulai dari tahap persiapan sampai dengan penulisan laporan penelitian. Secara keseluruhan semua kegiatan dilakukan selama kurang lebih empat bulan, yaitu sejak bulan Desember sampai dengan bulan Maret 2013. Menurut Sukmadinata (2011:12) mengatakan bahwa, banyak jenis pencarian yang dapat dilalukukan berdasarkan pendekatanya dibedakan antara, “pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif”. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena analisis datanya berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku yang diamati serta mempertimbangkan asumsi dari pendapat orang lain yang disebut sebagai narasumber. Penelitian ini sebagaimana diungkap di atas adalah jenis kualitatif, sehingga strategi yang digunakan ialah strategi jenis kualitatif.

Menurut Bungin (2008:76) menjelaskan bahwa, “subjek penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian”. Berdasarkan tersebut dapat disimpulkan subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, buku PKn kelas VIII karangan Dwiyono dkk, guru PKn, dan seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang. Maryadi dkk (2010:13) menjelaskan bahwa, “Objek penelitian adalah variabel yang diteliti, baik berupa peristiwa, tingkah laku, aktivitas, atau gejala-gejala sosial lainnya”. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan objek dalam penelitian ini adalah, isi materi dalam buku Pendidikan kewarganegaraan kelas VIII karangan Dwiyono dkk, dan pelaksanaan pendidikan anti korupsi pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang. Selanjutnya menurut Lofland dan Lofland sebagaimana diutip oleh Moleong (2004:157) menjelaskan bahwa, “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.

Sutopo (2006:66) menjelaskan bahwa, “Teknik pengumpulan data ialah cara dan teknik yang digunakan untuk mendapat data yang sesuai, guna memperoleh

(10)

jawaban atas permasalahan yang diteliti”. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik mencatat dokumen atau arsip, obsevasi, wawancara dan catat-mencatat yang masing-masing secara singkat diuraikan berikut ini:

1. Mengkaji Dokumen/Simak. Menurut Sarwono (2006:225) menjelaskan bahwa.

Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya.

2. Observasi. Menurut Mahmud (2011:168) mengatakan bahwa, “Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomane yang diselidiki”.

3. Wawancara. Menurut Mahmud (2011:173) menjelaskan bahwa, “wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-jawaban responden”.

Menurut Arikunto (2007:101) menjelaskan bahwa, “instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sitematis dan dipermudah olehnya”. Terkait dengan penelitian ini instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk telah dokumen atau arsip baik silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, maupun tata tertib sekolah adalah kisi-kisi telaah dokumen yang berupa indikator pendidikan anti korupsi. Keabsahan data merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu penelitian. Penelitian ini menerapkan bentuk trianggulasi sumber data sejenis (dokumen/arsip) yang berasal dari buku Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII karangan Dwiyono dkk dan trianggulasi teknik atau metode pengumpulan data yang berasal dari hasil wawancara, observasi, dan mengkaji dokumen yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang.

Miles dan Huberman (1992:15-19) mengatakan bahwa adapun langkah-langkah analisis data model Interaktif sebagai berikut:

(11)

1. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan wawancara dan dokunentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan focus terta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikut.

2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabtrakan, tranformasi data kasar yang ada dilapangan langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak penelitian mulai memfokuskan wilayah penelitian.

3. Pemyajian data, yaitu rangkain orgainasi informasi yang memungkinkan penelitian yang dilakukan. Dalam penyajian data diperoleh sebagai jenis jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau table.

4. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti da tanggap terhadap suatu yang dileliti langsung dilapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab-akibat.

Moleong (2004:127-148) menjelaskan langkah-langkah prosedur penelitian ini meliputi, tahap pra lapangan, tahap penelitian lapangan, observasi, tahap analisis data, dan analisis dokumentasi.

(12)

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini adalah 1) muatan materi pendidikan anti korupsi yang terkandung dalam buku PKn kelas VIII karangan Dwiyono dkk yang digunakan sudah sesuai dengan kurikulum dan SKKD PKn, nilai-nilai pendidikan anti korupsi yang termuat dalam buku PKn kelas VIII karangan Dwiyono dkk meliputi jujur, bertanggungjawab, berani, gigih dan ulet, kreatif, peduli, disiplin, kebersamaan, dan kesederhanaan. 2) pelaksanaan pendidikan anti korupsi di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen dilakukan bersamaan dalam proses pembelajaran PKn oleh guru PKn, selain itu pelaksanaan pendidikan anti korupsi juga dilakukan diluar kelas dalam lingkungan sekolah.

(13)

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Muatan materi pendidikan anti korupsi yang termuat dalam buku ajar PKn kelas VIII karangan Dwiyono dkk yang digunakan di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Sudah sesuai dengan kurikulum yang memuat SK dan KD. Adapun nilai-nilai pendidikan anti korupsi diantaranya jujur, bertanggungjawab, berani, gigih dan ulet, kreatif, peduli, disiplin, kebersamaan, dan kesederhanaan. Nilai-nilai pendidikan anti korupsi semuanya termuat dalam buku PKn Kelas VIII karangan Dwiyono dkk.

Pelaksanaan pendidikan anti korupsi dilaksanakan oleh guru PKn di tiap-tiap sekolah. Proses pelaksanaan pendidikan anti korupsi terhadap siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang, Kabupaten Sragen, dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran PKn di kelas dan luar kelas. Muatan materi buku Pendidikan Kewarganegaraan dapat mempengaruhi proses penanaman pendidikan anti korupsi yang dilakukan guru terhadap siswa. Penanaman pendidikan anti korupsi terhadap siswa akan mendorong siswa untuk memiliki kepribadian yang mencerminkan perilaku anti korupsi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kepribadian yang mencerminkan perilaku anti korupsi yang dimiliki siswa, akan berdampak pada perilaku yang berakhlak mulia serta berguna dalam kehidupan masyarakat.

Sebagai salah satu upaya untuk ikut mengembangkan pemikiran dalam rangka meningkatkan penanaman pendidikan anti korupsi, maka penulis perlu menyampaikan beberapa saran yaitu:

1. Kepada Penulis Buku

a. Penulis diharapkan mengacu pada standar isi yang telah ditetapkan pemerintah dalam peraturan menteri pendidikan nasional No. 22 Tahun 2006.

b. Penyusunan buku ajar diharapkan mempertimbangkan filosofi belajar yang berfokus pasa aktivitas belajar peserta didik.

(14)

a. Bagi penerbit buku untuk mencetak lebih banyak agar tidak terjadi penggandaan.

b. Menghasilkan buku ajar yang berkualitas. 3. Kepada Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah harus menjadi pemimpin perbaikan dan memberi contoh yang baik kepada guru maupun siswa.

b. Sekolah sebagai sarana pendidikan, diharapkan dapat penanamkan nilai-nilai-nilai anti korupsi dalam upaya menciptakan generasi yang mempunyai kepribadian mencerminkan perilaku anti korupsi.

4. Kepada Guru

a. Pendidik hendaknya mampu memberikan keteladanan yang baik kepada peserta didik tentang perilaku yang anti korupsi.

b. Guru hendaknya membimbing, menasehati, dan memantau keadaan siswa disekolah.

5. Kepada Siswa

a. Siswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan selalu bersikap positif dengan melaksanakan nilai-nilai anti korupsi baik di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun negara.

b. Siswa diharapkan selalu berprilaku yang mencerminkan perilaku anti korupsi baik di sekolah maupun dalam masyarakat, demi terwujudnya kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bakry, Noor Ms. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin, B. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kendana Pemuda Media Group.

Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan Landasan Pendidika, Teori, dan 234 Metafora Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Handoyo, Eko. 2007. Sekolah Agen Sebagai Pendidikan Antikorupsi. Makalah di sampaikan Pada Acara Seminar Nasional Yang Diselenggarakan Oleh Pokja di Semarang Pada 18 Januari 2007.

Jumali, Dkk. 2008. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Mahmud. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Maryadi, dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skipsi FKIP. Surakarta: FKIP UMS. Miles, Matthew dan Michael, Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Qaryati, Syahin. 2008. Penerapan Kurikulum Pendidikan Anti Korupsi. http://qaryatisyahin.wordpress.com/2008/11/30/penerapan-kurikulum-pendidikan-anti-korupsi/ (di akses pada 29 Januari 2013 pukul 13.09 WIB). Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sahdar. 29 Desember 2011. Pendidikan Antikorupsi. http://pendidikanantikorupsi.org/sample-page/ (di akses pada 23 Januari 2013 pukul 06.37 WIB).

Setyadi, Yulianto B. Dan Ahmad Muhibbin. 2010. Padagogi khusus bidang kewarganegaraan (PKN) dan IPS. Surakarta:depdiknas UMS Panitian sertifikasi guru rayon 4.

(16)

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian kualitatif (dasar teori dan terapannya dalam penelitian edisi 2). Surakarta: UNS.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Zamroni. 2001. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Biografi

Referensi

Dokumen terkait

Benar-benar aman menjadi diri sendiri dan saya tidak pernah berkonflik dengan anggota kerja yang lain.. Tidak pernah menjadi diri sendiri

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: apakah ekstrak etanol daun belimbing wuluh Averrhoa bilimbi (Linn.) mempunyai daya antiinflamasi pada tikus

Ada beberapa ketentuan ancaman pidana denda baik alternatif maupun kumulatif (dan / atau) yang memberi kebebasan kepada hakim untuk memilihnya apakah memberikan pidana

Seleksi tertulis dan wawancara akan diselenggarakan oleh Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah bersamaan dengan seleksi PPIH Arab Saudi dari unsur lainnya.. Bagi yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan, (2) Terdapat pengaruh yang

(1) Bahwa di siklus II telah terjadi peningkatan di dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan melalui metode

Sehubungan dengan itu maka perlu dilakukan kajian dan analisis pada bagian hulu Sungai Citanduy untuk mengetahui tingkat kerusakan pada bantaran sungai dan lahan

Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan metode Double Chain Ladder (DCL) yang mana merupakan pengembangan dari metode Chain Ladder klasik dengan melibatkan data