ALGORITMA RESUSITASI NEONATUS ALGORITMA RESUSITASI NEONATUS
(Sumber: UKK Neonatologi IDAI. Resusitasi neonatus !"#$% (Sumber: UKK Neonatologi IDAI. Resusitasi neonatus !"#$%
LANGKA& A'AL RESUSITASI
Indikasi
Bila salah satu atau lebih dari penilaian awal mendapat jawaban “dak”, langkah awal resusitasi segera dilakukan.
Langkah awal resusitasi terdiri dari ndakan berurutan sebagai berikut :
Memberikan kehangatan
Memposisikan bayi dan membukamembersihkan jalan napas Mengeringkan, sambil merangsang
Memposisikan kembali Menilai bayi
Memberian e)angatan
Bayi diletakkan di bawah alat peman!ar panas agar m resusitasi mudah men!apai bayi dan untuk mengurangi kehilangan panas. Biarkan bayi telanjang agar panas dari alat peman!ar dapat men!apai bayi dan untuk mendapat pandangan penuh.
Bayi yang lahir dengan umur gestasi kurang dari "# minggu, atau $ %&'' gram, dapat dipertahankan kehangatannya setelah lahir tanpa dikeringkan terlebih dahulu. Bayi diletakkan atau dibungkus dengan kantong plask polielen yang tembus pandang, kepala bayi di luar kantong dan ditutupi topi, sedangkan seluruh tubuh dibungkus plask.
Bayi diletakkan terlentang atau miring dengan leher sedikit tengadah dalam posisi menghidu. (engan demikian posisi )arings, larings dan trakea dalam satu garis lurus yang akan mempermudah masuknya udara. *osisi ini juga adalah posisi terbaik untuk melakukan +enlasi dengan balon dan sungkup danatau untuk pemasangan pipa endotrakeal. *erlu diperhakan agar men!egah posisi yang terlampau tengadah atau eksi karena keduanya dapat menghambat pemasukan udara.
Bersihkan jalan napas -bila perlu
/etelah persalinan, !ara yang tepat untuk membersihkan jalan napas selanjutnya bergantung pada : %. 0danya mekonium
". Bayi bugar atau dak
Mengeringan- sambil merangsang ,erna,asan
/eringkali meletakkan pada posisi yang benar dan menghisap sekret telah memberi rangsang yang !ukup untuk memulai pernapasan. Mengeringkan juga memberikan rangsangan. Mengeringkan tubuh dan kepala bayi akan membantu mengurangi kehilangan panas.
/ebagai bagian dari persiapan resusitasi, sediakan beberapa handuk atau selimut yang telah dihangatkan terlebih dahulu. Bayi dapat diletakkan di atas salah satu handuk yang kemudian dapat digunakan untuk mengeringkannya. 1anduk ini kemudian disingkirkan dan digankan dengan handuk baru yang hangat untuk melanjutkan pengeringan dan perangsangan.
/ambil mengeringkan bayi dan juga setelah itu, paskan bahwa kepala berada pada posisi yang benar agar jalan napas tetap terbuka.
2angsangan lain yang dapat membantu bayi bernapas adalah dengan memberikan rangsangan takl. 3ara yang aman dan sesuai untuk memberikan rangsangan takl adalah :
%. menepuk atau menyenl telapak kaki
". menggosok punggung, tubuh atau ekstremitas bayi
erian tamba)an osigen
4ambahan oksigen dak diperlukan se!ara run pada permulaan resusitasi. 5amun bila bayi mengalami sianosis selama resusitasi, sianosis dapat dihilangkan lebih !epat dengan memberi oksigen.
/eralatan untu melauan 0en1lasi teanan ,osi12
*eralatan yang digunakan untuk +enlasi tekanan posi) adalah balon mengembang sendiri (self-inatng bag), balon dak mengembang sendiri (ow-inatng bag), atau T-piece resusciaor . (alam 6' dek diberikan 74* "'86' kali : mengiku )rekuensi perna)asan bayi 9'8' kalimenit.
Kom,resi +a+a
(iperlukan dua orang untuk melakukan kompresi dada yang e)ek) 8 satu untuk menekan dada dan lainnya melanjutkan +enlasi. 4eknik yang digunakan dalam melakukan kompresi dada adalah teknik ibu jari dan teknik dua jari.
*osisi jari : %6 bawah tulang dadasternum
*enekanan : ; %6 diameter anterior8posterior dada
<e!epatan : satu siklus terdiri dari 6 kompresi = % +enlasi -waktu " dek (alam 6' dek bayi mendapat 2>* sebanyak %& siklus
E,ine2rin
?pine)rin % : %'.''' diberikan dengan dosis ',%8',6 mL<gBBkali. (apat diberikan se!ara intra+ena atau melalui pipa endotrakea. Bila akses intra+ena sulit didapat, diberikan melalui pipa endotrakea dengan dosis yang lebih besar yaitu ',%8'," mg<gBBkali -%8" mL<gBBkali. Bolus !airan %' mg<gBB bila perlu.
Da3ar /ustaa
%. @<< 5eonatologi I(0I. 2esusitasi neonatusA "'%9.
". (harmaseawani 5, 0sksia dan 2esusitasi Bayi Baru Lahir. Buku ajar 5eonatologi. <osim M/ et al, *enyunng. ?disi *ertama >akarta "'%' . hal %'68"9.
6. Internaonal Liaison 3ommiCee on 2esus!itaon. *art D: 5eonatal 2esus!itaon. 2esus!itaon. "''&A D:"E686'6.
GANGGUAN NA/AS /ADA A4I ARU LA&IR
/en+a)uluan
(istres 2espirasi atau gangguan napas merupakan masalah yang sering dijumpai pada hari F hari pertama kehidupan BBL, ditandai dengan takipnea, napas !uping hidung, retraksi interkostal, sianosis daan apnu.
Gangguan napas yang paling sering ialah 445 (Transien Tchypnea of he Newborn), 2 (/ (Respiraory Disress Syndrome) atau *51 -*enyakit Membran 1ialin dan (isplasia bronkopulmonar.
De5nisi
<umpulan gejala klinis terdapatnya kesulitan bernapas pada neonatus, yang ditandai dengan gejala utama seper takipnea -)rekuensi perna)asan H ' menit, sentral sianosis -lidah berwarna biru pada suhu ruangan, retraksi, dan merinh. Gejala lain dapat berupa napas !uping hidung dan periodik apnea.
E1ologi
a. *enyebab pulmonal
a. Respiraory disress syndromehyaline membrane disease penyakit membrane hialin: prematur, ibu diabetes mellitus -dak terkontrol, mbul saat lahir atau segera setelah lahir, progresi) dalam 9#8D" jam, bayi letargi, terjadi edema peri)er, )oto rontgen dada tampak small lungs dengan gambaran
granular pada lapangan paru.
b. Transien achypneu of he newbornwe lung syndrome : pas!a bedah kaisar, )etal hipoksiaasksia berat, sedasi maternal, polihidramnion, maturpremature, mbul segera dalam % jam pertama setelah lahir, perbaikan dalam "9 jam F hilang dalam D" jam, o+erinasi dada, )oto rontgen dada hiperinasi (large lungs), setelah usia jam gambaran rontgen dada berupa hiperekspansi paru, peningkatan parahiler +as!ular making dengan lapangan paru peri)er lebih bersih.
!. 0spirasi mekonium : maturpremature, pertumbuhan janin terhambat -*>4, mekonium staining pada kulit dan !airan amnion, saat dilakukan su!on dari mulut dan jalan na)as atas terdapat mekonium, hiperinasi dada, )oto rontgen dada menunjukkan hiperinasi dengan banyak white areas dari paru yang kolaps.
d. *neumonia -dihubungkan dengan sepsis neonatus: )aktor resiko sepsis, umumnya gejala mbul dalam usia %" jam F % hari pertama, gejalan klinis sepsis lain.
e. *erdarahan paru
f! "ronchopulmonary dysplasiachronic lung disease
g. <ista atau tumor intratoraks, e)usi atau kilotoraks, agenesia atau hipoplasia paru, emsema lobaris kongenital
b. *enyebab non pulmonal a. /umbatan jalan napas atas
b. *neumotoraks: pas!a +enlasi resusitasi3*0*, aspirasi mekonium, pergerakan dada asimetrik, sianosis mendadak, suara jantung melemah lebih kuat terdengar pada kanan sternum, peningkatan diameter anteroposterior, tranluminasi pada sisi pneumotoraks posi), )oto rontgen dada tampak udara pada rongga pleura.
!. 1ernia dia)ragmaka : skapoid abdomen
d. Gagal jantung konges), hipertensi pulmonal menetap. e. <elainan metabolik -asidosis, hipoglikemia, hipokalsemia ). (epresi neonatal
g. /yok, polisitemiaanemia, hipotermiahipertermia.
h. <elainan susunan sara) -perdarahan //* : trauma inpartu, persalinan sungsang.
Diagnosis Anamnesis
2iwayat kelahiran kurang bulan, sindrom aspirasi mekonium, in)eksi, trauma persalinan sungsang,
depresi susunan sara) pusat, perdarahan susunan sara) pusat.
2iwayat kelainan kongenital : arteri umbilikalis tunggal, abdomen !ekung pada hernia dia)ragmaka,
paralisis erb.
2iwayat diabetes pada ibu, perdarahan antepartum pada persalinan kurang bulan, partus lama,
ketuban pe!ah dini, oligohidramnion, penggunaan obat yang berlebihan.
/emerisaan 6isi
*ada pemeriksaan sik dapat dijumpai gejala klinik gangguan napas, berupa beberapa tanda di bawah ini :
Grunng /ianosis 2etraksi
4anda obstruksi saluran napas mulai dari hidung : atresia koana, ditandai dengan kesulitan
memasukkan pipa nasogastrik melalui hidung.
0ir ketuban ber!ampur mekonium atau pewarnaan hijau kekuningan pada tali pusat 0bdomen mengempis -s!aphoid abdomen
5apas !epat H ' kali per menit
/emerisaan /enun7ang %. Laboratorium
a. 0nalisa Gas (arah
*a3J" H &' mm1g, *aJ"$ ' mm1g, atau saturasi oksigen $ E'K 0sidosis metabolik atau asidosis respiratorik dan keadaan hipoksia
b. ?lektrolit
<enaikan kadar serum bikarbonat 1ipoglikemia
1ipokalemia, hipokalsemia, hipo)os)atemia
!. *emeriksaan darah run, 32*, I4, kultur darah. ". 2adiologik
oto toraks posisi 0* dan lateral, bila diperlukan serial. Gambaran radiologis memberi gambaran penyakit membran hialin.
Gambaran yang khas berupa pola rekulogranular, yang disebut dengan ground glass appearance, disertai dengan gambaran bronkus di bagian peri)er paru (air bronchogram).
4erdapat 9 stadium :
/tadium % : pola rekulogranular
/tadium " : stadium% = air bronchogram
/tadium 6 : stadium " = batas jantung8paru kabur /tadium 9 : stadium 6 = whie lung
/elama perawatan, diperlukan )oto toraks serial dengan inter+al sesuai indikasi. *ada pasien dapat ditemukan pneumotoraks sekunder karena pemakaian +enlator, atau terjadi bronchopulmonary dysplasia ("#D) setelah pemakaian +enlator jangka lama.
Tatalasana
%. 2awat inkubator, pertahankan suhu tubuh -aksila 6,&3 8 6D,&3.
". Jksigenasi untuk mempertahankan saturasi J" *asien dengan napas spontan dapat diberikan: 15, 3*0*, atau 5I**7. 0pabila dak terdapat napas spontan atau napas spontan dak adekuat dapat diberikan +enlasi mekanik.
6. *uasa per oral, berikan !airan parenteral dengan dekstrosa %'K, mulai ' mL<gBBhari.
9. Bila hipoper)usi, berikan larutan isotonus -5a3l ',EK atau +olume ekspander %' mL<gBBkali dalam waktu 6' menit -dapat diulang sampai " kali. *ermbangkan obatan8obatan inotropik bila pemberian !airan gagal.
. 3ari eologi :
2iwayat ante8perinatal *emeriksaan sik 2ontgen dada
*emeriksaan laboratorium 0nalisis gas darah dan elektrolit
Da3ar /ustaa
%. /holeh <osim M, Gangguan 5apas *ada Bayi baru lahir. Buku ajar 5eonatologi. <osim M/ et al, *enyunng. ?disi *ertama >akarta "'%' . hal %"89.
". 0ly 1, 2espiratory (isorders in the 5ewborn : Iden!aon and (iagnosis. *ediatri!s in 2e+iew "''9A"&A"'%.